Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MEMBEDAKAN MODEL, PENDEKATAN, DAN TEKNIK SUPERVISI

OLEH :
1. Ade Desti Fitria (06141282025052)
2. Ameliya Nada Khana (06141282025035)
3. Ayu Dwi Putri (06141282025039)
4. Feby Indah Cahyani (06141282025025)
5. Nurullia Isnaini (06141282025034)
6. Risma Berliani (06141282025020)
7. Sisca Ayu Damayanti (06141282025018)

Dosen Pengampu :
Dra. Hasmalena, M. Pd dan Rina Rahayu Siregar, M. Psi
Kelas : Indralaya (Semester 4)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
memberika kita segala kenikmatan, baik itu nikmat iman, islam, dan sehat Sentosa sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MEMBEDAKAN MODEL,
PENDEKATAN, DAN TEKNIK SUPERVISI” ini tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas kelompok mata kuliah supervisi
dengan dosen pengampu Dra. Hasmalena, M. Pd dan Rina Rahayu Siregar, M. Psi. Tujuan
lain dari terbentuknya makalah ini adalah dengan harapan untuk menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan bagi kelompok yang membuat dan orang-orang yang membacanya.

Kami menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dari penyusunan makalah
ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen
pengampu dan para pembaca sekalian agar kedepannya dapat kami perbaiki dan kami dapat
belajar dari kesalahan.

Palembang, 07 februari 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3. Tujuan .......................................................................................................................... 2

BAB II : KASUS DAN PEMBAHASAN


2.1. Review Kasus…………………………………………………………………………3
2.2. Pengertian Model, Pendekatan, Teknik Supervisi ...................................................... 9
2.3. Model Supervisi .......................................................................................................... 9
2.4. Pendekatan Supervisi .................................................................................................. 10
2.5. Teknik Supervisi ......................................................................................................... 15
BAB III : PENUTUP
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................. 18
3.2. Saran ........................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA. ....................................................................................................... 19

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Supervisi merupakan tahapan proses yang sangat penting bagi suatu organisasi dalam
mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program yang telah direncanakan demi
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Sergiovanni dan Starrat (1979:2) mengatakan
bahwa supervisi perlu dilakukan atas dasar perbaikan yang harus dilakukan terhadap
sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya keuangan. Hal ini sejalan dengan
yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (2009:14), bahwa untuk melaksanakan rencana
atau program sehingga tercapai hasil yang baik salah satunya adalah dengan cara melakukan
pengawasan atau supervisi yang kontinyu dan kosekuen. Melalui supervisi seorang
supervisor dapat melakukan prediksi maupun evaluasi sedini mungkin terhadap hal yang
menjadi kendala dalam menjalankan suatu program kerja, sehingga supervisor tersebut dapat
mengambil tindakan strategis yang merupakan solusi atas kendala tersebut. Selain itu,
supervisor juga dapat menganalisa berbagai kemudahan dan kelebihan din sekolah yang akan
menjadi faktor potensial untuk dikembangkan dan dapat meningkatkan kejuruanitas sekolah
pada masa itu maupun dimasa yang akan datang. Sehingga pada akhirnya seluruh unsur
dalam sekolah tersebut dapat melakukan pekerjaannya sesuai prosedur yang ditetapkan dan
dapat mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dengan efektif.
Supervisi pendidikan adalah hal yang sangat penting dilakukan untuk meningkatkan
mutu pendidikan. Mutu pendidikan sangat berkaitan erat dengan keprofesionalan guru dalam
menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada didunia pendidikan baik pada masa saat
ini atau masa yang akan datang. Berdasarkan hal tersebut pendidikan merupakan faktor yang
penting karena pendidikan salah satu penentu mutu SDM (Sumber Daya Manusia), dimana
manusia dapat membina kepribadiannya dengan jalan mengembangkan potensi-potensi yang
dimiliki sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat. Dalam usaha meningkatkan
kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang
harus dibina dan dikembangkan terus menerus. Guru adalah tugasnya yang terkait dengan
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional,
intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya (Suparlan, 2005: 12). Potensi sumber daya guru itu
perlu terus bertumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara potensial.
Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus menerus

1
belajar menyesuaikan diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas
masyarakat. Guru membutuhkan bantuan dari sesama rekan guru yang memiliki kelebihan
atau guru yang sudah berpengalaman untuk saling bertukar ilmu pengetahuan dalam
meningkatkan potensi peserta didik. Guru juga membutuhkan bantuan kepala sekolah sebagai
pembina pembimbing guru agar bekerja dengan benar dalam proses pembelajaran siswanya.
Oleh karena itu, dalam suatu lembaga pendidikan perlu adanya pelaksanaan supervisi.

1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian model, pendekatan, dan Teknik supervisi
2. Model Supervisi
3. Pendekatan supervisi
4. Teknik Supervisi

1.3.TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari model, pendekatan, dan Teknik supervisi
2. Mengetahui apa saja model-model supervisi
3. Mengetahui apa saja pendekatan supervisi
4. Mengetahui bagaimana Teknik supervisi dilakukan

2
BAB II
KASUS DAN PEMBAHASAN
2.1. REVIEW KASUS

KASUS 1
Judul SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MENGEMBANGKAN
BAHASA RESEPTIF ANAK
Jurnal MANAGERE : Indonesian Journal of Educational Management,
Vol. 3 No. 2
Tahun 2021
Penulis Badrul Mudarris dan Romiatun Hasanah
Reviewer Kelompok 6
Tanggal 07 Februari

Tujuan Penelitian Menganalisis dan mengkaji tentang supervisi kepala sekolah


terhadap guru dalam mengembangkan bahasa reseptif anak
Subjek Penelitian Guru di RA Perwanida III, Paiton Probolinggo
Metode Penelitian Pendekatan kualitatif jenis studi kasus
Hasil Penelitian 1. Kegiatan supervisi ini bermanfaat bagi guru yaitu
mendukung kompetensi guru RA Perwanida III
khususnya kompetensi pedagogik dan kompetensi
professional guru RA Perwanida III dalam
pengembangan bahasa reseptif serta kepercayaan penuh
kepala sekolah terhadap tenaga pendidik. Dengan adanya
supervisi ini membuat peserta didik mendapatkan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristiknya dalam pengembangan bahasa reseptif.

2. Dari hasil supervisi yang dilakukan, diketahui bahwa


guru RA Perwanida III menggunakan metode bercerita
dengan alat peraga dan metode ceramah. Setelah diteliti,
maka diketahui kelemahannya yaitu hanya 2 dari 4 guru
RA Perwanida III yang disupervisi yang menggunakan
metode bercerita, sehingga guru yang belum bisa
melakukan metode bercerita maka diperlukan tindak
lanjut yaitu mengikut sertakan guru dalam pelatihan dan
seminar-seminar sehingga guru lebih kompeten dalam
pemahaman Bahasa reseptif
Apa Kasusnya Kurangnya kompeten guru RA Purwanida III dalam bidang
bahasa reseptif
Bagaimana Kasusnya Fenomena yang terjadi di RA Perwanida III, terdapat beberapa
guru menyampaikan materi dengan bahasa yang kurang menarik.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti guru kurang
memahami bahasa ekspresif, guru tidak kompeten dalam bidang
pendidikan anak usia dini, dan keterbatasan media pembelajaran

3
yang ada disekolah. Hal ini menyebabkan bahasa reseptif anak
tidak berkembang dengan baik, anak didik kurang menyimak
terhadap penyampaian guru sehingga pencapaian pembelajaran
kurang maksimal.

Keterkaitan Kasus Dalam kasus tersebut, masalah yang dihadapi pada sekolah RA
dengan Teori pada Perwanida III dapat diatasi dengan kegiatan supervisi. Supervisi
Materi Model, yang dilakukan dalam kasus tersebut adalah termasuk model
Pendekatan, dan supervisi klinis.
Teknik Supervisi
Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada
bantuan peningkatan mengajar, bantuan yang diberikan bukan
bersifat intrukstif atau memerintah.

Hal ini terlihat dalam kasus tersebut bahwa kepala sekolah


melakukan supervisi karena melihat bahwa adanya kelemahan
dalam mengajar bahasa reseptif anak sehingga bahasa reseptif
anak tidak berkembang dengan baik.

Supervisi klinis dapat juga didefinisikan sebagai fase supervisi


pengajaran yang datanya berasal dari observasi secara langsung
tentang kejadian pembelajaran secara nyata, dan melibatkan
interaksi tatap muka antara supervisor dengan guru dalam
menganalisis perilaku dan aktivitas pengajaran untuk perbaikan
pengajaran.

Hal ini juga terlihat dalam kasus tersebut, bahwa kepala sekolah
melakukan observasi dan wawancara secara dengan guru.
Kegiatan observasi dilakukan oleh kepala sekolah dengan cara :
pertama, ikut serta dalam pembelajaran, mengambil posisi duduk
dibelakang peserta didik. Kedua, berjalan mengelilingi dan
membaur dengan peserta didik. Ketiga, mengajukan sesi tanya
jawab bagi peserta didik dalam pembelajaran.

Solusi yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah melakukan


supervisi untuk meningkatkan cara mengajar guru dan
memberikan bantuan berupa seminar dan pelatihan.

4
KASUS 2
Judul Supervisi Akademik Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak
Dimasa Pandemi Covid 19
Jurnal TADBIR : Jurnal Studi Manajemen Pendidikan vol. 4, no. 2
Tahun 2020
Penulis Jhoni Warmansyah
Reviewer Kelompok 6
Tanggal 07 Februari

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pelaksanaan supervisi akademik kepala


sekolah taman kanak-kanak ditengah pandemi Covid 19
Subjek Penelitian Kepala Sekolah dan 3 guru Taman Kanak-Kanak Samba Taruma
Kabupaten Bekasi
Metode Penelitian Pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus eksploratif
Hasil Penelitian Pelaksanaan supervisi akademik ditengah pandemi Covid 19
oleh Kepala Taman Kanak-Kanak Samba Taruma tetap
berlangsung dengan proses supervisi secara daring berupa
diskusi harian secara online, memberikan bantuan kepada guru
berupa pemecahan masalah, menginventarisir capaian
kompetensi dasar (KD), dan melakukan umpan balik terhadap
evaluasi proses pembelajaran yang telah berlangsung
Apa Kasusnya Bagaimana pelaksanaan supervisi yang dilakukan di Taman
Kanak-Kanak Samba Taruma selama masa Covid-19
Bagaimana Kasusnya Adanya pandemi covid 19 membuat perubahan sistem dan cara
belajar, maka model supervisi yang semula masuk kelas dalam
pengawasannya juga ikut terdampak dan dilakukan dengan
sistem daring/jarak jauh.

Pelaksanaan supervisi yang dilakukan di Taman Kanak-Kanak


Samba Taruma dilakukan secara daring dengan segala
keterbatasan berupaya memanfaatkan IT menggunakan diskusi
online setiap hari sebelum memulai kegiatan belajar mengajar,
membantu guru menemukan pemecahan masalah,
menginventarisir capaian KD dimasukkan ke google drive ,
terakhir dengan umpan balik melalui WhatsApp group

Keterkaitan Kasus Dalam pelaksanaannya melalui media daring, kepala sekolah


dengan Teori pada berusaha melakukan hal terbaik untuk pembelajaran bagi anak
Materi Model, usia dini agar tetap pada prinsipnya serta berupaya tidak
Pendekatan, dan membuat orang tua sebagai perantara guru dan anak dalam
Teknik Supervisi proses pembelajaran menjadi bingung atau kesulitan.

Adapun yang dilakukan kepala sekolah untuk melakukan


supervisi yaitu sebelum memulai pembelajaran guru akan di ajak
untuk berdiskusi secara daring disini kepala sekolah memeriksa
dan memastikan tugas-tugas harian untuk menstimulus
perkembangan anak melalui pembelajaran melalui bermain dan
bermakna. Kemudian kepala sekolah memberi bantuan kepada

5
guru dalam memecahkan masalah yang terjadi dengan menerima
saran serta pertanyaan (keluhan) yang disampaikan oleh orang
tua terkait tugas. Selanjutnya kepala sekolah menginventarisir
capaian kompetensi dasar dan melalukan umpan balik terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan.

Dari kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam


melakukan supervisi, jika dikaitkan dengan materi yang
membahas teknik supervisi, termasuk pada teknik perseorangan
dimana kepala sekolah membimbing guru dalam hal yang
berhubungan tentang Kurikulum sekolah salah satunya yaitu
rancangan pembelajaran harian, kepala sekolah memeriksa
kembali demi keberlangsungan pembelajaran untuk anak.

6
KASUS 3
Judul SUPERVISI AKADEMIK INTERNAL GURU TK
PENDEKATAN KOLABORATIF
Jurnal WISDOM: JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Volume 02 No. 01
Tahun 2021
Penulis Libri Rizka Puri Windarta
Reviewer Kelompok 6
Tanggal 07 Februari

Tujuan Penelitian Untuk memperoleh gambaran nyata tentang lembaga yang


menggunakan pendekatan kolaboratif dalam supervisi akademik
Subjek Penelitian Kepala sekolah dan guru di TK ABA Sumberadi
Metode Penelitian Penelitian deskriptif kualitatif
Hasil Penelitian Kepala sekolah TK ABA Sumberadi beserta guru yang lain
memilih untuk menggunakan pendekatan kolaborasi. Hal ini
dikarenakan kegiatan supervisi dengan pendekatan kolaboratif
dirasa lebih efektif karena dengan pendekatan ini lebih
ditekankan untuk berdiskusi dan mencari solusi dari sebuah
masalah secara bersama-sama.
Apa Kasusnya Efektivitas pendekatan kolaboratif dalam melaksanakan supervisi
di TK ABA Sumberadi
Bagaimana Kasusnya Untuk meningkatkan kompetensi guru terutama yang tidak
memiliki latar belakang S1 pendidikan atau guru TK yang tidak
berasal dari lulusan non kependidikan sehingga TK ABA
Sumberadi melakukan pelaksanaan supervisi dengan pendekatan
kolaboratif

