Oleh:
Oleh:
Pembimbing,
Sidang Munaqasyah
Pembimbing,
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Untuk Ibu dan Ayah, yang selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik
demi kebahagiaan saya tanpa kenal lelah, serta yang selalu memanjatkan doa
tanpa mengenal kata bosan.
Untuk Kakak dan Keluarga Besar, yang selalu memberikan dukungan tanpa
kenal lelah.
Untuk guru-guru yang tidak pernah lelah memberikan Ilmunya dan yang
selalu sabar dalam membimbing.
Untuk teman-teman yang telah mengukir sejarah indah dan tidak akan
terlupakan dalam hidup saya.
v
KATA PENGANTAR
vi
yang senantiasa sabar dalam menghadapi penulis selama penyusunan
skripsi ini, juga kepada Ibu Iffaty Zamimah, M.Ag., selaku penguji I,
dan Bapak Sofian Effendi, S. Th. I, M.A., selaku penguji II.
5. Bapak Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc., M.A., Ibu Muthmainnah, M.A.,
Ibu Istiqomah, M.A., Ibu Ma‟unatul Mahmudah, S.H., Ibu Atiqoh,
S.Ag., S.Th.I, dan segenap instruktur tahfiz yang selalu sabar dalam
menyimak dan membenarkan ayat demi ayat hafalan yang salah atau
keliru. Semoga keberkahan dan kemanfaatan selalu mengiringi langkah
dalam setiap proses perjuangan.
6. Ibu Iffaty Zamimah, M.Ag., sebagai dosen pembimbing akademik yang
selalu memberi perhatian dan semangat kepada anak-anak bimbingnya.
7. Bapak dan Ibu Dosen Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta, yang telah
mengabdikan ilmu untuk seluruh mahasiswanya serta menjadi saksi
atas keberhasilan mahasiswanya dalam mencapai gelarnya.
8. Seluruh Guru, Kiyai, Ustadz, Ustadzah yang dari kecil hingga sekarang
selalu mendoakan anak didiknya. Semoga beliau-beliau kelak
mengakui kami sebagai santrinya di akhirat kelak.
9. Kedua orang tua yang selalu saya cintai Bapak Marda dan Ibu Lasih
Susilawati, terima kasih banyak atas segala pengorbanannya mulai dari
saya berada di dalam kandungan hingga detik ini bahkan hingga nanti.
Beliau yang tidak pernah lelah untuk berdoa dan berusaha memberikan
yang terbaik untuk anak-anaknya. Beliau adalah pahlawan yang utama
dalam hidup saya. Semoga Allah selalu menyehatkannya serta
melindunginya baik di dunia maupun di akhirat.
10. Kepada kakak perempuan Septiani Wulandari dan Suaminya Joko
Suseno, yang telah banyak membantu doa dan dana. Serta untuk
keluarga besar yang telah banyak membantu do‟a dan dukungan selama
4 tahun proses perkuliahan berlangsung.
vii
11. Kepada paman saya Bapak Komandan di TNI-AD Bapak kapten
Nengkin. SH., yang telah banyak membantu doa dan dana selama
kuliah. Terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan, semoga
Allah membalasnya dengan balasan yang berlipat ganda.
12. Bapak Abdul Rasyid, M.A., dan Ibu Ruwaedah, M.A., selaku bapak
dan ibu Direktris Pesantren Takhasus IIQ Jakarta. Terimakasih atas
waktu, jasa, pikiran, tenaga, penjagaan, dan bimbingannya yang telah
diberikan kepada kami selama kami tinggal di Asrama.
13. Kepada Ki Didih selaku guru besar di saung pencak. Terima kasih
karena telah memperbolehkan peneliti untuk meneliti santri-santrinya
dan terima kasih atas kebaikan serta ilmu-ilmu yang telah diberikan
kepada penulis. Kemudian terima kasih kepada Wa Darma yang telah
membantu selama penelitian. Semoga Allah membalasnya dengan
balasan yang berlipat ganda.
