Disusun Oleh :
Rahmarina Sukianto Putri
P1337425120073
Semester VI B
Laporan ini telah disetujui dan disahkan sesuai dengan kegiatan yang telah kami
lakukan di Puskesmas Tengaran dari tanggal 20 Februari – 11 April 2023.
Mengesahkan :
Mengetahui,
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah suatu kesehatan sejahtera sempurna yang lengkap
meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan hanya terbebas dari
penyakit atau kelemahan. Selain itu seseorang dengan kesehatan yang baik
adalah apabila seseorang mampu produktif (Mubarak,dan Chayatin,2009).
Derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan melalui
upaya kesehatan yang dilakukan secara terpadu, terintegritas, dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk promosi kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), serta pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) (Notoatmodjo ,2010).
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu dari upaya pembangunan
kesehatan. Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut sebagai salah satu
upaya pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan ditujukan kepada
kelompok tertentu, termasuk di dalamnya anak tingkat pendidikan sekolah
dasar (Depkes RI,2000). Pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
lingkungan sekolah dasar merupakan tanggung jawab tiga unsur yaitu petugas
kesehatan, guru dan orang tua siswa (Hutabarat, 2009). Menurut Herijulianti,
Indriani dan Arini (2001), orang tua siswa sebagai salah satu unsur yang
memegang peranan penting dalam keberhasilan perawatan kesehatan gigi dan
mulut. Pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut harus
berkesinambungan baik dari pihak orang tua, sekolah maupun institusi
kesehatan. Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak ditemukan
dimasyarakat luas yaitu karies gigi, karies tidak hanya terjadi pada orang
dewasa tetapi dapat pula terjadi pada anak (T. Rasinta, 2012).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa
proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak atau berlubang
(45,3%). Sedangkan masalah kesehatan mulut yang mayoritas dialami
penduduk Indonesia adalah gusi bengkak dan/atau keluar bisul (abses) sebesar
14%. Anak usia sekolah dasar memiliki resiko besar terkena karies Anak usia
sekolah yang berusia 6-12 tahun masih kurang mengetahui tentang kebersihan
gigi dan mulut dibandingkan orang dewasa, terbukti pada angka nasional
untuk karies gigi usia 12 tahun mencapai 76,2% dengan indeks DMF-T
(Decay Missing Filled-Teeth). Di dunia diperkirakan bahwa 2 90% dari anak
sekolah pernah menderita karies gigi sedangkan kesehatan gigi dan mulut di
Indonesia merupakan penyakit masyarakat yang diderita oleh 38,5%
penduduk Indonesia (Fitriana, 2018:379). Selain karies atau gigi berlubang,
penyakit gigi dan mulut yang ada di usia anak-anak adalah gigi sundulan atau
persisitensi gigi. Dimana gigi susu belum tanggal sedangkan gigi
penggantinya sudah muncul. Hal tersebut jika dibiarkan dan tidak ditangani
akan mengganggu proses pertumbuhan gigi permanennya. Oleh karena itu,
peran terapis gigi dan mulut sangat diperlukan untuk mengurangi bahkan
mencegah masalah gigi dan mulut di Indonesia.
Dalam pelaksanaan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut diperlukan
suatu rencana kerja Plan of Action yang digunakan sebagai acuan pelaksana
tindakan, mulai dari kegiatan waktu dan biaya yang dibutuhkan guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari hasil penjaringan yang dilakukan
kepada masyarakat di SDN Cukil 01 kelas 4 pada tanggal 6-11 Maret 2023,
didapatkan hasil penjaringan DMF-T =2,64 dan OHI-S= 1,38. Hasil
penjaringan ini menunjukkan adanya kesenjangan antara target nasional
dengan hasil di lapangan. Maka dari itu untuk meningkatkan derajat kesehatan
gigi dan mulut perlu dilaksanakan rencana tindak lanjut pelayanan asuhan
kesehatan gigi dan mulut masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mewujudkan derajat kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut
pada anak sekolah dasar.
b. Memberikan pengalaman pembelajaran secara langsung bagi
mahasiswa.
2. Tujuan Khusus
Keterangan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan objektif diatas terlihat bahwa :
- DMF-T rata-rata pencapaian 0,2 sedangkan target nasional yang ditetapkan adalah ≤2.
- Def-t rata-rata pencapaian 2,68 sedangkan target nasional yang ditetapkan adalah ≤5
- OHI-S rata-rata pencapaian 1,38, sedangkan target nasional yang ditetapkan adalah ≤1,2.
B. Diagnosa
22. Helfi Satria Semua Elemen gigi Gigi sehat Topical Aplikasi
RA & RB Fluor
23. Santi Eka 85 Gangren Pulpa Observasi
24. Nazia Fitria 75 Persistensi Exo dengan CE
Keterangan :
Dari diagnosa diatas didapatkan masalah kesehatan gigi dan mulut diantaranya
yaitu : Gigi berlubang (KME,KMD,Gangren Pulpa), persistensi gigi, karang
gigi, sisa akar gigi susu, fissure dalam
C. Identifikasi Masalah
Dari data hasil penjaringan yang telah dilakukan dapat diperoleh identifikasi
masalah sebagai berikut :
a. DMFT = 0,2 ; D =0,2 ; M = 0 ; F = 0 menurut target nasional DMF-T ≤2
berarti keadaan ini (sudah) memenuhi target nasional dan perlu
ditingkatkan lagi
b. Def-t = 2,68 : d = 0,52 : e =2,16 : f = 0 menurut target nasional def-t ≤5
berarti keadaan ini (sudah) memenuhi target nasional dan perlu
ditingkatkan
c. OHIS = 1,38 ; DI = 0,76 ; CI = 0,27 menurut target nasional adalah OHIS
≤1.2 berarti keadaan ini belum mencapai target nasional dan dapat
ditingkatkan
D. Prioritas Masalah
No. Masalah U S G Total Prioritas
1. DMF-T 3 3 2 8 II
2. OHIS 4 2 3 9 I
3. Deft 2 2 2 6 III
E. Menetapkan Prioritas Jalan Keluar / Pemecahan Masalah
Output :
Masih banyak gigi
berlubang (karies) yang
perlu dilakukan perawatan
lebih lanjut
BAB III
PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI
1. Perencanaan Kegiatan
a. Persiapan
1) Perijinan : Kepala sekolah, wali kelas dan wali murid
2) Persiapan pasien : Menerima surat ijin dari orang tua
3) Persiapan Alat dan Bahan : Bahan – bahan dan alat sesuai
Tindakan yang akan dilakukan
4) Persiapan Operator : Ramah, pakaian sopan, bersih, dan rapi.
5) Persiapan ruangan : Hygiene ruangan
b. Pelaksanaan
Berdasarkan dari data masalah yang didapat maka dapat
direncanakan kegiatan pelayanan asuhan sebagai berikut:
1) Promotif
Dilakukan penyuluhan dengan materi :
Gigi berlubang,
Waktu dan cara menyikat gigi yang baik dan benar.
Makanan yang menyehatkan dan merugikan bagi gigi
2) Preventif
Dilakukan sikat gigi bersama
Topikal aplikasi fluor
Fissure sealant
Pembersihan karang gigi (scaling)
3) Kuratif
Melakukan penambalan ART dengan glass ionomer
Melakukan pencabutan gigi
Melakukan rujukan ke dokter gigi (Puskesmas)
2. Kebutuhan Alat
No. Jenis Kegiatan Alat Yang Dibutuhkan
1. Promotif Penyuluhan menggunakan model gigi
(phantom gigi), dan sikat gigi.
2. Preventif a. Bimbingan menyikat gigi bersama
Sikat gigi,air kumur, phantom
rahang, dan cermin
b. Topikal aplikasi fluor
Microbrush
c. Fissure sealant
OD set, bengkok, gelas kumur,
dappen disk, tempat kapas, eksavator,
agate spatel, dan plastis filling
instrument
d. Scalling
OD set, skaler manual, bengkok,
gelas kumur, tempat kapas
3. Kuratif a. Penambalan ART dengan GIC
OD set, bengkok, gelas kumur, cotton
roll,cotton pellet, tempat kapas, agate
spatel, Paper pad dan plastis
instrument
b. Pencabutan Gigi
3. Kebutuhan Bahan
No. Jenis Kegiatan Bahan Yang Dibutuhkan
1. Preventif
a. Bimbingan menyikat gigi
Fluor
c. Fissure sealant
d. Scaling
46 Sulastri Fissure sealant Instruksi setelah Fissure Pit dan fissure yang
Sealant dalam akan tertutup
16,26 Aisyah Nur bahan tambalan selant.
7 46 Ilham Catur Penumpatan glass Instruksi setelah ART Gigi yang terindikasi
ionomer cement untuk tidak makan karies sudah tertutup
36,46 Rizky Aditya (GIC) dengan ART selama ½ sampai 1 jam bahan tambalan, dan
Sulastri setelah dilakukan gigi berfungsi
penambalan. Kembali secara
36 M. Abdul Zaqi Serta memberikan normal.
informasi cara menjaga
83 Aufarul Dwiki gigi agar tidak mudah
berlubang
8 55,63 Ilham Catur Pencabutan gigi Instruksi setelah Elemen gigi yang
bermasalah berhasil
74 Novita sulung pencabutan. dicabut, dan gigi
1. Menggigit tampon berfungsi kembali
62,81 Raihandika selama 15 menit dengan baik.
2. Dilarang memainkan
74,78 Sulastri lubang bekas pencabutan
dengan jari atau lidah
84 Ana Jauhara 3. Dilarang makan
minum panas
63 Devana Luthfi
4. Diinstruksikan untuk
segera mengkonsumsi
84 M. Abdul Zaqi
makan minuman yang
dingin
53,84 Sri Atikah
5. diberikan informasi
untuk rajin
36 Aufarul Dwiki
memeriksakan gigi
minimal 6 bulan sekali.
Tahapan Dalam Per-Kunjungan
Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan Tahap Terminasi
a. Menggali perasaan, analisis a. Berkomunikasi dengan a. Memperhatikan respon
kuat dan keterbatasan pasien terhadap tindakan pasien
professional pada diri yang akan dilakukan b. Meninjau kemajuan pasien
sendiri b. Memberi kesempatan pada pasca rujukan
b. Memahami rencana pasien untuk memberi c. Melakukan
keperawatan secara baik respon pendokumentasian
c. Memahami efek samping c. Menerapkan pengetahuan
dan komplikasi yang intelektual dalam
mungkin muncul pelaksanaan tindakan
C. Evaluasi
Hasil evaluasi dari Tindakan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
3. KURATIF
a. Tumpat ART Terdapat 5 Semua gigi karies Dari 5 orang Telah
dengan GIC siswa /I yang dengan diagnose yang memiliki dilakukan
membutuhkan KME dan KMD gigi berlubang penumpatan
perawatan belum ditambal sudah dilakukan ART, Decay
penambalan penambalan berkurang
ART angka Filling
dan PTI
bertambah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil pelayanan asuhan gigi dan mulut masyarakat yang dilaksanakan pada
siswa/i di SDN Cukil 01 kelas 4 diperoleh kesimpulan yaitu :
1. Pada penjaringan kesehatan gigi dan mulut pada kelas VB diperoleh hasil :