Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN

PERCUT SEI TUAN T.P 2019/2020 Tugas :

Makalah

NAMA MAHASISWA :

1. PARAH GALU PANGESTU (4193311032)


2. AGNES YULITYA (4193111079)
3. DINDA RISKY AULIA (4193311006)
4. MIRANDA AGNES SANI HUTAGAOL (4193111077)
5. ARIE O SITUNGKIR (4193111090)

KELOMPOK : VII

DOSEN PENGAMPU : Lidia Simanihuruk, S.Si. M.Pd


MATA KULIAH : PROFESI KEPENDIDIKAN

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berka,
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Profesi Kependidikan Ibu
Lidia Simanihuruk, S.Si.,M.Pd. yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam
menyelesaikan tugas mata kuliah ini dengan baik dan benar.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan.
Makalah ini berisi tentang teknik-teknik supervisi pendidikan . Penulis menyadari jika dalam
pembuatan makalah ini terdapat kesalahan bahkan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
penulis memohon maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini kedepannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Rabu,22 April 2020

KELOMPOK 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................. 4
1.1.Latar Belakang......................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................... 4
1.3. Tujuan..................................................................................................................... 5
BAB II ISI........................................................................................................................... 6
2.1 Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik....................................................................... 6
2.2 Metode dan Teknik Supervisi Pendidikan............................................................... 6

2.3 Ruang Lingkup Supervisi Akademik...................................................................... 11

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak djumpai beberapa tenaga pendidik dan kependidikan bersikap acuh dalam
proses pengembangan kompetensi yang lebih dan seperti haklnya tenaga pendiidk juga
tidak melakukan persiapan – persiapan dalam pengelolaan kelas yang performatif , dan
juga kurangnya supervisior dari yang berwenang untuk melakukan tindakan suervisi demi
kemajuan kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan. Sedangkan para guru
beranggapan bahwa materi yang diajarkan masih sama dan seputar pada masalah –
masalah itu saja yang sudah pernah dikuasai beberapa tahun yang lalu tanpa adanya
pengembangan – pengembangan ,baik dalam strategi ,metode dan prosesnya sehingga
masih jauh dari tujuan profesionalisme yang diharapkan.
Proses pembelajaran ini akan berjalanbaik , efektif dan efisien apabila guru sebagai
fasilisator mempunyai kompetensi yang memadai . Dalam usaha meningkatkan kualitas
sumber daya pendidikan , guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus
dibina dan dikembangankan secara kontinu dan konsisten. Oleh karena itu potensi sumber
daya guru terus ditumbuh kembangkan agar dapat melakukan tugasnya secara profsional.
Dalam usaha meningkatkan program sekolah , kepala sekolah sebagai supervisor dapat
menggunakan berbagai teknik atau metode supervisi pendidikan . Supervisi dapat
dilakukan dengan berbagai cara , dengan tujuan agar apa yang diharapkan bersama dapat
tercapai. Teknik supervisi pendidikan berarti suatu cara yang digunakan supervisor
pendidikan dalam memberikan pelayanan atau bantuan kepada para guru.
Teknik supervisi Pendidikan adalah alat yang digunakan oleh supervisor untuk
mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhirnya dapat melakukan perbaikan
pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam pelaksanaan supervisi
pendidikan, sebagai supervisor harus mengetahui dan memahami sertamelaksanakan
teknik-teknik dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapatdigunakan oleh supervisor
dalam membantu guru meningkatkan situasi belajarmengajar, baik secara kelompok
maupun secara perorangan ataupun dengan caralangsung bertatap muka dan cara tak
langsung bertatap muka atau melalui mediakomunikasi. Agar supervisi terlaksana dengan
baik ,efektif dan efisien maka perlu dipahami hal – hal yang berhubungan dengan teknik –
teknik supervisi pendidikan sebagaimana yang akan kami jelaskan dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan,yaitu :
1. Apa arti dari teknik – teknik supervisi pendidikan.
2. Apa saja teknik – teknik supervisi pendidikan .
3. Bagaimana penerapan teknik – teknik supervisi pendidikan.

