Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.2 Genap (2023.1)

Nama Mahasiswa : OLIN LAWOLO

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 837719596

Tanggal Lahir :03 Agustus 1998

Kode/Nama Mata Kuliah :PDGK4202/Pembelajaran IPA di SD

Kode/Nama Program Studi : 118/PGSD S-1

Kode/Nama UPBJJ : 12/Medan

Hari/Tanggal UAS THE : Rabu, 05 Juli 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN RISET, DAN
TEKNOLOGI UNIVERSITAS
TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan MahasiswaKejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : OLIN LAWOLO


NIM : 837719596
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4202/Pembelajaran IPA di SD
Fakultas :FKIP
Program Studi : 118/PGSD S-1
UPBJJ-UT : 12/Medan

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian UAS
THE.
4.
5. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
6. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
7. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidakmelakukan
kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta tindakan tidak
terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Nias, 05 Juli 2023

Yang Membuat Pernyataan

OLIN LAWOLO
1. Sebagai Pak Ahmad yang ingin mengimplementasikan teori belajar Bruner dalam pembelajaran IPA
mengenai Perubahan Wujud Zat, berikut adalah contoh penerapan pembelajaran tersebut:
Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat mengidentifikasi dan memahami macam-macam perubahan wujud
zat.
1. Tahap Pertama: Enaktif
a. Pak Ahmad memulai pembelajaran dengan menghadirkan materi Perubahan Wujud Zat dalam
bentuk yang nyata, seperti menunjukkan beberapa contoh zat dengan berbagai wujud (padat, cair,
dan gas) kepada siswa.
b. Pak Ahmad meminta siswa untuk memegang, mengamati, dan merasakan zat-zat tersebut secara
langsung. Siswa dapat merasakan perbedaan tekstur, berat, atau bentuk dari setiap wujud zat yang
ditunjukkan.
c. Selanjutnya, Pak Ahmad mengajukan pertanyaan seperti, "Apa perbedaan antara wujud padat, cair,
dan gas berdasarkan yang kalian rasakan dan amati?" Siswa diberikan kesempatan untuk berbagi
pengamatan mereka.
2. Tahap Kedua: Ikonik
a. Setelah siswa mengamati dan merasakan zat-zat tersebut, Pak Ahmad menggunakan media visual,
seperti gambar atau video, yang menggambarkan perubahan wujud zat.
b. Pak Ahmad menunjukkan gambar-gambar yang mengilustrasikan proses perubahan wujud zat,
misalnya es yang mencair menjadi air, air yang menguap menjadi uap air, dan sebagainya.
c. Siswa diminta untuk mengamati gambar-gambar tersebut dan mengidentifikasi perubahan wujud zat
yang terjadi. Pak Ahmad dapat mengajukan pertanyaan seperti, "Apa yang terjadi pada air saat
berubah dari wujud cair menjadi gas?"
d. Tahap Ketiga: Simbolik
a. Setelah siswa mengamati gambar-gambar perubahan wujud zat, Pak Ahmad memperkenalkan
istilah-istilah yang terkait dengan perubahan wujud zat, seperti mencair, membeku, menguap, dan
kondensasi.
b. Pak Ahmad memberikan definisi singkat untuk setiap istilah tersebut dan menghubungkannya
dengan gambar-gambar yang telah diperlihatkan sebelumnya.
c. Selanjutnya, Pak Ahmad memberikan contoh-contoh lain dari perubahan wujud zat dalam kehidupan
sehari-hari dan meminta siswa untuk menghubungkan istilah-istilah yang telah dipelajari dengan
contoh-contoh tersebut. Misalnya, "Jelaskan perubahan wujud zat yang terjadi ketika air dalam panci
mendidih."
e. Tahap Keempat: Evaluasi
a. Untuk mengevaluasi pemahaman siswa tentang perubahan wujud zat, Pak Ahmad memberikan
beberapa contoh pertanyaan atau permasalahan yang terkait dengan topik tersebut.
b. Siswa diminta untuk memberikan jawaban secara tertulis atau lisan, menggunakan istilah-istilah
yang telah dipelajari sebelumnya. Misalnya, "Jelaskan perubahan wujud zat yang terjadi ketika
es batu dibiarkan pada suhu ruangan selama beberapa jam."
c. Pak Ahmad memberikan umpan balik yang konstruktif dan menjelaskan dengan lebih detail jika
ada kesalahan pemahaman siswa.
Melalui penerapan pembelajaran tersebut dengan menggunakan teori belajar Bruner, siswa akan mengalami
tahapan belajar yang berurutan, mulai dari pengalaman langsung (enaktif), penggunaan media visual
(ikonik), hingga penggunaan istilah dan simbol dalam pemahaman (simbolik). Dengan demikian, siswa
diharapkan dapat memahami dan mengidentifikasi macam-macam perubahan wujud zat secara lebih baik.
2. Penerapan pengalaman belajar siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan pendekatan Sains-Lingkungan
