Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

INTEGRASI IMAN, ISLAM, DAN IHSAN


DOSEN PENGAMPU
Warissuddin Soleh, M.A

UNIVERSITAS JAMBI

ANGGOTA KELOMPOK 2:
1. LIRA PUTRI ANANTA (D1D023078)
2. MIRANDA KHAIRUNNISA (D1D023058)
3. M. FHADIL MARIO (D1D023070)
4. MUHAMMAD ALFINDZIKRI. S. (D1D023074)
5. M. RIVAN MAHESA PUTRA (D1D023081)
6. NABILA PUTRI (D1D023075)
7. NABILAH SYAIRA RAMANDHA (D1D023056)
8. NAZWA ALFIANA (D1D023072)
9. NOVAL ANDIKA PUTRA (D1D023065)
10. PUJI LESTARI (D1D023076)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah proyek tentang
"Integrasi Iman, Islam, Dan Ihsan".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah proyek ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik


dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah proyek ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah proyek ini.

Kami berharap semoga makalah proyek yang kami susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Jambi, 6 September 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG............................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................4

1.3 TUJUAN MASALAH.............................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................5

2.1 PENGERTIAN INTEGRASI IMAN, ISLAM, DAN IHSAN.....................5

2.1.1 PENGERTIAN INTEGRASI....................................................5

2.1.2 PENGERTIAN IMAN..............................................................6

2.1.3 PENGERTIAN ISLAM.................................................................7

2.1.4 PENGERTIAN IHSAN.................................................................8

2.2 HUBUNGAN INTEGRASI IMAN, ISLAM, DAN IHSAN........................9

2.2.1 INTEGRASI IMAN, ISLAM, DAN IHSAN................................9

2.2.2 TINGKATAN IMAN..................................................................10

2.2.3 TINGKATAN ISLAM.................................................................11

2.2.4 TINGKATAN IHSAN.................................................................12

BAB III PENUTUP......................................................................................................13

3.1 KESIMPULAN...........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................14

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep Iman dan Islam merupakan salah satu ajaran penting dalam Islam. Hal
tersebut menjadi garis besar Islam yang terdiri dari tiga rukun, yakni Aqidah (Rukun
Iman), Syariah (Rukun Islam), dan Akhlak (Ihsan). Ketiga hal tersebut adalah tiga
bagian yang harus menyatu dan menjadi satu kesatuan yang disebut agama Islam.
Ibarat sebuah bangunan rumah, iman adalah fondasi yang ditanam di dalam tanah
yang tidak tampak. Islam adalah wujud bangunan rumah yang berupa tiang, dinding,
atap, jendela, dan semua bagian yang tampak di permukaan Sedangkan ihsan adalah
segala sesuatu yang menjadikan indah dan nyamannya bangunan rumah, misalnya
taman, warna cat, dan hiasan rumah.

Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wa Sallam suatu hari pernah didatangi malaikat


Jibril dalam wujud seorang lelaki yang tidak dikenali jati dirinya oleh para sahabat
yang ada pada saat itu, dia menanyakan kepada beliau tentang Islam, Iman dan Ihsan.
Setelah beliau menjawab berbagai pertanyaan Jibril dan dia pun telah meninggalkan
mereka, maka pada suatu kesempatan Rosululloh bertanya kepada sahabat Umar bin
Khoththob, "Wahai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang bertanya itu Maka
Umar menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih tahu. Nabi pan bersabda,
"Sesungguhnya dia itu adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan
agama kalian." (HR. Muslim). Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahumullah mengatakan: Di
dalam (penggalan) hadits ini terdapat dalil bahwasanya Iman, Islam dan Ihsan
semuanya diberi nama ad-din agama (Ta'liq Syarah Arba'in halaman 23). Jadi agama
Islam yang kita anut ini mencakup 3 tingkatan, Islam, Iman dan Ihsan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud Iman, Islam, dan Ihsan?


2. Bagaimana hubungan integrasi Iman, Islam, dan Ihsan dalam kehidupan
muslim?

1.3 Tujuan Masalah


Tujuan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui apa itu Iman,Islam dan Ihsan.


