Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SCABIES

Oleh:

Chairunnisa Siregar

200131239

Pembimbing:

dr. Ismiralda Siregar, M.Kes

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
MAKALAH

SCABIES

“Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan
dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Departemen Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara”

Oleh:

Chairunnisa Siregar

200131239

Pembimbing:

dr. Ismiralda Siregar, M.Kes

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Scabiesl

Nama : Chairunnisa Siregar

NIM : 200131239

Medan, Juni 2022

Pembimbing,

dr. Ismiralda Siregar, M.Kes

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan makalah yang berjudul “Scabies” sebagai salah satu syarat
menyelesaikan Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) di Departemen Ilmu
Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada dr. Ismiralda Siregar, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama proses penulisan dan
penyusunan sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis memahami sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan penulisan penulis di kemudian hari. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat menjadi bahan rujukan
bagi penulisan ilmiah di masa mendatang.

Medan, Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................2
1.3. Manfaat Penulisan.........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
2.1. Definisi Nutrisi Ibu Hamil..........................................................................3
2.2 Nutrisi yang diperlukan ibu hamil............................................................3

2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Nutrisi Ibu hamil............................9

BAB III..................................................................................................................12
KESIMPULAN.....................................................................................................12
Daftar Pustaka......................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit gudik atau kudis, merupakan penyakit kulit yang dapat di


temui hampir di setiap pondok pesantren dan dianggap sebagai penyakit
yang tidak berbahaya sehingga kurang mendapat perhatian baik dari
penderita maupun orang-orang yang berada di sekitarnya. Bahkan ada
anekdot yang menyebar di kalangan para santri pondok pesantren, bahwa
seorang santri belum disebut mondok jika belum terkena penyakit gudik.
Sebenarnya penyakit gudik bukan hanya menyerang para santri di pondok-
pondok pesantren, tetapi juga dapat ditemui pada lingkungan kumuh dan
padat penduduk, penjara kamp militer, bahkan rumah sakit .Penyakit gudik
dapat menjangkiti semua orang pada semua umur, ras dan level sosial
ekonomi. Selama ini masyarakat awam mengira gudikan disebabkan oleh
air, yang digunakan untuk konsumsi atau kebutuhan sehari-hari, telah
tercemar(Griana, 2013).

Banyak orang masih belum mengetahui bahwa penyebab gudikan


adalah spesies tungau yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Spesies
ini disebut sebagai Sarcoptes scabiei (var. hominis) dan penyakitnya disebut
scabies. Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (kutu
kecil) yaitu Sarcoptes scabiei varietas hominis. Penyakit tersebut
merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di wilayah beriklim
tropis dan subtropis. Jumlah penderita skabies di dunia lebih dari 300 juta
setiap tahun dengan angka yang bervariasi di setiap negara. Beberapa faktor
yang berperan dalam penyebaran scabies adalah : kondisi pemukiman yang
padat, hygiene perorangan yang jelek, social ekonomi yang rendah,
kebersihan lingkungan yang kurang baik, serta perilaku yang tidak
mendukung kesehatan .Pada daerah yang berhawa dingin dan higiene
sanitasi yang kurang bagus banyak ditemukan kasus scabies. Melihat
hygiene para siswa sekolah dasar maka sangat memungkinkan sekali para

1
siswa tersebut untuk menderita penyakit scabies(Griana, 2013).

