Anda di halaman 1dari 42

BAB III

RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor

3.1 Sejarah RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor

Gambar 3.1 RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor

RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor Berdiri pertama kali pada

tanggal 1 April 2001 yang saat itu masih dalam wilayah Kabupaten

Kotabaru. Kabupaten Tanah Bumbu berdiri pada tahun 2003 berdasarkan

undang-undang no 2 tahun 2003 sebagai pemekaran dari Kabupaten

Kotabaru di Provinsi Kalimantan Selatan yang merupakan kabupaten yang

cukup pesat pengambangannya. Sebagai kabupaten baru, pemerintah

Kabupaten Tanah Bumbu secara simultan harus segera dapat memenuhi

sarana dan prasarana baik dengan membangun memelihara keperluan

kesejahteraan masyarakatnya.

Sejak berdirinya Kabupaten Tanah Bumbu pada tanggal 8 april 2003,

RSUD Amanah Husada ditetapkan sebagai RSUD Kabupaten Tanah Bumbu

87
88

sesuai SK bupati tanah bumbu nomor 25 tahun 2003 tentang penunjukkan

RSUD dan SK bupati nomor 26 tahun 2003 tentang izin operasional RSUD

dr H. Andi Abdurahman Noor. Sejak pertama didirikan rumah sakit

kabupaten yang berfungsi sebagai pusat rujukan kabupaten pada saat itu

masih menggunakan bangunan yang bersifat sementara karena bangunan

rumah sakit ini berstatus kontrak dengan kontruksi yang di peruntukkan

bagi sebuah hotel sehingga penataan ruangnya sangat jauh mengikuti tata

ruang rumah sakit pada umumnya. Selain itu peralatan yang digunakan

sebagian besar merupakan hibah dari rumah sakit daerah kota baru sehingga

sebagian besar peralatan tersebut sudah rusak dan tidak dapat digunakan

lagi. Keadaan ini mengakibatkan pelayanan kesehatan yang sangat

dibutuhkan masyarakat belum dapat dilakukan secara berkualitas dan

maksimal.

Sejak tanggal 1 Februari 2010 rumah sakit kabupaten ini pindah ke

lokasi yang baru di Desa Sepunggur Kecamatan Kusan Tengah, Kabupaten

Tanah Bumbu yang merupakan bangunan sendiri dan memenuhi standar

bangunan rumah sakit yang didirikan di atas lahan seluas ± 6 hektar.

Pembangunan dilakukan secara multy years dari tahun 2007 s/d 2010

dengan bersumber dari dana APBD murni daerah Kabupaten Tanah Bumbu

dengan nilai kontrak Rp.46.587.685.000 dan pekerjaan tambahan sebesar

Rp 1.500.000.000 sehingga menjadi total Rp. 48.087.685.000 (empat puluh

delapan miliyar delapan tujuh juta enam ratus delapan puluh lima ribu).

3.2 Tugas dan Fungsi RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor


89

Sebagai tindak lanjut pelaksanaan peraturan daerah nomor 10 tahun 2013

tentang pembentukan organisasi dan tata kerja rumah sakit umum daerah dr

H. Andi Abdurrahman Noor kabupaten tanah bumbu perlu menyusun

tugas pokok, fungsi, uraian dan tata kerja unsur-unsur organisasi Rumah

Sakit Umum Daerah dr H. Andi Abdurrahman Noor. Kabupaten Tanah

Bumbu dalam bentuk peraturan bupati.

Rumah Sakit Umum Daerah dr H. Andi Abdurrahman Noor

mempunyai tugas pokok membantu bupati melaksanakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang dilaksanakan secara terpadu

dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan.

Untuk menyelengarakan tugas pokok sebagaimana tersebut, Rumah Sakit

Umum Daerah dr H. Andi Abdurrahman Noor mempunyai fungsi sebagai

berikut:

a. Penyelengaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan paripurna tingkat kedua sesuai kebutuhan medis.

c. Penyelengaraan pendidikan dan pelatihan SDM dalam rangka

peningkatan kemampuan dan pemberian pelayanan kesehatan.

d. Pembinaan,pengaturan dan pengendalian pelayanan medis Pembinaan,

pengaturan dan pengendalian pelayanan keperawatan.

e. Pembinaan, pengaturan, pengendalian pelayanan medis dan

f. Penglolaan ketatausahaan dan keuangan.


90

Untuk menjabarkan tugas pokok dan fungsi sebagaimana tersebut

pada ayat (1) dan(2) Rumah Sakit Umum Daerah dr H. Abdurrahman

Noor mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. Menyusun program, kebijakan dan petunjuk teknis kegiatan RSUD.

b. Melaksanakan koordinasi, pembinaan dan pengendalian

penyelengaraan kegiatan bidang pelayanan.

c. Melaksanakan koordinasi pembinaan dan pengendalian

penyelengaraan kegiatan bidang keperawatan.

d. Melaksanakan koordinasi pembinaan dan pengendalian

penyelengaraan kegiatan bidang penunjang.

e. Menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

f. Melaksanakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan

melalui pelayanan kesehatan paripurna tingkat dua sesuai kebutuhan

medis.

g. Menyelengarakan pendidikan dan pelatihan SDM dalam rangka

peningkatan kemampuan dan pemberian pelayanan kesehatan.

h. Membina dan mengkoordinasikan instalasi-instalasi.

i. Mengendalikan pengelolaan kegiatan ketatausahaan.

j. Mengevaluasi pelaksanaan tugas.

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai bidang

tugasnya.

3.3 Visi, Misi dan Motto RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor
91

a. Visi

“Terwujudnya Rumah Sakit handal dan kebanggaan masyarakat Tanah

Bumbu.”

b. Misi

“Meningkatkan pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas.”

c. Motto

“Senyum, Santun, Sapa.”