2. Untuk mengetahui hubungan integrasi Iman, Islam dan Ihsan dalam kehidupan
muslim.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Integrasi Iman, Islam, Dan Ihsan


2.1.1 Integrasi

Integrasi adalah konsep yang diterapkan dalam banyak bidang, mulai dari
sosial, politik, budaya, hingga ekonomi. Integrasi adalah pembauran hingga menjadi
kesatuan. Integrasi dalam banyak bidang keilmuan diartikan secara kasar sebagai
suatu bentuk penyatuan elemen-elemen yang berbeda karakter dan klasifikasinya
berdasarkan konsep, paradigma, dan unit. Integrasi adalah tindakan menyatukan
komponen yang lebih kecil ke dalam satu sistem yang berfungsi sebagai satu. Integrasi
adalah proses yang mengacu pada keterikatan individu dengan masyarakat yang lebih
luas dan biasanya diukur dalam hal peran pekerjaan, organisasi, dan komunitas.

Integrasi dalam pembelajaran adalah menanamkan motivasi tentang sains


kepada peserta didik/murid disaat proses pembelajaran berlangsung. Para ahli juga
mengungkapkan pengertian dari integrasi. Berikut ini pengertian integrasi menurut
para ahli.

1. Yron Weiner
Menurut Myron Weiner, integrasi adalah sebuah proses untuk menyatukan
berbagai kelompok budaya dan sosial masyarakat ke dalam satu kesatuan
wilayah demi mewujudkan pembentukan identitas nasional.
2. Dr. Nazaruddin Sjamsuddin
Dr. Nazaruddin Sjamsuddin mengatakan bahwa integrasi adalah sebuah proses
tentang suatu penyatuan terhadap bangsa yang terdiri dari semua aspek
kehidupan, mulai dari aspek politik, aspek ekonomi, aspek budaya, dan aspek
sosial.
3. Safroedin Bahar
Safroedin Bahar menyatakan bahwa integrasi adalah cara untuk
menyempurnakan suatu jalan atau tujuan dengan cara menyatukan setiap unsur
bangsa yang sudah mulai terpisah-pisah.
4. Soedjati Djiwadono
Menurut Soedjati Djiwadono, integrasi adalah suatu cara untuk menjaga
kelestarian nasional yang bisa didamaikan dengan suatu hak yang berupa
menentukan nasib sendiri.

5
2.1.2 Iman
Adapun iman menurut pengertian istilah yang sesungguhnya ialah kepercayaan
yang meresap kedalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu,
serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-
hari. Kata Iman di dalam al-Qur'an digunakan untuk arti yang bermacam- macam.
Maksud dari iman adalah percaya dengan sunguh-sunggu dalam hati dan
mempraktikkan dalam ucapan dan amalan. Contoh sikap menunjukkan keimanan
adalah sikap seseorang orang yang yakin bahwa Allah hanya satu dan hanya
menyembah kepada Allah. Wujud iman dalam islam yakni percaya pada kitab-kitab
Allah. Kita sering mendengar istilah iman di dalam agama. Hal ini tentu berhubungan
dengan kepercayaan. Untuk memperdalam dan lebih percaya kepada agama serta
Tuhan, penting untuk memiliki iman.

Dilansir dari KBBI, iman adalah kepercayaan (yang berkenaan dengan


agama); keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab, dan sebagainya
ketetapan hati. Iman adalah sesuatu yang berhubungan dengan kepercayaan kita
kepada Tuhan. Dalam hadits dari Umar bin Khatthab radhiyallahu'anhu, ia berkata,
suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh Malaikat Jibril, Jibril bertanya pada
Rasulullah mengenai apa itu iman.

ْ ‫ن فَأ َ ْخبِ ْر ِن‬


ْ‫ي‬ ِْ ‫ع‬
َ ‫ان‬
ِْ ‫اإل ْي َم‬,
ِ ‫ل‬ ْْ َ ‫بِاللِْ أ‬, ‫و َمالَئِ َكتِ ِْه‬,
َْ ‫ قَا‬: ‫ن‬ َ ‫وكُتُبِ ِْه‬, َ ‫اآلخ ِْر َو ْاليَ ْو ِْم‬,
َ ‫و ُرسُ ِل ِْه‬, ِ ‫َخي ِْر ِْه بِ ْالقَد ِْْر تُؤْ ِمنَْ َْو‬
‫ش َِرِْه َْو‬
Artinya: "Beritahukanlah kepadaku apa itu iman." Rasulullah menjawab, "Iman itu
artinya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab-Nya,
Rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik maupun yang
buruk." (HR. Muslim).

