Anda di halaman 1dari 3

Tugas Pengetahuan Umum Pengujian Tanah Di Laboratorium

Nama Peserta : La Ode Kasad, S.T., M.T.

Nomor Daftar Hadir :15

Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Dinas SDA & Bina Marga Prov. Sulawesi Tenggara

Soal

1. Kompetensi Laboratorium Uji harus memenuhi persyaratan SNI ISO 17025, yang salah satu dari
persyaratan adalah bahwa laboratorium menjamin independen dan bebas dari tekanan. Jelaskan maksud
dari persyaratan ini ?

2. Jelaskan fungsi batu pori untuk pengujian triaksial tanah. 3. Pada pengujian kekakuan deformasi triaksial,
apakah diperbolehkan menggunakan contoh tanah terganggu? Jika boleh sebutkan alasannya, demikian juga
jika tidak boleh sebutkan alasannya ?

3. Pada pengujian permeabilitas tanah berbutir digunakan metoda uji tinggi jatuh air konstan..., bisa jelaskan
mengapa demikian ?

4. Ketika akan dibangun underpass suatu persimpangan jalan, penyelidikan tanah apa saja yang harus
dilakukan. Sebutkan ?

Jawaban

1. Persyaratan dalam SNI ISO/IEC 17025 terkait dengan kebebasan laboratorium uji dari tekanan dan
independensi mengacu pada prinsip-prinsip etika dan integritas yang harus dipatuhi oleh laboratorium uji.
Maksud dari persyaratan ini adalah untuk memastikan bahwa hasil pengujian dan kalibrasi yang dihasilkan
oleh laboratorium bersifat ketidakberpihakan, menjamin kerahasiaan pelanggan, objektif, akurat, dan bebas
dari pengaruh yang tidak sah

2. Fungsi batu pori dalam pengujian triaksial tanah adalah :

a) Menyediakan Tekanan Konstan

Batu pori digunakan sebagai bahan yang akan memberikan tekanan konstan pada sampel tanah
selama pengujian triaksial. Tekanan ini dikenal sebagai tekanan pori (pore pressure) dan menciptakan
kondisi uji yang lebih realistis, mirip dengan kondisi di dalam tanah asli di lapangan.

b) Menstabilkan Tekanan Pori

Batu pori memiliki kemampuan untuk menyimpan dan mengontrol tekanan pori. Dalam pengujian
triaksial, tekanan pori sering kali dimodifikasi selama pengujian untuk memahami bagaimana
kekuatan dan deformasi sampel tanah terjadi dalam kondisi yang berbeda. Batu pori membantu
menjaga tekanan pori tetap stabil saat uji dilakukan.

c) Memungkinkan Perubahan Kelembaban

Beberapa pengujian triaksial melibatkan perubahan kondisi kelembaban pada sampel tanah. Batu pori
memainkan peran dalam menjaga tekanan pori dan memungkinkan perubahan kelembaban dalam
sampel tanah tanpa mengganggu kondisi uji secara keseluruhan.

d) Mengurangi Efek Transien

Dalam pengujian mekanik tanah, transien (perubahan tiba-tiba) dalam kondisi dapat mempengaruhi
hasil pengujian. Batu pori membantu mengurangi efek transien dengan menjaga tekanan pori tetap
stabil selama pengujian, sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat dan konsisten.

e) Mewakili Kondisi Lapangan

Kondisi pori dalam tanah di lapangan sering kali berhubungan dengan pergerakan air dan tekanan.
Penggunaan batu pori dalam pengujian triaksial membantu mereplikasi beberapa aspek dari kondisi
pori di dalam tanah asli, sehingga hasil pengujian lebih relevan dengan situasi lapangan.

