Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KEGIATAN

REPLIKASI
ORGANIZATIONAL
DEVELOPMENT

DISCLAIMER USAID
Sertakan di bagian bawah halaman pertama: “DISCLAIMER: Penerbitan dokumen ini
dimungkinkan berkat dukungan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Isi
dari dokumen ini merupakan tanggung jawab SWANDIRI INISIATIF SINTANG dan tidak
sepenuhnya mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat.
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………….. i
A. Pendahuluan ………………………………………………………………………………………….. 1
B. Tujuan ………………………………………………………………………………………….. 1
C. Output ………………………………………………………………………………………….. 1
D. Proses dan Replikasi Organizational Develompment SIS ………………………………. 1
1. Gambaran Proses Organizational Development ………………………………………… 2
2. Hasil Penilaian IKO GIAN dan KARPET ……………………………………………………….. 3
E. Tanda Keberlanjutan Madani di Daerah ……………………………………………………….. 5
F. Ownership Parapihak Pendekatan Madani …………………………………………………… 5
G. Analisis …………………………………………………………………………………………… 6
1. Analisis Terhadap Capaian Dibandingkan Dengan Tujuan Awal
Replikasi IKO untuk mendukung Organizational Development ………………….. 6
2. Faktor Penentu Keberhasilan ……………………………………………………………………. 6

H. Tantangan …………………………………………………………………………………………… 7
I. Pembelajaran …………………………………………………………………………………………… 8
J. Kesimpulan …………………………………………………………………………………………… 9
K. Rekomendasi …………………………………………………………………………………………… 9
L. Lampiran …………………………………………………………………………………………… 10

i
A. PENDAHULUAN
Swandiri Inisiatif Sintang (SIS) merupakan salah satu mitra USAID MADANI yang bekerja dan
mengimplementasikan berbagai mandat perubahan yang diusung di tingkatan lokal yaitu
Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Mengacu pada teori perubahan dan kerangka
hasil MADANI, terdapat 3 (tiga) aspek yang dimandatkan pada SIS untuk direalisasikan yakni
aspek peningkatan kapasitas organisasi, meningkatkan legitimasi organisasi, serta keberlanjutan
organisasi. Kurun waktu 3 (tiga) tahun intervensi program USAID MADANI, SIS melihat bahwa
dalam konteks advokasi kebijakan di tingkat Kabupaten, keberadaan Organisasi Masayarakat
Sipil (OMS) lokal yang kompeten dan kredibel saat ini masih menjadi salah satu kebutuhan
mutlak. Oleh karena itu sebagai bagian dari FORSTAR, hasil refleksi organisasi terhadap
pembelajaran penting yang mendukung pencapaian positif SIS kemudian menjadi bagian dari
rekomendasi untuk di replikasi dan atau scale-up.

B. TUJUAN
Adapaun tujuan dari replikasi ini adalah sebagai berikut:
1. Membantu lembaga anggota FORSTAR untuk mengidentifikasi diri dengan berdasarkan
kondisi objektif organisasi lembaga anggota, sebagai dasar untuk melakukan perubahan dan
peningkatan kapasitas.
2. Memperkuat tata kelola organisasi masyarakat sipil di Kabupaten Sintang.

C. OUTPUT
1. Mengidentifikasi kondisi objektif organisasi lembaga anggota FORSTAR, sebagai dasar untuk
melakukan perubahan dan peningkatan kapasitas.
2. Menguatnya tata kelola organisasi masyarakat sipil di Kabupaten Sintang, melalui perbaikan
yang relevan dan sesuai prioritas organisasi berdasarkan hasil penilaian IKO.