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan,yaitu :
1. Mengetahui pentingnya mempelajari Pendidikan Karakter.
2. Menambah wawasan mengenai Pendidikan Karakter.
3. Mampu menerapkan Pendidikan Karakter .
BAB II
ISI

2.1 Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik


Berikut merupakan prinsip-prinsip supervisi akademik :
a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.
b. Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang
matang dan tujuan pembelajaran.
c. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.Dalam menyusun,
melaksanakan, dan mengevaluasi, keberhasilan program supervisi akademik
harus obyektif disusun berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan
professional guru.
d. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
e. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan
supervise akademik.Titik tekan supervisi akademik yang demokratis adalah
aktif dan kooperatif. Supervisor harus melibatkan secara aktif guru yang
dibinanya.Tanggung jawab perbaikan program akademik bukan hanya pada
supervisor melainkan juga pada guru. Oleh sebab itu, program supervisi
akademik sebaiknya direncanakan, dikembangkan dan dilaksanakan bersama
secara kooperatif dengan guru, kepala sekolah, dan pihak lain yang terkait di
bawah koordinasi supervisor.
f. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.
g. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis,
Terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor.
h. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan oleh Kepala sekolah)

2.2 Metode dan Teknik Supervisi Pendidikan


Metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang ditempuh oleh
pengawas pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik oleh sistem
perorangan maupun kelembagaan pendidikan itu sendiri, sedangkan teknik adalah langkah-
langkah kongkrit yang dilaksankan oleh seorang supervisor, dan teknik yang dilaksanakan
dalam supervisi dapat ditempuh melalui berbagai cara, yakni pada prinsifnya berusaha
merumuskan harapan-harapan menjadi sebuah kenyataan.
Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh dalam mencapai tujuan tertentu,
baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah guru-guru dalam mengajar, masalah
kepala sekolah dalam mengembangkan kelembagaan serta masalah-masalah lain yang
berhubungan serta berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.
Dalam supervisi dikenal dengan dua teknik besar, yakni teknik individual dan teknik
kelompok. Teknik individual antara lain berupa (1) kunjungan dan observasi kelas (2)
individual conference (3) kunjungan antar guru-guru (4) evaluasi diri (5) supervisory buletin
(6) profesional reading (7) profesional writing, sedankan teknik kelompok antara lain (1) rapat
staf sekolah (2) orientasi guru baru (3) curriculum laboratory (4) panitia (5) perpustakaan
profesional (6) demonstrasi mengajar (7) lokakarya (8) field trips for staff personnels (9)
pannel or forum discussion (10) in service training dan (11) organisasi profesional.
Pada teknik individual seperti dengan melakukan kunjungan dan observasi kelas, pada
beberapa pendapat sering dipandang sbagai salah satu kegiatan yang menyebabkan prediksi
yang berbeda terutama di kalangan guru serta kepala sekolah yang diamati oleh pengawas
satuan pendidikan, walaupun pada prinsipnya kunjungan kelas merupakan perekaman
informasi akurat yang datang secara langsung dari sumber belajar seperti guru dan peserta
didik.
Sisi lain yang juga harus dikembangkan dalam kunjungan kelas atau observasi adalah
menghilangkan adanya kesan atasan dan bawahan, sebab kesan
ini akan menimbulkan kesan negatif baik bagi yang melaksanakan observasi ataupun yang
diobservasi itu sendiri, akan tetapi hubungan yang harus dikembangkan adalah atas dasar
kerjasama dan profesionalisme antara guru, kepala sekolah dan supevisor itu sendiri.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa observasi kelas hendaknya
dilakukan dengan memakai instrumen yang telah disepakati sebelumnya oleh kedua belah
pihak dengan sebelumnya melakukan pertemuan pribadi atau paling tidak diberitahukan
terlebih dahulu kisi-kisi yang akan diujikan di lapangan oleh supervisor.
Teknik Individual antara lain, sebagai berikut:
i) Kunjungan kelas
Yang dimaksud di sini ialah kunjungan yang dilakukan ke dalam kelas di mana guru
sedang mengajar. Kunjungan kelas merupakan salah satu teknik yang digunakan oleh kepala
madrasah untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung. Teknik ini sangat
bermanfaat untuk mendapatkan informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
profesionalisme guru, seperti penggunaan metode, media dan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik dalam menangkap materi yang diajarkan oleh guru sedangkan ciri-ciri supervisi
kunjungan kelas yaitu menentukan waktu kunjungan, bersifat individual, tidak ada pertemuan
awal,waktu supervisi cukup singkat, yang disupervisi adalah kasus-kasus,kunjungan bisa
dilakukan sebelum/ sesudah pembelajaran.
Kunjungan kelas dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
- Kunjungan dengan memberitahukan lebih dahulu
- Kunjungan tanpa diberitahukan lebih dahulu
- Kunjungan atas undangan guru.

