Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

SURAT KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN LUAR NEGERI


TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT JENDERAL
TAHUN 2020—2024

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I ANALISIS SWOT 1

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS 3


II.1 Visi 3
II.2 Misi 4
II.3 Tujuan 5
II.4 Sasaran Strategis 6

LAMPIRAN 8
Lampiran 1. Matriks Arah Kebijakan dan Strategi
Lampiran 2. Matriks Target Kinerja

ii
BAB I
ANALISIS SWOT

Inspektorat Jenderal Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memegang peranan


strategis dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Organisasi dan Satuan
Kerja di lingkup Kemenlu dan Perwakilan RI. Sebagai bagian dari Kemenlu, Inspektorat
Jenderal bertugas membantu Menteri Luar Negeri dalam melaksanakan tugas
pengawasan intern. Peran Inspektorat Jenderal adalah untuk memberikan keyakinan
yang memadai bahwa seluruh satuan kerja di Kemenlu dan Perwakilan RI melakukan
tugas dan fungsi secara efektif, efisien, ekonomis, dan akuntabel guna mendukung
pencapaian Visi dan Misi yang telah ditetapkan oleh Menteri Luar Negeri.
Dalam kapasitasnya sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP),
fungsi pengawasan intern yang dilakukan Inspektorat Jenderal memegang peran
penting dalam mengawal dan mengoptimalkan kinerja dan pencapaian tujuan organisasi
serta mencegah terjadinya tindakan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah
penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan amanah (good governance).
Sejalan dengan upaya Kemenlu untuk meningkatkan tata kelola pengawasan
intern berbasis risiko yang berkualitas guna mewujudkan peran APIP yang efektif, maka
Inspektorat Jenderal dihadapkan pada berbagai tantangan dan tuntutan yang semakin
tinggi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya untuk melaksanakan pengawasan intern
terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lainnya.
Dalam menghadapi tantangan dan perkembangan lingkungan di masa depan
serta upaya untuk memenuhi harapan stakeholders dan penerima layanan (customers),
maka Inspektorat Jenderal perlu terus melakukan peningkatan kinerja dan kualitas
pengawasan mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan serta monitoring dan
evaluasi. Memperhatikan perkembangan lingkungan internal dan eksternal saat ini dan
proyeksi lima tahun ke dapan, maka rumusan peluang dan tantangan yang dihadapi
Inspektorat Jenderal dengan menggunakan pendekatan Analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities dan Threats), adalah sebagai berikut:

1
Internal

Strengths (S) Weaknesses (W)

S1. Komitmen yang tinggi dari Pimpinan dan W1. Anggaran yang terbatas
seluruh penanggung jawab dalam W2. Kapasitas SDM yang belum merata di
mendukung tugas dan fungsi pengawasan setiap satuan kerja di lingkup
yang dilakukan Inspektorat Jenderal Inspektorat Jenderal
selaku APIP W3. Sarana dan prasarana yang belum
S.2 Pencapaian Level 3 Tingkat Kapabilitas memadai
APIP W4. Pemanfaatan teknologi informasi
S.3. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (digitalisasi pengawasan) yang belum
(SPIP) Kementerian Luar Negeri berada optimal
pada level 3 W5. Pengembangan infrastruktur berupa
S.4. Pembangunan Zona Integritas yang Pedoman-Pedoman dan ketentuan di
semakin meningkat menuju Wilayah bidang pengawasan yang belum optimal
Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah
S Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)
u B
p
S.5. Rekrutmen auditor setiap tahun untuk a
memenuhi formasi yang telah ditetapkan r
p
o r
r Opportunities (O) Threats (T) i
t e
O1. Semakin berkembangnya peraturan T1. Masih terdapat perbedaan interpretasi r
perundang-undangan dalam mengatur dengan aparat pengawas eksternal
segala segi pelaksanaan manajemen dalam beberapa peraturan
kinerja dan manajemen risiko T2. Perbedaan sistem dan peraturan di
O2. Meningkatnya pemahaman auditi masing-masing negara
terhadap pengendalian intern akreditasi/wilayah kerja yang
O3. Semakin meluasnya dukungan pemangku mempersulit pengawasan intern
kepentingan atas upaya pemberantasan T3. Dampak Covid-19 terhadap mekanisme
korupsi dan perwujudan tata kelola pelaksanaan tugas pengawasan
pemerintahan yang baik T4. Situasi kondisi politik, keamanan dan
O4. Semakin meningkatnya kemitraan dengan ekonomi pada beberapa kawasan yang
aparat pengawas dan instansi terkait rawan dan tidak stabil
lainnya

Eksternal

2
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS

II.1 Visi

Visi Inspektorat Jenderal dirumuskan dengan memperhatikan hasil evaluasi atas


pelaksanaan tugas pengawasan selama 5 tahun terakhir, kompetensi dan kemampuan
institusi, serta perubahan paradigma Inspektorat Jenderal. Perubahan paradigma
dimaksud tercermin dari pola pendekatan pengawasan dan pengendalian yang
dikembangkan oleh Inspektorat Jenderal yaitu:
1. Kemitraan dan Konsultasi
2. Manajemen Risiko dan Pencegahan Dini
3. Jaminan Kualitas dan Peningkatan Kapasitas SDM

Mengacu pada Visi dan Misi Kemenlu Tahun 2020–2024, yaitu “Memimpin
Diplomasi yang aktif dan efektif untuk mewujudkan Indonesia Maju yang Berdaulat,
Mandiri, dan berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”, dan untuk menjawab
peluang dan tantangan yang dilakukan dengan Analisis SWOT, maka ditetapkan Visi
Inspektorat Jenderal Kemenlu Tahun 2020-2024 sebagai berikut:

“Terwujudnya peran dan kapabilitas APIP yang efektif guna


mendukung keberhasilan diplomasi untuk mewujudkan
Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”

Pernyataan Visi Inspektorat Jenderal tersebut mencakup 2 makna sebagai


berikut:
1. Komitmen Inspektorat Jenderal untuk melaksanakan pengendalian intern
melalui penguatan peran kemitraan dan konsultasi, dukungan kapasitas dan
kompetensi SDM serta upaya mitigasi risiko sejak awal guna memastikan
terlaksananya Visi dan Misi Kemenlu.
2. Komitmen Inspektorat Jenderal untuk mendukung sepenuhnya program
Pemerintah dalam mewujudkan Indonesia yang Maju, Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong melalui penguatan perannya
sebagai APIP di lingkup Kemenlu.

3
II.2 Misi

Dalam rangka mewujudkan dan menjabarkan Visi Inspektorat Jenderal tersebut,


maka Misi Inspektorat Jenderal ditetapkan sebagai berikut:
1. Meningkakan tata kelola pengawasan intern berbasis risiko dan digitalisasi
pengawasan.
2. Meningkatkan kualitas dan efektifitas pengawasan untuk pencapaian tujuan
penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja.
3. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan konsultasi dan pendampingan guna
meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas
dan fungsi satuan kerja.
4. Meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja dan anggaran berdasarkan
prinsip anggaran berbasis kinerja guna mendukung penerapan manjemen
kinerja yang akuntabel di satuan kerja melalui fungsi evaluasinya selaku
APIP.
5. Meningkatkan efektifitas pemantauan tindak lanjut rekomendasi atas hasil
pengawasan intern dan ekstern.
6. Mendorong penguatan Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah
Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM) sesuai target Pemerintah dalam RPJM 2020-2024

MISI 1 Meningkakan tata kelola pengawasan intern berbasis risiko dan


digitalisasi pengawasan
memiliki makna menjadikan lebih baik rangkaian proses yang mengatur dan
mengendalikan hubungan diantara pihak-pihak terkait dalam tugas dan
fungsi pengawasan intern dengan melakukan pengukuran dampak dan
kemungkinan risiko pada pencapaian tujuan melalui dukungan teknologi
informasi, serta pengelolaan administrasi persuratan, keuangan, SDM,
BMN, guna mendukung tugas pengawasan tersebut.

MISI 2 Meningkatkan kualitas dan efektifitas pengawasan untuk pencapaian


tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Satuan Kerja
memiliki makna membuat lebih baik tugas dan fungsi pengawasan yang
meliputi audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya untuk memberikan keyakinan yang memadai atas efisiensi,
efektivitas, kehematan dan ketaatan pada ketentuan perundang-undangan,
serta standar, regulasi, dan praktik yang disepakati dengan pemanfaatan
sumber daya yang minimun guna pencapaian hasil yang optimum dan tepat
sasaran.

4
MISI 3 Meningkatkan efektifitas pelaksanaan konsultasi dan pendampingan
guna meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi Satuan Kerja
memiliki makna menjadikan lebih baik proses pendampingan terhadap
pencapaian tujuan yang ditetapkan dan penelaahan ulang bukti-bukti suatu
kegiatan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah
ditetapkan sehingga tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja
dapat dicapai dengan baik dan kemungkinan risiko yang muncul dapat
dimitigasi sejak dini.

MISI 4 Meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja dan anggaran berdasarkan


prinsip anggaran berbasis kinerja guna mendukung penerapan
manjemen kinerja yang akuntabel di satuan kerja melalui fungsi
evaluasinya selaku APIP
memiliki makna membuat seluruh tahapan proses perencanaan,
pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi pengelolaan anggaran dan
akuntabilitas kinerja sesuai dengan ketentuan dan pedoman, sehingga
kinerja yang dihasilkan maksimal dengan pemanfaatan anggaran yang
optimal berlandaskan prinsip anggaran berbasis kinerja yang akuntabel.

MISI 5 Meningkatkan efektifitas pemantauan tindak lanjut rekomendasi atas


hasil pengawasan intern dan ekstern
memiliki makna menjadikan lebih meningkat pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan dalam rekomendasi hasil pengawasan melalui proses monitoring
tindak lanjut hasil pemeriksaan secara tepat guna sesuai rencana dan
jadwal.

MISI 6 Mendorong penguatan Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah


Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM) sesuai target Pemerintah dalam RPJM 2020-2024
memiliki makna menggerakkan secara aktif upaya pembentukan Zona
Integritas di satuan kerja Kemenlu untuk memperkuat tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance), khususnya dalam kerangka
Reformasi Birokrasi (RB) pada area perubahan penguatan pengawasan.

II.3 Tujuan

Inspektorat Jenderal Kemenlu memiliki tujuan 5 tahun ke depan yang


diharapkan dapat dirasakan oleh Kemenlu secara keseluruhan yaitu :
1. Tata kelola organisasi Kemenlu yang baik
2. Pengelolaan anggaran Kemenlu yang akuntabel

5
3. Pengawasan yang berintegritas dan akuntabel
TUJUAN 1 Tata kelola organisasi Kemenlu yang baik
memiliki makna rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, yang
memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan pelaksanaan
tugas dan fungsi organisasi Kemenlu dalam mencapai tujuan organisasi
melalui kerja sama diantara Unit Organisasi dan Satuan Kerja sebagai
satu kesatuan oranisasi serta hubungan dengan para pemangku
kepentingan (stakeholders).

TUJUAN 2 Pengelolaan anggaran Kemenlu yang akuntabel


memiliki makna rangkaian kegiatan penyusunan rencana kerja,
pelaksanaan, pengawasan atas realisasi anggaran, serta pencatatan
dalam sistem akuntansi pemerintah, dan penyusunan Laporan Keuangan
(LK) Kemenlu yang optimal dan dapat dipertanggungjawabkan.

TUJUAN 3 Pengawasan yang berintegritas dan akuntabel


memilik makna sutau proses dalam menetapkan ukuran standar dan
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan konsisten
dengan nilai-nilai, metode, ukuran, prinsip, ekspektasi dan berbagai hal
yang dihasilkan serta dapat dipertanggungjawabkan.

Ketiga tujuan diukur melalui indikator yang disertai dengan target yang akan
dicapai pada tahun 2024 sebagaimana pada tabel berikut:

Realisasi
Tujuan Indikator Kinerja Utama Tahun Target 2024
2019
Tata Kelola
Organisasi Kemenlu Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu 76,73 84,5
yang Baik Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi
76,03 (BB) 80,5 (A)
Pemerintah (AKIP) Kemenlu
Pengelolaan Anggran
Opini BPK atas Laporan Keuangan
Kemenlu yang WTP WTP
Kemenlu
Akuntabel
Pengawasan yang Indeks survei persepsi dan tingkat
berintegritas dan kepuasan pemangku kepentingan 4,1 3
akuntabel terhadap pengawasan oleh (dari skala 5) (dari skala 4)
Inspektorat Jenderal
Level Internal Audit Capability Model 3 3
(IACM) (dari skala 5 ) (dari Skala 5)

II.4 Sasaran Strategis


Merujuk Rencana Strategis Kemenlu Tahun 2020-2024, maka rumusan Sasaran
Strategis Inspektorat Jenderal Kemenlu Tahun 2020-2024 adalah:
1. Tata Kelola Organisasi Kemenlu yang Baik

6
Tata Kelola merupakan rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan
institusi yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu
organisasi. Tata kelola juga mencakup hubungan antara para pemangku
kepentingan (stakeholders) yang terlibat dalam pengelolaan tujuan organisasi.
Organisasi adalah kesatuan bagian yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu.
Baik berarti hasil yang layak

2. Pengelolaan Anggaran Kemenlu Yang Akuntabel,


Pengelolaan anggaran adalah kegiatan yang diawali dengan penyusunan
rencana kerja, penuangannya dalam dokumen pelaksanaan anggaran,
pengawasan atas realisasinya, pencatatan dalam sistem akuntansi pemerintah,
dan penyusunan Laporan Keuangan.
Akuntabel berarti dapat dipertanggungjawabkan

3. Pengawasan yang Berintegritas dan Akuntabel


Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran standar dan
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan tersebut.
Berintegritas adalah konsistensi dalam nilai-nilai, metode-metode, ukuran-
ukuran, prinsip-prinsip, ekspektasi-ekspektasi dan berbagai hal yang dihasilkan.
Akuntabel berarti dapat dipertanggungjawabkan

Target tahunan untuk ketiga Sasaran Strategis tersebut adalah sebagai berikut:

Sasaran No Target
Indikator Kinerja Utama
Strategis 2020 2021 2022 2023 2024
Tata Kelola 1 Nilai Reformasi Birokrasi 85 87 89 91 93
Organisasi Kemenlu
Kemenlu yang (Target Renstra
Baik Kemenlu Tahun 2020-
2024)
Penyesuaian Target 85 83 83,5 84 84,5
pada Renstra Itjen
Tahun 2020-2024
(dampak PermenPAN
RB yang baru No. 26
Tahun 2020)
2 Nilai Akuntabilitas 78 79 80 81 82
Kinerja Instansi (BB) (BB) (BB) (A) (A)
Pemerintah (AKIP)
Kemenlu
Penyesuaian Target 78 (BB) 79 (BB) 79,5 80 80,5
pada Renstra Itjen (BB) (BB) (A)
Tahun 2020-2024
(penetapan target
realistis dari tren
realisasi time series)

7
Pengelolaan 3 Opini BPK atas Laporan 4 4 4 4 4
Anggaran Keuangan Kemenlu (WTP) (WTP) (WTP) (WTP) (WTP)
Kemenlu yang
Akuntabel
Pengawasan 4 Indeks survei persepsi 3 3 3 3 3
yang dan tingkat kepuasan (skala 4) (skala 4) (skala 4) (skala 4) (skala 4)
berintegritas pemangku kepentingan
dan akuntabel terhadap pengawasan
oleh Inspektorat
Jenderal
5 Level Internal Audit 3 3 3 3 3
Capability Model (IACM) (dari (dari (dari (dari (dari
level 5) level 5) level 5) level 5) level 5)
Keterangan: Sasaran Strategis Inspektorat Jenderal pada penerapannya dalam kerangka penyusunan Perjanjian
Kinerja dengan pendekatan Peta Strategi, tidak terbatas pada Sasaran Strategis dan Indikator sebagaimana pada
tabel, namun dapat dilakukan refinement/penyesuaian/penerjemahan sesuai dengan dinamika yang dihadapi
organisasi.

Lampiran
Lampiran 1. Matriks Arah Kebijakan dan Strategi
Lampiran 2. Matriks Target Kinerja

8
Lampiran 1. Matriks Arah Kebijakan dan Strategi
ARAH
KEBIJAKAN
STRATEGI (St.) STRATEGI (St.)
NO (AK) NO NO
KEMENTERIAN LUAR NEGERI INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN
LUAR NEGERI
(1) 2) (3) (4) (5) (6)
Meningkatkan tata kelola pengawasan intern
berbasis risiko dan dukungan pelaksanaan tugas
St.1
dan fungsi Inspektorat Jenderal selaku APIP
dengan pemanfaatan teknologi informasi.

Meningkatkan kualitas dan efektifitas


pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan yang
St.2
meliputi audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan
kegiatan pengawasan lainnya.
Meningkatkan efektifitas pelaksanaan konsultasi
Peningkatan St.3 dan pendampingan guna meningkatkan
AK.10 efektivitas manajemen risiko.
infrastruktur Meningkatkan tata kelola pengawasan
St.10
diplomasi berbasis intern berbasis risiko. Meningkatkan pengelolaan kinerja dan anggaran
teknologi informasi berdasarkan prinsip anggaran berbasis kinerja
St.4
guna mendukung penerapan manajemen kinerja
yang akuntabel.
Meningkatakan penyelesaian tindak lanjut
St.5
rekomendasi atas hasil pengawasan.

Meningkatkan peran Inspektorat Jenderal dalam


mendukung kemajuan proses Reformasi
St.6
Birokrasi (RB) Kemenlu, khususnya pada area
perubahan penguatan pengawasan

9
Lampiran 2. Matriks Target Kinerja
PROGRAM SASARAN TARGET SATUAN ALOKASI (JUTA RUPIAH)
PROGRAM/INDIKATOR 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
KEMENTERIAN LUAR NEGERI 7,662,459.50 8,205,316.86 14,195,557.10 15,269,615.70 16,069,429.00
Dukungan Sasaran Program : 27,480.90 33,010.30 54,718.12 59,167.27 62,308.97
Manajemen Tata Kelola Organisasi
Kemenlu yang Baik
1 Nilai AKIP Inspektorat 78 79 80 81 82 Nilai
Jenderal (BB) (BB) (BB) (A) (A)

Penyesuaian Target 78 79 79,5 80 80,5 Nilai


pada Renstra Itjen (BB) (BB) (BB) (A) (A)
Tahun 2020-2024
(penetapan target
realistis dari tren
realisasi time series)
2 Persentase Sarana 100 100 100 100 100 Persentase
dan Prasarana
Inspektorat Jenderal
yang Dipenuhi Sesuai
Rencana
3 Nilai Kinerja Anggaran 90 90 90 90 90 Nilai
Inspektorat Jenderal

Penyesuaian 90 91 92 93 94 Nilai
terhadap Target Nilai
Kinerja Anggaran
Kemenlu

10

Anda mungkin juga menyukai