Anda di halaman 1dari 51

RESEPSI SANTRI SAUNG PELESTARIAN PENCAK

SILAT CIMANDE TERHADAP AL-QUR’AN


(Studi Living Qur’an di Saung Pelestarian Pencak
Pusaka Cimande, Bogor)

Skripsi ini Diajukan


Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Gita Fatimah Fauziah


(16210734)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR (IAT)


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)
JAKARTA
1441 H/2020 M
RESEPSI SANTRI SAUNG PELESTARIAN PENCAK
SILAT CIMANDE TERHADAP AL-QUR’AN
(Studi Living Qur’an di Saung Pelestarian Pencak
Pusaka Cimande, Bogor)

Skripsi ini Diajukan


Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Gita Fatimah Fauziah


(16210734)
Dosen pembimbing:

Mamluatun Nafisah, S.Ud., M.Ag

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR (IAT)


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)
JAKARTA
1441 H/2020 M
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Resepsi Santri Saung Pelestarian Pencak Silat


Cimande Terhadap Al-Qur’an (Studi Living Qur’an di Saung
Pelestarian Pencak Pusaka Cimande, Bogor)” yang disusun oleh
Gita Fatimah Fauziah Nomor Induk Mahasiswa: 16210734 telah
diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah.

Jakarta, 19 Agustus 2020

Pembimbing,

Mamluatun Nafisah, S.Ud., M.Ag.


LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Resepsi Santri Saung Pelestarian Pencak Silat


Cimande Terhadap Al-Qur’an (Studi Living Qur’an di Saung Pelestarian
Pencak Pusaka Cimande, Bogor)” oleh Gita Fatimah Fauziah dengan NIM
16210734 telah diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada tanggal 24 Agustus2020 Skripsi
telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Agama (S.Ag).
Jakarta,……………
Dekan Fakultas Ushuluddin
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta,

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., M.A.

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., M.A. Mamluatun Nafisah, S.Ud., M.Ag.


Penguji I, Penguji II,

Iffaty Zamimah, M.Ag. Sofian Effendi, S. Th. I, M.A.

Pembimbing,

Mamluatun Nafisah, S.Ud., M.Ag.


PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Gita Fatimah Fauziah
NIM : 16210734
Tempat/Tagl Lahir : Bekasi, 18 November 1996
Menyatakan bahwa Skripsi dengan judul “Resepsi Santri Saung Pelestarian
Pencak Silat Cimande Terhadap Al-Qur’an (Studi Living Qur’an di Saung
Pelestarian Pencak Pusaka Cimande, Bogor)” adalah benar-banar asli karya
saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan
kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Bekasi, 8 Agustus 2020

Gita Fatimah Fauziah


NIM. 16210734
MOTTO

“Life is journey from Allah to Allah, all is well.


Belajarlah dari kura-kura. Walaupun berat membawa cangkang
dipunggungnya, tetapi kura-kura tetap terus berjalan.
Begitupun hidup. Ketika ujian dan cobaan datang menghadang, maka
hadapilah dan tetap terus semangat untuk menjalani hidup.
All is well”.

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Untuk Ibu dan Ayah, yang selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik
demi kebahagiaan saya tanpa kenal lelah, serta yang selalu memanjatkan doa
tanpa mengenal kata bosan.

Untuk Kakak dan Keluarga Besar, yang selalu memberikan dukungan tanpa
kenal lelah.

Untuk guru-guru yang tidak pernah lelah memberikan Ilmunya dan yang
selalu sabar dalam membimbing.

Untuk teman-teman yang telah mengukir sejarah indah dan tidak akan
terlupakan dalam hidup saya.

Semoga kebaikan-kebaikan dan doa-doa yang telah melambung tinggi akan


mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah Swt. Aamin.

v
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمه الرحيم‬

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat


Allah Swt. Karena anugerah-Nyalah penulis memiliki kekuatan untuk
menyelesaikan penelitian ini yang sempat terhambat, karena sedang terjadi
wabah covid 19 pada saat penelitian berlangsung. Shalawat serta salam
semoga senantiasa selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad
Saw, keluarga, sahabat, dan umat terkasihnya yang selalu berada dijalan-Nya.
Dalam penyusunan skripsi ini terdapat bantuan dari berbagai pihak
yang sangat berjasa, karena itu rasa terimakasih penulis sampaikan kepada
berbagai pihak. Diantaranya:
1. Ibu Prof, Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, M.A., selaku Rektor Institut
Ilmu Al-Qur‟an Jakarta, Ibu Dr. Hj. Nadjematul Faizah, S.H.,M.Hum,.
selaku wakil Rektor Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta, Bapak Dr. H. M.
Dawud Arif Khan, SE., M.Si., AK., CPA., selaku wakil Rektor II, Ibu
Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag., selaku wakil Rektor III.
2. Bapak Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., M.A., selaku Dekan Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah IIQ Jakarta.
3. Bapak KH. Muhammad Haris Hakam S.H., M.A., selaku ketua Prodi
Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir (IAT), kakak Mamluatun Nafisah, S.Ud.,
M.Ag., selaku sekretaris Prodi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, Ibu Siti
Addawiyah, S.Pd dan Ibu Dra. Rukoyah Tamami selaku staf Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah.
4. Kakak Mamluatun Nafisah, S.Ud., M.Ag., sebagai dosen pembimbing
yang telah menyediakan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk
memberikan bimbingan, arahan, serta petunjuknya kepada penulis dan

vi
yang senantiasa sabar dalam menghadapi penulis selama penyusunan
skripsi ini, juga kepada Ibu Iffaty Zamimah, M.Ag., selaku penguji I,
dan Bapak Sofian Effendi, S. Th. I, M.A., selaku penguji II.
5. Bapak Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc., M.A., Ibu Muthmainnah, M.A.,
Ibu Istiqomah, M.A., Ibu Ma‟unatul Mahmudah, S.H., Ibu Atiqoh,
S.Ag., S.Th.I, dan segenap instruktur tahfiz yang selalu sabar dalam
menyimak dan membenarkan ayat demi ayat hafalan yang salah atau
keliru. Semoga keberkahan dan kemanfaatan selalu mengiringi langkah
dalam setiap proses perjuangan.
6. Ibu Iffaty Zamimah, M.Ag., sebagai dosen pembimbing akademik yang
selalu memberi perhatian dan semangat kepada anak-anak bimbingnya.
7. Bapak dan Ibu Dosen Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta, yang telah
mengabdikan ilmu untuk seluruh mahasiswanya serta menjadi saksi
atas keberhasilan mahasiswanya dalam mencapai gelarnya.
8. Seluruh Guru, Kiyai, Ustadz, Ustadzah yang dari kecil hingga sekarang
selalu mendoakan anak didiknya. Semoga beliau-beliau kelak
mengakui kami sebagai santrinya di akhirat kelak.
9. Kedua orang tua yang selalu saya cintai Bapak Marda dan Ibu Lasih
Susilawati, terima kasih banyak atas segala pengorbanannya mulai dari
saya berada di dalam kandungan hingga detik ini bahkan hingga nanti.
Beliau yang tidak pernah lelah untuk berdoa dan berusaha memberikan
yang terbaik untuk anak-anaknya. Beliau adalah pahlawan yang utama
dalam hidup saya. Semoga Allah selalu menyehatkannya serta
melindunginya baik di dunia maupun di akhirat.
10. Kepada kakak perempuan Septiani Wulandari dan Suaminya Joko
Suseno, yang telah banyak membantu doa dan dana. Serta untuk
keluarga besar yang telah banyak membantu do‟a dan dukungan selama
4 tahun proses perkuliahan berlangsung.

vii
11. Kepada paman saya Bapak Komandan di TNI-AD Bapak kapten
Nengkin. SH., yang telah banyak membantu doa dan dana selama
kuliah. Terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan, semoga
Allah membalasnya dengan balasan yang berlipat ganda.
12. Bapak Abdul Rasyid, M.A., dan Ibu Ruwaedah, M.A., selaku bapak
dan ibu Direktris Pesantren Takhasus IIQ Jakarta. Terimakasih atas
waktu, jasa, pikiran, tenaga, penjagaan, dan bimbingannya yang telah
diberikan kepada kami selama kami tinggal di Asrama.
13. Kepada Ki Didih selaku guru besar di saung pencak. Terima kasih
karena telah memperbolehkan peneliti untuk meneliti santri-santrinya
dan terima kasih atas kebaikan serta ilmu-ilmu yang telah diberikan
kepada penulis. Kemudian terima kasih kepada Wa Darma yang telah
membantu selama penelitian. Semoga Allah membalasnya dengan
balasan yang berlipat ganda.
14. Mu‟alif kitab dan buku, yang telah menyumbangkan karyanya sebagai
bahan referensi untuk karya skripsi ini.
15. Perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta (IIQ Jakarta),
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Iman Jama‟
Lebak Bulus, dan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah menyumbangkan sarana prasarana dalam melengkapi penulisan
ini.
16. Pesantren Takhasus IIQ Jakarta, yang telah menjadi saksi bisu
perjuangan selama 4 tahun menjadi mahasiswa dan Mahasantri di IIQ
Jakarta.
17. Teman- teman Ushuluddin A dan B, beserta teman-teman IIQ angkatan
2016. Terimakasih banyak karena sudah menjadi memori yang baik di
dalam hidup saya dan terimakasih atas kerjasamanya.

viii
18. Teman-teman seperjuangan bimbingan skripsi, yang senantiasa
bertukar pikiran ketika menghadapi kesulitan-kesulitan dalam
pembuatan skripsi serta yang selalu memberi semangat.
19. Terima kasih kepada kakak Ahmad Munthaha, Annisa Nur Hazfira, dan
Rani Renhoet yang telah menemani penulis selama proses penelitian
berlangsung. Semoga Allah juga memudahkan urusan-urusan kalian.
20. Terima kasih kepada kakak Ahmad Bastari, S.Pd., yang telah
memberitahukan lokasi saung pencak serta membantu penulis dalam
mendapatkan info-info tentang pencak silat aliran cimande. Terima
kasih untuk sahabat-sahabat pencak silat aliran cimande yang berada di
saung pencak. Serta terima kasih kepada warga desa cimande yang
telah menyambut kehadiran penulis dengan baik. Tanpa mereka
penelitian ini tidak akan berjalan dengan baik.
21. Seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan skripsi ini. Semoga Allah
membalasnya dengan balasan yang berlipat ganda di dunia dan akhirat.

