Oleh:
Siskania Waty Siagian
PO.62.31.3.18.276
PENILAIAN
NO PARAMETER
YA TIDAK
1 Apakah asupan makan berkurang karena tidak
napsu makan?
2 Adakah gangguan Metabolisme (DM, Infeksi HIV,
TBC, dll)
3 Ada pertambahan berat badan kurang atau lebih
selama kehamilan
4 Nilai HB < 10 g/dl atau HCT < 30%
Jika jawaban ya ≥ 1 maka dilakukan pengkajian/asesmen gizi lebih lanjut
Total skor: 3
Kesimpulan: Berdasarkan hasil skrining pasien termasuk resiko tinggi, harus dirujuk ke ahli gizi
untuk mendapatkan intervensi lebih lanjut.
FORMAT ASUHAN GIZI
Berdasarkan perhitungan % deviasi dari standar LILA 72,46% termasuk kategori status
gizi kurang.
NC.3.1 Berat badan kurang berkaitan dengan 1) pola makan yang tidak teratur 2) DM
Gestasional ditandai dengan LILA/U 72,46% termasuk kategori gizi kurang
ND 1.2.4. Modifikasi KH :
Karbohidrat diberikan cukup sebesar 262 gram untuk membantu menurunkan kadar gula darah.
Diutamakan karbohidrat kompleks.
Karbohidrat sederhana diberikan rendah 13,08 gram untuk mengendalikan lonjakan gula darah
Rekomendasi Diet
E.1.2 Prioritasi Modifikasi : Pemberian diet DM 1900 kkal dalam bentuk makanan lunak
b. Antropometri :
LILA tetap
c. Biokimia/Laboratorium:
GDP, GD 2 JPP, WBC, Hb, albumin normal
d. Fisik/Klinis :
Tampak anemis (-) bedrest (-) dan pusing (-)
Apabila kondisi dan asupan pasien semakin membaik sesuai rencana intervensi maka
asupan dapat ditingkatkan menjadi 100% dengan bentuk makanan biasa.
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, Ny. DY sedang mengandung yang merupakan kehamilan pertamanya yang
sekarang usia kandungannya sekitar 37-38 minggu (trimester III). Pasien memiliki riwayat pola
makan yang kurang baik dan susunan menu yang kurang seimbang, sehingga asupan yang di
konsumsi deficit, yang menyebabkan pasien pusing, hanya istirahat ditempat tidur dan tampak
anemis. Berdasarkan recall 24 jam asupan pasien deficit berat Energi 977,2 kkal (40,9% dari
kebutuhan 2388 kkal), Protein 35,1 gram (26,11% dari kebutuhan 134,4 gram), Lemak 13,8 (22,8%
dari kebutuhan 60,3 gram) dan Karbohidrat 177,4 gram (54,2% dari kebutuhan 327 gram). Menurut
Ratzan, et al. (2000) kekurangan gizi merupakan spektrum gizi yang berhubungan dengan
gangguan, kekurangan, dan kondisi retardasi pertumbuhan intrauterin, malnutrisi energi-protein dan
kekurangan zat yodium, kekurangan vitamin A, dan defisiensi besi anemia. Malnutrisi
menimbulkan berbagai ancaman terhadap wanita, di antaranya melemahkan kemampuan wanita
untuk melahirkan, lebih mudah terkena infeksi, dan kemampuan untuk bisa pulih dari penyakit lebih
sedikit.
Hasil pengukuran antropometri pasien memiliki LILA 20 cm yang artinya pasien
mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) dibenarkan juga dengan perhitungan %deviasi
standar LILA/U 72,46% termasuk gizi kurang . Standar normal LILA yaitu ≥ 23,5 cm. Faktor yang
berpengaruh terhadap kejadian kekurangan energi kronis adalah pola makan yang kurang beragam
dan porsi yang kurang. Dampak dari ketidakseimbangan asupan gizi ibu hamil dapat menimbulkan
gangguan selama kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya. Apabila kondisi
ini berlangsung dalam waktu yang lama maka akan terjadi ketidakseimbangan asupan untuk
pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran energi sehingga menyebakan ibu hamil mengalami
Kekurangan Energi Kronis (Yuliastuti, 2013). Status gizi berdasarkan pengukuran LILA pada
pasien akan berubah apabila asupan makan pasien sesuai kebutuhan, asupan pasien normal sehingga
berdampak pada status pasien dari perubahan LILA nya. Pada kasus ini dilakukan pengukuran
tinggi lutut yang akan digunakan untuk pengukuran tinggi badan estimasi serta pengukuran LILA
akan digunakan untuk pengukuran berat badan estimasi.
