Anda di halaman 1dari 75

PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KOLELET
Jl. Kuntjoro Djakti KM 6 Kec. Rangkasbitung
Email : pkmkolelet@gmail.com – Telp: (0252) 5550938

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOLELET


NOMOR : /SK/PKM-KOL/ /2022

TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS
DI LINGKUNGAN UPTD PUSKESMAS KOLELET

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOLELET,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka efisiensi dan efektifitas administrasi


penyelenggaraan pemerintahan daerah, perlu penyeragaman tata
naskah dinas di lingkungan UPTD Puskesmas Kolelet;
b. bahwa pedoman tata naskah dan dokumentasi dalam satu proses
kegiatan dianggap penting karena dokumen merupakan acuan
kerja, bukti pelaksanaan dan penerapan kebijakan, program dan
kegiatan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, perlu ditetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Tata
Naskah Dinas di Lingkungan UPTD Puskesmas Kolelet;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan


Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4010);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan, Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun
2009 Nomor 144;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
tetang Pelayanan Publik, Lembaran NegaraRepublik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 112;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Tenaga Kesehatan;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah;
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2009 tentang
Tata Naskah Dinas di lingkungan Pemerintah Daerah;
1.Permenkes 1538 tahun 2011 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas
Kementrian Kesehatan;
1.Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan;
2.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas;
3.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 59 tahun 2015 tentang
Komisi Akreditasi FKTP;
4.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2015tentang
Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,Tempat Praktik
Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
5.Pearturan Bupati Lebak Nomor 16 tahun 2015 tentang Tata
Naskah Dinas Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lebak;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KOLELET


TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN UPTD
PUSKESMAS KOLELET.
Kesatu : Pedoman Tata Naskah berlaku di lingkungan kerja UPTD Puskesmas
Kolelet.

Kedua : Pedoman Tata Naskah sebagaimana tercantum dalam diktum Kesatu


tercantum dalam lampiran keputusan ini dan menjadi satu kesatuan
dengan keputusan ini.
Ketiga : Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan ditinjau dan
diadakan perubahan seperlunya.

Ditetapkan di : Rangkasbitung
Pada tanggal : Januari 2023

KEPALA PUSKESMAS KOLELET,

SUDARTO SETIAWAN
LAMPIRAN 1.
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOLELET
NOMOR :
TENTANG : PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI
LINGKUNGAN PUSKESMAS KOLELET

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengaturan tata naskah dan dokumentasi dalam satu proses kegiatan dianggap
penting karena dokumen merupakan acuan kerja, bukti pelaksanaan dan penerapan
kebijakan, program dan kegiatan. Dengan adanya sistem dokumentasi yang baik dalam
suatu institusi/organisasi diharapkan fungsi-fungsi setiap personil maupun bagian-bagian
dari organisasi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan bersama dalam upaya
mewujudkan kinerja yang optimal.
Dokumen yang dimaksud secara garis besar dibagi atas dua bagian yaitu
dokumen internal dan eksternal. Dokumen tersebut digunakan untuk membangun dan
membakukan sistem manajemen mutu dan sistem manajemen pelayanan. Dokumen
internal tersebut berupa Kebijakan, Pedoman/Panduan, Standar operasional prosedur
(SOP) dan dokumen lain disusun berdasarkan peraturan perundangan dan pedoman-
pedoman (regulasi) eksternal yang berlaku.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Pedoman ini dimaksudkan agar semua pemangku kepentingan memiliki acuan dalam
melakukan standarisasi tata naskah seluruh dokumen di Puskesmas Kolelet.
2. Tujuan

Tersedianya pedoman dalam penyusunan naskah/dokumen di Puskesmas Kolelet.

C. KETENTUAN UMUM
Dalam Keputusan ini, yang dimaksud dengan:
1. Puskesmas adalah Puskesmas Kolelet.
2. Kepala Puskesmas adalah Kepala Puskesmas Kolelet.Kepala Tata Usaha adalah
Kepala Tata Usaha Puskesmas Kolelet.
3. Lingkungan Puskesmas Kolelet. terdiri dari UPTD Puskesmas Kolelet..
4. Tata naskah dinas adalah pengelolaan informasi tertulis yang meliputi pengaturan
jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan penyimpanan
naskah dinas serta media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.
5. Naskah dinas adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang
dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan
Pemerintah Daerah.
6. Format adalah naskah dinas yang menggambarkan tata letak dan redaksional, serta
penggunaan lambang/logo dan cap dinas.
7. Stempel/cap dinas adalah tanda identitas UPTD Puskesmas Kolelet terdiri dari
UPTD Puskesmas Kolelet.Kop naskah dinas adalah kop surat yang menunjukan
nama UPTD Puskesmas Kolelet terdiri dari UPTD Puskesmas Kolelet yang
ditempatkan di bagian atas kertas.
8. Kop sampul naskah dinas adalah kop surat yang UPTD Puskesmas Kolelet terdiri
dari UPTD Puskesmas Kolelet yang ditempatkan di bagian atas sampul naskah.
9. Kewenangan adalah kekuasaan yang melekat pada suatu jabatan.
10. Delegasi adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dari pejabat kepada
pejabat tertentu atau pejabat dibawahnya.
11. Mandat adalah pelimpahan wewenang yang diberikan oleh atasan kepada bawahan
untuk melakukan suatu tugas tertentu atas nama yang memberi mandat.
12. Penandatanganan naskah dinas adalah hak, kewajiban dan tanggungjawab yang ada
pada seorang pejabat untuk menandatangani naskah dinas sesuai dengan tugas dan
kewenangan pada jabatannya.
13. Surat edaran adalah naskah dinas yang berisi pemberitahuan, penjelasan dan/atau
petunjuk cara melaksanakan hal tertentu yang dianggap penting dan mendesak.
14. Surat biasa adalah naskah dinas yang berisi pemberitahuan, pertanyaan, permintaan
jawaban atau saran dan sebagainya.
15. Surat keterangan adalah naskah dinas yang berisi pernyataan tertulis dari pejabat
sebagai tanda bukti untuk menerangkan atau menjelaskan kebenaran sesuatu hal.
16. Surat perintah adalah naskah dinas dari atasan yang ditujukan kepada bawahan
yang berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaaan tertentu.
17. Surat izin adalah naskah dinas yang berisi persetujuan terhadap suatu permohonan
yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
18. Surat perjanjian adalah naskah dinas yang berisi kesepakatan bersama antara dua
belah pihak atau lebih untuk melaksanakan tindakan atau perbuatan hukum yang
telah disepakati bersama.
19. Surat perintah tugas adalah naskah dinas dari atasan yang ditujukan kepada
bawahan yang berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
20. Surat perintah perjalanan dinas adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang
kepada bawahan atau pejabat tertentu untuk melaksanakan perjalanan dinas.
21. Surat kuasa adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang kepada bawahan
berisi pemberian wewenang dengan atas namanya untuk melakukan suatu tindakan
tertentu dalam rangka kedinasan.
22. Surat undangan adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi undangan
kepada pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu
acara kedinasan.
23. Surat keterangan melaksanakan tugas adalah naskah dinas dari pejabat yang
berwenang berisi pernyataan bahwa seorang pegawai telah menjalankan tugas.
24. Surat panggilan adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi panggilan
kepada seorang pegawai untuk menghadap.
25. Nota dinas adalah naskah dinas yang bersifat internal berisi komunikasi kedinasan
antar pejabat atau dari atasan kepada bawahan atau dari bawahan kepada atasan.
26. Nota pengajuan konsep naskah dinas adalah naskah dinas untuk menyampaikan
konsep naskah dinas kepada atasan.
27. Lembar disposisi adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi petunjuk
tertulis kepada bawahan.
28. Telaahan staf adalah naskah dinas dari bawahan kepada atasan antara lain berisi
analisis pertimbangan, pendapat dan saran-saran secara sistematis.
29. Pengumuman adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi
pemberitahuan yang bersifat umum.
30. Laporan adalah naskah dinas dari bawahan kepada atasan yang berisi informasi dan
pertanggungjawaban tentang pelaksanaan tugas kedinasan.
31. Rekomendasi adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi keterangan
atau catatan tentang sesuatu hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
kedinasan.
32. Surat pengantar adalah naskah dinas berisi jenis dan jumlah barang yang berfungsi
sebagai tanda terima.
33. Telegram adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi hal tertentu yang
dikirim melalui telekomunikasi elektronik.
34. Berita daerah adalah naskah dinas untuk mengundangkan peraturan kepala daerah.
35. Berita acara adalah naskah dinas yang berisi keterangan atas sesuatu hal yang
ditanda tangani oleh para pihak.
36. Notulen adalah naskah dinas yang memuat catatan proses sidang atau rapat.
37. Kebijakan adalah adalah Peraturan/ Surat Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala
UPTD Puskesmas Kolelet, yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan
wajib dilaksanakan oleh penanggung jawab maupun pelaksana.
38. Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke dalam
maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun, ditetapkan,
dan dipelihara oleh organisasi.
39. Rencana Strategis atau Rencana Lima Tahunan adalah perencanaan yang disususn
sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan target kinerja yang
ditetapkan oleh Bupati.
40. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) adalah suatu proses penyusunan rencana
kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan datang, dilakukan secara sistematis
untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat diwilayah
kerjanya.
41. Pedoman/ panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-
langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan
melaksanakan kegiatan. Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan,
sehingga dapat diartikan pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan
hanya mengatur 1 (satu) kegiatan
42. Kerangka Acuan Kegiatan adalah panduan disusun untuk menjadi acuan dalam
pelaksanaan program atau kegiatan yang akan dilakukan.
43. Standar Operasional Prosedur ( SOP ) adalah adalah serangkaian instruksi tertulis
yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi,
bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.
44. Memo adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi catatan tertentu.
45. Daftar hadir adalah naskah dinas dari pejabat berwenang yang berisi keterangan
atas kehadiran seseorang.
46. Piagam adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi penghargaan atas
prestasi yang telah dicapai atau keteladanan yang telah diwujudkan.
47. Sertifikat adalah naskah dinas yang merupakan tanda bukti seseorang telah
mengikuti kegiatan tertentu.
48. Perubahan adalah merubah atau menyisipkan suatu naskah dinas.
49. Pencabutan adalah suatu pernyataan tidak berlakunya suatu naskah dinas sejak
ditetapkan pencabutan tersebut.
50. Pembatalan adalah pernyataan bahwa suatu naskah dinas dianggap tidak pernah
dikeluarkan.