Bekasi, 8 Agustus 2020


Hormat Saya,

Gita Fatimah Fauziah


NIM. 16210734

ix
DAFTAR ISI

Persetujuan Pembimbing ............................................................................................ i


Lembar Pengesahan................................................................................................... ii
Pernyataan Penulis ................................................................................................... iii
Motto........................................................................................................................ iv
Halaman Persembahan .............................................................................................. v
Kata Pengantar ......................................................................................................... vi
Daftar Isi ................................................................................................................... x
Daftar Gambar........................................................................................................ xiii
Daftar Tabel ........................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ...................................................................................................... xv
Pedoman Transliterasi ............................................................................................ xvi
Abstrak ................................................................................................................... xix

BAB I; PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Permasalahan ................................................................................................. 5
1. Identifikasi Masalah .................................................................................. 5
2. Pembatasan Masalah ................................................................................. 5
3. Perumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
E. Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 6
F. Kerangka Teori / landasan teori ................................................................... 11

x
G. Metode Penelitian ........................................................................................ 13
H. Teknik dan Sistematika Penulisan ............................................................... 17
BAB II: GAMBARAN UMUM PENCAK SILAT CIMANDE
A. Gambaran Umum Desa Cimande ................................................................ 20
1. Letak Geografis ....................................................................................... 21
2. Kondisi Sosio- Geografis ......................................................................... 22
a. Keadaan Penduduk .............................................................................. 22
b. Keadaan Ekonomi ............................................................................... 23
c. Keadaan Pendidikan ............................................................................ 23
d. Keadaan Keagamaan ........................................................................... 24
e. Keadaaan Sosial Budaya...................................................................... 25
B. Gambaran Umum Saung Pelestarian Pencak Silat Cimande ....................... 28
1. Lokasi Saung Pencak Silat Cimande ....................................................... 29
2. Aktivitas Pencak Silat Cimande di Saung Pencak ................................... 29
3. Deskripsi Pribadi Ki Didih dan Pencak Silat Cimande ............................ 30
a. Biografi Ki Didih ................................................................................. 31
b. Sejarah Pencak Silat Cimande ............................................................. 32

BAB III: FENOMENA PENCAK SILAT DAN TA'LEQ CIMANDE SEBAGAI


LIVING QUR'AN
A. Deskripsi Pencak Silat ................................................................................. 41
1. Pra Pencak Silat Cimande ........................................................................ 41
2. Proses Pencak Silat Cimande ................................................................... 44
3. Pasca Pencak Silat Cimande .................................................................... 47
B. Gerakan Pencak Silat Cimande dan Filosofinya .......................................... 49
C. Ta‟leq dan Maknanya dalam Pencak Silat Cimande .................................... 55
D. Balur Minyak Urut Cimande (Pengobatan Patah Tulang Cimande) ............ 65
E. Faktor Pendukung dan Penghambat ............................................................ 66

xi
BAB IV; ANALISIS RESEPSI SANTRI CIMANDE TERHADAP AL-
QUR’AN DAN MAKNA PENCAK SILAT
A. Tipologi Resepsi Santri Cimande Terhadap Al-Qur‟an ............................... 68
1. Resepsi Eksegesis .................................................................................... 68
2. Resepsi Fungsional .................................................................................. 74
3. Resepsi Estetis ......................................................................................... 80
B. Makna Penggunaan Al-Qur‟an dalam Pencak Silat Cimande ...................... 87
1. Makna objektif ........................................................................................ 88
2. Makna ekspresif ...................................................................................... 89
3. Makna Dokumenter ................................................................................. 94

BAB V; PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 96
B. Saran............................................................................................................ 98
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 99
Lampiran-lampiran ................................................................................................ 105

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Gapura Pintu Masuk Desa Cimande .................................................. 21


Gambar 2. 2 Sungai Cimande ................................................................................. 22
Gambar 2. 3 Penduduk Desa Cimande Yang Bertani.............................................. 23
Gambar 2. 4 Salah Satu Pesantren di Desa Cimande ............................................. 24
Gambar 2. 5 Tradisi Ngabungbung ......................................................................... 26
Gambar 2. 6 Tradisi Adu bin Curang...................................................................... 27
Gambar 2. 7 Gerbang Pintu Masuk Saung Pencak ................................................. 29
Gambar 2. 8 Nasab Keluarga Besar Cimande Tarikolot......................................... 33
Gambar 2. 9 Acara Milad Saung Pecak Dan Perayaan Maulid Nabi .................... 38
Gambar 3. 1 Santri Cilik Saung Pencak Silat Cimande .......................................... 45
Gambar 3. 2 Santri Senior Dan Junior Saung pencak Silat Cimande ..................... 46
Gambar 3. 3 Santri-Santri Pencak Silat Cimande Sedang Berlatih Seni Ngibing .. 46
Gambar 3. 4 Pasca Latihan Pencak Silat Cimande................................................. 47
Gambar 3. 5 Pengisian Karopak Sodaqoh .............................................................. 48
Gambar 3. 6 Karopak Sodaqoh ............................................................................... 48
Gambar 3. 7 Tata Tertib Latihan Santri Saung Pencak .......................................... 49
Gambar 3. 8 Nama-Nama Jurus Cimande Secara Umum ....................................... 50
Gambar 3. 9 Ta'leq Cimande .................................................................................. 55

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Nama-Nama Jurus Cimande Secara Umum............................................ 50

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Soal Kuisioner
2. Data Responden yang merespon

xv
PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang


satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ, transliterasi Arab-
Latin mengacu pada berikut ini:
1. Konsonan
Arab Latin Arab Latin

‫أ‬ a
‫ط‬ th

‫ب‬ b
‫ظ‬ zh

‫ت‬ t
‫ع‬ „

‫ث‬ ts
‫غ‬ gh

‫ج‬ j
‫ؼ‬ f

‫ح‬ h
‫ؽ‬ q

‫خ‬ kh
‫ؾ‬ k

‫د‬ d
‫ؿ‬ l

‫ذ‬ dz
‫ـ‬ m

‫ر‬ r
‫ف‬ n

‫ز‬ z
‫ك‬ w

‫س‬ s
‫ق‬ h

‫ش‬ sy
‫ء‬ ʼ

‫ص‬ sh
‫م‬ y

‫ض‬ dh

xvi
2. Vocal
Vocal tunggal Vocal panjang Vocal rangkap

Fatḫah :a ‫آ‬ :â ْ‫ ىَ ٍم‬: ai


Kasrah :i ‫ م‬: îْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْ‫ ىَ ٍْك‬: au
Dhammah : uْْْْْْْْْْْْْْْ‫ ْك‬: ȗ

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (‫ )اؿ‬qamariyah

kata sandang yang diikuti oleh alif lam (‫ )اؿ‬qamariyah


ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
‫البقرة‬ : al- Baqarah

‫ املدينة‬: al- Madînah


b. Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (‫ )اؿ‬syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (‫ )اؿ‬syamsiyah


ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan
dan sesuai dengan bunyinya.
Contoh:

‫الرجل‬ : ar-rajul
c. Syaddah ( Tasydîd)
Syaddah ( Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang

ٌْ ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,
yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd.
Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di
tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf- huruf syamsiyah. Contoh:
ْ‫أ ىىمنَّاْبًاللٌ ًو‬ : Âmannâ billâhi

xvii
d. Ta Marbȗthah (‫)ة‬

Ta Marbȗthah (‫ )ة‬apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh


kata sifat (naʻat), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi
huruf “h”. Contoh:
ً‫ٍاْلٍفٍئً ىدْة‬ : al-Af‟idah

Sedangkan ta Marbȗthah (‫ )ة‬yang diikuti atau disambungkan (di-


washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi
huruf “t”.
Contoh :
ً ‫ْع ًاملىةهْنى‬
‫اصبىْةه‬ ‫ى‬ : Âmilatun Nâshibah.
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan
tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan
yang disempurnakan (PUEB) bahasa Indonesia, seperti penulisan
awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan
lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada PUEB berlaku pula dalam
alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold)
dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali
dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal
nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh: „Alî Hasan al-„Âridh.
Khusus untuk penulisan kata Alqur‟an dan nama-nama surahnya
menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur‟an, Al-Baqarah, Al-
Fâtiḫah dan seterusnya.