DIREKTUR

BAGIAN
ADMINISTRASI UMIM
DAN KEUANGAN

SEKSI MUTU
SARANA DAN
SUB BAGIAN SUB BAGIAN PRASARANSASUB BAGIAN
PERENCANAAN UMUM DAN HUKUM, HUMAS
DAN KEUANGAN KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
BIDANG BIDANG BIDANG NON
MEDIK KEPERAWATAN MEDIK

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI MUTU


PELAYAKAN PENUNJANG RAWAT RAWAT DAN SUMBER
MEDIK MEDIK JALAN INAP DAYA

KELOMPOK SATUAN
INSTALASI/
JABATAN INSTALASI/ KOMITE PEMERIKASA
UNIT KOMITE
FUNGSIONAL UNIT INTERNAL
92

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUD dr. H. Andi

Abdurrahman Noor

3.4 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi

Pelayanan Farmasi di selenggarakan dengan kualitas bermutu tinggi

bagan organisasi yang mencerminkan penyelenggaraan organisasi

pelayanan kefarmasian. Bagan organisasi adalah bagan yang

menggambarkan pembagian tugas, koordinasi dan kewenangan serta fungsi.

Kerangka organisasi minimal mengakomodasi penyelenggaraan pengelolaan

perbekalan, pelayanan farmasi dan manajemen mutu, dan harus selalu

dinamis sesuai perubahan yang dilakukan yang tetap menjaga mutu sesuai

harapan pelanggan.
93

Gambar 3.3 Tata Hubungan Kerja Instalasi Rawat Inap RSUD dr. H.

Andi Abdurrahman Noor

Hubungan tata kerja di Instalasi Farmasi bersifat garis

komunikasi, koordinasi, dan informasi dalam pelaksanaan kegiatan.

Dilakukan melalui pertemuan dan atau surat dinas.

1. Hubungan Internal

a Instalasi Farmasi menyediakan obat dan Bahan Habis Pakai

yang bersifat emergency stok dan Floor stok ke semua unit

yang membutuhkan.

b Antara pasien dan dokter, farmasi berfungsi sebagai

mediator dalam pelayanan resep.

2. Hubungan Eksternal

a Instalasi Farmasi merupakan pelayanan kesehatan terutama

obat dan Bahan habis pakai yang bersumber dari

distributor atau rekanan.

b Instalasi Farmasi berkewajiban memberikan laporan kepada

Dinas Kesehatan.

3.5 Kegiatan Instalasi Farmasi RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor

3.5.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi RSUD dr. H. Andi

Abdurrahman Noor

1. Pemilihan
94

Kegiatan pemilihan sediaan farmasi dan BMHP di

RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor dilakukan melalui

rapat Komite Farmasi dan Terapi (KFT) yang melibatkan

unsur tenaga medis/dokter, tenaga kefarmasian/apoteker,

tenaga keperawatan, dan manajemen yang termaktub dalam

panitia farmasi dan terapi.

Pada pemilihan sediaan farmasi dan BMHP yang akan

diresepkan dan digunakan di RSUD dr. H. Andi

Abdurrahman Noor berdasarkan kebijakan formularium

rumah sakit yang telah dibentuk yang berkaitan dengan

penambahan atau pengurangan obat dalam formularium

rumah sakit dengan mempertimbangkan indikasi

penggunaaan, efektivitas, risiko, dan biaya.

Pemilihan Sediaan Farmasi dan BMHP di RSUD dr. H.

Andi Abdurrahman Noor berdasarkan :

a. Standar yang dikeluarkan oleh pemerintah (Formularium

Nasional).

b. Penggunaan atau pemakaian obat terbanyak.

c. Pola penyakit.

d. Efektifitas dan keamanan.

e. Mutu

f. Harga

g. Ketersediaan di pasaran.
95

Buku formularium rumah sakit yang berlaku wajib ada di

lokasi pelayanan dan setiap para dokter harus mengacu pada

formularium dalam melakukan praktek di Rumah Sakit.

Formularium obat di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor

dilakukan evaluasi secara rutin setiap satu tahun sekali.

2. Perencanaan

Kegiatan perencanaan sediaan farmasi dan BMHP di RSUD

dr. H. Andi Abdurrahman Noor dilakukan dengan menggunakan

metode konsumsi dan epidemiologi serta mengacu pada

formularium nasional dan formularium Rumah sakit yang telah

ditetapkan.

Pertimbangan pendoman perencanaan di RSUD dr. H. Andi

Abdurrahman Noor yaitu :

a. Anggaran yang tersedia.

b. Penetapan prioritas.

c. Sisa persediaan

d. Data pemakaian periode tahun lalu.

e. Waktu tunggu pemesanan.

3. Pengadaan

Kegiatan pengadaan sediaan farmasi dan BMHP di RSUD dr.

H. Andi Abdurrahman Noor dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat

Komitmen yang telah diberikan kuasa kepada Pejabat Pelaksana

Teknis Kegiatan (PPTK) dan bekerja sama dengan Instalasi


96

Farmasi pada bagian perencanaan. Pengadaan sediaan farmasi

dan BMHP di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor

berdasarkan obat yang tercantum dalam formularium dan

apabila obat yang tidak tercantum dalam formularium maka

hanya dapat dilakukan setelah memperoleh rekomendasi dari

panitia farmasi dan terapi serta disetujui oleh komite medik dan

direktur RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor.

Hal-hal yang diperhatikan dalam pengadaan sediaan farmasi,

alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di RSUD dr. H.

Andi Abdurrahman Noor antara lain :

a. Bahan baku obat harus disertai sertifikat analisa.

b. Bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety Data

Sheet (MSDS)

c. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai

harus mempunyai nomor izin edar.

d. Masa kadaluwarsa (expired date) minimal 2 (dua) tahun

kecuali untuk sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan

medis habis pakai tertentu (vaksin, reagensia, dan lain-lain),

atau pada kondisi tertentu yang dapat dipertanggung

jawabkan.

