Oleh:
NIM 205070201111031
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
DAFTAR ISI
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
akan kecelakaan kerja, tidak hanya para pekerja rumah sakit yang beresiko
tidak diinginkan, apabila tidak dapat dicegah diupayakan agar tidak terulang,
1
melalui upaya belajar dari kesalahan.Keselamatan merupakan prinsip dasar
2020) dan dianggap sebagai prioritas utama (Zheng et al, 2018 dalam
pasien. Ada jutaan pasien di dunia yang menderita kecacatan, cedera atau
kematian setiap tahun karena praktik medis yang tidak aman. Hal ini
norma yang penting untuk organisasi kesehatan perilaku apa yang sesuai
2
bahwa sebanyak 24 dari setiap 100 pasien dapat mengalami kejadian yang
bahwa antara 24 dan 42 dari setiap 100 pasien yang mengalami kejadian
tidak diharapkan mengalami kerugian dan sekitar 6 dari setiap 100 pasien
lainnya, dan infeksi yang terkait dengan perawatan kesehatan, relatif jarang
terjadi. Demikian pula, efek samping yang paling sering dilaporkan juga
3
secara substansial antara studi yang berbeda, tergantung pada pertanyaan
penelitian spesifik yang ditujukan dan pendekatan studi yang digunakan, dan
berikut dari literatur menunjukkan variasi yang luas dalam kejadian masalah
Wensing, 2016).
sistem medis dan setidaknya satu dari sepuluh pasien terpengaruh. Adverse
Events (AEs) adalah hasil yang berbahaya dan negatif yang terjadi ketika
kasus ini, penyebabnya mungkin karena kesalahan manusia atau zat dalam
Komunikasi yang buruk dan perintah atau dokumentasi yang tidak tepat juga
2023).
4
Kesalahan pembedahan adalah penyebab lain dari potensi KTD. Setiap
yang tidak tepat selama pengobatan, seperti kesalahan lokasi yang salah
gatal-gatal dan diare sehingga harus dirawat lebih lama sampai pada akibat
yang fatal seperti misalnya cacat seumur hidup dan bahkan meninggal.
kesalahan namun juga kesehatan fisik dan juga jiwa mereka turut terancam.
kerugian bagi pasien dan pihak puskesmas itu sendiri, seperti biaya yang
harus dipertanggung jawabkan oleh pasien menjadi lebih besar, pasien akan
Keruggian bagi rumah sakit yang harus dikeluarkan menjadi lebih besar
mengakibatkan cidera.
5
pembedahan , menyebabkan kesalahan berkelanjutan, menurunnya kondisi
salah menekan tombol maka tombol tersebut diberi warna yang sangat
/cedera yang tidak seharusnya terjadi atau bebas dari harm yang potensial
akan terjadi (penyakit, cedera fisik / sosial / psikologis, cacat, kematian dll),
6
karena itu, puskesmas perlu membangun budaya keselamatan pasien yang
kuat dan melibatkan semua staf medis dan administrasi dalam menciptakan
adalah salah satu kota yang memiliki Puskemas dengan jumlah banyak dan
Events).
Kota Malang ?
7
3.3. Tujuan Penelitian
Kota Malang
Malang.
8
dengan kejadian tidak diharapkan (Adverse Events) di Puskesmas
Kota Malang
2. Bagi Mahasiswa
9
TINJAUAN PUSTAKA
10
atau mencelakakan karyawan, manajemen, pasien, atau anggota
masyarakat lainnya.
11
komposisi. Sebagai tambahannya komposisi, survei mencakup dua
mencegah kesalahan.
12
5. Dukungan manajemen untuk keselamatan pasien; Manajemen
untuk efektivitas.
keselamatan pasien.
pasien.
13
12. Kerja sama tim dalam unit; Staf saling mendukung,
lain:
1. Organisasi lebih tahu jika ada kesalahan yang akan terjadi atau jika
diterima pasien.
terapi.
keluhan pasien.
14
2.1.4. Indikator Budaya Keselamatan Pasien
meningkat
15
2.1.5. Dimensi Budaya Keselamatan Pasien
a. Kepemimpinan
b. Kerja sama/Teamwork
16
dalam keselamata pasien salah satunya adalah kerja sama tim
c. Komunikasi Terbuka
keselamatan pasien.
17
motivasi untuk memberikan setiap hal yang berhubungan dengan
sebuah asuhan medis pasien. Strategi ini ditetapkan oleh The Joint
18
pelaporan yang dapat menjadi pelajaran dalam keselamatan pasien
(Nurmalia, 2017).
e. Staffing
dimiliki perawat sesuai dengan kebutuhan yang ada di tiap unit yang
f. Reporting culture
19
dan memberikan penghargaan terhadap identifikasi, pelaporan, dan
20
keselamatan pasien di rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
efektif).
21
Sedangkan tujuan keselamatan pasien menurut Departemen
berikut:
masyarakat.
kebutuhannya.
d. Kenyamanan fisik.
e. Dukungan emosi.
Illinois, USA pada tahun 2002 yang disesuaikan dengan situasi dan
22
kondisi perumah sakitan di Indonesia. Standar keselamatan pasien
1. Hak pasien
pelayanan.
keselamatan pasien.
23
melalui penerapan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan
pasien.
keselamatan pasien.
24
a. Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses
Namun apa pun alasannya hal tersebut tidak boleh terjadi karena
dan bukan karena kondisi pasien. KTD ada yang dapat dicegah dan
ada yang tidak dapat dicegah. KTD yang dapat dicegah berasal dari
Negara maju. KTD yang tidak dapat dicegah adalah suatu kesalahan
25
institusi yang bergerak di bidang apapun, menerapkan suatu sistem
2018):
cedera.
insiden.
a. Alat Kesehatan
26
Penggunaan yang tidak sesuai prosedur
2.4. Puskesmas
27
kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh puskesmas kepada
Indonesia, 2017).
28
Puskesmas berdasarkan kemampuan penyelenggaraan
dikategorikan menjadi:
29
strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
(Azwar, 2016).
30
BAB III
PENELITIAN
hubungan atau kaitan antara konsep- konsep atau variabel- variabel yang
Gambar 3.1.
Kerangka Konsep
31
pasien adalah produk dari nilai, sikap, kompetensi dan pola perilaku
meningkat.
serta sensitif terhadap perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat
32
Menurut Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit atau (KKP-
dan bukan karena kondisi pasien. KTD ada yang dapat dicegah dan
ada yang tidak dapat dicegah. KTD yang dapat dicegah berasal dari
Negara maju. KTD yang tidak dapat dicegah adalah suatu kesalahan
insiden.
33
3.2. Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1.
Penelitian Terdahulu
34
penting, karena jika
pengetahuan perawat
tentang keselamatan
pasien kurang maka
jelas ini akan
berpengaruh terhadap
kinerja perawat itu
sendiri dalam
penerapan
keselamatan pasien di
rumah
sakit. peningkatan
pengetahuan
merupakan dampak
yang diharapkan dari
pelatihan mutu dan
keselamatan pasien.
Pelatihan merupakan
salah satu sarana
menambah kebutuhan
akan pengetahuan
baru dan untuk
meningkatkan kinerja
individu dan kinerja
sistem.
35
<0,001), dan Dukungan
organisasi adalah
moderasi semu
variabel pengaruh
profesionalisme
terhadap budaya
keselamatan pasien (p-
value<0,001).
36
terhadap kinerja
perawat dalam
penerapan patient
safety di ruang rawat
inap RSUD Dr.
Kumpulan Pane Kota
Tebing Tinggi Tahun
2021 adalah variabel
umur.
37
pekerjaan perawat
kepuasan.
38
insiden keselamatan =
0,002 < = 0,05.
Variabel budaya
keselamatan
berhubungan signifikan
dengan pelaporan
insiden keselamatan
pasien di rumah sakit.
Malang.
39
BAB IV
METODE PENELITIAN
a. Populasi
karyawan.
b. Sampel
40
sampel semua. Menurut Sugiyono, (2017) metode penetuan sampel
jenuh atau total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua
dalam penelitian ini adalah Perawat pada Puskesmas Kota Malang yang
mewakili seluruh populasi karena jika kurang dari 100 populasi, maka
41
4.5. Bahan dan Alat/Instrumen Penelitian
digunakan pada penelitian yaitu lembar kuesioner dan format checklist data
pasien dan variabel kejadian tidak diharapkan (Adverse Events) dapat dilihat
sebagai berikut :
Tabel 4.1
42
style dan mempengaru
kemampuan hi keyakinan
suatu dan tindakan
organisasi individu
pelayanan dalam
kesehatan memberikan
terhadap pelayanan.
program Budaya
keselamatan keselamatan
pasien pasien
(Kemenkes, merupakan
2017). bagian
penting
dalam
keseluruhan
budaya
organisasi
yang
diperlukan
dalam
institusi
kesehatan.
43
d. Kondisi kejadian pengobatan/tr
Potensial yang eatment serta
Cedera mengakibatk dapat
(KPC) an cedera berdampak
yang tidak negatif
diharapkan bahkan fatal
pada pasien pada pasien.
karena suatu Pada
tindakan dasarnya,
(Commission Adverse
) atau karena Events (AE)
tidak bersifat
bertindak ketidak
(omission), sengajaan.
dan bukan Jadi tidak
karena direncanakan
kondisi untuk
pasien. KTD merugikan
ada yang orang lain.
dapat Namun apa
dicegah dan pun
ada yang alasannya hal
tidak dapat tersebut tidak
dicegah. boleh terjadi
karena bisa
berdampak
negatif dan
bahkan fatal
pada pasien.
44
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
tidak cedera (KTC), jumlah kondisi potensial cedera (KPC) dan lainnya.
1. Kuesioner
diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberikan
45
2. Telaah dokumen
kuesioner. Kuisioner perlu untuk dilakukan uji instrumen yang terdiri dari uji
data, dilakukan pengkodean data menjadi dua bagian yaitu kode dengan
nomor 1 (satu) yaitu lengkap dan kode data 0 (nol) yaitu tidak lengkap.
kemudian data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Data yang telah
dasar terhadap data penelitian. Uji Asumsi Dasar terdiri dari uji normalitas
46
suatu populasi (data) terdistribusi normal atau tidak, dan apakah
Shapiro-Wilk. Hal ini disebabkan jumlah responden pada penelitian ini < 50
orang.
sama lain. Uji ini dilakukan adalah uji validitas, uji realibilitas dan uji
Asumsi Klasik.
a. Uji Validitas
47
Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel (taraf sig 5%)
Jika r hitung tidak positif serta r hitung < r tabel (taraf sig
b. Uji Realibititas
Jika hasil koefisien Alpha > taraf signifikansi 60% atau 0,6
Jika hasil koefisien Alpha < taraf signifikansi 60% atau 0,6
(Ghozali, 2016).
48
1) Uji Normalitas
2) Uji Multikolinearitas
sebagai berikut:
49
Menganalisis matrik korelasi variable bebas.
3) Uji Heteroskedastisitas
50
tidaknya heteroskedastisitas dengan model Glejser Test,
heteroskedastisitas
51
Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0
keputusan :
52
variasi variabel dependen/terikat (kejadian tidak diharapkan/Adverse
nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil artinya kemampuan variabel-
DAFTAR PUSTAKA
53
Alamsyah, Dedi. (2017). Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Jakarta.
Pelayanan Oleh Perawat Di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
Bird, D. 2017. Patient safety: Improving incident Patient safety: Increase the
Blegen, M Am et, al. 2018. Safety Climate In Hospital Unit: A New Measure
DepKes RI. 2016. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient
Issue 2018.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Edisi ke
54
Hamdani, Siva. 2017. Analisis Budaya Keselamatan Pasien (Patient safety Culture)
Ilyas, 2018. Kiat Sukses Manajemen Tim Kerja. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Kohn LT, Corrigan JM, Donaldson MS. 2017. Institute of Medicine : To Err is
Academy Press
(MaPSAF) – Acute
Agung Semarang.
Masyarakat. 2014.
55
Reason JT, Carthey J. 2017. Diagnosing “Vulnerable System Syndrome”: an
Care. 10
Rebecca Cohen RN. EdD,. Providing Person – Centered Care In The Real World.
HN–BC;eNews. 2017
Yogyakarta. Yogyakarta.
Yahya, A. 2017. Konsep dan Program Patient Safety. Pidato disampaikan dalam
56