xviii
ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Resepsi Santri Saung Pelestarian Pencak Silat


Cimande Terhadap Al-Qur‟an (Studi Living Qur‟an di Saung Pelestarian
Pencak Pusaka Cimande, Bogor)” disusun oleh Gita Fatimah Fauziah
(16210734), Mahasiswi Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah, Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.
Masyarakat di dalam meresepsi Al-Qur‟an mempunyai respon yang
beragam baik secara eksegesis, fungsional, maupun estetis. Uniknya, ada
masyarakat yang meresepsi Al-Qur‟an dan kemudian dibungkus ke dalam
bentuk seni beladiri pencak silat aliran cimande, Bogor. Menariknya di dalam
beladiri pencak silat cimande ini terdapat ta‟leq yang berlandaskan Al-
Qur‟an dan Hadis. Ta‟leq tersebut dijadikan sebagai aturan wajib yang harus
dipatuhi oleh setiap masyarakat yang ingin belajar beladiri pencak silat
cimande. Dalam penelitian ini, penulis ingin mengkaji resepsi santri saung
pelestarian pencak silat cimande dan ingin menggali makna dibalik fenomena
tersebut.
Adapun jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
studi Living Qur‟an yang sumber primernya adalah guru besar saung
pelestarian pencak silat cimande, santri saung pelestarian pencak silat
cimande, dan warga yang tinggal di sekitar saung pencak. Sementara sumber
sekundernya terdiri dari dokumentasi buku, foto, catatan, video. Setelah data
didapatkan penulis analisa dengan teori resepsi dan sosiologi pengetahuan
Karl Mannheim.
Adapun hasil dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu: pertama,
dari aspek resepsi. Santri saung pelestarian pencak silat cimande di dalam
meresepsi Al-Qur‟an terbagi menjadi tiga resepsi, yaitu: resepsi fungsional,
terlihat dari mereka meresepsi Al-Qur‟an sebagai media pengobatan dan
sebagai petunjuk. Resepsi estetis, terlihat pada gerakan-gerakan beladiri
pencak silat cimande yang memiliki makna filosofi yang mana makna filosofi
tersebut terlahir dari Al-Qur‟an. Kemudian resepsi eksegesis terlihat jelas
saat Ki Didih mentransfer penjelasan tentang ta‟leq kepada santri-santrinya.
Kedua, makna dibalik fenomena pencak silat cimande. Makna ini terbagi
menjadi tiga, yaitu: makna objektif termuat dalam ta‟leq cimande yang
dijadikan sebagai sebuah aturan yang sakral. Makna ekspresif menurut Ki
Didih, beladiri pencak silat cimande adalah syiar. Makna ekspresif menurut
santri pencak silat cimande, di dalam beladiri pencak silat cimande terdapat
ta‟leq yang harus dipatuhi. Makna ekspresif menurut warga, pencak silat
cimande dan ta‟leq adalah salah satu alat alternatif untuk pembenaran akhlak.
Kemudian makna dokumenter dengan adanya pencak silat cimande, ta‟leq,
dan pengobatan balur minyak cimande, tanpa mereka sadari semua itu telah
menjadi kebudayaan yang menyeluruh.

xix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang diturunkan kepada umat nabi
Muhammad sebagai petunjuk dalam kehidupan. Untuk mencapai kehidupan
yang diridhoi oleh Allah umat Islam pun berlomba-lomba untuk membaca,
menghafal, memahami dan mengamalkan kandungan Al-Qur‟an. Ini artinya,
respon masyarakat di dalam menerima Al-Qur‟an sangat beragam.
Ahmad Rofiq, sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Ulil
Abshor di dalam jurnalnya, mentipologikan respon masyarakat terhadap Al-
Qur‟an menjadi tiga kategoris yaitu resepsi eksegesis (berdasarkan
penafsiran, proses pengajaran, dan lain sebagainya), resepsi fungsional
(berdasarkan fungsinya), resepsi estetis (berdasarkan suatu keindahannya),
resepsi fungsional (berdasarkan fungsinya).1
Adapun contoh masyarakat yang meresepsi Al-Qur‟an secara
eksegesis diantaranya, seperti para ulama tafsir yang mencoba menafsirkan
Al-Qur‟an hingga akhirnya membuat kitab tafsir. Contoh, kitab tafsir Jâmiʻ
al-Bayân fî Tawîl Al-Qur‟an karya Ath-Thabari (W. 310 H/ 925 M), kitab
tafsir al-Kasysyâf ʹan Haqâiq at-Tanzîl wa ʹUyȗn at-Taʹwîl fî Wujȗh at-Taʹwîl
karya Az-Zamakhsyari (W. 538 H/ 1144 M), al- Baḫr al-Muḫîth karya Abu
Hayyan (W. 654 H- 745 H),2 Tafsir Turjumân al- Mustafîd karya Abdurra‟uf
Singkil (1024-1105 H), Tafsir al-Azhr karya Buya Hamka (1908-1981 H),
Tafsir al-Mishbâh karya Quraish Shihab,3 dan sebagainya.

1
Muhammad Ulil Abshor, “Resepsi Al-Qur‟an Msayarakat Gemawang Mlati
Yogyakarta”, dalam QOF, Vol. 3 No. 1, 2019. h. 47.
2
Ahmad Husnul Hakim IMZI, Kumpulan Kitab-Kitab Tafsir dari Masa Klasik
sampai Masa Kontemporer, (Depok: Lingkar Studi Al-Qur‟an, 2013), Cet. Ke-1, h. 6-123
3
Ahsin Sakho Muhammad, Membumikan Ulumul Qur‟an, (Jakarta: PT Qof Media
Kreativa, 2019), Cet. Ke-1, h. 237-242.

1
2

Kemudian ada juga masyarakat yang meresepsi Al-Qur‟an secara


fungsional. Misalnya, pada masa nabi Muhammad ada seorang sahabat yang
menjadikan Al-Qur‟an sebagai obat.4 Sebagaimana yang diceritakan di dalam
Hadis, bahwasanya ada seorang sahabat yang menjadikan surah Al-Fâtiḫah
sebagai obat. Pada saat itu, ada beberapa orang sahabat yang sedang berada
di dalam perjalanan. Kemudian mereka singgah disalah satu perkampungan
Arab. Sementara penduduk disana tidak menyambut mereka dengan baik.
Kemudian tiba-tiba kepala suku mereka disengat oleh kalajengking,
setelah itu penduduk disana berkata kepada para sahabat Nabi tersebut,
“Apakah diantara kalian ada yang memiliki obat atau ada yang bisa
melakukan ruqyah? Singkat cerita, kemudian ada seorang sahabat yang
segera membacakan Ummul Kitâb (al-Fâtiḫah) lalu mengumpulkan air
liurnya kemudian menyemburkannya kepada kepala suku mereka, dan kepala
suku mereka pun sembuh. Sejak saat itulah bacaan QS. Al-Fâtiḫah dijadikan
sebagai media pengobatan.5
Bahkan, di era modern seperti saat ini masih banyak juga orang yang
menjadikan Al-Qur‟an sebagai media ruqyah. Misalnya, pengobatan
alternatif Bengkel Menungso di dusun Jaten yang dilakukan oleh Tabib H.
Sukamto. Cara pengobatan alternatif di Bengkel Menungso adalah dengan
menggunakan bacaan ayat-ayat Al-Qur‟an. Apabila penyakit yang diderita
oleh pasien jenis penyakit ringan, maka pasien hanya dibacakan ayat-ayat Al-
Qur‟an dan diberi air bacaan ayat-ayat Al-Qur‟an untuk dibawa pulang

4
Hadîts Shaḫîḫ Muslim, diriwayatkan dari Yaḫyai bin Yaḫyai at- Tamîmii
menyampaikan kepada kami dari Husyaim yang mengabarkan dari Abî Bisyr, dari al-
Mutawakkil, dari Abî Saʻîd al-Khudrii. Lihat An-Nawawî, Shaḫîḫ Muslim Syarḫ al-Muslim,
Jilid 7, (Mesir: Dâr al- Hadîts, 2001), Kitâb as- Salâm, Bâb Jawâzi Akhdzi al- Ajrah ʻlâ ar-
Raqiyah bil Qurʼan wal Adzkâr, Hadis No. 2201, h. 443-444.
5
Hadîts shaḫîḫ Bukhârî, diriwayatkan dari Ibnu Abbâs, dari Nabi Muḫammad Saw.
Lihat Badruddîn Abi Muḫammad Maḫmȗd bin Aḫmad bin Mȗsai al-„Ainî al-Ḫanafî,
„Umdah al-Qârî Syarḫ Shaḫîḫ al-Bukhârî, Juz 14, (Beirȗt Libanon: Dâr al- Fikr, 2002),
Kitâb at- Thibbi, Bâb ar-Ruqai bi fâtiḫah al-Kitâb, Hadis No. 5736, h. 715-716.
3