Peminjaman atau pembelian obat dapat dilakukan ke

apotek, klinik dan rumah sakit rekanan apabila mengalami

kondisi tertentu atau ketika ketidaktersediaan stok/stok


97

kosong pada sediaan farmasi, alkes dan BMHP di RSUD dr.

H. Andi Abdurrahman Noor.

Hal-hal yang diperhatikan dalam pembelian sediaan

farmasi, alat kesehatan, dan BMHP di RSUD dr. H. Andi

Abdurrahman Noor antara lain :

a. Kriteria sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis

habis pakai, yang meliputi kriteria umum dan kriteria

mutu obat.

b. Persyaratan pemasok.

c. Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan sediaan

farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.

d. Pemantauan rencana pengadaan sesuai jenis, jumlah dan

waktu.

4. Penerimaan

Kegiatan penerimaan sediaan farmasi dan BMHP di

RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor dilaksanakan oleh

panitia pemeriksa barang yang telah memiliki SK dengan

Nomor 800.05/004/1 2017/RSUD. Kegiatan penerimaan untuk

memastikan kesesuaian sediaan farmasi dan BMHP berdasarkan

surat pesanan/faktur pembelian.

Hal-hal yang diperhatikan dalam kegiatan penerimaan

sediaan farmasi dan BMHP di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman

Noor antara lain :


98

a. Nama obat

b. Jenis sediaan

c. Jumlah

d. Keadaan fisik

e. Tanggal kadaluwarsa

f. Mutu obat

g. Nomor batch

Setelah sediaan farmasi dan BMHP yang datang sesuai

berdasarkan surat pesanan/faktur pembelian maka bagian

pemeriksa barang membuat berita acara serah terima obat atau

BMHP yang telah diterima.

5. Penyimpanan

Kegiataan penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,

dan BMHP di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor dilakukan

setelah sediaan farmasi diterima oleh RSUD dr. H. Andi

Abdurrahman Noor maka sediaan farmasi, alat kesehatan, dan

BMHP akan disimpan di dalam gudang sesuai dengan

berdasarkan tahun pengadaan, alfabetis serta memperhatikan

system FIFO (First In First Out) yakni barang yang masuk

pertama dikeluarkan terlebih dahulu), dan FEFO (First Expired

Date First Out) yakni obat yang waktu kadaluwarsanya

mendekati dikeluarkan terlebih dahulu dan penyimpanan obat

dan sediaan farmasi lainnya disimpan dalam kondisi sesuai


99

stabilitas produk atau di simpan khusus pada suhu tertentu dan

terkontrol.

ketentuan tempat penyimpanan obat dan sediaan farmasi

lainnya di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor antara lain :

1. Almari pembeku : (-20°C) - (-10ºC)

2. Suhu dingin : Tidak lebih dari 8°C

3. Almari pendingin : 2°C -8°C

4. Sejuk : 8°C -15°C

5. Suhu kamar terkendali : 15°C -25°C

6. Suhu hangat : 30°C -40°C

Ruang penyimpanan perbekalan farmasi di RSUD dr. H.

Andi Abdurrahman Noor terbagi menjadi 4 ruangan yaitu :

1. Ruangan penyimpanan vaksin

2. Ruangan penyimpanan BMHP

3. Ruangan penyimpanan obat dengan eceran

4. Ruangan penyimpanan obat dengan bentuk besar/koli

Ruangan penyimpanan perbekalan farmasi di RSUD dr. H.

Andi Abdurrahman Noor sudah dilengkapi AC, ruangan

terhindar dari sinar matahari langsung dan memiliki ventilasi

udara dan dikontrol secara rutin dengan didokumentasi,

dimonitor, dicatat (suhu ruangan dicatat 2 kali sehari yaitu pagi

dan sore) serta dilaporkan secara periodik dan seluruh tempat


100

penyimpanan obat dilakukan inspeksi secara periodik untuk

memastikan obat disimpan secara benar.

6. Distribusi

Kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi di RSUD dr.

H. Andi Abdurrahman Noor dilakukan secara rutin dan merata

oleh gudang instalasi farmasi dengan menggunakan system

sentralisasi, Pendistribusian bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan sediaan farmasi dan BMHP di depo rawat jalan, depo

rawat inap, depo IGD, depo OK dan unit penunjang lainnya

dengan melampirkan amprahan mutasi obat dan BMHP secara

komputerisasi di SIM RS pada waktu yang telah dijadwalkan.

Pendistribusian perbekalan farmasi dan BMHP di RSUD

dr. H. Andi Abdurrahman Noor terdiri dari :

1. Rawat jalan

2. IGD

3. OK/kamar operasi

4. ICU

5. Kelas tiga

6. Persalinan

7. Bangsal

8. Poli klinik

9. Bagian penunjang (radiologi, hemodialisa, laboratorium,

UTD, gizi dan CCSD).


101

Alur pendistribusian perbekalan farmasi dan BMHP gudang

farmasi ke depo/unit di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor

yaitu :

a. Setiap masing-masing depo petugas yang jam kerja shif

malam merekap obat dan BMHP yang menipis pada

kolom permintaan obat dan BMHP yang akan

didistribusikan.

b. sedangkan untuk masing-masing unit datang langsung ke

gudang farmasi untuk melakukan permintaan obat

dengan menulis atau mencatat permintaan obat secara

langsung di gudang farmasi.

c. Gudang menerima amprahan obat dan BMHP yang

dikirim oleh masing – masing setiap depo/unit.

d. Apoteker menverifikasi terhadap permintaan obat dan

BMHP dari masing – masing depo/unit.

e. Petugas pengelolaan obat dan BMHP menyiapkan obat

dan BMHP sesuai dengan permintaan.

f. Petugas pengelolaan obat dan BMHP menginput pada

system komputerisasi gudang instalasi RS.

g. Petugas pengelolaan mencetak berita acara serah terima

obat.

h. Petugas pengelola obat dan BMHP melakukan

pendistribusian ke depo/unit sesuai dengan jadwal.


