Anda di halaman 1dari 3

Hal yang dilakukan oleh PP Polan dari KJPP P3 adalah bertentangan dengan KEPI 5.8.c.

1 yaitu :
“Penilai tidak dibenarkan melakukan persaingan yang tidak sehat dan atau dengan mempromosikan
dirinya sendiri kepada Pemberi Tugas untuk menggantikan kedudukan atau mengambil alih
penugasan Penilai lain dengan dalih dan cara apa pun.”
Dan KEPI 5.8.c.2 yaitu :
“Mencemarkan atau mencoba untuk mencemarkan nama baik Penilai lainnya dengan memberikan
dan atau menyampaikan ucapan atau pernyataan kepada pihak lain atau Pemberi Tugas yang dapat
merugikan kepentingan dan nama balk Penilai lainnya.”
Dan KEPI 4.5.e yaitu :
“Penilai harus menghindari tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. erlepas dari contoh yang
diberikan, termasuk setiap tindakan yang wajar dan yang diinformasikan pihak ketiga,
mempertimbangkan semua faktafakta spesifik dan kondisi yang tersedia bagi Penilai pada saat itu,
yang akan cenderung untuk memengaruhi reputasi baik profesi”
Membuat jargon “KJPP P3 adalah lebih baik dari seluruh KJPP terbaik di Indonesia” secara tidak
langsung mengintimidasi calon pemberi tugas yang menggiring opini bahwa KJPP selain P3 adalah
KJPP yang buruk, apapun dasar dan alasannya hal ini sebaiknya tidak dilakukan.
Saya sebagai salah satu rekan KJPP P3 yang baru bergabung dan baru mengetahui hal tersebut sebainya
melaporkan kepada asosiasi Penilai dan/atau pihak yang berwenang sesuai dengan KEPI 5.8.c.3 :
“Apabila Penilai mengetahui adanya kecenderungan atau indikasi bahwa Penilai yang bersangkutan
telah melakukan perbuatan sebagaimana disebutkan pada butir 5.8.c).1 dan 5.8.c).2. di atas adalah
menjadi kewajiban setiap Penilai untuk melaporkan kepada Asosiasi Profesi Penilai dan/atau pihak
yang berwenang berkaitan pengaturan kegiatan Profesi Penilai, termasuk memberikan bukti-bukti
yang tersedia yang diperlukan dalam usahanya mengupayakan pengusutan terhadap Penilai yang
bersangkutan.”

A. Analisis KEPI sehubungan permasalahan Pak Naga dan KJPP P3.


Semua pekerjaan penilaian harus dilandasi oleh Lingkup Penugasan yang disepakati di dalam
kontrak, dan mengacu pada SPI. Sesuai dengan KEPI 4.e, Perilaku Profesional. Bahwa setiap
pekerjaan penilaian harus didasari yang spesifik terkait SPI 103 – Lingkup penugasan, dimana
tercantum didalamnya informasi detil kepemilikan objek penilaian, dimensi fisik objek penilaian
dan sebagainya.

Sebagaimana diatur dalam :


KEPI 5.8.b.4
Hubungan kerja antara Penilai dengan Pemberi Tugas harus dituangkan dalam perjanjian tertulis
yang akan menjadi dasar hukum penugasan dan hubungan kerja kedua belah pihak yang isinya
antara lain menyebutkan jenis kegiatan atau penugasan, jangkak waktu penugasan, dan inbalan
jasa yang telah disepakati kedua belah pihak sesuai dengan standar yang berlaku.
Terkait dengan permintaan Pak Naga (calon pemberi tugas) yang menginginkan Penilai untuk
melakukan penilaian yang didasarkan dari perkiraan secara umum dari dimensi objek penilaian,
maka akan berbenturan dengan :
KEPI 4.2.o
Penilai tidak diperkenankan memberikan kesimpulan yang tidak didukung oleh alasan yang
memadai dan berdasarkan praduga, atau kesimpulan laporan yang mencerminkan suatu opini
bahwa praduga tersebut dapat mempengaruhi nilai.