Keterkaitan Kasus Dalam kasus ini, pelaksanaan supervisi di tk sumberadi


dengan Teori pada cenderung dilakukan dengan diskusi antara kepala sekolah dan
Materi Model, guru. Hal ini dapat dikaitkan dengan materi tentang pendekatan
Pendekatan, dan supervisi. Dimana dalam kasus ini pendekatan yang digunakan
Teknik Supervisi adalah pendekatan kolaborasi.

Pendekatan kolaboratif yaitu baik supervisor maupun guru


bersamasama, bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan
kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap
masalah yang dihadapi guru. Hal ini terlihat dalam kasus
tersebut bahwa pendekatan kolaboratif di tk sumberadi
cenderung dilakukan dengan diskusi antara kepala sekolah dan
guru.

Dimulai dari membuat jadwal supervisi, kemudian guru


membuat perencanaan pembelajaran dan melakukan konsultasi
terlebih dahulu dengan kepala sekolah. Pada saat pelaksanaan,
kepala sekolah juga mendampingi guru sehingga setelah
kegiatan supervisi, sehingga bisa dilihat kekurangan kekurangan
pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Kemudian kepala

7
sekolah memberi catatan tindak lanjut untuk perbaikan dan
mencari solusi secata bersama sama

8
2.2.PENGERTIAN MODEL, PENDEKATAN, DAN TEKNIK SUPERVISI
• Menurut Lefudin (2017, hlm. 171) dikutip oleh (Abarca, 2021) model merupakan
suatu konsepsi untuk mengejar suatu materi dalam mencapai tujuan tertentu.
Model adalah suatu rencana, pola atau pengaturan kegiatan guru dan peserta
didik yang menunjukkan adanya interaksi antara unsur-unsur yang terkait dalam
pembelajaran, yakni guru, peserta didik, dan media termasuk bahan ajar atau materi
subjeknya. (Abarca, 2021). Model menurut Mills dalam Rahmiati sebagai proses
aktual yang memungkinkan seseorang atau kelompok orang mencoba bertindak
berdasarkan model. Hal itu merupakan interpretasi atas hasil observasi dan
pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa model adalah suatu konsepsi, rencana, pola
proses actual untuk mengejar suatu materi yang menunjukkan adanya interaksi yang
memungkinkan seseorang atau kelompok orang mencoba bertindak berdasarkan
model.

• Pendekatan dalam supervisi pengajaran (pratama, 2019) merupakan setiap bentuk


layanan bantuan profesional kepada guru-guru secara individu maupun kelompok
dalam rangka perbaikan pengajaran dan perbaikan program kurikulum melalui proses
yang memerlukan intuisi, kreatifitas, kecerdikan, keterampilan yang dilakukan oleh
supervisor dalam kegiatan supervisi yang belum disepakati secara tertulis dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan.
• Teknik supervisi Pendidikan (Fadillah, 2016) berarti suatu cara atau jalan yang
digunakan supervisor pendidikan dalam memberikan pelayanan atau bantuan kepada
para guru.Teknik supervise pendidikan merupakan perbaikan pengajaran yang sesuai
dengan situasi dan kondisi.

2.3. MODEL SUPERVISI

Model Supervisi Pendidikan dalam (Ma’sum, 2019), Secara teoritis dan normatif ada
empat macam pengembangan dalam model supervisi pendidikan yaitu:

1) Model Supervisi Konvensional

Model supervisi konvensional menerapkan cara kerja mencari dan menemukan


kesalahan. Model supervisi ini bersifat korektif dan mematai-matai (Snoopervision)
cenderung untuk mengoreksi kesalahan orang lain.

9
2) Model Supervisi Artistik

Model supervisi artistik dalam melaksanakan kegiatan supervisinya menggunakan


instrumen berupa sensitivitas, persepsi dan pemahaman supervisor dalam mengapresiasi
semua aspek yang terjadi didalam kelas berdasarkan apa yang didengar, dilihat dan
dirasakan, supervisor menyampaikan komentar, memberikan saran, dan melakukan refleksi
atas apa yang dilakukan oleh guru di kelas

3) Model Supervisi Klinis

Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada bantuan peningkatan
mengajar, bantuan yang diberikan bukan bersifat intrukstif atau memerintah. Model ini dapat
juga didefinisikan sebagai fase supervisi pengajaran yang datanya berasal dari observasi
secara langsung tentang kejadian pembelajaran secara nyata, dan melibatkan interaksi tatap
muka antara supervisor dengan guru dalam menganalisis perilaku dan aktivitas pengajaran
untuk perbaikan pengajaran.

