Anda di halaman 1dari 9

MENGHADAPI PERILAKU KONSUMTIF DI ERA EDUCATION 4.

Dosen pengampu : Dr. Dra. Sri Wening M.Pd

Meita Yustika Aisah

19513241012

Pendidikan Teknik Busana

A1

PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Abad ke-21 ditandai dengan era revolusi industri 4.0 sebagai abad
keterbukaan atau abad globalisasi. Era revolusi industri 4.0 juga mengubah
cara pandang tentang pendidikan. Perubahan yang dilakukan tidak hanya
sekadar cara mengajar, tetapi jauh yang lebih esensial, yakni perubahan cara
pandang terhadap konsep pendidikan itu sendiri yang disebut era education
4.0.
Education 4.0 adalah program untuk mendukung terwujudnya pendidikan
cerdas melalui peningkatan dan pemerataan kualitas pendidikan, perluasan
akses dan relevansi memanfaatkan teknologi dalam mewujudkan pendidikan
Kelas Dunia untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki setidaknya 4
keterampilan abad 21 yaitu kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis dan kreatif,
mengacu pada standar kompetensi global dalam mempersiapkan generasi
muda memasuki realitas kerja global dan kehidupan abad 21. Era educaton
4.0 erat kaitannya dengan sebuah pemanfaatan teknologi secara maskimal,
banyak hal dapat dilakukan melalui media online yang dipermudah dalam era
ini, sebagai contoh pedaftaran sekolah maupun perkuliahan melalui media
online, penyebaran surat edaran melalui via email, pembelajaran online,
bahkan banyak aplikasi yang menyediakan video pembelajaran beserta
materi yang biasa didapatkan di sekolah.
Pada era ini, identik dengan kehidupan yang segalanya dipermudah
dengan adanya teknologi. Hal ini menimbulkan beberapa pengaruh positif
dan juga negatif. Perubahan pola konsumsi masyarakat tampak pada sikap
konsumerisme, dan menjadikan konsumsi sebagai bagian dari gaya hidup
dengan memperhatikan prestise dan pencitraan. Hal ini tidak terlepas dari
perubahan yang terjadi akibat era revolusi industri 4.0 yang berdampak
pada penjualan produk dengan memanfaatkan teknologi, Dengan adanya
era education 4.0 diharapkan mampu menghadapi adanya perilaku konsumtif
dengan menerapkan pola hidup sesuai dengan kebutuhan bukan keinginan,
berfikir kritis, teliti dan menerapkan hidup hemat.
b. Rumusan Masalah
a. Bagaimana perilaku konsumtif dapat terjadi ?
b. Bagaimana system yang diterapkan dalam education 4.0 untuk
menghadapi perilaku konsumtif?
c. Bagamaina implementasi secara nyata untuk menghadapi perilaku
konsumtif di era education 4.0
c. Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab dan dampak negatif dari perilaku konsumtif
2. Untuk mengetahui cara menghadapi perilaku konsumtif di era education
4.0
3. Untuk mengetahui implementasi secara nyata dalam menghadapi perilaku
konsumtif
BAB II
PEMBAHASAN
Kemajuan teknologi yang terjadi saat ini merupakan dampak dari adanya
era industri 4.0. Adanya kemudahan dalam mengakses teknologi terutama dalam
hal berbelanja mendorong para konsumen untuk berperilaku konsumtif karena
semua perbelanjaan dapat dilakukan secara online. Para konsumen diberi
kemudahan dalam mengaksesnya, bahkan dalam segala bidang. Menurut
Penelitian oleh Dewi, Nas, & Riadi (2016) menunjukkan bahwa faktor yang
dipertimbangkan konsumen dalam pengambilan keputusan terhadap pembelian
produk, dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, pribadi, sosial dan psikologi. Dalam
penelitian ini, perubahan terhadap perilaku terutama pada segmen mahasiswa,
pekerja profesional dan pekerja berpenghasilan rendah yang memiliki tingkat
ketergantungan pada teknologi yang tinggi. Penyebab dari mundulnya perilaku
tersebut diantaranya yaitu :