sebagai obat penawar saat pengobatan berjalan. Sedangkan apabila pasien


menderita penyakit berat, maka pengobatan pasien akan ditambah dengan
jamu ramuan herbal yang sudah dikemas dan diracik sendiri oleh Bengkel
Menungso dengan bacaan ayat-ayat Al-Qur‟an.6
Selain itu, ada juga masyarakat yang meresepsi Al-Qur‟an dijadikan
sebagai jimat. Contohnya, sebagian masyarakat Pakandangan Barat yang
berada di Sumenep Madura menjadikan ayat-ayat Al-Qur‟an sebagai jimat.
Masyarakat Pekandangan Barat menjadikan potongan-potongan ayat Al-
Qur‟an sebagai instrumen mistis dan ritus. Potongan ayat Al-Qur‟an
dijadikan sebagai alat untuk membuka gembok, melemahkan kekuatan
lawan, melariskan perniagaan, mengusir roh jahat, dan tujuan tertentu
lainnya.7
Di samping orang meresepsi Al-Qur‟an secara eksegesis atau pun
fungsional, ada juga masyarakat yang meresepsinya secara estetis. Misalnya
seni kaligrafi, seperti yang dilakukan oleh Didin Sirojuddin A.R. Beliau
meresepsi Al-Qur‟an dalam bentuk kaligrafi dengan cara mendirikan
Lembaga Kaligrafi Al-Qur‟an (Lemka) di Jakarta dan pesantren Kaligrafi Al-
Qur‟an di Sukabumi.8 Contoh lain, salah satu masyarakat yang meresepsi Al-
Qur‟an dalam bentuk seni suara adalah Hj. Maria Ulfah, MA. Dengan cara
mendirikan Pusat Studi Tilawatil Qur‟an Baitul Qurra‟ Jakarta.9
Beragam resepsi masyarakat terhadap Al-Qur‟an, membuat penulis
tertarik untuk mengkaji seberapa jauh resepsi masyarakat terhadap Al-

6
Fuji Lestari, “Al-Qur‟an dan Penyembuhan”, Tesis, (Semarang: Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang, 2018), h. 41. Tidak diterbitkan (t.d)
7
Fathurrosyid, “Tipologi Ideologi Resepsi Al-Qur‟an di Kalangan Masyarakat
Sumenep Madura”, dalam el Harakah, Vol. 17 No. 2, 2015, h. 234.
8
Wawancara dengan salah satu murid Lembaga Kaligrafi Jakarta, Anisa Salsabila,
Jakarta, 19 November 2019, pukul 12:00 WIB- 12:30 WIB.
9
Wawancara dengan salah satu santriwati Baitul Qurra‟ Jakarta, Trisdayanti,
Jakarta, 27 November 2019, pukul 19:45 WIB- 20:11 WIB
4

Qur‟an. Selanjutnya, ada satu komunitas beladiri10 yang menarik perhatian


penulis untuk diteliti lebih lanjut yaitu, komunitas beladiri pencak silat aliran
cimande yang terdapat di Saung Pelestarian Pencak Pusaka Cimande Bogor.
Dalam beladiri pencak silat cimande terdapat keunikan-keunikan yang tidak
dimiliki oleh beladiri lain.
Keunikan-keunikan tersebut di antaranya: pertama, terdapat ta‟leq-
ta‟leq (sumpah)11 yang berhubungan dengan ayat Al-Qur‟an dan Hadis.
Kedua, Terdapat filosofi pada jurus-jurus bela diri pencak silat cimande.
filosofi yang terkandung di dalam jurus memiliki makna yang berhubungan
dengan Al-Qur‟an dan kehidupan sosial. Ketiga, Terdapat pengobatan
tradisional patah tulang yang menggunakan balur minyak cimande disertai
dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur‟an, tawasul, dan doa- doa.
Berdasarkan keunikan-keunikan beladiri pencak silat aliran cimande
di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut bagaimana resepsi santri
cimande yang berada di saung pelestarian pencak pusaka cimande terhadap
Al-Qur‟an. Sehingga penulis mengambil judul “Resepsi Santri Saung
Pelestarian Pencak Silat Cimande terhadap Al-Qur‟an”. (Studi Living Qur‟an
di Saung Pelestarian Pencak Pusaka Cimande, Bogor)

10
Di dunia ini terdapat berbagai macam jenis ilmu bela diri, di antaranya sebagai
berikut: Taekwondo yang berasal dari negara Korea, Kung Fu yang berasal dari negara
China, Pencak Silat yang berasal dari negara Indonesia, Karate yang berasal dari negara
Jepang, Muay Thai yang berasal dari negara Thailand, Systema yang berasal dari negara
Rusia, Capoeira yang berasal dari Brazil, Taido yang berasal dari Jepang, Eskrima yang
berasal dari Filipina, Tarung Serajat yang berasal dari Indonesia, dan lain sebagainya. Lihat
buku Rani Siti Fitriani dan Oman Suparman, Ensiklopedia Olahraga Beladiri, (tt.p, Kubu
Buku, 2016), Cet. Ke-1, h. 59- 94.
11
Ta‟leq menurut bahasa sumpah atau janji. Sedangkan menurut istilah ta‟leq
adalah kode etik yang harus ditaati dan dilakukan oleh siapa pun yang mengikuti bela diri
cimande, isi ta‟leq cimande dibuat berdasarkan dengan ayat-ayat Al-Qur‟an dan Hadis Nabi
saw. Di dalam kehidupan cimande ta‟leq diibaratkan seperti undang-undang yang harus
dipatuhi dan tidak boleh dilanggar oleh para pendekar cimande. Ta‟leq juga yang menjadi
dasar untuk melakukan semua kegiatan cimande. Wawancara dengan guru besar cimande, Ki
Didih, Bogor, 23 Februari 2020, pukul 16:00-17:00 WIB.
5

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas ada beberapa
permasalahan pada penelitian ini yang dapat diidentifikasi di antaranya:
a. Masyarakat di dalam meresepsi Al-Qur‟an mempunyai respon yang
beragam baik secara eksegesis, fungsional, maupun estetis.
b. Beragamnya aliran beladiri pencak silat di Indonesia, dapat
memunculkan aliran dan perguruan pencak silat yang berbeda-beda
yang sesuai dengan karakter daerahnya masing-masing.
c. Terdapat ta‟leq pada beladiri pencak silat cimande, yang mana isi
ta‟leq tersebut berhubungan dengan ayat suci Al-Qur‟an dan Hadis
Nabi saw.

2. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas penulis membatasi penelitian ini
pada aspek resepsi santri saung pelestarian pencak silat cimande
terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an. Karena banyaknya cabang ilmu bela diri
pencak silat di Indonesia maka penulis membatasi hanya meneliti ilmu
bela diri pencak silat aliran cimande yang berada di daerah Jl. Mayjend.
HE Sukma Talang 2 Cimande, Kp. Tarikolot RT 08/ RW 03 No. 08 Desa
Cimande, Kecamatan Caringin-Kabupaten Bogor, Jawa Barat-Indonesia
(Saung Pelestarian Pencak Pusaka Cimande).

3. Perumusan Masalah
Sebagaimana pembatasan masalah diatas, berikut ini adalah rumusan
masalah yang akan dikaji, yaitu:
a. Bagaimana resepsi santri saung pelestarian pencak silat cimande
terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an?
6

b. Bagaimana makna dibalik fenomena resepsi santri saung pelestarian


pencak silat cimande terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an?

C. Tujuan Penelitian
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk:
1. Mentipologikan bagaimana resepsi santri saung pelestarian pencak silat
cimande terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an
2. Menganalisa makna dibalik fenomena resepsi santri saung pelestarian
pencak silat cimande terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:


1. Secara teoritis, sebagai kontribusi dalam memperkaya ilmu pengetahuan,
khususnya dalam bidang kajian ilmu Al-Qur‟an dan tafsir yang tidak
hanya mengkaji secara text tetapi melihat juga dari aspek bagaimana
masyarakat merespon Al-Qur‟an itu sendiri.
2. Secara praktis, memberikan konsep baru dalam bidang keilmuan agama
dan pelestarian-budaya.

E. Tinjauan Pustaka
Penulis telah melakukan penelusuran kajian pustaka terhadap tema
yang akan penulis ambil. Penulis menemukan beberapa penelitian yang
berkaitan dengan Beladiri pencak silat di antaranya:
1. Skripsi yang ditulis oleh Awit Gending Adriani, dengan judul
“Perbandingan Ibing Pencak Silat Aliran Cimande dan Terumbu
Banten”. Fokus penelitian ini terdapat pada persamaan dan perbedaan
dari pencak silat aliran cimande dan terumbu Banten. Skripsi ini
7

menggunakan metode deskriptif analisis. Hasil penelitian skripsi ini


menyimpulkan bahwa pencak silat aliran cimande dan pencak silat
terumbu Banten memiliki perbedaan dari pasangan kuda-kuda serta jurus
intinya. Kemudian persamaan antara skripsi ini dengan skripsi yang akan
penulis teliti terletak pada temanya (sama-sama membahas tentang
beladiri pencak silat). Kemudian sama-sama membahas tentang gerakan
pencak silat. Untuk perbedaan antara skripsi ini dengan skripsi yang
akan penulis teliti terletak pada objek tempatnya (skripsi ini membahas
tentang beladiri pencak silat cimande yang berada di Banten sedangkan
penulis akan mengkaji beladiri pencak silat yang berada di Bogor).
Selain itu perbedaan juga terletak pada fokus penelitian (skripsi ini fokus
mencari persamaan dan perbedaan antara pencak silat cimande Banten
dengan terumbu Banten. Sedangkan fokus penelitian yang akan dikaji,
penulis ingin mengetahui bagaimana resepsi para santri cimande Bogor
terhadap Al-Qur‟an). Penelitian ini memberi kontribusi kepada penulis
dari aspek gerakan beladiri pencak silat.12
2. Skripsi yang ditulis oleh Amiroh Al-Makhfudhoh, dengan judul
“Pendidikan Karakter Anak Melalui Kegiatan Pencak Silat Pagar Nusa
di SD Nahdlatul Ulama Bangil”. Fokus penelitian ini adalah ingin
mengetahui bagaimana pencak silat pagar nusa bisa berperan sebagai
pendidikan karakter. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian skripsi ini
menunjukkan bahwa proses pelaksanaan kegiatan pencak silat pagar
nusa dalam pendidikan karakter adalah melaksanakan kegiatan rutin
yang dilakukan dengan beberapa tahap. Kemudian persamaan antara
skripsi ini dengan skripsi yang akan penulis teliti terletak pada temanya,
12
Awit Gending Adriani, “Perbandingan Ibing Pencak Silat Aliran Cimande dan
Terumbu Banten”, Skripsi, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2016), h.
5, tidak diterbitkan (t.d)
8