4) Model Supervisi Ilmiah

Dalam konteks model supervisi ilmiah, hasil penelitian tentang pembelajaran


dipandang sebagai hal yang sangat penting. Model supervisi ini memiliki ciriciri:

a) dilaksanakan secara berencana dan kontinu


b) sistematik dan menggunakan prosedur serta tehnik tertentu
c) menggunakan instrumen pengumpulan data dan
d) ada data yang objektif yang diperoleh dari keadaan yang riil.

2.4. PENDEKATAN SUPERVISI

Menurut Suhertian (Kurniati, 2020), ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan
untuk supervisi: pendekatan direktif, pendekatan non-direktif dan pendekatan kolaboratif,
tiga di antaranya didasarkan pada teori psikologi belajar

1) Pendekatan direktif
Pendekatan direktif adalah pendekatan langsung terhadap masalah. Supervisor
memberikan instruksi secara langsung. Tentu saja dampak perilaku supervisor lebih dominan.
Pendekatan direktif ini berdasarkan pemahaman terhadap psikologi behaviorisme. Prinsip
behaviorisme ialah bahwa segala perbuatan berasal dari refleks, yaitu respon terhadap
rangsangan/stimulus. Oleh karena guru ini mengalami kekurangan, maka perlu diberikan

10
rangsangan agar dapat bereaksi. Supervisor dapat menggunakan penguatan (reinforcement)
atau hukuman (punishment).

Pendekatan seperti ini dapat dilakukan dengan perilaku supervisor seperti:


menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, dan memberi contoh. Langkah-langkah pendekatan
direktif adalah penjelasan, penyajian, panduan, penetapan contoh, penetapan standar, dan
penyempurnaan. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa syarat untuk tindakan
pengawasan adalah: Demonstrasi (Tampilan), Langsung (Lead), Stand (Persiapan) dan
Enhancement (Penguatan).

Pendekatan ini lebih tepat digunakan terhadap guru yang acuh atau tidak bermutu

2) Pendekatan non-direktif

Pendekatan supervisi non-direktif merupakan pendekatan tidak langsung terhadap


masalah. Pendekatan tidak langsung (non-directive) adalah pendekatan tidak langsung
terhadap masalah, dimana tindakan supervisor tidak secara langsung menunjukkan masalah,
tetapi supervisor mendengarkan secara positif terlebih dahulu apa yang guru katakan.

Secara etimologis pendekatan berarti mendekati usaha, tetapi pengawas adalah


membantu staf sekolah meningkatkan keterampilan mereka sehingga dapat mempertahankan
sekolah dan meningkatkan pencapaian tujuan sekolah. mendukung kemampuan untuk
melakukan perubahan.

Secara teknis, perilaku supervisor dalam pendekatan non-direktif ini sebagai berikut :

• Dengarkan baik dari segi keberhasilan maupun masalah yang dihadapi guru, dalam
arti supervisor mendengar laporan guru terlebih dahulu. Pengawas perlu
mendengarkan dengan sungguh-sungguh keluhan dari guru yang mengalami masalah.
• Setelah mengetahui berbagai keluhan guru memberikan peningkatan, tindakan
selanjutnya dari bos adalah memberikan peningkatan. Peningkatan ini bisa berupa
pujian dan motivasi. Motivasi positif juga mendorong orang untuk melakukan
perbuatan positif atau kebaikan. Oleh karena itu, kami berharap dapat menghilangkan
kejahatan dari peningkatan motivasi positifnya. Penjelasan supervisor kepada guru
hendaknya disesuaikan dengan kemampuan kemampuan guru. Supervisi non-direktif
ini berlaku bagi guru profesional, tetapi supervisor harus memberikan penjelasan
sesuai dengan tingkat pemahaman guru.

11
• Penyajian, dapat diartikan oleh pembimbing yang menyajikan solusi dalam bentuk
petunjuk praktis atau teori. Panduan langsung ini akan membantu guru memahami
pengetahuan yang disampaikan oleh tutor.
• Pemecahan Masalah, Tindakan selanjutnya adalah membantu supervisor
memecahkan masalah yang dihadapi guru. Solusi untuk masalah ini adalah dengan
benar mengubah kondisi yang tidak sesuai di karena fitur pengawasan non-direktif ini
adalah dialog, dalam proses penyelesaian masalah ini, supervisor harus berinteraksi
atau berkonsultasi dengan guru untuk menemukan solusi bersama.

