Anda di halaman 1dari 59

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN ABORTUS INKOMPLIT

Disusun oleh :
Kelompok 2B

1. Amelia Yunita Rahmawati (21007)


2. Araqi Hanun (21015)
3. Dea Ayu Puspitasari (21024)
4. Fadli Ardiansyah (21028)
5. Nabila Aulia Rahma (21068)
6. Rahma Shafira (21083)
7. Siti Nurhaliza (21099)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FATMAWATI


PRODI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-
Nya, sehingga kelompok mendapat berbagai inspirasi dan dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Abortus Inkomplit”. Penyusunan makalah ini
bertujuan sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Keperawatan Maternitas. Kelompok
menyadari bahwa makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-
pihak terkait, maka kelompok mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang
terhormat:
1. Ns. DWS Suarse Dewi, M. Kep., Sp. Kep.MB, selaku Direktur Akademi Keperawatan
Fatmawati Jakarta.
2. Ns. Sestramita, S.Kep selaku Wali Kelas Angkatan XXIII Akademi Keperawatan Fatmawati
Jakarta.
3. Ns. Lisnawati Nur Farida, M. Kep selaku penanggung jawab mata kuliah Keperawatan
Maternitas.
4. Ns. Putri Mahardika, M. Kep, Sp. Kep. Mat selaku dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Maternitas.
5. Orang tua tercinta yang telah membantu dalam segi materil maupun dalam segi motivasi
dalam penyusunan makalah ini.
6. Rekan-rekan kelompok yang membantu selesainya pembuatan makalah ini.

Kelompok menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan untuk penyempurnaan makalah ini.

Jakarta, 14 Maret 2023


Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 3
1. Tujuan Umum ...................................................................................................................... 3
C. Metode Penulisan ................................................................................................................. 3
D. Sistematika Penulisan .......................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................................................... 4
A. Pengertian Abortus Inkomplit .............................................................................................. 4
B. Etiologi Abortus Inkomplit .................................................................................................. 4
C. Gambaran dan Penatalaksanaan Abortus Inkomplit ............................................................ 5
D. Patofisiologi Abortus Inkomplit .......................................................................................... 6
E. Teori Asuhan Keperawatan.................................................................................................. 7
BAB III ANALISA KASUS ....................................................................................................... 14
A. Pengkajian .......................................................................................................................... 14
B. Asuhan Keperawatan ......................................................................................................... 22
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................................... 49
A. Pengkajian Keprawatan ..................................................................................................... 49
B. Diagnosa Keperawatan ...................................................................................................... 50
C. Implementasi Keperawatan ................................................................................................ 51
D. Intervensi Keperawatan ..................................................................................................... 52
E. Evaluasi Keperawatan ........................................................................................................ 53
BAB V PENUTUP....................................................................................................................... 54
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 54
B. Saran .................................................................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 55

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi hingga lahirnya janin. Lama kehamilan
ini berlangsung selama 280 hari (40 minggu atau sama dengan sembilan bulan tujuh hari)
(Situmorang at all., 2021). Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan pertemuan sel
ovum dan sel sperma di dalam uterus tepatnya di tuba fallopi. Setelah itu terjadi proses konsepsi
dan terjadi nidasi, kemudain terjadi implantasi pada dinding uterus, tepatnya pada lapisan
edomentrium yang terjadi pada hari keenam dan ketujuh setelah konsepsi (Rintho, 2022).

Komplikasi yang terjadi pada kehamilan, yaitu perdarahan, kejadian perdarahan sangat rentan
ketika masih hamil muda (Trimester 1) yang sering dikaitkan dengan abortus. Dampak dari
abortus yaitu menyebabkan kesakitan bahkan kematian yang dihadapi oleh ibu. Penyebab dari
kematian, yaitu perdarahan dari komplikasi yang disebabkan oleh keguguran (Maliana, 2016).

Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi pada umur kehamilan < 20 minggu
dan berat badan janin ≤ 500 gram. Adapun dampak dari masalah bila tidak mendapat
penanganan yang cepat dan tepat maka akan dapat menambah angkah kematian ibu yang
disebabkan oleh komplikasi dari abortus yaitu dapat terjadi Perdarahan, Perforasi, Infeksi dan
Syok.

Adapun definisi lainnya, yaitu pelahiran janin-neonatus yang kurang dari 500 gram. Namun
berbagai negara memiliki aturan ataupun undang-undang yang berbeda-beda untuk melaporkan
keguguran, kematian janin, dan juga kematian bayi (Çelik et al., 2018). Salah satu jenis abortus
yaitu abortus inkomplit yang terjadi ketika sebagian hasil konsepsi telah keluar sebelum 20
minggu dan masih ada yang tertinggal dalam uterus (Pitriani, 2013). Abortus inkomplit
(keguguran tidak lengkap) yaitu sebagian tetapi tidak seluruhnya hasil konsepsi keluar dari
uterus sebelum usia 12 minggu hasil konsepsi cendrung tertahan (Ika, 2010).

1
Penanganan yang terpenting dalam menangani masalah abortus seperti mampu mengetahui
gejala-gejala dan komplikasi dari abortus agar dalam mendiagnosa sesuatu masalah dengan
tepat dan sebaiknya dalam hal ini perawat melakukan kolaborasi dengan dokter dan ditunjang
oleh fasilitas yang memadai. Penanganan yang sering dilakukan pada pasien inkomplit seperti
dilakukannya kuretase.

Kuratase merupakan suatu tindakan untuk membersihkan hasil konsepsi dengan alat kuretase
(sendok kerokan). Sebelum melakukan kuretase, penolong harus melakukan pemeriksaan
dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan serviks dan besarnya uterus. Dalam hal ini
keguguran tidak dilakukan tindakan medis apabila hasil konsepsi keluar secara alami, namun
jika bakal janin masih ada yang tertinggal didalam rahim maka perlu dilakukan kuretase yang
menyebabkan nyeri. Nyeri merupakan keluhan yang paling sering terjadi pada pasien post
kuretase dengan abortus inkomplit. Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang
tidak menyenangkan yang dihubungkan dengan jaringan yang rusak. Nyeri dapat dibedakan
menjadi dua, yakni nyeri akut dan nyeri kronis (Manuamba, 2010).

Kuretase terdapat komplikasi seperti nyeri, perforasi apabila terjadi perforasi atau diduga terjadi
peristiwa itu, maka penderita harus diawasi dengan seksama dengan mengamati keadaan umum
nadi, tekanan darah, kenaikan suhu, turunya hemoglobin dan keadaan perut bawah, luka pada
serviks uteri apabila terjadi luka pada ostium uteri internum, maka akibat yang 16 segera timbul
adalah perdarahan yang memerlukan pemasangan tampon pada serviks dan vagina, perlekatan
dalam kavum uteri karena hal itu dapat menyebabkan terjadinya perlekatan dinding kavum uteri
di beberapa tempat dan pendarahan Kerokan pada kehamilan agak tua atau pada molahidatidosa
ada bahaya perdarahan.

Berdasarkan uraian diatas, maka kelompok tertarik untuk membahas tentang Abortus Inkomplit
yang merupakan salah satu gangguan masalah pada kehamilan. Kelompok membahas Abortus
Inkomplit ini dengan mempelajari berbagai literatur dan menggunakan konsep-konsep
Matternitas yang berkaitan dengan kehamilan. Hal ini bertujuan agar mahasiswa keperawatan
dapat mengetahui tentang Abortus Inkomplit. Kelompok berharap dengan makalah sederhana
ini dapat membuka wawasan mahasiswa dalam memahami Abortus Inkomplit yang merupakan

2
gangguan pada masalah kehamilan serta dapat melakukan berbagai upaya keperawatan untuk
mencegah timbulnya Abortus Inkomplit yang berulang.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa/mahasiswi dapat lebih
memahami dan mengaplikasikan asuhan keperawatan mengenai abortus inkomplit

Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini diharapkan pembaca mampu:
a. Mahasiswa dapat memahami konsep penyakit abortus inkomplit
b. Mahasiswa dapat memahami konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan abortus
inkomplit
c. Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan
abortus inkomplit

C. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini menggunakan metode kombinasi dari studi kasus dan studi
kepustakaan. Metode studi kepustakaan yaitu menggunakan berbagai sumber literatur yang
sesuai dengan makalah kami yang berjudul “Abortus Inkomplit”. Adapun teknik pengumpulan
data dalam penulisan makalah ini adalah menganalisis berbagai sumber referensi baik dari
buku, jurnal dan internet yang berkaitan dengan Arbortus Inkomplit.

D. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penyusunan makalah ini terdiri dari 5 bab, yaitu BAB I Pendahuluan yang
terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB
II Tinjauan Teori yang terdiri dari konsep abortus inkomplit BAB III Tinjauan Kasus yang
terdiri dari kasus pemicu dan asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian hingga evaluasi
keperawatan. BAB IV Pembahasan yang terdiri dari pembahasan studi kasus. BAB V Penutup
yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Daftar Pustaka.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Abortus Inkomplit


Abortus atau yang sering dikenal dengan keguguran merupakan kematian janin dalam
kandungan pada kehamilan yang usianya kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram,sedangkan menurut WHO/FIGO,abortus adalah usia kehamilan yang kurang dari
22 minggu berat janin tidak diketahui, salah satu abortus yang sering terjadi adalah abortus
inkomplit.
Abortus inkomplit merupakan Pengeluaran sebagian hasil konsepsi sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa yang tertinggal di dalam uterus. Biasanya perdarahan yang terjadi
pada abortus inkomplit ini banyak sekali disertai dengan kontraksi,kanalisservikalis dan
tidak berhenti sebelum dilakukan tindakan kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi (Sari
& Prabowo, 2018).
Abortus Inkomplit adalah salah satu jenis keguguran yang ditandai dengan pengeluaran
sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum usia 20 minggu dengan masih ada sisa yang
tertinggal di dalam uterus (Ekasari & Natalia, 2019).

B. Etiologi
Menurut buku Protokol forHigh- RiskPregnancies yang ditulis John T. Queenan, MD.,
pasien dengan abortus 50% tidak diketahui penyebabnya. Faktor-faktor yang meyebabkan
abortus inkomplit (Duhita, 2014) :

a. Faktor fetal
Keguguran pada hamil muda disebabkan abnormalitas zigot, atau plasenta. Selain itu
abnormalitas pada kromosom, abnormalitas kromosom diturunkan dari gen kedua
orang tuanya. Sekitar 95 % dari kelainan kromosom disebabkan oleh kegagalan
gametogenesis. Autosomaltrisomi adalah kelainan kromosom yang paling sering
ditemukan pada abortus trimester awal. Adanya riwayat abortus sebelumnya akan
meningkatkan risiko fetalaneuploidy dari 1 % menjadi 2%. Kelainan monosomy X

4
akan menyebabkan sindrom Turner, dimana biasanya mengalami keguguran dan
kemungkinan kecil janin tidak akan bertahan sampai TM 3. Triploid sering
dihubungkan dengan Mola Hidatidosa parsial. Janin dengan jumlah kromosom normal
(Euploidy) (46 XY / XX) cenderung lebih lama daripada janin dengan Aneuploidy
b. Faktor imunologi Hubungan ibu dan janin bisa hancur oleh sel natural killer yang
diaktivasi oleh kekebalan yan dibuat oleh sistem imun termasuk masalah hormon dan
hiperkoagulabilitas darah yang disebabkan oleh peningkatan antibodi antikardiolipin
yang mempunyai peran dalam merangsang keguguran. Faktor lainnya disebabkan
karena rokok, obat-obatan, stres, diet, faktor lingkungan,dan infeksi.
c. Faktor Ibu
Faktor ibu yang dapat menyebabkan keguguran yaitu ibu yang mempunyai penyakit
mendadak misalnya radang paru- paru, tipus perut, radang ginjal, malaria. Selain itu
toksin, bakteri dan virus juga dapat menyebabkan kematian janin melalui plasenta.

C. Gambaran Klinis dan Penatalaksanaan Abortus Inkomplit


a. Gambaran klinis abortus inkomplit, pada pemeriksaan dapat dijumpai gambaran
sebagai berikut (Prawiroharjo, 2010):
1) Kanalis servikalis terbuka
2) Dapat diraba jaringan dalam rahim atau kanalis servikalis
3) Dengan pemeriksaan inspekulum perdarahan bertambah
4) Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
5) Pada pemeriksaan fisik seperti keadaan umum tampak lemah kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat
dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
6) Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat
kontraksi uterus.
b. Penatalaksanaan Abortus Inkomplit
1) Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk
tanda-tanda vital.

5
2) Pengawasan pernafasan (jika ada tanda-tanda gangguan pernafasan seperti
adanya takipnea, sianosis) bebaskan saluran nafas dari sumbatan kemudian
berikan bantuan oksigen.
3) Berikan cairan infus (D5% dan atau NaCl 0,9%). d) Lakukan pemeriksaan
laboratorium
4) Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik
kurang 90 mmHg, nadi lebih 112 kali per menit).
5) Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan < 16 minggu,
evakuasi sisa hasil konsepsi dengan:
a) Aspirasi Vacum Manual merupakan metode evakuasi yang terpilih.
Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika AVM tidak
tersedia.
b) Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrium 0,2 mg im
(diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral
(dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu).
6) Jika kehamilan > 16 mingguan)
a) Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV (garam fisiologis
arau RL) dengan kecepatan 40 tetes / menit sampai terjadi ekspulsi konsepsi.
b) Jika perlu berikan misoprostol 200 mg pervaginam setiap 4 jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi(maksimal 80 mg) 3) Evakuasi sisa hasil
konsepsi yang tertinggal dalam uterus 4) Pastikan untuk tetap memantau
kondisi ibu setelah penanganan.

D. Patofisiologi Abortus
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan yang
menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Sehingga
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Apabila pada
kehamilan kurang dari 8 minggu, villi khorialis belum menembus desidua serta mendalam
sehingga hasil konsepsi dapat keluar seluruhnya. Apabila kehamilan 8-14 minggu villi
khorialis sudah menembus terlalu dalam hingga plasenta tidak dapat dilepaskan sempurna
dan menimbulkan banyak perdarahan dari pada plasenta. Apabila mudigah yang mati tidak

6
dikeluarkan dalam waktu singkat, maka dia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah. Pada
janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses modifikasi janin
mengering dan karena cairan amion menjadi kurang oleh sebab diserap dan menjadi agak
gepeng. Dalam tingkat lebih lanjut menjadi tipis. Kemungkinan lain pada janin mati yang
tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya maserasi, kulit terkelupas, tengkorak menjadi
lembek, perut membesar karena terasa cairan dan seluruh janin bewarna kemerah-merahan
(Prawiroharjo, 2010).

E. Asuhan Keperawatan Abortus Inkomplit


1. Pengkajian umum :
a) Biodata
1) Nama : identitas klien untuk membedakan antara klien yang satudengan yang lain.
2) Umur :untuk mengetahui usia klien yang beresiko mengalami abortus yaitu < 20
tahun atau > 35 tahun (Kuntari, Wilopo & Emilia, 2010).
3) Tempat tinggal : untuk mengetahui keadaan lingkungan dan tempat tinggal klien.
4) Agama : untuk memberikan dukungan sesuai dengan kepercayaan klien.

7
5) Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga saat
memberikan informasi perawat bisa menyesuaikan dengan kebutuhsn klien dalam
hal materi dan bahasa yang diperlukan.
6) Pekerjaan : ibu yang memiliki pekerjaan yang berat dapat memberikan dampak
pada kehamilan ibu.
7) Adat istiadat : untuk menentukan adat istiadat atau budaya klien.

b) Keluhan utama
Kaji adanya nyeri pada perut bagian bawah.
c) Riwayat kesehatan menurut Sukini & Rofi’ah (2016)
1) Riwayat kesehatan sekarang
Kaji keluhan klien sampai dibawa kerumah sakit seperti perdarahan pervaginam,
infeksi dan kondisi pembedahan.
2) Riwayat kesehatan dulu
Kaji riwayat penyakit seperti hipertensi, tbc atau dm serta kaji adanya cedera
traumatis pada ibu.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Kaji riwayat penyakit terhadap gangguan kesehatan klien, seperti sindrom coroner
akut, diabetes, kelainan bawaan, dan kehamilan kembar.
4) Riwayat psikososial
Kaji pola pikir klien dan persepsi diri, hubungan klien dengan orang lain, kluarga
dan perawat, mekanisme koping dan kepercayaan klien.
5) Riwayat kesehatan kehamilan
Kaji keluhan saat hamil HPHT, HPL, dan riwayat ANC, riwayat imunisasi TT,
dan hasil tes kehamilan.
6) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
Kaji umur kehamilan, riwayat kehamilan sebelumnya, persalinan spontan atau
tidak, adakah komplikasi pada nifas sebelumnya.
7) Riwayat menstruasi

8
Kaji menarche, siklus menstruasi, lama menstruasi, sifat darah, sifat darah dan
adanya desminhore atau tidak saat menstruasi.
8) Riwayat perkawinan
Kaji sudah berapa lama usia pernikahan dan jumlah anak.
9) Riwayat keluarga berencana
Kaji riwayat KB klien, jenis KB, dan lama KB.