Berdasarkan hasil laboratorium pasien didiagnosa mengalami DM Gestasional dan anemia.
Diabetes gestasional merupakan diabetes atau intoleransi glukosa dengan onset atau pertama kali
terdeteksi pada saat kehamilan. Penyebab pasti dari penyakit ini belum diketahui. Namun para
peneliti menjelaskan bahwa penyebab diabetes gestasional sangat kompleks dan melibatkan
kombinasi faktor genetik, kesehatan, dan gaya hidup. Di samping itu, selama kehamilan kadar
hormon dalam tubuh juga mengalami perubahan. Kondisi ini menjadikan tubuh lebih sulit untuk
memproses gula darah secara efisien, sehingga gula darah lebih mudah untuk naik. Dinyatakan
sebagai DM Gestasional dibenarkan dengan hasil laboratorium GDP 190 mg/dl dan GD 2 JPP 220
mg/dl tinggi. Terjadinya anemia disebabkan karena kurangnya jumlah sel darah merah sehat untuk
menghantarkan oksigen ke jaringan dan janin, anemia dapat diketahui bila kadar Hb < 11 mg dan
albumin 2,54 g/dl termasuk kategori rendah. Anemia adalah kondisi saat tubuh kekurangan sel
darah merah sehat untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Saat jaringan tubuh
kekurangan oksigen, kinerja organ jadi terhambat. Anemia pada ibu hamil perlu diwaspadai karena
bisa menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah, bayi lahir prematur, dan kematian pada
ibu. Ibu hamil berisiko mengalami anemia karena sebagian darahnya digunakan untuk mencukupi
nutrisi bayi dalam kandungan. Penyebab anemia pada ibu hamil bisa dipengaruhi sejumlah faktor,
seperti produksi sel darah merah dan kondisi kesehatannya. Melansir American Pregnancy
Association, penurunan kadar hemoglobin selama kehamilan bisa disebabkan ekspansi volume
plasma darah yang lebih besar ketimbang laju peningkatan sel darah merah. Selain itu, ibu hamil
juga bisa mengalami anemia karena kekurangan zat besi. Kondisi ini bisa dipicu ibu hamil kurang
asupan kaya zat besi atau penyerapan zat besi tidak optimal.
Pada penderita malnutrisi sering ditemukan kadar albumin serum yang rendah, namun tidak
jarang kadar albumin serum masih dalam batas normal. Peningkatan kadar albumin berkaitan erat
dengan kadar hemoglobin darah. Penurunan kadar albumin dalam darah akan menyebabkan
terjadinya penurunan kadar hemoglobin, karena protein merupakan salah salah unsur yang penting
diperlukan dalam sintesis hemoglobin dan pembawa zat besi, oleh karena itu apabila kadar albumin
dalam tubuh rendah, maka sintesis hemoglobin akan terganggu dan dapat mengakibatkan penurunan
kadar hemoglobin dalam darah (Sutedjo, 2007).
Prinsip pengaturan makanan pada penderita DM hampir sama dengan anjuran makanan
dengan masyarakat umum namun bagi penderita DM perlu diberikan penekanan mengenai
pentingya keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah kandungan kalori. Terapi gizi yang diberikan
yaitu diet DM 1900 kkal dalam bentuk makanan lunak karena pasien memiliki keluhan pusing serta
nafsu makan yang kurang, serta keadaan pasien yang bedrest. Pemberian makan 3x makanan utama
dan 3x makanan selingan. Asupan diberikan 80% dari kebutuhan yang diberikan secara bertahap.
apabila kondisi dan asupan pasien membaik sesuai rencana intervensi maka asupan akan
ditingkatkan menajdi 100% dalam bentuk makanan biasa.
