MODUL PEMBELAJARAN 1
PROJEK IPAS
KONEKTIVITAS ANTAR RUANG DAN WAKTU
1 Informasi Umum
A. Identitas Modul
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Kuripan
Program Keahlian : Semua Program Keahlian
Kelas/Fase : X/E
Mata Pelajaran : IPAS
Menjelaskan fenomena secara ilmiah
Elemen :
Menerjemahkan data dan bukti- bukti secara ilmiah
Tahun Pelajaran : 2022-2023
Semester : Genap
Pertemuan ke- : 10-12
AlokasiWaktu : 18 JP
B. Kompetensi Awal
Peserta didik mampu menjelaskan fenomena secara ilmiah tentang kondisi sosial dan geografis
dusun tempat tinggalnya secara berkelompok
C. ProfilPelajar Pancasila
Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dalam berdoa sebelum dan setelah
pembelajaran
Bernalar Kritis dalam mendiskripsikan pengaruh kondisi sosial dan geografis terhadap
aktivitas sosial, ekonomi dan politik
Mandiri dalam menjelasakan pengertian konsep ruang, konsep waktu, pengertian interaksi
antar ruang
Kreatif dalam menyajikan contoh “interaksi antar ruang” antar wilayah di Indonesia, serta
yang terjadi di wilayahnya daTMahaEsa, dan berakhlakMulia, Berkebinekaan Global,
Mandiri, BernalarKritis, dan Kreatif
D. Sarana dan Prasarana
1. Laptop
2. HP
3. Internet
4. Digital Library
5. Buku catatan
E. Target Pesertadidik
1. Peserta didik dengan kemampuan di bawah rata-rata mampu menyebutkan pengertian
konsep ruang, waktu, dan interaksi/keterkaitan ruang dan waktu
2. Peserta didik dengan kemampuan rata-rata mampu menyebutkan dan menjelaskan Interaksi
Antar Ruang dari berbagai Aspek, yaitu aspek ruang, aspek waktu, aspek kelangkaan, dan
aspek kemasyarakatan.
3. Peserta didik dengan kemampuan di atas rata-rata mampu menyebutkan, menjelaskan,
mepresentasikan, mengevaluasi, dan menyimpulkan peta wilayah Indonesia, dan keadaan
alam wilayah Indonesia berupa dataran rendah, pantai, bukit dan perbukitan, dataran tinggi,
gunung dan pegunungan, ragam flora dan fauna di Indonesia, pola aktivitas ekonomi
penduduk Indonesia berdasarkan potensi alam yang ada di sekitarnya, serta menyebutkan
contohnya masing masing.
ammengikutibelamengajar
F. Model Pembelajaran
Pendekatan : Kontekstual
Projek IPAS SUPARMAN, S.Pd.
MODUL 4. Konektivitas Antar Ruang dan Waktu
SMKPK- SMKN 1 KURIPAN 2021
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Metode
Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik dan guru memulai kegiatan 30’ Curah
pembelajaran dengan berdoa dipimpin oleh salah
pendapat
satu peserta didik (beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan TME)
2. Guru melalukan pemeriksaan kehadiran dengan
melakukan presensi
3. Guru memastikan kesiapan siswa dalam mengikuti
pembelajaran
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan 10 ini adalah untuk mengulas tentang :
pengertian/konsep ruang, pengertian/konsep
waktu, pengertian interaksi ruang dan waktu, dan
Projek IPAS SUPARMAN, S.Pd.
MODUL 4. Konektivitas Antar Ruang dan Waktu
SMKPK- SMKN 1 KURIPAN 2021
Pertemuan ke-11
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Metode
Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik dan guru memulai kegiatan 30’ Curah
pembelajaran dengan berdoa dipimpin oleh salah
pendapat
satu peserta didik (beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan YME)
2. Guru melalukan pemeriksaan kehadiran dengan
melakukan presensi
3. Guru memastikan kesiapan siswa dalam mengikuti
pembelajaran
4. Guru mengingatkan kepada peserta didik bahwa
pembelajaran kali ini masih berkaitan dengan
pembelajaran sebelumnya, yaitu tentang aspek
ruang dan waktu.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan 16 ini adalah untuk mengulas tentang :
konektivitas antara ruang dan waktu.