14. Mu‟alif kitab dan buku, yang telah menyumbangkan karyanya sebagai
bahan referensi untuk karya skripsi ini.
15. Perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta (IIQ Jakarta),
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Iman Jama‟
Lebak Bulus, dan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah menyumbangkan sarana prasarana dalam melengkapi penulisan
ini.
16. Pesantren Takhasus IIQ Jakarta, yang telah menjadi saksi bisu
perjuangan selama 4 tahun menjadi mahasiswa dan Mahasantri di IIQ
Jakarta.
17. Teman- teman Ushuluddin A dan B, beserta teman-teman IIQ angkatan
2016. Terimakasih banyak karena sudah menjadi memori yang baik di
dalam hidup saya dan terimakasih atas kerjasamanya.
viii
18. Teman-teman seperjuangan bimbingan skripsi, yang senantiasa
bertukar pikiran ketika menghadapi kesulitan-kesulitan dalam
pembuatan skripsi serta yang selalu memberi semangat.
19. Terima kasih kepada kakak Ahmad Munthaha, Annisa Nur Hazfira, dan
Rani Renhoet yang telah menemani penulis selama proses penelitian
berlangsung. Semoga Allah juga memudahkan urusan-urusan kalian.
20. Terima kasih kepada kakak Ahmad Bastari, S.Pd., yang telah
memberitahukan lokasi saung pencak serta membantu penulis dalam
mendapatkan info-info tentang pencak silat aliran cimande. Terima
kasih untuk sahabat-sahabat pencak silat aliran cimande yang berada di
saung pencak. Serta terima kasih kepada warga desa cimande yang
telah menyambut kehadiran penulis dengan baik. Tanpa mereka
penelitian ini tidak akan berjalan dengan baik.
21. Seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan skripsi ini. Semoga Allah
membalasnya dengan balasan yang berlipat ganda di dunia dan akhirat.
ix
DAFTAR ISI
BAB I; PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Permasalahan ................................................................................................. 5
1. Identifikasi Masalah .................................................................................. 5
2. Pembatasan Masalah ................................................................................. 5
3. Perumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
E. Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 6
F. Kerangka Teori / landasan teori ................................................................... 11
x
G. Metode Penelitian ........................................................................................ 13
H. Teknik dan Sistematika Penulisan ............................................................... 17
BAB II: GAMBARAN UMUM PENCAK SILAT CIMANDE
A. Gambaran Umum Desa Cimande ................................................................ 20
1. Letak Geografis ....................................................................................... 21
2. Kondisi Sosio- Geografis ......................................................................... 22
a. Keadaan Penduduk .............................................................................. 22
b. Keadaan Ekonomi ............................................................................... 23
c. Keadaan Pendidikan ............................................................................ 23
d. Keadaan Keagamaan ........................................................................... 24
e. Keadaaan Sosial Budaya...................................................................... 25
B. Gambaran Umum Saung Pelestarian Pencak Silat Cimande ....................... 28
1. Lokasi Saung Pencak Silat Cimande ....................................................... 29
2. Aktivitas Pencak Silat Cimande di Saung Pencak ................................... 29
3. Deskripsi Pribadi Ki Didih dan Pencak Silat Cimande ............................ 30
a. Biografi Ki Didih ................................................................................. 31
b. Sejarah Pencak Silat Cimande ............................................................. 32
xi
BAB IV; ANALISIS RESEPSI SANTRI CIMANDE TERHADAP AL-
QUR’AN DAN MAKNA PENCAK SILAT
A. Tipologi Resepsi Santri Cimande Terhadap Al-Qur‟an ............................... 68
1. Resepsi Eksegesis .................................................................................... 68
2. Resepsi Fungsional .................................................................................. 74
3. Resepsi Estetis ......................................................................................... 80
B. Makna Penggunaan Al-Qur‟an dalam Pencak Silat Cimande ...................... 87
1. Makna objektif ........................................................................................ 88
2. Makna ekspresif ...................................................................................... 89
3. Makna Dokumenter ................................................................................. 94
BAB V; PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 96
B. Saran............................................................................................................ 98
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 99
Lampiran-lampiran ................................................................................................ 105
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Soal Kuisioner
2. Data Responden yang merespon
xv
PEDOMAN TRANSLITERASI
أ a
ط th
ب b
ظ zh
ت t
ع „
ث ts
غ gh
ج j
ؼ f
ح h
ؽ q
خ kh
ؾ k
د d
ؿ l
ذ dz
ـ m
ر r
ف n
ز z
ك w
س s
ق h
ش sy
ء ʼ
ص sh
م y
ض dh
xvi
2. Vocal
Vocal tunggal Vocal panjang Vocal rangkap
3. Kata Sandang
الرجل : ar-rajul
c. Syaddah ( Tasydîd)
Syaddah ( Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang
(َ
ٌْ ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,
yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd.
Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di
tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf- huruf syamsiyah. Contoh:
ْأ ىىمنَّاْبًاللٌ ًو : Âmannâ billâhi
xvii
d. Ta Marbȗthah ()ة
xviii
ABSTRAK
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang diturunkan kepada umat nabi
Muhammad sebagai petunjuk dalam kehidupan. Untuk mencapai kehidupan
yang diridhoi oleh Allah umat Islam pun berlomba-lomba untuk membaca,
menghafal, memahami dan mengamalkan kandungan Al-Qur‟an. Ini artinya,
respon masyarakat di dalam menerima Al-Qur‟an sangat beragam.
Ahmad Rofiq, sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Ulil
Abshor di dalam jurnalnya, mentipologikan respon masyarakat terhadap Al-
Qur‟an menjadi tiga kategoris yaitu resepsi eksegesis (berdasarkan
penafsiran, proses pengajaran, dan lain sebagainya), resepsi fungsional
(berdasarkan fungsinya), resepsi estetis (berdasarkan suatu keindahannya),
resepsi fungsional (berdasarkan fungsinya).1
Adapun contoh masyarakat yang meresepsi Al-Qur‟an secara
eksegesis diantaranya, seperti para ulama tafsir yang mencoba menafsirkan
Al-Qur‟an hingga akhirnya membuat kitab tafsir. Contoh, kitab tafsir Jâmiʻ
al-Bayân fî Tawîl Al-Qur‟an karya Ath-Thabari (W. 310 H/ 925 M), kitab
tafsir al-Kasysyâf ʹan Haqâiq at-Tanzîl wa ʹUyȗn at-Taʹwîl fî Wujȗh at-Taʹwîl
karya Az-Zamakhsyari (W. 538 H/ 1144 M), al- Baḫr al-Muḫîth karya Abu
Hayyan (W. 654 H- 745 H),2 Tafsir Turjumân al- Mustafîd karya Abdurra‟uf
Singkil (1024-1105 H), Tafsir al-Azhr karya Buya Hamka (1908-1981 H),
Tafsir al-Mishbâh karya Quraish Shihab,3 dan sebagainya.
1
Muhammad Ulil Abshor, “Resepsi Al-Qur‟an Msayarakat Gemawang Mlati
Yogyakarta”, dalam QOF, Vol. 3 No. 1, 2019. h. 47.
2
Ahmad Husnul Hakim IMZI, Kumpulan Kitab-Kitab Tafsir dari Masa Klasik
sampai Masa Kontemporer, (Depok: Lingkar Studi Al-Qur‟an, 2013), Cet. Ke-1, h. 6-123
3
Ahsin Sakho Muhammad, Membumikan Ulumul Qur‟an, (Jakarta: PT Qof Media
Kreativa, 2019), Cet. Ke-1, h. 237-242.
1
2
4
Hadîts Shaḫîḫ Muslim, diriwayatkan dari Yaḫyai bin Yaḫyai at- Tamîmii
menyampaikan kepada kami dari Husyaim yang mengabarkan dari Abî Bisyr, dari al-
Mutawakkil, dari Abî Saʻîd al-Khudrii. Lihat An-Nawawî, Shaḫîḫ Muslim Syarḫ al-Muslim,
Jilid 7, (Mesir: Dâr al- Hadîts, 2001), Kitâb as- Salâm, Bâb Jawâzi Akhdzi al- Ajrah ʻlâ ar-
Raqiyah bil Qurʼan wal Adzkâr, Hadis No. 2201, h. 443-444.