2. Pengkajian khusus
Pengkajian fokus menurut Doenges (2014) adalah :

a) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat, frekuensi nadi meningkat, adanya perdarahan keluar dari
alat kemaluan berupa gumpalan.
b) Eliminasi
Pola defekasi mengalami perubahan, peningkatan frekuensi kemih, diaphoresis.
c) Makanan/cairan
Mual muntah, nafsu makan berubah, frekuensi makan, penambahan berat badan,
anoreksia.
d) Aktivitas/istirahat
Sulit tidur, pembatasan aktivitas karena hamil.
e) Nyeri/kenyamanan
Data subjektif : Mengalami kram atau nyeri perut bagian bawah, durasi nyeri terus
menerus atau hilang timbul, cara meredakan nyeri pasien dengan farmakologi dan
nonfarmakologi.
Data ojektif : meringis, gelisah, frekuensi nadi meningkat.
f) Keamanan
Klien yang mengalamai pendarahan hebat maka perlu transfuse darah.
g) Seksualitas
Perdarahan vagina, direntang dari bercak perdarahan nyata, peningkatan progresif
pada ukuran uterus misal riwayat abortus.

9
h) Integritasego
Menunjukkan masalah keputusasaan, gelisah, menarik diri, berfokus pada diri
sendiri,
i) Penyuluhan atau pembelajaran
Riwayat komplikasi medis, riwayat penggunaan / ketergantungan zar, harapan
kehamilan dan keinginan terhadap anak.
j) Neurosensory
Kerusakan sensori dibawah indak ansietas spinal epidural.

3. Pemeriksaan fisik head to toe menurut Saktyarlangga (2012) :


a) Inspeksi
Mengobservasi kulit, perubahan warna, laserasi lesi terhadap drainase, pola
pernafasan terhadap kedalaman, kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan
postur,penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fisik, mengamati adanya
glaucoma.
b) Auskultasi
Mendengarkan diruang antekubiti untuk tekanan darah, bunyi jantung/paru abdomen
untuk bising usus atau denyut jantung janin.
c) Palpasi
1) Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban
dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
2) Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi adanya edema, memperbaikai
posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.
3) Pemerikasaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang
abnormal.
d) Perkusi
1) Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan
ada tidaknya cairan, massa atau konsolidasi.
2) Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya reflek/gerakan
pada kaki bawah, memerikasa reflex kulit perut apakah ada kontraksi dinding
perut atau tidak.

10
4. Pemeriksaan Ginekologi Abortus :
a) Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam, ada tidaknya hasil konsepsi, bau tidaknya
dari vulva.
b) Inspeksi : perdarahan dari kavum uteri, ostium terbuka atau tidak, cairan berbau atau
tidak.
c) Colok vagina : porsio masih terbuka atau tertutup, ada tidaknya jaringan cavum uteri,
besar kecil usiakehamilan, tidak nyeri saat posio digoyang.

F. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


Diagnosa dan Intervensi Keperawatan menurut(SDKI, 2017)
1. Nyeri Akut (Diagnosa Aktual)
Diagnosa Aktual merupakan diagnosa yang sesuai dengan data-data
klinik yang diperoleh dan menjelaskan masalah yang saat ini sedang
terjadi (Nurhaliza,2019)
Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
kurang dari 3 bulan.
Tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan yaitu : Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3 x 8 jam, maka tingkat nyeri
menurun,dengan kriteria hasil :keluhan nyeri menurun (skala 5
menjadi 3), meringis menurun, gelisahmenurun(SLKI, 2018)
Intervensi (SIKI, 2018)
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
b) Identifikasi skala nyeri
c) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
d) Ajarkan teknik non farmakologis
2. Ansietas (Diagnosa Aktual)
Diagnosa Aktual merupakan diagnosa yang sesuai dengan data- data
klinik yang diperoleh dan menjelaskan masalah yang saat ini sedang

11
terjadi (Nurhaliza 2019)
Definisi : Kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap
objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi
ancaman.
Tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan yaitu : Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3 x 8 jam, maka tingkat
ansietasmenurun,dengankriteia hasil : verbalisasi khawatir akibat
kondisi yang dihadapi menurun, perilaku gelisah menurun, perilaku
tegang menurun (SLKI, 2018)
Intervensi (SIKI, 2018) :
a) Monitor tanda- tanda ansietas
b) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
c) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
d) Anjurkan mengambil posisi nyaman
e) Demonstrasikan dan latih tarik nafas dalam
3. Risiko Perdarahan
Diagnosa risiko merupakan diagnosa keperawatan yang
menggambarkan penilaian klinis dimana individu atau kelompok
lebihrentan mengalami masalah diabnding orang lain dalam situasi
yang sama atau serupa (Purba, 2019)
Definisi : Berisiko mengalami kehilangan darah baik internal (terjadi
di dalam tubuh) maupun eksternal (terjadi hingga keluar tubuh)
(SDKI, 2017)

Tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan yaitu : Setelah dilakukan


tindakan keperawatan selama 3 x 8 jam, maka tingkat perdarahan
menurun,dengan kriteria hasil : perdarahan vagina menurun (menjadi
normal 80cc/perhari,tidak disertai gumpalan), membran mukosa
lembap , tekanan darah, nadi dan suhu tubuh tetap normal (SLKI,
2018)
Intervensi (SIKI, 2018) :

12
a) Monitor tanda dan gejala perdarahan
b) Monitor tanda-tanda vital
c) Pertahankan bedrest selama perdarahan
d) Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K

G. Implementasi
Implementasi dilaksanakan tindak sesuai intervensi yang sudah direncanakan,
tetapi tidak semua dilaksanakan karena disesuaikan dengan kondisi pasien
dilapangan. Implementasi disesuaiakan dengan diagnose yang telah ditegakkan. Perawat
membantu pasien untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dimulai sejak rencana
tindkan disusun. Tujuan dalam tindakan keperawatan ini antara lain meningkatkan
kesehatan klien dengan abortus, pencegah komplikasi yang mungkin muncul ,
membantu pemulihan kesehatan klien dan memfalidasi koping klien.

H. Evaluasi
Evaluasi yaitu tahap terahir dari proses keperawatan dan tindakan intelektual
melengkapi proses keperawatan yang menandakan berapa jauh diagnose keperawatan,
intervensi atau rencana tindakan, pelaksanan yang sudah dicapai. Evaluasi bertujuan
untuk melihat apakah asuhan yang sudah diberikan dilaksanakan atau merencanakan
kembali yang belum terlaksana (Sutanto, 2018).Melalui asuhan keperawatan
didapatkan hasil sesuai atau belum sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang
direncanakan. Tujuan kriteria hasil klien pada diagnose keperawatan nyeri akut
berhubungan dengan agen cedera fisik (prosedur pembedahan : kuretase) setelah
dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah nyeri akut dapat teratasi dengan
kriteria hasil mengenali kapan nyeri terjadi, menggambarkan faktor penyebab,
menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgetik, melaporka perubahan
terhadap gejala nyeri dan perasaan nyaman yaitu tidak ada nyeri, tidak ada ekspresi
wajah nyeri, bisa istirahat, tidak ada ketegangan otot tekanan darah dan nadi normal.

13
BAB III
Analisa Kasus
A. Pengkajian
Tanggal masuk : 20 Februari 2023 Jam Masuk : 12.00
Ruang /Kelas : Mawar/2 No. Kamar : 306 B
Tgl. Pengkajian : 20 Februari 2023 Jam : 15.00

1. Identitas
Nama Pasien : Ny.L Nama Suami : Tn.D
Umur : 25 Tahun Umur : 28 Tahun
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 PGSD Pendidikan : S1 Teknik
Pekerjaan : Guru SD Pekerjaan : Karyawan Negeri
Alamat/Telp : 089876543451 Alamat /Telp : 086437935283
Jl. Margasatwa No.40B RT001/RW002 Jl. Margasatwa No.40B RT001/RW002
Jakarta Jakarta
Status Perkawinan : kawin Lama Perkawinan : 1 tahun
Kawin : 1 kali

2. Resume (Ditulis sejak klien masuk rumah sakit sampai dengan sebelum pengkajian dilakukan oleh mahasiswa meliputi : data
fokus, masalah keperawatan, tindakan keperawatan mandiri serta kolaborasi dan evaluasi secara umum)

Pada tanggal 20 Februari 2023 pukul 12.00 pasien datang kerumah sakit fatmawati
mengeluh nyeri perut bagian bawah, pasien mengatakan keluar flek darah sejak malam
habis isya pukul 21.58 dan pukul 13.35 keluar gumpalan seperti hati ayam dan pasien
mengatakan keluar darah banyak dari vagina 150cc (3-4 kali ganti pembalut), sehari
sebelum masuk rumah sakit pasien merasa mual muntah sangat sering, pasien mengatakan
jarang minum air putih, dan merasa kelelahan dan lemas sejak 2 hari yang lalu, didapatkan
tanda tanda vital TD : 140/80mmHg Nadi : 90x/menit RR : 22x/menit Suhu : 36,6oC,
tindakan yang dilakukan dirumah adalah istirahat dan meminum susu hamil.

