Anda di halaman 1dari 4

A.

Penanganan Gizi Kelompok Rentan

Penanganan gizi kelompok rentan diprioritaskan bagi anak usia 0-23 bulan, anak usia 24-59
bulan, ibu hamil dan ibu menyusui serta lanjut usia.

1. Penanganan Gizi Anak Usia 0-23 Bulan

Bayi dan anak usia 0-23 bulan atau di bawah dua tahun baduta merupakan kelompok yang paling
rentan sehingga memerlukan penanganan gizi khusus. Pemberian makanan yang tidak tepat serta
kekurangan gizi pada kelompok tersebut dapat meningkatkan risiko kesakitan dan kematian yang
lebih tinggi pada situasi bencana. Penelitian di pengungsian menunjukkan bahwa kematian anak
balita 2-3 kali lebih besar dibandingkan kematian pada semua kelompok umur. Kematian
terbesar terjadi pada kelompok umur 0-6 bulan WHO-UNICEF, 2001. Oleh karena itu
penanganan gizi bagi kelompok ini dalam situasi bencana menjadi bagian penting untuk
menangani pengungsi secara cepat dan tepat. Penanganan gizi anak usia 0-23 bulan mengikuti
prinsip Pemberian Makanan Bayi dan Anak PMBA sebagai berikut: a. Prinsip Pemberian
Makanan Bayi dan Anak PMBA 1 Pemberian ASI pada bayibaduta sangat penting tetap
diberikan pada situasi bencana 2 PMBA merupakan bagian dari penanganan gizi dalam situasi
bencana 3 PMBA dalam situasi bencana harus dilakukan dengan benar dan tepat waktu Pedoman
Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana I 19 4 Institusi penyelenggara PMBA adalah
Pemerintah Daerah yang dibantu oleh Dinas Kesehatan setempat yang mempunyai tenaga
terlatih penyelenggara PMBA dalam situasi bencana 5 Apabila Dinas Kesehatan setempat belum
memiliki atau keterbatasan tenaga pelaksana PMBA dalam situasi bencana, dapat meminta
bantuan tenaga dari Dinas Kesehatan lainnya 6 PMBA harus di integrasikan pada pelayanan
kesehatan ibu, bayi dan anak 7 Penyelenggaraan PMBA diawali dengan penilaian cepat untuk
mengidentifikasi keadaan ibu, bayi dan anak termasuk bayi dan anak piatu 8 Ransum pangan
harus mencakup kebutuhan makanan yang tepat dan aman dalam memenuhi kecukupan gizi bayi
dan anak 9 Susu formula, produk susu lainnya, botol dan dot tidak termasuk dalam pengadaan
ransum. b. Pelaksanaan PMBA Pada Situasi Bencana 1 Penilaian Cepat Penilaian cepat
dilakukan sebagai berikut: a Penilaian cepat dilakukan untuk mendapatkan data tentang jumlah
dan keadaan ibu menyusui, bayi dan anak termasuk bayi piatu b Penilaian cepat dilakukan pada
tahap tanggap darurat awal fase pertama sebagai bagian dari menghitung kebutuhan gizi c
Penilaian cepat dilakukan oleh petugas gizi yang terlibat dalam penanganan bencana d Penilaian
cepat dilakukan dengan mencatat, mengolah 20 I Pedoman Kegiatan Gizi Dalam
Penanggulangan Bencana dan melaporkan data tentang jumlah dan keadaan ibu menyusui, bayi
dan anak termasuk bayi piatu e Instrumen penilaian cepat meliputi: • Proil penduduk terutama
kelompok rentan dan anak yang kehilangan keluarga • Kebiasaan penduduk terkait PMBA,
termasuk pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI serta bayi piatu • Keberadaan susu formula,
botol dan dot • Data ASI Eksklusif dan MP-ASI sebelum bencana • Risiko keamanan pada ibu
dan anak Jika hasil penilaian cepat memerlukan tambahan informasi, dilakukan pengumpulan
data kualitatif dan kuantitatif sebagai bagian dari analisis faktor risiko penyebab masalah gizi
dalam situasi bencana. Data kualitatif meliputi: • Akses ketersediaan pangan terutama bagi bayi
dan anak • Kondisi lingkungan misalnya sumber air dan kualitas air bersih, bahan bakar, sanitasi,
MCK Mandi, Cuci, Kakus, perumahan, fasilitas penyelenggaraan makanan • Dukungan
pertolongan persalinan, pelayanan postnatal ibu nifas dan bayi neonatus serta perawatan bayi dan
anak • Faktor-faktor penghambat ibu menyusui bayi dan PMBA • Kapasitas dukungan potensial
pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI Kelompok Pendukung Pedoman Kegiatan Gizi Dalam
Penanggulangan Bencana I 21 Ibu Menyusui, nakes terlatih, konselor menyusui, konselor MP-
ASI, LSM perempuan yang berpengalaman • Kebiasaan PMBA termasuk cara pemberiannya
cangkirbotol, kebiasaan PMBA sebelum situasi bencana dan perubahannya Data kuantitatif
meliputi: • Jumlah bayi dan anak baduta dengan atau tanpa keluarga menurut kelompok umur; 0-
5 bulan, 6-11 bulan, 12-23 bulan • Jumlah ibu menyusui yang sudah tidak menyusui lagi • Angka
