Oleh :
Dina Ayustina
Yuyun Widara Surya
PENDAHULUAN
Sebuah situasi yang serba tak teratur dan tampak kacau merupakan situasi
yang seringkali dihindari oleh banyak orang, organisasi, dan pemimpin. Banyak
orang, pemimpin, dan organisasi menginginkan kondisi yang terkendali sehingga
mereka dapat memprediksi bagaimana masa depan dan apa yang mesti dilakukan.
Dalam teori ketidakteraturan (chaos theory), keinginan seperti ini bukanlah
keinginan yang selalu positif sebab keteraturan dan pengendalian niscaya dapat
menimbulkan kebekuan, kreatifitas yang hilang, dan motivasi yang mati. Kondisi
yang selalu stabil dipercaya tidak akan menimbulkan perubahan, padahal
perubahan diperlukan untuk membuat dan membangun banyak kemajuan bagi
individu itu sendiri, kelompoknya, maupun bangsa dan dunia.
PEMBAHASAN
Perkembangan dunia saat ini begitu cepat berubah dengan berbagai masalah
dan tantangan. Covid-19 yang belum usai ditambah dengan peperangan antara
Rusia dan Ukraina semakin memperburuk kondisi dan keadaan di berbagai negara.
Timbul krisis pangan, krisis energi dan krisis keuangan yang menerpa seluruh
negara di dunia akibat dampak peperangan itu. Masyarakat di berbagai negara
menjadi cemas dan kuatir akan timbulnya berbagai krisis yang berkepanjangan.
Perubahan yang tidak menentu yang begitu cepat tidak hanya menerpa
negara, tetapi juga berdampak pada organisasi dan perusahaan. Pengangguran dan
PHK timbul di mana-mana akibat perubahan dunia yang tidak menentu. Warren
Bennis dan Burt Nanus, pakar ilmu bisnis dan kepemimpinan Amerika Serikat,
menyebutnya dengan istilah VUCA, volatility (volatilitas/gejolak), uncertainty
(ketidakpastian), complexity (kompleksitas) dan ambiguity (ambiguitas) atas
kondisi dunia yang tidak menentu.
Semenjak adanya revolusi digital atau transformasi digital , revolusi digital tersebut
berpengaruh juga terhadap transformasi industri, ekonomi, bahkan sosial.
Revolusi digital ini ditandai oleh empat tren yang dibuat oleh McKinsey . Empat
tren tersebut adalah sebagai berikut:
Kini dengan adanya revolusi digital, organisasi dipandang layaknya makhluk hidup
yang dapat merespon segala sesuatu dengan cepat.
Mari kita lihat untuk sementara perbedaan organisasi dengan paradigma lama dan
paradigma baru yang melihat organisasi layaknya makhluk hidup. Agile
organization mengubah bentuk struktur organisasi berbentuk piramid menjadi
bentuk lingkaran seperti yang digambarkan oleh pihak McKinsey berikut ini:
Jadi bisa dikatakan organisasi tangkas ( agile organization ) adalah organisasi yang
dapat merespon perubahan yang terjadi baik secara eksternal maupun internal
dengan gesit dan cepat layaknya bagaimana makhluk hidup merespon apa yang
mengenai dirinya.
Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah mendukung dan melatih nilai-nilai
ketangkasan dengan kepemimpinan yang kuat, membantu tim dan pemangku
kepentingan untuk bisa melakukan self-organise, mengukur dan meningkatkan
nilai yang disampaikan dengan feedback yang dilakukan secara rutin.
Seorang pemimpin tidak bisa mengendalikan apa yang akan terjadi, dan seberapa
besar tingkat perubahan, ketidakpastian, dan kompleksitas yang terjadi. Hal yang
bisa dikendalikan oleh seorang pemimpin adalah dengan terus belajar dan
memperbaiki diri agar bisa melakukan transformasi sistem kepemimpinan yang
lebih efektif.
Tips Bagaimana Cara Membangun Organisasi Agile
Untuk mewujudkan organisasi yang gesit , ada 2 buah tips yang sederhana,
namun bermakna bila dijalankan. Tips kedua tersebut adalah sebagai berikut:
Seperti apa kondisi organisasi agile yang ideal? Bagi kami Ekipa sebagai
contoh perusahaan yang menerapkan agile , definisi organisasi agile yang ideal
adalah organisasi yang mempu melakukan pengelolaan secara mandiri ( self-
organized ).
Bila melihat dari sudut pandang seorang anggota tim, maka anggota tim
tentunya menginginkan agar pemimpin melindungi dirinya dalam hal
pekerjaan. Anggota tim tidak ingin terus menerus diintai pekerjaannya oleh
pemimpinnya layaknya musuh yang diintai setiap waktu untuk mengetahui gerak-
geriknya.
Sebagai anggota tim juga tidak ingin menghabiskan waktu lima jam
berturut-turut untuk mengerjakan sebuah presentasi dalam rangka memperbarui
status pekerjaan yang sedang kita kerjakan kepada atasan kita. Ketimbang
menghabiskan waktu dengan hal tersebut, anggota tim ingin lebih menghabiskan
waktunya untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Ajari mereka apa artinya menjadi seorang pemimpin. Latih mereka untuk
mengambil keputusan. Bantu mereka menjabarkan hasil yang jelas yang dipisahkan
menjadi target, tujuan, atau hasil kunci. Jadwalkan rapat-rapat rutin agar mereka
bisa memperbarui status pekerjaan mereka kepada pimpinan, hingga kita bisa
melatih mereka ketika aktivitas kerja terhenti.
Perilaku inti yang kita perlukan di sini adalah sikap proaktif dan tetap
mengerjakan sesuatu. Para anggota tim kerja harus melihat sekeliling dan
memikirkan hal-hal apa lagi yang perlu dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan.
Para pemimpin ingin mereka memiliki rencana kerja mereka sendiri yang
telah ditentukan prioritasnya dengan baik. Selain itu, para pemimpin menginginkan
mereka untuk memikirkan cara-cara yang lebih baik untuk melakukan pekerjaan
mereka, mencapai tujuan lebih cepat dan memberikan dampak yang lebih besar.
Agile tidak hanya mengubah tim menjadi lebih gesit, tetapi membutuhkan
perubahan pada seluruh model operasi untuk meningkatkan dan memperkuat satu
sama lain. Sayangnya, banyak yang mencoba mengubah sedikit demi sedikit ketika
merumuskan model operasi yang baru, misalnya, hanya berfokus pada cara kerja,
atau struktur pelaporan, atau mengadopsi teknologi baru. Mereka yang memandang
model operasi sebagai sebuah sistem dan menghubungkan semua bagiannya
(strategi, struktur, proses, orang, dan teknologi) lebih sukses dalam melakukan
transformasi organisasi. Perusahaan dapat membentuk beberapa tim SCRUM untuk
masing-masing elemen model operasi.
KESIMPULAN
Untuk mewujudkan organisasi yang gesit, ada 2 buah tips yang sederhana, namun
bermakna bila dijalankan. Tips kedua tersebut adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Daryl R. Conner (John Wiley, 1998) Leading at the Edge of Chaos: How to Create
the Nimble Organization.
OI Global Partners. (2018). Future of Work: OIGP Global Research Study 2018.
Retrived from https://innovateicc.com/wp-content/uploads/2018/09/future-of-
work- updated-1.pdf.
https://journal.emergentpublications.com/Article/cbafe3db-643c-44f2-80c1-
b450262c87b3/academic Diakses 09 Juni 2023
https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/artikel/ciri-ciri-pemimpin-yang-gesit-dan-
cekatan-agile-leaders
https://www.betterteam.com/what-is-an-agile-organization
https://www.mckinsey.com/business-functions/organization/our-insights/agility-
in-the-time-of-covid-19-changing-your-operating-model-in-an-age-of-turbulence
https://www.mckinsey.com/business-functions/organization/our-insights/the-keys-
to-organizational-agility
https://www.mckinsey.com/business-functions/organization/our-insights/the-
impact-of-agility-how-to-shape-your-organization-to-compete
https://www.mckinsey.com/business-functions/organization/our-insights/doing-vs-
being-practical-lessons-on-building-an-agile-cultur
kipa.co.id/2-tips-penting-membangun-organisasi-agile/