14
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama ( saat ini ) :
Pasien mengatakan mual dan muntah sudah berkurang,padahal sebelumnya pasien
mengeluh mual dan muntah sangat sering. Sejak satu hari yang lalu keluar flek/bercak
darah berwarna merah kecokelatan,tidak disertai mulas.
Pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah , pasien mengatakan keluar flek darah sejak
malam habis isya pukul 21.58 dan pada pukul 13.35 keluar gumpalan seperti hati ayam dan
pasien mengatakan keluar darah banyak dari vagina 150cc (3-4 kali i ganti pembalut)
berwarna merah segar. Pasien tampak memegang perutnya, gelisah, meringis, lemah, pucat
dan berkeringat dingin.

b. Riwayat Kehamilan Sekarang


HPHT : 15 Desember 2023
Taksiran Persalinan : 15 September 2024
Usia kehamilan sekarang : 10 minggu

c. Riwayat Obstetric : G :0 P: 0 A:1 A H _________

d. Riwayat Keluarga Berencana ( KB ) √

Melaksanakan KB : Ya ✓ Tidak
Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan : IUD Pil
Suntik Implant Lain-lain ; sebutkan, Tidak
Sejak kapan menggunakan kontrasepsi : Tidak
Masalah yang terjadi : Tidak
Rencana yang akan datang : Tidak

e. Riwayat Imunisasi TT : ya/tidak, Bila ya : ____________________


Berapa kali diberikan : ___________________
Usia kehamilan pemberian imunisasi : ________________________

f. Riwayat Penyakit Lalu : Tidak Ada

g. Riwayat Penyakit Keluarga :

15
Diabetes mellitus
Jantung
Hipertensi
Lain-lain, sebutkan Tidak

h. Riwayat Kebiasaan Sehari-hari Sebelum dan Selama Hamil :


1) Pola nutrisi/cairan
Frekuensi makan : 2x/hari
Jenis makanan : Nasi Sayur Ikan
Nafsu makan : baik ✓ tidak nafsu makan, alasan :_______
Mual/muntah : ya ✓ tidak

Keluhan di perut : ya ✓ tidak, bila ya sebutkan : Nyeri Abdomen

Alergi/toleransi makanan : ada ✓ tidak ada, bila ada sebutkan : tidak ada

Masalah mengunyah/menelan : ✓ ya tidak, bila ya sebutkan :

Mual
Pantangan makanan : ya ✓ tidak, bila ya, sebutkan
0
Tidak Ada 0
0
BB sebelum hamil :50 Kg , TB : 160 Cm
BB saat ini : 51 Kg TB : 160 Cm

2) Pola eliminasi :
a) BAB
Frekuensi : 1 x/hari
Keluhan : Tidak Ada
b) BAK
Frekuensi : 5-6 x/hari
Keluhan : Tidak Ada
3) Personal Hygiene
a) Mandi
Frekuensi : 2 x/hari
b) Oral hygiene
Frekuensi : 3 x/hari
c) Rambut
Frekuensi : 1x/2 hari
4) Pola aktifitas/istirahat dan tidur
Jenis pekerjaan : Mengajar

16
Waktu bekerja : ✓ pagi sore malam
Lama bekerja : 7 jam
Hobbi : Membaca
Pembatasan karena kehamilan/kondisi : Tidak Ada
Kegiatan waktu luang : 5 jam
Keluhan dalam beraktifitas : Mual dan muntah
Aktifitas kehidupan sehari-hari : ✓ mandiri tergantung

Tidur siang : ✓ ya tidak


Lama tidur : 1-2 jam
Keluhan/masalah tidur : Tidak Ada
Kebiasaan sebelum tidur : Tidak Ada
5) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan :
a) Merokok : ya ✓ tidak
Frekuensi : Tidak ada Jumlah : Tidak ada
Lama pemakaian : Tidak ada
b) Minuman keras : ya ✓ tidak
Frekuensi : Tidak ada Jumlah : Tidak ada
Lama pemakaian : Tidak ada
c) Ketergantungan obat: ya ✓ tidak
Frekuensi : Tidak ada Jumlah : Tidak ada
Lama pemakaian : Tidak ada
6) Pola seksualitas
Masalah seksualitas : ya ✓ tidak, bila ya sebutkan : Tidak ada

i. Riwayat Psikososial :
Perencanaan kehamilan : __________________________________________
Perasaan pasien & keluarga tentang kehamilan : _______________________
Kesiapan mental menjadi ibu : _____________________________________
Cara mengatasi stress : ___________________________________________
Tinggal dengan : ________________________________________________
Peran dalam struktur keluarga : _____________________________________
Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi : ___________________
Harapan dari kehamilan/perawatan ini : ______________________________

17
Faktor kebudayaan yang mempengaruhi kesehatan : ____________________

j. Status Sosial Ekonomi :


Penghasilan per bulan : Rp 250.000 – Rp 500.000
Rp 500.000 - Rp 750.000 Rp.750.000 – Rp 1.000.000
✓ > Rp 1.000.000
Pengeluaran per bulan : ± 3.000.000
Jaminan kesehatan : BPJS Ketenaga Kerjaan

4. Pengkajian Fisik
a. Sistem Kardiovaskuler/Sirkulasi :
Nadi : 80 x/menit Irama : ✓ teratur tidak teratur
Denyut : lemah kuat
Tekanan darah : 120/80mmHg, Suhu : 36,6oC
Temperatur kulit : ✓ pucat cyanosis kemerahan

Edema : ya ✓ tidak
Muka tungkai bawah periorbita
Konjungtiva : Tidak anemis Sklera : Putih
Riwayat penyakit jantung : ya/tidak, bila ya sebutkan : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada
b. Sistem Pernafasan
Jalan nafas : ✓ bersih sumbatan sputum lendir

Frekuensi : 20 x/menit, Irama : ✓ teratur tidak teratur


Riwayat bronchitis : ya/tidak, Asma : ya/tidak, TBC : ya/tidak,
Suara nafas : bronkhovesikuler ronchi wheezing
✓ vesikuler/normal
Keluhan : Tidak ada
c. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut
Gigi : caries ✓ tidak
Stomatitis : ya ✓ tidak

18
Lidah : kotor ya ✓ tidak
Memakai gigi palsu : ya ✓ tidak
Bau mulut : ya ✓ tidak
Muntah
Isi : makanan ✓ cairan darah

Warna : ✓ sesuai warna makanan coklat kuning hitam

Mual : ✓ ya tidak

Nafsu makan : baik ✓ kurang meningkat

Nyeri daerah perut : ✓ ya tidak Lokasi :_____________

Rasa penuh di perut : ✓ ya tidak


Bentuk tubuh : _________________
Membran mukosa : Membran mukosa kering
Lingkar lengan atas : ____________cm
Kebiasaan BAB : 1 x/hari
Warna feses : kuning ✓ coklat hitam putih

Hemoroid : ada ✓ tidak

d. Neurosensori
Status mental : ✓ orientasi disorientasi

Memakai kaca mata : ✓ ya tidak

Alat Bantu dengar : ya ✓ tidak

Gangguan bicara : ya ✓ tidak


Serangan pingsan/pusing : ✓ ya tidak

Sakit kepala : ✓ ya tidak

Kesemutan/kebas/kelemahan : ya ✓ tidak, bila ya, lokasi : Tidak ada


e. Sistem Endokrin
Gula darah : 105 mg/dl
f. Sistem Urogenital
BAK
Pola rutin : 5-6 x/hari terkontrol ✓ tidak terkontrol
Jumlah : ________cc urin aseton ____________________

19
Warna : ✓ kuning kuningkeruh/kecoklatan

Rasa sakit pada waktu BAK : ya ✓ tidak


Distensi kandung kemih : ya ✓ tidak
g. Sistem Integumen :
Turgor kulit : baik elastis sedang ✓ buruk

Warna kulit : ✓ pucat sianosis kemerahan


Keadaan kulit : baik tdp lesi insisi operasi
bercak merah ✓ kloasma gravidarum ptekie
terdapat luka bakar dekubitus
Kebersihan kulit : ✓ bersih kotor

Keadaan rambut : ✓ bersih kotor


h. Sistem Muskuloskeletal :
Kesulitan dalam pergerakan : ya ✓ tidak
Ekstrimitas : tungkai : ✓ simetris tidak

