KB Kespro
KB Kespro
Disusun Oleh :
1. Desya Amelia O P07124221019
2. Najwa Nursyabillah P07124221023
3. Sri Wahyu P07124221042
4. Nadya Syahfitri P07124221049
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Allah SWT atau Tuhan Yang Maha
Esa karena
berkat rahmat-Nya dan perlindungan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Sumarah, S.Si.T.,MPH. selaku
dosen pengampu mata kuliah Asuhan Kebidanan KB dan Kesehatan Reproduksi.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
kekeliruan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu saran dan kritik
kami harapkan demi kesempurnaan dimasa yang akan datang. Semoga makalah
ini bermanfaat terutama kami sebagai penulis khususnya dan bagi para pembaca
pada umumnya.
Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Pergaulan bebas dapat menjadi salah satu factor anak melakukan
pernikahan dini, akibat terlalu bebasnya pergaulan remaja terutama dalam
hubungan pacaran sampai melakukan seks pranikah dan kehamilan diluar
pernikahan. Pernikahan dini juga memiliki dampak terhadap kesehatan
reproduksi seperti belum matangnya organ reproduksi dan kematangan
fisik remaja permpuan berpengaruh terhadap resiko jika seorang remaja
perempuan tersebut mengandung anaknya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Asuhan Kebidanan KB dan
Kesehatan Reproduksi
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dan definisi Pengetahuan Kesehatan
Reproduksi.
b. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pengetahuan
kesehatan reproduksi.
c. Untuk mengetahui bagian dari ruang lingkup kesehatan reproduksi.
d. Untuk mengetahui alasan masyarakat melakukan FGM (Female
Genetalia Mutilation).
e. Untuk mengetahui dampak dilakukan FGM (Female Genetalia
Mutilation) terhadap kesehatan reproduksi
f. Untuk mengetahui faktor .yang mempengaruhi pernikahan dini.
g. Untuk mengetahui bagaimana dampak yang terjadi pada
pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
bukan semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan
dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi pada laki-laki dan
perempuan.
Azwar (dalam Lubis, 2013) juga mendefinisikan kesehatan
reproduksi yaitu suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati
kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses
reproduksi secara sehat dan aman, juga setiap orang berhak mengatur
jumlah keluarganya termasuk memperoleh penjelesan yang lengkap
tentang cara yang tepat dan disukai. Selain itu, hak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan reproduksi lainnya seperti pelayanan antenatal,
persalinan, nifas dan pelayanan bagi bayi barulahir, kesehatan remaja,
dan lain-lain perlu di jamin.
Menurut Spielberg (2007) definisi Kesehatan reproduksi
meliputi:
1. Kemampuan untuk mereproduksi
2. Kebebasan untuk mengontrol reproduksi
3. Kemampuan untuk mengalami kehamilan dan persalinan dengan
aman, dengan ibu yang sukses dan kelangsungan hidup bayi dan
hasil.
4. Kemampuan untuk mendapatkan informasi tentang dan cara yang
aman, efektif dan terjangkau tentang keluarga berencana.
5. Kemampuan untuk memiliki kehidupan yang memuaskan,
seksaman, bebas dari rasa takut kehamilan dan penyakit.
6. Kemampuan untuk meminimalkan penyakit ginekologi dan risiko
disemua tahapan kehidupan
Jadi pengetahuan kesehatan reproduksi adalah hasil tahu yang
terbentuk dari penginderaan manusia mengenai keadaan sehat yang
sempurna baik secara fisik, maupun psikologis dan sosial yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta proses. Dalam
penelitian ini tingkat pengetahuan difokuskan dalam tahap tahu.
4
2. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
b) Ekonomi
Memenuhi kebutuhan primer dan sekunder, keluarga
dengan status ekonomi yang lebih baik mudah tercukupi
dibanding dengan keluarga yang berstatus ekonomi rendah, hal
5
ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi termasuk
kebutuhan sekunder.
c) Informasi
Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
baru tersebut. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang
rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang cukup baik
dari berbagai media maka hal itu dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang. Informasi, kemudahan untuk
memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat
seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru
(Mubarak, dkk., 2007).