6. Guru menayangkan sebuah gambar, sebagai
berikut:
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Metode
Waktu
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Metode
Waktu
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Metode
Waktu
pertanyaan yang diajukan.
9. Peserta didik membuat kesimpulan bersama-sama
tentang materi konsep ruang, waktu, dan interaksi
antara ruang dan waktu.
Penutup 1. Peserta didik dibimbing dan difasilitasi oleh guru 30’ Curah
bersama-sama membuat simpulan tentang materi
pendapat
interaksi antara ruang dan waktu.
2. Memberikan pertanyaan singkat kepada peserta
didik tentang materi yang telah diberikan.(mandiri,
berpikir kritis)
Misalnya:
Kalian kini telah memahami tentang konektivitas
antar ruang dan waktu, bisakah kalian
menghubungkan antara kegiatan ilegal logging
dengan terjadinya banjir dan tanah longsor di
berbagai wilayah?
3. Meminta peserta didik memberikan umpan balik
tentang kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan. Apakah pembelajaran hari ini mudah
dipahami, menarik, menyenangkan, dan
memberikan wawasan baru kepada peserta didik,
atau justru sebaliknya, malah membosankan,
membingungkan dan sebagainya, peserta didik
dapat mengekspresikan perasaannya
menggunakan emoticon tertentu.
4. Peserta didik diberikan tugas untk membaca
literatur lain yang berkaitan dengan materi konsep
ruang, waktu, dan interaksi ruang dan waktu.
5. Guru menyampaikan bahwa materi berikutnya
adalah tentang pengertian Interaksi Antar Ruang
dikaitkan dengan Keadaan Wilayah Indonesia,
serta tinjauan aspek ruang dari berbagai aspek,
yaitu aspek ruang, waktu, kelangkaan, dan aspek
kemasyarakatan.
6. Berdoa dan salam untuk menutup kegiatan
pembelajaran (beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan YME)
Pertemuan ke 12
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Metode
Waktu
Pendahuluan 8. Peserta didik dan guru memulai kegiatan 30’ Curah
pembelajaran dengan berdoa dipimpin oleh salah
pendapat
satu peserta didik (beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan YME)
9. Guru melalukan pemeriksaan kehadiran dengan
melakukan presensi
10.Guru memastikan kesiapan siswa dalam mengikuti
pembelajaran
11.Guru mengingatkan kepada peserta didik bahwa
pembelajaran kali ini masih berkaitan dengan
pembelajaran sebelumnya, yaitu tentang aspek
ruang dan waktu.
12.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan 12 ini adalah untuk projek pembuatan
Inti 13. Guru menjelaskan bahwa, traidisi suatu daerah 220’ Observasi,
khususnya Lombok tidak terlepas dari sejarah/
diskusi,
mitos pada masa lalu
14. Peserta didik dibagi ke dalam beberapa tanyajawab
kelompok, antara 5-6 orang untuk pembuatan
,
projek video asal muasal suatu tradisi di pulau
Lombok. dan
15.Selanjutnya kelompok-kelompok tersebut diminta
penugasan
untuk mendiskusikan tema yang akan di pilih untuk
menggali informasi terkait tema tersebut. .
16. Video projek dikumpulkan dalam bentuk link dan
ditampilkan / ditonton bersama dan kelompok lain
memberikan tanggapan atau umpan balik
Penutup 20’ Curah
17.Guru menyampaikan bahwa materi berikutnya
pendapat
adalah Interaksi, Komunikasi, Sosialisasi,
Institusi Sosial, dan Dinamika Sosial
b. Berikanpendapatmutentangbagaimanakondisilingkunganakanberdampakpadasemangatb
elajarmu?
c. Apasajayangdapatkamulakukanuntukmenciptakankenyamananlingkunganbelajardiru
mah?
d. Apayangkamurasakansaatmengunjungisalonkecantikanlalumelihatkondisiyangtidaknyama
n,misalnyadarisegiventilasiataupunkebersihanlingkungannya?
e. Apaharapanmusaatkamumempelajaritentangsanitasi,higiene,kesehatan,keselamatankerja?