1. Tahap-tahap kunjungan kelas


Ada tiga tahap kunjungan kelas.
a) Tahap persiapan.
Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu,sasaran,dan cara mengobservasi s
selama kunjungan kelas.
b) Tahap pengamatan selama kunjungan.
Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung.
c) Tahap pertemuan balikan.
Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan pertemuan tentang kasus-kasus .

2. Kriteria kunjungan kelas


Dengan menggunakan lima kriteria yaitu:
a. Memiliki tujuan-tujuan tertentu;
b. Mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan guru;
c. Menggunakan instrumen observasi untuk mendapatkan data yang obyektif dengan
bentuk catatan yang dipakai sederhana yaitu kertas kosong;
d. Terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina sehingga menimbulkan sikap saling
pengertian;
e. Pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu proses pembelajaran.

ii) Observasi kelas


Melalui perkunjungan kelas, kepala madrasah dapat mengobservasi situasi belajar
mengajar yang sedang berlangsung, sama halnya dengan kunjungan kelas, observasi juga
diikuti dengan mengadakan diskusi antara kepala madrasah dan guru-guru yang dilakukan
setelah selesai observasi.
a) Aspek-aspek yang diobservasi di dalam kelas
Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah:
 Usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran,
 Cara menggunakan media pengajaran
 Variasi metode,
 Ketepatan penggunaan media dengan materi
 Ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan
 Reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar.
b) Pelaksanaan observasi kelas.
Pelaksanaan observasi kelas ini melalui tahap:
1) Persiapan, yang terdiri dari guru siapa yang akan disupervisi, materi yang diajarkan,
alat-alat yang dipakai mencatat hasil supervisi.
2) Pelaksanaan, yang terdiri darisikap supervaisor, cara mengamati guru, hal-hal yang
diamati, cara mencatat data.
3) Pertemuan balikan, yang terdiri dari membahas hasil supervisi,penguatan, tindak
lanjut.

iii) Percakapan Pribadi atau individual


Percakapan pribadi maksudnya ialah percakapan antara kepala madrasah sebagai
supervisor dengan seorang guru, dalam percakapan tersebut membicarakan tentang usaha-
usaha yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh guru. Adam
dan Dickey mengatakan bahwa percakapan pribadi merupakan metode yang sangat penting
dalam supervisi karena kepala madrasah dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh
guru-guru secara lebih mendalam sehingga dapat mencari penyebab-penyebabnya dan dapat
mencari jalan keluarnya bersama dengan guru yang bersangkutan.
Swearingen mengklasifikasi empat jenis pertemuan (percakapan) individual sebagai berikut:
1) Classroom-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas
ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).
2) Office-conference. Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala
sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat
digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.
3) Causal-conference. Yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang
dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru.
4) Observational visitation. Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah
supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.

iv) Menilai Diri Sendiri


Melihat kemampuan diri sendiri dalam menyajikan materi pelajaran serta mencari
kekurangannya merupakan salah satu tugas tersulit bagi guru,akan tetapi teknik ini sangat
membantu guru dalam meningkatkan profesionalismenya.

v) Teknik Kelompok
Teknik kelompok ialah teknik-teknik yang dilaksanakan bersama-sama
oleh supervisor dengan menggabungkan sejumlah guru dalam satu kelompok.
Menurut M. Ngalim Purwanto, supervisi yang dilakukan secara kelompok ialah:
a. Mengadakan pertemuan atau rapat
Seorang kepala madrasah dalam menjalankan tugas-tugasnya berdasarkan
rencana yang disusunnya, termasuk di dalam perencanaan itu salah satunya
mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru.
b. Mengadakan diskusi kelompok
Diskusi ini dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok
di bidang studi sejenis, kemudian kelompok-kelompok tersebut diprogramkan untuk
mengadakan diskusi-diskusi untuk membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan
usaha pengembangan dan perencanaan proses KBM.
c. Mengadakan penataran-penataran
Kepala madrasah harus memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk
mengikuti penataran yang sesuai dengan bidangnya, kemudian mengelola dan
membimbing pelaksanaan tindak lanjut dari hasil penataran agar dapat diterapkan oleh
guru-guru.