Prinsip psikologi yang melandasi pendekatan supervisi non-direktif adalah psikologi


humanistik, yang benar-benar menghargai orang-orang yang ingin ditolongnya. Guru yang
dipromosikan sangat dihormati, jadi pengawas lebih banyak mendengarkan masalah guru.
Sebagai pendekatan tidak langsung, supervisor memberikan ruang dan kesempatan yang
cukup kepada guru untuk berbagi keberhasilan, ketidakpuasan, dan pengalaman mereka,
daripada menunjukkan masalah secara langsung. Baru kemudian memberikan stimulus untuk
kebaikan ke depannya, sehingga guru menjadi subjek yang dominan.
3) Collaborative Approach

Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan


direktif dan non direktif menjadi pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor
maupun guru bersamasama, bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam
melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru.

Pendekatan ini didasarkan pada psikologi kognitif. Psikologi kognitif beranggapan


bahwa belajar adalah hasil panduan antara kegiatan individu dengan lingkungan pada
gilirannya nanti berpengaruh dalam pembentukan aktivitas individu. Oleh karena itu,
pendekatan sutradara mengarah ke dua arah: top-to-bottom dan bottom-to-top.

Perilaku supervisor adalah sebagai berikut: Presentasi, penjelasan, dengar pendapat,


resolusi Masalah dan negosiasi. Pendekatan kolaboratif ini muncul dari psikologi kognitif,
yang menganggap bahwa belajar merupakan hasil kombinasi dari aktivitas individu dan
lingkungan, yang mempengaruhi terbentuknya aktivitas individu. Oleh karena itu, pendekatan
kolaboratif merupakan gabungan dari pendekatan direktif dan pendekatan non-direktif.
Dalam pendekatan ini, pengawas dan guru setuju untuk menetapkan struktur, proses, dan
standar implementasi.

12
Dalam proses pembahasan masalah yang dihadapi, pendekatan kolaboratif ini
menggunakan komunikasi dua arah top-down dan bottom-up. Pendekatan ini di lebih tepat
digunakan terhadap guru tukang kritik atau terlalu sibuk. Tugas supervisor adalah meminta
penjelasan kepada guru apabila ada hal-hal yang diungkapkannya kurang dipahami,
kemudian mendorong guru untuk mengaktualisasikannya inisiatif yang dipikirkannya untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya atau meningkatkan pengajarannya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada pendekatan kolaboratif ini, yang
menjadi central adalah supervisor dan guru.

Sedangkan Pendekatan pengawasan yang dikemukakan Wahyudi (National &


Pillars, n.d.) adalah pendekatan konsensus, pendekatan individual, pendekatan klinis, dan
pendekatan artistik dalam pendidikan :

1. Pendekatan kolegial

Supervisi kolegial adalah proses yang cukup formal di mana dua atau lebih guru
bekerja sama untuk kepentingan pengembangan profesional guru. Menurut Kimbro, bentuk
co-directing adalah:

a. Rapat guru dengan agenda yang jelas dan diskusi tentang isu-isu yang berkaitan dengan
kemajuan pendidikan di sekolah.
b. Sebuah kegiatan kelompok yang terdiri dari kepala sekolah,pengawas, dan guru untuk
memecahkan masalah yang dihadapi melalui lokakarya, yaitu percakapan dan kerja
kelompok.
c. Observasi pendamping di kelas dilakukan dengan melibatkan teman sejawat secara
bergantian dan yang mengevaluasi kegiatan pembelajaran di kelas dengan keberhasilan
dan kegagalan.

2. Pendekatan individu

Pendekatan ini disebut wawancara individu. Artinya, peluang yang diciptakan oleh
bos atau pemimpin sekolah Anda untuk bekerja secara individu dengan guru Anda dalam
masalah profesional. Pendekatan ini menekankan tanggung jawab pribadi guru untuk
profesionalisme. Pendekatan ini berupa seorang guru membuat RPP yang disampaikan
kepada pengawas, kepala sekolah, atau lembaga lain yang sesuai. Pada akhir semester, guru
dan tutor biasanya bertemu untuk membahas masalah yang dihadapi dalam melaksanakan
program pembelajaran. Pendekatan ini cocok untuk guru yang lebih suka bekerja sendiri.

