Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

RISIKO DAN HAZARD DALAM IMPLEMENTASI ASUHAN


KEPERAWATAN

Dosen Pengampu:

Mokhammad Nurhadi, S. Kep., Ns., M. Kep.

Disusun Oleh:

1. Afivah (21.14.2.029.099)
2. Ari Andini (21.14.2.029.104)
3. Bachtiar Ichwan (21.14.2.029.106)
4. Dellanikita (21.14.2.029.109)
5. Diah Ayu Nadia Nur Fanita (21.14.2.029.110)
6. Lik Andrian (21.14.2.029.123)
7. M. Syihab Sa’dy Amir (21.14.2.029.124)
8. Pheny Armalya Wiranti (21.14.2.029.131)
9. Rut Niken Widari (21.14.2.029.134)
10. Siti Nur Rohmah (21.14.2.029.140)
11. Suci Fitria Utami (21.14.2.029.141)
12. Vina Reza Antika (21.14.2.029.144)
13. Wahyu Agung Hadisiswoyo (21.14.2.029.149)

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah “Risiko dan Hazard dalam Implementasi Asuhan Keperawatan”
sebagai dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas yang diberikan oleh
Bapak Mokhammad Nurhadi, S, Kep., Ns., M. Kep. selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Keselamatan Kerja. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca tentang pelaksaan pelayanan telenursing
dalam pelayanan keperawatan di Indonesia.

Penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Mokhammad


Nurhadi, S, Kep., Ns., M. Kep. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Keselamatan
Kerja. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penyusun
berkaitan dengan topik yang diberikan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih
yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan
makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih


melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penyusun memohon maaf atas
kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penyusun juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Tuban, 19 Juni 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3

BAB II .................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN .................................................................................................... 4

2.1 Definisi Risiko dan Hazard dalam K3 ...................................................... 4

2.2 Faktor Risiko dan Hazard di Tempat Kerja .............................................. 4

2.3 Risiko dan Hazard yang Mungkin Tejadi dalam Implementasi Asuhan
Keperawatan........................................................................................................ 5

BAB III ................................................................................................................... 8

PENUTUP .............................................................................................................. 8

3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 8

3.2 Saran ......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan istilah yang yang
sangat populer. Bahkan di dalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal
dengan singkatan K3 yang artinya keselamatan, dan kesehatan kerja. Keselamatan
dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari pendekatan ilmiah dalam
upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk)
terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-kerugian lainya yang
mungkin terjadi. Jadi dapat dikatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan
risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin terjadi.

Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar


bagi kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa
kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban
jiwa yang tidak sedikit jumlanya. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan
kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang
tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun.

Secara keilmuan K3, didefinisikan sebagai ilmu dan penerapan teknologi


tentang pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Dari aspek hukum
K3 merupakan kumpulan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Melalui peraturan yang jelas dan
sanksi yang tegas, perlindungan K3 dapat ditegakkan, untuk itu diperlukan
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang K3. Bahkan ditingkat
internasional pun telah disepakati adanya konvensi-konvensi yang mengatur
tentang K3 secara universal sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, baik yang dikeluarkan oleh organisasi dunia seperti ILO, WHO,
maupun tingkat regional. Ditinjau dari aspek ekonomis, dengan menerapkan K3,
maka tingkat kecelakaan akan menurun, sehingga kompensasi terhadap
kecelakaan juga menurun, dan biaya tenaga kerja dapat berkurang. Sejalan dengan
itu, K3 yang efektif akan dapat meningkatkan produktivitas kerja sehingga dapat

1
meningkatkan hasil produksi. Hal ini pada gilirannya kemudian dapat mendorong
semua tempat kerja/industri maupun tempat-tempat umum merasakan perlunya
dan memiliki budaya K3 untuk diterapkan disetiap tempat dan waktu, sehingga
K3 menjadi salah satu budaya industrial.

Dengan melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenaga


kerja dari risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada
waktu melakukan pekerjaan di tempat kerja. Dengan dilaksanakannya
perlindungan K3, diharapkan akan tercipta tempat kerja yang aman, nyaman, sehat
dan tenaga kerja yang produktif, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja
dan produktivitas perusahaan. Dengan demikian K3 sangat besar peranannya
dalam upaya meningkatkan produktivitas perusahaan, terutama dapat mencegah
korban manusia.