D. ASAS DAN PRINSIP TATA NASKAH DINAS


1. ASAS
a. Asas efisien dan efektif, artinya dilakukan melalui penyederhanaan dalam
penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah dinas, spesifikasi informasi,
serta dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik, benar dan lugas.
b. Asas pembakuan, artinya dilakukan melalui tatacara dan bentuk yang telah
dibakukan.
c. Asas akuntabilitas, artinya penyelenggaraan tata naskah dinas harus dapat
dipertanggungjawabkan dari segi isi, format, prosedur, kewenangan,
keabsahan dan dokumentasi.
d. Asas keterkaitan, artinya tata naskah dinas diselenggarakan dalam satu
kesatuan sistem.
e. Asas kecepatan, dan ketepatan artinya tata naskah dinas diselenggarakan
tepat waktu dan tepat sasaran.
f. Asas keamanan, artinya penyelenggaraan tata naskah dinas harus aman secara
fisik dan substansi.

2. PRINSIP
a. Prinsip ketelitian, artinya diselenggarakan secara teliti dan cermat dari
bentuk, susunan pengetikan, isi, struktur, kaidah bahasa dan penerapan kaidah
ejaan didalam pengetikan.
b. Prinsip kejelasan, artinya diselenggarakan dengan memperhatikan kejelasan
aspek fisik dan materi dengan mengutamakan metode yang cepat dan tepat.
c. Prinsip singkat, artinya diselenggarakan dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
d. Prinsip logis dan meyakinkan, artinya diselenggarakan secara runtut dan
logis dan meyakinkan serta struktur kalimat harus lengkap dan efektif.

BAB II
TATA NASKAH DINAS

A. TATA KELOLA NASKAH DINAS


1. Surat masuk dan surat keluar.
a. Pengelolaan surat masuk dilakukan melalui tahapan:
1) Instansi penerima menindaklanjuti surat yang diterima melalui tahapan:
a) Diagenda dan diklasifikasi sesuai sifat surat serta didistribusikan ke
unit pengelola.
b) Unit pengelola menindaklanjuti sesuai dengan klasifikasi surat dan
arahan pimpinan.
c) Surat masuk diarsipkan pada sub bagian tata usaha Puskesmas
2) Copy surat jawaban yang mempunyai tembusan disampaikan kepada
yang berhak.
3) Alur surat menyurat diselenggarakan melalui mekanisme dari tingkat
pimpinan tertinggi hingga ke pejabat struktural terendah yang berwenang.
b. Pengelolaan surat keluar dilakukan melalui tahapan:
1) Konsep surat keluar diparaf secara berjenjang dan terkoordinasi sesuai
tugas dan kewenangannya dan diagendakan oleh masing-masing unit tata
usaha dalam rangka pengendalian.
2) Surat keluar yang telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang
diberi nomor, tanggal dan stempel oleh unit tata usaha.
3) Surat keluar wajib segera dikirim dan diarsipkan pada sub bagian tata
usaha.
2. Penggunaan kertas surat sebagai berikut :
a. Kertas yang digunakan untuk naskah dinas adalah HVS 70 gram.
b. Penggunaan kertas HVS diatas 70 gram atau jenis lain, hanya terbatas untuk
jenis naskah dinas yang mempunyai nilai keasaman tertentu dan nilai
kegunaan dalam waktu lama.
c. Penyediaan surat berlambang negara/garuda berwarna kuning emas atau logo
daerah berwarna dicetak di atas kertas 70 gram.
d. Ukuran kertas yang digunakan untuk surat-menyurat adalah Folio/F4 (215 x
330 mm).
e. Ukuran kertas yang digunakan untuk makalah, piper dan laporan adalah
Folio/F4 (215 x 330 mm).
f. Ukuran kertas yang digunakan untuk pidato adalah Folio/F4 (215 x 330 mm).
3. Pengetikan sarana administrasi dan komunikasi perkantoran sebagai berikut:
a. Penggunaan jenis huruf Times New Roman ukuran 12 atau disesuaikan
dengan kebutuhan;
b. Spasi 1 atau 1,5 sesuai kebutuhan.
4. Pengetikan produk hukum berupa Peraturan dan Keputusan menggunakan jenis
huruf Times New Roman ukuran 12.

5. Ruang Tepi (Margin)

Demi keserasian dan kerapian (estetika) dalam penyusunan naskah dinas, diatur
supaya tidak seluruh permukaan kertas digunakan secara penuh. Oleh karena itu,
perlu ditetapkan batas antara tepi kertas dan naskah, baik pada tepi atas, kanan,
bawah, maupun pada tepi kiri sehingga terdapat ruang yang dibiarkan kosong.
Penentuan ruang tepi dilakukan berdasarkan ukuran yang terdapat pada peralatan
yang digunakan untuk membuat naskah dinas,yaitu:
1) Ruang tepi atas : 2 cm dari tepi atas kertas;
2) Ruang tepi bawah : 2 cm dari tepi bawah kertas;
3) Ruang tepi kiri : 2 cm dari tepi kiri kertas;
4) Ruang tepi kanan : 2 cm dari tepi kanan kertas.
Catatan:
Dalam pelaksanaannya, penentuan ruang tepi seperti tersebut di atas bersifat
fleksibel, disesuaikan dengan banyak atau tidaknya isi suatu naskah dinas.
B. NASKAH DINAS
1. Bentuk dan susunan naskah dinas produk hukum, terdiri atas:
a. Keputusan Kepala Puskesmas
2. Bentuk dan susunan naskah dinas surat, terdiri atas:
a. Surat Biasa;
b. Surat Keterangan;
c. Surat Perintah;
d. Surat Izin;
e. Surat Perjanjian;
f. Surat Perintah Tugas;
g. Surat Perintah Perjalanan Dinas;
h. Surat Kuasa;
i. Surat Undangan;
j. Surat Keterangan Melaksanakan Tugas;
k. Surat Panggilan;
l. Pengumuman;
m. Laporan;
n. Rekomendasi;
o. Surat Pengantar;
p. Berita Acara;
q. Notulen; aa. Memo; ab. Daftar Hadir; ac. Piagam; ad. Sertifikat; dan ae.
Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan.

C. PENGGUNAAN DAN KEWENANGAN ATAS NAMA, UNTUK BELIAU,


PELAKSANA TUGAS, PELAKSANA HARIAN DAN PENJABAT
1. Atas nama yang disingkat a.n. merupakan jenis pelimpahan wewenang dalam
hubungan internal antara atasan kepada pejabat setingkat dibawahnya.
2. Untuk beliau yang disingkat u.b. merupakan jenis pelimpahan wewenang dalam
hubungan internal antara atasan kepada pejabat 2 (dua) tingkat dibawahnya.
3. Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tetap berada
pada pejabat yang melimpahkan wewenang dan pejabat yang menerima
pelimpahan wewenang harus mempertanggungjawabkan kepada pejabat yang
melimpahkan wewenang.
4. Pelaksana tugas yang disingkat Plt. merupakan pejabat sementara pada jabatan
tertentu yang mendapat pelimpahan wewenang penandatanganan naskah dinas,
karena pejabat definitif belum dilantik. Plt. bertanggung jawab atas naskah dinas
yang dilakukannya.
5. Pelaksana tugas harian yang disingkat Plh. merupakan pejabat sementara pada
jabatan tertentu yang mendapat pelimpahan wewenang penandatanganan naskah
dinas, karena pejabat definitif berhalangan sementara. Plh. Sebagaimana
mempertanggungjawabkan pelaksanaan atas naskah dinas yang dilakukannya
kepada pejabat definitif.

D. PARAF, PENULISAN NAMA, PENANDATANGANAN, DAN PENGGUNAAN


TINTA UNTUK NASKAH DINAS
1. Setiap naskah dinas sebelum ditandatangani terlebih dahulu diparaf.
2. Naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk hukum sebelum ditandatangani
terlebih dahulu diparaf pada setiap lembar oleh pejabat terkait secara horizontal
dan vertikal.
3. Paraf merupakan tanda tangan singkat sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
muatan materi, substansi, redaksi dan pengetikan naskah dinas yang meliputi:
a. Paraf hirarki; dan/atau
b. Paraf koordinasi.
1) Penulisan Nama
Penulisan nama Kepala Puskesmas pada naskah dinas :
a. Dalam bentuk dan susunan produk hukum tidak menggunakan gelar
b. Dalam bentuk dan susunan surat menggunakan gelar.
c. Penulisan nama pejabat pada naskah dinas lainnya menggunakan gelar, nomor
induk pegawai dan pangkat

2) Penandatanganan Naskah Dinas


a. Kepala Puskesmas menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan
produk hokum.
b. Kepala Puskesmas menandatangani naskah dinas lainnya dalam bentuk dan
susunan surat.
c. Kepala Puskesmas menandatangani naskah dinas yang dalam bentuk dan susunan
surat :
a) Surat Biasa;
b) Surat Keterangan;
c) Surat Perintah;
d) Surat Izin;
e) Surat Perjanjian;
f) Surat Perintah Tugas;
g) Surat Perintah Perjalanan Dinas;
h) Surat Kuasa;
i) Surat Undangan;
j) Surat Keterangan Melaksanakan Tugas;
k) Surat Panggilan;
l) Pengumuman;
m) Laporan;
n) Rekomendasi;
o) Surat Pengantar;
p) Berita Acara;
q) Notulen;
r) Daftar Hadir; dan

3) Penggunaan Tinta untuk Naskah Dinas


a. Tinta yang digunakan untuk naskah dinas berwarna hitam.
b. Tinta yang digunakan untuk penandatanganan dan paraf naskah dinas berwarna
hitam.
c. Tinta yang dipergunakan untuk keperluan keamanan naskah dinas berwarna
hitam.