D. PROSES DAN HASIL REPLIKASI ORGANIZATIONAL DEVELOPMENT


1. Gambaran Singkat Proses Organizational Development SIS
Menjadi mitra dari program USAID MADANI pada tahun 2020 di Kabupaten Sintang, jadi
langkah awal dan kesempatan yang tepat bagi SIS sebagai organisasi yang baru
bertumbuh dalam memperkuat tatakelola organisasinya. Evaluasi terhadap kinerja
organisasi SIS secara internal, dilakukan melalui metode pengukuran Indeks Kinerja
Organisasi (IKO) yang diperoleh selama menjadi mitra USAID MADANI. Proses penilaian
IKO dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun untuk mengukur perubahan yang terjadi
didalam organisasi pada periode awal tahun berjalan, kemudian mengukur dampak dan
perubahan yang terjadi pada periode akhir tahun. Namun secara khusus untuk tahun ke-
3, penilaian IKO dilaksanakan 2 kali yaitu pada periode awal dan akhir tahun program.

SIS meyakini bahwa, terlepas dari apakah organisasi tumbuh dan berkembang atau
tidak, evaluasi harus dan perlu dilakukan agar dapat mengidentifikasi kelemahannya dan

1
merancang upaya untuk memperkuat organisasi. Kemitraan dengan USAID MADANI
telah membantu SIS untuk merancang program-program yang lebih efektif dan
berkelanjutan khususnya setelah melakukan penilaian IKO. Sehingga, dengan berangkat
dari hasil penilaian kondisi objektif organisasi yang memuat informasi mengenai
kekuatan dan kelemahannya, SIS dapat menentukan kebutuhan peningkatan kapasitas
organisasi berdasarkan skala prioritas.

Skenario implementasi peningkatan kapasitas organisasi yang dilakukan oleh SIS


diakukan melalui beberapa metode dan tahapan. Pasca penilaian IKO, SIS
mengidentifikasi berbagai kebutuhan peningkatan kapasitas organisasi yang diperlukan
untuk dituangkan kedalam rencana kerja program bersama USAID MADANI dalam
bentuk TA, ataupun refleksi dan diskusi. Kemudian, hasil TA, refleksi dan diskusi
diimplentasikan dalam tataran praktisnya melalui dinamika internal organisasi. Diluar
skenario program, upaya peningkatan kapasitas organisasi diterjemahkan melalui
rencana strategis organisasi yang juga diimplementasikan seiring dinamika internal.
Skenario tersebut juga termasuk pengembangan mekanisme monitoring dan evaluasi.

2. Replikasi IKO Kepada FORSTAR


a. Proses dan Hasil Replikasi IKO
Sekilas Proses Replikasi IKO GIAN dan KARPET
SIS merekomendasikan penilaian IKO kepada 2 (dua) lembaga anggota FORSTAR yaitu
Gerakan Indonesia Anti Narkotika (GIAN) dan Komunitas Anak Negeri Peduli Kesehatan
(KARPET). Tujuannya agar kedua lembaga anggota ini dapat mengidentifikasi aspek-
aspek fundamental yang menjadi kelemahan atau kekuatannya masing-masing secara
objektif. Penilaian situasi internal secara objektif ini merupakan dasar bagi keduanya
untuk dapat menentukan arah perubahan yang ingin dicapai berdasarkan skala prioritas
dengan lebih terukur dan terarah, serta untuk merumuskan strategi pengembangan
organisasi yang relevan.

Melalui serangkaian diskusi yang dilaksanakan secara formal dan informal, baik secara
bersama-sama ataupun terpisah, SIS mengasistensi langsung proses penilaian IKO secara
bertahap. Pada fase awal, melalui momentum sharing session FORSTAR yang secara
rutin dilaksanakan bersama lembaga anggota, SIS berbagi pengalaman tentang penilaian
IKO yang sudah dilakukan. Sesi sharing session mendapat respon positif dari lembaga
anggota, terutama GIAN dan KARPET yang kemudian menyatakan kesediaannya untuk
melakukan penilaian IKO.