kesakitan dan kematian bayi dan anak di pengungsian 2 Dukungan Untuk Keberhasilan PMBA a
Penyediaan tenaga konselor menyusui dan MP-ASI di pengungsian b Tenaga kesehatan, relawan
kesehatan dan Lembaga Swadaya MasyarakatNon Government Organization LSM NGO
kesehatan memberikan perlindungan, promosi dan dukungan kepada ibu-ibu untuk keberhasilan
menyusui termasuk relaktasi c Memberikan konseling menyusui dan PMBA di pengungsian,
Rumah Sakit lapangan dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang ada dilokasi bencana d
Pembentukan pos pemeliharaan dan pemulihan gizi bayi dan baduta e Melakukan pendampingan
kepada keluarga yang memiliki bayi atau anak yang menderita masalah gizi 22 I Pedoman
Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana c. Kriteria Bayi 0-5 bulan dan Baduta 6-23
Bulan Yang Mendapat Susu Formula atau PASI 3 3. PASI = Penganti Air Susu Ibu seperti : susu
formula, makananminuman untuk bayi 6 bulan, botol susu dotempeng. 1 Bayi dan baduta yang
benar-benar membutuhkan sesuai pertimbangan profesional tenaga kesehatan yang berkompeten
indikasi medis. 2 Bayi dan baduta yang sudah menggunakan susu formula sebelum situasi
bencana 3 Bayi dan baduta yang terpisah dari Ibunya tidak ada donor ASI 4 Bayi dan baduta
yang ibunya meninggal, ibu sakit keras, ibu sedang menjalani relaktasi, ibu menderita HIV+ dan
memilih tidak menyusui bayinya serta ibu korban perkosaan yang tidak mau menyusui bayinya.
d. Cara Penyiapan dan Pemberian Susu Formula 1 Cuci tangan terlebih dahulu hingga bersih
dengan menggunakan sabun 2 Gunakan cangkir atau gelas yang mudah dibersihkan, mencuci
alat dengan menggunakan sabun 3 Gunakan selalu alat yang bersih untuk membuat susu dan
menyimpannya dengan benar 4 Sediakan alat untuk menakar air dan susu bubuk jangan menakar
menggunakan botol susu 5 Sediakan bahan bakar untuk memasak air dan gunakan air bersih, jika
memungkinkan gunakan air minum dalam kemasan. 6 Lakukan pendampingan untuk
memberikan konseling menyusui. Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana I 23
Penanganan Gizi Bayi 0-5 Bulan • Bayi tetap diberi ASI • Bila bayi piatu, bayi terpisah dari
ibunya atau ibu tidak dapat memberikan ASI, upayakan bayi mendapat bantuan ibu susudonor,
dengan persyaratan:  Permintaan ibu kandung atau keluarga bayi yang bersangkutan 
Identitas agama dan alamat pendonor ASI diketahui dengan jelas oleh keluarga bayi 
Persetujuan pendonor setelah mengetahui identitas bayi yang di beri ASI  Pendonor ASI dalam
kondisi kesehatan baik dan tidak mempunyai indikasi medis  ASI donor tidak diperjualbelikan
• Bila tidak memungkinkan bayi mendapat ibu susudonor, bayi diberikan susu formula dengan
pengawasan atau didampingi oleh petugas kesehatan 24 I Pedoman Kegiatan Gizi Dalam
Penanggulangan Bencana Penanganan Gizi Anak Usia 6-23 Bulan • Baduta tetap diberi ASI •
Pemberian MP-ASI yang difortifikasi dengan zat gizi makro, pabrikan atau makanan lokal pada
anak usia 6-23 bulan • Pemberian makanan olahan yang berasal dari bantuan ransum umum yang
mempunyai nilai gizi tinggi. • Pemberian kapsul vitamin A biru 100.000 IU bagi yang berusia 6-
11 bulan; dan kapsul vitamin A merah 200.000 IU bagi anak berusia 12-59 bulan “ Bila bencana
terjadi dalam waktu kurang dari 30 hari setelah pemberian kapsul vitamin A Februari dan
Agustus maka balita tersebut tidak dianjurkan lagi mendapat kapsul vitamin A”. • Dapur umum
sebaiknya menyediakan makanan untuk anak usia 6-23 bulan contoh menu pada lampiran 2 • Air
minum dalam kemasan diupayakan selalu tersedia di tempat pengungsian e. Pengelolaan
Bantuan Susu Formula atau Pengganti Air Susu Ibu PASI 1 Memberikan informasi kepada
pendonor dan media massa bahwa bantuan berupa susu formulaPASI, botol dan dot pada korban
bencana tidak diperlukan. 2 Bantuan berupa susu formula atau MPASI harus mendapat izin dari
Kepala Dinas Kesehatan setempat. 3 Pendistribusian dan pemanfaatan susu formula atau PASI
harus diawasi secara ketat oleh petugas kesehatan, Puskesmas dan Dinas Kesehatan setempat 4
Selalu perhatikan batas kadaluarsa kemasan susu formula untuk menghindari keracunan dan
kontaminasi Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana I 25

Anda mungkin juga menyukai