4) Penomoran
Penomoran menggunakan formasi : DD/CC/PKM/BB/XX/YY
Keterangan :
DD : Nomor urut (3 digit diawali angka 0….)
CC : Kode jenis naskah (SK, SOP, dll)
PKM : Puskesmas Kolelet (PKM-KOL)
BB : Bidang keluarnya naskah (TU, BOK, UKP, UKM, dll)
XX : Bulan ditulis dengan huruf romawi
YY : Tahun ditulis dengan angka internasional
Contoh : 001/SK/PKM-KOL/TU/I/2022

5) Stempel
Ukuran stempel untuk keperluan meliputi :
i Ukuran garis tengah lingkaran luar stempel jabatan dan stempel perangkat
daerah adalah 1,8 cm;
ii Ukuran garis tengah lingkaran tengah stempel jabatan dan stempel perangkat
daerah adalah 1,7 cm;
iii Ukuran garis tengah lingkaran dalam stempel jabatan dan stempel perangkat
daerah adalah 1,2 cm; dan
iv Jarak antara 2 (dua) garis yang terdapat dalam lingkaran dalam maksimal 0,5
cm.
v Stempel untuk naskah dinas menggunakan tinta berwarna ungu dan dibubuhkan
pada bagian kiri tandatangan pejabat yang menandatangani naskah dinas.

6) Kop Naskah Dinas


Kop naskah dinas memuat sebutan pemerintah kabupaten, nama satuan organisasi
perangkat daerah, nama puskesmas, nama kecamatan, alamat, kode pos dan e-mail.

7) Sampul Naskah Dinas


a. Sampul naskah dinas jabatan dan sampul naskah dinas perangkat daerah berbentuk
empat persegi panjang.
b. Jenis kertas sampul naskah dinas menggunakan kertas casing dengan warna:
 Putih untuk sampul naskah dinas jabatan
 Coklat untuk sampul naskah dinas perangkat daerah
 Sampul kantong dengan ukuran panjang 41 cm, lebar 30 cm;
 Sampul folio/map dengan ukuran panjang 35 cm, lebar 25 cm;
 Sampul setengah folio dengan ukuran panjang 28 cm, lebar 18 cm;
 Sampul seperempat folio dengan ukuran panjang 28 cm dan lebar 14 cm.
c. Sampul Unit Pelaksana Teknis berisi nama pemerintah kabupaten, nama SKPD,
nama Unit Pelaksana Teknis, nama kecamatan, alamat, kode pos dan e-mail.
BAB III
FORMAT NASKAH DINAS

A. KEBIJAKAN
Kebijakan adalah Peraturan/ Surat Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala UPTD
Puskesmas Kolelet yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib
dilaksanakan oleh penanggung jawab maupun pelaksana. Berdasarkan kebijakan tersebut,
disusun pedoman/ panduan dan standar operasional prosedur (SOP) yang memberikan
kejelasan langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan di UPTD Puskesmas Kolelet.
Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan tersebut harus didasarkan pada peraturan
perundangan, baik Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan
Daerah, Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Menteri dan pedoman pedoman teknis yang
berlaku seperti yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri,
Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Peraturan/ Surat
Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kolelet dapat dituangkan dalam lampiran dari
peraturan/ keputusan tersebut. Format Surat Keputusan disesuaikan dengan Peraturan
Daerah yang berlaku atau dapat disusun sebagai berikut :
1. Pembukaan ditulis dengan huruf kapital:
a. Kebijakan : Keputusan Kepala (sebutkan nama Kepala UPTD Puskesmas Kolelet),
b. Nomor : ditulis sesuai sistem penomoran,
c. Judul : ditulis judul Peraturan/Keputusan tentang
d. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
e. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengah margin diakhiri
dengan tanda koma (,)

2. Konsideran, meliputi :
a. Menimbang:
1) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi latar belakang
dan alasan pembuatan keputusan,
2) Huruf awal kata “menimbang” ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda
baca titik dua ( : ), dan diletakkan di bagian kiri,
3) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan huruf kecil
dan dimulai dengan kata “bahwa” dengan “b” huruf kecil, dan diakhiri dengan
tanda baca (;).
b. Mengingat:
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang memerintahkan
pembuat Peraturan/Surat Keputusan tersebut,
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasarhukum adalah peraturan yang
tingkatannya sederajat atau lebih tinggi,
3) Kata “mengingat” diletakkan di bagian kiri sejajar kata menimbang,
4) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai dengan hirarki
tata perundangan dengan tahun yang lebih awal disebut lebih dulu, diawali
dengan nomor 1, 2, dst, dan diakhiri dengan tanda baca (;).

3. Diktum:
a. Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf kapital;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan sejajar dengan kata
menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis dengan huruf kapital,
dan diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : );
c. Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan (kepala), seluruhnya ditulis dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . ).

4. Batang Tubuh.
a. Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan /Surat Keputusan yang dirumuskan
dalam diktum diktum,
misalnya:
Kesatu :
Kedua :
Dst.
b. Dicantumkan saat berlakunya Peraturan /Surat Keputusan, perubahan, pembatalan,
pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran Peraturan/ Surat Keputusan, dan pada
halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
Peraturan/Surat Keputusan.
5. Kaki:
Kaki Peraturan/Surat Keputusan merupakan bagian akhir substansi yang memuat
penanda tangan penerapan Peraturan/Surat Keputusan, pengundangan peraturan/keputusan
yang terdiri dari:
a. tempat dan tanggal penetapan,
b. nama jabatan diakhiri dengan tanda koma (,),
c. tanda tangan pejabat, dan
d. nama lengkap pejabat yang menanda tangani.
6. Penandatanganan:
Peraturan /Surat Keputusan ditandatangani oleh Kepala UPTD Puskesmas Kolelet,
dituliskan nama tanpa gelar.
7. Lampiran Peraturan/Surat Keputusan:
a. Halaman pertama harus dicantumkan nomor dan Judul Peraturan/ Surat Keputusan,
b. Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Kepala UPTD Puskesmas Kolelet/Kepala
Puskesmas/Kepala UPT Labkesda
Hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan / Surat Keputusan yaitu:
1. Kebijakan yang telah ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Kolelet tetap berlaku
meskipun terjadi penggantian Kepala UPTD Puskesmas Kolelet hingga adanya
kebutuhan revisi atau pembatalan.
2. Untuk format judul SK Times new roman Style 12 di bold huruf besar semua, sesuai
contoh di atas, jarak antara garis dan judul enter 2x, paragraf jarak antara menimbang
dan mengingat menggunakan after 6 spasi 1,5, dan jarak antara mengingat dan
memutuskan enter 2x, memutuskan menggunakan huruf besar semua, poin penetapan
dalam memutuskan dibuat dengan urutan : Kesatu, Kedua dan seterusnya (dengan huruf
kecil), menimbang, mengingat, menetapkan (dengan huruf kecil), jarak antara tulisan
ditetapkan dan poin urutan penetapan enter 3x, ditetapkan dan pada tanggal dan kepala
puskesmas spasi 1, tulisan Kepala UPTD Puskesmas Kolelet enter 3x.
B. MANUAL MUTU
Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke dalam
maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun, ditetapkan, dan
dipelihara oleh organisasi.
Manual mutu tersebut meliputi :
Kata Pengantar
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan hukum dan acuan
E. Istilah dan definisi
II. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan:
A. Persyaratan umum
B. Pengendalian dokumen
C. Pengendalian rekaman
III. Tanggung Jawab Manajemen:
A. Komitmen manajemen
B. Fokus pada sasaran/pasien
C. Kebijakan mutu
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/Mutu
E. Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi
F. Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab Manajemen Mutu
G. Komunikasi internal
IV. Tinjauan Manajemen:
A. Umum
B. Masukan Tinjauan Manajemen
C. Luaran tinjauan
V. Manajemen Sumber Daya:
A. Penyediaan sumber daya
B. Manajemen sumber daya manusia
C. Infrastruktur
D. Lingkungan kerja
VI. Penyelenggaraan Pelayanan:
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas:
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses dan pengukuran
kinerja
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran:
a. Penetapan persyaratan sasaran
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c. Komunikasi dengan sasaran
3. Pembelian (jika ada)
4. Penyelenggaraan UKM:
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasaran
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
f. Manajemen risiko dan keselamatan
5. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM:
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
B. Pelayanan klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan):
1. Perencanaan Pelayanan Klinis
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis:
a. Proses pembelian
b. Verifikasi barang yang dibeli
c. Kontrak dengan pihak ketiga
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis:
a. Pengendalian proses pelayanan klinis
b. Validasi proses pelayanan
c. Identifikasi dan ketelusuran
d. Hak dan kewajiban pasien
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesimen, rekam medis,
dsb)
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:
a. Penilaian indikator kinerja klinis
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
d. Analisis dan tindak lanjut
e. Penerapan manajemen risiko
6. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan:
1) Umum
2) Pemantauan dan pengukuran:
a) Kepuasan pelanggan
b) Audit internal
c) Pemantauan dan pengukuran proses, kinerja
d) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
3) Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
4) Analisis data
5) Peningkatan berkelanjutan
6) Tindakan korektif
7) Tindakan preventif
VII. Penutup
Daftar Pustaka

C. RENCANA LIMA TAHUNAN PUSKESMAS


Sejalan dengan rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, Puskesmas
perlu menyusun rencana kinerja lima tahunan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan target kinerja yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Rencana lima tahunan tersebut harus sesuai dengan visi, misi, tugas pokok dan
fungsi Puskesmas berdasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
Dalam menyusun rencana lima tahunan, Kepala Puskesmas bersama seluruh jajaran
karyawan yang bertugas di Puskesmas melakukan analisis situasi yang meliputi analisis
pencapaian kinerja, mencari faktor-faktor yang menjadi pendorong maupun penghambat
kinerja, sehingga dapat menyusun program kerja lima tahunan yang dijabatkan dalam
kegiatan dan rencana anggaran.
1. Sistematika Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas
Sistematika Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas dapat disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
Kata Pengantar
Bab I. Pendahuluan
A. Keadaan Umum Puskesmas
B. Tujuan penyusunan rencana lima tahunan
Bab II. Kendala dan Masalah
A. Identifikasi keadaan dan masalah
a. Tim mempelajari kebijakan, RPJMN, rencana strategis Kementerian
Kesehatan, DinasKesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, target kinerja lima
tahunan yang harus dicapai oleh Puskesmas.
b. Tim mengumpulkan data:
a) Data umum
b) Data wilayah
c) Data penduduk sasaran
d) Data cakupan
e) Data sumber daya
c. Tim melakukan analisis data
d. Alternatif pemecahan masalah