a.) Budaya / Tren


Fenomena tren budaya terjadi seiring perkembangan teknologi dan media
sosial yang menjadi sarana untuk mengekspresikan diri agar diketahui
oleh orang lain, komunitas dan masyarakat yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari dan aktivitas perilaku konsumen seperti perkembangan mode
busana dan aksesorisnya, penggunaan teknologi (smartphone, gadget,
teknologi lainnya) atau aktifitas lainnya, produk yang mendukung dan
menguatkan identitas pribadi penggunanya.
b.) Image/Pencitraan
Konsumsi barang yang dilatarbelakangi pencitraan sesungguhnya sangat
terkait oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis yang
merupakan bagian dari perilaku konsumen.
c.) Life Style / Gaya Hidup
Gaya Hidup merupakan kebutuhan sekunder manusia dan berubah
sesuai keinginannya serta pola pikirnya. Hal ini dapat terlihat dari cara
berpakaian, kebiasaan sehari-hari, produk yang dipergunakan dan
lainnya.
d.) Prestise
Secara konsep prestise ditafsirkan sebagai sebuah kehormatan atas
kemampuan yang dimiliki seseorang dan menjadikan orang tersebut
berbeda dengan orang lain. Dalam hal ini, kehormatan yang didapat
berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memiliki berbagai
macam, ragam, jenis dan kualitas produk sehingga akhirnya membuat
orang tersebut berbeda. Dalam penelitian ini, perbedaan dalam
penentuan sikap, terutama dalam memilih dan menyeleksi produk yang
menjadi citra dari nilai produk yang dikonsumsinya.
Adanya transformasi perilaku konsumsi terutama karena era revolusi
industri 4.0 yang antara lain menyebabkan perubahan pola penjualan, promosi,
dan konsumsi. Pembeli dan penjual tidak dibatasi ruang dan waktu dalam
melakukan transaksi. Perlu adanya gerakan yang dapat menimbulkan kesadaran
bagi konsumen untuk tetap memperhatikan sikap hidup hemat, membeli produk
sesuai dengan kebutuhan meskipun saat ini dihadapkan pada kemudahan dalam
membeli produk.
Era education 4.0 yang merupakan sistem pendidikan yang
mengutamakan pemanfaatan teknologi secara maksimal dan tepat sasaran.
Kemudahan mencari informasi, mentransfer informasi dan membuat sesuatu
yang baru dengan mudah dilakukan hanya dengan mengkoneksikan komputer
dan jaringan. Perubahan cara kerja lama dengan cara kerja baru yang serba
mudah secara otomatis memicu adanya perubahan pola pikir, cara kerja dan
hubungan yang harmonis antar individu atau kelompok masyarakat. Perubahan
yang disikapi secara bijak akan dapat menghasilkan output yang positif namun
sebaliknya, jika perubahan tersebut disikapi kurang bijak akan merugikan baik
diri sendiri maupun orang lain. Kita sebagai generasi yang hidup di era education
4.0 informasi mengenai bagaimana menjadi konsumen yang baik, sehingga
segala transaksi yang dilakukan dapat terjadi secara efektif dan efisien.
Sebelumnya, perlu ditanamkan sebuah prinsip bahwa perilaku konsumtif
bukanlah hal yang baik. Hal ini diharapkan mampu menjadi langkah dalam
menghadapi perilaku konsumtif.
Perlunya mata pelajaran dan mata kuliah pedidikan sebagai lamgkah
untuk menghindari perilaku konsumtif agar menjadi konsumen yan bijak dalam
mengelola keuangan.
Pendidikan konsumen mengajarkan bagimana perilaku konsumen yang
bijaksana. Perilaku konsumen itu sendiri adalah semua kegiatan, tindakan serta
proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum
membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah
melakukan kegiatan mengevaluasi (Sumarwan, 2003). Adanya mata pelajaran
maupun mata kuliah memiliki tujuan agar memiliki wawasan luas tentang barang
dan jasa, kebutuhan dan keinginan yang diperlukan dalam kehidupannya,
mempertinggi kemampuan memilih, membeli barang dan jasa yang dibutuhkan,
mempertinggi taraf kehidupan karena ekonominya menjadi sehat akibat umur
barang menjadi panjang sehingga menghemat pengeluaran, mencapai
keuntungan dan kepuasan dalam cara berkomsumsi.
Sosialiasi dibeberapa media sosial maupun secara langsung perlu
dilakukan untuk menambah wawasan agar tidak tertipu dengan barang yang
diperdagangkan baik dengan cara promise dalan bentuk iklan yang ditayangkan
diberbagai media. Selanjutnya dilakukan sosialisasi untuk menanamkan
pemahaman peserta mengenai hak dan kewajibannya sebagaimana yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
dan regulasinya. Diharapkan mampu mewujudkan komunitas konsumen yang
lebih cerdas, kritis, dan memiliki kesadaran bertindak baik untuk dirinya sendiri
maupun lingkungannya, sehingga mampu menghadapi pasar yang semakin
terbuka dan selanjutnya kepada pelaku usaha dapat meningkatkan
kesadarannya untuk melindungi konsumen sehingga tumbuh sikap jujur dan
bertanggung jawab dalam menjalankan usahanya secara professional,
mengedepankan etika bisnis, tertib mutu dan tertib ukur. Sosialiasi seperti ini
telah di laksanakan dibeberapa wilayah di Indonesia.
Implementasi nyata yang dapat dilkakukan dalam menghadapi perilaku
konsumtif di era eduation 4.0 yaitu dengan menabung, membuat anggaran
belanja, mengedepankan kebutuhan daripada keinginanm lebih cermat dan teliti
dalam membeli barang. Sebagai konsumen yang terdidik harus mampu menjadi
konsumen yang memenuhi hak dan kewajibannya tanpa melanggar hak dari
orang lain.
BAB III
KESIMPULAN

