Anda di halaman 1dari 6

INTERFERENSI BAHASA JAWA KEDALAM BAHASA INDONESIA PADA KANAL

YOUTUBE FARIDA NURHAN (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

Desi Nur Khasanah


(A1J221029)
Universitas Jambi, Sastra Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN


Peristiwa interferensi yang ditemukan pada penggunaan bahasa Farida Nurhan dalam
kanal youtube disebabkan oleh pengaruh bahasa Jawa selaku bahasa sumber penutur yang
menginterferensi bahasa Indonesia selaku bahasa penyerap. Hal tersebut dianggap sebagai suatu
kesalahan karena menyebabkan penyimpangan pada kaidah bahasa Indonesia. Penggunaan
bahasa penutur yang memiliki sifat khas tuturan dialek Lumajang menyebabkan interferensi,
sebab penutur secara tidak sengaja terus menyisipkan unsur-unsur bahasa Jawa dialek Lumajang
ke dalam penggunaan bahasa Indonesia.
Bentuk-bentuk interferensi yang ditemukan pada penggunaan bahasa Farida Nurhan
dalam kanal yaoutube adalah interferensi fonologi, dan leksikal.
BETUK-BENTUK INTERFERENSI BAHASA JAWA KEDALAM BAHASA
INDONESIA
Interferensi fonologi
Interferensi fonologi disebabkan oleh kesalahan penutur dalam pelafalan bunyi bahasa Indonesia
yang disebabkan oleh pengaruh bunyi bahasa jawa. Kesalahan penggunaan fonem
diklasifikasikan menurut proses perubahan bunyi seperti berikut;
1. Glotalisasi
Bahsa jawa dialek lumajang jawa timur memiliki ciri khas penyertaan bunyi hambat
(glotalisasi) untuk melaflkan bunyi pada kata tertentu. Glotalisasi diwujudkan dengan
perubahan pelafalan fonem konsonan velar [k] menjadi konsonan glotal [ˀ] ketika
melafalkan kata yang memiliki fonem [k] pada penutup maupun akhir kata.
(1) “minyak gorengnya”.
Pada tuturan (1) terjadi interferensi fonologi pada kata minyak. Fonem /k/ yang
terdapat pada posisi akhir kata minyak dilafalkan menjadi bunyi glotal [ˀ]. Proses
perubahan bunyi akibat glotalisasi dituliskan sebagai berikut.
[miñak]  [miñaˀ]
Fonem /k/ pada kata minyak mengalami perubahan pelafalan dari konsonan velar [k]
menjadi bunyi glotal [ˀ]. Fonem /k/ pada akhir kata minyak yang dilafalkan menjadi
bunyi glotal dipengaruhi oleh system bahasa jawa yang menggunakan alofon [ˀ] untuk
melaflkan /k/ yang berbeda pada posisi akhir kata.
2. Aspirasi
Aspirasi merupakan pengucapan suatu bunyi yang disertai dengan hembusan keluarnya
udara dengan kuat sehingga terdengar bunyi /h/. dalam bahasa Indonesia, fonem /b/,
/d/, /g/, /j/ merupakan fonem hambat bersura yang dilafalkan tanpa aspirasi. Dalam
bahasa jawa, bunyi konsonan letup bersuara /b/, /d/, /g/, /j/ yang berdistribusi di awal dan
di tengah kata cenderung dilafalkan dengan disertai ciri “aspirasi”, yaitu semacam /h/
yang menyertai pelafalan, sehingga terdengar sebagai bunyi [b ͪ], [d ͪ], [j ͪ], [g ͪ]. Tuturan
yang mengalami perubahan bunyi akibat proses aspirasi terdapat pada data berikut.
(2) “omay buat rumah bukan untuk aku ya”
Pada tuturan (2) terjadi interferensi fonologi yang disebabkan oleh kesalahan penutur
dalam melafalkan fonem /b/. dalam bahasa Indonesia, fonem /b/ merupakan konsonan
hambat bersuara yang dilafalkan tanpa aspirasi. Dalam bahasa jawa, bunyi konsonan
letup bersuara /b/ yang berdistribusi di awal dan ditengah kata cenderung dilafalkan