B. Penyusunan rencana
1) Penetapan tujuan dan sasaran
2) Penyusunan rencana
a) Penetapan strategi pelaksanaan
b) Penetapan kegiatan
c) Pengorganisasian
d) Perhitungan sumber daya yang diperlukan
C. Penyusunan Rencana Pelaksanaan (Plan of Action)
1) Penjadwalan
2) Pengalokasian sumber daya
3) Pelaksanaan kegiatan
4) Penggerak pelaksanaan
D. Penyusunan Pelengkap Dokumen
Bab III.Indikator dan standar kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya Puskesmas
Bab IV. Analisis Kinerja
A. Pencapaian Kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya Puskesmas
B. Analisis Kinerja: menganalisis faktor pendukungdan penghambat pencapaian kinerja
Bab V. Rencana Pencapaian Kinerja Lima Tahun
A. Program Kerja dan kegiatan : berisi program-program kerja yang akan dilakukan
yang meliputi antara lain:
1) Program Kerja Pengembangan SDM, yang dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan,
misalnya : pelatihan, pengusulan penambahan SDM, seminar, workshop, dsb.
2) Program Kerja Pengembangan sarana,yang dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan,
misalnya : pemeliharaan sarana, pengadaan alat-alat kesehatan, dsb.
3) Program Kerja Pengembangan Manajemen,dan seterusnya.
B. Rencana anggaran : yang merupakan rencana biaya untuk tiap-tiap program kerja
dan kegiatan-kegiatan yang direncanakan secara garis besar.
Bab VI. Pemantauan dan Penilaian
Bab VII. Penutup

2. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas:


Adapun tahapan penyusunan rencana lima tahunan Puskesmas adalah sebagai berikut :

a. Membentuk tim penyusunan rencana kinerja lima tahun yang terdiri dari Kepala
Puskesmas bersama dengan penanggung jawab upaya Puskesmas dan Pelayanan
Klinis.
b. Tim mempelajari RPJMN, rencana strategis Kementerian Kesehatan, Dinas
Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/Kota, target kinerja lima tahunan yang harus dicapai
oleh Puskesmas.
c. Tim mengumpulkan data pencapaian kinerja.
d. Tim melakukan analisis kinerja.
e. Tim menyusun pentahapan pencapaian indikator kinerja untuk tiap upaya Puskesmas
dengan penjabaran pencapaian untuk tiap tahun.
f. Tim menyusun program kerja dan kegiatan yangakan dilakukan untuk mencapai
target pada tiap-tiap indikator kinerja.
g. Tim menyusun dokumen rencana kinerja lima tahunan untuk disahkan oleh Kepala
Puskesmas.
h. Sosialisasi rencana pada seluruh jajaran Puskesmas.

3. Matriks Rencana Kinerja Lima Tahunan


Panduan dalam mengisi matriks rencana kinerja lima tahunan:
a. Nomor: diisi dengan nomor urut.
b. Pelayanan/Upaya Puskesmas: diisi dengan Pelayanan Klinis (Upaya Kesehatan
Perseorangan), dan Upaya Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan di Puskesmas
tersebut, misalnya Upaya KIA, Upaya KB, Upaya PKM, dan seterusnya.
c. Indikator: diisi dengan indikator-indikator yang menjadi tolok ukur kinerja
Upaya/Pelayanan.
d. Standar: diisi dengan standar kinerja untuk tiap indikator.
e. Pencapaian: diisi dengan pencapaian kinerja tahun terakhir.
f. Target pencapaian: diisi dengan target-target yang akan dicapai pada tiap tahap
tahunan.
g. Program Kerja: diisi dengan Program Kerja yang akan dilakukan untuk mencapai
target pada tiap tahun berdasarkan hasil analisis kinerja, misalnya program kerja
pengembangan SDM, program kerja peningkatan mutu, program kerja
pengembangan SDM, program kerja pengembangan sarana, dsb.
h. Kegiatan: merupakan rincian kegiatan untuk tiap program yang direncanakan,
misalnya untuk program pengembangan SDM, kegiatan Pelatihan Perawat, Pelatihan
Tenaga PKM, dan sebagainya.
i. Volume: diisi dengan volume kegiatan yang direncanakan untuk tiap tahapan
tahunan.
j. Harga Satuan: harga satuan untuk tiap kegiatan.
k. Perkiraan Biaya: diisi dengan perkalian antara volumedengan harga satuan.

4. Penutup
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu Kepala Puskesmas dalam
menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang kemudian diuraikan dalam rencana
tahunan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Pencapaian Kegiatan.

D. PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) TAHUNAN


Perencanaan adalah: suatu proses kegiatan secara urut yang harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan
memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna.
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) diartikan sebagai proses penyusunan rencana
kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan datang, dilakukan secara sistematis untuk
mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.
Perencanaan Puskesmas mencakup semua kegiatan upaya Puskesmas yang dilakukan
di Puskesmas baik dalam menjalankan fungsi penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) maupun Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama, UKM baik esensial,
maupun pengembangan sebagai rencana Tahunan Puskesmas yang dibiayai oleh pemerintah,
baik pemerintah pusat maupun daerah serta sumber dana lain.
1. Mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas.
Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) adalah
dengan menyusun Rencana Usulan Kegiatan yang meliputi usulan mencakup seluruh
kegiatan Puskesmas.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) memperhatikan berbagai kebijakan yang
berlaku, baik secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian data dan
informasi yang tersedia di Puskesmas. Puskesmas perlu mempertimbangkan masukan dari
masyarakat melalui kajian maupun asupan dari lintas sektoral Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan harus dilengkapi usulanpembiayaan untuk kebutuhan rutin,
sarana, prasaranadan operasional Puskesmas. RUK yang disusun merupakan RUK tahun
mendatang (H+1). Penyusunan RUK tersebut
dilakukan pada bulan Januari tahun berjalan (H) berdasarkan hasil kajian pencapaian
kegiatan tahunsebelumnya (H-1) dan diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai
dilaksanakan di Puskesmas pada akhir bulan
Januari tahun berjalan (H). RUK kemudian dibahas di Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
selanjutnya terangkum dalam usulan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota akan diajukan ke
DPRD untuk memperoleh persetujuan pembiayaan dandukungan politis.
Setelah mendapatkan persetujuan, selanjutnya diserahkan ke Puskesmas melalui Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.Berdasarkan alokasi biaya yang telah disetujui tersebut, secara
rinci RUK dijabarkan ke dalam rencana pelaksanaan
kegiatan (RPK). Penyusunan RPK dilaksanakan pada bulan Januari tahun berjalan dalam
forum Lokakarya Mini yang pertama.

2. Tahap Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP).


a. Tahap persiapan.
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses penyusunan
RUK agar memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk melaksanakan
tahap-tahap perencanaan. Kepala Puskesmas membentuk Tim Penyusun PTP yang
anggotanya terdiri dari staf Puskesmas.
b. Tahap analisis situasi.
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
permasalahan yang dihadapi Puskesmas melalui proses analisis terhadap data yang
dikumpulkan tim yang telah ditunjuk oleh Kepala Puskesmas. Data-data tersebut
mencakup data umum, dan data khusus (hasil penilaian kinerja Puskesmas).
3. Tahap penyusunan RUK.
Penyusunan RUK memperhatikan hal-hal untuk mempertahankan kegiatan yang sudah
dicapai pada periode sebelumnya dan memperhatikan program/upaya yang masih
bermasalah, menyusun rencana kegiatan baruyang disesuaikan dengan kondisi kesehatan
di wilayah tersebut dan kemampuan Puskesmas.
Penyusunan RUK terdiri dua tahap, yaitu:

a. Analisis Masalah dan Kebutuhan Masyarakat.

Analisis masalah dan kebutuhan masyarakat dilakukan melalui kesepakatan Tim


Penyusun PTP dan lintassektoral Puskesmas melalui:

1) Identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakatakan pelayanan kesehatan,


melalui analisiskesehatan masyarakat (community healthanalysis),

2) Menetapkan urutan prioritas masalah,


3) Merumuskan masalah,
4) Mencari akar penyebab, dapat mempergunakan diagram sebab akibat, pohon
masalah, curah pendapat, dan alat lain yang dapat digunakan.
b. Penyusunan RUK.
Penyusunan RUK meliputi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama, UKM esensial dan pengembangan
yang meliputi :
1) Kegiatan tahun yang akan datang,
2) Kebutuhan sumber daya,
3) Rekapitulasi rencana usulan kegiatan.
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik Upaya KesehatanMasyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama, UKM esensial dan pengembangansecara
bersama-sama, terpadu dan terintegrasi, dengan langkah-langkah:
a. Mempelajari alokasi kegiatan,
b. Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan RUK,
c. Menyusun rancangan awal secara rinci,
d. Mengadakan lokakarya mini,
e. Membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Proses penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas dengan menggunakan format-format
sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Manajemen Puskesmas yang dikeluarkan
Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan tahun 2012.