Dengan demikian untuk mewujudkan K3 perlu dilaksanakan dengan


perencanaan dan pertimbangan yang tepat, dan salah satu kunci keberhasilannya
terletak pada peran serta pekerja sendiri baik sebagai subyek maupun obyek
perlindungan dimaksud dengan memperhatikan banyaknya risiko yang diperoleh.
Manajemen risiko menuntut tidak hanya keterlibatan pihak manajemen tetapi juga
komitmen manajemen dan seluruh pihak yang terkait. Pada konsep ini, bahaya
sebagai sumber kecelakaan kerja harus harus teridentifikasi, kemudian diadakan
perhitungan dan prioritas terhadap risiko dari bahaya tersebut dan terakhir adalah
pengontrolan risiko. Ditahap pengontrolan risiko, peran manajemen sangat
penting karena pengontrolan risiko membutuhkan ketersediaan semua sumber
daya yang dimiliki , karena pihak manajemen yang sanggup memenuhi
ketersediaan ini. Semua konsep-konsep utama tersebut semakin menyadarkan
akan pentingnya kebutuhan pengelolaan K3 dalam bentuk manajemen yang
sistematis dan mendasar. Integrasi ini diawali dengan kebijakan untuk mengelola
K3 menerapkan suatu sistem manajemen kesehatan dan keselamatam kerja.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi risiko dan hazard dalam K3?

2. Bagaimana faktor risiko dan hazard di tempat kerja?

2
3. Bagaimana risiko dan hazard yang mungkin tejadi dalam implementasi
asuhan keperawatan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi risiko dan hazard dalam K3

2. Untuk mengetahui faktor risiko dan hazard di tempat kerja

3. Untuk mengetahui risiko dan hazard yang mungkin tejadi dalam


implementasi asuhan keperawatan

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Risiko dan Hazard dalam K3


Risiko adalah gabungan dari kemungkinan (frekuensi) dan akibat atau
konsekuensi dari terjadinya bahaya. Penilaian risiko merupakan penilaian
menyeluruh untuk mengidentifikasi bahaya dan dan menentukan apakah risiko
dapat diterima. Penilaian risiko terdiri dari 3 langkah pelaksanaan yaitu identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko. Penilaian risiko merupakan salah
satu proses dari analisis risiko. Menurut standar AS/NZS 4360 kemungkinan
(probability) diberi rentang antara suatu risiko yang jarang terjadi sampai dengan
risiko yang dapat terjadi setiap saat. Untuk keparahan (consecuence) dikategorikan
antara kejadian yang tidak menimbulkan cedera atau hanya kerugian kecil dan yang
paling parah jika dapat menimbulkan kejadian fatal (meninggal dunia) atau
kerusakan besar terhadap aset organisasi.

Hazard adalah faktor-faktor intrinsik yang melekat pada sesuatu berupa


barang atau kondisi dan mempunyai potensi menimbulkan efek kesehatan maupun
keselamatan pekerja serta lingkungan yang memberikan dampak buruk. Bahaya
(hazard) secara luas diklasifikasikan sebagai bahaya biologis dan bahaya non
biologis.

2.2 Faktor Risiko dan Hazard di Tempat Kerja


Perawat merupakan profesi yang memiliki peran yang begitu besar terhapat
pasien di Rumah sakit, perawat memiliki tanggung jawab dan kewajiban yang besar
dalam menjalankan tugasnya. Ada banyak hal yang biasa di lakukan perawat di
rumah sakit mulai dari memberikan asuhan kepada pasin, memberikan pendidikan
kesehatan, serta merawat pasien. Sebagai seorang perawat yang memiliki banyak
peran, dan banyak menghabiskan waktu di rumah sakit tidak heran apabila sering
terjadi bahaya atau kecelakaan yang terjadi selama dalam proses kerja.

Dalam melakukan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai potensi


bahaya serta resiko yang bisa terjadi akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan
mesin,alat dan bahan serta lingkungan disamping faktor manusianya. Bahaya yang

4
terjadi bisa berupa bahaya fisik, biologi dan lain-lain. ada banyak faktor yang bisa
membahayakan perawat. Faktor-faktor tersebut antara lain yaitu:

1. Faktor bahaya kimia, seperti: gas, debu, cairan, partikel, uap, serbuk kimia,
bahan beracun, dan lain-lain.
2. Faktor bahaya biomekanik, seperti: posisi kerja gerakan, dan lain-lain.
3. Faktor fisika antara lain gelombang elektromagnetik, radiasi ion,
kebisingan, getaran, panas, dan dingin.
4. Faktor biologi, seperti serangga, bakteri patogen, jamur.
5. Faktor lingkungan kerja, seperti gerakan monoton, kelelahan, ketegangan
otot/boredom.
6. Faktor bahaya sosial psikologis, seperti: stres, kekerasan, hubungan yang
kurang harmonis antar pekerja atau hubungan yang kurang harmonis antara
staf dengan atasan. dan lain-lain.