Pemilihan bahan makanan yang tepat pada penderita DM yaitu kandungan Indeks glikemik
dan Glicemic Load rendah hingga sedang serta sumber makanan yang dapat meningkatkan kadar
albumin seperti putih telur dan ikan gabus. Karbohidrat yang dianjurkan yaitu karbohidrat kompleks
karena membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna, maka karbohidrat kompleks lebih cocok
dikonsumsi oleh para penderita diabetes karena gula dalam darah tidak akan meningkat dengan
cepat, pemberian lemak tidak jenuh, sumber protein heme, rendah natrium <2300 mg/hari, tinggi
serat untuk dapat memperlambat pengosongan lambung, sehingga mampu memperlambat
penyerapan gula oleh tubuh, yang pada akhirnya membuat kadar gula darah jadi tidak cepat naik
serta diimbangi dengan pemilihan makanan yang mengandung sumber vitamin C, asam folat, dan
zat besi untuk membantu meningkatkan kadar Hb pada pasien serta cairan untuk mencegah
terjadinya dehidrasi. Apabila pemilihan bahan makanan dalam menu, kadar albumin belum
tercukupi dapat dibantu dengan ekstrak putih telur agar kadar albumin yang dibutuhkan pasien
tercukupi. Perhitungan kebutuhan pada pasien yaitu menggunakan rumus perkeni serta adanya
penambahan bagi ibu hamil trimester III yang dilihat pada tabel Angka Kecukpan Gizi 2019.
LAMPIRAN
9. Konversi kebutuhan KH ke UC
Karbohidrat : 262/15 = 17,4 UC
Waktu makan % Jumlah KH Hasil Ketetapan Unit
(gram) Carbing
Makan pagi 20% 262 52,4 15 3,5
Selingan pagi 10% 262 26,2 15 1,7
Makan siang 30% 262 78,6 15 5,3
Selingan sore 10% 262 26,2 15 1,7
Makan malam 20% 262 52,4 15 3,5
Selingan malam 10% 262 26,2 15 1,7
Hasil= Jlh KH / ketetapan
UC = Hasil/ketetapan
Selingan Melon* 1 140 51,8 0,84 0,56 10,92 1,4 0 0,56 37,8 - -
malam Yoghurt* 0,7 126 65,52 4,15 3,15 5,04 0 0 0,12 50,4 - -
Air minum - - - - - - - - - - 300 -
TOTAL - - 1.657,79 92,8 55,2 238,6 17,45 237 16,675 572,42 1650 12,09
Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 2019. Penuntun Diet dan Terapi Gizi. Jakarta: EGC
Citerawati SY, Yetti Wira.2017. Assesmen Gizi. –Edisi Pertama. Cet. Ke-1. Yogyakarta:
Transmedika
Mirghani Dirar, A., & Doupis, J. (2017). Diakses pada 18 Mei 2020. Gestational diabetes from A to
Z. World journal of diabetes
Tresningyati,P https://www.academia.edu/10188976/Kasus_DM_hamil_Anemia?auto=download
diakses 20 agustus 2020
Willy,T.2019.
https://www.alodokter.com/diabetesgestasional#:~:text=Pada%20masa%20kehamilan%2C%20pl
asenta%20akan,meningkat%20dan%20menyebabkan%20diabetes%20gestasional. diakses 27
september 2020
Wahyuni.,Y,Huda Akbar Sugih.,M.2019. “Pemantauan Kesehatan Gizi Ibu Hamil Dilihat Dari
Pertambahan Berat Badan Dan Pengukuran Lingkar Lengan Atas (Lila) Berbasis E-Digital”
Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer dan Matematika, Vo.16, No.1, hal.235-244.
https://www.researchgate.net/publication/338406569_Pemantauan_Kesehatan_Gizi_Ibu_Hamil_
Dilihat_dari_Pertambahan_Berat_Badan_dan_Pengukuran_Lingkar_Lengan_Atas_LILA_Berbasi
s_E-Digital diakses 27 september 2020
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/8251/MjA5NDg=/Kadar-albumin-hemoglobin-hb-
dan-zat-besi-fe-pada-tikus-putih-rattus-norvegicuz-setelah-pemberian-makanan-enteral-
berformulasi-bahan-pangan-lokal-abstrak.pdf
Syamsiatun.,N,H & Siswati.,T. 2015. “Pemberian ekstra jus putih telur terhadap kadar albumin dan
Hb pada penderita hypoalbuminemia” Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol. 12, No. 2. hlm: 54-61
https://jurnal.ugm.ac.id/jgki/article/download/22919/15569 diakses 7 oktober 2020