Selanjutnya, komitmen kedua lembaga anggota FORSTAR tersebut diperkuat melalui


serangkaian diskusi informal yang dilaksanakan secara terpisah, dengan tujuan untuk
memastikan kesiapan keduanya dalam melakukan penilaian IKO. Kesepakatan yang
terbangun dari hasil diskusi ini ditindaklanjuti dengan persiapan teknis hingga sampai

2
pada pelaksanaan penilaian IKO. Implementasinya, SIS berperan untuk memfasilitasi
proses penilaian dengan mengeksplorasi secara mendalam setiap bagian dari tools IKO.

Berdasarkan prosesnya, penilaian IKO pada kedua lembaga anggota FORSTAR ini dihadiri
oleh seluruh instrumen organisasi yang berkontribusi aktif pada tiap tahapannya.
Bahkan, penilaian IKO GIAN juga dihadiri oleh Dewan Pengurus Daerah Provinsi GIAN
Kalimantan Barat yang meskipun tidak mengikuti seluruh rangkaiannya namun juga aktif
berdiskusi. Fasilitasi penilaian IKO oleh SIS tidak hanya sampai pada keluarnya skor akhir
IKO yang disepakati, akan tetapi berlanjut dalam bentuk asistensi langsung untuk
penyusunan rencana aksi, rekomendasi dan RKPKO.

b. Hasil Penilaian IKO GIAN dan KARPET


Hasil akhir dari penilaian IKO yang dilakukan oleh GIAN dan KARPET menunjukkan
bahwa keduanya mengidentifikasi diri sebagai organisasi yang sedang tumbuh pada
level Nescent. Dari 5 domain yang dinilai GIAN mendapatkan skor akhir dengan nilai
rata-rata 1,44 sedangkan KARPET dengan skor akhir 1,25. Pada domain efektivitas GIAN
mendapatkan skor rata-rata 2,33, domain efisiensi 1,33, domain relevansi 1,0, domain
keberlanjutan 1, serta domain ketahanan dengan skor rata-rata 2. Sedangkan KARPET
pada domain efektivitas mendapatkan skor rata-rata 1, domain efisiensi 1,67, domain
relevansi 1,50, domain keberlanjutan 1, serta domain ketahanan dengan skor rata-rata
1.

Dengan mengidentifikasi diri berada pada level Nescent, keduanya merumuskan


prioritas utama di masing-masing organisasi yang harus dipenuhi dalam bentuk
Rekomendasi Technical Assistance sebagai berikut:

No Rekomendasi Kegiatan TA GIAN Rekomendasi Kegiatan TA KARPET


1 Peningkatan Kapasitas SDM Lembaga Peningkatan Kapasitas SDM
Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Pelatihan dan Perumusan SOP
2
Keuangan Lembaga Renstra
Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa
3 Pelatihan Pembuatan Proposal
Mengacu Perpres No. 16 Tahun 2018
Pelatihan Pemanfaatan dan
4 Perencanaan dan Penyusunan Renstra
Pengelolaan Media Komunikasi
Peningkatan Kapasitas terkait
5
Keragaman Sumber Daya
Pelatihan GESI (kesetaraan gender dan
6
inklusi sosial)
Pelatihan Advokasi dan Mekanisme
7
Monitoring Advokasi

3
Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas
8
dalam Keamanan Data
9 Pelatihan Pemetaan Penerima Manfaat
Pelatihan Pengelolaan Media dan
10
Pembuatan Konten Jurnalistik
Tabel 1. Rekomendasi TA GIAN dan KARPET, dari hasil penilaian IKO

Skor Indeks Kinerja Organisasi


GIAN
Tahap 1 EFEKTIVITAS
Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
3

2
KETAHANAN EFISIENSI
1

KEBERLANJUTAN RELEVANSI

Hasil IKO GIAN

Hasil IKO KARPET

4
Melalui pendekatan yang sistematis dan berkelanjutan seperti evaluasi dan penilaian
IKO, SIS, GIAN dan KARPET dapat mengukur perkembangan organisasi dari waktu ke
waktu. Sehingga pembelajaran secara berkelanjutan yang berangkat dari kondisi objektif
organisasi masing-masing ini menjadi panduan penting untuk meningkatkan kualitas
tata kelola organisasi. Hal ini tentunya sangat diperlukan untuk membantu pencapaian
tujuan organisasi secara lebih efektif dalam memberikan dampak positif terhadap
perubahan sosial di tingkat Kabupaten.
E. TANDA KEBERLANJUTAN PENDEKATAN MADANI DI DAERAH
Dengan melihat hasil implementasi program hingga periode tahun ke-3 ini, setidaknya
terdapat 3 hal yang dapat disimpulkan sebagai tanda keberlanjutan dari pendekatan USAID
MADANI di Kabupaten Sintang, yaitu:
- Melalui penilaian IKO untuk OD
Tools penilaian IKO merupakan salah satu instrumen penting yang digunakan untuk
membantu setidaknya 3 OMS lokal (anggota FORSTAR) dalam meningkatkan kapasitas
organisasinya, termasuk SIS. Meningkatnya kapasitas organisasi lembaga anggota, bagi
FORSTAR merupakan salah satu pra syarat yang mutlak harus dipenuhi untuk
memperkuat legitimasi organisasi di satu sisi, memperkuat advokasi kebijakan oleh OMS
lokal di sisi lainnya. Karenanya, FORSTAR berkomitmen untuk terus mereplikasi
penilaian IKO kepada seluruh lembaga anggota bahkan jejaring kerja secara bertahap
dan konsisten untuk mendukung aspek OD.

F. OWNERSHIP PARA PIHAK PENDEKATAN MADANI


Tools penilaian IKO
Selain melakukan replikasi penilaian IKO kepada lembaga anggota FORSTAR, MADANI juga
mendorong lahirnya Peraturan Daerah Kabupaten Sintang yang mengatur tentang
keberadaan OMS. Pendekatan ini bertujuan untuk memperbaiki lingkungan pendukung bagi
OMS agar relevansi dan legitimasi nya dapat meningkat. Dalam prosesnya, tools penilaian
IKO menjadi salah satu rekomendasi untuk di adopsi melalui peraturan tersebut sebagai
acuan standar bagi para pihak agar dapat mensinergiskan relevansi OMS terhadap
Pemerintah. Berdasarkan perkembangan terakhir yang disampaikan oleh Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik (BAKESBANGPOL) Kabupaten Sintang, draft Peraturan Daerah ini sudah
sampai ke Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang. Selain itu, BAKESBANGPOL
sudah menyatakan bahwa tools IKO merupakan salah satu instrumen yang
direkomendasikan melalui peraturan tersebut untuk digunakan dalam pengawasan kinerja
OMS oleh Pemerintah Daerah. Dengan kata lain, tools IKO pada akhirnya tidak hanya
menjadi instrumen yang akan digunakan secara terbatas oleh FORSTAR dan lembaga
anggotanya saja, akan tetapi kedepannya akan menjadi salah satu instrumen yang dikenal

5
luas dan digunakan oleh berbagai stakeholder yang berada dan bekerja di Kabupaten
Sintang.

