DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS JANTI
Jl. Janti Barat No. 88 Telp. (0341) 352203
e-mail: puskesmas.janti@yahoo.co.id
MALANG Kode Pos 65147
TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS
Ditetapkan di : MALANG
Pada Tanggal : 07 Februari 2018
KEPALA PUSKESMAS JANTI,
ENDANG LISTYOWATI
Pembina
NIP. 19670921 198812 2 001
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JANTI
NOMOR : 188.451/129/35.73.302.04/2018
TENTANG : PEDOMAN TATA NASKAH DINAS
SISTEMATIKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Sasaran
D. Asas
E. Pengertian Umum
BAB II JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS
A. Naskah Dinas Arahan
1. Naskah dinas pengaturan;
2. Naskah dinas penetapan (keputusan); dan
3. Naskah dinas penugasan (surat perintah/surat tugas).
B. Naskah Dinas Korespondensi
1. Naskah dinas korespondensi intern;
a. nota dinas; dan
b. disposisi;
2. Naskah dinas korespondensi ekstern.
C. Naskah Dinas Khusus
1. Surat perjanjian;
a. Perjanjian dalam negeri; dan
b. Perjanjian internasional;
2. Surat kuasa;
3. Berita acara;
4. Surat keterangan;
5. Surat pengantar; dan
6. Pengumuman.
D. Laporan
E. Telaah staf
F. Manual Mutu
G. Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
H. Kerangka Acuan Kegiatan/ Program
I. Rekam Bukti Kegiatan
BAB III PEMBUATAN NASKAH DINAS
A. Persyaratan pembuatan;
B. Penomoran naskah dinas;
C. Penggunaan kertas, amplop dan tinta;
D. Ketentuan jarak spasi, jenis dan ukuran huruf, serta kata
penyambung;
E. Penentuan batas/ruang tepi;
F. Tembusan;
G. Lampiran;
H. Penggunaan logo lembaga/lambang Daerah;
I. Perubahan, pencabutan, pembatalan dan ralat naskah dinas.
BAB V KEWENANGAN PENANDATANGANAN
A. Penggunaan garis kewenangan;
B. Penandatanganan; dan
C. Kewenangan penandatanganan.
BAB VI PENGENDALIAN NASKAH DINAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Maksud
Pedoman Tata Naskah Dinas dimaksudkan sebagai acuan
pembuatan dan pengelolaan tata naskah dinas yang berlaku di
Puskesmas Janti.
2. Tujuan
Pedoman Tata Naskah Dinas bertujuan menciptakan kelancaran
komunikasi tulis yang efektif dan efisien antar unit kerja di
lingkungan Puskesmas Janti.
C. Sasaran
D. Asas
2. Asas Pembakuan
Naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan
bentuk yang telah dibakukan.
3. Asas Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan tata naskah dinas dapat
dipertanggungjawabkan dari segi isi, format, prosedur
kewenangan dan keabsahan.
4. Asas Keterkaitan
Kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas dilakukan dalam
satu kesatuan sistem administrasi umum.
E. Pengertian Umum
11. Naskah dinas khusus adalah naskah dinas dengan format dan
keabsahan yang diatur secara khusus untuk memenuhi
persyaratan ketentuan peraturan perundang-undangan.
12. Kode klasifikasi naskah dinas adalah tanda pengenal isi informasi
dalam naskah dinas berdasarkan sistem tata berkas yang berlaku
di lingkungan puskesmas.
4) Distribusi
a) Peraturan yang telah ditetapkan disampaikan kepada
pihak yang berhak secara cepat dan tepat waktu,
lengkap serta aman.
b) Pendistribusian Keputusan Kepala Puskesmas diikuti
dengan tindakan pengendalian dengan membubuhkan
stempel puskesmas dan “TERKENDALI”. Sama halnya
dengan SOP juga dibubuhi stempel puskesmas dan
“TERKENDALI”.
5) Hal yang Perlu Diperhatikan
Naskah asli harus disimpan sebagai pertinggal.
3cm
Nomor Surat
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JANTI Keputusan
- No urut:
Judul Surat NOMOR: 188.451/.........../35.73.306.04/201.. sesuai surat
Keputusan keluar
Judul sampai TENTANG - No urut
dengan isi surat ........................................................................ ditulis tangan
keputusan
menggunakan
Font jenis DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Pejabat yang
Bookman Old menetapkan
Style ukuran 12 KEPALA PUSKESMAS JANTI,
spasi
Diawali dengan kata “bahwa”
Menimbang dan diakhiri tanda baca titik
: a. bahwa ............................................................................;
koma, kecuali klausul
terakhir diberi tanda baca
b. bahwa ............................................................................;
titik
c. bahwa ............................................................................;
MEMUTUSKAN :
d) Penggunaan kertas
Kertas yang digunakan adalah kertas F4 70 gram ukuran 33
cm x 21,5 cm.
Times New
Judul SOP Roman 16,
Bold,
Center
3 cm x 3 cm
D. Panduan
1. Pengertian
a) Panduan adalah naskah dinas yang dibuat untuk memberikan
arah langkah-langkah yang harus dilakukan. Panduan
merupakan petunjuk dalam melakukan kegiatan yang hanya
mengatur 1 (satu) kegiatan. Dalam penerapannya secara teknis
petunjuk dalam panduan dijabarkan dalam SOP.
b) Pemberlakuan panduan dituangkan dalam bentuk peraturan
2. Wewenang Penetapan dan Penandatangan
Panduan dibuat dalam rangka menindaklanjuti peraturan yang
lebih tinggi dan pengabsahannya ditetapkan dengan keputusan
kepala puskesmas.
3. Susunan
a) Kepala
Kepala panduan adalah tulisan judul lampiran yang ditulis di
sudut kanan atas dengan huruf kapital seluruhnya, rata kiri
dan tanpa diakhiri tanda baca.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh pedoman terdiri dari :
(1) Definisi;
(2) Ruang Lingkup;
(3) Tata laksana; dan
(4) Dokumentasi.
c) Kaki
Bagian kaki pedoman, ditempatkan di sebelah kanan bawah
yang terdiri dari :
(4) Nama jabatan pejabat yang menandatangani pedoman
ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
baca koma;
(5) Tanda tangan pejabat yang menandatangani pedoman dan
cap jabatan; dan
(6) Nama lengkap pejabat yang menandatangani pedoman
ditulis dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan gelar.
E. Petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis
1) Pengertian
a) Petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis adalah naskah
dinas pengaturan yang memuat cara pelaksanaan
kegiatan, termasuk urutan pelaksanaannya serta
wewenang dan prosedurnya;
b) Lampiran petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis
adalah penjelasan/uraian/keterangan lebih rinci dari
materi muatan petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis
dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dari peraturan tentang petunjuk pelaksanaan/
petunjuk teknis tersebut.
2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan
menandatangani petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis
adalah Kepala Puskesmas.
3) Susunan
Susunan untuk petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis
adalah sama.
a) Kepala
Kepala petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis adalah
tulisan judul lampiran yang ditulis di sudut kanan
atas dengan huruf kapital seluruhnya, rata kiri dan
tanpa diakhiri tanda baca.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh petunjuk pelaksanaan/petunjuk
teknis terdiri dari :
(1) Pendahuluan, yang memuat latar belakang,
maksud dan tujuan, ruang lingkup dan pengertian;
(2) Materi petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis,
dengan jelas menunjukkan urutan tindakan,
pengorganisasian, koordinasi, pengendalian, dan
hal lain yang dipandang perlu untuk dilaksanakan;
dan
(3) Penutup.
c) Kaki
Bagian kaki petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis
ditempatkan di sebelah kanan bawah, yang terdiri
dari:
(1) Nama jabatan pejabat yang menandatangani
petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis ditulis
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
baca koma;
(2) Tanda tangan pejabat yang menandatangani
petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis serta cap
jabatan; dan
(3) Nama lengkap pejabat yang menandatangani
petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis ditulis
dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan gelar.
4) Distribusi
a) Distribusi dilakukan dengan menggunakan daftar
distribusi yang berlaku. Petunjuk
pelaksanaan/petunjuk teknis disampaikan kepada
pihak yang berhak secara cepat dan tepat waktu,
lengkap serta aman.
b) Pendistribusian petunjuk pelaksanaan/petunjuk
teknis diikuti dengan tindakan pengendalian.
2) Konsiderans
Bagian konsiderans keputusan terdiri dari :
a) kata “Menimbang”, yaitu konsiderans yang memuat
alasan/tujuan/kepentingan/pertimbangan tentang
perlu ditetapkannya keputusan; dan
b) kata “Mengingat”, yaitu konsiderans yang memuat
peraturan perundang-undangan sebagai dasar
pengeluaran keputusan.
3) Diktum
Bagian diktum keputusan terdiri dari hal-hal sebagai
berikut :
a) Diktum dimulai dengan kata memutuskan yang ditulis
dengan huruf kapital dan diikuti kata menetapkan di
tepi kiri dengan huruf awal kapital;
b) Isi kebijakan yang ditetapkan dicantumkan setelah
kata menetapkan yang ditulis dengan huruf awal
kapital; dan
c) Untuk keperluan tertentu, keputusan dapat dilengkapi
dengan salinan dan petikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
4) Batang Tubuh
Sistematika dan cara penulisan bagian batang tubuh
keputusan sama dengan ketentuan dalam penyusunan
peraturan, tetapi isi keputusan diuraikan bukan dalam
pasal-pasal, melainkan diawali dengan bilangan
bertingkat/diktum kesatu, kedua, ketiga, dan seterusnya.
5) Kaki
Bagian kaki keputusan ditempatkan di sebelah kanan
bawah, yang terdiri dari :
a) tempat dan tanggal penetapan keputusan;
b) jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan
huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma;
c) tanda tangan pejabat yang menetapkan keputusan;
dan
d) nama lengkap pejabat yang menandatangani
keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital, tanpa
mencantumkan gelar.
d. Distribusi
Keputusan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang
berkepentingan.
e. Hal yang Perlu Diperhatikan
1) Naskah asli dan salinan keputusan yang ditandatangani
harus disimpan sebagai arsip.
2) Keputusan yang ditandatangani atas nama Kepala
Puskesmas, dapat dilakukan setelah mendapatkan
Mandat tertulis dari kepala puskesmas.
3. Naskah dinas penugasan (surat perintah/surat tugas)
a. Pengertian
Surat perintah/surat tugas adalah naskah dinas yang dibuat
oleh atasan atau pejabat yang berwenang kepada bawahan
atau pejabat lain yang diperintah/diberi tugas, yang memuat
apa yang harus dilakukan.
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatangan
Surat perintah/surat tugas dibuat dan ditandatangani oleh
atasan atau pejabat yang berwenang berdasarkan lingkup
tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat perintah/surat tugas terdiri dari :
a) kop surat perintah/surat tugas berupa lambang
Daerah;
b) kata surat perintah/surat tugas, ditulis dengan huruf
kapital secara simetris; dan
c) nomor, berada di bawah tulisan surat perintah/surat
tugas.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat perintah/surat tugas terdiri
dari hal-hal sebagai berikut :
a) Konsiderans meliputi pertimbangan dan/atau dasar
pertimbangan memuat alasan ditetapkannya surat
perintah/ surat tugas, dasar memuat ketentuan yang
dijadikan landasan ditetapkannya surat
perintah/surat tugas tersebut;
b) Diktum dimulai dengan kata memberi
perintah/memberi tugas, secara simetris, diikuti kata
kepada di tepi kiri disertai nama dan jabatan pegawai
yang mendapat tugas;
c) Di bawah kata kepada ditulis kata untuk yang berisi
tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
3) Kaki
Bagian kaki surat perintah/surat tugas ditempatkan di
sebelah kanan bawah yang terdiri dari :
a) tempat dan tanggal surat perintah/surat tugas;
b) nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang
ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap awal
kata, dan diakhiri dengan tanda baca koma;
c) tanda tangan pejabat yang menugasi;
d) nama lengkap pejabat yang menandatangani surat
perintah/surat tugas, yang ditulis dengan huruf awal
kapital pada setiap awal kata; dan
e) cap dinas.
d. Distribusi dan Tembusan
1) Surat perintah/surat tugas disampaikan kepada yang
mendapat tugas.
2) Tembusan surat perintah/surat tugas tugas disampaikan
kepada unit kerja/lembaga yang terkait.
e. Hal yang Perlu Diperhatikan
1) Bagian konsiderans memuat pertimbangan atau dasar.
2) Jika tugas merupakan tugas kolektif dengan jumlah lebih
dari 3 (tiga) pegawai, daftar pegawai yang ditugasi
dimasukkan ke dalam lampiran yang terdiri dari kolom
nomor urut, nama, pangkat, NIP, jabatan, dan
keterangan.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh nota dinas terdiri dari alinea
pembuka, isi, dan penutup yang singkat, padat, dan
jelas.
c) Kaki
Bagian kaki nota dinas terdiri dari tanda tangan,
nama pejabat, dan tembusan (jika perlu).
4) Hal yang Perlu Diperhatikan
a) Nota dinas tidak dibubuhi cap dinas;
b) Tembusan nota dinas berlaku di lingkungan intern
puskesmas;
c) Penomoran nota dinas dilakukan dengan
mencantumkan nomor nota dinas, kode jabatan
penanda tangan, kode klasifikasi arsip, kode
puskesmas, dan tahun;
PEMERINTAH KOTA MALANG
DINAS KESEHATAN
Kop Surat
PUSKESMAS JANTI Keputusan
Jl. Janti Barat No. 88 Telp. (0341) 352203
e-mail: puskesmas.janti@yahoo.co.id
MALANG Kode Pos 65147
.........................................................................................................................................
............................................................................................................................
.........................................................................................................................................
............................................................................................................................
.........................................................................................................................................
..............................................................................................................................
tanda tangan
NAMA LENGKAP
Pangkat
NIP.
Tembusan :
1. ………………………..
2. ………………………..
3. dst.
b. Disposisi
Disposisi adalah petunjuk tertulis mengenai tindak lanjut
/tanggapan terhadap surat masuk, ditulis secara jelas pada
lembar disposisi, tidak pada suratnya. Ketika didisposisikan,
lembar disposisi merupakan satu kesatuan dengan surat
masuk.
LEMBAR DISPOSISI
2.
3.
2. Naskah Dinas Korespondensi Ekstern
a. Surat Dinas
Jenis naskah dinas korespondensi ekstern hanya ada satu
macam, yaitu surat dinas.
1) Pengertian
Naskah Dinas Korespondensi Ekstern yang selanjutnya
disebut surat dinas adalah naskah dinas pelaksanaan
tugas seorang pejabat dalam menyampaikan informasi
kedinasan kepada pihak lain di luar Pemerintah Daerah/
Puskesmas yang bersangkutan.