pendekatan yang digunakan sama-sama menggunakan pendekatan


kualitatif, sama-sama membahas tentang fungsi beladiri pencak silat
yang dapat berperan untuk mendidik karakter. Perbedaannya antara
skripsi ini dengan skripsi yang penulis akan teliti terletak pada objek
penelitiannya (skripsi ini meneliti beladiri pencak silat pagar nusa
sedangkan penulis akan meneliti beladiri pencak silat aliran cimande
yang berada di Bogor). Selain itu perbedaan juga terletak pada metode
yang digunakan. Penelitian ini memberikan kontribusi kepada penulis
pada aspek pembahasan tentang bagaimana pendidikan karakter melalui
beladiri pencak silat.13
3. Skripsi yang ditulis oleh Nur Sahid, “Filosofi Gerakan Pembukaan
Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate dan Implikasinya Terhadap
Pengembangan Personality (Studi Kasus pada UKM Beladiri di IAIN
Ponorogo)”. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui filosofi
gerakan pembukaan pencak silat persaudaraan setia hati Terate (PSHT),
untuk mengembangkan personality pada mahasiswa UKM Beladiri IAIN
Ponorogo. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa filosofi gerakan pembukaan pencak
silat PSHT memiliki hasil yang cukup baik. Karena selain berkonsentrasi
pada pembinaan jasmani pencak silat juga dapat digunakan sebagai
pembinaan kejiwaan, keberagamaan, dan sikap sosial. Kemudian
persamaan antara skripsi ini dengan skripsi yang akan penulis kaji adalah
terdapat pada temanya, sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif,
sama-sama meneliti tentang filosofi gerakan pencak silat. Sedangkan
perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang akan dikaji terletak pada objek
jenis beladirinya (skripsi ini membahas tentang filosofi gerakan PSHT,
13
Amiroh Al-Makhfudhoh, “Pendidikan Karakter Anak Melalui Kegiatan Pencak
Silat Pagar Nusa di SD Nahdlatul Ulama Bangil”, Skripsi, (Malang: Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2017), h. xix, tidak diterbitkan (t.d)
9

sedangkan penulis akan mengkaji bagaimana filosofi gerakan pencak


silat cimande yang berada di Bogor). Selanjutnya perbedaan juga
terletak pada hasil akhir yang ditemukan. Penelitian ini memberikan
kontribusi kepada penulis terletak pada aspek gerakan pencak silat yang
mengandung filosofi.14
4. Skripsi yang ditulis oleh Bella Aisyah Febricessa, dengan judul
“Motivasi Mahasiswa Mengikuti Beladiri Pencak Silat di Universitas
Sriwijaya”. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi
peserta dalam mengikuti pencak silat dilihat dari faktor intrinsik dan
ekstrinsik. Hasil penelitian ini adalah pada aspek alasan peserta dalam
mengikuti beladiri pencak silat menunjukkan bahwa motivasi mereka
dalam mengikuti pencak silat dikategorikan tinggi, karena motivasinya
berasal dari dalam diri mereka sendiri dan juga didukung oleh hasil nilai
kenaikan tingkat mereka mendapat predikat nilai baik. Adapun faktor
penghambat yang ditemukan tidak terlalu mempengaruhi dalam
pelaksanaan kegiatan latihan yang membuat turunnya minat dan
semangat peserta untuk latihan. Persamaanya antara skripsi ini dengan
skripsi yang akan penulis teliti adalah terletak pada temanya, sama-sama
membahas tentang faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan
pencak silat. Perbedaannya antara skripsi ini dengan skripsi yang akan
penulis teliti terletak pada pendekatan yang digunakan (skripsi ini
memakai pendekatan kuantitatif sedangkan skripsi yang akan penulis
teliti menggunakan pendekatan kualitatif). Selanjutnya perbedaan juga
terletak pada tempat penelitian skripsi ini, dengan skripsi yang akan
penulis teliti. Penelitian ini memberikan kontribusi kepada penulis untuk

14
Nur Sahid, “Filosofi Gerakan Pembukaan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati
Ternate dan Implikasinya Terhadap Pengembangan Personality (Studi Kasus pada UKM
Beladiri di IAIN Ponorogo)”, Skripsi, (Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2017), h. 2-7, tidak
diterbitkan (t.d)
10

mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan pencak


silat.15
5. Skripsi yang ditulis oleh Nisa Adzimatinur, dengan judul “Penanaman
Karakter Percaya Diri Siswa pada Program Ekstrakukurikuler Pencak Silat
Tapak Suci di MI Muhammadiyah Kembaran Wetan Kaligondang
Purbalingga”. Fokus penelitian ini adalah menanamkan karakter percaya diri
pada siswa lewat program ekstrakurikuler pencak silat tapak suci di MI
Muhammadiyah Kembaran Wetan Kaligondang Purbalingga. Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa penanaman karakter percaya diri siswa lewat program
ekstrakurikuler pencak silat tapak suci melalui 5 cara, yaitu; keikutsertaan
siswa dengan ekstrakurikuler pencak silat tapak suci, melakukkan latihan
secara berulang-ulang, memberi kesempatan sukses, dorongan dari pelatih,
serta menciptakan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan. Kemudian
persamaan antara skripsi ini dengan penelitian yang akan penulis kaji ada
pada temanya (sama-sama membahas tentang beladiri pencak silat).
Selanjutnya sama-sama membahas tentang fungsi beladiri pencak silat
terhadap karakter seseorang, pendekatan yang digunakan sama-sama
kualitatif. Perbedaannya adalah skripsi ini fokus membahas tentang
penanaman karakter sedangkan fokus penulis adalah bagaimana resepsi para
santri cimande terhadap Al-Qur‟an, kemudian perbedaan juga terlihat dari
objek beladiri pencak silat yang dikaji (skripsi ini fokus meneliti beladiri
pencak silat tapak suci, sedangkan penulis fokus pada beladiri pencak silat
cimande yang berada di Bogor). Penelitian ini memberikan kontribusi kepada

15
Bella Aisyah Febricessa, “Motivasi Mahasiswa Mengikuti Beladiri Pencak Silat
di Universitas Sriwijaya”, Skripsi, (Universitas Sriwijaya, 2019), h. 8, tidak diterbitkan (t.d)
11

penulis terdapat pada pembahasan tentang fungsi beladiri pencak silat


terhadap karakter seseorang. 16

F. Kerangka Teori / landasan teori

Ajaran-ajaran Islam yang tertuang di dalam Al-Qur‟an telah menyatu


sedemikian kuat dengan budaya. Sehingga, Al-Qur‟an berfungsi sebagai inti
dari kebudayaan yang memuat ajaran moral dan etika yang menyelimuti
seluruh sendi kehidupan masyarakat.17 Adanya fenomena ta‟leq dalam
beladiri pencak silat aliran cimande, berfungsi untuk mengatur seluruh
aktivitas santri pencak silat cimande. Berdasarkan peristiwa tersebut, penulis
ingin mengungkap bagaimana fenomena di balik gejala tersebut.
Untuk mengungkap fenomena di balik gejala tersebut penulis
menggunakan teori resepsi Al-Qur‟an. Ahmad Rofiq membagi kajian resepsi
Al-Qur‟an ke dalam resepsi eksegesis, fungsional, dan estetis. Resepsi
eksegesis yaitu Al-Qur‟an dibaca, difahami, ditafsirkan, dan diajarkan.
Resepsi fungsional yaitu Al-Qur‟an dihormati dan dimuliakan karena Al-
Qur‟an memiliki nilai magis yang tinggi (Al-Qur‟an dinikmati dari segi
fungsinya). Resepsi estetis yaitu Al-Qur‟an dinikmati dari segi
18
keindahannya.
Untuk menggali resepsi eksegesis pada penelitian ini, penulis
mencoba menggali dari aspek ta‟leq cimande. Isi dari ta‟leq cimande ini
berdasarkan dengan Al-Qur‟an dan Hadis. Kemudian untuk menggali resepsi
estetis pada penelitian ini, penulis akan menggalinya dari aspek gerakan-