5
Hadîts shaḫîḫ Bukhârî, diriwayatkan dari Ibnu Abbâs, dari Nabi Muḫammad Saw.
Lihat Badruddîn Abi Muḫammad Maḫmȗd bin Aḫmad bin Mȗsai al-„Ainî al-Ḫanafî,
„Umdah al-Qârî Syarḫ Shaḫîḫ al-Bukhârî, Juz 14, (Beirȗt Libanon: Dâr al- Fikr, 2002),
Kitâb at- Thibbi, Bâb ar-Ruqai bi fâtiḫah al-Kitâb, Hadis No. 5736, h. 715-716.
3
6
Fuji Lestari, “Al-Qur‟an dan Penyembuhan”, Tesis, (Semarang: Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang, 2018), h. 41. Tidak diterbitkan (t.d)
7
Fathurrosyid, “Tipologi Ideologi Resepsi Al-Qur‟an di Kalangan Masyarakat
Sumenep Madura”, dalam el Harakah, Vol. 17 No. 2, 2015, h. 234.
8
Wawancara dengan salah satu murid Lembaga Kaligrafi Jakarta, Anisa Salsabila,
Jakarta, 19 November 2019, pukul 12:00 WIB- 12:30 WIB.
9
Wawancara dengan salah satu santriwati Baitul Qurra‟ Jakarta, Trisdayanti,
Jakarta, 27 November 2019, pukul 19:45 WIB- 20:11 WIB
4
10
Di dunia ini terdapat berbagai macam jenis ilmu bela diri, di antaranya sebagai
berikut: Taekwondo yang berasal dari negara Korea, Kung Fu yang berasal dari negara
China, Pencak Silat yang berasal dari negara Indonesia, Karate yang berasal dari negara
Jepang, Muay Thai yang berasal dari negara Thailand, Systema yang berasal dari negara
Rusia, Capoeira yang berasal dari Brazil, Taido yang berasal dari Jepang, Eskrima yang
berasal dari Filipina, Tarung Serajat yang berasal dari Indonesia, dan lain sebagainya. Lihat
buku Rani Siti Fitriani dan Oman Suparman, Ensiklopedia Olahraga Beladiri, (tt.p, Kubu
Buku, 2016), Cet. Ke-1, h. 59- 94.
11
Ta‟leq menurut bahasa sumpah atau janji. Sedangkan menurut istilah ta‟leq
adalah kode etik yang harus ditaati dan dilakukan oleh siapa pun yang mengikuti bela diri
cimande, isi ta‟leq cimande dibuat berdasarkan dengan ayat-ayat Al-Qur‟an dan Hadis Nabi
saw. Di dalam kehidupan cimande ta‟leq diibaratkan seperti undang-undang yang harus
dipatuhi dan tidak boleh dilanggar oleh para pendekar cimande. Ta‟leq juga yang menjadi
dasar untuk melakukan semua kegiatan cimande. Wawancara dengan guru besar cimande, Ki
Didih, Bogor, 23 Februari 2020, pukul 16:00-17:00 WIB.
5
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas ada beberapa
permasalahan pada penelitian ini yang dapat diidentifikasi di antaranya:
a. Masyarakat di dalam meresepsi Al-Qur‟an mempunyai respon yang
beragam baik secara eksegesis, fungsional, maupun estetis.
b. Beragamnya aliran beladiri pencak silat di Indonesia, dapat
memunculkan aliran dan perguruan pencak silat yang berbeda-beda
yang sesuai dengan karakter daerahnya masing-masing.
c. Terdapat ta‟leq pada beladiri pencak silat cimande, yang mana isi
ta‟leq tersebut berhubungan dengan ayat suci Al-Qur‟an dan Hadis
Nabi saw.
2. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas penulis membatasi penelitian ini
pada aspek resepsi santri saung pelestarian pencak silat cimande
terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an. Karena banyaknya cabang ilmu bela diri
pencak silat di Indonesia maka penulis membatasi hanya meneliti ilmu
bela diri pencak silat aliran cimande yang berada di daerah Jl. Mayjend.
HE Sukma Talang 2 Cimande, Kp. Tarikolot RT 08/ RW 03 No. 08 Desa
Cimande, Kecamatan Caringin-Kabupaten Bogor, Jawa Barat-Indonesia
(Saung Pelestarian Pencak Pusaka Cimande).
3. Perumusan Masalah
Sebagaimana pembatasan masalah diatas, berikut ini adalah rumusan
masalah yang akan dikaji, yaitu:
a. Bagaimana resepsi santri saung pelestarian pencak silat cimande
terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an?
6
C. Tujuan Penelitian
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk:
1. Mentipologikan bagaimana resepsi santri saung pelestarian pencak silat
cimande terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an
2. Menganalisa makna dibalik fenomena resepsi santri saung pelestarian
pencak silat cimande terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an?
D. Manfaat Penelitian
E. Tinjauan Pustaka
Penulis telah melakukan penelusuran kajian pustaka terhadap tema
yang akan penulis ambil. Penulis menemukan beberapa penelitian yang
berkaitan dengan Beladiri pencak silat di antaranya:
1. Skripsi yang ditulis oleh Awit Gending Adriani, dengan judul
“Perbandingan Ibing Pencak Silat Aliran Cimande dan Terumbu
Banten”. Fokus penelitian ini terdapat pada persamaan dan perbedaan
dari pencak silat aliran cimande dan terumbu Banten. Skripsi ini
7
14
Nur Sahid, “Filosofi Gerakan Pembukaan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati
Ternate dan Implikasinya Terhadap Pengembangan Personality (Studi Kasus pada UKM
Beladiri di IAIN Ponorogo)”, Skripsi, (Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2017), h. 2-7, tidak
diterbitkan (t.d)
10
15
Bella Aisyah Febricessa, “Motivasi Mahasiswa Mengikuti Beladiri Pencak Silat
di Universitas Sriwijaya”, Skripsi, (Universitas Sriwijaya, 2019), h. 8, tidak diterbitkan (t.d)
11
16
Nisa Adzimatinur, “Penanaman Karakter Percaya Diri Siswa pada Program
Ekstrakukurikuler Pencak Silat Tapak Suci di MI Muhammadiyah Kembaran Wetan
Kaligondang Purbalingga”, Skripsi, (Purwokerto: IAIN Purwokerto. 2017), h. 10, tidak
diterbitkan (t.d)
17
Fathurrosyid, “Tipologi Ideologi Resepsi Al-Qur‟an di Kalangan Masyarakat
Sumenep Madura”, dalam Jurnal el Harakah, Vol. 17 No. 2, 2015, h. 220.
18
Muhammad Ulil Abshor, “Resepsi Al-Qur‟an Msayarakat Gemawang Mlati
Yogyakarta”, dalam Jurnal QOF, Vol. 3 No. 1, 2019. h.47-50.
12
19
Herman Arisandi, Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Sosiologi dari Klasik
sampai Modern, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2015), Cet. Ke-1, h. 83
13
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penyusunan penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif
studi living Qur‟an. Living Qur‟an adalah ilmu tentang menghidupkan
Al-Qur‟an di tengah-tengah masyarakat atau bisa disebut juga ilmu
yang mengkaji tentang gejala-gejala Al-Qur‟an di tengah kehidupan
umat manusia.21 Bahan-bahan yang diperoleh nantinya merupakan hasil
dari data kepustakaan dan penelitian lapangan.
2. Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian ini terletak di Saung Pelestarian Pencak
Pusaka Cimande, milik Ki Didih yang berada di Jl. Mayjend. HE
Sukma Talang 2 Cimande, Kp. Tarikolot, Desa Cimande, Kecamatan
Caringin-Kabupaten Bogor, Jawa Barat-Indonesia (Saung Pelestarian
Pencak Pusaka Cimande). Penelitian ini berlangsung mulai dari bulan
November hingga bulan Juli. Satu minggu selama penelitian, penulis
tinggal di saung pelestarian pencak silat cimande.