Bahaya (hazard) secara luas diklasifikasikan sebagai bahaya biologis dan bahaya
non biologis.

1. Bahaya biologis: termasuk luka, laserasi, terkena benda tajam, kontak


langsung dengan spesimen yang terkontaminasi, bioterorisme, penyakit
infeksi, dan kontaminasi silang dari material kotor.
2. Bahaya non biologis: termasuk fisik, psikososial, dan ergonomis bahaya.

2.3 Risiko dan Hazard yang Mungkin Tejadi dalam Implementasi


Asuhan Keperawatan
Risiko dan hazard dalam implementasi asuhan keperawatan adalah perawat
saat melakukan proses implementasi harus menjamin bahwa tindakan yang akan
dilakukan adalah tindakan yang tepat. Perawat juga harus mampu menilai
kemampuan secara pribadi dalam melaksanakan proses implementasi agar tidak
terjadi kesalahan saat memberikan tindakan keperawatan pada pasien. Selain itu,
keselamatan pasien juga ditentukan dari peralatan medis dan lingkungan sekitar
pasien. Hal tersebut perlu diperhatikan agar pasien dapat terhindar dari infeksi lain
akibat melakukan kontak dengan benda asing atau lingkungan di luar tubuhnya.

5
Apabila terjadi kesalahan yang dilakukan oleh perawat ketika melakukan
tindakan keperawatan terhadap pasien, maka perawat akan salah dalam asuhan
keperawatan atau pengobatan yang bisa berpotensi terhadap keselamatan pasien.
Jika asuhan yang diberikan salah maka ada banyak efek yang bisa terjadi, berikut
adalah beberapa contoh risiko dan hazard yang terjadi dalam implementasi asuhan
keperawatan:

1. Pasien mengalami luka yang meliputi luka laserasi, luka tusukan benda
tajam saat perawat tindakan.
2. Pasien terkena specimen yang terkontaminasi bahan biohazardous,
bioterorisme, yang ditularkan melalui darah pathogen, penyakit infeksi,
penyakit udara, penyakit vector yang ditanggung, dan kontaminasi silang
dari material kotor
3. Bahaya fisik yang meliputi slip (terpeleset), trip (tersandung), dan fall
(jatuh) saat perawat tidak memperhatikan keselamatan dan posisi pasien
dalam melakukan tindakannya.
4. Ketiadaan rasa nyaman pada pasien saat perawat melakukan tindakan
karena terlalu bisingnya lingkungan yang diciptakan oleh perawat maupun
tenaga kesehatan lainnya.
5. Pemeriksaan dari sinar-x yang mengakibatkan radiasi pada pasien
merupakan salah satu hazard yang sangat merugikan yang terjadi dalam
Tindakan keperawatan.

Beberapa hal yang bisa di lakukan dalam mengendalikan risiko dan hazard
antara lain yaitu:

1. Upaya pengendalian pencahayaan


Dalam melakukan tindakan keperawatan perawat harus
memperhatikan kebutuhan dan resiko penerangan cahaya yang ada di
sekitar pasien. Kemudian, menggunakan bahan kimia seperti desinfektan
untuk menghindari infeksi. Perawat juga perlu memperhatikan keamaanan
bahan-bahan kimia yang ada di sekitar pasien, perawat tidak boleh lalai
dalam menggunakan dan menempatkan bahan kimia karena berpotensi
berbahaya juga untuk pasien terebut.

6
2. Upaya untuk menghindari bahaya biologis (tertular penyakit AIDS,
Hepatitis A, Hepatitis B, tuberculosis)
Perawat dapat mencegah risiko dan hazard dalam hal ini dengan
selalu menerapkan protokol kesehatan, dan menggunakan APD. yang
dibutuhkan sesuai dengan pekerjaan, seperti menggunakan sarung tangan
dan masker ketika kontak langsung dengan pasien.

3. Komunikasi dan hubungan tim


Komunikasi dan hubungan tim juga merupakan suatu hal penting
dalam meningkatkan keselamatan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan. Komunikasi dan hubungan tim merupakan sebuah proses
yang bisa dilaksanakan melalui rapat untuk memperoleh informasi, dan
pendapat dalam melaksanakan program kerja, evaluasi program kerja,
penyelesaian masalah bersama, bimbingan arahan, serta upaya yang bisa di
lakukan untuk mengurangi kesenjangan komunikasi antar pimpinan dan
sesama staf.