Mengingat penyebaran penyakit ini terjadi melalui kontak langsung


dan pada kondisi populasi yang padat tinggal bersama maka kemungkinan
penyebaran penyakit ini akan dapat menginfestasi sebagian besar siswa
sekolah dasar, apabila penyebarannya tidak segera diatasi. Gejala klinis
penyakit ini adalah gatal pada daerah predileksi terutama pada malam hari.
Jika para siswa menderita penyakit ini maka rasa gatal yang dialami akan
dapat mengganggu konsentrasinya dalam proses belajar, sehingga secara
tidak langsung akan dapat menurunkan prestasi belajar dari para siswa
tersebut. Oleh sebab itu sangat perlu memberikan pengobatan pada siswa
yang terinfeksi guna memutus rantai penularan scabies ini (Hafner, 2009).
Di Indonesia, skabies merupakan salah satu penyakit kulit tersering
di puskesmas. Prevalensi skabies di puskesmas seluruh Indonesia pada
tahun 2008 adalah 5,6-12,9% dan merupakan penyakit kulit terbanyak
ketiga. Pada tahun 2008 survei di berbagai pemukiman kumuh seperti di
tempat pembuangan sampah akhir dan rumah susun di Jakarta menunjukkan
prevalensi skabies sebesar 6,2%, di Boyolali 7,4%, di Pasuruan 8,2%, dan
di Semarang 5,8% (Hafner, 2009).

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan


penulis dan pembaca mengenai “Scabies”, dan sebagai salah satu syarat
menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior Program Profesi Dokter (KKS
P3D) di Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.

1.3. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pemahaman


penulis dan pembaca mengenai aspek Scabies, serta sebagai bahan rujukan
dalam penulisan ilmiah bagi penulis lain.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Scabies

Nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi bagi seorang ibu pada saat
hamil. Zat gizi sendiri merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh agar bisa
menjalankan fungsinya, yaitu menghasilkan energy, membangun dan memelihara
jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Nutrisi atau asupan seorang ibu
disaat hamil sangat menentukan status gizi ibu hamil tersebut. status gizi sendiri
dapat diartikan sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi, dapat dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik,
dan lebih. Berdasarkan pengertian status gizi tersebut status gizi ibu hamil berarti
keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi
sewaktu hamil ( Almatsier, 2009).

2.2 Nutrisi yang diperlukan Ibu Hamil

Masa hamil adalah masa penting untuk pertumbuhan optimal janin dan
persiapan persalinan. Oleh karena penambahan zat-zat gizi berguna untuk
kesehatan ibu hamil, pertumbuhan janin, saat persalinan, persiapan menyusui dan
tumbuh kembang bayi. Pada dasarnya menu makanan ibu hamil, tidak banyak
berbeda dari menu sebelum hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan
dalam pengaturan menu selama hamil. Selama hamil calon ibu memerlukan lebih
banyak zat gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil
dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya, bila makanan ibu terbatas
janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus,
lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok, dan lain-lain (Lestari, 2013). Asupan gizi
sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Kebutuhan
gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15% dibandingkan dengan
kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan
rahim (uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta,air ketuban dan

3
pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan
untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk
pertumbuhan ibunya (Sitanggang, 2013). Secara normal, ibu hamil akan
mengalami kenaikan berat badan sebesar 11-13kg. Hal ini terjadi karena
kebutuhan asupan makanan ibu hamil meningkat seiring dengan bertambahnya
usia kehamilan. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau
mati, sumber tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan (Sitanggang,
2013). Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung
karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat
pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Kebu’/tuhan nutrien
akan meningkat selama hamil, namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat
secara proporsional (Lestari, 2013).

Kebutuhan gizi untuk ibu hamil mengalami peningkatan dibandingkan dengan


ketika tidak hamil. Bila kebutuhan energi perempuan sebelum hamil sekitar 1.900
kkal/hari untuk usia 19—29 tahun dan 1.800 kkal untuk usia 30—49 tahun, maka
kebutuhan ini akan bertambah sekitar 180 kkal/hari pada trimester I dan 300
kkal/hari pada trimester II dan III. Demikian juga dengan kebutuhan protein,
lemak, vitamin dan mineral, akan meningkat selama kehamilan. Berikut Angka
Kecukupan Gizi Rata-Rata (AKG, 2004) yang dianjurkan (per orang per hari)
bagi ibu hamil usia 19—29 tahun dengan BB/TB 52 kg/156 cm dan ibu hamil usia
30—49 tahun dengan BB/TB 55 kg/156 cm.

