▪ Definisi praktis:
▪ Perilaku kebanyakan anggota organisasi, yang
diperoleh dengan cara dipelajari, sehingga bisa
diajarkan, diubah, direkayasa
Memahami Pengukuran
& menerima performansi
nilai-nilai & pemberian
organisasi penghargaan
Kuliah 9 Pendekatan Top Down & Bottom Up IIW@2022 7
2. Pembentukan Budaya Organisasi
Tahap Pembentukan Kelompok (Robin’s Model)
Performing
Norming
Storming
Existing groups
Forming might regress Adjourning
back to an earlier
stage of
development
Kuliah 9 Pendekatan Top Down & Bottom Up IIW@2022 8
3. Tingkatan Budaya Organisasi
Artifak:
Elemen (lapisan)
kultur organisasi
yang paling luar,
paling tampak,
manifestasi elemen
(lapisan) budaya
organisasi yang
lebih dalam.
Contoh: perilaku
karyawan, cara
berpakaian, layout
bangunan, SOP
▪ Contoh:
▪ Perhatian terlalu terfokus pada pemanfaatan
peluang dari lingkungan tetapi lalai (kurang)
memperbaiki proses internal atau sebaliknya
▪ Contoh:
▪ Jika nilai-nilai organisasi cenderung mementingkan
aspek internal, mementingkan kebahagiaan anggota
(orang), prosesnya organik, berarti Budaya
Kelompok yang akan muncul
Market:
▪ Fokus pada eksternal
(konsumen, supplier, pemerintah)
▪ Pengendalian internal dengan cara peraturan,
spesialisasi, sentralisasi
▪ Transaksi dengan pihak luar menjadi keunggulan
bersaing
▪ Kekuatan pasar, memuaskan konsumen menjadi
perhatian utama
▪ Value dominan: competitiveness & productivity
Clan Culture:
▪ Kebersamaan, Partisipasi
▪ Tujuan bersama
▪ Komitmen dari pegawai
▪ Keterlibatan pegawai
▪ Team work yang memiliki banyak kewenangan
▪ Penghargaan terhadap team work bukan individu
▪ Kesulitan:
▪ mengidentifikasi asumsi dasar ternyata sulit.
▪ sering ada gap antara nilai-nilai dengan tindakan /
perilaku aktual.
▪ sulit jika tidak ada budaya dominan yang tegas
proses transformasi
Changing
▪ Melakukan perubahan,
memperkuat driving forces
dan memperlemah
resistences
Refreezing
▪ Membawa kembali
organisasi pada
Kuliah 9 Pendekatan Top Down & Bottom Up keseimbangan yang baru
IIW@2022 44
6. Pendekatan Budaya Organisasi
▪ Berkaitan dengan pengelolaan SDM:
1. Evaluasi Jabatan: faktor yang dihargai lebih dalam
penilaian.
2. Sistem Imbalan: faktor yang dibayar lebih tinggi.
3. Performance Appraisal: corak performance yang
dianggap baik, yang menunjukkan aspek-aspek yang
dihargai.
4. Career Planning: potensi-potensi SDM yang dihargai
dan bisa berkembang
5. Diperkuat dengan berbagai tindakan bersifat
simbolis seperti pidato, slogan, spanduk,
penghargaan
Defiance
Confusion
Questionning
– Why?
– How Come?
– Who?
– What?
– When?
Resistensi
Organisasional
▪ Vision:
▪ What do we want to become ?
▪ Provide a picture of a different reality for future
▪ Give a business direction, a long term view what it
wants to accomplish, who want to serve & what it
would like to be
▪ Inspire employees of organization to be committed
& to work toward achieving future objectives
▪ Cara:
▪ secara sederhana: efektivitas organisasi diukur
dengan kuantitas sumber yang berhasil diperoleh
dari lingkungan
Pendekatan Integratif:
▪ Pendekatan sebelumnya, masing-masing hanya melihat
satu aspek saja ⇨ muncul pendekatan integratif
mengintegrasikan sumber proses dan sasaran
Pendekatan:
▪ Pendekatan Constituency
▪ Pendekatan bidang Sasaran (Goal Domain)
▪ Kerangka Ketergantungan (Continguency)
▪ Pendekatan Constituency:
▪ Populer, karena mampu memberikan gambaran
tentang profil performansi organisasi secara
keseluruhan
Peta Strategi