Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENERIMAAN PAJAK PEMERINTAH PUSAT


Disajikan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan Publik
Dosen Pengampu :
Eka Nur Rofik, M. Ak

Disusun oleh :
Kelompok 6

1) Fathiya Ikrimah (126403203182)

2) Fatkhu Rozaq Mudzaki (126403202157)

3) May Sandra Ervianty (126403202161)

4) Mellyta Nur Kholifah (126403203193)

KELAS 5C
AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG

OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiratan Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Penerimaan Pajak
Pemerintah Pusat. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Manajemen Keuangan Publik Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Ilmu-ilmu Study Manajemen Keungan Publik
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Eka Nur Rofik, M. Ak selaku dosen
mata kuliah Manajemen Keuangan Publik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang sedang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
Sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangunakan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Tulungagung, 06 Oktober 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Pengertian Pajak......................................................................................................3
B. Fungsi Pajak.............................................................................................................5
C. Jenis-jenis Pajak Pusat.............................................................................................7
D. Pola Penerimaan Pemerintah Pusat.........................................................................8
E. Sumber-sumber Penerimaan Pemerintah Pusat.......................................................9
F. Contoh Kasus...........................................................................................................11

BAB III PENUTUP...........................................................................................................12

A. Kesimpulan..............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penerimaan Negara yaitu penerimaan Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah merupakan tulang punggung pelaksanaan kegiatan pemerintahan agar negara
tersebut dapat mandiri dalam membiayai pengeluaran yang semakin lama biayanya
besar. Pengeluaran negara untuk membiayai anggaran belanja yang semakin lama
semakin besar ini, diperlukan penerimaan negara yang berasal dari dalam negeri yang
seimbang tanpa harus mengandalkan bantuan atau pinjaman uang dari luar negeri
yang yang akan semakin menambah hutang negara. Hal ini berarti semua
pembelanjaan negara akan dibiayai oleh pendapatan negara tersebut, penerimaan
negara yaitu penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak. Pajak termasuk salah
satu sumber pendapatan negara yang mampu menompang kebutuhan negara karena
jumlahnya tidak sedikit, setiap tahunnya akan ditetapkan besarnya target penerimaan
pajak yang harus dikumpulkan oleh Direktorat Jenderal Pajak dibawah naungan
Menteri Keuangan.
Pajak adalah pungutan yang ditarik dari masyarakat yang tidak menimbulkan
kewajiban bagi pemerintah terhadap pihak pembayar pajak. (Prawoto; 2011). Pajak
yang diterima pemerintah akan digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan
pemerintah. Di negara-negara yang sudah sangat maju pajak adalah sumber utama
dari perbelanjaan pemerintah. Sebagian dari pengeluaran pemerintah adalah untuk
membiayai administrasi pemerintah dan sebagian lainnya adalah untuk membiayai
kegiatan - kegiatan pembangunan. Membayar gaji pegawai-pegawai pemerintah,
membiayai sistem pendidikan dan kesehatan rakyat, membiayai perbelanjaan untuk
angkatan bersenjata, dan membiayai berbagai jenis infrastruktur artinyadalam
pembangunan adalah beberapa bidang penting yang akan dibiayai pemerintah.

B. Rumusan Makalah
1. Apa pengertian Pajak?
2. Apa saja fungsi Pajak?
3. Apa saja jenis-jenis Pajak Pusat?
4. Bagaimana pola penerimaan Pajak Pemerintah Pusat?
5. Apa saja sumber-sumber Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat?

1
6. Bagaimana contoh kasus dari Penerimaan Pajak Perintah Pusat?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Pajak
2. Untuk mengetahui fungsi Pajak
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Pajak Pusat
4. Untuk mengetahui pola penerimaan Pajak Pemerintah Pusat
5. Untuk mengetahui sumber-sumber Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat
6. Untuk mengetahui contoh kasus dari Penerimaan Pajak Perintah Pusat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pajak
Pajak merupakan kewajiban yang diberlakukan oleh pemerintah kepada setiap
warga negaranya. Adapun pajak sendiri memiliki banyak jenis, di antaranya ada yang
termasuk pajak pusat. Pajak sendiri merupakan salah satu kontribusi langsung yang
dilakukan oleh seorang warga negara untuk negaranya. Dimana pajak juga menjadi
salah satu komponen utama sebagai pendapatan pemerintah. Penerimaan pajak
merupakan fenomena umum sebagai sumber penerimaan negara yang berlaku
diberbagai negara. Bagi Indonesia pajak merupakan sumber penerimaan negara yang
sangat penting sebagai urat nadi kehidupan bangsa artinya penerimaan pajak
digunakan dalam pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat (Pandiangan,2008:5).
Mengingat pajak merupakan urat nadi dalam kelangsungan kehidupan bangsa,
sehingga sangat diperlukan untuk membiayai kebutuhan yang diperlukan negara
dalam melaksanakan pembangunan dan pengeluaran rutin, demi kepentingan publik
sesuai dengan tingkat perkembangan dan dinamika yang terjadi pada masyarakat
sehingga penerimaan (RAPBN) meningkat setiap tahunnya, hal itu disesuaikan
dengan asumsi kenaikan pertumbuhan ekonomi dan ekstensifikasi yang dilakukan
oleh Direktorat Jendral Pajak 70% dari penerimaan negara tahun 2010 berasal dari
pajak. Permasalahan yang dihadapi dengan adanya kenaikan penerimaan pajak setiap
tahun tidak diikuti dengan tax ratio sesuai yang diharapkan, sehingga perlu untuk
dikaji variabel-variabel yang mempengaruhi penerimaan pajak yakni kesadaran,
pelayanan dan kepatuhan Wajib Pajak (Pandiangan,2008:6).1
Dapat disimpulkan bahwa, Pajak merupakan kewajiban yang diberlakukan oleh
pemerintah kepada setiap warga negaranya. Pajak sendiri merupakan salah satu
kontribusi langsung yang dilakukan oleh seorang warga negara untuk negaranya.
Penerimaan pajak merupakan fenomena umum sebagai sumber penerimaan negara
yang berlaku diberbagai negara. Bagi Indonesia pajak merupakan sumber penerimaan
negara yang sangat penting sebagai urat nadi kehidupan bangsa artinya penerimaan

1
Ahlul Rijal, “Model Account Representative Dalam Mengamankan Penerimaan Negara Sektor Pajak Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Surakarta” dalam http://eprints.ums.ac.id/16244/2/BAB_I.pdf, diakses 5 Oktober 2022

3
pajak digunakan dalam pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Lebih lanjut, Pajak pusat adalah pajak yang ditetapkan oleh pemerintah pusat
melalui Undang-Undang Perpajakan. Pajak pusat juga dikelola dan dipungut oleh
pemerintah melalui Direktorat Jenderal pajak (DJP) di bawah kewenangan
kementerian Keuangan. Hasil dari pemungutan pajak pusat merupakan sumber
pendapatan negara yang tercatat di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) sebagai biaya yang dikeluarkan dalam rangka membangun negara.
Berdasarkan Pemungut Pajak maka penerimaan perpajakan diklasifikasikan menjadi
2(dua) yaitu Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat dan Penerimaan Perpajakan
Pemerintah Daerah.
Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat adalah semua penerimaan negara yang
terdiri atas pendapatan pajak dalam negeri dan pendapatan pajak perdagangan
internasional. Pendapatan pajak dalam negeri adalah semua penerimaan negara yang
berasal dari pendapatan pajak penghasilan, pendapatan pajak pertambahan nilai
barang dan jasa dan pendapatan pajak penjualan atas barang mewah, pendapatan
pajak bumi dan bangunan, pendapatan cukai, dan pendapatan pajak lainnya.
Pendapatan pajak perdagangan internasional adalah semua penerimaan negara yang
berasal dari pendapatan bea masuk dan pendapatan bea keluar. (UU No. 14/2015
tentang APBN Tahun Anggaran 2016)
Penerimaan Perpajakan Pemerintah Daerah adalah kontribusi wajib kepada
Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
(UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah). Penerimaan
Perpajakan Pemerintah Daerah terdiri dari:
1. Jenis Pajak provinsi
Terdiri atas: Pajak Kendaraan Bermotor; Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; Pajak Air Permukaan; dan Pajak Rokok.
2. Jenis Pajak kabupaten/kota
Terdiri atas: Pajak Hotel; Pajak Restoran; Pajak Hiburan; Pajak Reklame; Pajak
Penerangan Jalan; Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak parkir; Pajak

4
air tanah; Pajak sarang burung walet; Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan
perkotaan; Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.2
Dapat kita simpulkan bahwa, Pajak pusat adalah pajak yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat melalui Undang-Undang Perpajakan. Pajak pusat juga dikelola dan
dipungut oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal pajak di bawah kewenangan
kementerian Keuangan. Berdasarkan Pemungut Pajak maka penerimaan perpajakan
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu, Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat dan
Penerimaan Perpajakan Pemerintah Daerah. Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat
adalah semua penerimaan negara yang terdiri atas pendapatan pajak dalam negeri dan
pendapatan pajak perdagangan internasional. Sedangkan, Penerimaan Perpajakan
Pemerintah Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Penerimaan Perpajakan Pemerintah Daerah
terdiri dari, jenis pajak provinsi dan jenis pajak kabupaten/kota.

B. Fungsi Pajak
Setelah memahami apa itu pajak, saatnya kita membahas empat fungsi pajak
yang telah disinggung di atas yang antara lain sebagai berikut:
1. Fungsi Anggaran
2. Fungsi Mengatur
3. Fungsi Stabilitas
4. Fungsi Retribusi Pendapatan
Mari kita membahas lebih dalam lagi yang dimulai dengan pajak sebagai fungsi
anggaran.
 Fungsi Anggaran
Salah satu tugas utama negara adalah melakukan pembangunan nasional seperti
menyediakan fasilitas kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan pelayanan publik
lainnya. Namun, dari mana negara memperoleh pemasukan untuk membiayai sekian
pengeluaran tersebut? Nah, salah satu penyumbang terbesar pemasukan negara adalah
pajak. Di Indonesia, pajak merupakan kontributor terbesar pendapatan negara. Pada
APBN tahun 2017 misalnya, kontribusi pajak terhadap pemasukan dan belanja negara
mencapai 83% atau setara Rp 1.283,6 triliun.
2
Badan Pusat Statistik, “Rasio Penerimaan Pajak Terhadap PDB” dalam https://www.bps.go.id, diakses 5 Oktober 2022

5
 Fungsi Mengatur
Fungsi pajak satu ini mencerminkan kebijakan perekonomian suatu negara. Salah satu
contohnya adalah kebijakan tarif PPh Final 0,5% yang diatur melalui PP Nomor 23
Tahun 2018. Melalui kebijakan ini pemerintah berkeinginan mengurangi beban pajak
pelaku UMKM sekaligus menarik minat pelaku UMKM untuk masuk dalam sistem
perpajakan.
 Fungsi Stabilitas
Pajak juga memiliki fungsi stabilitas yang memainkan peranan penting dalam
keseimbangan perekonomian suatu negara seperti mengatasi inflasi maupun deflasi.
Salah satu contoh fungsi stabilitas terlihat ketika ketika nilai tukar rupiah mengalami
penurunan terhadap dollar Amerika Serikat. Jika pemerintah ingin memanfaatkan
pajak sebagai instrumen stabilitas perekonomian, maka pemerintah dapat saja
mengeluarkan kebijakan perpajakan yang mendukung penguatan rupiah seperti
meningkatkan bea masuk maupun PPN impor.
 Fungsi Redistribusi Pendapatan
Salah satu penjelasan yang sering dikaitkan dengan fungsi redistribusi adalah
pemanfaatan pajak untuk membuka lapangan pekerjaan. Dengan bertambahnya
lapangan pekerjaan, maka semakin banyak pula penyerapan tenaga kerja sehingga
pendapatan masyarakat pun dapat diperoleh secara merata. Demikianlah penjelasan
singkat mengenai apa itu pajak dan fungsinya yang penting terhadap pembangunan
bangsa dan negara.3

Disimpulkan, bahwa dalam pajak memiliki fungsi yang terdiri dari 4 fungsi utama
yaitu, Fungsi Anggaran Salah satu tugas utama negara adalah melakukan pembangunan
nasional seperti menyediakan fasilitas kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan
pelayanan publik lainnya, Fungsi Mengatur fungsi pajak satu ini mencerminkan
kebijakan perekonomian suatu negara, Fungsi Stabilitas yang memainkan peranan
penting dalam keseimbangan perekonomian suatu negara seperti mengatasi inflasi
maupun deflasi, dan Fungsi Retribusi Pendapatan adalah pemanfaatan pajak untuk
membuka lapangan pekerjaan.

C. Jenis-jenis Pajak Pusat

3
Online Pajak, “Fungsi Pajak Bagi Pembangunan Bangsa dan Negara” dalam https://www.online-pajak.com, diakses 3
Oktober 2022

6
1. Pajak Penghasilan (PPh)
Pajak Penghasilan adalah pengenaan pajak bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
maupun Badan atas penghasilan yang diterima dalam satu periode pajak.
Penghasilan yang dimaksud adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima baik berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia yang dapat digunakan
untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan.
Misalnya, bagi Wajib Pajak Orang Pribadi adalah gaji, honor, imbalan, atau
keuntungan atas penjualan. Sedangkan bagi Wajib Pajak Badan bisa keuntungan,
laba usaha, dividen, dan lain-lain. Di Indonesia, pajak penghasilan diatur dalam
UU No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang belakangan direvisi atau
mengalami penambahan aturan yang diatur dalam Undang-Undang Harmonisasi
Peraturan Perpajakan No.7 Tahun 2021.
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM)
Pajak Pertambahan Nilai atau PPN merupakan pungutan atas transaksi jual-
beli terhadap Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dilakukan oleh
Pengusaha Kena Pajak. Sedangkan PPnBM adalah pajak atas penyerahan Barang
Kena Pajak yang tergolong mewah. Biasanya dilakukan pemungutan satu kali
pada saat penyerahan ketika barang masuk ke daerah pabean. Definisi barang
mewah yang dimaksud secara adalah bukan barang kebutuhan pokok, dikonsumsi
oleh masyarakat tertentu, menandakan status,atau apabila dikonsumsi dapat
merusak moral masyarakat. Kedua aturan tersebut tersadur dalam UU No.42
Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM).
3. Bea Materai
Bea materai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen. Misal
surat perjanjian, akta notaris, kwitansi, surat berharga, atau yang memuat material
penting seperti uang atau pernyataan hak dan kewajiban. Saat ini Bea Materai
diatur dalam UU No.10 Tahun 2020 menggantikan UU No.13 Tahun 1985 tentang
Bea Materai.
4. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Tertentu
PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah
dan/atau bangunan. Meski PBB merupakan kewenangan pemerintah pusat namun

7
dalam realisasinya penerimaan PBB diserahkan kepada pemerintah daerah. Aturan
pajak ini diatur dalam UU No.12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan.4

Dapat disimpulkan bahwa, pajak pusat memiliki beberapa jenis yaitu yang
pertama pajak penghasilan (PPh) adalah pengenaan pajak bagi Wajib Pajak Orang
Pribadi maupun Badan atas penghasilan yang diterima dalam satu periode pajak.
Misalnya, bagi Wajib Pajak Orang Pribadi adalah gaji, honor, imbalan, atau
keuntungan atas penjualan. Kedua, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Pajak Pertambahan Nilai atau PPN
merupakan pungutan atas transaksi jual-beli terhadap Barang Kena Pajak dan/atau
Jasa Kena Pajak yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak. Sedangkan PPnBM
adalah pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah. Ketiga, Bea
materai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen. Misal surat
perjanjian, akta notaris, kwitansi, surat berharga, atau yang memuat material penting
seperti uang atau pernyataan hak dan kewajiban. Dan yang keempat, PBB adalah
pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan/atau bangunan.

D. Pola Penerimaan Pemerintah Pusat


Pola penerimaan pemerintah pusat secara umum terbagi menjadi tiga
yaitu Penerimaan Perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak, dan Penerimaan
Hibah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 Tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara menyebutkan Pendapatan Negara adalah
hak Pemerintah Pusat yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih yang terdiri
atas Penerimaan Hibah, Penerimaan Perpajakan, dan Penerimaan Negara Bukan
Pajak.
1. Penerimaan Hibah merupakan semua penerimaan negara baik dalam bentuk
devisa dan atau devisa yang dirupiahkan, rupiah, jasa, dan/atau surat berharga
yang diperoleh dari pemberi hibah yang tidak perlu dibayar kembali dan yang
tidak mengikat, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
2. Penerimaan perpajakan merupakan semua penerimaan negara baik dalam
bentuk pajak langsung maupun tidak langsung, baik dalam negeri
maupunpajak dari perdagangan internasional.

4
Rusdiono Consulting, “Pajak Pusat dan Perbedaannya dengan Pajak Daerah” dalam https://www.rusdionoconsulting.com,
diakses 1 Oktober 2022

8
3. Penerimaan bukan pajak (PNBP) merupakan semua penerimaan negara
yangditerima dalam bentuk penerimaan dari sumber daya alam, pendapatan
bagianlaba Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PNBP lainnya, serta
pendapatanBadan Layanan Umum (BLU).5

Dapat disimpulkan bahwa, Pola penerimaan pemerintah pusat secara umum


terbagi menjadi tiga yaitu Penerimaan Perpajakan, Penerimaan Negara Bukan
Pajak, dan Penerimaan Hibah.

E. Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat


Sumber penerimaan atau pendapatan negara merupakan semua penerimaan dalam
negeri dan penerimaan lain yang digunakan untuk membiayai belanja negara.
Pendapatan yang diperoleh negara berasal dari dalam negeri ataupun luar negeri.
Pendapatan negara tersebut sangat berpengaruh bagi keberhasilan proses
pembangunan nasional. Sumber dan pengalokasian anggaran dapat digambarkan
sebagai berikut:

1. Penerimaan dalam negeri


Penerimaan dalam negeri adalah semua penerimaan yang diterima oleh negara
dalam bentuk penerimaan perpajakan dan penerimaan bukan pajak. Penerimaan
pemerintah dari dalam negeri berasal dari minyak bumi, gas alam (migas) dan
nonmigas. Penerimaan dari sektor tersebut digunakan pemerintah untuk menutup

5
Ni Kadek Mita Setia Utami dan Anak Agung Istri Wulan Diantari, “Pola Penerimaan Pemerintah” dalam
https://www.studocu.com/id, diakses 3 Oktober 2022

9
pengeluaran rutin pemerintah. Penerimaan pemerintahan dari sektor nonmigas
terdiri atas pajak dan nonpajak.
a) Penerimaan perpajakan
Penerimaan perpajakan adalah semua bentuk penerimaan yang terdiri
dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional.
Pajak dalam negeri, terdiri atas:
1) Pajak Penghasilan yang terdiri atas migas dan nonmigas
2) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
3) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
4) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
5) Cukai
6) Pajak Lainnya
Pajak perdagangan internasional, terdiri atas:
1) Bea masuk
2) Pajak / pungutan ekspor
b) Penerimaan bukan pajak
Penerimaan bukan pajak adalah semua bentuk penerimaan yang diterima
negara dalam bentuk penerimaan dari sumber daya alam, bagian
pemerintah dari laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan penerimaan
negara bukan pajak lainnya. Penerimaan bukan pajak yang berasal dari:
 Penerimaan sumber daya alam, antara lain:
a. Minyak bumi
b. Gas alam
c. Pertambangan umum
d. Perikanan
 Bagian Laba BUMN
 Penerimaan bukan pajak Lainnya
2. Hibah
Penerimaan hibah adalah semua penerimaan negara yang berasal dari
sumbangan swasta dalam negeri, sumbangan swasta dan pemerintah luar negeri.6

6
Agus Heri, “APBN dan APBD Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat” dalam
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id, diakses 1 Oktober 2022

10
Dapat kita simpulkan bahwa, dalam Sumber penerimaan atau pendapatan negara
merupakan semua penerimaan dalam negeri dan penerimaan lain yang digunakan
untuk membiayai belanja negara. Dan memiliki sumber-sumber pendapatan negara
yaitu, pertama penerimaan dalam negeri dan dalam penerimaan dalam negeri ada
penerimaan perpajakn dan penerimaan nonpajak, dan yang kedua adalah hibah.

F. Contoh Kasus
 Ekstensifikasi pajak adalah Tindakan dalam mengupayakan pengawasan
terhadap wajib pajak yang telah memenuhi syarat (baik subjektif maupun
objektif) namun belum mendaftarkan diri untuk memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP). Contohnya, Pemerintah menerapkan pajak elektronik seperti
dilayanan biaya saat ingin berlangganan. Dan juga adanya biaya tambahan
saat kita mengisi saldo voucher elektronik seperti Google Play.
 Intensifikasi pajak adalah tahap menindaklanjuti ekstensifikasi pajak dengan
subjek dan objek pajak yang telah tercatat/terdaftar sebagai wajib pajak dalam
administrasi DJP. Contohnya, kenaikkan biaya pembuatan Surat Izin
Mengemudi (SIM) dan Bea Materai.
 Contoh lainnya adalah Progam Amnesti Pajak, dimana pajak yang belum
dibayar beberapa tahun lalu, dihapuskan. Namun, harus membayar pajak yang
terbaru.7

BAB III

PENUTUP

7
Muhammad Rifki Hafizhan dan Yoanda Suganda Rizka, “Penerimaan Pajak Pusat” dalam https://www.scribd.com, diakses
2 Oktober 2022

11
A. Kesimpulan
Pajak merupakan kewajiban yang diberlakukan oleh pemerintah kepada setiap
warga negaranya. Adapun pajak senduri mepiulila banyak jenus, di antaranya ada
yang termasuk pajak pusat. Pajak sendiri merupakan salah satu kontribusi langsung
yang dilakukan oleh seorang warga negara untuk negaranya. Bagi Indonesia pajak
merupakan sumber penerimaan negara yang sangat penting sebagai urat nadi
kehidupan bangsa artinya penerimaan pajak digunakan dalam pelaksanaan dan
peningkatan.
Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat adalah semua penerimaan negara yang
terdiri atas pendapatan pajak dalam negeri dan pendapatan pajak perdagangan
internasional. Pendapatan pajak dalam negeri adalah semua penerimaan negara yang
berasal dari pendapatan pajak penghasilan, pendapatan pajak pertambahan nilai
barang dan jasa dan pendapatan pajak penjualan atas barang mewah, pendapatan
pajak bumi dan bangunan, pendapatan cukai, dan pendapatan pajak lainnya.
Pendapatan pajak perdagangan internasional adalah semua penerimaan negara yang
berasal dari pendapatan bea masuk dan pendapatan bea keluar. (UU No. 14/2015
tentang APBN Tahun Anggaran 2016).
Dapat disimpulkan bahwa, Pajak merupakan kewajiban yang diberlakukan oleh
pemerintah kepada setiap warga negaranya. Pajak sendiri merupakan salah satu
kontribusi langsung yang dilakukan oleh seorang warga negara untuk negaranya.
Penerimaan pajak merupakan fenomena umum sebagai sumber penerimaan negara
yang berlaku diberbagai negara. Bagi Indonesia pajak merupakan sumber penerimaan
negara yang sangat penting sebagai urat nadi kehidupan bangsa artinya penerimaan
pajak digunakan dalam pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

12
Rijal, Ahlul. 2022. “Model Account Representative Dalam Mengamankan Penerimaan
Negara Sektor Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta” dalam
http://eprints.ums.ac.id/16244/2/BAB_I.pdf, diakses 5 Oktober 2022
Badan Pusat Statistik. 2022. “Rasio Penerimaan Pajak Terhadap PDB” dalam
https://www.bps.go.id, diakses 5 Oktober 2022
Online Pajak. 2022. “Fungsi Pajak Bagi Pembangunan Bangsa dan Negara” dalam
https://www.online-pajak.com, diakses 3 Oktober 2022

Rusdiono Consulting. 2022. “Pajak Pusat dan Perbedaannya dengan Pajak Daerah” dalam
https://www.rusdionoconsulting.com, diakses 1 Oktober 2022

Utami, Ni Kadek Mita Setia dan Anak Agung Istri Wulan Diantari. 2022. “Pola Penerimaan
Pemerintah” dalam https://www.studocu.com/id, diakses 3 Oktober 2022

Heri, Agus.2022. “APBN dan APBD Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Pusat” dalam
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id, diakses 1 Oktober 2022
Hafizhan, Muhammad Rifki dan Yoanda Suganda Rizka. 2022. “Penerimaan Pajak Pusat”
dalam https://www.scribd.com, diakses 2 Oktober 2022

13

Anda mungkin juga menyukai