Teknologi-Masyarakat (SLTM) di kelas dapat dilakukan dengan berbagai cara. Berikut adalah contoh
penerapan pengalaman belajar siswa menggunakan pendekatan SLTM dalam pembelajaran IPA di kelas:
1. Identifikasi Masalah Lingkungan:
a. Guru memulai pembelajaran dengan meminta siswa untuk mengidentifikasi masalah lingkungan di
sekitar mereka.
b. Siswa dapat melakukan pengamatan di sekolah atau lingkungan sekitar untuk mengidentifikasi
masalah seperti polusi udara, limbah plastik, penggundulan hutan, atau perubahan iklim.
c. Siswa mengumpulkan data tentang masalah lingkungan yang mereka identifikasi, seperti foto,
pengukuran, atau wawancara dengan orang-orang yang terkait.
2. Penyelidikan Ilmiah:
a. Siswa melakukan penyelidikan ilmiah terkait masalah lingkungan yang mereka identifikasi.
b. Guru memberikan panduan atau bimbingan dalam melakukan penelitian, seperti merancang
pertanyaan penelitian, mengumpulkan data, atau melakukan eksperimen sederhana.
c. Siswa dapat menggunakan metode ilmiah untuk mengumpulkan dan menganalisis data, seperti
membuat grafik atau tabel untuk menggambarkan perubahan suhu atau pola konsumsi energi.
3. Penemuan Solusi:
a. Setelah melakukan penyelidikan, siswa diajak untuk menemukan solusi atau tindakan yang dapat
mereka lakukan untuk mengatasi masalah lingkungan yang telah mereka identifikasi.
b. Siswa dapat melakukan diskusi kelompok atau kolaborasi untuk menghasilkan ide-ide kreatif dalam
mengatasi masalah tersebut.
c. Siswa mengembangkan rencana tindakan yang melibatkan teknologi, seperti penggunaan energi
terbarukan, daur ulang, atau kampanye penyadartahuan.
4. Implementasi dan Evaluasi:
a. Siswa menerapkan tindakan atau solusi yang telah mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari,
baik di sekolah, di rumah, atau di komunitas mereka.
b. Guru dan siswa dapat melacak dan memantau perkembangan implementasi tindakan tersebut.
c. Evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas tindakan yang diambil, apakah dapat mengatasi
masalah lingkungan atau memberikan dampak positif.
5. Refleksi dan Komunikasi:
a. Siswa diajak untuk merefleksikan proses pembelajaran dan pengalaman mereka dalam mengatasi
masalah lingkungan.
b. Siswa dapat berbagi hasil penelitian dan solusi yang telah mereka temukan dalam bentuk presentasi,
laporan, atau pameran di sekolah atau komunitas.
c. Diskusi dilakukan untuk merangsang refleksi kritis tentang keberhasilan, tantangan, dan pelajaran
yang didapatkan selama proses pembelajaran.
Melalui penerapan pendekatan SLTM dalam pembelajaran IPA, siswa tidak hanya memperoleh
pengetahuan tentang sains dan lingkungan, tetapi juga belajar tentang dampak teknologi dan pengaruh
masyarakat terhadap masalah lingkungan. Mereka menjadi lebih sadar akan peran mereka dalam menjaga
lingkungan dan mampu menghasilkan solusi kreatif untuk masalah-masalah lingkungan yang dihadapi di
kehidupan sehari-hari.
3. Sebagai Bu Intan yang ingin melakukan pembelajaran terintegrasi dalam materi listrik di kelas 5, berikut
adalah rancangan pembelajaran yang dapat dilakukan:
1. Identifikasi Tema:
a. Bu Intan mulai dengan mengidentifikasi tema-tema yang terkait dengan materi listrik, misalnya
energi, keberlanjutan, atau teknologi.
b. Bu Intan memilih satu atau beberapa tema yang ingin ditekankan dalam pembelajaran, misalnya
keberlanjutan energi.
2. Penentuan Kompetensi dan Indikator:
a. Bu Intan menentukan kompetensi dan indikator pembelajaran yang berkaitan dengan tema yang
dipilih, dengan mengacu pada kurikulum dan standar kompetensi yang berlaku.
b. Misalnya, kompetensi dapat berfokus pada pemahaman konsep listrik dan penggunaan energi secara
berkelanjutan.
3. Pengembangan Aktivitas:
a. Bu Intan merancang serangkaian aktivitas yang terkait dengan tema yang dipilih, dengan
memasukkan konsep listrik dalam setiap aktivitas tersebut.
b. Aktivitas tersebut dapat melibatkan eksperimen, observasi, wawancara, atau penelitian kecil yang
terkait dengan penggunaan energi.
c. Misalnya, siswa dapat melakukan eksperimen sederhana untuk mengukur konsumsi energi berbagai
peralatan elektronik di rumah dan membandingkannya dengan energi yang dihasilkan dari sumber
energi terbarukan.
4. Kolaborasi Antar Disiplin Ilmu:
a. Bu Intan bekerja sama dengan guru mata pelajaran lain, seperti Bahasa Indonesia, Matematika, atau
Seni, untuk mengintegrasikan konsep listrik dalam kegiatan mereka.
b. Misalnya, siswa dapat membuat laporan tentang penggunaan energi berkelanjutan dalam Bahasa
Indonesia, atau membuat grafik dan tabel untuk menganalisis data pengukuran energi dalam
Matematika.
5. Penyajian Hasil:
a. Bu Intan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyajikan hasil dari aktivitas yang telah
dilakukan.
b. Siswa dapat membuat poster, presentasi, atau cerita tentang pentingnya penggunaan energi
berkelanjutan.
c. Penyajian hasil dapat dilakukan dalam bentuk pameran di sekolah atau disampaikan kepada siswa
kelas lain.
6. Evaluasi dan Refleksi:
a. Bu Intan melakukan evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa terhadap konsep listrik dan tema
yang dipilih.
b. Siswa juga diajak untuk merefleksikan pengalaman dan pembelajaran yang telah mereka dapatkan
selama proses pembelajaran terintegrasi ini.
c. Bu Intan memberikan umpan balik yang konstruktif dan melibatkan siswa dalam proses perbaikan
dan pengembangan diri.
Dengan merancang pembelajaran terintegrasi dalam materi listrik, Bu Intan dapat mengajak para siswa
untuk melihat keterkaitan antara konsep listrik dengan tema yang lebih luas, seperti energi dan
keberlanjutan. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman siswa dan kesadaran mereka tentang pentingnya
penggunaan energi yang berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari
4. Untuk mengukur hasil belajar siswa terkait Perubahan Fisik dan Kimia dalam Makanan pada pembahasan
pembusukan makanan, Bu Nina dapat menggunakan beberapa alat evaluasi yang sesuai. Berikut adalah
beberapa contoh alat evaluasi yang cocok untuk tujuan tersebut:
1. Tes Tulis:
- Bu Nina dapat menyusun kumpulan soal berupa pertanyaan-pertanyaan terkait konsep perubahan
fisik dan kimia dalam makanan dan pembusukan makanan.
- Soal-soal dapat berupa pilihan ganda, isian singkat, atau penulisan esai tergantung pada tingkat
pemahaman yang ingin diukur.
- Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur pemahaman siswa tentang konsep-konsep tersebut, serta
kemampuan mereka dalam mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam situasi nyata.
2. Praktikum atau Eksperimen:
- Bu Nina dapat merancang praktikum atau eksperimen sederhana yang melibatkan perubahan fisik
dan kimia dalam makanan.
- Siswa akan melakukan percobaan, mengamati perubahan yang terjadi, dan menganalisis hasilnya.
- Bu Nina dapat menilai pemahaman siswa berdasarkan pengamatan mereka, kemampuan mereka
dalam menjelaskan hasil eksperimen, dan pemahaman mereka tentang konsep perubahan fisik dan
kimia dalam makanan.
3. Presentasi atau Proyek:
- Bu Nina dapat memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan penelitian kecil atau proyek terkait
perubahan fisik dan kimia dalam makanan.
- Siswa dapat menyajikan hasil penelitian mereka dalam bentuk presentasi, laporan, atau poster.
- Bu Nina dapat menilai pemahaman siswa berdasarkan kualitas penelitian mereka, pemahaman
mereka tentang konsep yang terkait, serta kemampuan mereka dalam berkomunikasi dan
menyampaikan informasi secara jelas.
4. Diskusi Kelompok atau Debat:
- Bu Nina dapat mengorganisir diskusi kelompok atau debat yang melibatkan siswa dalam
mempertimbangkan dan membahas isu-isu terkait perubahan fisik dan kimia dalam makanan.
- Siswa dapat berdebat tentang keuntungan dan kerugian dari metode pengawetan makanan, atau
membahas dampak pembusukan makanan terhadap lingkungan.
- Bu Nina dapat menilai pemahaman siswa berdasarkan kualitas argumen mereka, pemahaman konsep
yang mereka sampaikan, serta kemampuan mereka dalam berkomunikasi dan bekerja sama dalam
kelompok.
5. Lembar Kerja atau Tugas Terstruktur:
- Bu Nina dapat memberikan lembar kerja atau tugas terstruktur kepada siswa, di mana mereka harus
mengidentifikasi dan menjelaskan perubahan fisik dan kimia yang terjadi pada makanan yang
mengalami pembusukan.
- Lembar kerja tersebut dapat berisi pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan pemahaman mendalam
tentang konsep yang telah dipelajari.
- Bu Nina dapat menilai pemahaman siswa berdasarkan kualitas jawaban mereka, pemahaman konsep
yang ditunjukkan, serta kemampuan mereka dalam menerapkan pengetahuan tersebut dalam konteks
yang diberikan.
Dengan menggunakan alat evaluasi yang tepat, Bu Nina dapat mengukur dan menilai hasil belajar siswa
terkait Perubahan Fisik dan Kimia dalam Makanan dengan cara yang objektif dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai