OLEH :
1. Ade Desti Fitria (06141282025052)
2. Ameliya Nada Khana (06141282025035)
3. Ayu Dwi Putri (06141282025039)
4. Feby Indah Cahyani (06141282025025)
5. Nurullia Isnaini (06141282025034)
6. Risma Berliani (06141282025020)
7. Sisca Ayu Damayanti (06141282025018)
Dosen Pengampu :
Dra. Hasmalena, M. Pd dan Rina Rahayu Siregar, M. Psi
Kelas : Indralaya (Semester 4)
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas kelompok mata kuliah supervisi
dengan dosen pengampu Dra. Hasmalena, M. Pd dan Rina Rahayu Siregar, M. Psi. Tujuan
lain dari terbentuknya makalah ini adalah dengan harapan untuk menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan bagi kelompok yang membuat dan orang-orang yang membacanya.
Kami menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dari penyusunan makalah
ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen
pengampu dan para pembaca sekalian agar kedepannya dapat kami perbaiki dan kami dapat
belajar dari kesalahan.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Supervisi merupakan tahapan proses yang sangat penting bagi suatu organisasi dalam
mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program yang telah direncanakan demi
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Sergiovanni dan Starrat (1979:2) mengatakan
bahwa supervisi perlu dilakukan atas dasar perbaikan yang harus dilakukan terhadap
sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya keuangan. Hal ini sejalan dengan
yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (2009:14), bahwa untuk melaksanakan rencana
atau program sehingga tercapai hasil yang baik salah satunya adalah dengan cara melakukan
pengawasan atau supervisi yang kontinyu dan kosekuen. Melalui supervisi seorang
supervisor dapat melakukan prediksi maupun evaluasi sedini mungkin terhadap hal yang
menjadi kendala dalam menjalankan suatu program kerja, sehingga supervisor tersebut dapat
mengambil tindakan strategis yang merupakan solusi atas kendala tersebut. Selain itu,
supervisor juga dapat menganalisa berbagai kemudahan dan kelebihan din sekolah yang akan
menjadi faktor potensial untuk dikembangkan dan dapat meningkatkan kejuruanitas sekolah
pada masa itu maupun dimasa yang akan datang. Sehingga pada akhirnya seluruh unsur
dalam sekolah tersebut dapat melakukan pekerjaannya sesuai prosedur yang ditetapkan dan
dapat mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dengan efektif.
Supervisi pendidikan adalah hal yang sangat penting dilakukan untuk meningkatkan
mutu pendidikan. Mutu pendidikan sangat berkaitan erat dengan keprofesionalan guru dalam
menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada didunia pendidikan baik pada masa saat
ini atau masa yang akan datang. Berdasarkan hal tersebut pendidikan merupakan faktor yang
penting karena pendidikan salah satu penentu mutu SDM (Sumber Daya Manusia), dimana
manusia dapat membina kepribadiannya dengan jalan mengembangkan potensi-potensi yang
dimiliki sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat. Dalam usaha meningkatkan
kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang
harus dibina dan dikembangkan terus menerus. Guru adalah tugasnya yang terkait dengan
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional,
intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya (Suparlan, 2005: 12). Potensi sumber daya guru itu
perlu terus bertumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara potensial.
Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus menerus
1
belajar menyesuaikan diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas
masyarakat. Guru membutuhkan bantuan dari sesama rekan guru yang memiliki kelebihan
atau guru yang sudah berpengalaman untuk saling bertukar ilmu pengetahuan dalam
meningkatkan potensi peserta didik. Guru juga membutuhkan bantuan kepala sekolah sebagai
pembina pembimbing guru agar bekerja dengan benar dalam proses pembelajaran siswanya.
Oleh karena itu, dalam suatu lembaga pendidikan perlu adanya pelaksanaan supervisi.
1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian model, pendekatan, dan Teknik supervisi
2. Model Supervisi
3. Pendekatan supervisi
4. Teknik Supervisi
1.3.TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari model, pendekatan, dan Teknik supervisi
2. Mengetahui apa saja model-model supervisi
3. Mengetahui apa saja pendekatan supervisi
4. Mengetahui bagaimana Teknik supervisi dilakukan
2
BAB II
KASUS DAN PEMBAHASAN
2.1. REVIEW KASUS
KASUS 1
Judul SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MENGEMBANGKAN
BAHASA RESEPTIF ANAK
Jurnal MANAGERE : Indonesian Journal of Educational Management,
Vol. 3 No. 2
Tahun 2021
Penulis Badrul Mudarris dan Romiatun Hasanah
Reviewer Kelompok 6
Tanggal 07 Februari
3
yang ada disekolah. Hal ini menyebabkan bahasa reseptif anak
tidak berkembang dengan baik, anak didik kurang menyimak
terhadap penyampaian guru sehingga pencapaian pembelajaran
kurang maksimal.
Keterkaitan Kasus Dalam kasus tersebut, masalah yang dihadapi pada sekolah RA
dengan Teori pada Perwanida III dapat diatasi dengan kegiatan supervisi. Supervisi
Materi Model, yang dilakukan dalam kasus tersebut adalah termasuk model
Pendekatan, dan supervisi klinis.
Teknik Supervisi
Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada
bantuan peningkatan mengajar, bantuan yang diberikan bukan
bersifat intrukstif atau memerintah.
Hal ini juga terlihat dalam kasus tersebut, bahwa kepala sekolah
melakukan observasi dan wawancara secara dengan guru.
Kegiatan observasi dilakukan oleh kepala sekolah dengan cara :
pertama, ikut serta dalam pembelajaran, mengambil posisi duduk
dibelakang peserta didik. Kedua, berjalan mengelilingi dan
membaur dengan peserta didik. Ketiga, mengajukan sesi tanya
jawab bagi peserta didik dalam pembelajaran.
4
KASUS 2
Judul Supervisi Akademik Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak
Dimasa Pandemi Covid 19
Jurnal TADBIR : Jurnal Studi Manajemen Pendidikan vol. 4, no. 2
Tahun 2020
Penulis Jhoni Warmansyah
Reviewer Kelompok 6
Tanggal 07 Februari
5
guru dalam memecahkan masalah yang terjadi dengan menerima
saran serta pertanyaan (keluhan) yang disampaikan oleh orang
tua terkait tugas. Selanjutnya kepala sekolah menginventarisir
capaian kompetensi dasar dan melalukan umpan balik terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan.
6
KASUS 3
Judul SUPERVISI AKADEMIK INTERNAL GURU TK
PENDEKATAN KOLABORATIF
Jurnal WISDOM: JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Volume 02 No. 01
Tahun 2021
Penulis Libri Rizka Puri Windarta
Reviewer Kelompok 6
Tanggal 07 Februari
7
sekolah memberi catatan tindak lanjut untuk perbaikan dan
mencari solusi secata bersama sama
8
2.2.PENGERTIAN MODEL, PENDEKATAN, DAN TEKNIK SUPERVISI
• Menurut Lefudin (2017, hlm. 171) dikutip oleh (Abarca, 2021) model merupakan
suatu konsepsi untuk mengejar suatu materi dalam mencapai tujuan tertentu.
Model adalah suatu rencana, pola atau pengaturan kegiatan guru dan peserta
didik yang menunjukkan adanya interaksi antara unsur-unsur yang terkait dalam
pembelajaran, yakni guru, peserta didik, dan media termasuk bahan ajar atau materi
subjeknya. (Abarca, 2021). Model menurut Mills dalam Rahmiati sebagai proses
aktual yang memungkinkan seseorang atau kelompok orang mencoba bertindak
berdasarkan model. Hal itu merupakan interpretasi atas hasil observasi dan
pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa model adalah suatu konsepsi, rencana, pola
proses actual untuk mengejar suatu materi yang menunjukkan adanya interaksi yang
memungkinkan seseorang atau kelompok orang mencoba bertindak berdasarkan
model.
Model Supervisi Pendidikan dalam (Ma’sum, 2019), Secara teoritis dan normatif ada
empat macam pengembangan dalam model supervisi pendidikan yaitu:
9
2) Model Supervisi Artistik
Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada bantuan peningkatan
mengajar, bantuan yang diberikan bukan bersifat intrukstif atau memerintah. Model ini dapat
juga didefinisikan sebagai fase supervisi pengajaran yang datanya berasal dari observasi
secara langsung tentang kejadian pembelajaran secara nyata, dan melibatkan interaksi tatap
muka antara supervisor dengan guru dalam menganalisis perilaku dan aktivitas pengajaran
untuk perbaikan pengajaran.
Menurut Suhertian (Kurniati, 2020), ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan
untuk supervisi: pendekatan direktif, pendekatan non-direktif dan pendekatan kolaboratif,
tiga di antaranya didasarkan pada teori psikologi belajar
1) Pendekatan direktif
Pendekatan direktif adalah pendekatan langsung terhadap masalah. Supervisor
memberikan instruksi secara langsung. Tentu saja dampak perilaku supervisor lebih dominan.
Pendekatan direktif ini berdasarkan pemahaman terhadap psikologi behaviorisme. Prinsip
behaviorisme ialah bahwa segala perbuatan berasal dari refleks, yaitu respon terhadap
rangsangan/stimulus. Oleh karena guru ini mengalami kekurangan, maka perlu diberikan
10
rangsangan agar dapat bereaksi. Supervisor dapat menggunakan penguatan (reinforcement)
atau hukuman (punishment).
Pendekatan ini lebih tepat digunakan terhadap guru yang acuh atau tidak bermutu
2) Pendekatan non-direktif
Secara teknis, perilaku supervisor dalam pendekatan non-direktif ini sebagai berikut :
• Dengarkan baik dari segi keberhasilan maupun masalah yang dihadapi guru, dalam
arti supervisor mendengar laporan guru terlebih dahulu. Pengawas perlu
mendengarkan dengan sungguh-sungguh keluhan dari guru yang mengalami masalah.
• Setelah mengetahui berbagai keluhan guru memberikan peningkatan, tindakan
selanjutnya dari bos adalah memberikan peningkatan. Peningkatan ini bisa berupa
pujian dan motivasi. Motivasi positif juga mendorong orang untuk melakukan
perbuatan positif atau kebaikan. Oleh karena itu, kami berharap dapat menghilangkan
kejahatan dari peningkatan motivasi positifnya. Penjelasan supervisor kepada guru
hendaknya disesuaikan dengan kemampuan kemampuan guru. Supervisi non-direktif
ini berlaku bagi guru profesional, tetapi supervisor harus memberikan penjelasan
sesuai dengan tingkat pemahaman guru.
11
• Penyajian, dapat diartikan oleh pembimbing yang menyajikan solusi dalam bentuk
petunjuk praktis atau teori. Panduan langsung ini akan membantu guru memahami
pengetahuan yang disampaikan oleh tutor.
• Pemecahan Masalah, Tindakan selanjutnya adalah membantu supervisor
memecahkan masalah yang dihadapi guru. Solusi untuk masalah ini adalah dengan
benar mengubah kondisi yang tidak sesuai di karena fitur pengawasan non-direktif ini
adalah dialog, dalam proses penyelesaian masalah ini, supervisor harus berinteraksi
atau berkonsultasi dengan guru untuk menemukan solusi bersama.
12
Dalam proses pembahasan masalah yang dihadapi, pendekatan kolaboratif ini
menggunakan komunikasi dua arah top-down dan bottom-up. Pendekatan ini di lebih tepat
digunakan terhadap guru tukang kritik atau terlalu sibuk. Tugas supervisor adalah meminta
penjelasan kepada guru apabila ada hal-hal yang diungkapkannya kurang dipahami,
kemudian mendorong guru untuk mengaktualisasikannya inisiatif yang dipikirkannya untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya atau meningkatkan pengajarannya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada pendekatan kolaboratif ini, yang
menjadi central adalah supervisor dan guru.
1. Pendekatan kolegial
Supervisi kolegial adalah proses yang cukup formal di mana dua atau lebih guru
bekerja sama untuk kepentingan pengembangan profesional guru. Menurut Kimbro, bentuk
co-directing adalah:
a. Rapat guru dengan agenda yang jelas dan diskusi tentang isu-isu yang berkaitan dengan
kemajuan pendidikan di sekolah.
b. Sebuah kegiatan kelompok yang terdiri dari kepala sekolah,pengawas, dan guru untuk
memecahkan masalah yang dihadapi melalui lokakarya, yaitu percakapan dan kerja
kelompok.
c. Observasi pendamping di kelas dilakukan dengan melibatkan teman sejawat secara
bergantian dan yang mengevaluasi kegiatan pembelajaran di kelas dengan keberhasilan
dan kegagalan.
2. Pendekatan individu
Pendekatan ini disebut wawancara individu. Artinya, peluang yang diciptakan oleh
bos atau pemimpin sekolah Anda untuk bekerja secara individu dengan guru Anda dalam
masalah profesional. Pendekatan ini menekankan tanggung jawab pribadi guru untuk
profesionalisme. Pendekatan ini berupa seorang guru membuat RPP yang disampaikan
kepada pengawas, kepala sekolah, atau lembaga lain yang sesuai. Pada akhir semester, guru
dan tutor biasanya bertemu untuk membahas masalah yang dihadapi dalam melaksanakan
program pembelajaran. Pendekatan ini cocok untuk guru yang lebih suka bekerja sendiri.
13
3. Pendekatan klinis
14
8) Guru memiliki inisiatif dan tanggung jawab untuk meningkatkan Kemampuan
Pendidikan
9) Pengawas dan guru meminta umpan balik dan berterima kasih kepada Cincin
Terbuka.
Menurut Good V. Carter, seni adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk
mencapai suatu tujuan, tetapi umumnya terbatas pada kegiatan yang melibatkan kreativitas,
kecerdikan, penilaian, dan kemampuan. Pendekatan artistik dalam pembinaan adalah intuisi,
kreativitas, kecerdikan, dan peningkatan pengajaran dan peningkatan program melalui proses
yang membutuhkan keterampilan yang digunakan oleh supervisor dalam kegiatan supervisi
yang tidak konsensual kepada guru terkait dengan kurikulum. Semua bentuk dukungan
profesional individu atau kelompok .
Teknik Supervisi seperti dijelaskan dalam (SATRIA & Afriansyah, 2019) diperlukan
untuk membantu kepala sekolah dalam melakukan kegiatan supervisi. Para ahli berbeda
dalam mengembangkan tingkat keterampilan pengawasan, tetapi di dasar-dasarnya tetap
sama. Secara garis besar, keterampilan pengawasan dapat dibagi menjadi dua bagian:
15
1) Teknologi individu atau perseorangan
Keterampilan individu berarti supervisi individu, dan kegiatan yang akan dilakukan
meliputi kunjungan kelas (class visit) dan kepala sekolah yang menghadiri kelas untuk
mengamati metode pengajaran guru. Dengan kata lain, periksa untuk melihat kekurangan
atau kelemahan mana yang perlu diperbaiki. Saat melakukan kunjungan observasi, guru
ditugaskan untuk mengamati guru yang menunjukkan cara mengajar mata pelajaran tertentu.
Kunjungan observasi ke dapat dilakukan di sekolah itu sendiri atau saat mengunjungi
sekolah lain. Bimbingan Guru Tentang Cara Belajar Siswa Perorangan atau Mengatasi
Masalah Siswa Bimbingan Guru Tentang Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Penerapan
Kurikulum Sekolah: Penyusunan Program Semester, Membuat Program untuk Satuan
Pendidikan, Penyelenggaraan kegiatan pengelolaan kelas, pelaksanaan metode evaluasi
pembelajaran, penggunaan media dan sumber dalam proses belajar mengajar, dan organisasi
kegiatan siswa dalam kegiatan di luar kurikulum.
2) Metode kelompok
Teknik kelompok adalah supervisi kelompok. Berikut beberapa aktivitas yang bisa
Anda lakukan:
1. Kepala sekolah mengadakan sidang atau rapat (meeting) dan melaksanakan tugasnya
berdasarkan rencana yang telah disusun. Termasuk pertemuan rutin dengan guru. Dalam
hal ini adalah rapat sebagai bagian dari kegiatan pengawasan.
2. Mengadakan diskusi kelompok: Anda dapat mengadakan diskusi kelompok dengan
membentuk kelompok bagi guru. Dalam setiap diskusi, pengawas atau pemimpin sekolah
akan memberikan petunjuk, bimbingan, nasihat dan saran yang diperlukan.
3. Melakukan peningkatan (pelatihan dalam layanan), teknik ini dilakukan melalui
peningkatan yang meningkatkan. Misalnya, peningkatan untuk guru di bidang studi
tertentu. Upgrade biasanya dilakukan oleh pemerintah pusat atau daerah, sehingga peran
sponsor adalah untuk memimpin dan memandu tindak lanjut berdasarkan hasil upgrade.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kepala sekolah untuk menguasai keterampilan
supervisi, yang tidak akan berjalan dengan baik tanpa kecakapan teknis dalam
pelaksanaannya. Oleh karena itu, pemimpin tidak akan efektif untuk pengawasan sampai
dia menguasai keterampilan
4. Penerapan teknik supervisi merupakan wujud kemajuan perkembangan Sekolah karena
teknik supervisi memudahkan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
16
Menurut Gwynn (1961), ada 13 metode supervisi kelompok. Yaitu,
1) Panitia,
2) Kerja kelompok,
4) Membaca terbimbing,
5) Demonstrasi pembelajaran,
6) Wisata,
7) Kuliah/Penelitian,
8) Diskusi Panel,
9) Perpustakaan,
17
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu konsepsi, rencana, pola proses actual untuk
mengejar suatu materi yang menunjukkan adanya interaksi yang memungkinkan seseorang
atau kelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model. Sedangkan pendekatan adalah
setiap bentuk layanan bantuan profesional kepada guru-guru secara individu maupun
kelompok. Teknik adalah suatu cara atau jalan yang digunakan supervisor pendidikan dalam
memberikan pelayanan atau bantuan kepada para guru.
Ada banyak model, pendekatan dan Teknik supervise seperti model supervise terdapat
supervise konvensional, artistic, klinis, ilmiah. Sedangkan pendekatan ada pendekatan
kolegial, individu, klinis, artistic dan Ilmiah. Teknik supervisi adalah Teknik perseorangan
atau individu dan kelompok.
3.2. SARAN
Kami menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari ibu, teman-
teman dan para pembaca sekalian agar kami dapat belajar dari kesalahan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19