Anda di halaman 1dari 7

BAHAN AJAR & MODUL

-7-

KEPERAWATAN PALIATIF
TINGKAT 1/ SEMESTER 1

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN-UNIVERSITAS HORIZON INDONESIA
JL. PANGKAL PERJUANGAN KM. I BYPASS KARAWANG
KEP.03.09.02: Keperawatan Paliatif
Modul #7 Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Sarjana Keperawatan-Fakultas Ilmu Kesehatan

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

VISI MISI SARJANA KEPERAWATAN


VISI
Terwujudnya program studi yang unggul dan mandiri dalam menghasilkan perawat professional
dengan keunggulan Keselamatan Pasien & Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan
serta Keperawatan Gawat Darurat yang dapat bersaing di era global tahun 2024

MISI
1. Terselenggaranya pendidikan yang berkualitas dalam rangka menghasilkan lulusan yang
professional dengan keunggulan dibidang Keselamatan Pasien & Keselamatan Kesehatan
Kerja dalam Keperawatan serta Keperawatan Gawat Darurat.
2. Terselenggaranya kegiatan penelitian dan karya ilmiah dibidang Keperawatan dengan
keunggulan Keselamatan Pasien & Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan serta
Keperawatan Gawat Darurat.
3. Terselenggaranya kegiatan pengabdian masyarakat dengan keunggulan Keselamatan
Pasien & Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan serta Keperawatan Gawat
Darurat.
4. Terselenggaranya kerjasama yang strategis, sinergis dan berkelanjutan dalam lingkup
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat

Dokumen ini adalah milik dari 1 of 6


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
KEP.03.09.02: Keperawatan Paliatif
Modul #7 Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Sarjana Keperawatan-Fakultas Ilmu Kesehatan

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

Pokok Bahasan/ Pembelajaran : Material:


Patofisiologi Kasus Kronis dan Terminal

Sasaran Pembelajaran: Referensi:


Di akhir modul, mahasiswa akan dapat membuat 1. Hartman”s Nursing Assistant Care:
pathways/web of caution/pathflow dari kasus Long-Term Care, 2009
paliatif dan kronis 2. Herdman, T. Heather, Nursing
Diagnoses: Definition & Classification
2012-2014, 2011
3. Matzo, M.& Sherman, DW. Paliative
CareNursing : Quality Care to the End
of Life., 2011

BAHAN AJAR -7- PATOFISIOLOGI PENYAKIT TERMINAL


TINJAUAN PENDAHULUAN
1. PENDAHULUAN
Assalamualaikum Wr. Wb/ Selamat pagi/siang semuanya, semoga dalam keadaan sehat.
Pada sesi ini kita akan mempelajari bersama topik mengenai Patofisiologi kasus kronis
dan terminal
2. APA YANG SUDAH SAYA KETAHUI
Sebelum perkuliahan dimulai, kita akan melakukan APERSEPSI (penyamaan persepsi)
mengenai informasi yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui, silakan untuk
dijawab pertanyaan berikut ini :
• Apa saja poin yang harus ada dalam sebuah laporan pendahuluan asuhan
keperawatan?

• Bagaimana cara anda membuat pathflow/pathways/web of caution dari sebuah laporan


pendahuluan di atas?

MATERI PEMBELAJARAN

Pengertian
Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari perubahan fisiologis yang diakibatkan oleh proses patologis.
Gangguan dalam proses seluler normal mengakibatkan terjadinya perubahan adaptif atau letal.
Perbedaan antara sel yang sanggup beradaptasi dan sel yang cedera adalah pada dapat atau tidaknya
sel itu ʻʻmengikutiʼʼ dan mengatasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah dan

Dokumen ini adalah milik dari 2 of 6


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
KEP.03.09.02: Keperawatan Paliatif
Modul #7 Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Sarjana Keperawatan-Fakultas Ilmu Kesehatan

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________
merusak itu. Sel cedera menunjukkan perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi fungsi-fungsi
tubuh dan bermanifestasi sebagai penyakit (Tambayong J, 2000).

Penyakit terminal adalah penyakit yang secara medis kedokteran tidak bisa disembuhkan lagi, dan
penyakit ini terjadi pada stadium lanjut (Rinawati SAW, 2021). Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor: 812/Menkes/SK/VII/2007. Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang
belum dapat disembuhkan baik pada dewasa dan anak seperti penyakit kanker, penyakit degeneratif,
penyakit paru obstruktif kronis, cystic fibrosis, stroke, Parkinson, gagal jantung, penyakit genetika, gagal
ginjal kronik dan penyakit infeksi seperti HIV/AIDS.