2) Wewenang Penandatanganan
Surat dinas ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan
tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala surat dinas terdiri dari :
(1) kop surat dinas yang ditandatangani sendiri atau
atas nama Walikota menggunakan Lambang
Negara, yang disertai nama jabatan dengan huruf
kapital secara simetris;
(2) kop surat dinas ditandatangani oleh Kepala
Puskesmas menggunakan Lambang Daerah,
dengan huruf kapital secara sejajar/sebaris;
(3) nomor, sifat, lampiran, dan hal, yang diketik
dengan huruf awal kapital di sebelah kiri di bawah
kop surat dinas;
(4) tempat dan tanggal pembuatan surat di sebelah
kanan atas;
(5) kata “Kepada”, ditulis di bawah tempat dan tanggal
pembuatan surat, sejajar/sebaris dengan nomor;
(6) kata “Yth.”, yang ditulis di bawah kata Kepada,
diikuti dengan nama jabatan yang dikirimi surat;
dan
(7) alamat surat, yang ditulis di bawah nama jabatan
yang dikirimi surat.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat dinas terdiri dari alinea
pembuka, isi, dan penutup.
c) Kaki
Bagian kaki surat dinas ditempatkan di sebelah kanan
bawah, yang terdiri dari :
(1) nama jabatan, yang ditulis dengan huruf awal
kapital, diakhiri tanda baca koma;
(2) tanda tangan pejabat;
(3) nama lengkap pejabat/penanda tangan, yang
ditulis dengan huruf awal kapital;
(4) stempel/cap dinas, yang digunakan sesuai dengan
ketentuan; dan
(5) tembusan, yang memuat nama jabatan pejabat
penerima (jika ada).
4) Distribusi
Surat dinas disampaikan kepada pihak yang berhak
secara cepat dan tepat waktu, lengkap serta aman.
Pendistribusian surat dinas diikuti dengan tindakan
pengendalian.
5) Hal yang Perlu Diperhatikan
a) Kop surat dinas hanya digunakan pada halaman
pertama surat dinas.
b) Jika puskesmas telah bersertifikat ISO, maka logo
sertifikasi ISO dapat dicantumkan dalam kop surat
dinas yang diletakkan di sebelah kanan secara
sejajar/sebaris dengan nama SKPD.
c) Jika surat dinas disertai lampiran, pada kolom
Lampiran dicantumkan jumlahnya.
d) Hal berisi pokok surat dinas sesingkat mungkin yang
ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap
unsurnya, tanpa diakhiri tanda baca.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala surat undangan ekstern terdiri dari :
(1) kop surat undangan ekstern ditandatangani oleh
Kepala Puskesmas menggunakan Lambang
Daerah, yang disertai nama SKPD dengan huruf
kapital secara sejajar/sebaris;
(2) nomor, sifat, lampiran, dan hal, yang diketik di
sebelah kiri di bawah kop surat undangan ekstern;
(3) tempat dan tanggal pembuatan surat, yang diketik
di sebelah kanan atas;
(4) kata “Kepada”, ditulis di bawah tempat dan tanggal
pembuatan surat, sejajar/sebaris dengan nomor;
(5) kata “Yth.”, yang ditulis di bawah kata Kepada,
yang diikuti dengan nama jabatan, dan alamat
yang dikirimi surat undangan ekstern (jika
diperlukan).
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat undangan ekstern terdiri
dari :
(1) alinea pembuka;
(2) isi surat undangan ekstern, yang meliputi hari,
tanggal, waktu, tempat, dan acara; dan
(3) alinea penutup.
c) Kaki
Bagian kaki surat undangan ekstern terdiri dari nama
jabatan yang ditulis dengan huruf awal kapital, tanda
tangan, dan nama pejabat yang ditulis dengan huruf
awal kapital.
4) Hal yang Perlu Diperhatikan
a) Format surat undangan ekstern sama dengan format
surat dinas, bedanya adalah bahwa pihak yang
dikirimi surat pada surat undangan ekstern dapat
ditulis pada lampiran.
b) Surat undangan ekstern untuk keperluan tertentu
dapat berbentuk kartu.
Pada hari …………., tanggal ……., bulan ……… dan tahun ………
bertempat di …………, kami yang bertanda tangan di bawah ini
1. ....................... : Kepala Puskesmas Janti, selanjutnya
disebut sebagai Pihak I
2. ....................... : Kepala Perwakilan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan Provinsi Jawa
Timur, selanjutnya disebut sebagai Pihak II
bersepakat untuk melakukan kerja sama dalam bidang
..............................., yang diatur dalam ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
TUJUAN KERJA SAMA
................................................................................................................
......................................................................................
Pasal 2
RUANG LINGKUP KERJA SAMA
................................................................................................................
......................................................................................
Pasal 3
PELAKSANAAN KEGIATAN
................................................................................................................
......................................................................................
Pasal 4
PEMBIAYAAN
................................................................................................................
......................................................................................
Pasal 5
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
................................................................................................................
......................................................................................
Pasal 6
LAIN-LAIN
(1) Apabila terjadi hal-hal yang di luar kekuasaan kedua belah pihak
atau force majeure (keadaan kahar), dapat dipertimbangkan
kemungkinan perubahan tempat dan waktu pelaksanaan tugas
pekerjaan dengan persetujuan kedua belah pihak.
Pasal 7
PENUTUP
Surat Perjanjian ini ditandatangani oleh para pihak, pada hari dan
tanggal tersebut di atas.
2) Perjanjian Internasional
Perjanjian internasional adalah perjanjian dalam bentuk
dan nama tertentu, yang diatur dalam hukum
internasional yang dibuat secara tertulis serta
menimbulkan hak dan kewajiban di bidang hukum
publik.
Perjanjian internasional dapat dilakukan dengan satu
negara atau lebih, organisasi internasional, atau subjek
hukum internasional lain berdasarkan kesepakatan, dan
para pihak berkewajiban untuk melaksanakan perjanjian
tersebut dengan iktikad baik. Perjanjian internasional
dilakukan sebagai upaya untuk mengembangkan
hubungan dan kerja sama antarnegara.
Hubungan dan kerja sama luar negeri dapat dilakukan
atas prakarsa dari lembaga pemerintah, baik pusat
maupun daerah, serta Perwakilan Republik Indonesia di
luar negeri.
a) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
(1) Pembuatan perjanjian internasional dibuat melalui
tahap penjajakan, perundingan, perumusan
naskah, penerimaan naskah, dan
penandatanganan;
(2) Perjanjian internasional dibuat dan ditandatangani
oleh pejabat sesuai dengan tugas, wewenang, dan
tanggung jawabnya; dan
(3) Lembaga negara dan lembaga pemerintah baik
tingkat pusat maupun daerah, yang mempunyai
rencana untuk membuat perjanjian internasional
terlebih dahulu melakukan konsultasi dan
koordinasi mengenai rencana tersebut dengan
Menteri Luar Negeri.
b) Susunan
(1) Kepala
Bagian kepala terdiri dari :
(a) Lambang negara masing-masing pihak yang
diletakkan di tengah atas;
(b) nama pihak yang mengadakan perjanjian
internasional/Memorandum Of Understanding
(MoU);
(c) judul perjanjian internasional.
(2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh terdiri dari :
(a) penjelasan para pihak sebagai pihak yang
terikat oleh perjanjian internasional/MoU;
(b) keinginan para pihak;
(c) pengakuan para pihak terhadap perjanjian
internasional tersebut;
(d) rujukan terhadap Surat Minat/Surat
Kehendak;
(e) acuan terhadap ketentuan yang berlaku; dan
(f) kesepakatan kedua belah pihak terhadap
ketentuan yang tertuang dalam pasal-pasal.
(3) Kaki
Bagian kaki terdiri dari :
(a) nama jabatan pejabat penanda tangan selaku
wakil pemerintah masing-masing, tanda
tangan, dan nama pejabat penanda tangan,
yang letaknya disesuaikan dengan penyebutan
dalam judul perjanjian internasional;
(b) tempat dan tanggal penandatangan perjanjian
internasional;
(c) penjelasan teks bahasa yang digunakan dalam
perjanjian internasional; dan
(d) segel asli.
LETTER OF INTENT
BETWEEN
PUSKESMAS JANTI MALANG
OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
AND THE ............................
CONCERNING PROVINCE CITY
MEMORANDUM OF UNDERSTANDING
BETWEEN
PUSKESMAS JANTI MALANG
REPUBLIC OF INDONESIA
AND
THE CITY OF JEONJU
REPUBLIC OF SOUTH KOREA
CONCERNING
SISTER CITY COOPERATION
Article 3
Technical Arrangement
.........................................................................................................
...................................................................................................
Article 4
Working Group
a. .........................................................
b. .........................................................
c. .........................................................
Article 5
Settlement of Disputes
................................................................................................................
............................................................................................
Article 6
Amandement
................................................................................................................
............................................................................................
Article 7
Entry Into Force, Duration, and Termination
a. .........................................................
b. .........................................................
3. Berita Acara
a. Pengertian
Berita acara adalah naskah dinas yang berisi tentang pernyataan
bahwa memang telah terjadi suatu proses pelaksanaan kegiatan
pada waktu tertentu yang harus ditandatangani oleh para pihak
dan para saksi. Berita acara dapat disertai lampiran.
b. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala berita acara terdiri dari :
a) kop berita acara, terdiri dari lambang Daerah dan
nama lembaga diletakkan secara simetris dan ditulis
dengan huruf kapital;
b) judul berita acara; dan
c) nomor berita acara.
2) Batang tubuh
Bagian batang tubuh berita acara terdiri dari :
a) tulisan hari, tanggal, dan tahun, serta nama dan
jabatan para pihak yang membuat berita acara;
b) substansi berita acara;
c) keterangan yang menyebutkan adanya lampiran; dan
d) penutup yang menerangkan bahwa berita acara ini
dibuat dengan sebenar-benarnya.
3) Kaki
Bagian kaki berita acara memuat tempat pelaksanaan
penandatanganan nama jabatan/pejabat dan tanda
tangan para pihak dan para saksi.
SURAT KETERANGAN
NOMOR : …….../….…../35.73.302.04/……..
Nama :……………………………………………………
NIP :……………………………………………………
Jabatan :…………………………………………………...
Malang, .........................
KEPALA PUSKESMAS JANTI,
NAMA LENGKAP
Pangkat
NIP.
4. Surat Pengantar
a. Pengertian
Surat pengantar adalah naskah dinas yang digunakan untuk
mengantar/menyampaikan barang atau naskah.
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat pengantar dibuat dan ditandatangani oleh pejabat baik
yang mengirim dan menerima sesuai dengan tugas,
wewenang, dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat pengantar terdiri dari :
a) kop surat pengantar;
b) nomor;
c) tanggal;
d) nama jabatan/alamat yang dituju; dan
e) tulisan surat pengantar yang diletakkan secara
simetris.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat pengantar dalam bentuk
kolom terdiri dari :
a) nomor urut;
b) jenis yang dikirim;
c) banyaknya naskah/barang; dan
d) keterangan.
3) Kaki
Bagian kaki surat pengantar terdiri dari :
a) pengirim yang berada di sebelah kanan, yang meliputi:
(1) nama jabatan pembuat pengantar;
(2) tanda tangan;
(3) nama dan NIP; dan
(4) stempel jabatan/lembaga.
b) penerima yang berada di sebelah kiri, yang meliputi :
(1) nama jabatan penerima;
(2) tanda tangan;
(3) nama dan NIP;
(4) cap lembaga serta nomor telepon/faksimile; dan
(5) tanggal penerimaan
d. Hal yang Perlu Diperhatikan
Surat pengantar dikirim dalam dua rangkap, lembar pertama
untuk penerima dan lembar kedua untuk pengirim.
Malang, .........................................
Kepada
Yth. Sdr.
di
MALANG
SURAT PENGANTAR
NOMOR : …….../….…../35.73.302.04/……..
NAMA NAMA
Pangkat Pangkat
NIP. NIP.
TELAAHAN STAF
Perihal : ..................................................................
NAMA LENGKAP
Pangkat
NIP.
G. MANUAL MUTU
1. Pengertian
Manual Mutu adalah: dokumen yang memberi informasi yang konsisten
ke dalam maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu Puskesmas
dan Klinik. Manual mutu disusun, ditetapkan, dan dipelihara oleh
organisasi.
2. Susunan
a) Kepala
Judul manual mutu dan diletakkan secara simetris di tengah atas;
b) Batang Tubuh
Batang tubuh manual mutu terdiri atas:
1) Pendahuluan
Terdiri atas latar belakang, ruang lingkup, tujuan, landasan
hukum dan acuan serta istilah dan definisi.
2) Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan
Terdiri atas persyaratan umum, pengendalian dokumen dan
pengendalian rekaman.
3) Tanggung Jawab Manajemen
Terdiri atas Komitmen manajemen, Fokus pada sasaran/pasien,
Kebijakan mutu, Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan
Pencapaian Sasaran Kinerja/Mutu, Tanggung Jawab, wewenang
dan komunikasi, Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab
Manajemen Mutu, dan Komunikasi internal.
4) Tinjauan Manajemen
Terdiri atas definisi, masukan tinjauan manajemen, dan luar
tinjauan.
5) Manajemen Sumber Daya
Terdiri atas Penyediaan sumber daya, Manajemen sumber daya
manusia, Infrastruktur, dan Lingkungan kerja
6) Penyelenggaraan Pelayanan
Penyelenggaraan pelayanan mengatur upaya kegiatan kepada
masyarakat, baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif. Penyelenggaraan pelayanan terdiri atas:
- Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas
Manual mutu memuat Perencanaan Upaya Kesehatan
Masyarakat, akses dan pengukuran kinerja, Proses yang
berhubungan dengan sasaran, Pembelian (jika ada),
Penyelenggaraan UKM, serta Pengukuran, analisis, dan
penyempurnaan sasaran kinerja UKM.
- Pelayanan klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan)
Manual mutu memuat Perencanaan pelayanan klinis, Proses
yang berhubungan dengan pelanggan, Pembelian/pengadaan
barang tekait dengan pelayanan klinis, Penyelenggaraan
pelayanan klinis, Peningkatan mutu pelayanan klinis dan
keselamatan pasien, serta Pengukuran, analisis, dan
penyempuranaan.
c) Kaki
Bagian kaki telaahan staf ditempatkan di sebelah kanan bawah,
yang terdiri dari :
- nama jabatan pembuat telaah staf, yang ditulis dengan huruf
awal kapital;
- tanda tangan;
- nama lengkap.
Kata Pengantar
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan hukum dan acuan
E. Istilah dan definisi
II. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan :
A. Persyaratan umum
B. Pengendalian Dokumen
C. Pengendalian rekaman
III. Tanggung Jawab Manajemen :
A. Komitmen manajemen
B. Fokus pada sasaran/pasien
C. Kebijakan mutu
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran
Kinerja/Mutu
E. Tanggung Jawab, wewenang dan komunikasi
F. Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab Manajemen Mutu
G. Komunikasi internal
F. Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab Manajemen Mutu
G. Komunikasi internal
IV. Tinjauan Manajemen :
A. Umum
B. Masukan Tinjauan Manajemen
C. Luaran Tinjauan
V. Manajemen Sumber Daya :
A. Penyediaan sumber daya
B. Manajemen sumber daya manusia
C. Infrastruktur
D. Lingkungan kerja
VI. Penyelenggaraan Pelayanan :
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas :
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses dan
pengukuran kinerja
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran :
a. Penetapan persyaratan sasaran
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c. Komunikasi dengan sasaran
3. Pembelian (jika ada)
4. Penyelenggaraan UKM :
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasaran
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan
f. Manajemen resiko dan keselamatan
5. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan sasaran kinerja
UKM:
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran :
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
B. Pelayanan klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan) :
1. Perencanaan pelayanan klinis
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian/pengadaan barang tekait dengan pelayanan klinis :
a. Proses pembelian
b. Verifikasi barang yang dibeli
c. Kontrak dengan pihak ketiga
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis :
a. Pengendalian proses pelayanan klinis
b. Validasi proses pelayanan
c. Identifikasi dan ketelusuran
d. Hak dan kewajiban pasien
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesiemen, rekam medis,
dsb)
f. Manajemen resiko dan keselamatan pasien
5. Peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien :
a. Penilaian indikator kinerja klinis
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
d. Analisis dan tindak lanjut
e. Penerapan manajemen resiko
6. Pengukuran, analisis, dan penyempuranaan :
1) Umum
2) Pemantauan dan pengukuran :
a) Kepuasan pelanggan
b) Audit internal
c) Pemantauan dan pengukuran proses kinerja
d) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
3) Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
4) Analisis data
5) Peningkatan berkelanjutan
6) Tindakan korektif
7) Tindakan preventif
VII. Penutup
Lampiran (jika ada)
H. RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK)
Perencanaan adalah: suatu proses kegiatan secara urut yang harus
dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia
secara berhasil guna dan berdaya guna. Perencanaan Tingkat Puskesmas
diartikan sebagai proses penyusunan rencana kegiatan Puskesmas pada
tahun yang akan datang, dilakukan secara sistematis untuk mengatasi
masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya
dengan permasalahan yang terjadi di tahun lalu. Perencanaan Puskesmas
mencakup semua kegiatan program yang dilaksanakan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
1. Mekanisme Perencanan Tingkat Puskesmas/Klinik.
Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat
Puskesmas adalah : menyusun usulan kegiatan yang meliputi usulan
mencakup semua kegiatan program Puskesmas.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) memperhatikan
berbagai kebijakan yang berlaku, baik secara global, nasional maupun
daerah sesuai dengan hasil kajian data dan informasi yang tersedia di
Puskesmas. Puskesmas perlu mempertimbangkan masukan dari
masyarakat melalui kajian maupun asupan dari lintas sektoral
Puskesmas. Rencana Usulan Kegiatan harus dilengkapi usulan
pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan operasional
Puskesmas. RUK yang disusun merupakan RUK tahun mendatang
(H+1). RUK dibahas di Dinas Kesehatan Kota Malang selanjutnya
terangkum dalam usulan Dinas Kesehatan Kota Malang akan diajukan
ke DPRD, untuk memperoleh persetujuan pembiayaan dan dukungan
politis. Secara rinci RUK dijabarkan kedalam rencana pelaksanaan
kegiatan (RPK).
Setelah mendapatkan persetujuan, selanjutnya diserahkan ke
Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kota Malang, maka disusun secara
rinci rencana pelaksanaan kegiatan dengan menyesuaikan anggaran
yang telah turun.
2. Tahap persiapan penyusunan RUK.
a. Tahap persiapan.
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam
proses penyusunan RUK agar memperoleh kesamaan pandangan dan
pengetahuan untuk melaksanakan tahap- tahap perencanaan.
b. Tahap analisis situasi.
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
keadaan dan permasalahan yang dihadapi Puskesmas melalui proses
analisis terhadap data yang dikumpulkan tim yang telah ditunjuk oleh
Kepala Puskesmas. Data-data tersebut mencakup data umum, data
khusus (hasil penilaian kinerja Puskesmas).
3. Tahap penyusunan RUK.
Penyusunan RUK memperhatikan hal- hal untuk mempertahankan
kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan
memperhatikan program/ upaya yang masih bermasalah, menyusun
rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan
diwilayah tersebut dan kemampuan Puskesmas.
Penyusunan RUK terdiri dua tahap, yaitu:
a. Analisis Masalah.
Analisis masalah dilakukan melalui kesepakatan tim penyusun
dan lintas sektoral Puskesmas melalui:
1) Identifikasi masalah,
2) Menetapkan urutan prioritas masalah,
3) Merumuskan masalah,
4) Mencari akar penyebab, dapat mepergunakan diagaran sebab
akibat, pohon masalah, curah pendapat, dan alat lain yang dapat
digunakan.
b. Penyusunan RUK.
Penyusunan RUK meliputi:
1) Kegiatan tahun yang akan datang,
2) Kebutuhan sumber daya,
3) Rekapitulasi rencana usulan kegiatan.
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) program dan rencana inovasi
secara bersama- sama, terpadu dan terintegrasi, dengan langkah-
langkah:
a. Mempelajari alokasi kegiatan,
b. Membandingkan alokasi kegiatan yang disutuji dengan RUK,
c. Menyusun rancangan awal secara rinci,
d. Mengadakan lokakarya mini/ pertemuan internal,
e. Membuat RPK.
Adapun contoh format Perencanaan Tingkat Puskesmas yang dituangkan
dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK) adalah sebagai berikut :
COVER
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
2. TUJUAN KHUSUS
BAB II ANALISIS SITUASI
2.1 KONDISI GEOGRAFIS
2.2 KONDISI DEMOGRAFIS
2.3 SARANA PELAYANAN KESEHATAN DI KECAMATAN
2.4 KETENAGAAN DI PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
2.5 SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG
2.6 DATA KHUSUS PROGRAM
(DATA DASAR PROGRAM DAN HASIL SURVEY ATAU ASUPAN
DARI MASYARAKAT)
BAB III ANALISA KEGIATAN
3.1 HASIL CAKUPAN PROGRAM TAHUN n-2
3.2 INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM
3.3 CAPAIAN PROGRAM DI BANDING TARGET
BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH
BAB V IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH (FISH BONE)
BAB VI PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH
NO PRIORITAS PENYEBAB ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH MASALAH PEMECAHAN MASALAH
MASALAH TERPILIH
1
Bab IX PENTUP
9.1 Kesimpulan
9.2 Saran
A. Persyaratan Pembuatan
Setiap naskah dinas harus merupakan intisari dari pemikiran yang
ringkas dan jelas sesuai dengan maksud dan tujuan dibuatnya
naskah dinas yang disusun secara sistematis. Dalam pembuatannya
perlu memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Ketelitian
Dalam membuat naskah dinas harus mencerminkan ketelitian
dan kecermatan, baik dalam bentuk, susunan, pengetikan, isi,
struktur, kaidah bahasa, dan penerapan kaidah ejaan di dalam
pengetikan.
2. Kejelasan
Naskah dinas harus memperlihatkan kejelasan maksud dari
materi yang dimuat dalam naskah dinas.
3. Logis dan Singkat
Naskah dinas harus menggunakan bahasa Indonesia yang
formal, logis secara efektif, singkat, padat, dan lengkap sehingga
mudah dipahami bagi pihak yang menerima naskah dinas.
4. Pembakuan
Naskah dinas harus taat mengikuti aturan baku yang berlaku
sehingga dapat menjamin terciptanya arsip yang autentik dan
reliable.
Kode Klasifikasi
Kode Klasifikasi
Nomor Urut/Register Surat
Kode Puskesmas
Tahun Penerbitan
Nomor : ......./......../35.73.302.04/........
Kode Klasifikasi
Catatan :
Dalam pelaksanaannya, penentuan ruang tepi seperti tersebut di
atas bersifat fleksibel, disesuaikan dengan banyak atau tidaknya isi
suatu naskah dinas. Penentuan ruang tepi (termasuk juga jarak
spasi dalam paragraf) hendaknya memperhatikan aspek keserasian
dan estetika.
F. Tembusan
Tembusan surat bagian ini dicantumkan di sebelah kiri bawah, yang
menunjukan bahwa pihak tersebut perlu mengetahui isi surat
tersebut.
G. Lampiran
Jika naskah memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran harus
diberi nomor urut dengan angka Arab. Nomor halaman lampiran
merupakan nomor lanjutan dari halaman sebelumnya.
J. Penggunaan Cap
a. Pengertian Cap
Cap adalah alat untuk membuat rekaman tanda atau simbol
suatu lembaga. Cap digunakan untuk pengabsahan naskah
dinas. Cap dinas dibagi menjadi dua, yaitu :
i. Cap Jabatan
Cap jabatan adalah cap yang memuat nama jabatan yang
digunakan sebagai tanda keabsahan naskah dinas.
ii. Cap Lembaga
Cap lembaga adalah cap yang memuat lambang
negara/logo lembaga yang digunakan sebagai tanda
keabsahan naskah dinas. Cap lembaga inilah yang
digunakan di Puskesmas Janti
Isi dan bentuk Cap Lembaga Puskesmas Janti
adalah sebagai berikut:
X Keterangan :
X : Pemerintah Kota Malang
XX : Dinas Kesehatan
XXX XXX : Puskesmas Janti
XX
B. Penandatanganan
Penandatanganan surat dinas yang menggunakan garis kewenangan
dapat dilaksanakan dengan menggunakan empat cara, yaitu :
1. Atas Nama (a.n.)
Atas nama yang disingkat (a.n.) digunakan jika pejabat yang
menandatangani surat dinas telah diberi mandat oleh pejabat
yang bertanggung jawab, berdasarkan bidang tugas dan
tanggung jawab pejabat yang bersangkutan. Tanggung jawab
tetap berada pada pejabat yang melimpahkan wewenang dan
pejabat yang menerima pelimpahan wewenang harus
mempertanggungjawabkan kepada pejabat yang melimpahkan
wewenang.
Susunan penandatanganan atas nama (a.n.) pejabat lain yaitu
nama jabatan pejabat yang berwenang ditulis lengkap dengan
huruf kapital pada setiap awal kata, didahului dengan singkatan
a.n.
NAMA LENGKAP
Pangkat
NIP.
NAMA LENGKAP
Pangkat
NIP.
C. Kewenangan Penandatanganan