dengan disertai ciri “aspiran”, yaitu semacam bunyi /h/ yang menyertai pelafalan,
sehingga terdengar sebagai bunyi [b ͪ]. Proses perubahan bunyi akibat aspirasi
dituliskan sebagai berikut.
[bukan]  [b ͪ ukan]
Penggunaan alofon [b ͪ] pada pemakaian kata bukan dipengaruhi oleh ciri khas
pelafalan fonem /d/ bahasa jawa yang dilafalkan dengan disertai bunyi aspiran.
3. Perubahan Fonem Vokal
Perubahan fonem vokal [A] menjadi vokal [ε]
(3) “Mateng geng liatin lauknya omay”
Pada data (3) terjadi interferensi fonologi, karena penutur meafalkan fonem bahasa
Indonesia menggunakan cara pelafalan fonem bahasa jawa sehingga menyebabkan
perubahan fonem. Proses perubahan bunyi dituliskan sebagai berikut.
[matAng]  [matεng]
Proses perubahan bunyi mengakibatkan kata matang dilafalkan menjadi kata mateng.
Perubahan fonem terjadi karena penutur melafalkan fonem [A] pada kata matang
yang berdistribusi pada silabe ultima tertutup menjadi fonem [ε]. Perubahan pelafalan
fonem vokal [A] menajdi fonem vokal [ε] menandakan adanya pengaruh dialek
lumajang terhadap penggunaan bahasa Indonesia penutur, sehingga terjadilah
interferensi.
(4) “Darurat darurat masaknya dapurnya belom jadi”.
Pada data (4) terjadi interferensi fonologi, karena penutur melafalkan kata bahasa
Indonesia menggunakan cara pelafalan fonem bahasa jawa sehingga terjadilah
perubahan fonem. Perubahan fonem terjadi melalui proses perubahan bunyi yang
dituliskan sebagai berikut.
[belUm]  [belͻm]
Perubahan fonem terjadi karena penutur melafalkan fonem [U] pada kata belum yang
berdistribusi pada silabe ultima tertutup menjadi fonem [ͻ]. Perubahan pelafalan
menjadi foonem vokal [U] menjadi fonem vokal [ͻ] menandakan adanya pengaruh
dialek lumajang terhadap penggunaan bahasa Indonesia penutur, sehingga terjadilah
interferensi.
4. Diftongisasi
(5) “mau di goreng uenak”
Pada tuturan (5) terjadi interferensi fonologi pada kata bahasa Indonesia enak yang
disebabkan oleh perubahan pelafalan fonem tunggal bahasa Indonesia [e] menjadi
diftong bahasa jawa [uε]. Proses perubahan bunyi akibat diftongisasi situliskan
sebagai berikut.
[εnak]  [uεnaˀ], bunyi [e]  diftong [uε]
Proses perubahan bunyi mengakibatkan kata [εnak] dilafalkan menjadi [uεnaˀ].
Penggunaan diftong [uε] pada kata uenak menunjukkan adanya bentuk adjektiva
superaktif bahasa jawa dialek lumajang. Bentuk adjektiva superlative uenak
merupakan kata yang diucapkan penutur seharusnya menggunakan bentuk adjektiva
seperlatif dalam bahasa Indonesia, yaitu dengan menambahkan kata ‘sangat’ di awal
kata enak, sehingga menghasilkan bentuk sangat enak.
5. Monoftongisasi
(6)” Ini kalo kena kemukanya omay bahaya”
Pada tuturan (6) terjadi interferensi fonologi yang disebabkan oleh kekeliruan penutur
dalam melafalkan bunyi vokal rangkap (diftong) pada kata kalau. Perubahanbunyi akibat
monoftongisasi dituliskan sebagai berikut.
[kalau]  [kalo], diftong [au]  [o]
Diftong [au] pada kata kalau mengalami perubahan bunyi menjadi vokal tunggal [o].
perubahan bunyi disebabkan oleh pengaruh bahasa jawa yang tidak mengenal system
diftong naik seperti yang terdapat dalam bahasa Indonesia. Penutur melakukan pelafalan
diftong [au] dengan menyesuaikan aturan pelafalan bahasa jawa, yaitu menggunakan
bunyi [o] sehingga berubah menjadi kata kalo.