4
Tabel 2.2 Angka Kecukupan Gizi Rata-Rata yang Dianjurkan (per orang per hari)

Dewasa Saat Hamil

19—29 30-49 tahun Trimester Trimester Trimester


Tahun I II III

Energi (kkal) 1.900 1.800 +180 +300 +300

Protein (g) 50 50 +17 +17 +17

Vitamin A (RE) 600 500 +300 +300 +300

Vitamin D (μg) 5 5 +0 +0 +0

Vitamin E (mg) 15 15 +0 +0 +0

Vitamin K (μg) 55 55 +0 +0 +0

Tiamin (mg) 1,1 1 +0,3 +0,3 +0,3

Riboflavin (mg) 1 1,1 +0,3 +0,3 +0,3

Niasin (mg) 14 14 +0,4 +0,4 +0,4

Asam folat (μg) 400 400 200 200 200

Piridoksin (mg) 1,2 1,3 +0,4 +0,4 +0,4

Vitamin B12 (μg) 2,4 2,4 +0,2 +0,2 +0,2

Vitamin C (mg) 75 75 +10 +10 +10

Kalsium (mg) 1.000 800 +150 +150 +150

Fosfor (mg) 1.000 600 +0 +0 +0

Magnesium (mg) 240 240 +30 +30 +30

5
Besi (mg) 26 26 +1 +1 +1

Yodium (μg) 150 150 +50 +50 +50

Seng (mg) 9,3 9,8 +1,7 +1,7 +1,7

Selenium (μg) 30 30 +5 +5 +5

Mangan (mg) 1,8 1,8 +0,2 +0,2 +0,2

Fluour (mg) 2,5 2,7 +0,2 +0,2 +0,2

Prinsip PGS (Pedoman Gizi Seimbang), asupan zat gizi yang dibutuhkan ibu
hamil sebagai berikut.

a. Karbohidrat

Karbohidrat adalah zat gizi makro yang meliputi gula, pati, dan serat. Gula
dan pati merupakan sumber energi berupa glukosa untuk sel-sel darah merah,
otak, sistem saraf pusat, plasenta, dan janin. Pemenuhan kebutuhan energi yang
berasal dari karbohidrat dianjurkan sebesar 50—60% dari total energi yang
dibutuhkan, terutama yang berasal dari karbohidrat pati dan serat, seperti nasi,
sereal, roti, dan pasta, juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar.

b. Protein

Protein merupakan komponen yang penting untuk pembentukan sel-sel


tubuh, pengembangan jaringan, termasuk untuk pembentukan plasenta.
Kebutuhan protein untuk ibu hamil sekitar 17 g/hari. Jenis protein yang
dikonsumsi seperlimanya sebaiknya berasal dari protein hewani, seperti daging,
ikan, telur, susu, yogurt, dan selebihnya berasal dari protein nabati, seperti tahu,
tempe, kacang-kacangan, dan lain-lain.

6
c. Lemak

Lemak merupakan zat gizi penting yang berperan meyakinkan pada


perkembangan janin dan pertumbuhan awal pasca lahir. Asam lemak omega-3
DHA penting untuk perkembangan dan fungsi saraf janin selama kehamilan.
Konsumsi PUFA selama kehamilan memengaruhi transfer PUFA ke plasenta dan
ASI. Kebutuhan energi yang berasal dari lemak saat hamil sebaiknya tidak lebih
dari 25% dari kebutuhan energi total per hari. Selain memperhatikan proporsi
energi yang berasal dari lemak, penting juga memerhatikan proporsi asam
lemaknya. Misalnya, proporsi asam lemak jenuh (lemak hewani) adalah 8% dari
kebutuhan energi total, sedangkan sisanya (12%) berasal dari asam lemak tak
jenuh. Perbandingan kandungan asam lemak omega 6 dan omega 3 , EPA, dan
DHA sebaiknya lebih banyak. Asam linoleat banyak terdapat pada minyak
kedelai, minyak jagung, minyak bunga matahari, minyak biji kapas. DHA dan
ALA banyak terdapat dalam minyak ikan (ikan laut seperti lemuru, tuna, salmon),
selain juga terdapat dalam sayuran berdaun hijau tua seperti bayam dan brokoli,
minyak kanola, biji labu kuning, dan minyak flaxseed. Kebutuhan minyak dalam
pedoman gizi seimbang dinyatakan dalam 4 porsi, di mana satu porsi minyak
adalah 5 gram.

d. Vitamin dan Mineral

Ibu hamil membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral dibandingkan


dengan ibu yang tidak hamil. Vitamin membantu berbagai proses dalam tubuh
seperti pembelahan dan pembentukan sel baru. Contohnya, vitamin A untuk
meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan sel serta jaringan janin; vitamin B
seperti tiamin, riboflavin, dan niasin untuk membantu metabolisme energi,
sedangkan vitamin B6 untuk membantu protein membentuk sel-sel baru; vitamin
C untuk membantu penyerapan zat besi yang berasal dari bahan makanan nabati;
dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium. Mineral berperan dalam
berbagai tahap proses metabolisme dalam tubuh, termasuk pembentukan sel darah

7
merah (besi), dalam pertumbuhan (yodium dan seng), serta pertumbuhan tulang
dan gigi (kalsium).

e. Air

Walau tidak menghasilkan energi, air merupakan zat gizi makro yang
berperan sangat penting dalam tubuh. Air berfungsi untuk mengangkut zat-zat gizi
lain ke seluruh tubuh dan membawa sisa makanan keluar tubuh. Ibu hamil
disarankan untuk menambah asupan cairannya sebanyak 500 ml/hari dari
kebutuhan orang dewasa umumnya minimal 2 liter/hari atau setara 8 gelas/hari.
Kebutuhan pada ibu hamil lebih banyak lagi karena perlu memperhitungkan
kebutuhan janin dan metabolisme yang lebih tinggi menjadi 10—13 gelas/hari.

f. Zat Besi

Zat besi dibutuhkan untuk pembentukan komponen darah, yaitu


hemoglobin, yang terdapat dalam sel darah merah, yang beredar di dalam darah
dan berfungsi antara lain mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Pada ibu
hamil, kebutuhan zat besi lebih tinggi daripada sebelum hamil, oleh karena
dibutuhkan untuk meningkatkan massa hemoglobin karena adanya penambahan
massa tubuh ibu (plasenta, payudara, pembesaran uterus, dan lain-lain) dan janin.
Kebutuhan tambahan total selama kehamilannya, diperkirakan 1.000 mg.
Kekurangan zat besi dapat mengganggu pembentukan sel darah merah, sehingga
terjadi penurunan hemoglobin. Selanjutnya, dapat menyebabkan penurunan kadar
oksigen di jaringan. Akibatnya, jaringan tubuh ibu hamil dan janin mengalami
kekurangan oksigen, sehingga menurunkan kemampuan kerja organ-organ
tubuhnya. Akibat pada janin antara lain bayi lahir dengan simpanan besi yang
rendah sehingga berisiko menderita anemia, mempunyai berat badan lahir lebih
rendah dari yang seharusnya, dan lain-lainnya. Bahan makanan sumber zat besi
yang terbaik adalah makanan yang berasal dari sumber hewani seperti daging dan
hati. Sementara zat besi yang berasal dari sumber makanan nabati, misalnya
serealia, kacang-kacangan, dan sayuran hijau, walaupun kaya zat besi, tetapi zat
besi tersebut mempunyai bioavailabilitas (ketersediaan hayati) yang rendah
sehingga hanya sedikit sekali yang dapat diserap di dalam usus. Sumber zat besi

8
nabati ini agar dapat diserap dengan baik harus dikonsumsi bersama-sama dengan
sumber protein hewani, seperti daging, atau sumber vitamin C, seperti
buahbuahan.

b. Asam Folat

Asam folat termasuk dalam kelompok vitamin B. Jumlah yang


dibutuhkan hingga trimester akhir kehamilan adalah 0, 4 mg/hari per orang.
Idealnya, zat gizi ini dikonsumsi sebelum ibu mengalami kehamilan. Asupan
asam folat pada saat telah hamil, biasanya sudah terlambat untuk mencegah
terjadinya kelainan yang disebut “neural tube defect” a.l. spina bifida (sumsum
tulang belakang yang terbuka) dan anencephalus (tidak memiliki batok kepala),
mengingat perkembangan susunan saraf pusat, terutama terjadi dalam 8 minggu
pertama kehamilan. Sumber asam folat antara lain sayuran berwarna hijau seperti
brokoli dan bayam, telur, dan daging.

c. Kalsium

Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan sel-selnya. Jika


kebutuhannya kurang terpenuhi, janin akan mengambil cadangan kalsium dari
tulang ibu. Kejadian ini tidak akan menimbulkan gejala pada ibu, karena jumlah
kalsium yang diambil hanya sedikit (2,5% dari kalsium yang ada). Namun,
kekurangan zat gizi ini pada saat kehamilan tetap menyimpan beberapa risiko.
Penelitian menunjukkan, peluang terjadinya tekanan darah tinggi dalam
kehamilan pada kelompok masyarakat tertentu (misalnya, kehamilan pada remaja,
ibu hamil yang defisiensi kalsium) akan meningkat bersamaan dengan kurangnya
kalsium pada ibu. Jumlah kebutuhan kalsium bagi ibu hamil sendiri sebesar 1.000
mg/hari selama kehamilan. Sumber kalsium antara lain telur, susu, keju, mentega,
daging, ikan, dan bayam.

2.3 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi Ibu Hamil

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk ibu hamil.
Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Gizi ibu hamil adalah

9
makanan sehat dan seimbang yag harus dikonsumsi ibu selama masa
kehamilannya, dengan porsi dua kali makan orang yang tidak hamil
(Sitanggang,2013). Kesehatan ibu hamil dapat terwujud dengan berperilaku hidup
sehat selama kehamilan yaitu merawat kehamilan dengan baik melalui asupan gizi
yang baik,memakan tablet zat besi, melakukan senam hamil, perawatan jalan
lahir,menghindari merokok dan makan obat tanpa resep. Melakukan kunjungan
minimal empat kali untuk mendapat informasi dari petugas kesehatan tentang
perawatan yang harus dilakukan (Gulardi H, 2006 dalam Sitanggang, 2013).
Beberapa faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil adalah (Sitanggang,2013)

A. Faktor Langsung

1) Keterbatasan ekonomi, yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan


yang berkualitas baik, sehingga mengganggu pemenuhan gizi.

2) Produk pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di negara tertentu


ataudaerah tertentu biasanya berkembang dari pangan setempat untuk jangka
waktu yang panjang sehingga menjadi sebuah kebiasaan turun-temurun.

3) Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya


jangansampai membuat kadar gizi yang terkandung dalam bahan makanan
menjaditercemar atau tidak higienis dan mengandung kuman penyakit.

4) Pembagian makanan dan pangan masyarakat Indonesia umumnya


masihdipengaruhi oleh adat atau tradisi. Misalnya, masih ada kepercayaan
bahwaayah adalah orang yang harus diutamakan dalam segala hal
termasukpembagian makanan keluarga.

5) Pengetahuan gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan


tertentu,salah persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapa
tmempengaruhi status gizi seseorang.

6) Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan berakibat


pemenuhan gizi menurun atau berlebih.

10
7) Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan makanan yang
dipandang pantas atau tidak untuk dimakan. Tahayul dan larangan yang beragam
didasarkan pada kebudayaan daerah yang berlainan. Misalnya, ada sebagian
masyarakat yang masih percaya ibu hamil tidak boleh makan ikan.

8) Selera makan juga akan mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan


gizi.Selera makan dipicu oleh sistem tubuh (misal dalam keadaan lapar) atau pun
dipicu oleh pengolahan serta penyajian makanan.

9) Suplemen Makanan. Ada beberapa suplemen  makanan yang biasanya


diberikan untuk ibu hamil, antara lain: 

a) Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi (Fe) yang
dapatmembantu pembentukan sel darah merah yang berfungsi sebagaipengangkut
oksigen dan zat nutrisi makanan bagi ibu dan janin. TTD mengandung 200 mg
ferrosulfat yang setara dengan 60 mg besi elementaldan 0,25 mg asam folat.
Tablet Tambah Darah diminum satu tablet tiaphari di malam hari selama 90 hari
berturut-turut, karena pada sebagian ibu yang hamil merasakan mual, muntah,
nyeri pada lambung, diare, dansusah buang air besar. Usaha lain untuk menambah
asupan zat besi adalahdaging segar, ikan, telur, kacangkacangan, dan sayuran
segar yangberwarna hijau tua.

b) Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan tulang dangigi


bayi, jika asupan kalsium kurang maka kebutuhan kalsiun diambildari tulang ibu.
Kebutuhan akan 6 kalsium bagi ibu hamil adalah 950 mgtiap harinya. Asupan
Kalsium bisa didapat dari minum susu, ikan, udang,rumput laut, keju, yoghurt,
sereal, jus jeruk, ikan sarden, kacangkacangan,biji-bijian, dan sayur yang
berwarna hijau gelap

c) Vitamin juga diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu yang hamil.Beberapa


vitamin ibu hamil yang dibutuhkan adalah vitamin C (80 mg)yang berfungsi
untuk membantu penyerapan zat besi, vitamin A (6000IU), vitamin D (4 mcg).

11
Vitamin ini dapt diperoleh dari cabe merah,mangga, pepaya, wortel, ubi, aprikot,
dan tomat.

B. Faktor Tidak Langsung

(1)Pendidikan keluarga. Faktor pendidikan dapat mempengaruhi


kemampuanmenyerap pengetahuan tentang gizi yang diperolehnya melalui
berbagaiinformasi

(2) Faktor budaya. Masih ada kepercayaan untuk melarang memakan


makanantertentu yang jika dipandang dari segi gizi, sebenarnya sangat baik bagi
ibuhamil.

(3) Faktor fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan sangat penting untukmenyokong


status kesehatan dan gizi ibu hamil, dimana sebagai tempatmasyarakat
memperoleh informasi tentang gizi dan informasi kesehatanlainnya, bukan hanya
dari segi kuratif, tetapi juga preventif dan rehabilitatif (Sitanggang, 2013).

12
BAB III

KESIMPULAN

Nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi bagi seorang ibu pada saat hamil. Zat
gizi sendiri merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh agar bisa menjalankan
fungsinya, yaitu menghasilkan energy, membangun dan memelihara jaringan,
serta mengatur proses-proses kehidupan. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh
ibu hamil berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, mengganti sel-sel
tubuh yang rusak atau mati, sumber tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan
makanan. Kebutuhan nutrien akan meningkat selama hamil, namun tidak semua
kebutuhan nutrien meningkat secara proporsional. Asupan gizi yang dibutuhkan
pada ibu hamil adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin&mineral, air, zat besi,
asam folat, kalsium. Faktor- faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil terbagi 2
yaitu faktor langsung dan faktor tidak langsung.

13
Daftar Pustaka

Sinurat, D. (2018). UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Poliklinik


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Jurnal Pembangunan Wilayah &
Kota, 1(3), 82–91.
Pritasari. Didit D., dan Nugraheni T L. 2017. Gizi Dalam Daur Kehidupan.
Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Kemenkes RI, dirjen bina gizi. Pedoman gizi seimbang. Kemenkes RI.2014

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama

Lestari, Rina. 2013. Pemenuhan Gizi Ibu Hamil. diakses  29 Agustus 2015

Sitanggang, Berliana dan Siti Saidah Nasution. 2013. Faktor-faktor


StatusKesehatan pada Ibu Hamil. diakses 29 Agustus 2015

14

Anda mungkin juga menyukai