Oedema : ya ✓ tidak Varices : ya ✓ tidak


Reflek patella : Terdapat reflek
h. Dada dan Axilla
Mammae membesar : ya ✓ tidak
Areola mammae : Hiperpigmentasi
Papila mammae : inveted/datar/exverted
Kolostrum keluar : ya ✓ tidak
i. Perut/Abdomen
1) Inspeksi
Membesar : Tidak membesar arah : Tidak ada
Linea : Alba/Nigra
Striae : Albicans/Lividae
Luka bekas operasi: ya ✓ tidak
2) Palpasi :
Leopold I : TFU : ______cm
TFU berisi : Tidak teraba
Leopold II : Kanan : DJJ dengan ulytrasonografi (-)

20
Kiri : DJJ dengan ulytrasonografi (-)
Leopold III : Tidak ada
Leopold IV : tangan konvergen/sejajar/divergen
Taksiran berat badan janin : Tidak ada
Kontraksi : Tidak ada
3) Auskultasi
DJJ : Punctum maksimum : ________________
Frekuensi : _______x/menit, teratur/tidak
j. Pemeriksaan Panggul Luar
Lingkar Panggul : ________cm

5. Pemeriksaan Penunjang
_____USG: didapatkan janin sudah mati _______________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________

6. Penatalaksanaan
____________Sudah dilakukan kuratase ________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________

21
B. Asuhan Keperawatan

DATA FOKUS
Data Subyektif Data Obyektif

1. Pasien mengatakan nyeri 1. TTV


P : Saat bergerak atau ubah posisi
TD : : 140/80mmHg
Q : Nyeri seperti ditusuk- tusuk
Nadi : 90x/menit
R : Bagian abdomen bawah
RR : 22x/menit
S : skala 6
Suhu : 36,6oC
T :20 menit (bila bergerak semakin
2. Pasien terlihat meringis
nyeri )
3. Pasien terlihat memegang
2. Pasien mengatakan keluar flek
abdomen.
darah sejak malam pukul 21.58
4. Pasien terlihat gelisah.
WIB
5. Pasien terlihat lemah.
3. pasien mengatakan darahnya
6. Pasien terlihat lemas.
menggumpal
7. Wajah pasien terlihat pucat.
4. pasien mengatakan sudah ganti 3-4
8. Pasien berkeriat dingin.
kali ganti pembalut
9. Pasien terlihat mengeluarkan
5. pasien mengatakan sering mual
banyak darah (150cc)
sebelum masuk rumah sakit.
10. Membran mukosa pasien
6. Pasien mengatakan jarang minum
terlihat kering.
air putih.
11. Pasien terlihat sedih.
7. Pasien mengatakan sering merasa
12. Pasien terlihat terus-menerus
kelelahan.
menangis.
8. Pasien mengatakan lemas sejak
13. Pasien terlihat memegangi
2hari yang lalu.
perutnya sembari menangis.
9. Pasien mengatakan keluar darah
14. Pasien terlihat sering melamun.
banyak dari vagina.
10. Pasien mengatakan tidak terima
atas kehilangan yang dia alami

22
11. Pasien mengatakan tidak ada
harapan.
12. Pasien merasa tidak berguna.
13. Pasien mengatakan sangat sedih.

23
ANALISA DATA
DATA FOKUS ANALISA MASALAH

Data subyektif : Nyeri Akut Agen Pencideraan


1. Pasien mengatakan Fiologis
nyeri
P : Saat bergerak
atau berubah
posisi
Q : Nyeri seperti
ditusuk- tusuk
R : Bagian
abdomen bawah
S : skala 6
T :20 menit (bila
bergerak semakin
nyeri )
Data Obyektif
2. Keadaan umum
lemah
3. TD : :
140/80mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,6oC
4. Pasien terlihat
meringis
5. Pasien terlihat
memegang
abdomen.

24
6. Pasien terlihat
gelisah.
7. Pasien terlihat
lemah.
8. Pasien terlihat
lemas.
Data Subyektif : Hipovolemia Kekurangan Intake
1. Pasien Cairan
mengatakan
jarang minum air
putih.
2. Pasien
mengatakan
sering merasa
kelelahan.
3. Pasien
mengatakan
lemah sejak 2hari
yang lalu.

Data Objektif
1. TD : :
140/80mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,6oC
2. Pasien tampak
lemah dan lemas.
3. Wajah pasien
tampak pucat.

25
4. Pasien berkeriat
dingin.
5. Membran mukosa
pasien terlihat
kering.
6. Volume urin
pasien menurun.
7. Status mental
berubah.
Data Subyektif : Risiko Perdarahan Komplikasi Kehamilan
1. pasien
mengatakan darah
keluar dari vagina
2. Pasien
mengatakan 3-4
kali ganti
pembalut

Data Objektif
1. TD :
140/80mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,6oC
2. pasien
menggunakan
pembalut yang
terdapat darah
3. perdarahan
pervagina
150cc

26
4. Membran mukosa
pasien terlihat
kering.
Data Objektif : Resiko Infeksi Efek Prosedur Invasif
1. TD :
140/80mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,6oC
2. Pasien tampak
lemas
3. Pasien terlihat
meringis
4. Pasien terlihat
memegang
abdomen.
5. Pasien terlihat
lemah.
Data Subyektif : Berduka Kematian Keluarga atau
1. Pasien Orang yang Berarti.
mengatakan tidak
terima atas
kehilangan yang
dia alami
2. Pasien
mengatakan tidak
ada harapan.
3. Pasien merasa
tidak berguna.

27
4. Pasien
mengatakan
sangat sedih.
Data Objektif
1. Pasien terlihat
sedih.
2. Pasien terlihat
terus-menerus
menangis.
3. Pasien terlihat
memegangi
perutnya sembari
menangis.
4. Pasien terlihat
sering melamun.

28
DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal Teratasi

1. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fiologis

2. Hipovolemi b.d Kekurangan Intake Cairan

3. Resiko Perdarahan b.d Komplikasi Kehamilan

4. Resiko Infeksi b.d Efek Prosedur Invasif

5. Berduka b.d Kematian Keluarga atau Orang Yang


Berarti

29
RENCANA ASUHAN PERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
Agen Pencideraan keperawatan 3x24jam 1.08238
Fiologis diharapkan tingkat nyeri Observasi : Observasi
menurun dengan kriteria hasil 1. Identifikasi lokasi, 1. Untuk mengetahui
: karakteristik, durasi, lokasi, karakteristik,
1. Tekanan darah dalam batas frekuensi, kualitas, durasi,frekuensi,kualitas
normal 120/80 mmHg. intensitas, skala nyeri. dan intensitas nyeri
2. Keluhan meringis 2. Identifikasi Faktor 2. dapat mengurangi
menurun. memperberat dan faktor-faktor yang dapat
3. Pasien tidak memegangi memperingan nyeri. memperparah nyeri yang
abdomen lagi. 3. Identifikasi dirasakan oleh pasien
4. Gelisah pada pasien pengetahuan dan 3. dapat mengetahui
menurun. keyakinan tentang nyeri. sejauh mana pemahaman
dan pengetahuan pasien
terhadap nyeri yang di
rasakan

Terapeutik : Terapeutik:
1. Berikan Teknik Non 1. Dapat mengurangi rasa
Farmakologis untuk nyeri yang di rasakan
mengurangi nyeri. pasien dengan
2. Fasilitasi istirahat dan menggunakan cara
tidur. Teknik nonfarmakologis
2. Membantu
mengurangi
ketidaknyamanan

30
Edukasi : Edukasi
1. Jelaskan strategi 1. Agar pasien tau cara
meredekan nyeri. mengurangi rasa nyeri
2. Ajarkan Teknik Non 2. Memandirikan pasien
Farmakologis untuk agar bisa meredakan
mengurangi nyeri. nyeri dan membuat
pasien mengetahui
Teknik selain
mengonsumsi obat.

Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian 1. Agar rasa nyeri yang
analgetik, jika perlu. diraskan pasien
menghilang

2 Hipovolemia b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen


Kekurangan keperawatan 3x24jam Hipovolemia 1.03116
Intake Cairan. diharapkan keseimbangan Observasi : Observasi
cairan meningkat dengan 1. Periksa tanda dan 1. Mengetahui kadar naik
kriteria hasil : gejala hypovolemia. turunnya frekuensi tanda
1.Tekanan darah dalam batas 2. Monitor Intake dan dan gejala pada
normal. Output. hypovolemia
2. Pasien dapat minum air 2. Untuk memastikan
sesuai dengan kebutuhan. cairan dalam tubuh lebih,
3. Lemah dan lemas pada kurang, ataupun
pasien menurun. seimbang.
4. Pucat pada wajah pasien
tidak ada. Terapeutik : Terapeutik :

31
5.Membran mukosa membaik 1. Hitung kebutuhan 1. untuk memberikan
cairan. informasi status
2. Berikan asupan cairan keseimbangan cairan
oral. untuk menetapkan
kebutuhan cairan
pengganti.
2. Mengganti cairan yang
telah dikeluarkan

Edukasi
Edukasi : 1. Mengganti cairan yang
1. Anjurkan perbanyak telah dikeluarkan
asupan cairan oral.
Kolaborasi
Kolaborasi : 1.Mencegah terjadinya
1. Kolaborasi pemberian syok hipovolemik
cairan IV isotonis.