13
3. Pendekatan klinis

Pendekatan klinis menitikberatkan pada peningkatan pembelajaran pada tahapan atau


siklus sistematis dari perencanaan yang logis dan terarah, pengamatan, dan analisis kinerja
pendidikan dunia nyata untuk melakukan perubahan secara rasional, itu adalah bentuk
direktur yang menebak-nebak. Ada tahap dalam rencana pemantauan klinis.

a. Tahap pertama pertemuan adalah menyiapkan kerangka karena kita perlu


menciptakan suasana yang bersahabat dan terbuka antara supervisor dan guru
sehingga guru dapat merasa yakin tentang tujuan pendekatan klinis.
b. Selama tahap observasi kelas, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan kebijakan dan prosedur yang telah disepakati pada tahap awal. Selain itu,
pengawas akan melakukan pengamatan berdasarkan peralatan yang dibuat dan
disepakati oleh guru. Setelah observasi, supervisor mengumpulkan informasi untuk
mendukung guru dalam learning analytics.
c. Pada tahap review atau umpan balik terakhir, Supervisor mengevaluasi apa yang
terjadi selama siklus dari proses observasi dan supervisi dengan tujuan untuk
meningkatkan kinerja guru. Diskusi akhir ini merupakan diskusi umpan balik antara
supervisor dan guru. Tutor menyajikan data objektif, memungkinkan guru untuk
menemukan kekuatan dan kelemahan selama proses pembelajaran. Dasar umpan balik
kepada guru tersebut adalah kesepakatan poin-poin observasi yang dibuat agar guru
dapat mengetahui tingkat pencapaian yang dicapai. Pemantauan klinis memiliki
beberapa karakteristik.
1) Supervisor dan guru pada dasarnya setara dan saling membantu meningkatkan
keterampilan profesional
2) Supervisor klinis meningkatkan metode pengajaran, bukan mengubah kepribadian
guru
3) Umpan balik supervisi klinis berbasis bukti observasional
4) Konstruktif dan meningkatkan pola dan perilaku yang dicapai
5) Supervisi klinis tahap sedang berlangsung dan telah berlalu
6) Supervisi klinis adalah proses dinamis memberi dan menerima menimbulkan
pertanyaan tentang menganalisis dan mengembangkan cara untuk mengajar diri
sendiri.
7) Supervisor memiliki kebebasan dan tanggung jawab untuk menganalisis, dan
mengevaluasi bagaimana supervisor diimplementasikan.

14
8) Guru memiliki inisiatif dan tanggung jawab untuk meningkatkan Kemampuan
Pendidikan
9) Pengawas dan guru meminta umpan balik dan berterima kasih kepada Cincin
Terbuka.

4. Pendekatan artistik untuk direktur pengajaran

Menurut Good V. Carter, seni adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk
mencapai suatu tujuan, tetapi umumnya terbatas pada kegiatan yang melibatkan kreativitas,
kecerdikan, penilaian, dan kemampuan. Pendekatan artistik dalam pembinaan adalah intuisi,
kreativitas, kecerdikan, dan peningkatan pengajaran dan peningkatan program melalui proses
yang membutuhkan keterampilan yang digunakan oleh supervisor dalam kegiatan supervisi
yang tidak konsensual kepada guru terkait dengan kurikulum. Semua bentuk dukungan
profesional individu atau kelompok .

Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di


sekolah dengan menjangkau latar belakang guru dan mengungkapkan pendidikan.
Pendekatan ini mempunyai ciri-ciri:

a) Menerima kenyataan bahwa supervisor dengan segala kelebihan dan kekurangan,


kepekaan dan pengalamannya merupakan instrumen pokok. Dengak kata lain
supervisor yang memberikan makna atas segala kegiatan selama proses pembelajaran;
b) Memerlukan hubungan yang baik anatara supervisor dan guru. Karena pendekatan
ilmiah untuk mendukung pembelajaran ini sangat terkait erat dengan mengejar efek
pembelajaran, memberikan jawaban atas kekurangan dalam menilai efek
pembelajaran. Kelemahan ini adalah:
1) Kurangnya kekuatan dan ketidakjelasan dalam kriteria yang digunakan saat ini
untuk menilai efektivitas pembelajaran.
2) Sulit untuk menentukan metode terbaik.
3) Sulit untuk menentukan guru mana yang paling baik mengajar pekerjaan.

2.5. TEKNIK SUPERVISI

Teknik Supervisi seperti dijelaskan dalam (SATRIA & Afriansyah, 2019) diperlukan
untuk membantu kepala sekolah dalam melakukan kegiatan supervisi. Para ahli berbeda
dalam mengembangkan tingkat keterampilan pengawasan, tetapi di dasar-dasarnya tetap
sama. Secara garis besar, keterampilan pengawasan dapat dibagi menjadi dua bagian:

15
1) Teknologi individu atau perseorangan

Keterampilan individu berarti supervisi individu, dan kegiatan yang akan dilakukan
meliputi kunjungan kelas (class visit) dan kepala sekolah yang menghadiri kelas untuk
mengamati metode pengajaran guru. Dengan kata lain, periksa untuk melihat kekurangan
atau kelemahan mana yang perlu diperbaiki. Saat melakukan kunjungan observasi, guru
ditugaskan untuk mengamati guru yang menunjukkan cara mengajar mata pelajaran tertentu.