Selama satu minggu penulis fokus meneliti dan mengamati
keadaan di saung pencak beserta aktivitas santri cimande di saung
pencak. Penulis mencoba mengikuti pembuatan balur minyak
cimande bersama dengan guru besar cimande dan mencoba berdialog
dengan beliau di waktu senggang, kemudian penulis juga
20
Abdul Hadi, “Bacaan Ayat Al-Qur‟an Sebagai Pengobatan”, Skripsi, (UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2015), h. 14-15, tidak diterbitkan (t.d)
21
Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur‟an-Hadis Ontologi, Epistemologi,
dan Aksiologi, (Tangerang: Maktabah Darus-Sunnah, 2019), Cet. Ke-1, h. 29
14
a. Observasi
Observasi terbagi menjadi dua, yaitu observasi partisipan dan
observasi non partisispan. Observasi partisipan adalah sebuah
metode yang mana peneliti hidup bersama dengan masyarakat
yang sedang diteliti, kemudian mengikuti dan mengambil kegiatan
sehari-hari masyarakat yang diteliti, mencoba berbaur dengan
masyarakat sekitar yang sedang diteliti, kemudian merekam
informasi-informasi yang didapat.22
Sedangkan observasi non partisipan adalah sebuah metode
yang mana penulis tidak hidup secara langsung bersama
masyarakat yang sedang diteliti. Adapun pada penelitian ini
penulis menggunakan observasi partisipan, yaitu penulis terjun
langsung dan hidup bersama dengan para santri pencak silat
cimande.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan tanya jawab yang
dilakukan untuk menggali informasi-informasi tentang beladiri
cimande ini, dan tentang bagaimana resepsi santri pencak silat
cimande terhadap Al-Qur‟an, sehingga sangat diharapkan kepada
narasumber dapat mengungkapkan dengan baik pengalaman dan
pengetahuan tentang beladiri cimande ini dan bagaimana mereka
meresepsi ajaran-ajaran Al-Qur‟an yang berada di ta‟leq cimande.
Wawancara yang akan dilakukan yaitu wawancara terstruktur dan
tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur adalah teknik wawancara yang
mana pewawancara sudah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan
22
Muhammad Irsad, “Resepsi Eksegesis Umat Islam Terhadap Budaya Sedekah”,
dalam Jurnal Sosial Budaya, Vol. 16 No. 1, 2019, h. 76-77.
16
23
Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-1, h. 191-192
17
24
Abdul Hadi, “Bacaan Ayat Al-Qur‟an Sebagai Pengobatan”, Skripsi, (UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2015), h.19-20, tidak diterbitkan (t.d)
18
A. Kesimpulan
kehadiran Al-Qur‟an di kehidupan manusia tidak menutup mata manusia
untuk melihatnya. Karena inilah manusia dapat menikmati Al-Qur‟an
dari berbagai sisi sesuai dengan latar belakang, lingkungan dan
bidangnya masing-masing. Hal inilah yang mengakibatkan munculnya
berbagai resepsi dan pemaknaan terhadap Al-Qur‟an. Adapun
kesimpulan dari penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Fenomena santri saung pelestarian pencak silat cimande terhadap
ayat-ayat Al-Qur‟an dibagi menjadi tiga resepsi, yaitu: resepsi
fungsional, estetis, dan eksegesis. Adapun resepsi fungsional yang
terlihat di dalam beladiri pencak silat cimande yaitu dengan mereka
meresepsi Al-Qur‟an sebagai media pengobatan dan sebagai petunjuk.