Interferensi Leksikal
Interferensi leksikal bahasa jawa yang terjadi pada penggunaan bahasa Indonesia Farida
Nurhan diwujudkan dengan penyisipan kata bahasa jawa dalam bentuk kata dasar dan kata
jadian. Berikut adalah tuturan yang mengalami interferensi leksikal.
1. Bentuk Kata Jadian
(7)” kalau kena minyak panas apa enggak gedhe-gedhe”
Pada tuturan (7) terjadi interferensi leksikal bentuk kata jadian yang disebabkan oleh
penyisipan kata bahasa jawa ke dalam penggunaan bahasa Indonesia. Interferensi leksikal
diwujudkan dengan penggunaan kata bahasa jawa gedhe-gedhe.
Kata gedhe-gedhe merupakan kata jadian yang berasal dari proses reduplikasi penuh
(dwilingga). Kata gedhe-gedhe termasuk kata bahasa jawa kelas adjektiva yang biasa
digunakan penutur jawa dalam percakapan nonformal. Agar tidak terjadi interferensi,
penggunaan kata bahasa Indonesia yang dapat menggantikan kata gedhe-gedhe adalah
besar.
2. Bentuk Kata Dasar
(8) “berikutnya terong yo geng”
Pada tuturan (8) terjadi inerferensi leksikal akibat penggunaan kata bahasa jawa ke dalam
penggunaan bahasa Indonesia. Kata yo merupakan partikel bahasa jawa dialek Lumajang
yang berarti “ya”.

Faktor-faktor Penyebab Interferensi Bahasa Jawa ke dalam Bahasa Indonesia


1. Kedwibahasaan Penutur
Kedwibahasaan merupakan faktor utama penyebab interferensi bahasa jawa ke
dalam bahasa Indonesia yang terjadi pada penggunaan bahasa Farida Nurhan.
Kedwibahasaan yang terjadi pada penutur berkaitan dengan sejauh mana bahasa jawa
sebagai bahasa sumber memengaruhi bahasa Indonesia. Bahasa jawa sebagai bahasa yang
lebih dulu dikuasai dan memiliki kesempatan penggunaan lebih besar menginterferensi
penggunaan bahasa Indonesia
Interferensi terjadi karena penutur mengidentifikasi dua kaidah bahasa dalam
waktu yang bersamaan. Pemakaian dua kode bahasa secara bergantian dalam peristiwa
komunikasi menyebabkan penutur tidak sadar dalam membedakan atau memisahkan
unsur-unsur kedua bahasa itu. Hal ini menyebabkan transfer negative atau pemindahan
unsur bahasa yang berujung pada percampuran unsur bahasa jawa ke dalam penggunaan
bahasa Indonesia.
Faktor kedwibahasaan peserta tutur yang menyebabkan peristiwa interferensi
terdapat pada tuturan berikut.
(9) “tapi bisa kalian jadikan sebagai rekomendasi makanan untuk berbuka dan sahur
ala omay farida nurhan”.
Faktor kedwibahasaan menyebabkan penutur tidak sadar dalam mengidentifikasi dua
kaidah bahasa dalam waktu yang bersamaan. Penutur melakukan kesalahan dalam
mengidentifikasi pelafalan fonem /b/ pada kata berbuka. Kedwibahasaan penutur
menyebabkan penutur tidak sadar dalam membedakan pelafalan fonem bahasa jawa dan
bahasa Indonesia. Hal ini menyebabkan transfer negative berupa penggunaan unsur
alofon bahasa jawa [b ͪ] untuk melafalkan fonem /b/ pada kata berbuka. Fonem /b/ pada
kata bersama seharusnya dilafalkan tanpa bunyi aspiran, tetapi penutur melafalkan fonem
/b/ menggunakan ciri khas pelafalan fonem /b/ bahasa jawa yang dilafalkan dengan
disertai bunyi aspiran, yaitu semacam bunyi /h/ yang menyertai pelafalan, sehingga
terdengar sebagai bunyi [b ͪ].
LAMPIRAN DATA