E. PEDOMAN/ PANDUAN
Pedoman/ panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-langkah
yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan melaksanakan
kegiatan. Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan
pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu) kegiatan.
Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui penerapan SOP.
Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/ panduan maka UPTD Puskesmas
Kolelet menyusun/membuat sistematika buku pedoman/ panduan sesuai kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan yaitu:
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi denganperaturan atau keputusan Kepala
UPTD Puskesmas Kolelet untuk pemberlakuan pedoman/ panduan tersebut.
2. Peraturan Kepala UPTD Puskesmas Kolelet tetap berlaku meskipun terjadi penggantian
Kepala UPTD Puskesmas Kolelet.
3. Setiap pedoman/ panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3 tahun sekali.
4. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman/Panduan untuk suatu kegiatan/
pelayanan tertentu,maka UPTD Puskesmas Kolelet dalam membuat pedoman/ panduan
wajib mengacu pada pedoman/ panduan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
5. Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan sebagai berikut:
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
Kata pengantar
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan
BAB IV Struktur Organisasi
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifi kasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan

b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja


Kata pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedoman
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP

a. Format Pedoman Penyusunan Akreditasi

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Sasaran
D. Dasar Hukum

Bab II Dokumentasi Akreditasi

A. Jenis Dokumen Berdasarkan Sumber


B. Jenis Dokumen Akreditasi
C. Jenis Dokumen yang perlu di sediakan

Bab III Penyusunan Dokumen Akreditasi

A. Tata Naskah
B. Kebijakan
C. Manual Mutu
D. Rencana Lima Tahunan
E. Perencanaan Tingkat Puskesmas
F. Pedoman/ panduan
G. Penyusunan Kerangka Acuan
H. SOP
I. Rekam Implementasi

Bab IV Penutup
Daftar Pustaka

d. Format Panduan Pelayanan


BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI

e. Format Pedoman Pengendalian dokumen


Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Ruang Lingkup

BAB II Penyusunan Dokumen

A. Identifikasi Penyusunan
B. Proses Penyusunan Dokumen

BAB III Pengesahan dan Pemberlakuan Dokumen

A. Alur Pengesahan
B. Tabel Pengesahan
C. Pemberlakuan Dokumen

BAB IV Pencatatan, Penomoran, Sosialisasi, Distribusi, dan Penarikan Dokumen

A. Pencatatan Dokumen
B. Penomoran Dokumen
C. Sosialisasi Dokumen
D. Distribusi Dokumen
E. Penarikan Dokumen

BAB V Tata Cara Penyimpanan Dokumen


A. Dokumen Asli
B. Dokumen Foto Copy

BAB VI Penataan, Pencarian Kembali, dan Perubahan/ revisi Dokumen

A. Penataan Dokumen
B. Pencarian Kembali
C. Perubahan/ Revisi Dokumen

BAB VII Penutup


Daftar Pustaka
Sistematika pedoman/panduan UPTD Puskesmas Kolelet, dapat dibuat sesuai dengan
materi atau isi pedoman/panduan. Pedoman/ panduan yang harus dibuat adalah
pedoman/panduan minimal yang harus ada di UPTD Puskesmas Kolelet yang
dipersyaratkan sebagai regulasi yang diminta dalam elemen penilaian.

G. PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN PROGRAM/KEGIATAN


Kerangka acuan disusun untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan program atau
kegiatan yang akan dilakukan. Dalam menyusun kerangka acuan harus jelas tujuan dan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan. Tujuan dibedakan atas tujuan
umum yang merupakan tujuan secara garis besar dari keseluruhan program/kegiatan, dan
tujuan khusus yang merupakan tujuan dari tiap-tiap kegiatan yang akan dilakukan. Dalam
kerangka acuan harus dijelaskan bagaimana cara melaksanakan kegiatan agar tujuan tercapai,
dengan penjadwalan yang jelas, dan evaluasi serta pelaporan.
Kerangka acuan dapat menggunakan format atau Sistematika Kerangka Acuan sebagai
berikut :
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang masih terkait
dengan upaya/ kegiatan.

b. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program tersebut
disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan program
tersebut dapat lebih kuat.
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan Program/kegiatan.Tujuan umum adalah tujuan secara
garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci.
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainya tujuan Program/kegiatan. Oleh karena itu antara tujuan
dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
e. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan pokok dan
rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain dengan membentuk Tim, melakukan
rapat, melakukan audit, dan lain-lain.
f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai tujuan-
tujuan upaya/ kegiatan.
Sasaran Program/ kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk merealisir
tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu:

1) Specific: sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan, bukan cara
pencapaiannya. Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur yang jelas sehingga
dapat dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang spesifik.
2) Measurable: sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk memastikan apa
dan kapan pencapaiannya. Akuntabilitas harus ditanamkan ke dalam proses
perencanaan. Oleh karenanya metodologi untuk mengukur pencapaian sasaran
(keberhasilan upaya/ kegiatan) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait dengan
sasaran tersebut dilaksanakan.
3) Agressive but Attainable: apabila sasaran harus dijadikan standar keberhasilan, maka
sasaran harus menantang, namun tidak boleh mengandung target yang tidak layak.
4) Result oriented: sedapat mungkin sasaran harus menspesifikkan hasil yang ingin
dicapai. Misalnya : mengurangi komplain masyarakat terhadap pelayanan rawat inap
sebesar 50%.
5) Time bound: sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang relatif pendek, mulai
dari beberapa minggu sampai beberapa bulan (sebaiknya kurangdari 1 tahun). Kalau
ada Program/kegiatan 5 (lima) tahun dibuat sasaran antara. Sasaran akan lebih mudah
dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses anggaran apabila dibuat sesuai dengan
batas-batas tahun anggaran di Puskesmas.
g. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Jadwal adalah merupakan perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian kegiatan yang akan
dilaksanakan, yang digambarkan dalam bentuk bagan.
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan
kegiatan terhadap jadwal yang direncanakan. Jadwal tersebut akan dievaluasi setiap
berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga apabila dari evaluasi diketahui ada
pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal, maka dapat segera diperbaiki sehingga
tidak mengganggu Program/ kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang ditulis dalam
kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan
kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan. Yang dimaksud dengan pelaporannya
adalah bagaimana membuat laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan
laporan tersebut harus dibuat.
Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara bagaimana membuat laporan
evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.

i. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam kerangka acuan adalah
bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan.
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kapan laporan harus
diserahkan dan kepada siapa saja laporan tersebut harus diserahkan. Evaluasi kegiatan
adalah evaluasi pelaksanaan Program/ kegiatan secara menyeluruh. Jadi yang ditulis di
dalam kerangka acuan, bagaimana melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus
dilakukan. Jika diperlukan, dapat ditambahkan butir-butir lain sesuai kebutuhan, tetapi
tidak diperbolehkan mengurangi, misalnya rencana pembiayaan dan anggaran.

H. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


Terdapat sejumlah pengertian istilah prosedur, diantaranya:
1. Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan
harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan
(Permenpan No. 035 tahun 2012).
2. Instruksi kerja adalah petunjuk kerja terdokumentasi yang dibuat secara rinci, spesifik dan
bersifat instruktif, yang dipergunakan oleh pekerja sebagai acuan dalam melaksanakan
suatu pekerjaan spesifik agar dapat mencapai hasil kerja sesuai persyaratan yang
telahditetapkan (Susilo, 2003).
3. Langkah di dalam penyusunan instruksi kerja, sama dengan penyusunan prosedur, namun
ada perbedaan, instruksi kerja adalah suatu proses yang melibatkan satu bagian/ unit/
profesi, sedangkan prosedur adalah suatu proses
yang melibat lebih dari satu bagian/ unit/ profesi. Prinsip dalam penyusunan prosedur dan
instruksi kerja adalah kerjakan yang ditulis, tulis yang dikerjakan, buktikan dan tindak-
lanjut, serta dapat ditelusur hasilnya.
4. Istilah Standar Prosedur Operasional (SOP) digunakan di UU Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran dan UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan UU
Nomor 44 Tahun 2009, tentang Rumah Sakit.
5. Beberapa Istilah Prosedur yang sering digunakan yaitu :
a. Prosedur yang telah ditetapkan disingkat Protap,
b. Prosedur untuk panduan kerja (prosedur kerja, disingkat PK),
c. Prosedur untuk melakukan tindakan,
d. Prosedur penatalaksanaan,
e. Petunjuk pelaksanaan disingkat Juklak,
f. Petunjuk pelaksanaan secara teknis, disingkat Juknis,
g. Prosedur untuk melakukan tindakan klinis : protocol klinis, Algoritma/ Clinical
Pathway.
Karena beraneka ragamnya istilah tentang prosedur dan untuk menghindari salah tafsir serta
dalam rangka menyeragamkan istilah maka dalam pedoman penyusunan dokumen ini
digunakan istilah “ Standar Operasional Prosedur “ (SPO) sebagaimana yang tercantum
dalam Permenpan Nomor 35 tahun 2012.
Prosedur yang dimaksud dalam Istilah “Standar Operasional Prosedur (SOP)“ bersifat
institusi maupun perorangan sebagai profesi sehingga dianggap lebih tepat karena prosedur
yang dimaksud dalam pedoman penyusunan dokumen akreditasi UPTD Puskesmas Kolelet
ini adalah prosedur yang bersifat institusi maupun perorangan sebagai profesi, sementara
istilah “ Standar Prosedur Operasional “(SOP) yang dipergunakan dalam undang-undang
Praktik Kedokteran maupun dalam undang-undang Kesehatan lebih bersifat perorangan
sebagai profesi.
6. Tujuan Penyusunan SOP
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/ seragam dan
aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang
berlaku.