3 Resiko Setelah dilakukan tindakan Pencegahan


Pendarahan b.d keperawatan 3x24jam pendarahan
Komplikasi diharapkan tingkat 1.02067 Observasi
kehamilan. pendarahan menurun dengan Observasi : 1. menjelaskan kepada
kriteria hasil : 1. Monitor tanda dan klien ataupun keluarga
1.Tekanan darah dalam batas gejala pendarahan. klien tentang tanda dan
normal 2. Monitor nilai gejala pendarahan klien.
2. Kelembaban membrane hematokrit/hemoglobin 2. Agar pasien tidak
mukosa meningkat. sebelum dan sesudah mengalami perdarahan
3. perdarahan vagina kehilangan darah.
menurun(menjadi normal Terapuetik :
80cc/perhari,tidak disertai Terapeutik : 1. Untuk mengantisipasi
gumpalan) terjadinya perdarahan

32
1. Pertahankan Bedrest 2. Mencegah terjadinya
selama pendarahan. infeksi.
2. Batasi tindakan invasif
,jika perlu.


Edukasi
1. Pasien dapat
Edukasi : mengetahui tanda dan
1. Jelaskan tanda dan gejala pendarahan.
gejala pendarahan. 2. Bila asupan cairan
2. Anjurkan tidak adekuat, feses akan
meningkatkan asupan kekurangan kandungan
cairan untuk cairan yang cukup untuk
menghindari konstipasi. memudahkan
3. Anjurkan pengeluaran melalui
meningkatkan asupan Saluran usus bawah
makanan dan vit K. 3. Agar kondisi Klien
stabil kembali dengan
makanan yang bergizi.

Kolaborasi :
1. mengkolaborasikan
Kolaborasi : pemberian obat
1. Kolaborasi pemberian pengontrol pendarahan
obat pengontrol jika klien membutuhkan.
pendarahan.

4. Resiko Infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan


Efek Prosedur keperawatan 3x24jam Pencegahan Infeksi Observasi
Invasif diharapkan tingkat infeksi 1.14539

33
menurun dengan kriteria hasil Observasi : 1. Mengetahui adanya
: 1. Monitor tanda dan gejala awal dari proses
1. Kebersihan badan gejala infeksi lokal. infeksi
meningkat. Terapeutik
2. Kebersihan badan
meningkat. Terapeutik
3. Nyeri menurun. Terapeutik : 1. Mencegah terhindar
1. Cuci tengan sebelum dari infeksi
dan sesudah kontak
dengan pasien.
Edukasi :
Edukasi : 1. Membuat pasien
1. Jelaskan tanda dan mengetahui tanda dan
gejala infeksi . gejala resiko infeksi
2. Ajarkan memeriksa 2. Membuat pasien
kondisi luka. mengetahui jika lukanya
3. Anjurkan ada tanda infeksi
meningkatkan asupan 3. Asupan nutrisi yang
nutrisi. baik dapat mencegah
terjadinya resiko infeksi

Kolaborasi :
Kolaborasi : 1. Imunisasi diberikan
1. Kolaborasi pemberian untuk mencegah resiko
imunisasi, jika perlu. infeksi

5. Berduka b.d
Setelah dilakukan tindakan
Kematian Dukungan Proses
keperawatan 3x24jam
Keluarga atau Berduka
diharapkan tingkat berduka
Orang Yang 1.09274 Observasi :
Berarti Observasi :

34
membaik dengan kriteria 1. Identifikasi proses 1. Mengetahui koping
hasil : berduka yang dialami. mekanisme atau
1. Verbalisasi menerima 2. Identifikasi sifat psikologis pasien
kehilangan menurun. ketertarikan pada orang 2. Mengetahui berapa
2. Verbalisasi harapan yang meninggal. kehilangan anaknya.
menurun 3. Identifikasi reaksi 3. Mengetahui koping
3. Verbalisasi perasaan awal terhdap kehilangan mekanisme atau
sedih menurun. psikologis
4. Verbalisasi perasaan
bersalah menurun. Terapeutik : Terapeutik :
5. Menangis menurun 1. Tunjukan sikap 1. Membuat pasien
menerima dan empati. merasa aman dan
2. Motivasi untuk nyaman
menguatkan dukungan 2. Membuat keluarga
keluarga atau orang dapat menerima keadaan
terdekat. pasien dan menjadi
3. Fasilitasi melakukan pendukung untuk pasien.
kebiasaan sesuai dengan 3. Membuat pasien dapat
budaya, agama dan mengalihkan pikirannya
norma sosial. dari hal yang membuat
pasien sedih

Edukasi :
1. Membantu proses
Edukasi : pasien dalam
1. Anjurkan penyembuhan berduka.
mengidentifikasi 2. Agar pasien tidak
ketakutan terbesar pada terlalu berlarut dalam
kehilangan . kesedihan sehingga
menghindari dari kondisi

35
2. Ajarkan melewati kejiwaan yang tidak
proses berduka secara diinginkan.
bertahap.

36
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/jam Diagnosa Keperawatan Implementasi

kamis, 23 Februari Nyeri akut b.d Agen Observasi :


2023 Pencideraan Fisik 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
08.00 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, skala
nyeri.
RS: Pasien mengatakan
P : Saat bergerak atau berubah posisi
Q : Nyeri seperti ditusuk- tusuk
R : Bagian abdomen bawah
S : skala 4
T :20 menit (bila bergerak semakin nyeri )
RO: Pasien terlihat meringis
Pasien terlihat memegang abdomen.
Pasien terlihat gelisah.
Pasien terlihat lemas.

Terapeutik :
1. Memfasilitasi istirahat dan tidur.
RS: Pasien mengatakan lebih nyamakan
saat beristirahat
RO: Pasien terlihat lebih relax tetapi
sesekali masih memegangi peratnya

Edukasi:
1. Mengajarkan Teknik Non-farmakologis
untuk meredakan nyeri. (Relaksasi nafas
dalam, aroma terapi, terapi musik)
RS: Pasien mengatakan lebih relax jika
melakukan relakasasi napas dalam

37
RO : Pasien terlihat lebih relax tetapi
sesekali masih memegangi peratnya

10.00 WIB Hipovolemia b.d Kekurangan Observasi :


Intake Cairan. 1. Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia.
RS: Pasien mengatakan sudah tidak
merasaa kelelahan. Pasien mengatakan
sudah lemah
RO: Pasien tampak lemah dan lemas.
Wajah pasien tampak pucat, Membran
mukosa pasien terlihat kering
2. Memonitor intake dan output cairan.
RS: pasien mengatakan BAK sudah
normal seperti semula, pasien mengatakan
sudah sering minum air putih.
RO: Intake Outout cairan pasien dengan
hasil 0 (normal)

Terapeutik
1. Memberikan asupan cairan oral.
RS: pasien mengatakan minum air putih
2000ml
RO: pasien mau minum air putih
menghabiskan 2000ml

Edukasi
1. Menganjurkan perbanyak asupan cairan
oral.
RS: pasien mengatakan akan meningkatkan
untuk meminum air putih

11.00 WIB Resiko Pendarahan b.d Observasi :


Komplikasi kehamilan. 1. Memonitor tanda gejala perdarahan.

38
RS: pasien mengatakan sudah mengganti
pembalut 2x dari pagi sampai sekarang
RO: pendarahan sekitar (-+)100 cc

Terapeutik :
1. Mempertahankan bedrest selama
perdarahan.
RS: pasien mengatakan akan istirahat dan
melakukan kegiatan diatas bed
RO: pasien mampu melakukan bedrest

Edukasi :
1. Menjelaskan tanda dan gejala perdarahan
RS: pasien mengatakan mengerti tanda
gejala pendarahan yang dialaminya
Ro: pasien mengerti tanda gejala
pendarahan

12.00 WIB Resiko Infeksi b.d Efek Obervasi :


Prosedur Invasif 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal.
RS: pasien mengatakan nyeri pada area
vaginanya
RO: tanda gejela infeksi pada vagina
belum ada

Terapeutik :
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien.
RS: pasien mengatakan akan memberi tahu
orang terdekatnya untuk mencuci tangan
terlebih dahulu saat ingin berkontak
langsung dengan ia.