102

Adapun metode pendistribusian sediaan farmasi dan BMHP

yang dilakukan di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor

yaitu :

1. Pelayanan resep perorangan/individual yaitu :

 Rawat jalan

alur pelayanan resep di depo rawat jalan

RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor yaitu :

a Pasien memberikan resep kepada petugas

b Petugas melakukan pengkajian administrasi

farmasetik dan klinis resep

c Menginput resep pada aplikasi rumah sakit

d Input resep pada aplikasi BPJS untuk resep

kronik

e Untuk obat yang tidak tersedia, petugas

menghubungi dokter penulis resep untuk minta

saran substitusi dimana obat yang diresepkan

sesuai stok yang tersedia di depo farmasi

Rawat jalan

f Apabila dokter tidak menyetujui saran

substitusi obat, petugas farmasi wajib

mencarikan obat tersebut diapotek/klinik/

Rumah sakit rekanan


103

g Untuk resep yang tidak jelas/tidak terbaca,

petugas segera menghubungi dokter dan minta

konfirmasi kejelasan resep dengan

menyebutkan nama pasien dan menanyakan

nama obat yang tidak terbaca tersebut

h Petugas farmasi melakukan penyiapan obat

dan bahan medis habis pakai sesuai

permintaan resep

i Petugas farmasi melakukan peracikan (bila

ada) Petugas melakukan pengemasan dan

membuat etiket

j Petugas melakukan pemeriksaan ulang

sebelum melakukan penyerahan obat kepada

pasien

k Petugas memanggil nama pasien

l Petugas menyerahkan obat dengan pemberian

informasi kepada pasien

2. Sistem persediaan di ruang rawat (Floor Stock)

 Perinotologi

alur pelayanan resep di unit perinotologi

RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor yaitu :

a. Petugas farmasi menerima permintaan obat &

BMHP dari perawat/bidan


104

b. Petugas farmasi menginput di aplikasi RS

c. Petugas farmasi melakukan pemeriksaan

administrasi

d. Petugas farmasi menyiapkan obat & BMHP

sesuai dengan permintaan

e. Penulisan etiket pada sediaan obat

f. Petugas farmasi melakukan pengecekan ulang

g. Petugas menyerahkan obat kepada

perawat/bidan disertai dengan informasi obat

h. Verifikasi pemahaman perawat/bidan terkait

informasi obat

3. Sistem Distribusi Dosis Unit (Unit Dose

Dispensing/UDD) yaitu :

 IGD

alur pelayanan resep di depo IGD RSUD dr. H.

Andi Abdurrahman Noor yaitu :

1. Pasien Rawat Jalan

a Pasien / keluarga pasien memberikan resep

kepada petugas dengan dilengkapi voucher

b Petugas farmasi melakukan skrining resep

(administrasi, farmasetik dan klinis)

c Petugas farmasi menginput resep pada

aplikasi rumah sakit


105

d Untuk obat yang tidak tersedia, petugas

menghubungi dokter penulis resep untuk

minta saran substitusi dimana obat yang

diresepkan sesuai stok yang tersedia di depo

farmasi Instalasi Gawat Darurat

e Apabila dokter tidak menyetujui saran

substitusi obat, petugas farmasi wajib

mencarikan obat tersebut diapotek/klinik/

Rumah sakit rekanan

f Untuk resep yang tidak jelas/tidak terbaca,

petugas segera menghubungi dokter dan

minta konfirmasi kejelasan resep dengan

menyebutkan nama pasien dan menanyakan

nama obat yang tidak terbaca tersebut

g Petugas Farmasi melakukan penyiapan obat

dan penulisan etiket dengan mencantumkan

nama pasien, tanggal penyiapan, nama dan

dosis obat, tanggal kedaluwarsa dan aturan

pakainya

h Petugas farmasi melakukan peracikan (bila

ada), mengecek kembali nama obat, jumlah

obat dan dosis obat sebelum obat diracik


106

i Petugas farmasi melakukan pemeriksaan

ulang sebelum melakukan penyerahan obat

dan Bahan Medis Habis Pakai.

j Petugas farmasi memberikan KIE obat

kepada pasien / keluarga pasien mengenai

aturan pakai obat, indikasi obat, waktu

pemberian obat dan lama pemberian obat

dilengkapi nama dan tanda tangan petugas

yang menyerahkan obat dikolom penyerahan

serta pasien / keluarga pasien yang menerima

obat.

2. Pasien Emergency

a. Petugas IGD melakukan permintaan obat

dan Bahan Medis Habis Pakai didepo IGD

sesuai permintaan dokter dengan

menyebutkan identitas pasien

b. Petugas Farmasi melakukan penyiapan dan

penyerahan obat sesuai permintaan petugas

IGD

c. Petugas Farmasi melakukan rekapan

permintaan pada buku pengambilan obat

pasien berdasarkan identitas pasien.

