Habituasi dan sensitisasi merupakan 2 dasar dimana semua organisme merespon
pengalaman sebelumnya dengan stimulus jadi tidak ada hubungan antara dua stimulus yang berbeda yang menimbulkan respon, keduanya ini merupakn bentuk pembelajaran non-asosiatif. Note : pembelajaran non-asosiatif adalah bentuk pembelajaran di mana hubungan antara rangsangan tidak terjadi. Jadi kita mempelajari hubungan antara rangsangan yang mana rangsangan ini tidak akan terjadi. 1. Hibituasi adalah penurunan respon bawaan terhadap stimulus yang sering diulang. Penurunan respon ini terjadi karena inaktivasi saluran kalsium pada neuron pre sinaptik (neuron yang membawa informasi tentang stimulus). Sehingga fisiologinya diawali ketika saluran kalsium tidak aktif maka terjadi penurunan masuknya kalsium ke neuron pre sinaptik menyebabkan penurunan kalsium intraseluler. (Kita tau kan kalsium bertanggung jawab sama pelepasan neurotrasmiter.) jadi penurunan intraseluler akan menyebabkan penurunan dalam pelepasan neurotransmitter maka lebih sedikit neurotrasmiter yang akan bekerja pada neuron post sinaptik dan karenanya penurunan perubahan tegangan pada neuron post sinaptik akan terjadi. sehingga jika perubahan tegangan yang potensial lebih besar maka jumlah potensial aksi yang dihasilkan juga akan berkurang atau jika perubahan tegangan tidak mencapai ambang batas maka tidak ada potensial aksi akibatnya tidak ada respon sama sekali Contoh : saat kain baju kita bersentuhan kepada kulit, pada awalnya akan menimbulkan respon penarikan pada kulit bahwa kita mengenakan baju tersebut tetapi jika stimulus baju bersentuhan kepada kulit diberikan berulang ulang (telah dikenakan) maka tidak lagi menimbulkan respon atau bahkan tidak merasakan dan menyadari bahwa kain itu benar benar menyentuh kulit. 2. Sensitisasi bisa dibilang merupakan reaksi yang meningkat terhadap stimulus setelah paparan berulang ulang, jadi bisa dibilang ini efek setelah pembiasaan terhadap stimulus berulang ulang dalam kejadian ini muncul kepekaan yang mana kepekaan merujuk pada stimulus berbahaya, hal ini menimbulkan respons namun secara singkatnya ada peningkatan respon terhadap stimulus ringan atau tidak berbahaya diikuti stimulus berbahaya. Sehingga fisiologinya diawali ketika stimulus berbahaya diberikan maka neuron terhubung melalui interneuron ke neuron motorik, namun interneuron ini juga melakukan kontak dengan neuron sensorik sentuhan secara presinaptik yang kita lihat dalam hibituasi. Pada dasarnya melepaskan neuroteransmitter serotonin yang berkerja pada neuron sensorik secara prasinaps dan sebenernya ini meningkatkan CAMP di neuron tersebut secara intraseluler. Peningkatan CAMP yang dilakukannya adalah membelokir saluran kalium. Oleh karena itu ketika stimulus sentuhan berikutnya diberikan yang terjadi yaitu potensial aksi akan mencapai area terminal presinaptik akan tetapi ketika saluran kalium kan tadi diblokir jadi potensial aksi akan tertunda kita tau kalo penghabisan kalsium penting untuk repolarsasi jadi jika saluran kalium tersumbat akan terjadi repolarisasi yang tertunda dan otomatis akan terjadi peningkatan durasi potensial aksi. Oleh karena peningkatan durasi potensial aksi ini terjadi peningkatan pembukaan saluran kalsium bergerbang voltase menyebab kan peningkatan masuknya kalsium. Dengan demikian peningkatan pelepasan neurotransmitter oleh sentuhan ini. jadi selanjutnya kita dapat menebak bahwa jika ada peningkatan pelepasan neurotransmitter akan ada lebih banyak perubahan tegangan pada neuro pasca sinaptik dan karenanya akan ada lebih banyak generasi aksi potensial dan lebih banyak respon. Contoh : awalnya kita mendengarkan suara music, suara itu masuk seiring kita mendengarnya namun tiba tiba suara sangat keras masuk anda terkejut akan hal tersebut menandakan terjadi peningkatan pelepasan neurotransmitter sehingga aksi potensial dan respon yang diberikan lebih banyak KESIMPULAN Habituasi menurun sebagai respon terhadap stimulus tidak berbahaya dan sensitisasi meningkat sebagai respon terhadap stimulus tidak berbahaya. hal ini yang menandakan kalo pembelajaran ini mengarah ke memori jangka pendek karna hanya sekilas atau mekanismenya hanya pada pra sinaptik perubahannya tidak sampai post sinaptik