Pengertian Iman Menurut Alquran dan Ulama. Dalam surat Al Baqarah ayat 4:

َْ‫ل ِب َماْ يُؤْ ِمنُ ْونَْ َوالَّ ِذيْن‬


َْ ‫ل َو َماْ اِلَيْكَْ ا ُ ْن ِز‬
َْ ‫ن ا ُ ْن ِز‬ ٰ ْ ‫ي ُْو ِقنُ ْونَْ هُ ْْم َو ِب‬
ْْ ‫اْل ِخ َرِْة ْۚقَ ْب ِلكَْ ِم‬
Artinya:ْ “Danْ merekaْ yangْ berimanْ kepadaْ (Al-Qur’an)ْ yangْ diturunkanْ kepadamuْ
(Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka
yakin akan adanya akhirat.

Dalam surat Al Baqarah ayat 136:

‫اّلل ٰا َمنَّا قُ ْولُ ْوا‬ َْ ‫ل اِب ْٰر ٖه َْم ا ِٰلى ا ُ ْن ِز‬


َْ ‫ل َو َماْ اِلَ ْينَا ا ُ ْن ِز‬
ِْٰ ِ‫ل َو َماْ ب‬ ِْ َ‫َو َماْ َو ْاْلَ ْسب‬
َْ ‫اط َويَ ْعقُ ْو‬
َْ ‫ب َواِ ْسحٰ قَْ َواِسْمٰ ِع ْي‬
َْ ِ‫ا ُ ْوت‬
‫ي‬

َ ِ‫لَهْ َونَحْ ُنْ ِم ْن ُه ْمْ ا َ َح ْد َبيْنَْ نُفَ ِر ُقْ َْلْ َّر ِب ِه ۚ ْْم ِم ْنْ النَّ ِبي ُّْونَْ ا ُ ْوت‬
‫يْ َو َمْا َو ِعيْسٰ ى ُم ْوسٰ ى‬
َْ‫ُم ْس ِل ُم ْون‬
Artinya:ْ Katakanlah,ْ “Kamiْ berimanْ kepadaْ Allahْ danْ kepadaْ apaْ yangْ diturunkanْ
kepada kami, dan kepada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub

6
dan anak cucunya, dan kepada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta kepada
apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-
bedakan seorang pun di antara mereka, dan kami berserah diri kepada-Nya’’.ْ
Pengertian Iman Menurut Ulama Imam Syafii, iman seorang muslim meliputi
perkataan serta perbuatannya. Iman dapat bertambah maupun berkurang.
Bertambahnya iman seseorang disebabkan oleh ketaatan pada Allah, sedangkan
berkurangnya iman seseorang disebabkan oleh kemaksiatan. Imam Ahmad memiliki
pendapat yang tidak jauh berbeda dengan Imam Syafii, Imam Ahmad mengemukakan
iman dapat bertambah dan berkurang, bertambah karena seseorang melaksanakan
amalan tertentu dan berkurang karena orang tersebut meninggalkan amalan.

2.1.3 Islam

Secara etimologi Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang
mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah
menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Senada
dengan pendapat di atas, sumber lain mengatakan bahwa Islam berasal dari bahasa
Arab terambil dari kata salima yang berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu
dibentuk kata aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa, dan
berarti pula menyerahkan diri, tunduk,patuh dan taat. Oleh sebabitu orang yang
berserah diri, patuh dan taat disebut sebagai orang Muslim. Orang yang demikian
berarti telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri dan patuh kepada Allah SWT.

Orang tersebut selanjutnya akan dijamin keselamatannya di dunia dan akhirat.


Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kata Islam dari segi etimologi
mengandung arti patuh, tunduk, taat dan berserah diri kepada Tuhan dalam upaya
mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun diakhirat. Hal
demikian dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau
berpura-pura, melainkan sejak dalam kandungan sudah menyatakan patuh dan tunduk
kepada Tuhan.

Secara terminologi pengertian Islam terdapat rumusan yang berbeda-beda.


Menurut Harun Nasution berpendapat bahwa Islam adalah agama yang ajaran-
ajarannya diwahyukanTuhan kepada masyarakat melalui Nabi Muhammad SAW
sebaagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran ajaran yang bukan hanya
mengenal satu segi,tetapi mengenaiberbagai segi dari kehidupan manusia. Sedangkan
menurut Maulana Muhammad Ali berpendapat bahwa Islam adalah agama
perdamaian dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan kesatuan atau
persaudaraan umat manusia menjadi bukti nyata, bahwa agama Islam selaras benar
dengan namanya, Islam bukan saja dikatakan sebagai agama seluruh Nabi,
sebagaimana tersebut pada beberapa ayat suci al-Qur’an,ْmelainkanْpulaْpadaْsegalaْ
sesuatu yang secara tak sadar tunduk sepenuhnya pada undang-undang Allah, yang
kita saksikan pada alam semesta.

7
Di kalangan masyarakat Barat, Islam sering diidentikkan dengan istilah
Muhammadanism dan Muhammedan. Peristilahan ini karena dinisbahkan pada
umumnya agama di luar Islam dalam al-Qur’anْ terdapatْ petunjukْ tentangْ haramnyaْ
bangkai secara mutlak (QS. al-Maidah, 5: 3). Lalu datang hadist yang mengecualikan
terhadap bangkai ikan dan belalang sebagai halal. (HR. Ibn Majah dan Hakim). Selain
itu terdapat pula ketetapan hadis yang menetapkan hukum atau aturan-aturan yang
tidak didapati di dalam al-Qur’an,ْ misalnyaْ laranganْ berpoligami bagi seseorang
terhadap seorangْ wanitaْ denganْ bibinya,ْ sepertiْ hadisْ yangْ artinya:ْ “Tidakْ bolehْ
seseorang mengumpulkan (memadu) seorang wanita”.

2.1.4 Ihsan

Ihsan adalah konsep dalam agama Islam yang mengacu pada kualitas atau
tindakan yang baik, terpuji, dan sempurna. Secara harfiah, ihsan berasal dari kata Arab
yangْ berartiْ “kebaikan”,ْ “keindahan”,ْ atauْ “kemurahanْ hati”.ْ Konsepْ ihsanْ
mencakup tindakan dan perilaku yang dilakukan dengan kesadaran penuh, ketulusan,
dan upaya maksimal untuk mencapai kualitas terbaik. Dalam Islam, ihsan dikaitkan
dengan konsep iman (keyakinan) dan islam (perbuatan baik). Ketiga konsep ini
membentuk dasar dari agama Islam. Ihsan diperintahkan oleh Allah kepada umat
Muslim dan dianggap sebagai tingkatan tertinggi dalam menjalankan ibadah dan
menghadapi kehidupan sehari-hari.

Ihsan adalah istilah yang sudah sangat akrab terdengar. Kebanyakan orang
menyebut arti ihsan adalah untuk menunjukkan berbagai perbuatan yang baik. Jika
merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti ihsan adalah baik. Selain itu
arti ihsan dapat juga disebut dengan derma dan sebagainya yang tidak diwajibkan.
Namun dilihat dari asal katanya, arti ihsan berasal dari kata hasuna-yahsunu-
hasanan yang memiliki arti baik ataupun berbuat baik ataupun bagus. Selain itu arti
ihsan dalam bahasa Arab memiliki arti kesempurnaan atau keunggulan.

Menurut pandangan Islam, ihsan cukup sering disebutkan dalam Alquran dan
hadis. Apalagi perintah untuk selalu berbuat kebaikan menjadi bagian dari keimanan
dan bukti keislaman seorang muslim. Karena itulah disebutkan pula bahwa iman,
Islam dan ihsan adalah tiga hal yang tidak dapat terpisah satu sama lain. Maka dapat
dikatakan bahwa arti ihsan adalah perbuatan baik yang dilakukan oleh seorang muslim
yang mana baik dengan ucapan atau tindakan kepada Allah SWT ataupun orang lain
dan makhluk hidup lainnya.

Karenanya arti ihsan adalah kebalikan dari isa'ah atau yang disebut dengan
perbuatan jelek. Sehingga memudahkan dalam memahami makna ihsan. Dalam hadis
NabiْMuhammadْSAW,ْihsanْdijelaskanْsebagaiْ“beribadahْkepadaْAllahْseolah-olah
Anda melihat-Nya, dan jika Anda tidak dapat melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa
Diaْ melihatْ Anda”.ْ Denganْ kataْ lain,ْ ihsanْ mencakupْ kehidupanْ spiritualْ yangْ

8
mendalam, di mana seseorang bertindak dengan kesadaran akan kehadiran Allah dan
menjalankan ibadah dengan penuh rasa takwa dan ketakwaan. Ihsan juga melibatkan
perilaku etis, sikap murah hati, keadilan, kejujuran, kasih sayang, dan berbuat baik
kepada sesama manusia dan makhluk lainnya. Konsep ini mendorong umat Muslim
untuk menjalani kehidupan dengan kesadaran moral yang tinggi, berusaha menjadi
pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat, dan selalu berusaha melakukan kebaikan
dalam segala aspek kehidupan.

2.2 Hubungan Integrasi Iman, Islam, Dan Ihsan


2.2.1 Integrasi Iman, Islam, Dan Ihsan

Dalam agama Islam, hubungan iman, Islam, dan ihsan merupakan aspek
penting dalam pengembangan spiritual seseorang. Iman, Islam, dan ihsan adalah tiga
konsep yang terkait dan saling melengkapi, dalam memperkuat hubungan individu
dengan Allah SWT. Hubungan antara iman, Islam, dan ihsan tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Iman yang kokoh menjadi dasar bagi individu untuk mengikuti ajaran
Islam, sedangkan Islam memberikan kerangka praktis bagi seseorang untuk
mengembangkan keimanan mereka. Hubungan antara iman, Islam, dan ihsan dalam
konteks agama memiliki makna yang penting, di mana iman mencakup keyakinan
terhadap Allah SWT, malaikat, kitab-kitab suci, rasul-rasul, hari kiamat, dan takdir.
Sedangkan ajaran Islam sebagai pedoman untuk menjalankan ibadah, akhlak, sosial,
dan kehidupan sehari-hari.

Iman,Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu
dengan lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah. Keyakinan
tersebut kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan
pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan diri
kepada Allah. Selain itu Iman, Islam, dan Ihsan sering juga diibaratkan hubungan
diantara ketiganya adalah seperti segitiga sama sisi yang sisi satu dan sisi lainya
berkaitan erat. Segitiga tersebut tidak akan terbentuk kalau ketiga sisinya tidak saling
mengait. Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa meraih dan menyeimbangkan antara
iman, islam dan ihsan.

Sebagai contoh, kita menjalankan ibadah karena takut pada larangan Allah.
Jika kita memiliki rasa ketakutan di dalam hati kita, maka kita telah beriman sebagai
bentuk yakin dan percaya kepada Allah bahwasanya ibadah merupakan salah satu
kewajiban yang harus kita taati. Didalam al-qur’anْ jugaْ disebutkanْ bahwaْ Iman,ْ
Islam, dan Ihsan memiliki keterkaitan,yaitu dalam QS Ali-Imron ayat 19 yang
berbunyi :

ْ‫إِ َّن‬ َْ‫ِعن ْدَ ٱلدِين‬ َّ


ِْ‫ٱّلل‬
‫ٱإل ْس ٰلَ ُْم‬
ِْ
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai)ْdisisiْAllahْhanyalahْIslam”.
9
Di dalam ayat tersebut dijelaskan kata Islam dan diikuti dengan kata ad-din
yang artinya agama. Ad-din terdiri atas 3 unsur yaitu, Iman, Islam, dan Ihsan. Dengan
kata lain dapat dinyatakan bahwa iman merupakan keyakinan yang membuat
seseorang ber-Islam dan menyerahkan sepenuh hati kepada Allah dengan menjalankan
syareatnya dan meninggalkan segala yang dilarang oleh syariat Islam.

2.2.2 Tingkatan Iman

Imam Ghazali membagi iman manusia kepada 3 bagian:

1. Iman Taqlidi

Yaitu imannya kebanyakan orang yg tidak berilmu. Mereka beriman sebab


taklid semata. menjadi perumpamaan iman tingkat pertama ini, kalau kamu diberi tahu
oleh orang yang telah engkau uji kebenarannya serta kamu mengenal beliau belum
pernah berdusta dan kamu tidak merasa ragu atas ucapannya, maka hatimu akan puas
serta damai dengan gosip orang tadi menggunakan semata-mata hanya mendengar
saja.

2. Iman Istidlali

Yaitu dimana mereka beriman relatif berdasarkan dalil aqli dan naqli, serta
mereka merasa puas menggunakan itu. Iman tingkat kedua ini tidak jauh berbeda
derajatnya dengan iman tingkat pertama. menjadi model, jika ada orang yg
mengatakan kepadamu bahwa Zaid itu di rumah, kemudian kamu mendengar
suaranya, maka bertambahlah keyakinanmu, karena bunyi itu menunjukkan adanya
Zaid di tempat tinggal tadi. lalu hatinya memutuskan bahwa suara orang tadi artinya
bunyi si Zaid.

3. Iman Tahqiqi

Yaitu imannya para pakar makrifat serta Hakikat. Mereka beriman kepada
Allah dengan pembuktian melalui penyaksian kepada Allah. menjadi perumpamaan:
jika engkau masuk ke dalam tempat tinggal , maka kamu akan melihat serta
menyaksikan Zaid itu dengan pandangan mata kamu. Inilah makrifat yang sebenarnya
serta inilah yg dikatakan iman yg sebenarnya. sebab mereka beriman dengan verifikasi
melalui penyaksian mata hatinya, maka mustahil mereka terperosok ke jurang
kesalahan.

10
Strata Iman berdasarkan Imam Al-Ghozali merupakan :

1. Imanul Abidin

Imanul Abidin adalah dalah imannya pakar ibadah, orang yg beribadah kepada
Allah karena mengharap nirwana serta takut neraka. Ibarat seorang pekerja yg mau
bekerja sebab menginginkan upahnya serta tidak mau tahu tentang keadaan majikan,
beliau cinta kepada majikan atau tak cinta terhadap majikan yg penting upah.

2. Imanul Muhibbin

Imanul Muhibbin adalah imannya seseorang yang beribadah karena rasa cinta
pada Allah. Ia rela melakukan apapun demi kekasihnya. Ibaratnya seseorang pemuda
rela melakukan apa saja demi sang kekasihnya, tapi bila cintanya ditolak atau diterima
iman itu mulai berkurang.

2.2.3 Tingkatan Islam

Dalam hadits Jibril, dikatakan bahwa Islam adalah:

1. Mengakuiْ bahwaْ ‘Tidakْadaْsesembahanْ yangْ benarْuntukْdisembahْkecualiْ


Allah dan mengakui Muhammad adalah utusan-Nya.
2. Menegakkan shalat.
3. Menunaikan zakat.
4. Menunaikan puasa Ramadhan
5. Berhaji ke Baitullah bagi yang mampu.

Jadiْ Nabiْ shallallahuْ ‘alaihiْ waْ sallamْ menjelaskanْ bahwaْ islamْ memilikiْ limaْ
rukun. Yang pertama, seorang muslim harus bersyahadat dengan lisan dan meyakini
syahadat tersebut dalam hatinya. Dan perlu diperhatikan bahwa makna kalimat
syahadatْ ‘laaْ ilahaْ illallah’ْ yangْ benarْ adalahْ tidakْ adaْ sesembahanْ yangْ berhakْ
disembah kecuali Allah. Jika seseorang sudah mengucapkan dan meyakini demikian,
maka tidak pantas baginya untuk menjadikan para Nabi, malaikat, para wali dan
orang-orang sholih sebagai sesembahan semisal menjadikan mereka sebagai perantara
dalamْberdo’a.ْKarenaْapaْsajaْyangْdisembahْselainْAllahْadalahْsesembahanْyangْ
bathil.ْ Allahْ Ta’alaْ berfirmanْ (yangْ artinya),”Yangْ demikianْ itu,ْ adalahْ karena
sesungguhnya Allah, Dialah sesembahan yang benar dan sesungguhnya apa saja yang
merekaْseruْselainْAllah,ْitulahْyangْbathil.”ْ(QS.ْAlْHajjْ[22]ْ:ْ62).

Sebagai catatan penting, syahadat tidaklah cukup dengan diam (diucapkan dalam
hati), namun harus diucapkan dan diumumkan (ditampakkan) pada orang lain kecuali
jikaْadaْalasanْyangْsyar’iْsehinggaْseseorangْtidak bisa menampakkan syahadatnya.
Dalamْ haditsْ Jibrilْ ini,ْ Nabiْ shallallahuْ ‘alaihiْ waْ sallamْ mengabungkanْ antaraْ
syahadatْ ‘laaْ ilahaْ illallah’ْ dengan syahadatْ ‘annaْ muhammadarْ rasulullah’ْ [Nabiْ
Muhammad adalah utusan Allah] dalam satu rukun. Kenapa demikian? Karena ibadah
tidaklah sempurna kecuali dengan dua hal :

11
(1) Ikhlas kepada Allah semata : hal ini terdapat dalam syahadat ‘laaْ ilahaْ illallah’
(2) Mutaba’ahْ(mengikuti)ْRasulْ:ْhalْiniْterdapatْdalamْsyahadatْ‘annaْmuhammadarْ
rasulullah’.

Selain dengan bersyahadat, keislaman seseorang bisa sempurna dengan


melaksanakan empat rukun yang lainnya –di mana penjelasan hal ini dapat dilihat
dalam berbagai kitab fiqh. Namun, perlu diperhatikan bahwa walaupun kelima hal ini
disebut rukun, bukan berarti jika salah satu dari rukun Islam ini tidak ditunaikan maka
tidak disebut muslim lagi. Karena kadar wajib dalam rukun Islam adalah dengan
bersyahadat dan mengerjakan shalat yang diwajibkan (shalat lima waktu). Jika
seorang muslim tidak melaksanakan kedua rukun Islam ini, maka pada saat ini baru
tidak disebut sebagai muslim.

2.2.4 Tingkatan Ihsan

Tingkatan Ihsan itu sendiri merupakan tingkatan tertinggi keislaman seorang


hamba. Ihsan terbagi menjadi dua tingkatan yaitu Musyahadah dan Muqorobah.
Berikut tingkatannya:

1. Tingkatan Musyahadah

Tingkatan Musyahadah adalah tingkatan yang paling tinggi dari pada tingkatan
Muqorobah. Tingkatan Musyahadah adalah golongan orang yang selalu melakukan
ibadah seakan-akan selalu merasa, melihat, dan menyaksikan Allah secara langsung.

2. Tingkatan Muqorobah

Tingkatan Muqorobah merupakan tingkatan yang mana ketika seorang hamba


sedang beribadah maka orang tersebut seakan-akan merasa diawasi dan diperhatikan
oleh Allah dalam setiap aktivitasnya. Sehingga senantiasa seorang hamba tersebut
memperlihatkan ibadah dan gerakan-gerakanvdan lafalan dalam shalat tersebut.
Sebagaimana Allah berfirman yang artinya " kamu tidak berada dalam suatu keadaan
dan tidak membaca suatu ayat Al-Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan,
melainkan kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya". (Qs. Yunus:61)

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Iman adalah percaya dengan sunguh-sunggu dalam hati dan mempraktikkan
dalam ucapan dan amalan. Untuk kata Islam dari segi etimologi mengandung arti
patuh, tunduk, taat dan berserah diri kepada Tuhan dalam upaya mencari keselamatan
dan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun diakhirat. Hal demikian dilakukan atas
kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan
sejak dalam kandungan sudah menyatakan patuh dan tunduk kepada Tuhan. Dan arti
ihsan adalah perbuatan baik yang dilakukan oleh seorang muslim yang mana baik
dengan ucapan atau tindakan kepada Allah SWT ataupun orang lain dan makhluk
hidup lainnya.

Karena itulah disebutkan pula bahwa iman, Islam dan ihsan adalah tiga hal
yang tidak dapat terpisah satu sama lain. Integrasi antara Iman, Islam, dan Ihsan
menciptakan hubungan yang harmonis antara keyakinan agama (iman) dan tindakan
moral dan spiritual yang baik (ihsan). Iman Islam adalah dasar keyakinan dalam ajaran
Islam, sementara ihsan mendorong individu untuk berperilaku dengan baik dan
bertindak dengan penuh kesadaran terhadap Allah. Dengan mengintegrasikan
ketiganya, seseorang dapat mencapai keseimbangan antara keyakinan yang kuat dan
perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari, menciptakan kehidupan yang
bermakna dan bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.

13
DAFTAR PUSTAKA

14

Anda mungkin juga menyukai