Hal ini terlihat jelas ketika proses pengobatan patah tulang
berlangsung mereka menggunakan ayat-ayat Al-Qur‟an, doa-doa, dan
tawasul. Ayat-ayat Al-Qur‟an, doa-doa, dan tawasul tersebut
dipercaya sebagai perantara sembuhnya pasien. Selain itu mereka
juga menjadikan ta‟leq cimande sebagai petunjuk di dalam kehidupan
mereka. Kemudian resepsi estetis yang terlihat di dalam beladiri
pencak silat cimande, terlihat pada gerakan-gerakan beladiri pencak
silat cimande yang memiliki makna filosofi yang mana makna filosofi
tersebut terlahir dari Al-Qur‟an. Terakhir, resepsi eksegesis terlihat
dari bagaimana Ki Didih memberikan penjelasan kepada para santri
mengenai ta‟leq, ta‟leq ini adalah sebuah sumpah yang harus ditaati
oleh para santri. Sementara itu isi dari ta‟leq cimande berhubungan
dengan ayat Al-Qur‟an.
96
97
B. Saran
Setelah melakukan penelitian, maka terdapat beberapa saran,
diantaranya:
1. Untuk masyarakat secara umum, teruslah mendalami Ilmu agama
sesuai dengan bidangnya masing-masing. Karena dengan
mendalami sesuatu sesuai dengan bidangnya masing-masing maka
segalanya akan terasa lebih indah, hingga pada akhirnya
tumbuhlah rasa cinta dan ikhlas dihati untuk mempelajarinya.
2. Untuk orang-orang yang berperan di dalam dunia keagamaan,
teruslah berdakwah. Serta membuat metode-metode dakwah yang
mudah, kreatif, dan yang cocok dengan karateristik masyarakat.
Agar masyarakat dapat lebih mudah memahami Islam secara luas.
3. Untuk mahasiswa/mahasiswi yang berada di kampus Islam, agar
senantiasa mempelajari kajian Living Qur‟an. Agar mengetahui
bahwa Al-Qur‟an yang buming di dalam kehidupan masyarakat
bukan hanya Al-Qur‟an yang berbentuk mushaf atau bacaan saja.
Tetapi, ternyata ada juga Al-Qur‟an yang hidup di tengah-tengah
masyarakat.
4. Dan untuk penelitian saya, diperlukan pengembangan lebih lanjut
dari aspek yang lainnya. Sehingga sudut pandang dan referensi
yang didapat akan lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Qudsy, Saifuddin Zuhri dan Dewi, Subkhani Kusuma, Living Hadis Praktik,
Resepsi, Teks, dan Transmisi, Yogyakarta: Q-Media, 2018.
Wawancara dengan salah satu buruh tani di Desa cimande, Eji, Bogor, 22
Februari 2020.
Wawancara dengan Presiden Pencak Silat Inggris dan Eropa, Aidinal al-
Rasyid Halil, 22 Februari 2020.
Wawancara dengan salah satu pelatih santri pencak silat cimande saung
pencak, Uus Kusnadi, Bekasi, 12 Mei 2020.
Wawancara dengan M. yunus Arya Putra, pada hari selasa, 28 Juli 2020.
Wawancara dengan Ahmad. S, Yatma, dan M. Yunus Arya Putra, pada hari
selasa, 28 Juli 2020.
Wawancara dengan Sugara dan M. Yunus Arya Putra, pada hari selasa, 28
Juli 2020.
Wawncara dengan Uus Kusnadi dan Fineu Eliza, pada hari kamis, 18 Juni
2020.
Wawancara dengan Arya Kusumah, Sugara, dan M. Yunus Arya Putra, pada
hari selasa, 28 Juli 2020.
103
Wawancara dengan Ki Didih, Yatma, Uus Kusnadi, dan fadil, pada hari
kamis, 19 Juni 2020.
Wawancara dengan Ahmad. S, Sugara, dan Yatma, pada hari selasa, 28 Juli
2020.
Wawancara dengan Yatma, Fineu Eliza, dan Siti Sagita, pada hari kamis, 19
Juni 2020.
Wawancara dengan Uus Kusnadi, Fadil, dan Adinda Sulistia, pada hari
kamis, 18 Juni 2020.
Diambil dari Youtube atas akun Trans7 Official, Ragam Indonesia Cimande
Cai Iman Anu Hade, 17 Oktober 2018.
BIOGRAFI PENULIS
111
112