2. AsesmenFormatif
Soal berikut ini merupakan soal evaluasi kegiatan belajar “aspek ruang dan waktu”
1. Jika diamati lebih detail, terdapat perbedaan antara pantai yang pasir putih dengan pasir
hitam. Pasir putih seperti di daerah Kute Lombok Tengah dikarenakan adanya sumber
daya alam berupa kapur yang menyebabkan pasir tersebut berbeda-beda. Dari
pernyataan tersebut,maka dapat diambil kesimpulan yangtepat..
a. Perbedaan pasir tidak ada perbedaanya
b. Perbedaan karakteristik pada setiap ruang dikarenakan sumber daya yang dimiliki
Projek IPAS SUPARMAN, S.Pd.
MODUL 4. Konektivitas Antar Ruang dan Waktu
SMKPK- SMKN 1 KURIPAN 2021
3 Lampiran
LAMPIRAN MATERI PERTEMUAN 10 PENGERTIAN RUANG, WAKTU, DAN KONEKTIVITAS
ANTAR RUANG
Aspek Keruangan dan konektivitas Antar ruang dan Waktu
Ruang di muka bumi merupakan komponen penting bagi kelangsungan makhluk hidup.
Kekayaan alam di dalamnya menjadi sumber kehidupan.
A. Pengertian Ruang
Ruang merupakan tempat di muka bumi, baik secara keseluruhan maupun sebagian yang
digunakan makhluk hidup untuk tinggal. Ruang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
individu/kelompok serta tempat menjalin hubungan dengan individu ataupun kelompok lain.
Ruang di bumi meliputi lapisan udara, wilayah perairan, dan wilayah daratan serta makhluk
hidup yang menempatinya. Batas ruang merupakan tempat bagi komponen-komponen
lingkungan hidup melakukan proses saling berinteraksi, saling memengaruhi, dan saling
ketergantungan.
B. Pengertian Aspek Waktu
Dalam geografi, aspek waktu dapat diartikan sebagai pertimbangan sudut pandang suatu
kejadian yang dipengaruhi oleh waktu. Suatu fenomena di permukaan bumi akan berhubungan
dengan aspek ruang dan waktu.
Konteks ruang dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Lampau menunjukkan waktu lampau berkaitan dengan masa lalu yang telah terjadi. Misalnya,
pembentukan bumi pada masa Eosen berlangsung sekira 55,8- 0,1 juta tahun yang lalu.
b. Sekarang, yaitu masa yang berkaitan dengan kegiatan yang sedang dilakukan. Misalnya,
pembangunan tol Trans-Jawa sepanjang 615 km yang sedang dilakukan pemerintah bertujuan
meningkatkan konektivitas antarruang.
c. Akan datang, yaitu aspek waktu yang berkaitan dengan kegiatan atau peristiwa yang akan
datang. Misalnya, menurut perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah sampah di Indonesia
pada tahun 2020 mencapai 80.235,87 ton perhari.
C. Interaksi Antar ruang
Ruang-ruang di permukaan bumi memiliki karakteristik bentuk, fungsi, potensi, dan kondisi
fisik berbeda-beda. Perbedaan tersebut menciptakan hubungan saling membutuhkan sehingga
terjadi interaksi antarruang. Suatu wilayah yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri
akan akan berinteraksi dengan wilayah lain untuk memenuhi kebutuhannya.
Setiap wilayah akan mencari sumber daya yang dibutuhkan. Oleh karena itu, interaksi
antarruang menjadi penting, misalnya interaksi dalam perdagangan. Selain aspek ekonomi,
pengaruh interaksi antarruang berdampak pada aspek sosial dan budaya. Sebagai contoh,
masyarakat di wilayah kota memiliki mata pencaharian lebih beragam daripada masyarakat di
desa. Kondisi ini menarik penduduk desa karena mata pencaharian di desa relatif sama, yaitu
pada bidang pertanian. Perbedaan kondisi sosial ini mendorong terjadinya interaksi antarruang.