3. Pasien Rawat Inap


107

a. Petugas farmasi menerima resep dari

keluarga pasien / perawat / bidan ponek

b. Petugas farmasi melakukan skrining resep

(administrasi, farmasetik, dan klinis)

c. Petugas farmasi menginput resep pada

aplikasi rumah sakit

d. Petugas farmasi melakukan penyiapan dan

pengemasan obat/BMHP dengan

menerapkan metode Individual Prescribing

e. Obat yang tidak tersedia/kosong hubungi

dokter dan minta saran substitusi obat yang

diresepkan

f. Apabila obat tidak dapat diganti petugas

farmasi akan mencarikan obat ke apotek

rekanan

g. Untuk resep yang tidak jelas/tidak terbaca,

Apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian

untuk segera hubungi dokter dan minta

konfirmasi kejelasan resep dengan

menyebutkan nama pasien dan menanyakan

nama obat yang tidak terbaca


108

h. Petugas farmasi menulis etiket dengan

mencantumkan nama pasien, tanggal

penyiapan, nama dan dosis obat

i. Petugas farmasi melakukan pemeriksaan

ulang sebelum obat diserahkan kepada

perawat / bidan / keluarga pasien

j. Petugas farmasi memberikan KIE obat oral

(bila diperlukan) kepada perawat / bidan /

keluarga pasien mengenai aturan pakai obat

dilengkapi nama dan tanda tangan petugas

yang menyerahkan obat dikolom

penyerahan serta perawat / bidan / keluarga

pasien yang menerima obat

k. Petugas farmasi memverifikasi dan

menanyakan kembali apakah perawat /

bidan /keluarga pasien memahami atas

informasi yang sudah diberikan terkait

penggunaan obat.

4. Pelayanan system ODDD (One Daily Dose Dispensing)

yaitu :

 Rawat inap

 OK/kamar operasi
109

alur pelayanan resep di Depo Rawat Inap

RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor yaitu :

a Pasien/Perawat memberikan resep kepada

petugas farmasi.

b Petugas farmasi melakukan pengkajian

(administrasi, farmasetik dan klinis resep)

c Petugas farmasi menginput resep pada aplikasi

rumah sakit.

d Untuk obat yang tidak tersedia, petugas

menghubungi dokter penulis resep untuk minta

saran substitusi dimana obat yang diresepkan

sesuai stok yang tersedia di depo farmasi

Rawat Inap.

e Apabila dokter tidak menyetujui saran

substitusi obat, petugas farmasi wajib

mencarikan obat tersebut diapotek/klinik/

Rumah sakit rekanan.

f Untuk resep yang tidak jelas/tidak terbaca,

petugas segera menghubungi dokter dan minta

konfirmasi kejelasan resep dengan

menyebutkan nama pasien dan menanyakan

nama obat yang tidak terbaca tersebut.


110

g Petugas farmasi melakukan penyiapan obat

dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai

permintaan.

h Petugas farmasi melakukan peracikan (bila

ada),mengecek kembali nama obat, jumlah

obat dan dosis obat sebelum obat di racik.

i Petugas farmasi melakukan pengemasan dan

penulisan etiket obat dengan mencantumkan

nama pasien, tanggal penyiapan,nama dan

dosis obat, aturan pakai dan waktu

penggunaan.

j Petugas Farmasi melakukan double check obat

dan bahan medis habis pakai dengan perawat.

k Untuk pasien pulang, Petugas farmasi

menyerahkan obat kepada pasien/keluarga.

l pasien dengan pemberian informasi dan

edukasi.

m Petugas farmasi melakukan verifikasi kembali

kepada pasien apakah informasi yang

diberikan sudah jelas.

Alur pelayanan resep di Depo OK/kamar

operasi Inap RSUD dr. H. Andi Abdurrahman

Noor yaitu :
111

a. Masing-masing ruangan mengirim permintaan

obat ke depo OK perhari

b. Petugas farmasi depo OK menerima

permintaan obat & BMHP secara

komputerisasi di SIM RS

c. Petugas farmasi melakukan pemeriksaan

administrasi

d. Petugas farmasi mencetak permintaan obat &

BMHP dari masing-masing ruang

e. Petugas farmasi menyiapkan obat sesuai

dengan permintaan

f. Petugas farmasi melakukan pengecekan ulang

g. Petugas farmasi melakukan pengantaran ke

setiap masing-masing ruangan yang terdiri dari

ruangan : OK/ruang operasi, ICU, VIP

(cemara), meranti (kebidanan), kemuning,

akasia, isolasi (paru & covid 19), kasturi

(ruang bedah), mahoni (anak) dan cendana.

7. Pemusnahan

Kegiatan pemusnahan obat atau bahan obat yang tidak

memenuhi syarat di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor

dilakukan sendiri, pemusnahan secara rutin setiap 1 tahun sekali.

Sebelum melakukan kegiatan pemusnahan obat


112

kadaluwarsa/obat rusak, petugas melakukan pengelolaan obat

rusak dan kadaluwarsa dengan didata dan ditempatkan atau

disimpan di Gudang Instalasi Farmasi yang sudah disediakan

(karantina).

Tahapan pemusnahan perbekalan farmasi di RSUD dr. H.

Andi Abdurrahman Noor terdiri dari :

a. Membuat daftar sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan

Medis Habis Pakai yang rusak atau kedaluwarsa

b. Membuat Laporan ke Tim Aset dan Keuangan Daerah

(BPKAD)

c. TIM Aset dan Keuangan Daerah melakukan pemeriksaan

terhadap obat dan BMHP yang akan di musnahkan

d. TIM Aset dan Keuangan Daerah Mengirimkan surat

persetujuan untuk dilakukan pemusnahan

e. Menyiapkan berita acara pemusnahan

f. Mengkoordinasikan jadwal, metode dan tempat

pemusnahan kepada pihak terkait dengan di saksikan oleh

TIM asset dan Keuangan Daerah, TIM Dinas Kesehatan,

TIM BPOM, TIM Kesehatan Lingkungan, dan TIM dari

Instalasi Farmasi Rumah Sakit

g. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan

bentuk sediaan serta peraturan yang berlaku. engan jenis

dan bentuk sediaan serta peraturan yang berlaku.


113

8. Pengendalian

Kegiatan pengendalian perbekalan farmasi di RSUD dr. H.

Andi Abdurrahman Noor dilakukan terhadap jenis dan jumlah

persediaan dan penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan

bahan medis habis pakai.

RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor pada penggunaan

obat menyesuaikan dengan formularium nasional, formularium

rumah sakit, diagnosis dan terapi serta memastikan persediaan

efektif dan efisien, sehingga tidak terjadi kelebihan dan

kekurangan/kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan

dan pengembalian pesanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan

bahan medis habis pakai.

Langkah-langkah pengendalian sediaan farmasi, alat

kesehatan, dan bahan medis habis pakai di RSUD dr. H. Andi

Abdurrahman Noor antara lain :

a. Melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan

(slow moving).

b. Melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan

dalam waktu tiga bulan berturut-turut (Death Stock).

c. Stok opname yang dilakukan secara periodik dan berkala.

9. Administrasi
114

Admnistrasi merupakan kegiatan Pencatatan dan

pelaporan terhadap kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, alat

kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang meliputi

perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan,

pendistribusian, pengendalian persediaan, pengembalian,

pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan

bahan medis habis pakai.

Di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor terdapat

beberapa pencatatan dan pelaporan yakni :

Pencatatan :

a. Pencatatan kartu stok

b. Pencatatan obat rusak dan kadaluwarsa

c. Pencatatan penerimaan obat, alat kesehatan dan BMHP

d. Pencatatan pengeluaran obat, alat kesehatan dan BMHP

e. Pencatatan penggunaan obat narkotika dan psikotropika

Pelaporan :

a. Stok opname

b. Aset

c. Pelayanan kefarmasian

d. Obat generik dan non generik

e. Narkotika dan psikotropika


115

Kegiatan pencatatan dan pelaporan di RSUD dr. H. Andi

Abdurrahman Noor dilakukan secara periodik dalam periode

tertentu (bulanan, triwulan dan pertahun).

Pada penggunaan narkotika dan psikotropika di RSUD dr.

H. Andi Abdurrahman Noor dilaporkan secara akurat kepada

Direktorat Jenderal Bina Farmasi dan Alat Kesehatan secara online

melalui program SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan

Psikotropika).

A. Pelayanan Kefarmasian Klinik RSUD dr. H. Andi Abdurrahman

Noor

Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang

diberikan Apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan

outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping

karena obat, untuk tujuan keselamatan pasien (patient safety) sehingga

kualitas hidup pasien (quality of life) terjamin. Pelayanan farmasi

klinik di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor meliputi pelayanan

resep yang dilakukan pada setiap depo rawat jalan, depo IGD, dan

depo OK/kamar operasi

1. Pengkajian dan pelayanan resep

Pengkajian dan pelayanan resep di RSUD dr. H. Andi

Abdurrahman Noor meliputi dari pasien BPJS dan umum,

setelah mendapatkan resep dari pasien maka dilakukan skrining

resep yaitu sebagai berikut :


116

a. Skrining administratif

Skrining administrasi yang dilakukan bertujuan untuk

mengetahui kelengkapan informasi – informasi yang

menunjang dalam peresepan. Skrining administratif di

RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor selalu dilakukan

pengecekan tentang kelengkapan administrasinya yang

meliputi nama pasien, umur pasien, jenis kelamin pasien,

berat badan pasien, tinggi badan pasien, nama dokter,

nomor ijin, alamat dokter, paraf dokter, tanggal resep dan

ruangan/unit asal resep.

b. Skrining farmasetis

Skrining farmasetis di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman

Noor meliputi nama obat, bentuk, kekuatan sediaan,

dosis, jumlah obat, stabilitas, aturan dan cara penggunaan

obat. Skrining farmasetis di RSUD dr. H. Andi

Abdurrahman Noor dilakukan bertujuan apabila terdapat

hal – hal yang kurang tepat pada keterangan farmasetik

pada resep, maka apoteker/TTK mengkonfirmasikan

kepada dokter yang meresepkan.

c. Skrining klinis

Skrining klinis di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor

meliputi pengecekan terkait ketepatan indikasi, dosis,

waktu penggunaan obat, duplikasi pengobatan, alergi,


117

reaksi obat yang tidak dikehendaki, kontraindikasi dan

interaksi obat. Apabila terdapat hal yang kurang tepat

mengenai hal tersebut maka Apoteker atau TTK dapat

mengkonfirmasikan kepada dokter yang meresepkan. Pada

tahap ini merupakan tahap akhir dalam skrining resep,

kemudian dilanjutkan dengan penyiapan obat serta

pemberian etiket, putih untuk obat dalam/ oral dan biru

untuk obat luar. Apoteker atau TTK kemudian

menyerahkan obat disertai dengan pemberian informasi

obat meliputi nama obat, indikasi, aturan pakai obat, dan

cara pemakaian.

2. Penelusuran riwayat obat

Kegiatan penelusuran riwayat penggunaan obat di RSUD

dr. H. Andi Abdurrahman Noor dilakukan secara rutin untuk

mendapatkan informasi mengenai seluruh obat/sediaan farmasi

lain yang pernah dan sedang digunakan, riwayat pengobatan

dapat diperoleh dari wawancara atau data rekam

medik/pencatatan penggunaan obat pasien.

Kegiatan penelusuran riwayat penggunaan obat di RSUD

dr. H. Andi Abdurrahman Noor yaitu :

a. Penelusuran riwayat penggunaan obat kepada

pasien/keluarganya
118

b. Melakukan penilaian terhadap pengaturan penggunaan

obat pasien.

Tahapan penelusuran riwayat penggunaan obat di RSUD dr.