G. ANALISIS
1. Analisis Terhadap Capaian Dibandingkan Dengan Tujuan Awal
Replikasi IKO untuk mendukung Organizational Development
Berdasarkan perencanaan kegiatan SIS, replikasi penilaian IKO untuk anggota FORSTAR
mentargetkan setidaknya 1 lembaga anggota melakukan penilaian IKO. Realisasinya,
terdapat 2 lembaga anggota yakni GIAN dan KARPET yang kemudian melakukan penilaian
IKO pada tahun 2023. Kondisi demikian diperoleh sebagai dampak dari meningkatnya
kesadaran OMS lokal, khususnya anggota FORSTAR terhadap pentingnya self assesment
sebagai langkah awal untuk meningkatkan kapasitas organisasi. Meningkatnya kesadaran
tersebut tentu tak bisa dilepaskan dari proses yang dibangun di internal FORSTAR dalam
melakukan sharing pengetahuan antar sesama anggota, sehingga mampu mengakumulasi
pemahaman baru bagi lembaga anggotanya.
Tools IKO juga direncanakan untuk direplikasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten
Sintang untuk mendukung upaya apresiasi oleh Pemerintah terhadap kinerja OMS melalui
CSO Awards. Penilaian IKO semula akan diperkenalkan sebagai salah satu tools yang efektif
digunakan untuk menakar kapasitas dan kapabilitas organisasi sebagaimana telah
dipraktekkan oleh SIS dan FORSTAR. Berkembangnya dinamika lokal di Kabupaten Sintang
akhirnya mendorong terjadinya perubahan pendekatan MADANI. Tools IKO tidak lagi hanya
didorong untuk digunakan dalam CSO Awards, akan tetapi juga didorong untuk diadopsi
melalui regulasi daerah untuk membantu Pemerintah Daerah dalam pengawasan kinerja
OMS secara menyeluruh.
Intervensi MADANI untuk menjadikan tools IKO sebagai acuan dalam regulasi daerah yang
mengatur keberadaan OMS ini pada awalnya didorong untuk masuk dalam pasal dan ayat
didalamnya. Namun, adanya keberatan dari OMS lain yang juga memiliki tools penilaian
dengan standarisasi yang berbeda, pada akhirnya mengubah posisi tawar tools penilaian
IKO ini dalam regulasi dimaksud dengan hanya menjadi bagian dari tools yang
direkomendasikan.
2. Faktor Penentu Keberhasilan
Kemitraan atau kerjasama SIS dengan program USAID MADANI pada tahun 2020
memberikan langkah awal yang penting bagi SIS sebagai organisasi yang baru berkembang.
Ini memungkinkan SIS untuk memperkuat tata kelola organisasinya. Melalui penggunaan
toolls IKO, SIS mampu mengevaluasi kinerja organisasinya secara internal. Penilaian IKO
dilakukan secara berkala untuk mengukur perubahan dalam organisasi dan mengidentifikasi

6
kekuatan dan kelemahan, membantu SIS merancang program-program yang lebih efektif
dan berkelanjutan, serta menentukan prioritas peningkatan kapasitas berdasarkan skala
prioritas.
Pada tahap selanjutnya, SIS merekomendasikan penilaian IKO kepada lembaga anggota
FORSTAR (GIAN dan KARPET) untuk membantu mereka mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan secara objektif. Berikut beberapa faktor yang diidentifikasi sebagai faktor
penentu keberhasilan:
1. Peningkatan Kapasitas SDM: Salah satu rekomendasi utama dari penilaian IKO adalah
peningkatan kapasitas SDM (Sumber Daya Manusia) di lembaga anggota FORSTAR,
seperti GIAN dan KARPET. Ini menunjukkan bahwa penilaian IKO tidak hanya
mengidentifikasi kelemahan, tetapi juga memberikan solusi konkret untuk perbaikan.
2. Komitmen untuk Perubahan: Lembaga anggota FORSTAR, dalam hal ini GIAN dan
KARPET, menunjukkan komitmen untuk melakukan perubahan berdasarkan hasil
penilaian IKO. Hal ini mencerminkan bahwa pendekatan ini berhasil merangsang
semangat perubahan dan pembaruan dalam organisasi.
3. Replikasi Pendekatan: Salah satu faktor keberhasilan yang signifikan adalah
kemampuan untuk mereplikasi pendekatan, seperti penilaian IKO, kepada lembaga lain
dan bahkan memasukkannya ke dalam regulasi daerah. Hal ini memungkinkan
pendekatan tersebut memiliki dampak yang lebih luas dan berkelanjutan di masyarakat
setempat.
4. Pengembangan Alat Penilaian yang Terpercaya: Alat penilaian IKO yang digunakan
dalam pendekatan ini terbukti menjadi alat yang dapat diandalkan untuk mengukur
kinerja organisasi. Keberhasilan alat ini dalam mendukung perbaikan dan pengambilan
keputusan organisasi adalah faktor penting dalam keberhasilan keseluruhan
pendekatan.
5. Partisipasi Berbagai Pihak: Para pihak, termasuk lembaga anggota FORSTAR, SIS,
Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang, dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
(BAKESBANGPOL), aktif terlibat dalam proses ini. Partisipasi yang kuat dari berbagai
pihak adalah faktor kunci dalam keberhasilan pendekatan ini.
6. Pengelolaan Perubahan yang Efektif: Faktor penentu keberhasilan lainnya adalah
kemampuan untuk mengelola perubahan secara efektif. Organisasi telah merumuskan
rekomendasi teknis dan rencana aksi sebagai respons terhadap hasil penilaian IKO, yang
menunjukkan komitmen untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam perubahan
organisasi.
Faktor-faktor ini bersama-sama berkontribusi pada keberhasilan pendekatan Organizational
Development (OD) dan replikasi penilaian IKO dalam memperkuat tata kelola organisasi dan
memicu perubahan positif dalam organisasi dan masyarakat Kabupaten Sintang.
7
Pendekatan ini juga mencerminkan pentingnya partisipasi aktif dan kerjasama lintas sektor
dalam upaya memajukan organisasi dan masyarakat lokal.