Kunjungan observasi ke dapat dilakukan di sekolah itu sendiri atau saat mengunjungi
sekolah lain. Bimbingan Guru Tentang Cara Belajar Siswa Perorangan atau Mengatasi
Masalah Siswa Bimbingan Guru Tentang Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Penerapan
Kurikulum Sekolah: Penyusunan Program Semester, Membuat Program untuk Satuan
Pendidikan, Penyelenggaraan kegiatan pengelolaan kelas, pelaksanaan metode evaluasi
pembelajaran, penggunaan media dan sumber dalam proses belajar mengajar, dan organisasi
kegiatan siswa dalam kegiatan di luar kurikulum.

2) Metode kelompok

Teknik kelompok adalah supervisi kelompok. Berikut beberapa aktivitas yang bisa
Anda lakukan:

1. Kepala sekolah mengadakan sidang atau rapat (meeting) dan melaksanakan tugasnya
berdasarkan rencana yang telah disusun. Termasuk pertemuan rutin dengan guru. Dalam
hal ini adalah rapat sebagai bagian dari kegiatan pengawasan.
2. Mengadakan diskusi kelompok: Anda dapat mengadakan diskusi kelompok dengan
membentuk kelompok bagi guru. Dalam setiap diskusi, pengawas atau pemimpin sekolah
akan memberikan petunjuk, bimbingan, nasihat dan saran yang diperlukan.
3. Melakukan peningkatan (pelatihan dalam layanan), teknik ini dilakukan melalui
peningkatan yang meningkatkan. Misalnya, peningkatan untuk guru di bidang studi
tertentu. Upgrade biasanya dilakukan oleh pemerintah pusat atau daerah, sehingga peran
sponsor adalah untuk memimpin dan memandu tindak lanjut berdasarkan hasil upgrade.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kepala sekolah untuk menguasai keterampilan
supervisi, yang tidak akan berjalan dengan baik tanpa kecakapan teknis dalam
pelaksanaannya. Oleh karena itu, pemimpin tidak akan efektif untuk pengawasan sampai
dia menguasai keterampilan
4. Penerapan teknik supervisi merupakan wujud kemajuan perkembangan Sekolah karena
teknik supervisi memudahkan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

16
Menurut Gwynn (1961), ada 13 metode supervisi kelompok. Yaitu,

1) Panitia,

2) Kerja kelompok,

3) Laboratorium dan kurikulum,

4) Membaca terbimbing,

5) Demonstrasi pembelajaran,

6) Wisata,

7) Kuliah/Penelitian,

8) Diskusi Panel,

9) Perpustakaan,

10) Asosiasi Ahli,

11) Laporan pengawasan,

12) Pertemuan instruktur atau pelatih,

13) Lokakarya atau konferensi kelompok

17
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu konsepsi, rencana, pola proses actual untuk
mengejar suatu materi yang menunjukkan adanya interaksi yang memungkinkan seseorang
atau kelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model. Sedangkan pendekatan adalah
setiap bentuk layanan bantuan profesional kepada guru-guru secara individu maupun
kelompok. Teknik adalah suatu cara atau jalan yang digunakan supervisor pendidikan dalam
memberikan pelayanan atau bantuan kepada para guru.

Ada banyak model, pendekatan dan Teknik supervise seperti model supervise terdapat
supervise konvensional, artistic, klinis, ilmiah. Sedangkan pendekatan ada pendekatan
kolegial, individu, klinis, artistic dan Ilmiah. Teknik supervisi adalah Teknik perseorangan
atau individu dan kelompok.

3.2. SARAN
Kami menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari ibu, teman-
teman dan para pembaca sekalian agar kami dapat belajar dari kesalahan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Abarca, R. M. (2021). 済無No Title No Title No Title. Nuevos Sistemas de Comunicación e


Información, 2013–2015.

Fadillah, R. (2016). 済無No Title No Title No Title. 1–23.

Kurniati, K. (2020). Pendekatan Supervisi Pendidikan. Idaarah: Jurnal Manajemen


Pendidikan, 4(1), 52. https://doi.org/10.24252/idaarah.v4i1.7894

Ma’sum, T. (2019). Mencetak Guru Berkarakter Melalui Supervisi Pendidikan Berbasis


Profetik. Al Idaroh, 3(1), 50–71.

National, G., & Pillars, H. (n.d.). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健


康関連指標に関する共分散構造分析Title.

SATRIA, R. A., & Afriansyah, H. (2019). Teknik Teknik Supervisi Pendidikan.


https://doi.org/10.31227/osf.io/k5gtf

19

Anda mungkin juga menyukai