Patofisiologi beberapa penyakit terminal


1. Kanker yang sudah masuk ke staging lanjut.
Kanker adalah pertumbuhan maligna disertai dengan pembelahan sel abnormal, invasi jaringan sekitar,
dan metastasis ke sisi yang jauh (Tambayong J, 2000). Metastasis adalah kemampuan sel
untukmeninggalkan tumor primer, masuk dalam sirkulasi menuju jaringan di tempat jauh dan
membentuk tumor sekunder (Kresno SB., 2011). Kanker stage IV yaitu tumor telah menyebar seperti:
Tahapan matastasis
Metastasis berlangsung melalui 5 tahap berurutan sebagai berikut (Leber MF, Efferth T, 2009).
a. Invasi dan migrasi: sel-sel kanker masing-masing melepaskan diri dari tumor primer dan menginvasi
jaringan sehat yang ada disekitarnya. Selama proses ini terjadi sekresi berbagai enzim litik yang
menghancurkan matriks ekstraseluler, dengan demikian menfasilitasi migrasi.
b. Intravasasi: masuknya sel-sel kanker ke dalam sirkulasi darah dan linfe. Setelah melekat pada sel
endotel melalui molekul adhesi, sel kanker mensekresikan enzim proteolitik yang menyebakan sel-sel
dapat menginfiltrasi pembuluh darah.
c. Sirkulasi: sel kanker beredar dalam sirkulasi dan harus menghadapi berbagai kondisi yang ada dalam
darah. Kondisi itu antara lain adalah konsentrasi oksigen yang tinggi dan limfosit sitotoksik (immune
surveillance). Pada kondisi ini terjadi seleksi sel-sel tumor yang resisten dan agresif.
d. Ekstravasasi: sel-sel kanker terperangkap di kapiler organ tertentu, meninggalkan pembuluh darah
dengan cara penetrasi endotel setelah mengeluarkan enzim proteolitik.
e. Kolonisasi, proliferasi dan angiogenesis: sel-sel kanker membentuk tumor sekunder di tempat baru
dengan berproliferasi dan menginduksi neoangiogenesis untuk memastikan vaskularisasi yang cukup.
2. Penyakit degenratif
Kondisi kesehatan yang menyebabkan jaringan atau organ memburuk dari waktu ke waktu. Ada cukup
banyak jenis penyakit generatif yang terkait dengan penuaan, atau memburuk selama proses
penuaan,terkait juga masalah genetik dan pilihan gaya hidup
3. Penyakit kronis
suatu penyakit yang diderita dalam kurun waktu lama, yaitu sekitar lebih dari enam bulan atau bahkan
bertahun-tahun. Biasanya penyakit kronis tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, tetapi gejala akan
muncul ketika penyakit tersebut mulai memburuk atau semakin parah.

Pathways/Pathflow/Web of Caution
Sebuah bagan alir yang menjelaskan patofisiologi sebuah penyakit, yaitu perjalanan penyakit mulai dari
prevalensi, pengertian, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, perjalanan sebuah penyakit
sampai munculnya diagnosis penyakit, prognosis, komplikasi

Dokumen ini adalah milik dari 3 of 6


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
KEP.03.09.02: Keperawatan Paliatif
Modul #7 Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Sarjana Keperawatan-Fakultas Ilmu Kesehatan

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

PRAKTIKUM

Mahasiswa membuat pathways/pathflow/web of caution dari salah satu kasus di bawah ini
1. HIV/AIDS
2. Diabetes Melitus
3. Hipertensi
4. Gagal Ginjal Kronis
5. Strooke
6. Parkinson
7. Fibrosis Kistik
8. Emfisema
9. Bronkiektasis
10. PPOK
11. Alzheimer
12. Schizoprenia
13. Osteosarkoma
14. ALL
15. AML
16. Down Syndrome
17. Kanker Payudara
18. Kanker Serviks
19. Thalasemia
20. ITP
21. Retinoblasma
22. SLE
23. ASD/VSD
24. Tetralogi of Fallot
25. PDA
26. Hisprung
27. Atresia Ani
28. Wilms Tumor
29. Hypospadia
30. Congenital talipes equinovarus (CTEV)
31. Autisme
32. Cerebal Palsy
33. Anemia Aplastik
34. Osteoporosis
35. Neuroblastoma
36. Skoliosis
37. Asma
38. Kanker Limfoma
39. TBC

Dokumen ini adalah milik dari 4 of 6


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
KEP.03.09.02: Keperawatan Paliatif
Modul #7 Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Sarjana Keperawatan-Fakultas Ilmu Kesehatan

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

MENGECEK PEMAHAMAN
Setelah membaca dan memahami materi tersebut, silakan jawab pertanyaan berikut ini:
1. Apa saja yang harus ada dalam sebuah pathways/pathflow/web of caution?

PENUTUP PEMBELAJARAN
Sebuah bagan alir yang menjelaskan patofisiologi sebuah penyakit, yaitu perjalanan penyakit mulai dari
prevalensi, pengertian, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, perjalanan sebuah penyakit
sampai munculnya diagnosis penyakit, prognosis, komplikasi

Dokumen ini adalah milik dari 5 of 6


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
Pemeriksaan penunjang :
WOC DHF Manifestasi klinis :
Kelompok 2
Abdul Fatah 2201032
1. Darah lengkap
Ciptaning Handayani.S 2201034 1. Demam tinggi mendadak
2. Radiologi : Rontgen thorax
dan terus menerus
DHF adalah penyakit menular Virus Dengue (masuk melalui gigitan nyamuk aides) untuk mengamati ada
selama 2-7 hari (tanpa
yang disebabkan oleh virus tidaknya effusi pleura.
sebab jelas) kemudian
dengue dan ditularkan melalui 3. Rampled test
Beredar dalam aliran darah turun menuju suhu
gigitan nyamuk Aedes aegipty
normal.
Penatalaksanaan
Infeksi virus dengue (vinera) 2. Perdarahan
1. Tirah baring atau istirahat
3. Hepatomegali baring
4. Syok (renjatan) 2. Diet makan lunak
DHF
3. Minum banyak 1,5-2,5
liter/24 jam dapat
Pengaktifan komplek imun 4. Antipiretik jika terdapat
Perubahan Status kesehatan stress Trombositopenia demam.
Peningkatan Permeabilitas antibodi 5. Antikonvulsan jika
Pembuluh darah terdapat kejang
Merangsang keluarnya Fungsi trombosit
6. Pemberian cairan melalui
Merangsang endotoksin menurun
Kebocoran Plasma histamin infus
(pyrogen dan endogen) 7. Periksa Hb, Ht dan
Trombosit setiap harii
Penurunan volume plasma HCL meningkat Koagulasi (protombin dan fibrinogen)8. Monitor tanda-tanda vital
Interleukin meningkat ( TD,S,N,RR).
9. Monitor adanya tanda-
Tekanan psikologi meningkat Terjadi hipotensi Mengiritasi lambung Perdarahan tanda renjatan
Menstimulus hipotalamus 10. Monitor tanda-tanda
Ansietas Hipovolemia perdarahan lebih lanjut.
Mual/muntah 11. Transfusi darah
1. Monitor tanda-tanda ansietas Hipertermi
Observasi:
Resiko syok Penurunan nafsu makan 1. Identifikasi penyebab hipertermia( dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
2. Ciptakan suasana terapeutik untuk penggunaan inkubator)

menumbuhkan kepercayaan Metabolisme 2. Monitor suhu tubuh


Input tidak adekuat meningkat
3. Monitor kadar elektrolit
4. Monitor haluaran urin
3. Pahami situasi yang membuat
ansietas
Risiko 5. Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik:
hipovolemia Resiko gangguan nutrisi Katabolisme penggunaan 1. Sediakan lingkungan yg dingin
4. Diskusikan perencanaan realistis kurang dari kebutuhan
tentang dan pembakaran energi 2. Longgarkan / lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipas permukaan tubuh
Observasi meningkat 4. Berikan cairal oral
peristiwa yang akan datang 1. Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis. Frekuensi nadi 5. Ganti linen setiap hariatau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis
meningkat, nadi terba lemah, tekanan darah menurun, tekanan ( keringat berlebih)
5. Anjurkan mengungkapkan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, Observasi : 6. Lakukan pendinginan eksternal ( mis: kompres dingin pada dahi, leher,
perasaan dan volume urin menurun, hematocrit meningkat, haus, lemah) 1. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan kalori dada, abdomen, aksila)
2. Monitor intake dan output cairan Terapiutik : 7. Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
persepsi Terapeutik 1. Timbang berat badan secara rutin 8. Berikan oksigen jika perlu
2. Diskusikan perilaku makanan dan jumlah aktivitas fisik (termasuk olahraga) Edukasi:
6. Anjurkan keluarga untuk selalu 1. Hitung kebutuhan cairan yang sesuai 1. Anjurkan tirah baring
2. Berikan posisi mified tredelenburg 3. Lakukan kontrak perilaku (misal, target berat badan, tanggungjawab Kolaborasi:
disamping dan mendukung pasien 3. Berikan asupan cairan oral perilaku) Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
Edukasi 4. Berikan penguatan positif terhadap keberhasilan target dan perubahan
7. Latih teknik relaksasi 1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral perilaku DAFTAR PUSTAKA
5. Berikan konsekuensi jika tidak mencapai target sesuai kontrak Doenges marilynn,E. 2007.Rencana asuhan keperawatan, edisi
2. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak III.EGC.Jakarta.
Kolaborasi 6. Rencanakan program pengobatan untuk perawatan dirumah
Nugroho Taufan. 2011. Asuhan keperawatan maternitas, anak,bedah dan
Edukasi :
1. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl, RL) penyakit dalam. Nuha medika. Yogyakarta.
1. Anjurkan membuat catatan harian tentang perasaan dan situasi pemicu Rinawati. 2012. Kesehatan Keluarga.Tugu Publisher.Jakarta.
2. Kolaborasi pemberiancairan IV hipotonis (mis. Glukosa 2,5%, NaCl pengeluaran makanan (misal, pengeluaran yang disengaja, muntah, aktivitas Padila. 2013. Asuhan keperawatan penyakit dalam.nuha Medika. Yogyakarta.
0,4%) berlebih) PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan
3. Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. Albumin, plasmanate 2. Ajarkan pengaturan diet yang tepat Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
4. Kolaborasi pemberian produk darah 3. Ajarkan keterampilan koping untuk penyelesaian masalah perilaku makan PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
Kolaborasi :
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat badan, kebutuhan kalori dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
pilihan makanan

Anda mungkin juga menyukai