H. TANTANGAN
- GIAN dan KARPET belum pernah melakukan penilaian IKO, sehingga membutuhkan
proses asistensi secara intensif dengan memberikan perbandingan konkrit dari
pengalaman praktis SIS dalam melakukan penilaian IKO.
- Setelah identifikasi kebutuhan peningkatan kapasitas, implementasi rencana kerja
program dan perubahan internal organisasi bisa menjadi tantangan. Ini termasuk
pelatihan, perubahan prosedur operasional, dan pengembangan mekanisme monitoring
dan evaluasi. Memastikan implementasi yang efektif memerlukan dukungan dan
koordinasi yang baik khususnya di internal organisasi.
- Penting untuk menjaga kontinuitas penilaian IKO, bukan hanya sebagai langkah awal,
tetapi juga sebagai bagian dari proses berkelanjutan dalam meningkatkan kapasitas
organisasi. Proses evaluasi harus diintegrasikan ke dalam budaya organisasi. Menjaga
konsistensi dalam penilaian IKO dari satu periode ke periode berikutnya adalah
tantangan yang penting. Diperlukan prosedur dan metrik yang jelas agar penilaian
tersebut dapat diandalkan dan dapat mengidentifikasi perubahan seiring waktu.
- Organisasi harus siap untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di
lingkungannya, termasuk perubahan kebijakan, sosial, ekonomi, dan politik. Ini
memerlukan fleksibilitas dalam rencana dan strategi, selain peningkatan kapasitas
organisasi. Organisasi juga perlu memikirkan cara mengukur dampak sosial yang
dihasilkan oleh organisasi dan program-programnya. Ini dapat membantu dalam
memotivasi anggota organisasi dan mendapatkan dukungan lebih lanjut dari pemangku
kepentingan.

I. PEMBELAJARAN
- Melalui upaya Peningkatan Kapasitas Organisasi, memungkinkan organisasi seperti SIS
dan anggota FORSTAR untuk secara sistematis meningkatkan kapasitas internalnya.
Dengan melakukan penilaian IKO, organisasi dapat mengidentifikasi area kelemahan dan
mengambil langkah-langkah konkret untuk memperbaikinya.
- Partisipasi aktif berbagai pihak seperti organisasi masyarakat sipil dan Pemerintah
Daerah, menciptakan kerjasama lintas sektor yang kuat, yang merupakan faktor penting
dalam keberhasilan pendekatan ini.
- Pemantauan perubahan melalui penilaian IKO yang berkala, membantu organisasi untuk
dapat memantau perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Hal ini membantu
organisasi dalam mengukur kemajuan mereka dan mengidentifikasi area yang masih
memerlukan perbaikan.
- Dalam replikasi IKO diperlukan persiapan yang matang bersama entitas organisasi yang
akan melakukan penilaian IKO agar dapat secara lebih dini membangun proses-proses
8
diskusi teknis yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan organisasi itu
sendiri.