d) Lingkungan
Lingkungan memberi pengaruh besar terhadap
pengetahuan kita karena lingkungan memberi pengaruh
pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari
hal positif dan negatif tergantung dari lingkungannya. Menurut
Mubarak,dkk., (2007
6
2) Faktor internal yaitu:
a) Minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang
tinggi terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan yang tinggi
didukung minat yang cukup bagi seseorang sangatlah mungkin
seseorang tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa yang
diinginkan. Menurut Mubarak,dkk., (2007), minat sebagai suatu
kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan
pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
b) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan atau sebagai suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman
pribadi dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk memperoleh
pengetahuan. Menurut Mubarak,dkk., (2007), pengalaman adalah suatu
kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungan.
c) Usia
Seiring dengan bertambahnya usia seseorang berpengaruh dengan
pertambahan pengetahuan yang telah diperolehnya, tetapi pada usia
tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan untuk menerima atau
mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. Bertambahnya usia
seseorang akan terjadi perubahan aspek fisik maupun dan psikologis
(mental) (Mubarak, dkk., 2007).
8
c) Faktor psikologis
Menurut Notoatmodjo (2007) dampak pada keretakan orang
tuapada remaja, depresi karena ketidak seimbangan hormonal, rasa
tidak berharga perempuan pada laki-laki yang membeli kebebasannya
secara materi. Faktor psikologis lainnya menurut Pinem (2009) yaitu
rasa rendah diri, tekanan teman sebaya, tindak kekerasan
dirumah/lingkungan, dan ketidak harmonisan keluarga.
d) Faktor biologis
Menurut Notoatmdjo (2007) faktor biologis yaitu cacat sejak lahir,
cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual. Faktor
biologis juga meliputi: gizi buruk kronis, kondisi anemia dan energi
kronis, kelainan bawaan organ reproduksi, kelainan akibat radang
panggul, infeksi lain atau keganasan dan pertumbuhan yang terhambat
pada remaja perempuan yang dapat mengakibatkan panggul sempit dan
resiko untuk melahirkan bayi berat lahir rendah di kemudian hari
(Pinem, 2009).
9
c. Pencegahan dan penanganan infeksi menular seksual termasuk Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency
Syndrome (AIDS)
d. Kesehatan reproduksi remaja
Kesehatan reproduksi remaja berhubungan dengan hak reproduksi.
Hak reproduksi didasarkan pada pengakuan akan hak-hak asasi manusia yang
diakui di dunia internasional. Hak reproduksi perorangan dapat diartikan
bahwa: setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan (tanpa memandang
perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama, dll) mempunyai hak yang sama
untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab (kepada diri, keluarga
dan masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak, untuk menentukan
waktu kelahiran anak dan dimana akan melahirkan (Pinem,2009).
Tradisi adalah pola tindakan atau perilaku yang telah lama ada, sering kali
diwariskan dalam suatu komunitas selama beberapa generasi. Adat-istiadat
tersebut didasarkan pada kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut oleh anggota
masyarakat. Tradisi seringkali dilindungi oleh tabu , yang merupakan larangan
(atau larangan) sosial yang kuat terkait dengan aktivitas manusia atau kebiasaan
sosial berdasarkan penilaian moral dan keyakinan agama. Ini berarti bahwa
10
tradisi tidak mudah diubah, karena orang menganut pola perilaku ini, percaya
bahwa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan.
FGM telah menjadi isu hak asasi manusia dan kesehatan di seluruh dunia.
FGM diakui sebagai pelanggaran hak asasi anak perempuan dan perempuan. Ini
mencerminkan adanya ketidaksetaraan gender, dan merupakan bentuk ekstrem
diskriminasi terhadap perempuan. Data survei tahun 2015 menunjukkan bahwa 1
dari 3 anak perempuan berusia antara 15 dan 19 tahun telah menjalani prosedur
FGM (UNDP, 2017).
Indonesia adalah negara ketiga terbesar setelah Mesir dan Ethiopia yang
melakukanpraktik FGM terhadap 200 juta anak perempuan (Voaindonesia, 2016).
FGM dilakukan dengan beragam cara. Diantaranya, dengan memotong sedikit
atau melukai sebagian kecil alat kelamin bagian luar atau ujung klitoris. Hasil
riset kesehatan dasar menunjukkan bahwa proporsi anak perempuan usia 0-11
tahun yang disunat sebanyak 51,2 %, sebanyak 72,4% berusia 1-5 tahun.
Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah salah satu propinsi yang masih
melekat dengan budaya FGM. NTB termasuk dalam 10 besar praktik FGM di
Indonesia. Prevalensi FGM di NTB mencapai lebih dari 60% (Riskesdas, 2013).
11
Hal ini menunjukkan bahwa praktik FGM masih tinggi. FGM merupakan bagian
dari budaya di negara-negara di mana sunat tersebut dipraktikkan.
12
mempermalukan keluarganya dan merusak kesempatannya untuk menikah.
3. Alasan spiritual dan agama : bagi sebagian masyarakat, menghilangkan aurat
diperlukan untuk membuat seorang gadis bersih secara spiritual dan oleh
karena itu diwajibkan oleh agama. Muslim yang mempraktekkan FGM
cenderung percaya bahwa itu diwajibkan oleh Alquran. Namun, FGM tidak
disebutkan dalam Alquran.
4. Alasan higienis dan estetika : dalam beberapa budaya, alat kelamin luar
wanita dianggap jelek dan kotor dan membuang bagian alat kelamin luar ini
diyakini membuat anak perempuan bersih secara higienis.
2)Penis tidak dapat masuk dalam vagina sehingga memerlukan tindakan operasi,
13
6)Inkontinensi urine (tidak dapat menahan kencing),
7) Bisa terjadi abses, kista dermoid, dan keloid (jaringan parut mengeras)
2. Pernikahan Dini
antara seorang pria dengan wanita sebagai suami dan istri pada usia yang masih
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
menyatakan bahwa perkawinan hanya disahkan jika pihak pria sudah mencapai
umur 19 dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun, usulan perubahan
pada pasal 7 tahun 1974 ayat (1) perkawinan dapat dan dilakukan jika pihak
tahun, harus mendapat izin kedua orangtua, sesuai dengan kesepakatan pihak
Pertama diizinkan apabila pihak pria mencapai umur 25 tahun dan wanita
a. Faktor Pendidikan
pendidikan ke jenjang yang lebih lanjut dalam hal ini dapat mendorong
14
seseorang untuk melakukan pernikahan dini. Selain itu tingkat pendidikan
b. Faktor Ekonomi
(2018) menyatakan bahwa kemiskinan menjadi salah satu faktor yang memiliki
pengeluaran dalam rumah tangga dan pendapatan juga menjadi salah satu
n.d.).
c. Faktor Budaya
kekhawatiran anaknya tidak kunjung menikah dan menjadi perawan tua. Faktor
dinikahkan pada usia 12 tahun, jauh di bawah usia minimum sebuah pernikahan
(2003) pernikahan usia dini sering sekali terjadi pada anak- anak yang sedang
mengalami masa pubertas, hal ini disebabkan remaja sangat rentan kaitannya
untuk melakukan perilaku seksual yang mereka lakukan sebelum menikah. Maka
dapat dismpulkan bahwa pergaulan bebas dapat menjadi salah satu faktornya.
remaja bisa sampai melakukan seks pranikah dan kehamilan diluar pernikahan.
pengaruh yang tidak baik terhadap berbagai hal bagi seseorang yang
dari seorang remaja perempuan juga akan berpengaruh terhadap resiko jika
kecacatan pada anak, ibu mati saat melahirkan dan resiko lainnya juga sangat
besar ketika perkawinan usia dini terjadi. Selain itu, leher rahim seorang remaja
perempuan juga masih sensitif. Oleh karena itu, jika dipaksakan untuk hamil,
berisiko mengalami kanker leher rahim di kemudian hari, bahkan lebih parahnya
ialah peluang resiko kematian saat melahirkan juga menjadi besar pada usia
muda.
16
4. Migrasi pedesaan-perkotaan (yang dapat mempengaruhi mereka terhadap
prostitusi, IMS, HIV dan AIDS).
5. Stigma, dan harga diri rendah.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengetahuan menjadi salah satu faktor yang sangat penting bagi seseorang dalam
nilai-nilai yang dianut oleh anggota masyarakat yang telah diwariskan secara
reproduksi, agar dapat mengurangi dampak buruk yang akan terjadi terhadap
B. SARAN
akan terjadi dalam masyarakat jika kesehatan reproduksi tidak dijaga dengan
diberikan secara optimal kepada masyarakat sehingga dampak buruk yang terjadi
dengan tepat.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
SOAL TENTANG
KELOMPOK 9
1. Keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial yang utuh bukan semata- mata bebas
dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses
reproduksi pada laki-laki dan perempuan merupakan definisi kesehatan reproduksi
menurut …
a. BKKBN (2008)
b. ICPD (1994)
c. UU No. 36 Tahun 2009
d. Azwar (2013)
e. Spielberg (2007)
2. Yang bukan merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan kesehatan
reproduksi adalah …
a. Pengalaman
b. Informasi
c. Ekonomi
d. Lingkungan
e. Pendidikan
3. Pendidikan yang rendah menyebabkan remaja kurang mampu memenuhi kebutuhan
fisik dasar setelah berkeluarga akibatnya akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan
dirinya sendiri dan berkeluarganya, akses terhadap pelayanan kesehatan, status
pekerjaan, tingkat kemiskinan rasio melek huruf, rasio remaja tidak sekolah dan atau
melek huruf. Hal tersebut merupakan salah satu contoh faktor yang mempengaruhi
kesehatan reproduksi, yaitu …
a. Faktor demografi
b. Faktor budaya
c. Faktor sosial ekonomi
d. Faktor lingkungan
e. Faktor psikologis
4. Perhatikan pernyataan dibawah ini!
20
1) Keluarga berencana
2) Menentukan kehidupan reproduksi dan bebas diskriminasi
3) Menjalani kehidupan reproduksi dan kehidupan seksual yang sehat
4) Pencegahan dan penanganan infeksi menular seksual termasuk HIV dan AIDs
a. 1) dan 2)
b. 3) dan 4)
c. 2) dan 3)
d. 1) dan 4)
e. 1) dan 3)
5. Setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan mempunyai hak yang sama untuk
memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab mengenai jumlah anak, jarak antar
anak, untuk menentukan waktu kelahiran anak dan dimana akan melahirkan
merupakan maksud dari …
a. Hak hidup
b. Hak remaja
c. Hak kesehatan keluarga
d. Hak kesehatan reproduksi
e. Hak reproduksi
6. FGM merupakan singkatan dari …
a. Female Gen Mutilation
b. Feminime Genetalia Mutilation
c. Female Genetalia Mutilation
d. Feminime Gen Mutilation
e. Feminime Genetalia Male
21
d. 4
e. 5
8. Yang merupakan dampak jangka Panjang FGM adalah …
a. Sakit kepala yang luar biasa mengakibatkan shock
b. Retensi urin karena pembengkakan dan sumbatan pada uretra
c. Tetanus menjebabkan kematian
d. Disfungsi seksual
e. Gangrene yang dapat menyebabkan kematian
9. Yang merupakan dampak jangka pendek FGM adalah …
a. Infeksi pada seluruh organ panggul yang mengarah pada sepsis
b. Infeksi saluran kemih kronis
c. Terjadi abses, kista dermoid, dan keloid
d. Disfungsi haid yang mengakibatkan hematocolpos
10. Pada undang-undang apakah yang berisi tentang aturan usia pernikahan …
a. Undang - Undang No. 36 Tahun 2009
b. Undang – Undang No. 36 Tahun 2014
c. Pasal 71 Undang – Undang No. 36 Tahun 2009
d. Undang – Undang No. 1 Tahun 1974
e. Undang – Undang No. 4 Tahun 2019
11. Yang bukan merupakan faktor – faktor yang mempengaruhi pernikahan dini …
a. Faktor pendidikan
b. Faktor ekonomi
c. Faktor budaya
d. Faktor MBA
e. Faktor sosial
22
a. Kecacatan pada anak
b. Kanker rahim
c. Migrasi pedesaan-perkotaan yang dapat mempengaruhi prostitusi, IMS, HIV,
AIDs
d. Leher rahim sensitive
e. Kematian pada ibu
14. Yang bukan menjadi alasan masyarakat melakukan female genetalia mutilation
adalah …
a. Alasan sosioseksual
b. Alasan sosiokultural
c. Alasan psikoseksual
d. Alasan spiritual
e. Alasan higienis
15. Faktor bilogis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi.
Yang bukan merupakan kelompok faktor biologis adalah …
a. Cacat sejak lahir
b. Tindak kekerasan
c. Kelainan bawaan organ reproduksi
d. Kelainan akibat radang panggul
e. Pertumbuhan terhambat
23