Hallo sahabat omay


Welcome to farida nurhan yuhuu
Hey geng omay sudah tiga hari pindahan ke rumah sentul setiap detik setiap saat setiap
waktu setiap menit ternyata omay semakin kerasan dan kerasan molnya guede ada rumah
sakit, sekolah cucuku juga disini, tetanggaku yang disitu guanteng banget kalau tak liat
liat mukanya kaya primus distisio gitu loh, kalian tahu primus distisio engaak, aku juga
ada yang bilang ya muka aku katanya kayak jihan fahira pemain sinetron terkenal jaman
dulu. Eh geng lihat lihatin katanya omay oke gugel open side kersen. Ya allah tunggu ya
temen temen y anorak norak. Oke gugel clouse garden. Eh siapa sangka bekas pembantu
rumahnya kayak gini sekarang eh ya allah laillahaillallah aduh duh gelap gelap kita
bukak aja. Oke gugel open side garden. Ini (2)omay buat rumah bukan untuk aku ya
tapi untuk kalian semuanya. Semuanya serba buat kalian yang aku sayang sama kalian,
dapur buat syuting habis ini disini ntar ruang meja makan juga buat syuting ini meja bar
juga buat syuting pokoknya semuanya buat syuting deh geng ya thank you nya omay buat
semuanya sudah mensupport aku hampir kurang lebih tujuh tahun ini sekarang kita mau
masak ini videonya dibuat sebelum bulan suci romadon makanya siang hari (9)tapi bisa
kalian jadikan sebagai rekomendasi makanan untuk berbuka dan sahur ala omay
farida nurhan. Sekrang kita langsung masak “ awur awur emplok”
(4)Darurat darurat masaknya dapurnya belom jadi, (1)minyak gorengnya cemplungno
kabeh ini minyak goring? Bukan racun tikus . imam tu yang biasanya ngeracun tikusin
varida nurhan . ini dapurnya omay juga ya temen temen ya tuh tuh tak buatin dua dapur
sekaligus biar nda bosen biar enggak itu itu aja dapurnya ya. Geng iki aku wedi aku geng.
(6)Ini kalo kena kemukanya omay bahaya ya kayak gini ni model (7)kalau kena
minyak panas apa enggak gedhe-gedhe bahaya ini jadi harus di tutup ya ditutup kaya
gini ya. Sambelnya biar sedep dan manis kasih tomat. Ceritanya ni geng omay bikin
sambel untuk warga satu rt. Yahh diambil engga? Engga ya jorok ya, (8)berikutnya
terong yo geng ini sebenernya mau di bakar,(5)mau di goreng uenak. Gerusnya kakinya
sambil naik kaya gini terus nyanyi nyanyi ngono rek.
Dicoba bismillahhirrohmanirrohim, ini baru sambel ini baru sambel pas banget terongnya
sudah lunak geng. (3)Mateng geng liatin lauknya omay, kita keluarkan dulu
passwordnya “awur awur emplok”. Bapak jokowi, dedi courbuzer,rafi ahmad masak ini
wuhh pasti duwoyan. Pake nasi anget anget kuku. Yallah sambele rek kurang uwajar
banget rek. Sambelnya omay pedes tapi ada manis, manisnya itu kaya manis natural gitu
terongnya juga kaya ada manis manisnya gitu jadi uwenak rek. Entepin kaya gini di
cawuk di emplok. Ternyata ya sambel geng, nih dikasih kacang enak, gurihnya bikin
mata melotot melotot kalo makan. Geng ini diluar topik ya aku mau cerita ke kalian kalo
omay kerasan banget di sentul aku seneng tinggal disini awal-awalnya dulu kaya pikir
aduh nggak sanggup kaya nggak kerasan kaya apa gitu ternyata omay kerasan banget.
Nanti kalau sudah ga bulan puasa kalian tak ajak jalan jalan ya keliling liling sentul ya
tak tunjukin fitur fitur nya sentul pasti suka kalian tinggal disini.
Makan kaya gini tu geng emang enaknya ya nggelemproh kaya gini emang enak kaya
gini, ha kayak menjadi manusi sesungguhnya seutuhnya gitu lo. Sahabat omay harus
praktekin kalo kalian buka puasa sendirian saur sendirian atau enggak terlalu banyak
keluarga di rumah ini uwenak banget kalau pingin yang kuah kuah tinggal bikin indomi
sarimi emang ynag kuah kuah ya enak ya, wes sahabat omay selamat melanjutkan ibadah
puasa bagi kalian semuanya yang menjalankan ibadah puasa stay happy stay healty stay
positif tonton terus keseruan omay. Emplok emplok di video selanjutnya setiiap hari
senin kamis jam 4 sore hanya di canel kesayangan kita semua “ farida nurhan”

Anda mungkin juga menyukai