J. Kesimpulan
Pendekatan Organizational Development (OD) yang didukung oleh USAID MADANI merupakan langkah
yang signifikan dalam memperkuat tata kelola organisasi masyarakat sipil di Kabupaten Sintang. Melalui
penilaian IKO dan proses evaluasi berkelanjutan, organisasi seperti SIS dan anggota FORSTAR dapat
mengidentifikasi kelemahan mereka dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.

Tantangan yang dihadapi, seperti implementasi rencana kerja program dan perubahan internal
organisasi, dapat diatasi dengan komitmen dan kerjasama yang kuat dari berbagai pihak. Penggunaan
penilaian IKO yang terpercaya sebagai alat evaluasi dan pengambilan keputusan menjadi kunci
keberhasilan pendekatan ini.

Dengan mempertimbangkan kelebihan dan manfaat yang telah dicapai melalui pendekatan OD ini,
langkah selanjutnya adalah menjaga kontinuitas dan melibatkan lebih banyak organisasi dalam proses
evaluasi dan perbaikan berkelanjutan. Hal ini akan membantu meningkatkan kapasitas organisasi
masyarakat sipil secara keseluruhan dan, pada gilirannya, memberikan dampak positif yang lebih besar
pada perubahan sosial di tingkat Kabupaten Sintang.

K. Rekomendasi

Berdasarkan pembelajaran yang diperoleh dari pendekatan Organizational Development (OD) yang
dijalankan oleh SIS dan hasil replikasi penilaian IKO kepada anggota FORSTAR (GIAN dan KARPET), serta
mengingat tantangan dan potensi keberlanjutan pendekatan ini, berikut beberapa rekomendasi:

1. Penguatan Kapasitas Organisasi: Organisasi-organisasi masyarakat sipil, seperti SIS, GIAN, dan
KARPET, harus terus fokus pada peningkatan kapasitas mereka. Mereka dapat melanjutkan
menggunakan penilaian IKO secara berkala sebagai alat untuk mengidentifikasi perubahan dan
mengukur kemajuan mereka. Pendekatan ini harus diintegrasikan ke dalam budaya organisasi.
2. Kerjasama Lintas Sektor: Penting untuk menjaga kerjasama lintas sektor yang kuat antara
organisasi masyarakat sipil dan Pemerintah Daerah. Kerjasama ini dapat diperkuat melalui dialog
dan kolaborasi terus-menerus dalam rangka mencapai tujuan pembangunan lokal.
3. Replikasi Pendekatan: Organisasi-organisasi masyarakat sipil khususnya anggota FORSTAR dapat
terus mereplikasi pendekatan penilaian IKO kepada organisasi-organisasi lainnya. Ini akan
membantu lebih banyak organisasi mengidentifikasi dan mengatasi kelemahan mereka.
4. Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan: OMS harus terus memantau perubahan yang terjadi
dan melakukan evaluasi berkelanjutan terhadap upaya mereka dalam memperkuat tata kelola
organisasi. Pengukuran dampak sosial yang dihasilkan oleh organisasi juga perlu diperhatikan
untuk mendorong meningkatnya legitimasi para pihak sebagai langkah lanjutan setelah
kapasitas organisasi dipastikan meningkat.

9
5. Komitmen terhadap Perubahan: Organisasi harus tetap komitmen terhadap perubahan dan
pembaruan internal. Rekomendasi teknis dan rencana aksi yang dihasilkan dari penilaian IKO
harus diimplementasikan secara efektif.

Lampiran

Lampiran 1 : Replikasi IKO Kepada GIAN

10
Lampiran 2 : Replikasi IKO Kepada KARPET

11

Anda mungkin juga menyukai