7. Manfaat SOP
a. Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas
b. Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
c. Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan pekerjaannya.
Contoh:
SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan infus, SOP Pemindahan pasien dari tempat tidur
ke kereta dorong.
8. Format SOP
a. Jika sudah terdapat Format baku SOP berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) masing-
masing, maka Format SOP dapat disesuaikan dengan Perda tersebut.
b. Jika belum terdapat Format Baku SOP berdasarkan Perda, maka SOP dapat dibuat
mengacu Permenpan No. 35 /2012 atau pada contoh format SOP yang ada dalam buku
Pedoman Penyusunan Dokumen ini.
c. Prinsipnya adalah “Format” SOP yang digunakan dalam satu institusi harus
“SERAGAM”
d. Contoh yang dapat digunakan di luar format SOP Permenpan terlampir dalam Pedoman
Penyusunan Dokumen Akreditasi UPTD Puskesmas Kolelet ini.
e. Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat diberi tambahan
materi/kolom misalnya, nama penyusun SOP, unit yang memeriksa SOP. Untuk SOP
tindakan agar memudahkan di dalam melihat langkah-langkahnya dengan bagan alir,
persiapan alat dan bahan dan lain- lain, namun tidak boleh mengurangi item-item yang ada
di SOP.
Format SOP sebagai berikut :
1) Contoh Kop/heading SOP
a) Puskesmas:

JUDUL SOP

No. Dokumen :
Lambang Puskesmas
Logo Kabupaten No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Nama dan gelar
Nama
Kepala
Puskesmas........
NIP............................
b) Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua dan seterusnya SOP
dibuat tanpa menyertakan kop/heading.
2) Contoh Komponen SOP
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/ Langkah- langkah
6. Diagram Alir (jika dibutuhkan)
7. Unit terkait
8. Rekaman Historis Perubahan

9. Format SOP (Standar Operasional Prosedur) yang dibakukan oleh UPTD Puskesmas Kolelet
adalah dengan contoh sebagai berikut :

JUDUL SOP
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit:
Halaman :
UPTD Puskesmas Nama Kepala Puskesmas
Kolelet NIP.................................

1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Diagram Alir
(bila perlu)
7. Unit terkait
8.Rekaman
Historis
Perubahan

● Penjelasan :

a. Penulisan SOP harus tetap di dalam kotak adalah : nama puskesmas dan logo, judul
SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tanda tangan kepala puskesmas
b. Logo kabupaten dan lambang puskesmas baik surat keputusan maupun SOP
berdiameter 2 cm.
c. Tulisan judul SOP Times new roman 12 bold, spasi judul 1,5 cm, panjang kotak 7 cm
d. Kotak logo kabupaten lebar 3,5 cm, logo puskesmas lebar 5 cm
e. Nomer dokumen, nomer revisi, tanggal terbit, halaman spasi 1,5 lebar 6 cm, Times
new roman 12 cm.
f. Tulisan SOP Times new roman 12 bold, lebar kotak 1cm.
g. Penulisan UPTD Puskesmas Kolelet lebar 3,5 cm, panjang enter 2 kali, penulisannya
Times new roman Style 12 (center)
h. Penulisan Kepala Puskesmas Times new roman 12, dan penulisan NIP Times new
roman 12.
i. Kop SOP dan komponen SOP formatnya jadi satu, untuk garis tengah di komponen
SOP sejajar dengan garis kanan kop logo kabupaten.
j. Untuk pengertian, tujuan, kebijakan, referensi, prosedur, diagram alir (bila perlu), unit
terkait, rekaman historis perubahan, lebar kotak menyesuaikan isi materi.

f. Petunjuk Pengisian SOP


1) Logo:
a) bagi Puskesmas, logo yang dipakai adalah logo Pemerintah kabupaten/kota, dan
lambang Puskesmas.
2) Kotak Kop/Heading diisi sebagai berikut :
a) Heading hanya dicetak halaman pertama.
b) Kotak Kop kanan kiri diberi Logo pemerintah daerah, dan lambang Puskesmas.
. c) Kotak Judul diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya.
d) Nomor Dokumen : diisi sesuai dengan ketentuan penomeran yang berlaku di UPTD
Puskesmas Kolelet.
e) No. Revisi : diisi dengan status revisi, dapat menggunakan huruf. Contoh: dokumen
baru diberi huruf A, dokumen revisi pertama diberi huruf B dan seterusnya. Tetapi
dapat juga dengan angka, misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor 0,
sedangkan dokumen revisi pertama diberi nomor 1, dan seterusnya.
f) Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal diberlakukannya
SOP tersebut.
g) Halaman: diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman untuk SOP
tersebut (misal 1/5). Namun, di tiap halaman selanjutnya dibuat footer misalnya pada
halaman kedua : 2/5, halaman terakhir : 5/5.
h) Ditetapkan Kepala Puskesmas : diberi tanda tangan Kepala dan nama dan gelarnya
serta Nomer Induk Pegawai (NIP).
3) Isi SOP
Isi dari SOP setidaknya adalah sebagai berikut :

a) Pengertian : diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau definisi tentang
istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian/
menimbulkan multi persepsi.
b)Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci: “Sebagai acuan
penerapan langkah-langkah untuk ……”.
c) Kebijakan : berisi kebijakan Kepala UPTD Puskesmas Kolelet yang menjadi dasar
dibuatnya SOP tersebut, misalnya untuk SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan
dituliskan : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kolelet No 005/2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
d) Referensi : berisi dokumen eksternal sebagaiacuan penyusunan SOP, bisa berbentuk
buku, peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka.
e) Prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan langkah-langkah
kegiatan untukmenyelesaikan proses kerja tertentu.
f) Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart) :
Di dalam penyusunan prosedur maupuni nstruksi kerja sebaiknya dalam langkah-
langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/ bagan alir untuk memudahkan dalam
pemahaman langkah-langkahnya. Adapun bagan alir secara garis besar dibagi
menjadidua macam, yaitu diagram alir makro dan diagram alir mikro.
(1) Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar dari proses
yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu simbol, yaitu
simbol balok :
(2) Diagram alir mikro, menunjukkan rincian kegiatan-kegiatan dari tiap tahapan
diagram makro, bentuk simbol sebagai berikut :
o Awal kegiatan :

o Akhir kegiatan :

o Simbol Keputusan :
ya

tidak

o Penghubung :
o Dokumen :

g) Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses
kerja tersebut.
h) Rekaman Historis Perubahan : berisi rekaman tentang isi perubahan SOP yang
akan diubah serta tanggal pemberlakuan.

g. Syarat penyusunan SOP :


1) Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka yang melakukan
pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut. Tim atau panitia yang ditunjuk oleh
Kepala UPTD Puskesmas Kolelet hanya untuk menanggapi dan mengkoreksi SOP
tersebut. Hal tersebut sangatlah penting, karena komitmen terhadap pelaksanaan SOP
hanya diperoleh dengan adanya keterlibatan personel/ unit kerja dalam penyusunan
SOP.
2) SOP harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana atau unit kerja
agar mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya kemudian Tim Mutu diminta
memberikan tanggapan.
3) Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa, dimana, kapan,
dan mengapa.
4) SOP jangan menggunakan kalimat majemuk. Subjek, predikat dan objek SOP harus
jelas.
5) SOP harus menggunakan kalimat perintah/instruksi bagi pelaksana dengan bahasa
yang dikenal pemakai.
6) SOP harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan. Untuk SOP pelayanan pasien
maka harus memperhatikan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien.
Untuk SOP profesi harus mengacu kepada standar profesi, standar pelayanan,
mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) kesehatan, dan
memperhatikan aspek keselamatan pasien.
h. Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.
1) Evaluasi penerapan/ kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan dengan menilai tingkat
kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam SOP. Untuk evaluasi ini dapat dilakukan
dengan menggunakan daftar tilik/check list :

a) Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan secara konsisten,
diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk diingat, dikerjakan,
dan diberi tanda (checkmark).
b) Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk mendukung
standarisasi suatu proses pelayanan.

c) Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.


d) Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah pelaksanaan dan
memonitor SOP, bukan untuk menggantikan SOP itu sendiri.
e) Langkah-langkah menyusun daftar tilik :
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan Identifikasi prosedur
yang membutuhkan daftar tilik untuk mempermudah pelaksanaan dan
monitoringnya.
(1) Gambarkan flow-chart dariprosedur tersebut,
(2) Buat daftar kerja yang harusdilakukan,
(3) Susun urutan kerja yang harusdilakukan,
(4) Masukkan dalam daftar tilik sesuaidengan format tertentu,
(5) Lakukan uji-coba,
(6) Lakukan perbaikan daftar tilik,
(7) Standarisasi daftar tilik.
f) Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam langkah-langkah
kegiatan, dengan rumus sebagai berikut :
Compliance rate (CR) = Σ Ya x 100 %
Σ Ya+Tidak

2) Evaluasi isi SOP


a) Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal dua tahun
sekali yang dilakukan oleh masing-masing unit kerja.
b) Hasil evaluasi : SPO masih tetap bisa dipergunakan, atau SOP tersebut perlu
diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisiisi SOP bisa dilakukan sebagian atau seluruhnya.
c) Perbaikan/ revisi perlu dilakukan bila :
• Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada,
• Adanya perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK) pelayanan kesehatan,
• Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru,
• Adanya perubahan fasilititas.

c) Peraturan Kepala UPTD Puskesmas Kolelet tetap berlaku meskipun terjadi


penggantian Kepala UPTD Puskesmas Kolelet.

H. Rekam implementasi
1. Rekam implementasi adalah: dokumen yang menjadi bukti obyektif dari kegiatan yang
dilakukan atau hasil yang dicapai di dalam kegiatan UPTD Puskesmas Kolelet dalam
melaksanakan regulasi internal atau kegiatan yang direncanakan.
2. Catatan/ rekam implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan juga harus
dikendallikan. Organisasi harus menetapkan SOP terdokumentasi untuk mendefinisikan
pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan, perlindungan,
pengambilan, lama simpan dan permusnahan. Catatan/ rekam implementasi harusdapat
terbaca, segera dapat teridentifi kasi dan dapat diakses kembali.

BAB IV
PENUTUP

Pada prinsipnya dokumen akreditasi adalah “TULIS YANG DIKERJAKAN DAN


KERJAKAN YANG DITULIS, BISA DIBUKTIKAN SERTA DAPAT DITELUSURI
DENGAN BUKTINYA”. Namun pada penerapannya tidaklah semudah itu. Penyusunan
kebijakan, pedoman/ panduan, standar operasional prosedur dan program selain diperlukan
komitmen Kepala Puskesmas Kolelet, juga diperlukan staf yang mampu dan mau menyusun
dokumen akreditasi tersebut.
Dengan tersusunnya Buku Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi Puskesmas Kolelet
diharapkan dapat membantu Puskesmas Kolelet dan fasilitator pendamping akreditasi dalam
menyusun dokumen-dokumen yang dipersyaratkan oleh standar akreditasi.
LAMPIRAN 2.
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KOLELET
NOMOR :
TENTANG : PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI
LINGKUNGAN UPTD PUSKESMAS KOLELET

A. Contoh Instruksi Kepala Puskesmas

KOP
INSTRUKSI KEPALA PUSKESMAS
NOMOR ………. …………
TENTANG
..........................................
KEPALA KEPALA PUSKESMAS,
Dalam rangka …...................................………………….................................
........................................... dengan ini
menginstruksikan:
Kepada : 1. ...................
2. ...................

3. ...................

Untuk :
KESATU : ........
KEDUA : ........
KETIGA : dan seterusnya;
Instruksi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS KOLELET,

(ditandatangani)

(NAMA DAN GELAR)


NIP.
B. Contoh Surat Edaran

KOP

Rangkasbitung,……………
Kepada
Yth. .......................................
……………………….
di - .........................

SURAT EDARAN

NOMOR :………………….……………….

TENTANG
............................................................................................ ...............................................................
............................. ............................................................................................
...............................................

KEPALA UPTD PUSKESMAS


KOLELET,

(ditandatangani)

(NAMA DAN GELAR)


NIP.
C. Contoh Surat Biasa
KOP

Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun

Kepada

Nomor : Yth. ……………………………….


Sifat : ……………………………….
Lampiran :
Hal : …………………………. di -
………………………….
…………………..

....................................................................................... ..................................
..............................................................
...........................................
....................................................................................... ..................................
..............................................................
...........................................
....................................................................................... ..................................
..............................................................
...........................................

KEPALA UPTD PUSKESMAS


KOLELET,

(ditandatangani)

(NAMA DAN GELAR)


NIP.
D. Contoh Surat Keterangan

KOP

SURAT KETERANGAN

NOMOR ……………………..

Yang bertandatangan dibawah ini :

a. Nama : .....................
b. Jabatan : Kepala UPTD Puskesmas Kolelet

dengan ini menerangkan bahwa :

a. Nama/NIP : ................................../NIP...............
b. Pangkat/Golongan : .............................../...............................
c. Jabatan : .............................
d. Maksud : .................................................................
................................................................

Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun


KEPALA PUSKESMAS KOLELET,

(ditandatangani)

(NAMA DAN GELAR)


NIP
E. Contoh Surat Perintah
KOP

SURAT PERINTAH
NOMOR. ………………

Nama : (NAMA DAN GELAR)

Jabatan : Kepala UPTD Puskesmas Kolelet

MEMERINTAHKAN :

Kepada :

a. Nama : .....
b. Jabatan : ......

Untuk :
...........................................................................................
.........................................................................................
............................................................................................
................................................

Ditetapkan di …………………..
Pada tanggal …………………..

KEPALA PUSKESMAS KOLELET,

(ditandatangani)

(NAMA DAN GELAR)


NIP.

-41-
F. Contoh Surat Izin
KOP

SURAT IZIN KEPALA UPTD PUSKESMAS KOLELET


NOMOR …………………………..

TENTANG

..................................................................

Dasar : a. ...........................................................................
..........................................................................
b. ..........................................................................
..........................................................................
MEMBERI IZIN:

Kepada :
Nama : ................................................................................
Jabatan : ...............................................................................
Alamat : ................................................................................
Untuk : ..............................................................................

Ditetapkan di ………………………
pada tanggal ………………………
KEPALA PUSKESMAS KOLELET,

(ditandatangani)

(NAMA DAN GELAR)


NIP.
G. Contoh Surat Perjanjian
Pedoman dan tata naskah dinas dalam rangka pengikatan perjanjian dan/atau kerjasama
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perjanjian
dan/atau kerjasama daerah.

H. Contoh Surat Perintah Tugas


KOP

SURAT PERINTAH TUGAS


NOMOR …………………

Dasar : ..........
..........
MEMERINTAHKAN :

Kepada : Nama : ..................................


Pangkat/gol : ..................................
NIP : ..................................
Jabatan : ...................................

Untuk : 1. ...................................................................
2. ...................................................................
3. ...................................................................

Ditetapkan di …………………..
pada tanggal ……………………..
KEPALA PUSKESMAS KOLELET,

(ditandatangani)

(NAMA DAN GELAR)


NIP.
I. Contoh Surat Perintah Perjalanan Dinas
Format dan tata naskah dinas Surat Perintah Perjalanan Dinas atau Surat Perjalanan Dinas
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perjalanan dinas
dan/atau yang mengatur tentang pedoman pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.
J. Contoh Surat Kuasa

KOP

SURAT KUASA
Nomor ...............................

Yang bertandatangan di bawah ini :


a. Nama : ....................
b. Jabatan : Kepala UPTD Puskesmas Kolelet

MEMBERI KUASA

Kepada :
a. Nama : .........................
b. Jabatan : .........................
c. NIP. : ...............................................

Untuk
: ............................................................................. ..........................................
................................... .............................................................................

Demikian Surat Kuasa ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun

Yang diberi kuasa Yang memberi kuasa


NAMA JABATAN KEPALA PUSKESMAS KOLELET,

NAMA (NAMA DAN GELAR)


Pangkat
NIP.
K. Undangan
KOP

Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun

Kepada

Nomor : ....................... Yth. ...........................................


Sifat : ....................... ...........................................
Lampiran : .......................
Hal : Undangan di -
......................
...........................................................................................
..................................

Hari : .....................
Tanggal : ......................
Pukul : ......................
Tempat : .....................
Acara : ................................
........................................................................................... .............................

KEPALA UPTD PUSKESMAS KOLELET,

(ditandatangani)

(NAMA DAN GELAR)


NIP.
Catatan :
1. .....................
2. .....................

-46-
L. Contoh Surat Keterangan Melaksanakan Tugas

KOP
SURAT KETERANGAN MELAKSANAKAN TUGAS
NOMOR …………………………

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : .....
NIP : ......
Pangkat/Golongan : ......
Jabatan : ......

Dengan ini menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :


Nama : .....
NIP : ......
Pangkat/Golongan : ......
Jabatan : ......

Yang diangkat berdasarkan Peraturan .......................................... Nomor


......................... terhitung ..........................................................
telah nyata menjalankan tugas sebagai .................................................. di -
........................................................................................................
Demikian surat keterangan melaksanakan tugas ini saya buat dengan sesungguhnya dengan
mengingat sumpah jabatan/pegawai negeri sipil.

Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun


KEPALA UPTD PUSKESMAS KOLELET,

(ditandatangani)

(NAMA DAN GELAR)


NIP.

-47-
M.Panggilan
KOP
Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun
Kepada

Nomor : ............................ Yth. .......


Sifat :............................. .......
Lampiran : ............................
Hal : Panggilan. di -
...............................
Dengan ini diminta kedatangan Saudara di Kantor
.................................................................................................... pada:
Hari : ......................
Tanggal : ......................
Pukul : ......................
Tempat : ......................
Menghadap
kepada : ......................

` Alamat : ...................... Untuk : ......................

Demikian untuk dilaksanakan dan menjadi perhatian sepenuhnya.

KEPALA UPTD PUSKESMAS KOLELET,

(ditandatangani)

(NAMA DAN GELAR)


NIP.

-48-
N. Contoh Surat Pengumuman

KOP

PENGUMUMAN
NOMOR : ……………

TENTANG

......................................................................... ............................................
...........

...............................................................................................................
................................................................................

...............................................................................................................
................................................................................

...............................................................................................................
................................................................................

Ditetapkan di …………………….
Pada tanggal………………………
KEPALA PUSKESMAS KOLELET,

(ditandatangani)

(NAMA DAN GELAR)


NIP.

-49-
O. Rekomendasi

KOP
REKOMENDASI ...............................
NOMOR ……………

....................................................................................................................
..................................................................................................

a. …………………………………………………………………………………………………
.…………………………………………………………………………………….

b. …………………………………………………………………………………………………
.…………………………………………………………………………………….

....................................................................................................................
..............................................................................

Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun


KEPALA PUSKESMAS KOLELET,

(ditandatangani)

(NAMA DAN GELAR)


NIP.

-50-
P. Contoh Surat Berita Acara
KOP

BERITA ACARA
................................................................

NOMOR : ………...................

Pada hari ini


tanggal ..................................................................... .................................................................
..... kami masing-masing:
1. ............. yang selanjutnya
disebut Pihak Pertama (memuat nama, NIP, Pangkat/Golongan, Jabatan dan alamat)

2. ............. yang selanjutnya disebut Pihak


Kedua
...................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................

Berita Acara ini dibuat dengan sesungguhnya dalam rangkap…..


untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dibuat di ...................................

Pihak Pertama, Pihak Kedua,

Mengetahui/Mengesahkan
Q. Contoh Surat Memo

KOP
MEMO

Dari : ...........................................

Kepada : ............................................
_____________________________________________________________

ISI : ..................................................................
...................................................................
....................................................................
..................................................................
.................................................................

Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun


KEPALA PUSKESMAS KOLELET,

(ditandatangani)

(NAMA DAN GELAR)


NIP.
R. Contoh Surat Nota Dinas

KOP

NOTA – DINAS

Kepada : .......................
Dari : .......................
Tanggal : .......................
Nomor : .......................
Sifat : .......................
Lampiran : .......................
Hal : ...........................

__________________________________________________________________
Disposisi ISI
...........................................................................................
...................................................................

Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun


KEPALA PUSKESMAS KOLELET,

(ditandatangani)

(NAMA DAN GELAR)


NIP.
S. Contoh Surat Nota Pengajuan Konsep Naskah Dinas

KOP

Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun

Kepada
Nomor : ............................... Yth. .....................................
......................................
di -
...................

NOTA PENGAJUAN KONSEP NASKAH DINAS

Disampaikan dengan hormat


Tentang : ...........................................
Catatan : ............................................
Lampiran : ............................................

Untuk Mohon persetujuan dan


tanda tangan atas : .................................................
................................................

DISPOSISI PIMPINAN KEPALA UPTD PUSKESMAS,


.....................................................
.....................................................
.....................................................
Tindak lanjut staf NAMA PEJABAT
Pangkat
NIP

Catatan : Coret yang tidak perlu.


T.Contoh Surat Disposisi
KOP

LEMBAR DISPOSISI

Surat dari : Diterima Tgl :


No. Agenda :
No. Surat : Sifat :
Tgl. Surat : Sangat segera Segera Rahasia

Perihal :

Diteruskan kepada Sdr.: Dengan hormat harap:

Tanggapan dan Saran


........................................... Proses lebih lanjut
Koordinasi/konfirmasikan
........................................... ……………………………
........................................... ……………………………
Dan seterusnyanya ……….

Catatan :
Nama Jabatan
Paraf dan tanggal

Nama Pejabat
U. Contoh Surat Telaahan Staf
KOP

TELAAHAN STAF

Kepada : .............
Dari : .............
Tanggal : .............
Nomor : .............
Lampiran : .............
Hal : ......................
__________________________________________________________________

I. Persoalan.

II. Praanggapan

III. Fakta-Fakta yang mempengaruhi

IV. Analisis

V. Kesimpulan

VI. Saran

NAMA JABATAN

NAMA PEJABAT
Pangkat
NIP
V. Contoh Surat Laporan
KOP

LAPORAN
TENTANG

...............................

I. Pendahuluan.

A. Umum/latar belakang

B. Landasan Hukum

C. Maksud dan Tujuan

II. Kegiatan yang dilaksanakan,

III. Hasil yang dicapai,

IV. Kesimpulan dan Saran

V. Penutup.

Dibuat di
pada tanggal
NAMA JABATAN

NAMA PEJABAT
Pangkat
NIP.
W. Contoh Surat naskah Surat Pengantar
KOP

Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun.

Kepada,
Yt................................
di –
.......................

SURAT PENGANTAR
NOMOR : ……………

No. Jenis yang dikirim Banyaknya Keterangan

Diterima tanggal …………….

Penerima Pengirim
Nama Jabatan, Nama Jabatan,

Nama pejabat Nama pejabat


Pangkat Pangkat
NIP NIP
X. Contoh Surat Telegram

FORMULIR BERITA

Registrasi No : ………………

PANGGILAN JENIS NOMOR DERAJAT

DARI : ...................

UNTUK : ...................
TEMBUSAN : ....................

KLASIFIKASI : SEGERA

Nomor : ………………………

....KMA .............
................................. TTK

AAA TTK ......... KMA ........


.................................... TTK

BBB TTK ......... KMA ........


.................................... TTK

CCC TTK DAN SETERUSNYANYA TTK HBS


Tanggal waktu pembuatan …………….

Waktu Lalu Paraf


No.Kode Terima Kirim Lintas Operator
Pengirim :

Nama :

Jabatan :

Tanda tangan :
Y. Contoh Surat Notulen
KOP

NOTULEN

Sidang/Rapat : ................................
Hari/Tanggal : ................................
Waktu sidang/rapat : ................................
Acara : 1. ................................
2. dan seterusnya
3. Penutup.

Pimpinan Sidang/Rapat

Ketua : ................
Sekretaris : ................................ Pencatat : ................................

Peserta sidang/rapat : 1. ................................


2. dan seterusnya.

Kegiatan Sidang/Rapat : 1. ................................


2. dan seterusnya.
1. Kata Pembukaan : ……………………………………………………….....
2. Pembahasan : …………………………………………………...........
3. Peraturan : ……………………………………………………….....
………………………………………………...............

PIMPINAN SIDANG/RAPAT
NAMA JABATAN

NAMA PEJABAT
Pangkat
NIP
Z. Contoh Surat Daftar Hadir
KOP

DAFTAR HADIR PERTEMUAN RAPAT

Hari : ...................................
Tanggal : ...................................
Waktu : ...................................
Tempat : .....................................
Acara : .....................................

NO. NAMA JABATAN/ TANDA KET


PANGKAT TANGAN

1. 2.
3.
dan
seterusnya.

Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun

NAMA JABATAN

NAMA PEJABAT
Pangkat
NIP.
AA. Contoh Surat Piagam Penghargaan

LAMBANG KABUPATEN
PIAGAM PENGHARGAAN
NOMOR ......................

KEPALA UPTD PUSKESMAS KOLELET dengan ini memberikan penghargaan kepada :

Nama : .......................................
Tempat/Tanggal lahir : .......................................
NIP/NRP : .......................................
Jabatan : .......................................
Instansi : .......................................

Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun

KEPALA UPTD PUSKESMAS


KOLELET,

(ditandatangani)

(NAMA DAN GELAR)


NIP.
AB. Contoh Surat Sertifikat

LAMBANG DAERAH

SERTIFIKAT

Diberikan kepada :

Nama : .......................................
Tempat/Tanggal lahir : .......................................
NIP : .......................................
Jabatan : .......................................

Instansi : .......................................

Sebagai/Atas partisipasinya dalam ………………….……...................….


………………… yang diselenggarakan oleh ………………………………… dari tanggal ..….... s.d
….…… bertempat di …….……………………..…

Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun

KEPALA UPTD PUSKESMAS


KOLELET,

(ditandatangani)

(NAMA DAN GELAR)


NIP.
LAMPIRAN III
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KOLELET
NOMOR :
TENTANG : PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI
LINGKUNGAN UPTD PUSKESMAS KOLELET

PARAF DAN PENULISAN NAMA


1. Pembubuhan Paraf
a. Pembubuhan Paraf Hirarki.
1) naskah dinas sebelum ditandatangani oleh Kepala Puskesmas, harus
diparaf terlebih dahulu oleh maksimal tiga orang pejabat secara berjenjang
untuk bertanggung jawab terhadap substansi, redaksi dan penulisan
naskah dinas tersebut sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya,
penempatan paraf tersebut pada lembar terakhir naskah dinas sesuai arah
jarum jam dimulai dari sebelah kiri nama pejabat yang akan
menandatangani.
2) naskah dinas yang konsepnya dibuat oleh pejabat yang akan
menandatangani naskah dinas tersebut tidak memerlukan paraf.
3) paraf untuk surat perintah perjalanan dinas, dibubuhkan pada
lembar pertama.
4) untuk keamanan isi naskah dinas yang jumlahnya lebih dari satu
halaman, sebelum naskah dinas tersebut ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang maka harus dibubuhkan paraf pejabat pengolah pada sudut
kanan bawah setiap halaman.
5) naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk hukum/surat yang
lebih dari satu lembar, setiap lembarnya di paraf pada pojok kiri kertas
bagian bawah.
6) naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat yang mempunyai
lampiran, pada lembar lampiran dipojok sebelah kanan atas ditulis
lampiran:surat, nomor dan tanggal serta pada bagian akhir sebelah kanan
bawah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
Contoh paraf hirarki dalam bentuk searah jarum jam:

(2)KEPALA UPTD PUSKESMAS KOLELET,(3)

(1)(NAMA DAN GELAR)


Pangkat
NIP

b. Pembubuhan Paraf Koordinasi.


1) naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk hukum yang
materinya menyangkut kepentingan unit lain sebelum ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang harus diparaf terlebih dahulu oleh unit pengolah,
unit lain yang terkait dan biro/bagian hukum pada setiap lembar naskah.
2) naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat yang materinya
menyangkut kepentingan unit lain sebelum ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang harus diparaf terlebih dahulu oleh unit pengolah, unit lain
yang terkait pada lembar terakhir naskah.
3) paraf koordinasi dibuat dalam bentuk stempel persegi empat.
Contoh paraf koordinasi :

PARAF KOORDINASI

Dinas ……

Badan ……

Kantor …..

dst
2. Penulisan nama pejabat yang berwenang menandatangani naskah dinas.
a. Penulisan nama Kepala Puskesmas pada naskah dinas dalam bentuk
produk hukum tidak menggunakan gelar;
b. Penulisan nama Kepala Puskesmas pada naskah dinas dalam bentuk surat
dapat menggunakan gelar;
c. Nama pejabat yang menduduki jabatan struktural dan fungsional
menggunakan gelar, NIP dan pangkat.

LAMPIRAN IV
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KOLELET
NOMOR :
TENTANG : PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI
LINGKUNGAN
UPTD PUSKESMAS KOLELET

BENTUK, UKURAN, ISI, STEMPEL, KOP DAN SAMPUL NASKAH DINAS

a. Bentuk Ukuran Dan Isi Stempel


Yang menggunakan lambang.

2 ,7 cm 3 ,8 cm 4 cm

Lambang Negara/Daerah

Yang tidak menggunakan lambang


1 cm 2,7 cm 3 ,8 cm
4 cm

b. stempel jabatan dan stempel Puskesmas.

FTO STEMPEL

c. Bentuk, Ukuran Dan Isi Kop Naskah Dinas.


1. Perbandingan huruf pada kop naskah dinas antara tulisan nama pemerintah
daerah dan nama satuan kerja perangkat daerah adalah 3 : 4.
a. tulisan nama pemerintah daerah dengan huruf times new roman Style 18.
b. tulisan nama organisasi perangkat daerah dengan huruf times new roman
Style 24.
c. tulisan alamat organisasi perangkat daerah dengan huruf times new roman
Style 12.
2. Bentuk dan isi kop naskah dinas seperti pada contoh berikut :
Contoh 1 : Kop naskah dinas Kepala Puskesmas
d. Bentuk, Ukuran Dan Isi Sampul Naskah Dinas.
UKURAN HURUF.
Perbandingan huruf pada sampul naskah dinas antara tulisan nama pemerintah daerah
dan tulisan nama satuan kerja perangkat daerah adalah 3 : 4
a. tulisan nama pemerintah daerah dengan huruf Times new roman Style 14.
b. tulisan nama satuan kerja perangkat daerah dengan huruf Times new
roman Style 18.

Contoh 1 : Kop sampul naskah dinas

KEPALA UPTD PUSKESMAS KOLELET

Kepada
Nomor : …../…../…/……. Yth. Sdr. ………………………

Stempel di –
…………………
Kode Pos
e. CONTOH FO RMAT MAP

LAMBANG

LOGO

DAERAH

Anda mungkin juga menyukai