H. Andi Abdurrahman Noor yaitu :

a. Membandingkan riwayat penggunaan obat dengan data

rekam medik/pencatatan penggunaan obat untuk

mengetahui perbedaan informasi penggunaan obat;

b. Melakukan verifikasi riwayat penggunaan obat yang

diberikan oleh tenaga kesehatan lain dan memberikan

informasi tambahan jika diperlukan;

c. Mendokumentasikan adanya alergi dan Reaksi Obat yang

Tidak Dikehendaki (ROTD);

d. Mengidentifikasi potensi terjadinya interaksi obat;

e. Melakukan penilaian terhadap kepatuhan pasien dalam

menggunakan obat;

f. Melakukan penilaian rasionalitas obat yang diresepkan;

g. Melakukan penilaian terhadap pemahaman pasien

terhadap obat yang digunakan;

h. Melakukan penilaian adanya bukti penyalahgunaan obat;

i. Melakukan penilaian terhadap teknik penggunaan obat;

j. Memeriksa adanya kebutuhan pasien terhadap obat dan

alat bantu kepatuhan minum obat (concordance aids);


119

k. Mendokumentasikan obat yang digunakan pasien sendiri

tanpa sepengetahuan dokter;

l. Mengidentifikasi terapi lain, misalnya suplemen dan

pengobatan alternatif yang mungkin digunakan oleh

pasien.

3. Rekonsiliasi Obat

Rekonsiliasi obat di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman

Noor dilakukan secara rutin untuk membandingkan instruksi

pengobatan dengan obat yang telah didapat pasien yang

bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan obat

(Medication error) seperti obat tidak diberikan, duplikasi,

kesalahan dosis atau interaksi obat.

Prosedur pengisian formulir rekonsiliasi obat di RSUD dr.

H. Andi Abdurrahman Noor yaitu :

a Isi formulir rekonsiliasi obat yang telah dibawa pasien dari

rumah saat pasien masuk rumah sakit, pasien pindah rawat

antar unit pelayanan dan sebelum pasien pulang dalam

status/rekam medis pasien.

b Tulis nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir

pasien, tanggal pasien di rawat di ruangan, nama obat

yang dibawa dari luar rumah sakit, dosis, rute pemberian

dan aturan pemakaian.


120

c Petugas akan mengkonsultasikan obat yang dibawa oleh

pasien/keluarga pasien dari luar rumah sakit kepada dokter

jaga.

d Petugas akan memberikan informasi obat mana yang tetap

dilanjutkan dengan aturan pakai sama, aturan pakai

berbeda dan distop

e Lakukan dokumentasi pada formulir rekonsiliasi.

Langkah-langkah rekonsiliasi obat paada pasien di RSUD dr.

H. Andi Abdurrahman Noor yaitu :

a Semua obat yang dibawa oleh pasien baik obat yang

diresepkan dari fasilitas kesehatan lain.

b Identifikasi obat yang dibawa pasien dilakukan dengan

prosedur rekonsiliasi obat.

c Rekonsiliasi obat awal dilakukan oleh perawat pada saat

masuk rawat inap (untuk pasien datang dari poliklinik),

oleh perawat IGD (pasien yang masuk dari IGD) dan

menjadi bagian dari pengkajian awal rawat inap.

d Dalam hal ada obat yang dibawa pasien maka perawat

akan menghubungi petugas farmasi untuk menilai

kelayakan obat dari aspek kualitas sediaan serta aspek

duplikasi dan interaksi dengan obat yang sedang

diminum di rumah sakit.


121

e Keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan obat

yang dibawa pasien ada pada DPJP atau dokter jaga yang

bertugas di IGD sebagai clinical leader memperhatikan

masukan dari tim asuhan pasien lainnya.

4. Pelayanan informasi obat

Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan pelayaanan

yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi

secara akurat, tidak bias, dan terkini kepada dokter, Apoteker,

perawat, profesi kesehatan dan pasien agar dapat menggunakan

obat dengan baik dan mencegah terjadi efek samping dari obat.

Kegiatan PIO di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor

dilaksanaakan baik secara aktif maupun pasif, salah satu

kegiatan PIO secara aktif yaitu melakukan penyuluhan bagi

pasien rawat jalan dan rawat inap. Sedangkan kegiatan PIO

secara pasif yaitu pembuatan leaflet , brosur, maupun poster

terkait informasi obat.

5. Konseling

Kegiatan konseling di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman

Noor dilakukan di ruangan khusus/ruang tempat konseling yang

dilengkapi dengan Alat bantu konseling (kartu pasien/catatan

konseling). Kegiatan konseling di RSUD dr. H. Andi

Abdurrahman Noor yang dilakukan untuk pasien rawat jalan dan

rawat inap. Pada pasien rawat jalan kegiatan konseling/edukasi


122

dilakukan saat memberikan obat kepada pasien sedangkan untuk

pasien rawat inap kegiatan konseling/edukasi dilakukaan pada

saat pasien akan pulang yang diisi pada form edukasi pasien

pulang. Kegiatan konseling bertujuan untuk mengoptimalkan

hasil terapi, meminimalkan risiko reaksi obat yang tidak

dikehendaki (ROTD), dan meningkatkan cost-effectiveness yang

pada akhirnya meningkatkan keamanan penggunaan obat bagi

pasien (patient safety).

Kegiatan konseling obat yang dilaksanakan di RSUD dr. H.

Andi Abdurrahman Noor meliputi :

a. Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien.

b. Mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang

penggunaan obat melalui Three Prime Questions.

c. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi

kesempatan kepada pasien untuk mengeksplorasi masalah

penggunaan obat.

d. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan

masalah pengunaan obat.

e. Melakukan verifikasi akhir dalam rangka mengecek

pemahaman pasien.

f. Dokumentasi.

Kriteria-kriteria pasien yang diperhatikan dalam konseling

obat di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor meliputi :


123

a. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi

ginjal, ibu hamil dan menyusui.

b. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (TB,

DM, epilepsi, dan lain-lain).

c. Pasien yang menggunakan obat-obatan dengan instruksi

khusus (penggunaan kortiksteroid dengan tappering

down/off).

d. Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit

(digoksin dan phenytoin).

e. Pasien yang menggunakan banyak obat (polifarmasi); dan

f. Pasien yang mempunyai riwayat kepatuhan rendah.