3. Boleh digunakan dengan alasan

a) Representasi Realistis atau Sampel tanah minim terganggu lebih mewakili kondisi tanah asli di
lapangan, yang memungkinkan hasil pengujian lebih akurat dan representatif terhadap perilaku tanah
sebenarnya.

b) Tanah yang terganggu bisa memiliki struktur yang tidak mewakili kondisi tanah alami. Gangguan
struktural dan komposisi dapat mempengaruhi hasil pengujian, sehingga hasilnya mungkin tidak sesuai
dengan perilaku tanah sebenarnya.

c) Pengaruh gangguan pada sampel tanah dapat mengubah karakteristik mekanik seperti kekuatan,
kekakuan, dan deformasi, yang dapat menyebabkan hasil pengujian menjadi tidak valid untuk mewakili
kondisi tanah di lapangan.

d) Tanah terganggu mungkin memiliki sifat hidrolik yang berbeda, yang dapat memengaruhi respons
deformasi dan kekakuan tanah pada kondisi uji.

4. Metode uji permeabilitas berdasarkan aliran air melalui sampel tanah dengan menjaga perbedaan tekanan
ini lebih akurat untuk mengukur permeabilitas, karena mencoba mereplikasi kondisi aliran air di dalam
tanah alami. Beberapa metode yang umum digunakan untuk pengujian permeabilitas tanah meliputi metode
uji permeabilitas konstan, metode uji permeabilitas variabel, dan uji perkolasi. Dalam metode uji
permeabilitas, aliran air melalui sampel tanah diukur dengan mempertahankan perbedaan tekanan yang
diketahui di seluruh sampel. Hasil pengujian ini memberikan informasi tentang kemampuan tanah untuk
mengalirkan air, yang merupakan sifat penting terutama dalam rekayasa geoteknik dan perencanaan
drainase.

5. Penyelidikan tanah yang perlu dilakukan sebelum memulai proyek underpass suatu persimpangan jalan
adalah sebagai berikut :

a) Pengujian Tanah In Situ

Jenis pengujian ini melibatkan pengambilan sampel tanah langsung dari lokasi dan dilakukan di
tempat. Pengujian ini dapat mencakup uji kepadatan, uji daya dukung tanah, dan uji konsistensi tanah.
Uji ini membantu dalam memahami sifat fisik dan mekanik tanah di lokasi.

b) Uji Penetrasi Konus

Uji ini melibatkan penyisipan konus ke dalam tanah dengan kecepatan konstan, sementara tekanan
yang diperlukan untuk penyisipan dicatat. Ini memberikan informasi tentang kepadatan dan kekuatan
tanah.

c) Uji Sonik atau Seismik

Uji ini melibatkan pengiriman gelombang suara atau getaran ke dalam tanah dan memantau waktu
yang dibutuhkan untuk gelombang tersebut untuk kembali. Hal ini dapat memberikan informasi
tentang kedalaman dan sifat lapisan batuan di bawah tanah.

d) Pengujian Laboratorium

Setelah pengambilan sampel tanah dari lokasi, pengujian lebih lanjut dapat dilakukan di laboratorium
untuk mengukur karakteristik geoteknis seperti kekuatan tekan, kekuatan geser, perubahan volume,
dan karakteristik lainnya.

e) Uji Air Tanah (Permeabilitas)

Uji ini mengukur seberapa cepat air dapat meresap melalui tanah. Ini penting untuk memahami
bagaimana air akan bergerak di bawah underpass dan mencegah masalah perendaman atau banjir.

f) Uji Kontaminasi Tanah

Penyelidikan juga harus mencakup uji untuk mendeteksi kontaminasi tanah, terutama jika lokasi
sebelumnya telah digunakan untuk aktivitas industri atau komersial yang mungkin menyebabkan
polusi tanah.

g) Pengamatan Struktur Geologi

Memahami lapisan-lapisan geologi di bawah tanah penting untuk merancang underpass yang stabil.
Jika ada lapisan batuan atau lapisan lemah yang signifikan, ini harus diperhitungkan dalam desain.

h) Penyelidikan Air Tanah

Jika underpass akan mempengaruhi air tanah, perlu dilakukan penyelidikan terhadap potensi
pengaruhnya terhadap sumber air tanah di sekitar area konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai