Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL PADA AN.

R
DENGAN VARICELLA DI RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA
KOTA BATAM
TAHUN 2023

Diajukan Sebagai Laporan Tugas Mandiri Keterampilan Dasar Kebidanan


Tingkat I Semester II Prodi Diploma Tiga Kebidanan
Institut Kesehatan Mitra Bunda

Disusun Oleh:
Bintang Indah Lestari Hutapea
526080622003

Pada Tanggal :
09 Agustus 2023

Pembimbing :

1. Pemimbing Lahan : Duma Manurung Amd.kep


Tanda Tangan :

2. Pembimbing Akademik : Siti Husaidah.,SST., M.Kes., M.Keb


Tanda Tangan :

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL PADA AN. R DENGAN VARICELLA DI


RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA

KOTA BATAM
TAHUN 2023

Disusun Oleh :

Bintang Indah Lestari Hutapea : 526080622003

Telah di Selesaikan Laporan Pendahuluan Praktik Klinik Kebidanan dan telah disetujui
oleh Pembimbing lahan praktek maupun Pembimbing Akademik

Pada Tanggal :
09 Agustus 2023

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

Duma Manurung Amd.Kep Siti Husaidah.,SST.,M.Kes.,M.Keb

iv
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa :

Nama : Bintang Indah Lestari Hutapea


NIM : 526080622003
Tingkat/Semester : I/II

Prodi D-III Kebidanan Institut Kesehatan Mitra Bunda, dengan ini saya menyatakan
bahwa isi laporan yang saya buat adalah benar.

Demikianlah surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan dapat


dipergunakan sebagaimana mestinya.

Batam, 09 Agustus 2023

Mengetahui :

CI Ruangan Yang Menyatakan,


Mahasiswa

Duma Manurung Amd.Kep Bintang Indah Lestari Hutapea


526080622003

Pembimbing Akademik

v
Siti Husaidah.,SST.,M.Kes.,M.Keb

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Cacar air (Varicella) merupakan penyakit yang disebabkan oleh
Virus Varicella Zozter (VZV) yang menyerang kulit dan mukosa. Cacar
air (Varicella) adalah virus herpes alfa yang hanya menginfeksi manusia
tanpa reservoir hewan dan biasanya memengaruhi limfosit T, sel epitel,
dan ganglion (Asghar et al., 2020). Penyakit ini menyebabkan gejala
klinis berupa kelainan kulit polimorf terutama pada bagian sentral tubuh.
Cacar air dapat menular mulai 2 hari sebelum ruam muncul sampai
semua lepuhan yang terdapat pada kulit menghilang. Penularan cacar air
bersumber dari kontak langsung atau droplet melalui nasofaring sampai
3-7 hari sesudah lesi kulit muncul. Virus paling banyak terdapat pada
vesikel yang berisi cairan dan berangsur tidak menular pada lesi yang
mengering. (Murlistyarini dkk.,2018).Cacar air (Varisella/Chickenpox)
dilaporkan menyerang anak-anak maupun balita pada negara tropis dan
semitropis termasuk Indonesia. Cacar air dapat menyerang semua
kelompok umur termasuk neonatus dan hampir 90% kasus terjadi pada
anak usia dibawah 10 tahun(Pangow et al., 2015).
Infeksi cacar air dapat menyebabkan infeksi kronis yang
meningkatkan resiko malnutrisi pada balita. Infeksi dapat menyebabkan
penurunan berat badan melalui karena adanya penurunan nafsu makan
sehingga mempengaruhi jumlah kalori yang dapat diserap tubuh
sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan tubuh untuk beraktivitas
dan tumbuh Sari et al., 2020). Selain itu, Asghar et al. (2020) melaporkan
bahwa kasus cacar air sebagian besar kasus dapat sembuh secara mandiri
namun 0,01-0,03% kasus dapat menyebabkan komplikasi neurologis
yang serius pada balita antara lain acute cerebillities, encephalitis,
demyelinating polyradiculoneuropathy, meningitis, Reye’s syndrome,
peripheral motor neuropathy, transverse myelitis, dan optic neuritis.

7
Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 menyebutkan terdapat
750.000 balita terserang penyakit cacar air dengan prevalensi 69% dan
20% balita mengalami penyakit tersebut dengan tingkat serius. Setiap
tahun diperkirakan 35-40% ibu melaporkan anaknya ke rumah sakit
untuk mendapatkan vaksin varicella sebagai langkah pencegahan
(Sinaga, 2018). Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
melaporkan terdapat 500 balita pada tahun 2009 dan meningkat pada
tahun 2010 dengan 590 balita terserang penyakit varicella.
Penggunaan antivirus menjadi salah satu pengobatan dalam
penanganan kasus cacar air termasuk pada balita (Asghar et al., 2020).
Terapi antivirus dan antibiotik (Topikal atau sistemik) merupakan terapi
terbanyak yang diberikan pada pasien dengan infeksi sekunder berupa
lesi aktif atau vesikel baru (AJ et al., 2019). Asghar et al. (2020)
melaporkan pemberian tindakan secara empiris diobati dengan asiklovir
BD IV selama satu minggu pada balita dengan cacar air. Penanganan
cacar air harus melibatkan dokter atau bidan yang berwenang dalam
merespkan obat dan memberi tindakan sedangkan penanganan lanjutan
dapat dilakukan di rumah. Beberapa tindakan kuratif dan rehabilitatif
juga dibutuhkan dalam penanganan kasus cacar air untuk mengurangi
tingkat penyebaran maupun keparahan penyakit. Kurangnya pengetahuan
akan mempengaruhi sikap dan tindakan seseorang termasuk peran ibu
pada balita dengan cacar air. Ibu yang memiliki tingkat pengetahuan
yang kurang membuat kemampuan ibu dalam tindakan akan berkurang
sehingga akan meyebabkan terjadinya infeksi yang serius mengenai
kulit, tulang, paru-paru, persendian, otak, bahkan dapat menyebabkan
kematian dan sebaliknya.
Pemberian penyuluhan Kesehatan oleh bidan dapat menjadi salah
satu solusi. Penyuluhan kesehatan diberikan untuk meningkatkan
kesadaran, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemeliharan
kesehatan dan peningkatan kesehatan bagi dirinya sendiri, keluarga
maupun masyarakat. Selain itu, bidan juga berperan dalam memberikan

8
vaksinasi untuk mencegah dari terserangnya penyakit varicella. Bidan
memiliki peran penting dalam upaya preventif, kuratif dan rehabilitatif
pada balita dengan cacar air (Hasanah & Latifah, 2013). Maka dari itu,
berdasarkan dari paparan diantas maka penulis tertarik melakukan studi
literature tentang Asuhan Kebidanan Pada Balita dengan Cacar Air.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana asuhan kebidanan pada anak dengan cacar air di Rumah
Sakit Harapan Bunda

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melakukan Asuhan dengan pemberian obat acyclovir salep pada klien
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengkaji data subjektif asuhan pada An.R usia 5 tahun
dengan cacar air
b. Menjelaskan etiologi cacar air
c. Menjelaskan tanda dan gejala cacar air
d. Menjelaskan asuhan penanganan dan pencegahan penularan cacar
air
D. MANFAAT
Dapat meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuan tata laksana
asuhan kebidanan pada balita dengan cacar air serta menambah
wawasan mengenai kemungkinan komplikasi serius yang ditimbulkan
akibat penyakit cacar air pada balita.

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP PEMBERIAN OBAT TOPIKAL


1. DEFINISI

Topikal adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal,


misalnya tetes mata, salep mata, tetes telinga dan lain-lain.Merupakan
cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan
mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi
iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat
bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei. Pemberian
Obat pada Telinga Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes
telinga atau salep. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada
gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga tengah (otitis media),
dapat berupa obat antibiotik.

2. JENIS
a. Obat Krim
Krim topikal biasanya bertekstur lebih kental daripada losion. Oleh
karena itu, teksturnya relatif tidak bisa mengalir. Umumnya, komposisi
krim terdiri dari 50% minyak dan 50% air. Krim juga menggunakan
pengawet untuk mengurangi kontaminasi kuman agar lebih tahan lama.
Obat ini juga biasanya baik untuk melembapkan kulit.Krim topikal
umumnya digunakan untuk mengatasi masalah kulit yang menyebar
luas, mulai dari gigitan serangga, eksim, ruam, dermatitis kontak,
hingga rasa gatal pada organ intim.
b. Obat Busa (Foam)
Masalah kulit yang ditangani dengan krim topikal biasanya juga dapat
diatasi dengan obat topikal dari jenis busa. Selain itu, obat topikal
berbentuk busa pun ditemukan pada produk penghilang jerawat serta
bius lokal. Bius biasanya diberikan sebelum seseorang menjalani

10
prosedur seperti endoskopi..Obat ini pun bisa digunakan untuk
mengurangi bengkak dan kemerahan akibat gejala alergi.
c. Obat Gel
Gel adalah jenis obat topical yang berbahan dasar air atau alkohol.
Teksturnya kental dan relatif padat. Teksturnya mencair saat
bersentuhan kulit dan biasanya mengandung pengawet dan pewangi.Gel
topikal umumnya digunakan untuk mengatasi jerawat serta nyeri
otot.Kandungan mentol dan metil salisilat di dalamnya bekerja dengan
memberikan sensasi dingin, lalu disusul dengan rasa hangat sehingga
Anda teralihkan dari nyeri.Gel juga baik untuk memberikan lapisan
pelindung pada kulit yang bermasalah.Jangan mengoleskan gel pada
kulit yang terluka atau mengalami iritasi.
d. Obat Losion
Tekstur obat losion biasanya lebih kental, tetapi tetap bisa mengalir.
Obat topikal ini biasanya mengandung minyak, air, atau alkohol.
Terkadang harus dikocok terlebih dahulu agar kandungannya bisa
tercampur rata. Salah satu obat kocok topikal yang bisa dijumpai adalah
obat gatal dengan kandungan calamine. Obat ini biasanya digunakan
untuk mengatasi gatal, kemerahan, dan pembengkakan akibat penyakit
kulit. Beberapa jenis losion topikal juga mengandung antibiotik untuk
menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab jerawat.
e. Obat Salep
Jenis obat topikal lainnya yang umum digunakan adalah salep. Salep
adalah obat topikal dengan 80% kandungannya terdiri dari minyak. Ciri
yang bisa Anda rasakan adalah adanya sensasi lengket pada kulit. Lebih
padat daripada krim, salep bahkan bisa dikatakan sebagai obat semi-
padat. Biasanya, salep topikal mengandung sedikit atau bahkan tanpa
air. Obat ini biasanya jarang menggunakan pengawet sehingga alergi
lebih jarang terjadi. Untuk menggunakannya, bersihkan kulit dengan air
dan keringkan. Oleskan tipis-tipis, lalu pijat sedikit hingga salep topikal
menyerap.

11
f. Obat Semprot
Salah satu obat topikal yang pada dasarnya berbentuk larutan cair.
Larutan ini dimasukkan ke kemasan tertentu, lalu diberi tekanan agar
bisa menyebar rata ke kulit. Obat ini biasanya digunakan pada obat
untuk rinitis alergi berbentuk semprotan hidung. Selain itu, jenis obat
topikal yang satu ini bisa ditemukan pada obat bius, obat luka diabetes,
semprot tenggorokan, atau obat diabetes insipidus.
g. Bedak
Bedak merupakan obat topikal yang bersifat padat. Jenis ini biasanya
digunakan untuk mengeringkan bagian kulit yang bermasalah,
mengurangi gesekan kulit,memberikan sensasi sejuk, atau mengurangi
risiko infeksi jamur. Beberapa jenis obat bedak yang bisa ditemukan,
yaitu zinc oxide, titanium oxide, dan talc. Bahan-bahan ini baik untuk
mengurangi gesekan dan kelembapan pada kulit.

3. CARA PEMBERIAN
a. Mencuci tangan
b. Gunakan sarung tangan bila ada indikasi
c. Atur peralatan disamping tempat tidur klien
d. Tutup gorden atau pintu ruangan
e. Identifikasi klien secara tepat
f. Memposisikan klien dengan tepat dan nyaman,pastikan hanya membuka
area yang akan diberi obat
g. Inspeksi kondisi kulit.
h. Cuci area yang sakit, lepaskan semua debris dan kerak pada kulit.
i. Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
j. Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen topical
k. Oleskan obat topical

12
B. KONSEP CACAR AIR (VARICELLA)
1. DEFINISI
Varisela (chickenpox) atau biasa yang dikenal dengan sebutan cacar
air merupakan infeksi primer virus varicella zoster (VZV) yang
umumnya dapat menyerang anak-anak dan penyakit yang sangat menular
(Theresia & Hadinegoro, 2016). Hal ini disebabkan oleh Varicella Zoster
Virus, virus yang tergolong bagian dari alphaherpes merupakan jenis dari
virus imunogenik. Sebagai penyakit endemik akut yang paling umum
yang menyerang manusia (Sanglah et al., 2021). Cacar air di prediksi
sering menjangkit pada saat pergantian musim, musim panas ke musim
penghujan ataupun sebaliknya. Penyakit cacar air sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari dan sangat menular, dibandingkan dengan
gondong (parotitis) lebih menular cacar air, akan tetapi kurang menular
jika dibandingkan dengan campak (measles) (Sely et al., 2021).

2. ETIOLOGI
Menurut Ana Solikah, (2019) menyatakan bahwa penyebab cacar air
adalah karena infeksi virus yang disebut virus varicella zoster (VZV),
virus yang ditularkan oleh manusia melalui percikan air liur atau dari
cairan yang berasal dari lepuh kulit orang yang menderita cacar air.
Seseorang yang terinfeksi virus cacar air varicella zoster dapat berhasil
menularkan cacar air kepada orang lain di sekitarnya, yang ditandai
dengan munculnya lepuh pada kulit hingga lepuh kulit yang terakhir
mengering.
Selain itu, ada juga beberapa penyebab cacar air, yaitu:
a) Kontak langsung dengan penderita cacar air
b) Paparan cairan dari penderita cacar air, seperti keringat, bersin
dan batuk.
c) Memegang atau menyentuh secara langsung atau tidak langsung
barang-barang yang sebelumnya digunakan oleh penderita.

13
Ada beberapa faktor yang membuat seseorang rentan terkena
penyakit cacar.
Diantaranya adalah:
a. Belum pernah menderita cacar air sebelumnya.
b. Belum pernah divaksinasi cacar air terutama diberikan
pada ibu hamil karena hal ini akan sangat berguna untuk
melindungi janin
c. Berada di ruangan tertutup selama lebih dari satu jam
dengan penderita cacar air, hal ini akan memudahkan
virus menginfeksi Anda melalui udara Bersama
d. Daya tahan tubuh terhadap serangan cukup lemah,
sehingga virus mudah diserang
e. Tinggal di bawah satu atap dengan anak-anak yang
berusia kurang dari 10 tahun

3. PATOFISIOLOGI
Menurut Nurhayati, (2020) Proses varicella atau cacar air
disebabkan oleh infeksi primer virus varicella-zoster (VZV), yang
umumnya menyerang anak-anak dan merupakan penyakit yang sangat
menular. Virus masuk dan menginfeksi melalui kontak langsung dari lesi
pada kulit atau melalui droplet sekret pernapasan kemudian masuk ke
regional lymph nodes. Replikasi virus terjadi di regional lymph nodes
selama 2-4 hari diikuti dengan viremia primer. Infeksi primer
menyebabkan respon imun humoral melalui produksi imunoglobulin (Ig)
A, IgM, dan IgG anti-Varicella Zoster Virus antibodi yang kemudian
berguna sebagai perlindungan terhadap infeksi ulang. Sekitar 250-500
benjolan akan muncul dan menyebar ke seluruh tubuh, termasuk wajah,
kulit kepala, mulut bagian dalam, mata, termasuk bagian tubuh yang
paling intim. Namun dalam waktu kurang dari seminggu, lesi ini akan
mengering dan disertai rasa gatal, dalam 1-3 minggu bekas pada kulit
yang mengering hilang. Virus Varicella Zoster yang menyebabkan cacar

14
air ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui percikan air liur dari
batuk atau bersin yang terinfeksi dan ditularkan melalui udara atau
melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi. Virus ini masuk ke
dalam tubuh manusia melalui paru-paru dan menyebar ke tubuh melalui
kelenjar getah bening Setelah melewati masa 14 hari virus ini akan
menyebar dengan cepat ke jaringan kulit. Memang penyakit ini pasti
dialami pada masa kanak-kanak dan dewasa. Karena seringkali orang tua
membiarkan anaknya terkena cacar air sejak usia dini. Varicella
umumnya menyerang anak-anak. Di negara empat musim, 90% kasus
varicella terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak, penyakit ini
umumnya tidak begitu parah.

4. KOMPLIKASI
Setelah sembuh dari cacar air, virus Varicella zoster akan tetap
berada di dalam sel saraf. Virus tersebut dapat aktif kembali beberapa
tahun kemudian dalam bentuk penyakit cacar ular (herpes
zoster).Kemunculan cacar ular dapat dialami oleh orang dewasa yang
sudah terkena cacar air, terutama mereka yang memiliki daya tahan
tubuh lemah.
Komplikasi penyakit cacar air rentan dialami oleh bayi yang baru
lahir, ibu hamil, orang dewasa yang belum pernah terkena cacar air, dan
orang dengan daya tahan tubuh lemah. Beberapa komplikasi tersebut
meliputi:
a. Infeksi bakteri sekunder pada lapisan kulit
b. Infeksi aliran darah (sepsis)
c. Infeksi paru-paru (pneumonia), terutama pada perokok
d. Infeksi atau peradangan otak (ensefalitis)
e. Bekas bopeng atau jaringan parut
f. Dehidrasi
g. Kematian

15
5. PENCEGAHAN
Beberapa cara dalam pencegahan penyebaran penyakit varicella
(cacar air) menurut (Fay, 2014) mengatakan bahwa:
a) Vaksin cacar air direkomendasikan untuk semua anak pada
usia 18 bulan, serta untuk anak-anak di tahun pertama sekolah
menengah, jika mereka belum menerima vaksin cacar air dan
belum pernah menderita cacar air
b) Orang yang berusia 14 tahun ke atas yang kurang mempunyai
kekebalan tubuh yang baik juga disarankan untuk diberikan
vaksin. Pemberian vaksin adalah 2 dosis, diantaranya sampai
bulan. Vaksin ini sangat disarankan khususnya bagi orang
yang mempunyai risiko tinggi, seperti petugas kesehatan,
orang yang tinggal dengan atau dengan anak kecil, wanita
yang berencana hamil, dan kontak rumah tangga yang
mengalami imunosupresi.
c) Mulut dan hidung penderita cacar air harus ditutup saat batuk
atau bersin, membuang tisu kotor ke tempat sampah tertutup,
mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun tangan
yang baik dan tidak berbagi peralatan makan, makanan atau
gelas.
d) Wanita hamil harus mengisolasi diri dari siapa pun yang
menderita cacar air atau herpes zoster dan harus mengunjungi
dokter jika mereka telah melakukan kontak dekat dengan
seseorang yang menderita penyakit tersebut
e) Anak-anak yang menderita penyakit leukimia atau kekurangan
imunitas atau sedang menjalani kemoterapi harus menahan diri
dari siapapun yang menderita cacar air atau ruam saraf .
Kuman cacar air dapat menyebabkan infeksi yang lebih parah
pada anak-anak tersebut.

16
f) Dinjurkan untuk Mengkonsumsi makanan bergizi, Makanan
bergizi membuat tubuh sehat dan memiliki stamina yang kuat
sehingga dapat menangkal infeksi kuman penyakit
g) Mencegah diri dari dekat dengan sumber penularan cacar air,
Imunoglobulin varicella zoster dapat mencegah (atau
setidaknya meringankan) terjadinya cacar air, jika diberikan
dalam waktu maksimal 96 jam sebelum paparan dan juga
untuk bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar air beberapa
waktu sebelum atau sesudah melahirkan.
6. PENANGANAN
Penanganan yang diberikan yaitu:
1. Pertahankan kebersihan yang baik termasuk mandi setiap hari,
perawatan kulit yang cermat, dan pemangkasan kuku.
2. Pengobatan topikal dapat menggunakan salep mengatasi infeksi
virus herpes, termasuk cacar air, cacar ular, atau herpes genital.
Selain itu, obat ini juga bisa digunakan untuk mencegah
kekambuhan infeksi virus herpes pada seseorang dengan daya
tahan tubuh yang lemah.
3. Pemberian Paracetamol diberikan 175 mg sebagai Pereda nyeri
dan demam saat anak mengalami cacar air
4. Antibiotik topikal dapat digunakan jika ada infeksi sekunder.
5. Pengobatan sistemik berupa antivirus analog nukleosida
(guanosin analog), yaitu asiklovir dan pensiklovir. Valasiklovir
(ester valin dari asiklovir) dan famsiklovir (prodrug pensiclovir)
diserap lebih baik dan dalam tingkat darah yang lebih tinggi,
sehingga lebih disukai dalam pengobatan varisela daripada
asiklovir. Pemberian terapi dalam waktu 24 jam dari onset
mengurangi waktu pengerasan kulit, keparahan penyakit, durasi
gejala dan demam. Dosis yang dapat diberikan pada remaja (≥
40 kg) dan orang dewasa adalah valasiklovir 1 g per oral (PO)
setiap 8 jam selama 7 hari, atau famsiklovir 500 mg po setiap 8

17
jam selama 7 hari, atau asiklovir 800 mg po 5 kali/ hari. selama
7 hari.
6. Lini kedua adalah foscarnet (analog dari pirofosfat) terutama
untuk kasus VVZ yang tahan nukleosida. Baris ketiga adalah
cidofovir. Pada kasus dengan 14 komplikasi pneumonia,
asiklovir (dalam 36 jam rawat inap) dapat diberikan 10- 15
mg/kgBB secara intravena (iv) setiap 8 jam selama 7-10 hari
serta bantuan pernapasan. Komplikasi lain seperti ensefalitis,
meningoensefalitis, mielitis, dan komplikasi okular juga diobati
dengan asiklovir IV.
7. Sedangkan terapi simtomatik dapat berupa analgesik antipiretik
dan antihistamin (dengan efek sedatif atau sedatif) untuk
pruritus. Antibiotik oral dapat diberikan jika ada infeksi
sekunder.

18
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL PADA AN. R


DENGAN VARICELLA DI RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA KOTA BATAM
TAHUN 2023

Hari/Tanggal : Sabtu 05 Agustus 2023

Jam pengkajian : 15.00 WIB

Pengkaji : Bintang Indah Lestari Hutapea

Tempat : Ruang Mawar RSHB Batam

A. DATA SUBJEKTIF
1. IDENTITAS
Nama : An. R
Alamat : Tanjung Sengkuang
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Usia : 5 Tahun
Pekerjaan :-
Pendidikan :-
Jenis Kelamin : laki - laki

2. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan pasien merasa gatal pada bagian tubuhnya

3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan dahulu
Ibu pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit sistemik lainnya.

19
b. Riwayat Kesehatan sekarang
Riwayat Kesehatan Pasien mengalami penurunan imun dan yang dikaji
yaitu suhu tubuh meningkat,dan timbul bitnik bitnik diseluruh tubuh.
c. Riwayat Kesehatan keluarga
Ibu pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.

B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Sedang
2. Kesadaran : Composmentis
GCS : 15
3. Pemeriksaan TTV :
S : 36,5 C
N : 150 x/m
RR : 20 x/m

4. Pemeriksaan Fisik :
a. Kepala : Kepala simetris, rambut hitam dan sehat, tidak
rontok dan tidak ada ketombe.
b. Muka : Muka tampak kemerahan karena demam, timbul
bitnik bitnik
c. Mata : Tidak ada secret, bersih, konjungtiva merah
muda, seklera putih
d. Hidung : Tidak ada polip, simetris dan tidak ada secret
e. Mulut : Mulut kering dan pucat
f. Gigi/gusi : gusi kemerahan.
g. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan
kelenjar getah bening ,timbul bitnik bitnik dan ruam kemerahan
pada kulit
h. Perut : Tidak ada pembengkakan, timbul bitnik bitnik
dan ruam kemerahan pada kulit.
i. Ekstremitas : Terdapat ruam merah pada kulit dan bitnik bitnik

20
5. Pemeriksaan Penunjang
a. HB : 12, 8 gr/dl
b. Trombosit(PLT) : 41

C. ASSESMENT
An. L usia 6 bulan mengalami Cacar Air dan Varicella.

D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan observasi TTV pada anak
2. Mberitahu ibu pasien tentang hasil pemeriksaan
3. Memberitahu Ibu Pertahankan kebersihan yang baik termasuk mandi
setiap hari, perawatan kulit yang cermat, dan pemangkasan kuku.
4. Memberikan Pengobatan topikal salep acyclovir mengatasi infeksi virus
herpes, termasuk cacar air. Selain itu, obat ini juga bisa digunakan untuk
mencegah kekambuhan infeksi virus herpes pada seseorang dengan daya
tahan tubuh yang lemah.
5. Menjelaskan kepada ibu bagaiman penggunaan obar selep acylovir
6. Mengevaluasi keluarga pasien sudah mengerti dengan hasil pemeriksaan
yang dilakukan.
7. Menjelaskan kepada keluarga pasien jauh kan anak dari adiknya agar
tidak ikut tertular.

21
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Acyclovir atau asiklovir adalah obat antivirus yang paling umum


digunakan untuk mengobati cacar air. Obat ini tidak menghentikan
infeksi secara langsung, tapi menghambat virus untuk menggandakan
diri. Ketika acyclovir masuk ke dalam DNA virus, virus akan sulit untuk
memperbanyak diri (bereplikasi).
Pada anak yang menderita cacar air segera dibawa berobat untuk
mendapatkan terapi serta dilakukan isolasi/ tidak boleh berdekatan untuk
mencegah penularan pada orang disekitarnya serta pentingnya pemberian
edukasi/ sosialisasi pada orang tua, bahwa anak yang menderita cacar air
dirawat dirumah dengan memperhatikan perkembangan keluhan serta
memberikan perawatan / terapi sesuai anjuran dokter.

SARAN

Orang tua mempunyai peranan penting bagi Kesehatan anak dalam


pencegahan Penyakit, demikian pula dengan para ibu yang putra-putrinya
sekolah di TK A dan B di Taman Kanak-Kanak. Pemberian Pendidikan
Kesehatan perlu diprogramkan secara rutin, bekerja sama dengan pihak
puskesmas atau pusat kesehatan terkait pemberian vaksinansi. Hal ini akan
mendukung usaha pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat, khususnya
pada bidang kesehatan anak.

22
DAFTAR PUSTAKA

23

Anda mungkin juga menyukai