Era education 4.0 dengan masuknya pendidikan konsumen dalam mata pelajaran
merupakan hal penting untuk menghadapi perilaku konsumtif pada era tersebut. Oleh
karena itu pendidikan memiliki peran penting dalam mempersiapkan peserta didik agar
mampu berpikir kritis dalam pengelolaan keuangan sehingga terhindar dari perilaku
yang konsumtif. Dalam hal ini dukungan dari berbagai pihak terkait sangatlah
diperlukan agar mampu mempersiapkan generasi penerus bangsa yang mampu
berpikir kritis dalam berkonsumsi.
Daftar Pustaka

1. Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara,


Jakarta, 25 Oktober 2018 ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
2. JURNAL NUSANTARA OF RESEARCH 2019, Vol. 6, No. 1, 1-15 P-ISSN: 2579-
3063/ E-ISSN: 2355-7249 http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/efektor
3. Artikel Revolusi Industri 4.0 dan Dampaknya terhadap Pendidikan di Indonesia
oleh Sukartono FIP PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta
4. http://ranie928.blogspot.com/2010/09/pentingnya-pendidikan-konsumen-
terhadap.html
5. http://ditjenpktn.kemendag.go.id/edukasi-konsumen/edukasi-konsumen
6. www.sumbarprov.go.id/details/news/8240
7. https://swa.co.id/swa/trends/transformasi-edukasi-menuju-education-4-0-harus-
segera-dimulai
8. https://www.researchgate.net/publication/
332423142_ANALISIS_PENDIDIKAN_INDONESIA_DI_ERA_REVOLUSI_INDU
STRI_40

Anda mungkin juga menyukai