Oleh :
2214901045
Ci Ruangan
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan
karunia Nya saya bisa menyelesaikan makalah. Adapun maksud penulisan makalah
ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Asuhan Keperawatan di Rsud dr. Fauziah
Bireuen.
Saya menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah Asuhan Keperawatan ini telah dibaca, dikoreksi dan di setujui oleh
Pembimbing Klinik (CI)
( ) ( )
MENGETAHUI
( )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus dapat disebut juga dengan the silent killer sebab penyakit
ini dapat menyerang beberapa organ tubuh dan mengakibatkan berbagai macam
keluhan. Diabetes mellitus tidak dapat disembuhkan tetapi glukosa darah dapat
dikendalikan melalui empat pilar penatalaksanaan DM seperti edukasi, diet, olah
raga dan obat-obatan.
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
TINJAUAN PUSTAKA
B. Klasifikasi
Diabetes Mellitus tipe 2 atau yang sering disebut dengan Non Insulin
DependentDiabetes Mellitus (NIDDM) adalah jenis DiabetesMellitus yang
paling sering terjadi, mencakup sekitar 85% pasien DM. Keadaan ini ditandai
oleh resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif. Diabetes Mellitus tipe
ini lebih sering terjadi pada usia diatas40 tahun, tetapi dapat pula terjadi pada
orang dewasa muda dan anak-anak (Greenstein dan Wood, 2010).
C. Etiologi
Diabetes melitus tidak tergantung insulin (DM TIPE II) Menurut Smeltzel
2015 Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Faktor-faktor
resiko :
Obesitas
Riwayat keluarga
D. Patofisiologi
3. Aktivitas fisik
4. Ras/etnis
G. Komplikasi
1. Komplikasi Akut
a) Hipoglikemia
Sindrom ini timbul terutama pada pasien dengan DM tipe 2 atau jenis
lain. Pada pasien dengan sindroma ini maka hiperglikemia berat dan
dehidrasi dapat timbul tanpa disertai ketoasidosis. SHHNK dpat terjadi
sebagai gejala sisa terhadap stress berat dan dapat terjadi setelah “stroke”
atau pemasukan hidrat arang yang berlebihan. (Anonim, 2015).
2. Komplikasi Kronik
a) Komplikasi Makrovaskuler
b) Komplikasi Mikrovaskeler
H. Penatalaksaan
c. Terapi, Pada diabetes tipe II, insulin mungkin diperlukan sebagai terapi jangka
panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika diet dan obat
hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya.
I. Pemeriksaan Penunjang
Tes dilakukan bila ada kecurigaan DM. Pasien makan makanan yang
mengandung 100gr karbohidrat sebelum puasa dan menghentikan merokok
serta berolahraga. Glukosa 2 jam Post Prandial menunjukkan DM bila kadar
glukosa darah ≥ 200 mg/dl, sedangkan nilai normalnya ≤ 140. Toleransi
Glukosa Terganggu (TGT) apabila kadar glukosa > 140 mg/dl tetapi < 200
mg/dl
Pemeriksaan HbA1c
BAB IV
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
B. Saran
American Diabetes Association (ADA), (2013). Diakses tgl 11 juni 2017 Diabetes
bacic. Http://www.diabetes.org/ diabetes-bacics Biologi
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosia Keperawatan Indonesia Edisi 1
: Jakarta: DPP PPNI
Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2015. Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth. Jakarta : EGC