Dosen Pengampu ;
Disusun Oleh ;
PROBOLINGGO
2023
Kata Pengantar
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Konsep akad ijarah?
2. Bagaimana Mekanisme sewa ijarah?
C. TUJUAN
1. Mengetahui Konsep sewa ijarah.
2. Mengetahui Mekanisme sewa ijarah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Rukun Ijarah
Menurut ulama Hanafiyah rukun ijarah adalah ijab dan
qabul antara lain dengan menggunakan kalimat Al- Ijarah,
Al- Isti’jar, Al- Iktira’ dan Al- ikra. Adapun menurut
Jumhur ulama rukun ijarah ada 4. Yaitu ;
1) Aqid (orang yang akad).
2) Shighat ijarah.
3) Ujrah (upah).
4) Objek akad ijarah yang berupa manfaat barang atau
manfaat jasa.
2. Syarat Ijarah
Dalam suatu perjanjian sewa-menyewa, penting untuk
selalu memperhatikan syarat-syaratnya agar proses
transaksi dapat terjalin secara sah.
1) Syarat Al- Inqad ( terjadinya akad ).
Syarat ini berkaitan dengan Aqid, zat, dan tempat
akad. Ketiga hal mendasar ini wajib hukumnya untuk
diketahui oleh pihak yang akan melakukan akad.
Aqid sebaiknya Baligh, berakal dan mampu mengatur
hartanya, dan saling mengizinkan atau ridho. Aqid
disyaratkan harus berakal dan mumayyiz (minimal 7
tahun), dan tidak disyaratkan harus baligh. Tetapi jika
bukan barang miliknya sediri akad ijarah anak
mumayyiz dipandang sah bila telah diizinkan
walinya.
2) Syarat An- Nafadz ( syarat pelaksanaan).
Barang yang akan disewakan harus menjadi hak
milik penuh pihak yang akan menyewakan. Akad
ijarah tidak akan sah jika barang tidak dimiliki secara
penuh. Maka ada baiknya sebelum ijarah pihak
penyewa mengetahui status kepemilikan dengan jelas.
Dengan demikian ijarah yang dilakukan oleh orang
yang tidak memiliki kekuasaan atau tidak
mendapakan izin pemiliknya tidak dapat menjadikan
adanya ijarah.
3) Syarat Sah Ijarah.
Barang yang menjadi objek harus memiliki
manfaat yang jelas. Sahnya perjanjian ditentukan oleh
tata cara ijarah yang sama-sama disetujui dengan
ikhlas oleh masing-masing pihak. Pihak yang
menyewakan harus menjelaskan dengan rinci
mengenai manfaat dan batasan waktunya. Keabsahan
Ijarah berkaitan dengan Aqid, Mauqud Alaih, Ujrah,
dan zat akad.
Syarat-syarat atau unsur-unsur yang harus diperhatikan
agar terpenuhinya akad ijarah antara lain sebagai berikut:
1. Ijarah manfaat.
Ijarah jenis ini yaitu memiliki objek sewa berupa aset
tidak bergerak seperti pakaian, perhiasan, kendaraan,
rumah, dan lain sebagainya.
2. Ijarah Pekerjaan.
Ijarah pekerjaan mengarah kepada penyewaan objek
pada bentuk pekerjaan atau jasa yakni seperti
memperbaiki barang, membangun bangunan,
menjahit baju, mengantar paket, dan lain-lain.
3. Ijarah Asli.
Ijarah asli hampir sama dengan Ijarah lainnya, yaitu
melakukan transaksi sewa menyewakan terhadap
objek sewa yang ingin dilakukan, namun dalam ijarah
ini tidak ada perpindahan hak kepemilikan atas aset
atau barang tersebut.
4. Ijarah Muntahiya Bit Tamlik.
Akad Ijarah yang terjadi dengan adanya perjanjian
atau wa’ad perpindahan kepemilikan objek yang
disewakan tersebut pada waktu tertentu. Pepindahan
kepemilikan dapat dilakukan setelah proses
pembayaran objek Ijarah telah lunas dan telah
kembali kepada pemilik atau pemberi sewa.
Kemudian, perpindahan hak milik tersebut dapat
dilakukan dengan membuat akad baru yang terpisah
dari akad ijarah sebelumnya. Pembayaran
pemindahan kepemilikan dapat melalui hibah,
penjualan, atau angsuran.
5. Ijarah Lanjut.
Ijarah lanjut merupakan kegiatan lebih lanjut perihal menyewakan
aset atau barang yang sebelumnya sudah pernah atau telah disewa
pemilik kepada pihak lain.
Pembatalan Ijarah
KESIMPULAN
Prof. Dr. Rahmat Syafe’i, Fiqh Muammalah, CV Pustaka Setia, Bandung, 2020
Rosita Tehuayo, Sewa – Menyewa Ijarah dalam perbankan, IAIN Ambon, 2018 http://idr.uin-
antasari.ac.id/id/eprint/1885
https://www.rumah.com/panduan-properti/pengertian-dan-tata-cara-ijarah-dalam-properti-18163