Edukasi :

39
1. Menganjurkan meningkatkan asupan
nutrisi.
RS: pasien mengatakan akan
memperbanyak makan sayur untuk
meningkatkan nutrisi
RO: pasien terlihat mau dan mampu untuk
meningkatkan asupan nutrisi

14.00 Berduka b.d Kematian Observasi :


Keluarga atau Orang Yang 1. Mengidentifikasi proses berduka yang
Berarti dialami.
RS: Pasien mengatakan tidak terima atas
kehilangan yang dia alami, pasien
mengatakan sangat sedih
RO: Pasien terlihat sangat sedih, Pasien
terlihat terus-menerus menangis.
Pasien terlihat memegangi perutnya
sembari menangis.
Terapeutik :
1. Memotivasi untuk menguatkan dukungan
keluarga atau orang terdekat.
RS: pasien mengatakan banyak yang
memberi kasih sayang dan motivasi
untuknya dari keluarganya
RO: pasien terlihat lebih tenang saat
disekitar orang yang menyayanginya
Edukasi :
1. Ajarkan melewati proses berduka secara
bertahap

40
RS: pasien mengatakan akan berusaha
moveon dan tidak berlanjut dengan
kesedihan yang ia alami
RO: pasien terliat ada kemauan untuk
move on meski pun masih suka menangis

41
EVALUASI KEPERAWTAAN

Diagnosa Keperawatan Hari/tgl Evaluasi


SOAP

Nyeri akut b.d Agen 21/02/2023 S : Pasien mengatakan


Pencideraan Fisiologi P : Saat bergerak
atau berubah posisi
Q : Nyeri seperti
ditusuk- tusuk
R : Bagian abdomen
bawah
S : skala 4
T :20 menit (bila
bergerak semakin
nyeri )
Pasien mengatakan
lebih nyamakan saat
beristirahat
Pasien mengatakan lebih
relax jika melakukan
relakasasi napas dalam

O : TD: 120/90 mmHg

N : 95X/menit

RR: 20X/menit

S: 36OC

SpO2: 98%

42
Pasien terlihat meringis ,
Pasien terlihat memegang
abdomen, Pasien terlihat
gelisah, Pasien terlihat
lemah.
Pasien terlihat lemas.

A : Nyeri akut b.d Agen


Pencideraan Fisik tidak
teratasi

P : lanjutkan intervensi
Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas, skala nyeri

Diagnosa Keperawatan Hari/tgl Evaluasi


SOAP

Hipovolemia b.d 21/02/2023 S : Pasien mengatakan


Kekurangan Intake Cairan. sudah tidak merasa
kelelahan, pasien
mengatakan BAK dirasa
normal seperti semula,
Pasien mengatakan sudah
sering minum air putih.
pasien mengatakan akan
meningkatkan untuk
meminum air putih

43
O:

TD: 120/90 mmHg

N : 95X/menit

RR: 20X/menit

S: 36OC

SpO2: 98%

Intake Outout cairan pasien


dengan hasil 0 (normal)

A : Hipovolemia b.d
Kekurangan Intake Cairan
teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

Diagnosa Keperawatan Hari/tgl Evaluasi


SOAP

Resiko Pendarahan b.d 21/02/2023 S : pasien mengatakan


Komplikasi kehamilan. sudah mengganti pembalut
2x dari pagi sampai
sekarang, pasien
mengatakan akan istirahat

44
dan melakukan kegiatan
diatas bed, pasien
mengatakan mengerti tanda
gejala pendarahan yang
dialaminya

O : TD: 120/90 mmHg

N : 95X/menit

RR: 20X/menit

S: 36OC

SpO2: 98%

pendarahan sekitar (-
+)100cc, pasien mengerti
tanda gejala pendarahan.
A : Resiko Pendarahan b.d
Komplikasi kehamilan
belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Monitor tanda dan gejala
pendarahan.

Diagnosa Keperawatan Hari/tgl Evaluasi


SOAP

Resiko Infeksi b.d Efek 21/02/2023 S : pasien mengatakan


Prosedur Invasif nyeri pada area vaginanya,
pasien mengatakan akan
memperbanyak makan

45
sayur untuk meningkatkan
nutrisi, pasien mengatakan
akan memberi tahu orang
terdekatnya untuk mencuci
tangan terlebih dahulu saat
ingin berkontak langsung
dengan ia.

O : TD: 120/90 mmHg

N : 95X/menit

RR: 20X/menit

S: 36OC

SpO2: 98%

tanda gejela infeksi pada


vagina tidak ada, pasien
terlihat mau dan mampu
untuk meningkatkan
asupan nutrisi.

A : Infeksi b.d Efek


Prosedur Invasif teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

46
Diagnosa Keperawatan Hari/tgl Evaluasi
SOAP

Berduka b.d Kematian 21/02/2023 S : Pasien mengatakan


Keluarga atau Orang Yang tidak terima atas
Berarti kehilangan yang dia alami,
pasien mengatakan sangat
sedih, pasien mengatakan
banyak yang memberi
kasih sayang dan motivasi
untuknya dari
keluarganya. pasien
mengatakan akan berusaha
moveon dan tidak
berlanjut dengan
kesedihan yang ia alami.

O : TD: 120/90 mmHg

N : 95X/menit

RR: 20X/menit

S: 36OC

SpO2: 98%

Pasien terlihat sangat


sedih, Pasien terlihat terus-
menerus menangis, pasien
terlihat memegangi
perutnya sembari
menangis,

47
pasien terlihat lebih tenang
saat disekitar orang yang
menyayanginya, pasien
terliat ada kemauan untuk
move on meski pun masih
suka menangis

A : Berduka b.d Kematian


Keluarga atau Orang Yang
Berarti tidak teratasi

P : Lanjutkan Intervensi
Memotivasi untuk
menguatkan dukungan
keluarga atau orang
terdekat.

48
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini kelompok akan membahas studi kasus pada asuhan keperawatan yang dilakukan pada
tanggal 20 Februari 2023 di ruangan bersalin Mawar/2 RSUP Fatmawati. Prinsip dari pembahasan
ini dengan memperhatikan teori proses keperawatan yang terdiri dari tahap pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi, keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
Berikut ini akan di bahas beberapa kesenjengan antara teori dan praktek yang di temukan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny. L.
1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan, proses sitematis dari
pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data tentang klien. Pengumpulan data harus
berhubungan dengan masalah kesehatan tertentu sehingga data pengkajian harus relevan seperti
yang di cantumkan. Dalam pengumpulan data kelompok menggunakan sumber dan jurnal
Abortus inkomplit sesuai dengan kasus klien, selain itu keluarga juga berperan sebagai sumber
data yang mendukung dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ny. L. dalam pengkajian
keperawatan ini dikumpulkan data tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat pemenuhan
kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik, dan terapi medis.
1) Pasien mengatakan mual dan muntah sudah berkurang,padahal sebelumnya pasien
mengeluh mual dan muntah sangat sering. Sejak satu hari yang lalu keluar flek/bercak
darah berwarna merah kecokelatan,tidak disertai mulas. Pasien mengeluh nyeri perut
bagian bawah , pasien mengatakan keluar flek darah sejak malam habis isya pukul 21.58
dan pada pukul 13.35 keluar gumpalan seperti hati ayam dan pasien mengatakan keluar
darah banyak dari vagina 150cc (3-4 kali ganti pembalut) berwarna merah segar. Pasien
tampak memegang perutnya, gelisah, meringis, lemah, pucat dan berkeringat dingin.
2) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang di mulai dari kepala hingga
kaki (head to toe) untuk menegakkan diagnosis dan melakukan perencanaan keperawatan.
Berdasarkan teori diatas, penulis melakukan pengkajian dengan metode inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi.
a. Inspeksi : berdasarkan hasil inspeksi pada Ny.L yaitu tampak meringis, gelisah, pucat,
lemah, dan tampak memegang perutnya.

49
b. Palpasi : berdasarkan hasil palpasi pada Ny.L didapatkan adanya nyeri tekan pada
perut dan kontraksi uterus lemah
c. Perkusi : berdasarkan hasil pemeriksaan pada Ny.L di dapatkan bunyi sonor pada paru-
paru, dan terdapat kuadran 1 pekak, 2 3 4 timpani pada pemeriksaan abdomen
d. Auskultasi : berdasarkan hasil pemeriksaan pada Ny.L didapatkan suara bising usus
21x/I pada pemeriksaan abdomen, dan tidak terdapat suara nafas tambahan.
Berdasarkan teori diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktik.
3. Tindakan medis Tindakan medis dilakukan untuk mengembalikan fungsi tubuh yang
mengalami masalah. Pada teori didapatkan bahwa pada pasien abortus tindakan medis yang
di lakukan yaitu tindakan kuretase. Dan berdasarkan teori, pada pengalaman praktik pada
Ny.L dengan Abortus direncanakan tindakan kuretase guna mengeluarkan sisa jaringan
yang terdapat dalam Rahim. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktik.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat dan pasti tentang masalah klien
serta pengemb angan yang dapat dipecahkan atau dirubah melalui tindakan keperawatan,
mengambarkan respon actual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan. Respon actual
dan potensial didapatkan dari data dasar pengkajian dan catatan medis klien, yang kesemuanya
dikumpulkan selama pengkajian. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pilihan intervensi
untuk mencapai hasil yang dirapkan. Berdasarkan tinjauan teori tentang Abortus, diagnosa yang
muncul menurut teori adalah :
1) Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus
2) Hipovolemia b/d kehilangan cairan aktif
3) Hipertermi b.d Proses penyakit
4) Resiko Syok
5) Resiko infeksi
6) Resiko pendarahan
7) Berduka

50
Sedangkan diagnosa yang muncul pada Ny,L yaitu :
1) Nyeri Akut b.d Agen Pencideraan Fisiologis
2) Hipovolemia b.d Kekurangan Intake Cairan
3) Resiko Pendarahan b.d Komplikasi Kehamilan
4) Resiko Infeksi b.d Efek Prosedur Invasif
5) Berduka b.d Kematian Keluarga atau Orang Yang Berarti
Tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus, hanya saja teori didapatkan 5
diagnosa seperti yang tertera diatas, sedangkan dalam kasus didapatkan 7 diagnosa yang
sesuai dengan teori .