4. Membantu dalam aktifitas sehari-hari pasien di rumah sakit


5. Konseling
Memberikan waktu pasien untuk melakukan konseling atau sekedar
menanyakan hal-hal yang belum dipahami selama dilakukan tindakan
keperawatan untuk menghindari kesalahpahaman.

6. Menerapakn tiga prinsip pedoman implementasi asuhan keperawatan


(mempertahankan keamanan klien, memberikan asuhan yang efektif,
memberikan asuhan yang seefisien mungkin)

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu program didasari
pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya
(hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-
kerugian lainya yang mungkin terjadi. Risiko adalah gabungan dari kemungkinan
(frekuensi) dan akibat atau konsekuensi dari terjadinya bahaya. Hazard adalah
faktor-faktor intrinsik yang melekat pada sesuatu berupa barang atau kondisi dan
mempunyai potensi menimbulkan efek kesehatan maupun keselamatan pekerja
serta lingkungan yang memberikan dampak buruk. Bahaya yang terjadi bisa berupa
bahaya fisik, biologi dan lain-lain. ada banyak faktor yang bisa membahayakan
perawat seperti aktor bahaya kimia, faktor bahaya biomekanik, faktor fisika, faktor
biologi, faktor lingkungan kerja, dan faktor bahaya sosial psikologis.

Risiko dan hazard dalam implementasi asuhan keperawatan adalah perawat


saat melakukan proses implementasi harus menjamin bahwa tindakan yang akan
dilakukan adalah tindakan yang tepat. Perawat juga harus mampu menilai
kemampuan secara pribadi dalam melaksanakan proses implementasi agar tidak
terjadi kesalahan saat memberikan tindakan keperawatan pada pasien.

3.2 Saran
Saat melakukan proses keperawatan, perawat harus benar-benar
memperhatikan hazard dan resiko yang kemungkinan terjadi. Hal ini bertujuan
untuk mencegah dan menghindari terjadinya kecelakaan kerja, seperti terinfeksi
penyakit, mendapatkan kekerasan fisik/verbal saat melakukan tindakan pada
pasien, dan mendapatkan informasi yang tidak sesuai dari pasien. Pencegahan
terjadinya risiko dan hazard bukan hanya untuk perawat saja, melainkan untuk
pasien yang menjadi tujuan dilaukannya tindakan keperawatan. Salah satu cara
untuk menghindari dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja, maka disarankan
untuk menggunakan APD yang sesuai saat melakukan tindakan dan menjaga
keamanan pasien agar terhindar dari hazard yang mungkin terjadi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, S. (2020). Risiko dan Hazard dalam Implementasi Asuhan Keperawatan.

Nisa, K. (2021). Resiko dan Hazard Perawat dalam Memberikan Asuhan


Keperawatan di Rumah Sakit.

Rajvinder Kour, Ankit Singh, Neha Ahire. (2020). An implementation study on


Hazard Identi cation and Risk Assessment (HIRA) technique in the
Critical Care Unit of a Tertiary Care Hospital. Indian Journal of Forensic
Medicine and Toxicology, 14(4), 4018-4026.

S.M. Ogunnaikem, M.O. Akinwaare. (2020). Occupational Hazard Preventive


Measures Among Nurse in a Nigeria Tertiary Health Instution. Nurse Care
Open Access, 20-5.

Saragih, S. (n.d.). Resiko dan Hazard dalam Percencanaan Asuhan Keperawatan.

Sembiring, D. (n.d.). Upaya Mencegah dan Meminimalkan Resiko dan Hazard Pada
Tahap Implementasi Asuhan Keperawatan Beserta Contoh Kasus.

Sembiring, N. (n.d.). Resiko dan Hazard dalam Tahap Asuhan Keperawatan. Jurnal
Kesehatan, 1(10).

Suzana Indragiri, Triesda Yuttya. (2018). Manajemen Risko K3 Menggunakan


Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC). Jurnal
Kesehatan, 9, 39-52.

Tri Anjaswarni, Susi Milwati, Karlyn Ayu Angelina Marapaung. (2022, Januari).
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecelakaan Kerja Perawat
dalam Pelayanan Kesehatan/Keperawatan di Rumah Sakit. Jurnal
Kesehatan Kusuma Husada, 1-17.

Anda mungkin juga menyukai