16
Nisa Adzimatinur, “Penanaman Karakter Percaya Diri Siswa pada Program
Ekstrakukurikuler Pencak Silat Tapak Suci di MI Muhammadiyah Kembaran Wetan
Kaligondang Purbalingga”, Skripsi, (Purwokerto: IAIN Purwokerto. 2017), h. 10, tidak
diterbitkan (t.d)
17
Fathurrosyid, “Tipologi Ideologi Resepsi Al-Qur‟an di Kalangan Masyarakat
Sumenep Madura”, dalam Jurnal el Harakah, Vol. 17 No. 2, 2015, h. 220.
18
Muhammad Ulil Abshor, “Resepsi Al-Qur‟an Msayarakat Gemawang Mlati
Yogyakarta”, dalam Jurnal QOF, Vol. 3 No. 1, 2019. h.47-50.
12

gerakan beladiri pencak silat cimande yang mengandung filosofi-filosofi


yang berkaitan dengan Al-Qur‟an dan kehidupan sosial. Sementara untuk
mengungkap resepsi fungsional pada penelitian ini, penulis mencoba
mengupasnya dari segi pengobatan patah tulang cimande yang menggunakan
ayat Al-Qur‟an sebagai media pengobatan.
Kemudian untuk mengungkap makna di balik gejala dari fenomena
tersebut, penulis menggunakan pendekatan sosiologi pengetahuan milik Karl
Mannheim. Menurut Mannheim, sosiologi pengetahuan adalah pembelajaran
secara sistematis terhadap pengetahuan, gagasan, dan fenomena intelektual
umum. Mannheim mengaitkan antara gagasan tentang kelompok dengan
kedudukannya dalam struktur sosial.19 Pada teori sosiologi ini Karl
Mannheim membedakan macam-macam makna yang terdapat di dalam
tindakan sosial.
Macam-macam makna tersebut dibedakan menjadi tiga, yaitu:
pertama, makna objektif adalah makna yang ditentukan oleh konteks sosial
atau bisa disebut juga makna asli (makna dasar). Kedua, makna ekspresif
adalah makna dari setiap pelaku tindakan. Ketiga, makna dokumenter adalah
makna yang sering kali pelaku tersembunyi, sehingga pelaku tidak
sepenuhnya menyadari bahwa aspek yang sedang diekspresikan
menunjukkan kepada kebudayaan.
Untuk kasus penggunaan Al-Qur‟an pada ta‟leq cimande, makna
objektif bisa dilihat melalui teks-teks keagamaan yang berbicara sesuai
dengan ayat-ayat Al-Qur‟an yang berada di dalam ta‟leq cimande. Kemudian
untuk makna expresif yang pada praktiknya Ki Didih, para santri, dan warga
yang tinggal di sekitar saung pencak memposisikan diri sebagai perantara
terhadap praktik penggunaan Al-Qur‟an. Kemudian untuk makna

19
Herman Arisandi, Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Sosiologi dari Klasik
sampai Modern, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2015), Cet. Ke-1, h. 83
13

dokumenter, makna ini diperoleh dari melihat posisi terapi Al-Qur‟an


terhadap konteks.20

G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penyusunan penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif
studi living Qur‟an. Living Qur‟an adalah ilmu tentang menghidupkan
Al-Qur‟an di tengah-tengah masyarakat atau bisa disebut juga ilmu
yang mengkaji tentang gejala-gejala Al-Qur‟an di tengah kehidupan
umat manusia.21 Bahan-bahan yang diperoleh nantinya merupakan hasil
dari data kepustakaan dan penelitian lapangan.
2. Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian ini terletak di Saung Pelestarian Pencak
Pusaka Cimande, milik Ki Didih yang berada di Jl. Mayjend. HE
Sukma Talang 2 Cimande, Kp. Tarikolot, Desa Cimande, Kecamatan
Caringin-Kabupaten Bogor, Jawa Barat-Indonesia (Saung Pelestarian
Pencak Pusaka Cimande). Penelitian ini berlangsung mulai dari bulan
November hingga bulan Juli. Satu minggu selama penelitian, penulis
tinggal di saung pelestarian pencak silat cimande.
Selama satu minggu penulis fokus meneliti dan mengamati
keadaan di saung pencak beserta aktivitas santri cimande di saung
pencak. Penulis mencoba mengikuti pembuatan balur minyak
cimande bersama dengan guru besar cimande dan mencoba berdialog
dengan beliau di waktu senggang, kemudian penulis juga

20
Abdul Hadi, “Bacaan Ayat Al-Qur‟an Sebagai Pengobatan”, Skripsi, (UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2015), h. 14-15, tidak diterbitkan (t.d)
21
Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur‟an-Hadis Ontologi, Epistemologi,
dan Aksiologi, (Tangerang: Maktabah Darus-Sunnah, 2019), Cet. Ke-1, h. 29
14

bersilaturahmi ke pengobatan patah tulang cimande yang masih ada


kaitannya dengan beladiri cimande dan balur minyak ini.
3. Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder.
Adapun yang menjadi sumber primer pada penelitian ini sebanyak 22
orang, yang terdiri dari 2 guru besar pencak silat cimande (Ki Didih
dan Wa Darma), 13 santri senior, 5 orang santri junior, dan 2 orang
warga yang tinggal di sekitar saung pencak. Penulis mengambil jumlah
responden hanya sebanyak 22 orang dikarenakan pada saat penulis
mewawancarai secara langsung santri cimande, saat itu santri-santri
yang hadir latihan tidak terlalu banyak sehingga penulis hanya
mewawancarai 7 orang santri.
Kemudian penulis juga melakukan wawancara lewat google form
dan penulis telah menyebarkan link pertanyaan google form tersebut
kepada santri-santri cimande junior dan senior, akan tetapi karena
banyak diantara mereka yang sedang sibuk dan pada akhirnya santri
yang mengisi link google form tersebut hanya berjumlah sebanyak 11
orang.
Penulis juga melibatkan 2 orang warga yang tinggal di sekitar saung
pencak silat cimande untuk diwawancarai secara langsung, tujuan
penulis mewawancarai warga tersebut agar penulis mengetahui
bagaimana pandangan warga sekitar terhadap bela diri pencak silat
cimande. Kemudian sumber sekunder pada penelitian ini adalah seperti
dokumentasi berupa buku, foto, catatan, dan video.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti berdasarkan
objek kajian sebagaimana judul yang telah diajukan adalah:
15

a. Observasi
Observasi terbagi menjadi dua, yaitu observasi partisipan dan
observasi non partisispan. Observasi partisipan adalah sebuah
metode yang mana peneliti hidup bersama dengan masyarakat
yang sedang diteliti, kemudian mengikuti dan mengambil kegiatan
sehari-hari masyarakat yang diteliti, mencoba berbaur dengan
masyarakat sekitar yang sedang diteliti, kemudian merekam
informasi-informasi yang didapat.22
Sedangkan observasi non partisipan adalah sebuah metode
yang mana penulis tidak hidup secara langsung bersama
masyarakat yang sedang diteliti. Adapun pada penelitian ini
penulis menggunakan observasi partisipan, yaitu penulis terjun
langsung dan hidup bersama dengan para santri pencak silat
cimande.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan tanya jawab yang
dilakukan untuk menggali informasi-informasi tentang beladiri
cimande ini, dan tentang bagaimana resepsi santri pencak silat
cimande terhadap Al-Qur‟an, sehingga sangat diharapkan kepada
narasumber dapat mengungkapkan dengan baik pengalaman dan
pengetahuan tentang beladiri cimande ini dan bagaimana mereka
meresepsi ajaran-ajaran Al-Qur‟an yang berada di ta‟leq cimande.
Wawancara yang akan dilakukan yaitu wawancara terstruktur dan
tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur adalah teknik wawancara yang
mana pewawancara sudah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan

22
Muhammad Irsad, “Resepsi Eksegesis Umat Islam Terhadap Budaya Sedekah”,
dalam Jurnal Sosial Budaya, Vol. 16 No. 1, 2019, h. 76-77.
16

yang akan ditanyakan kepada narasumber. Kemudian wawancara


tidak terstruktur adalah teknik wawancara yang mana
pewawancara belum menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan
ditanyakan kepada narasumber, jadi pertanyaan-pertanyaan
tersebut datang secara spontan tanpa direncanakan tetapi
pewawancara sudah menyiapkan poin-poin besar yang ingin
ditanyakan kepada narasumber. Adapun jumlah responden yang
akan diwawancari berjumlah sebanyak 22 orang.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian merupakan sarana
pendukung data berupa buku pustaka, catatan, foto, laporan, dsb.
Peneliti akan mengambil catatan berupa rekaman. Jadi, sistemnya
penulis mewawancarai narasumber kemudian merekamnya dan
menyalinya sebagai catatan tertulis.
5. Teknik Analisa Data
Pengolahan data bisa disebut juga teknik analisa data atau
penafsiran data. Teknik analisa data adalah rangkaian kegiatan
penelaahan, pengelompokkan, sistematisasi, penafsiran dan vertifikasi
data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah.
Teknik Analisa data penelitian kualitatif bersifat interatif
(berkelanjutan) dan dikembangkan sepanjang program.23 Analisa data
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi beberapa langkah,
sebagai berikut:
Pertama, tahap pengumpulan data (dokumentasi, wawancara,
observasi). Penulis mencoba memilah-milah dan menyeleksi data
sehingga didapatkan data-data yang sesuai dengan penelitian.