Sedangkan menurut Piet A. Sahertian, supervisi yang dapat dilakukan secara


kelompok ialah: pertemuan orientasi bagi guru baru.Panitia penyelenggara, rapat guru, studi
kelompok antar guru, diskusi sebagai proses kelompok, tukar menukar pengalaman, lokakarya
(workshop), diskusi panel, seminar, simposium, demonstrasi mengajar,perpustakaan jabatan,
buletin supervisi, membaca langsung, mengikuti kursus, organisasi jabatan, laboratorium
kurikulum dan perjalanan sekolah untuk staf.
Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa supervisi kepala madrasah atau
pengawas dapat dilakukan dengan teknik perorangan/ individu atau dengan teknik kelompok
yaitu dengan kunjungan kelas,mengadakan rapat dan penataran-penataran seperti diskusi,
workshop dan lain-lain.Tidak satupun di antara teknik-teknik supervisi individual atau
kelompok di atas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan guru di sekolah.
Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah harus mampu menetapkan teknik-teknik mana yang
sekiranya mampu membina keterampilan pembelajaran seorang guru.
Untuk menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat tidaklah mudah.
Seorang kepala sekolah,selain harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang akan
dibina,juga harus mengetahui karakteristik setiap teknik di atas dan sifat ataukepribadian guru
sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang sedang dibina melalui
supervisi akademik. Sehubungan dengan kepribadian guru, Lucio dan McNeil (1979)
menyarankan agar kepala sekolah mempertimbangkan enam faktor kepribadian guru, yaitu
kebutuhan guru, minat guru, bakat guru, temperamen guru, sikap guru.

2.3 Ruang Lingkup Supervisi Akademik


Ruang lingkup supervisi akademik meliputi:
1. Pelaksanaan K-13
2. Persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh guru.
3. Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar Isi, dan peraturan
pelaksanaannya.
4. Peningkatan mutu pembelajaran melalui pengembangan sebagai berikut:
Model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Standar Proses;
Peran serta peserta didik dalam proses pembelajaran secara aktif, kreatif,
demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas dan dialogis;
Peserta didik dapat membentuk karakter dan memiliki pola pikir serta
kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual yang
kreatif dan inovatif, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji,menemukan,
dan memprediksi;
Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang dilakukan
secara sungguh-sungguh dan mendalam untuk mencapai pemahaman konsep,
tidak terbatas pada materi yang diberikan oleh guru.bertanggung jawab
terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran
yang diampunya agar siswa mampu:
 Meningkat rasa ingin tahunya
 Mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan
tujuan pendidikan
 Memahami perkembangan pengetahuan dengan kemampuan
mencari sumber informasi
 Mengolah informasi menjadi pengetahuan
 Menggunakan pengetahuan untukmenyelesaikan masalah
 Mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain dan
 Mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi
yang wajar.
Supervisi akademik juga mencakup buku kurikulum, kegiatan belajar mengajar dan
pelaksanaan bimbingan dan konseling.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Teknik supervise pendidikan merupakan alat yang digunakan oleh supervisor
untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhirnya dapat melakukan
perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
2. Dalam supervisi dikenal dengan dua teknik besar, yakni teknik individual dan
teknik kelompok. Teknik individual antara lain berupa
(1) kunjungan dan observasi kelas (2) individual conference (3) kunjungan antar
guru-guru (4) evaluasi diri (5) supervisory buletin (6) profesional reading (7)
profesional writing,
3. teknik kelompok antara lain (1) rapat staf sekolah (2) orientasi guru baru (3)
curriculum laboratory (4) panitia (5) perpustakaan profesional (6) demonstrasi
mengajar (7) lokakarya (8) field trips for staff personnels (9) pannel or forum
discussion (10) in service training dan (11) organisasi profesional.
DAFTAR PUSTAKA

Sahertian,Piet.2010.Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan.Bandung:Erlangga

Direktorat Tenaga Kependidikan.2008.Metode dan Teknik Supervisi.Jakarta:Balai Pustaka

Ngalim Purwanto.2008.Administarasi dan Supervisi Pendidikan.Bandung:Remaja

Pidarta,Made.2009.Supervisi Pendidikan Konstekstual.Jakarta:Rinda Cipta

Suryosubroto.1984.Dasar-Dasar Supervisi.Yogyakarta:Bina Aksara

Anda mungkin juga menyukai