Interaksi ditunjukkan oleh fenomena perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Faktor utama terjadinya interaksi antarruang:
a. Saling melengkapi (complementarity), menunjukkan kondisi setiap wilayah yang memiliki
perbedaan komoditas. Suatu wilayah dapat memenuhi kebutuhan komoditas dengan
mendatangkan komoditas dari wilayah lain.
b. Kesepakatan antara (intervening opportunity), menunjukkan suatu wilayah yang menawarkan
alternatif lebih baik sebagai sumber atau tujuan interaksi.
c. Kemudahan transfer (transferability), menunjukkan adanya kemudahan akses pemindahan
barang, jasa, manusia, atau informasi. Kondisi ini terkait infrastruktur dan saran prasarana
penghubung antarruang, misalnya jalan, sarana transportasi, dan komunikasi.
KONEKTIVITAS ANTAR RUANG
Kondisi topografi sangat berpengaruh pada aktivitas manusianya yang ditimbulkan dari adaptasi
dan pemanfaatan lingkungan alam oleh manusia dalam mempertahankan hidup. Misal di
daerah pegunungan yang subur sebagian besar massyarakat memanfaatkan lingkungan alam
untuk pertanian sayur karena cocok dengan kondisi tanah dan iklimnya. Dataran rendah,
masyarakatnya memanfaatkan lingkungan untuk menghasilkan bahan pangan yang sesuai
dengan kondisi alam dataran rendah, misalnya menanam padi sawah.
Manusia di daerah pegunungan memiliki pola rumah mengelompok mengikuti relief pegunungan
dengan bentuk rumah sedikit ventilasi untuk menyesuaikan dengan suhu pegunungan. Di
dataran rendah rumah biasanya memanjang mengikuti jalan, sungai, dan bentuk rumah banyak
ventilasi.
Kegiatan ekonomi merupakan pola kebudayaan yang mudah dikenali karena dipengaruhi oleh
kondisi alam. Realisasinya, jenis kehidupan berupa mata pencaharian bercorak khas sesuai
dengan kemampuan manusia beradaptasi dengan tata geografi daerahnya.
Mobilitas horisontal atau geografis yaitu gerak penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain dalam
jangka waktu tertentu.
(Sumber: Eva Banawati. 2013. Geografi Sosial. Yogyakarta: Ombak)
Suatu peristiwa dapat dikaji berdasarkan aspek ruang, waktu, kebutuhan, kemasyarakatan, dan
budaya. Memahami keadaan alam dan aktivitas penduduk kita awali dengan memahami konsep
keterkaitan (konektivitas) antara ruang dan waktu.
Ruang adalah tempat di permukaan bumi, baik secara keseluruhan maupun hanya
sebagian (Sumaatmadja, 1981). Ruang atau tempat digunakan manusia sebagai tempat tinggal
dan tempat melakukan interaksi antara satu dan yang lainnya. Mereka saling menyapa,
menegur, berkenalan, dan saling memengaruhi. Manusia tidak dapat hidup sendiri. Mereka
selalu berhubungan dengan manusia lain. Hubungan tersebut tercermin dalam interaksi sosial.
Interaksi sosial mendasari aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya satu dan
lainnya. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia menciptakan berbagai hal untuk membuat
kehidupan mereka menjadi lebih baik. Dalam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
ditentukan oleh interaksi sosial. Kebutuhan manusia dipenuhi melalui proses interaksi sosial.
KEADAAN ALAM INDONESIA
Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk Indonesia
Bentuk muka bumi Indonesia dapat dibedakan menjadi dataran rendah, dataran tinggi, bukit,
gunung, dan pegunungan.
a. Dataran Rendah
Di dataran rendah, aktivitas yang dominan adalah aktivitas pertanian. Di daerah ini
biasanya terjadi aktivitas pertanian menanam padi. Pulau Jawa menjadi sentra penghasil padi
terbesar di Indonesia. Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di
daerah dataran rendah, yaitu seperti berikut.
1) Di daerah dataran rendah, penduduk mudah melakukan pergerakan atau mobilitas dari satu
tempat ke tempat lainnya.
2) Dataran rendah dekat dengan pantai sehingga banyak penduduk yang bekerja sebagai
nelayan.
3) Memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui jalur laut. Pemusatan
penduduk di dataran rendah kemudian berkembang menjadi daerah perkotaan. Aktivitas
pertanian di dataran rendah umumnya adalah aktivitas pertanian lahan basah.