23
Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-1, h. 191-192
17

Kedua, metode analisis. Pada tahap ini penulis melakukan


organisasi data mengaitkan hubungan antar fakta tertentu menjadi data
kemudian mengkaitkan antara data yang satu dengan data yang lainnya.
Ketiga, penulis melakukan penafsiran terhadap data, agar data
tersebut memiliki makna. Kemudian dalam proses ini menghasilkan
jawaban dari rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif, yaitu menganalisis data yang telah dideskripsikan dengan
cara membangun tipologi. Untuk mengungkap fenomena dibalik gejala
penulis menggunakan teori resepsi Al-Qur‟an. Ahmad Rofiq membagi
kajian resepsi Al-Qur‟an ke dalam resepsi fungsional. Eksegesis, dan
estetis.
Kemudian penulis juga menggunakan pendekatan sosiologi pengetahuan
milik Karl Mannheim untuk mengungkap makna dibalik gejala. Peneliti
mencoba memaparkan data dan menjabarkan argumen yang diperoleh dari
hasil dokumentasi, wawancara, observasi yang berkaitan dengan penelitian
ini.24

H. Teknik dan Sistematika Penulisan

Teknik penulisan merujuk kepada pedoman yang diberlakukan di


Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta tahun 2017. Adapun sistematika
penulisan bertujuan untuk menjelaskan bagian-bagian yang akan ditulis dan
dibahas di dalam penelitian ini secara sistematis.
Untuk mempermudah teknik dan sistematika penulisan, pembahasan
skripsi ini dibagi menjadi lima bab, sebagai berikut:

24
Abdul Hadi, “Bacaan Ayat Al-Qur‟an Sebagai Pengobatan”, Skripsi, (UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2015), h.19-20, tidak diterbitkan (t.d)
18

Bab 1: Pendahuluan. Dalam bab ini penulis mencoba menguraikan


latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka
teori, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Pada bab ini Penulis akan mendeskripsikan tentang
gambaran umum pencak silat cimande. Penulis akan memaparkan tentang
gambaran umum desa Cimande seperti letak geografis dan kondisi sosio-
geografis (keadaan penduduk, keadaan ekonomi, keadaan pendidikan,
keadaan keagamaan, keadaan sosial budaya) kemudian pada bab ini juga
akan dibahas tentang gambaran umum saung pelestarian pencak silat
cimande seperti lokasi saung pencak silat cimande, aktivitas pencak silat
cimande di saung pencak, deskripsi pribadi Ki Didih dan Pencak silat
cimande (biografi Ki Didih dan sejarah pencak silat aliran cimande).
Bab III : Pada bab ini penulis mencoba membahas tentang fenomena
pencak silat dan ta‟leq cimande sebagai living Qur‟an. Penulis akan
memaparkan deskripsi pencak silat cimande (pra-pencak silat cimande,
proses pencak silat cimande, pasca pencak silat cimande), gerakan pencak
silat cimande dan fiosofinya, ta‟leq dan maknanya dalam pencak silat
cimande, pengobatan balur minyak cimande, Faktor Pendukung dan
Penghambat.
Bab IV : Pada bab ini penulis mencoba menganalisa resepsi santri
cimande terhadap Al-Qur‟an dan makna pencak silat. Penulis akan
memaparkan tentang tipologi resepsi santri cimande terhadap Al-Qur‟an
(resepsi eksegesis, resepsi fungsional, resepsi estetis) dan makna
penggunaan Al-Qur‟an dalam pencak silat cimande (makna obyektif, makna
ekspresive, makna dokumenter).
19

Bab V : Penutup. Pada bab terakhir ini, penulis mencoba


memberikan kesimpulan dan saran-saran penelitian. Selain itu penulis juga
menyertakan daftar pustaka.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
kehadiran Al-Qur‟an di kehidupan manusia tidak menutup mata manusia
untuk melihatnya. Karena inilah manusia dapat menikmati Al-Qur‟an
dari berbagai sisi sesuai dengan latar belakang, lingkungan dan
bidangnya masing-masing. Hal inilah yang mengakibatkan munculnya
berbagai resepsi dan pemaknaan terhadap Al-Qur‟an. Adapun
kesimpulan dari penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Fenomena santri saung pelestarian pencak silat cimande terhadap
ayat-ayat Al-Qur‟an dibagi menjadi tiga resepsi, yaitu: resepsi
fungsional, estetis, dan eksegesis. Adapun resepsi fungsional yang
terlihat di dalam beladiri pencak silat cimande yaitu dengan mereka
meresepsi Al-Qur‟an sebagai media pengobatan dan sebagai petunjuk.
Hal ini terlihat jelas ketika proses pengobatan patah tulang
berlangsung mereka menggunakan ayat-ayat Al-Qur‟an, doa-doa, dan
tawasul. Ayat-ayat Al-Qur‟an, doa-doa, dan tawasul tersebut
dipercaya sebagai perantara sembuhnya pasien. Selain itu mereka
juga menjadikan ta‟leq cimande sebagai petunjuk di dalam kehidupan
mereka. Kemudian resepsi estetis yang terlihat di dalam beladiri
pencak silat cimande, terlihat pada gerakan-gerakan beladiri pencak
silat cimande yang memiliki makna filosofi yang mana makna filosofi
tersebut terlahir dari Al-Qur‟an. Terakhir, resepsi eksegesis terlihat
dari bagaimana Ki Didih memberikan penjelasan kepada para santri
mengenai ta‟leq, ta‟leq ini adalah sebuah sumpah yang harus ditaati
oleh para santri. Sementara itu isi dari ta‟leq cimande berhubungan
dengan ayat Al-Qur‟an.

96
97

2. Makna penggunaan ayat-ayat Al-Qur‟an dikalangan santri saung


pelestarian pencak silat cimande terbagi menjadi tiga makna yaitu:
makna objektif, makna ekspresif, dan makna dokumenter. Adapun
makna objektif yang terkandung di dalam beladiri pencak silat
cimande termuat dalam ta‟leq cimande. Ta‟leq yang berisi ayat-ayat
Al-Qur‟an kemudian dijadikan sebuah aturan yang sakral dan harus
ditaati oleh orang-orang yang ingin belajar beladiri pencak silat
cimande dan masyarakat desa cimande. Adapun fungsi ta‟leq dalam
beladiri pencak silat cimande agar para santri cimande memiliki
akhlak yang mulia dan sebagai media dakwah. Kemudian makna
ekpresif yang terkandung di dalam beladiri pencak silat cimande
menurut Ki Didih beladiri pencak silat cimande adalah syiar, beladiri
pencak silat cimande dan Al-Qur‟an memiliki kaitan yang sangat erat.
Makna ekspresif menurut santri pencak silat cimande yaitu sebagai
salah satu media dakwah para wali terdahulu, kemudian didalam
beladiri pencak silat cimande juga terdapat ta‟leq yang harus dipatuhi.
Makna ekspresif menurut warga yang tinggal di sekitar saung pencak
silat cimande, beladiri pencak silat cimande dan ta‟leq adalah salah
satu alat alternatif untuk pembenaran akhlak. Kemudian makna
dokumenter yang terkandunng di dalam beladiri pencak silat cimande
adalah dengan adanya beladiri pencak silat cimande, ta‟leq cimande,
dan media pengobatan balur minyak cimande tanpa mereka sadari
atau tidak semua ini telah menjadi suatu kebudayaan yang
menyeluruh.
98

B. Saran
Setelah melakukan penelitian, maka terdapat beberapa saran,
diantaranya:
1. Untuk masyarakat secara umum, teruslah mendalami Ilmu agama
sesuai dengan bidangnya masing-masing. Karena dengan
mendalami sesuatu sesuai dengan bidangnya masing-masing maka
segalanya akan terasa lebih indah, hingga pada akhirnya
tumbuhlah rasa cinta dan ikhlas dihati untuk mempelajarinya.
2. Untuk orang-orang yang berperan di dalam dunia keagamaan,
teruslah berdakwah. Serta membuat metode-metode dakwah yang
mudah, kreatif, dan yang cocok dengan karateristik masyarakat.
Agar masyarakat dapat lebih mudah memahami Islam secara luas.
3. Untuk mahasiswa/mahasiswi yang berada di kampus Islam, agar
senantiasa mempelajari kajian Living Qur‟an. Agar mengetahui
bahwa Al-Qur‟an yang buming di dalam kehidupan masyarakat
bukan hanya Al-Qur‟an yang berbentuk mushaf atau bacaan saja.
Tetapi, ternyata ada juga Al-Qur‟an yang hidup di tengah-tengah
masyarakat.
4. Dan untuk penelitian saya, diperlukan pengembangan lebih lanjut
dari aspek yang lainnya. Sehingga sudut pandang dan referensi
yang didapat akan lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA

Abshor, Muhammad Ulil, Resepsi Al-Qur‟an Msayarakat Gemawang Mlati


Yogyakarta, dalam jurnal QOF, Vol. 3 No. 1, tahun 2019.

Adriani, Awit Gending , Perbandingan Ibing Pencak Silat Aliran Cimande


dan Terumbu Banten, Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung, 2016.

Adzimatinur, Nisa, Penanaman Karakter Percaya Diri Siswa pada Program


Ekstrakukurikuler Pencak Silat Tapak Suci di MI Muhammadiyah
Kembaran Wetan Kaligondang Purbalingga, Skripsi, IAIN Purwokerto.
2017.

Arisandi, Herman, Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Sosiologi dari


Klasik sampai Modern, Yogyakarta: IRCiSoD, 2015.

Fathurrosyid, “Tipologi Ideologi Resepsi Al-Qur‟an di Kalangan Masyarakat


Sumenep Madura”, dalam jurnal el Harakah, Vol. 17 No. 2, tahun
2015.

Febricessa , Bella Aisyah, Motivasi Mahasiswa Mengikuti Beladiri Pencak


Silat di Universitas Sriwijay, Skripsi, Universitas Sriwijaya, 2019.

Fitriani, Rani Siti dan Suparman, Oman, Ensiklopedia Olahraga Beladiri,


tt.p: Kubu Buku, 2016.

Hadi, Abdul, “Bacaan Ayat Al-Qur‟an Sebagai Pengobatan”, Skripsi. UIN


Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015.

Hasbillah, Ahmad „Ubaydi, Ilmu Living Qur‟an-Hadis Ontologi,


Epistemologi, dan Aksiologi, Tangerang: Maktabah Darus-Sunnah,
2019.

IMZI, Ahmad Husnul Hakim, Kumpulan Kitab-Kitab Tafsir dari Masa


Klasik sampai Masa Kontemporer, Depok: Lingkar Studi Al-Qur‟an,
2013.

Irsad, Muhammad, “Resepsi Eksegesis Umat Islam Terhadap Budaya


Sedekah”, dalam jurnal Sosial Budaya, Vol. 16 No. 1, tahun 2019.
99
100

Lestari, Fuji, “Al-Qur‟an dan Penyembuhan”, Tesis, Semarang: Universitas


Islam Negeri Walisongo Semarang, 2018. Tidak diterbitkan (t.d).

Mahmud, Al-Allamah Badrudin Abu Muhammad, Sahih Bukhari, Jakarta:


Darul Fikr, t.th.

Makhfudhoh, Amiroh, Pendidikan Karakter Anak Melalui Kegiatan Pencak


Silat Pagar Nusa di SD Nahdlatul Ulama Bangil, Skripsi, Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2017.

Muhammad, Ahsin Sakho, Membumikan Ulumul Qur‟an, Jakarta: PT Qof


Media Kreativa, 2019.

An-Nawawi, Sahih Muslim, Jakarta: Darul Hadis, t.th.

Qudsy, Saifuddin Zuhri dan Dewi, Subkhani Kusuma, Living Hadis Praktik,
Resepsi, Teks, dan Transmisi, Yogyakarta: Q-Media, 2018.

Sahid, Nur, Filosofi Gerakan Pembukaan Pencak Silat Persaudaraan Setia


Hati Ternate dan Implikasinya Terhadap Pengembangan Personality
(Studi Kasus pada UKM Beladiri di IAIN Ponorogo), Skripsi, IAIN
Ponorogo, 2017.

Suprayogo, Imam, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, Bandung:


PT.Remaja Rosdakarya, 2001.

Waridah, Emawati, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. KAWAHmedia,


2017.

Wawancara dengan guru besar cimande, Ki Didih, Bogor, 20 September


2019.

Wawancara dengan salah satu murid Lembaga Kaligrafi Jakarta, Anisa


Salsabila, Jakarta, 19 November 2019.

Wawancara dengan salah satu santriwati Baitul Qurra‟ Jakarta, Trisdayanti,


Jakarta, 27 November 2019.
101

Wawancara dengan Pak Herto, keturunan (anak cucuk) dari pendiri


pengobatan patah tulang balur minyak cimande, pada hari Jum‟at, 21
Februari 2020.

Wawancara dengan Sekretaris Kelurahan Desa cimande, Herlan Budiman,


Bogor, 19 Februari 2020.

Wawancara dengan guru besar cimande, Ki Didih, Bogor, 20 Februari 2020,


pukul 15:00 WIB.

Wawancara dengan salah satu buruh tani di Desa cimande, Eji, Bogor, 22
Februari 2020.

Wawancara dengan Presiden Pencak Silat Inggris dan Eropa, Aidinal al-
Rasyid Halil, 22 Februari 2020.

Wawancara dengan guru besar cimande, Ki Didih, Bogor, 23 Februari 2020.

Wawancara dengan guru besar cimande, Ki Didih, Bekasi, 9 April 2020.

Wawancara dengan salah satu pelatih santri pencak silat cimande saung
pencak, Uus Kusnadi, Bekasi, 12 Mei 2020.

Wawancara dengan guru cimande, Wa Darma, Bekasi, 6 juni 2020.

Wawancara dengan M. yunus Arya Putra, pada hari selasa, 28 Juli 2020.

Wawancara dengan Yogi Febriansyah, pada hari kamis, 18 Juni 2020.

Wawancara dengan Adinda Sulistia, pada hari minggu, 5 Juli 2020.

Wawancara dengan Fineu Eliza, pada hari selasa, 30 Juni 2020.

Wawancara dengan Fadil, pada hari minggu, 5 Juli 2020.


102

Wawancara dengan M. yunus Arya Putra, Yogi Febriansyah, Adinda Sulistia,


Fineu Eliza, dan Fadil pada hari selasa, 30 Juni 2020.

Wawancara dengan Ahmad. S, pada hari selasa, 28 Juli 2020.

Wawancara dengan Sugara, pada hari selasa, 28 Juli 2020.

Wawancara dengan Ahmad. S, Sugara, M. Yunus Arya Putra, pada hari


selasa, 28 Juli 2020.

Wawancara dengan Uus Kusnadi, pada hari kamis, 18 Juni 2020.

Wawancara dengan Yatma, pada hari kamis, 19 Juni 2020.

Wawancara dengan Ahmad. S, Yatma, dan M. Yunus Arya Putra, pada hari
selasa, 28 Juli 2020.

Wawancara dengan Ahmad Zabal, Pada Hari Minggu, 23 Februari 2020.

Wawancara dengan Muhammad Royani, Pada Hari Minggu, 23 Februari


2020.

Wawancara dengan Agil Agustian, Pada Hari Minggu, 23 Februari 2020.

Wawancara dengan Sugara dan M. Yunus Arya Putra, pada hari selasa, 28
Juli 2020.

Wawancara dengan Siti Sagita, pada hari senin, 22 juni 2020.

Wawncara dengan Uus Kusnadi dan Fineu Eliza, pada hari kamis, 18 Juni
2020.

Wawancara dengan Arya Kusumah, Sugara, dan M. Yunus Arya Putra, pada
hari selasa, 28 Juli 2020.
103

Wawancara dengan Ki Didih, Yatma, Uus Kusnadi, dan fadil, pada hari
kamis, 19 Juni 2020.

Wawancara dengan Ahmad. S, Sugara, dan Yatma, pada hari selasa, 28 Juli
2020.

Wawancara dengan Yatma, Fineu Eliza, dan Siti Sagita, pada hari kamis, 19
Juni 2020.

Wawancara dengan Yogi Febriansyah, Sugara, dan Ahmad. S, pada hari


selasa, 28 Juli 2020.

Wawancara dengan Uus Kusnadi, Fadil, dan Adinda Sulistia, pada hari
kamis, 18 Juni 2020.

Wawancara dengan Hj. Agus, pada hari Rabu, 19-02-2020

Wawancara dengnan Eka Ismayanti, pada hari jum‟at, 21-02-2020.

Profil Desa Cimande, didapatkan dari Sekretaris Kelurahan desa Cimande,


pada tanggal 19 Februari 2020tidak diterbitkan (t.d).

Ketua Umum P3.SC, Petunjuk Pembinaan Pencak Silat Cimande, Bogor,


didapatkan pada tanggal 20 Februari 2020, tidak diterbitkan (t.d).

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an Kementerian Agama Republik


Indonesia, Al-Qur‟an Terjemah dan Tajwid, Bandung: Sygma, 2014.

Maktabah Syâmilah, Kitâb Shoḫîḫ al-Bukhârî


104

Diambil dari Youtube atas akun Trans7 Official, Ragam Indonesia Cimande
Cai Iman Anu Hade, 17 Oktober 2018.
BIOGRAFI PENULIS

Gita Fatimah Fauziah lahir di Bekasi, 18


November 1996. Penulis memulai pendidikan
formalnya di TK al-Hikmah Kota Bekasi. Setelah
itu, penulis mulai melanjutkan ke Sekolah Dasar
Negeri Tambun 04 Kota Bekasi. Pada masa
kecilnya, penulis belajar mengaji Al-Qur‟an
kurang lebih selama 4 tahun di TPQ at-Taqwa, dengan menggunakan
metode Jilid. Kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) Bantargebang Kota Bekasi.
Setelah lulus dari MTS, penulis nyantri di Pondok Pesantren Modern
Ummul Qura‟ al- Islami, Bogor.
Pada tahun 2016, penulis melanjutkan pendidikan Strata Satu
(S1) di Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, penulis mengambil
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Prodi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir.
Selama menjadi mahasiswa penulis mendapat amanah 2 tahun
setengah untuk menjadi pengurus Asrama Pesantren Takhusus IIQ
Jakarta di bawah asuhan Ibu Ruwaedah, M.A., selaku Direktris
Pesantren Takhusus IIQ Jakarta.
Penulis diamanahkan untuk menjadi bagian KIP (Komunikasi
Informasi dan Pelayanan). Dari sinilah penulis mulai mendapatkan
berbagai macam pengalaman dan berbauh dengan berbagai macam
karakter santri di pesantren takhusus IIQ Jakarta. Kemudian selama
mengabdi di Pesantren Takhusus IIQ Jakarta penulis Juga
diamanahkan untuk menjadi pengurus Madrasah Diniyah (MADIN).

111
112

Anda mungkin juga menyukai