6. Visite

Kegiatan visite di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor

dilakukan kunjungan kepada pasien rawat inap yang dilakukan

Apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan

untuk mengamati kondisi klinis pasien secara langsung, dan

mengkaji masalah terkait obat, memantau terapi obat dan Reaksi

Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD), meningkatkan terapi

obat yang rasional, dan menyajikan informasi obat kepada

dokter, pasien serta profesional kesehatan lainnya

Apoteker melakukan pemantauan terapi obat (PTO) pada

kasus-kasus tertentu, diantaranya:


124

1. Pasien dengan kasus Hipertensi, Strok, Hernia, Diare,

Sectio Caesarea.

2. Pasien dengan penyakit kronis dan polifarmasi.

3. Pasien dengan resiko tinggi (Drug Related Problem).

4. Pasien yang direkomendasikan dokter atau perawat.

7. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Kegiatan Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat

yang tidak dikehendaki, yang terjadi pada dosis lazim yang

digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosa dan

terapi.

Kegiatan pemantauan dan pelaporan ESO di RSUD dr. H.

Andi Abdurrahman Noor yaitu :

a. Mendeteksi adanya kejadian reaksi obat yang tidak

dikehendaki ESO.

b. Mengidentifikasi obat-obatan dan pasien yang mempunyai

risiko tinggi mengalami ESO.

c. Mengevaluasi laporan ESO dengan algoritme Naranjo.

d. Mendiskusikan dan mendokumentasikan ESO di Tim/Sub

Komite/Tim Farmasi dan Terapi.

e. Melaporkan ke pusat monitoring efek samping obat

nasional.
125

Proses monitoring efek samping obat di RSUD dr. H.

Andi Abdurrahman Noor yaitu :

a dilakukan secara kolabroratif baik antar tenaga kesehatan

(dokter, perawat & apoteker) maupun antara petugas

dengan pasien dan keluarganya

b Kejadian efek samping obat dan ADR (Adverse Drug

Reaction) yang terjadi pada pasien harus dicatat dalam

formulir pemantauan efek samping obat dalam rekam

medis.

c Efek samping obat yang terjadi direkap oleh petugas

farmasi dan dilaporkan sesuai peraturan perundangan.

d Pelaporan kejadian efek samping direkap dan dilaporkan ke

KFT setiap 3 bulan.

e KFT membahas kejadian efek samping, melakukan analisa

dan melaporkan kepada direktur.

f Kesalahan obat (Medication error) dilaporkan oleh petugas

yang menemukan kepada Komite Peningkatan Mutu dan

Keselamatan Pasien (KPMKP) dalam format laporan

insiden keselamatan pasien dalam waktu maksimal 2x 24

jam sejak insiden terjadi.

g Kesalahan obat yang dilaporkan meliputi kejadian tak

diharapkan (KTD), kejadian nyaris cedera (KNC) dan

kejadian potensial cedera (KPC).


126

h Kejadian kesalahan obat dibahas dalam KPMKP sesuai

jenis grading risk-nya dan dibuat laporan kepada direktur

dan KFT.

i KFT menggunakan laporan kejadian kesalahan obat untuk

memperbaiki proses penggunaan obat termasuk

mengevaluasi kebijakan dan prosedur pengelolaan dan

penggunaan obat di rumah sakit.

1. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)

Kegiatan evaluasi penggunaan obat di RSUD dr. H. Andi

Abdurrahman Noor telah dilaksanakan secara kualitatif dan

kuantitatif dengan memperhatikan indikator peresepan, indikator

pelayanan dan indikator fasilitas. Evaluasi penggunaan obat

bertujuan mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola

penggunaan obat, membandingkan pola penggunaan obat pada

periode waktu tertentu, memberikan masukan untuk perbaikan

penggunaan obat dan menilai pengaruh intervensi atas pola

penggunaan obat.

2. Dispensing Sediaan Steril

Kegiatan dispensing sediaan steril di RSUD dr. H. Andi

Abdurrahman Noor telah dilaksanakan dengan teknik aseptik

untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk serta melindungi

petugas dari paparan zat berbahaya dan menghindari terjadinya

kesalahan pemberian obat.


127

Kegiatan dispensing sediaan steril di RSUD dr. H. Andi

Abdurrahman Noor meliputi :

1. Pencampuran Obat Suntik

a. Mencampur sediaan intravena ke dalam cairan infus.

b. Melarutkan sediaan intravena dalam bentuk serbuk

dengan pelarut yang sesuai.

c. Mengemas menjadi sediaan siap pakai.

Kegiatan dispensing sediaan steril pencampuran obat

suntik di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor dilakukan

dengan ruangan khusus.

2. Penyiapan Nutrisi Parenteral

a. Mencampur sediaan karbohidrat, protein, lipid, vitamin,

mineral untuk kebutuhan perorangan

b. Mengemas ke dalam kantong khusus untuk nutrisi.

Kegiatan dispensing sediaan steril penyiapan nutrisi

parenteral di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor

dilakukan dengan tim yang terdiri dari dokter, Apoteker,

perawat dan ahli gizi, ruangan khusus, lemari pencampuran

Biological Safety Cabinet dan kantong khusus untuk nutrisi

parenteral.

3. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)


128

Pemantauan kadar obat dalam darah merupakan interpretasi

hasil pemeriksaan kadar obat tertentu atas permintaan dari

dokter yang merawat karena indeks terapi yang sempit atau atas

usulan dari Apoteker kepada dokter. PKOD bertujuan untuk

mengetahui kadar obat dalam darah dan memberikan

rekomendasi kepada dokter yang merawat. Namun kegiatan

pemantauan kadar obat dalam darah di RSUD dr. H. Andi

Abdurrahman Noor belum terlaksanakan karena belum tersedia

sarana dan peralatan

Anda mungkin juga menyukai