Terkait bahwa PP Polan dari KJPP P3 memiliki hutang budi dan finansial yang hingga kini belum
terbayarkan, maka ada potensi berbenturan dengan :
KEPI 4.2.c
Dalam mempertimbangkan apakah suatu situasi menciptakan ancaman terhadap objektivitas,
Penilai harus mengetahui bahwa seringkali persepsi dari pihak lain mengenai adanya potensi
keberpihakan merupakan ancaman bagi kredibilitas penilaian.
Akan ada situasi di mana beberapa keterlibatan masa lalu atau saat ini baik dengan aset yang akan
dinilai atau pemilik aset yang menciptakan ancaman yang tidak material untuk objektivitas tetapi
yang dapat menimbulkan persepsi bias apabila kemudian ditemukan oleh pihak yang
menggunakan penilaian. Pengungkapan keterlibatan tersebut dalam Lingkup Penugasan dan
laporan dapat menjadi sarana yang efektif untuk menghindari persepsi bias.

Terkait imbalan jasa yang tidak wajar dengan potensi berbenturan dengan objektivitas Penilai,
juga dapat bertentangan dengan :
KEPI 5.8.b.6
Jumlah imbalan jasa yang diajukan kepada Pemberi Tugas harus merujuk kepada standar imbalan
jasa yang wajar sebagaimana yang ditetapkan Asosiasi Profesi Penilai.

B. Dalam hal menerima penugasan diatas, dengan memperhatikan ketentuan KEPI :


1. Memastikan bahwa adanya kontrak perikatan yang sesuai dengan lingkup penugasan spesifik
untuk pekerjaan penilaian yang akan dilakukan dan tidak hanya didasarkan oleh perjanjian
induk saja. Sesuai dengan KEPI 5.8.b.4.

Memastikan bahwa semua hal data dan informasi yang dibutuhkan untuk menjalankan
pekerjaan penilaian dapat diberikan secara detail dan lengkap oleh Pemberi Tugas sesuai
dengan KEPI 4.2.o

Memastikan bahwa tidak ada keterlibatan secara apapun PP Polan yang sedang memiliki
keterlibatan masa lalu hingga kini dalam hal menyusun asumsi pembentuk nilai dan opini
nilai yang dikeluarkan oleh Penilai dengan pengungkapan penyebab ancaman terhadap
objektivitas dengan setiap pencegahan yang diambil sesuai dengan :
KEPI 4.2.e
“Jika Penilai menganggap bahwa ancaman terhadap objektivitas dapat dihilangkan atau
secara efektif dikurangi dengan pengungkapan penyebab ancaman dan setiap pencegahan
lain yang diambil atau diusulkan, perhatian harus dilakukan untuk tidak melanggar prinsip
kerahasiaan. Jika keterlibatan masa lalu dengan aset atau pemilik aset tidak dapat diungkapkan
tanpa melanggar kewajiban kerahasiaan kepada Pemberi Tugas lain, penugasan tersebut harus
ditolak.”

Memastikan imbalan jasa sesuai dengan Standa Panduan Imbalan Jasa Penilaian oleh FKJPP
sesuai dengan KEPI 5.8.b.6.

2. 6 Butir Definisi Penugasan / Identifikasi Masalah


I. Identifikasi Pemberi Tugas & Pengguna Laporan
Pemberi Tugas : Pak Naga (atau perusahaan yang dipimpin oleh Pak Naga dengan
penanda tangan Pak Naga)
Pengguna Laporan : Pak Naga (atau perusahaan yang dipimpin oleh Pak Naga dengan
penanda tangan Pak Naga)

II. Penentuan Tujuan Penilaian


Tujuan Penilaian : Jual Beli, dengan Pak Naga (Pemberi Tugas) sebagai calon pembeli.

III. Penentuan Dasar Nilai


Dasar Nilai : Nilai Pasar

IV. Penentuan Objek Penilaian dan Hak Kepemilikan


Objek Penilaian : Hotel Bintang 4 yang berlokasi di pusat kota Jakarta.
Hak Kepemilikan : belum diketahui

V. Tanggal Penilaian :
Tanggal Penilaian belum diketahui, namun sesuai dengan tanggal terakhir dari
rangkaian inspeksi lapangan.

VI. Asumsi dan Kondisi Pembatas


- Objek penilaian sedang dalam keadaan free and clear dan tidak sedang dalam
sengketa dengan pihak manapun dan dapat dipindah tangankan.
- Penilaian dilakukan secara menyeluruh dan tanpa batasan akses terhadap objek
penilaian. Untuk aset yang tidak dapat dilihat secara langsung seperti dibawah tanah
atau diatas atap, maka kondisinya dianggap sama dengan keseluruhan aset secara
umum, dan spesifikasi sesuai dengan keterangan pendamping survei.
- Okupansi dan rate harian didasari dari informasi pasar yang sesuai dengan objek
penilaian yang didapat dari sumber informasi terpercaya yang tidak membutuhkan
verifikasi lagi sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai