Anda di halaman 1dari 4

Ryff (2014) mengemukakan bahwa psychological well-being tidak hanya terdiri dari efek

positf, efek negatif, dan kepuasan hidup, melainkan bisa dipahami sebagai sebuah
konstruk yang terdiri dari sikap hidup yang terkait dengan dimensi kesejahteraan
psikologis itu sendiri yaitu mampu merealisasikan potensi diri secara
berkesinambungan, mampu membentuk hubungan yang hangat dengan orang lain,
memiliki kemandirian terhadap tekanan sosial, maupun menerima diri apa adanya,
memiliki arti dalam hidup, serta mampu mengontrol lingkungan eksternal.

1. Dimensi Kesejahteraan Psikologis

Ryff (2014) menjelaskan bahwa terdapat enam dimensi yang membentuk kesejahteraan
psikologis, yaitu:

a. Penerimaan diri Kemampuan yang dimiliki individu untuk menerima dirinya secara utuh,
baik pada masa kini dan masa lalu. Individu yang memiliki tingkat penerimaan diri tinggi
akan bersikap positif terhadap diri sendiri, mengakui dan menerima berbagai aspek positif
dan negatif yang ada dalam dirinya, serta memiliki pandangan positif terhadap masa lalu.

b. Hubungan positif dengan orang lain Kemampuan yang dimiliki individu untuk menjalin
hubungan yang hangat dengan orang lain di sekitarnya. Individu yang memiliki dimensi
hubungan positif dengan orang lain tinggi cenderung mampu membangun hubungan yang
hangat, memuaskan dan saling percaya dengan orang lain, mempunyai rasa afeksi dan empati
yang kuat.

c. Otonomi Kemampuan individu untuk bersikap mandiri, menentukan diri sendiri,


danmengatur tingkah laku. Individu yang memiliki otonomi tinggi mampu menolak tekanan
sosial untuk berpikir dan bertingkah laku dengan cara-cara tertentu, serta dapat mengevaluasi
diri sendiri dengan standar personal.

d. Penguasaan lingkungan, Kemampuan yang dimiliki individu untuk mengatur,


memanfaatkan kesempatan, menciptakan, dan mengontrol lingkungannya sesuai dengan
kebutuhan.

e. Tujuan hidup Kemampuan individu untuk mencapai tujuan dalam hidup. Individu yang
memiliki dimensi tujuan hidup yang tinggi cenderung memiliki rasa keterarahan dalam hidup,
perasaan bahwa kehidupan saat ini dan masa lalu bermakna, memegang kepercayaan yang
memberikan tujuan hidup, dan mempunyai target yang ingin dicapai dalam hidup.
f. Pertumbuhan pribadi Kemampuan individu untuk mengembangkan potensi dalam diri dan
berkembang sebagai seorang manusia. Individu yang memiliki pertumbuhan pribadi tinggi
cenderung memiliki perasaan mengenai pertumbuhan yang berkesinambungan dalam dirinya,
memandang diri sebagai individu yang selalu tumbuh dan berkembang, dapat merasakan
peningkatan yang terjadi pada diri dan tingkah lakunya setiap waktu serta dapat berubah
menjadi pribadi yang lebih efektif dan memiliki pengetahuan yang bertambah.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengacu dimensi kesejahteraan psikologis dari Ryff
(2014) yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan
lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi

2. Faktor Kesejahteraan Psikologis

Ryff dan Singer (2008) menjelaskan beberapa faktor yang memengaruhi kesejahteraan
psikologis, yaitu:

a. Usia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, usia pada individu dapat memengaruhi
kesejahteraan psikologis. Perbedaan tingkat usia memengaruhi beberapa dimensi pada
kesejahteraan psikologis. Semakin meningkat tingkat usia individu, dimensi penguasaan
lingkungan, kemandirian, dan tujuan hidup juga semakin meningkat. Selain itu, tingkat
penerimaan diri dan hubungan positif dengan orang lain bervariasi secara signifikan pada
setiap usia.

b. Jenis kelamin Perbedaan jenis kelamin memengaruhi kesejahteraan psikologis, khususnya


pada dimensi hubungan positif dengan orang lain dan pertumbuhan pribadi. Dari hasil
penelitian, wanita menunjukkan skor yang lebih tinggi pada dimensi tersebut jika
dibandingan dengan pria.

c. Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan Tingginya tingkat pendidikan dan pekerjaan berkaitan
dengan faktor keamanan seperti uang, ilmu, dan keahlian. Rendahnya tingkat pendidikan dan
pekerjaan berbanding lurus dengan kesulitan ekonomi yang pada akhirnya menghambat
individu untuk memenuhi kebutuhan dasar, sehingga menurunkan kesejahteraan psikologis.

d. Budaya Perbedaan budaya barat dan timur memberikan pengaruh yang signifikan pada
kesejahteraan psikologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu yang hidup dengan
budaya barat cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi penerimaan diri dan kemandirian.
Sedangkan individu yang hidup dengan budaya timur memiliki skor tinggi pada hubungan
positif dengan orang lain.

Ryff (2014) memperbarui penelitian mengenai faktor-faktor kesejahteraan psikologis, yaitu


sebagai berikut:

a. Usia Individu yang telah mencapai usia cenderung memiliki kesejahteraan psikologis yang
tinggi. Hal tersebut karena mereka telah mencapai tugas-tugas perkembangan pada setiap
masa perkembangan.

b. Kepribadian Hasil penelitian panjang tentang hubungan antara kepribadian dan


kesejahteraan psikologis semakin menguatkan bahwa kepribadian memiliki pengaruh
terhadap kesejahteraan psikologis. Penelitian menggunakan big five personality menunjukkan
bahwa setiap jenis kepribadian memiliki hubungan yang bervariasi dengan setiap dimensi
kesejahteraan psikologis. Selain itu, jenis kepribadian opennes dan extraversion terbukti
memprediksi tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi.

c. Keluarga Pengalaman yang diperoleh dari keluarga berperan dalam menentukan tingkat
kesejahteraan psikologis pada individu. Pengalaman saling membantu dalam keluarga
meningkatkan dimensi penerimaan diri dan tujuan hidup. Pengalaman menikah juga
berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis. Di sisi lain, pengalaman
perceraian, kehilangan anggota keluarga, dan kekerasan dalam keluarga, cenderung
menurunkan tingkat kesejahteraan psikologis.

d. Pekerjaan Jenis pekerjaan, jumlah pendapatan, dan kesesuaian antara tujuan hidup dengan
suatu pekerjaan berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan psikologis. Di sisi lain, pekerjaan
yang mengakibatkan terjadinya konflik rumah tangga cenderung menurunkan kesejahteraan
psikologis.

e. Religiusitas dan Spiritualitas Partisipasi pada kegiatan religius dan pengalaman religius
berkaitan dengan kesejahteraan psikologis. Religiusitas berhubungan positif dengan dimensi
hubungan sosial positif, tujuan hidup, dan pertumbuhan personal. Sedangkan spiritualitas
berhubungan positif dengan semua dimensi dari kesejahteraan psikologis. Hal ini juga
diperkuat dengan penelitian Khashab dkk (2015) bahwa religiusitas dan spiritualitas
merupakan prediktor yang signifikan terhadap kesejahteraan psikologis.
f. Resiliensi Kemampuan untuk bangkit kembali dari situasi sulit membantu individu untuk
mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan psikologis, meskipun berhadapan dengan
berbagai tantangan dalam hidup. Hal tersebut juga diperkuat oleh berbagai penelitian yang
menunjukkan bahwa resiliensi merupakan prediktor yang signifikan terhadap kesejahteraan
psikologis (Akbari & Khormaiee, 2015; Faircloth, 2017; Mayordomo dkk, 2016; Smith &
Smith, 2014)

g. Sumber Daya Psikologis Ryff juga menemukan berbagai sumber daya psikologis lainnya
yang berperan penting dengan kesejahteraan psikologis. Variabel-variabel psikologis tersebut
yaitu optimisme, self-esteem, regulasi emosi, empati, kecerdasan emosi, dan strategi
manajemen kehidupan.

Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi kesejahteraan


psikologis, yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan, budaya, keluarga, kepribadian, religiusitas,
spiritualitas, resiliensi, dan sumber daya psikologis lainnya.

Anda mungkin juga menyukai