Aktivitas pertanian lahan basah dilakukan di daerah yang sumberairnya cukup tersedia
untuk mengairi lahan pertanian. Lahan basah umumnya dimanfaatkan untuk tanaman padi yang
dikenal dengan pertanian sawah.
Selain memiliki aktivitas penduduk tertentu yang dominan berkembang, dataran rendah
juga memiliki potensi bencana alam. Bencana alam yang berpotensi terjadi di dataran rendah
adalah banjir, tsunami, dan gempa. Banjir di dataran rendah terjadi karena aliran air sungai
yang tidak mampu lagi ditampung oleh alur sungai.
Pantai merupakan bagian dari dataran rendah yang berbatasan dengan laut. Di daerah
pantai, ancaman bencana yang mengancam penduduk adalah tsunami. Potensi bencana yang
juga mengancam daerah pantai adalah gempa.
b. Bukit dan Perbukitan
Perbukitan berarti kumpulan dari sejumlah bukit pada suatu wilayah tertentu. Di daerah
perbukitan, aktivitas permukiman tidak seperti di dataran rendah. Permukiman tersebar pada
daerah-daerah tertentu atau membentuk kelompok-kelompok kecil. Penduduk memanfaatkan
lahan datar yang luasnya terbatas di antara perbukitan. Permukiman umumnya dibangun di kaki
atau lembah perbukitan karena biasanya di tempat tersebut ditemukan sumber air berupa mata
air atau sungai.
Aktivitas ekonomi, khususnya pertanian, dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan
dengan kemiringan lereng tertentu. Untuk memudahkan penanaman, penduduk menggunakan
teknik sengkedan dengan memotong bagian lereng tertentu agar menjadi datar. Teknik ini
kemudian juga bermanfaat mengurangi erosi atau pengikisan oleh air.
Di daerah perbukitan, pada umumnya aktivitas pertanian adalah pertanian lahan kering.
Pertanian lahan kering merupakan pertanian yang dilakukan di wilayah yang pasokan airnya
terbatas atau hanya mengandalkan air hujan. Tanaman yang ditanam umumnya adalah umbi-
umbian atau palawija dan tanaman tahunan (kayu dan buah-buahan). Pada bagian lereng yang
masih landai dan lembah perbukitan, sebagian penduduk juga memanfaatkan lahannya untuk
tanaman padi.
c. Dataran Tinggi
Di daerah Dataran tinggi, aktivitas pertanian yang berkembang adalah menanam padi dan
beberapa jenis sayuran. Sejumlah dataran tinggi menjadi daerah tujuan wisata. Udaranya yang
sejuk dan pemandangan alamnya yang indah menjadi daya tarik penduduk untuk berwisata ke
daerah dataran tinggi. Beberapa dataran tinggi di Indonesia menjadi daerah tujuan wisata
misalnya Dieng.
d. Gunung dan Pegunungan
Penduduk yang tinggal di gunung atau pegunungan memanfaatkan lahan yang terbatas
untuk pertanian. Lahan-lahan dengan kemiringan yang cukup besar masih dimanfaatkan
penduduk. Komoditas yang dikembangkan biasanya adalah sayuran dan buah-buahan.
Sebagian penduduk memanfaatkan lahan yang miring dengan
menanam beberapa jenis kayu untuk dijual. Seperti halnya di daerah perbukitan, aktivitas
permukiman sulit dilakukan secara luas. Hanya pada bagian tertentu saja yang relatif datar
dimanfaatkan untuk permukiman. Permukiman dibangun di daerah yang dekat dengan sumber
air, terutama di lereng bawah atau di kaki gunung. Daerah ini memasok kebutuhan penduduk di
daerah dataran yang umumnya merupakan pusat-pusat permukiman penduduk. Sebaliknya,
daerah dataran menghasilkan banyak produk industri yang dikonsumsi oleh daerah lainnya.
Mobilitas penduduk dan barang terjadi di antara daerah-daerah tersebut karena perbedaan
aktivitas penduduk dan komoditas yang dihasilkannya. Potensi bencana alam di daerah
pegunungan adalah longsor dan letusan gunung berapi.
Sumber: Kementrian dan Kebudayaan. 2013. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/Mts Kelas
II. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayan.
Penebangan hutan dapat mengakibatkan tanah longsor, orang yang melakukan penebangan hutan
di lereng gunung menyebabkan tanah longsor dan menimpa lereng bagian lain yaitu bagian
bawahnya.
Peristiwa banjir di Jakarta terjadi karena curah hujan yang tinggi di daerah Bogor. Air hujan yang
jatuh di daerah Bogor masuk ke sungai dan meluap, lalu mengalir ke daerah yang lebih rendah
diantaranya di dataran rendah kota Jakarta. Akibatnya, Jakarta terkena banjir yang airnya sebagian
berasal dari daerah Bogor.
https://www.youtube.com/watch?v=OkwL79PRHTY
Contoh tersebut menunjukkan adanya keterkaitan peristiwa dan gejala antar-ruang yaitu Bogor
dengan Jakarta. Suatu gejala atau peristiwa pada suatu ruang tidak berdiri sendiri, tetapi akan
terkait dengan gejala atau peristiwa pada ruang lainnya.
Interaksi antar ruang dapat berupa pergerakan orang, barang, informasi dari daerah asal menuju
daerah tujuan. Menurut Bintarto (1987) interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal balik
dan mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku, baik melalui kontak langsung atau tidak langsung.
Interaksi melalui kontak langsung terjadi ketika seseorang datang ke tempat tujuan. Interaksi tidak
langsung terjadi melalui berbagai cara misalnya dengan membaca berita, melihat tayangan di
televisi dan lain-lain. Interaksi dapat terjadi dalam bentuk perjalanan menuju tempat kerja, migrasi,
perjalanan wisata, pemanfaatan fasilitas umum, pengiriman informasi atau modal, perdagangan
internasional, dan lain-lain. Interaksi dalam bentuk pergerakan manusia disebut mobilitas
penduduk, interaksi melalui perpindahan gagasan dan informasi disebut komunikasi, sedangkan
interaksi melalui perpindahan barang atau energi disebut transportasi. Interaksi tersebut terjadi jika
ongkos untuk melakukan interaksi antar daerah asal dan tujuan lebih rendah dari keuntungan yang
diperoleh. Contohnya, seorang yang pergi tempat kerja karena penghasilannya mampu menutupi
Ada beberapa kondisi saling bergantung yang diperlukan untuk terjadinya interaksi keruangan yaitu
saling melengkapi (complementarity), kesempatan antara (intervening opportunity) dan keadaan
dapat diserahkan/dipindahkan (transferability)
Contohnya,
Wilayah A biasanya membeli ikan ke wilayah B, namun kemudian diketahui ada wilayah C yang
juga penghasil ikan. Karena Wilayah C jaraknya lebih dekat dan ongkos transportasinya lebih
murah, para pembeli ikan dari wilayah A akan beralih membeli ikan ke wilayah C. Akibatnya,
interaksi antara wilayah A dengan B melemah.
Instruksi
Amatilah tabel berikut ini! Isilah tabel flora dan fauna dengan menyebutkan macam-macam flora
dan fauna sesuai dengan cakupan ruang, yaitu hutan hujan tropis, sabana, dan gurun.
Eksplorasilah jawaban kalian sebanyak banyaknya. Kemudian jawablah soal pada bawah tabel!
a) Setiap ruang memiliki karakteristik yang berbeda dengan lainnya, tidak ada satu ruang atau satu
tempatpun yang sama persis dengan tempat lainnya. Perbedaan karakteristik ruang biasanya
diikuti oleh sumber daya yang dihasilkannya. Ada yang bisa menjelaskan mengapa hal tersebut
bisa terjadi?
b) Perhatikanlah sekeliling kamu dan bandingkan dengan tempat lainnya dilihat dari keadaan
fisiknya (dari tanah, air, bebatuan, tumbuhan dan hewan) maupun keadaan masyarakatnya.
Masing-masing memiliki perbedaan. Tuliskan keadaan fisik di lingkungan sekitar tempat tinggalmu,
lalu presentasikan di depan kelas!
Catatan:
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………........