3. Intervensi Keperawatan

Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah nyeri akut, yaitu lakukan pengkajian nyeri
yang komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, awitan dan durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas atau keperahan nyeri, dan factor presipitasinya, observasi isyarat nonverbal
ketidaknyamanan, berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan
berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur, ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis (misalnya, umpan balik biologis, hypnosis, relaksasi, imajinsi terbimbing,
terapi music, distraksi, kompres hangat atau dingin, dan bersama penggunaan tindakan
peredaan nyeri yang lain, dan kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik jika tindakan tidak
berhasil atau perubahan bermakna dari pengalaman nyeri pasien masa lalu.
Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah hipovolemia, yaitu lakukan pengkajian
nyeri yang komprehensif meliputi periksa tanda dan gejala hypovolemia monitor intake dan
output, hitung kebutuhan cairan, berikan asupan cairan oral, anjurkan perbanyak asupan cairan
oral, kolaborasi pemberian cairan IV isotonis.
Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah resiko pendarahan , yaitu lakukan
pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi monitor tanda dan gejala pendarahan, monitor
nilai hematokrit/hemaglobin sebelum dan sesudah kehilangan darah, pertahankan bedrest
selama pendarahan, batasi tindakan invasif jika perlu, jelaskan tanda dan gejala pendarahan,
anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari konstipasi, anjurkan meningkatkan
asupan makanan dan vit K, kolaborasi pemberian obat pengontrol pendarahan.

51
Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah resiko infeksi, yaitu lakukan pengkajian
nyeri yang komprehensif meliputi monitor tanda dan gejala infeksi lokal, cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan pasien, jelaskan tanda dan gejala infeksi, ajarkan memeriksa kondisi
luka, anjurkan meningkat asupan nutrisi, kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu.
Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah berduka, yaitu lakukan pengkajian
berduka yang komprehensif meliputi identifikasi proses berduka yang dialami, identifikasi sifat
keterkaitan pada pada orang yang meninggal, identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan,
tunjukan sikap menerima dan empati, motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau
orang terdekat, fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agama, dan norma sosial,
anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan, ajarkan melewati proses
berduka secara bertahap.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan dan diselesaikan.
Dalam melakukan tindakan keperawatan ± 24 jam dari 5 diagnosa yang dirumuskan penulis
pada tahap perencanaan, semua intervensi dapat dilaksanakan pada kasus. Adapun tindakan
yang dilaksanakan oleh penulis selama pelaksanaan kasus adalah sebagai berikut:
1) Nyeri Akut
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, skala nyeri.
P : Saat bergerak atau berubah posisi
Q : Nyeri seperti ditusuk- tusuk
R : Bagian abdomen bawah
S : skala 4
T :20 menit (bila bergerak semakin nyeri )
- Memfasilitasi istirahat dan tidur.
- Mengajarkan Teknik Non-farmakologis untuk meredakan nyeri. (Relaksasi nafas dalam,
aroma terapi, terapi musik)
2) Hipovolemia
- Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia.
- Memonitor intake dan output cairan.

52
- Memberikan asupan cairan oral.
- Menganjurkan perbanyak asupan cairan oral.
3) Resiko Pendarahan
- Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia.
- Mempertahankan bedrest selama perdarahan.
- Menjelaskan tanda dan gejala perdarahan
4) Resiko Infeksi
- Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal.
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.
- Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi.
5) Berduka
- Mengidentifikasi proses berduka yang dialami.
- Memotivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat.
- Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap.

5. Evaluasi Keperawatan

Dalam mengevaluasi setiap masalah kelompok melakukan melalui observasi dengan


membandingkan teori dan kasus kepada kasus pada klien dan dari catatan keperawatan yang
ada. Evaluasi adalah langkah terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah hasil proses
pada kasus ini yang menunjang adanya kemauan adanya kemajuan atau keberhasilan dari
masalah yang dihadapi. Adapun hasil evaluasi dari 5 diagnosa yang ditegakkan yaitu :
1) Nyeri Akut belum teratasi karena pada saat evaluasi klien masih merasakan nyeri dengan
skala 4 yang sebelumnya skala 6
2) Hipovolemi sudah teratasi karena intake output klien dengan hasil 0 (normal)
3) Resiko pendarahan belum teratasi karena pendarahan vagina masih keluar (-+) 100cc
4) Resiko Infeksi sudah teratasi karena tidak ada tanda gejala infeksi pada klien
5) Berdua belum teratasi karena klien masih terus bersedih dan menangis.

53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abortus adalah usia kehamilan yang kurang dari 22 minggu berat janin tidak diketahui,
salah satu abortus yang sering terjadi adalah abortus inkomplit. Jadi abortus inkomplit itu
sendiri adalah Pengeluaran sebagian hasil konsepsi sebelum 20 minggu dengan masih ada
sisa yang tertinggal di dalam uterus. Biasanya perdarahan yang terjadi pada abortus
inkomplit ini banyak sekali disertai dengan kontraksi,kanalis servikalis dan tidak berhenti
sebelum dilakukan tindakan kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi. Maka dari itu
pentingnya seorang perawat memahami asuhan keperawatan pada kasus Abortus Inkomplit
mulai dari pengkajian sampai evaluasi.

Dari hasil pembahasan kasus, kelompok menyimpulkan bahwa kasus By. Ny.L memiliki
kesesuaian dengan teori. Dimana sang ibu mengalami keguguran pada usia kehamilan 10
Minggu dan untuk penatalaksaannya itu sendiri sudah dilakukan Kuretase lalu pasien sudah
mendapatkan Asuhan Keperawatan sesuai dengan kondisinya.

B. Saran
1. Tenaga kesehatan (perawat)
Diharapkan menjalin kerja sama antar perawat dan tenaga medis lainya dan hendaknya
seorang perawat tanggap terhadap kebutuhan atau perawatan pada ibu yang mengalami
abortus inkomplit, serta dapat memberikan informasi kesehatan kepada keluarga dan sang
ibu.
2. Keluarga
Diharapkan pada ibu dan keluarga apabila sudah di perbolehkan pulang diharapkan mampu
mengoptimalkan kondisi sang ibu.

54
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, I. N. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS INKOMPLIT POST


KURETASE DENGAN FOKUS STUDI PENGELOLAAN NYERI AKUT PADA
NY. Y DI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG.

HANA, P. N. (2016). ASUHAN KEPERAWATANPADA Ny. T P2A2 DENGAN


MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT HARI KE-2POST KURET ATAS
INDIKASI ABORTUS INKOMPLIT DI RUANG BOUGENVILL RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA
(Doctoral dissertation, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO).

Nila, N. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN ABORTUS


INKOMPLIT DI RUANG BAITUNNISA 2 RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN
AGUNG SEMARANG (Doctoral dissertation, Universitas Islam Sultan Agung).

Putri, A. R. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN


ABORTUSINKOMPLET DI RUANG VK BERSALIN RUMAH SAKIT
SULTHAN AGUNG SEMARANG (Doctoral dissertation, Universitas Islam Sultan
Agung).

Sari, D. K., Ratna, W., & Majid, A. (2018). HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH
DENGAN WAKTU PULIH SADAR PADA PASIEN POST KURETASE DI RS
KIA SADEWA YOGYAKARTA (DOCTORAL DISSERTATION, POLTEKKES
KEMENKES YOGYAKARTA).

Tim Pokja DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Cetakan III.
Jakarta: DPP PPNI

Tim Pokja DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Cetakan II.
Jakarta: DPP PPNI

55
Tim Pokja DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Cetakan I.
Jakarta: DPP PPNI

56

Anda mungkin juga menyukai