Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MERANCANG DAN MENYUSUN ALAT PENILAIAN BERBASIS HOTS (HIGH


ORDER THINKING SKILL) DALAM PEMBELAJARAN IPS SD

Untuk Memenuhi Tugas dari Mata Kuliah Inovasi Pembelajaran IPS SD


Dosen Pengampu : Rahidatul Laila Agustina, S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh :

Bryan Ahmad Ditama (3062156063)


Muhammad Ferdi Rahman (3062156264)
Muhammad Rezky Effendi (3062156275)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP PGRI BANJARMASIN
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Swt yang Maha mengetahui dan Maha bijaksana yang telah memberi
petunjuk agama yang lurus kepada hambanya dan hanya kepadanya. Shalawat serta salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membimbing umatnya dengan suri
teladannya yang baik.

Syukur kehadirat Allah yang telah memberikan anugrah, kesempatan dan pemikiran kepada kami
untuk dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Merancang dan menyusun alat penilaian
berbasis HOTS (High Order Thinking Skill) dalam pembelajaran IPS SD,” juga makalah ini
dibuat untuk menambah ilmu bagi para pembaca.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada para pembaca.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Barabai, 30 September 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
2.1 Pengertian Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS.........................................................6
2.2 Kaidah Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS...............................................................8
2.3 Langkah-Langkah Penyusunan Soal Berbasis HOTS.......................................................9
2.4 Pengembangan Soal HOTS ( Higher Order Thinking Skill )..........................................12
2.5 Peran Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS...............................................................13
2.6 Karakter dan Jenis-Jenis Penilaian HOTS.......................................................................15
BAB III..........................................................................................................................................18
PENUTUP.....................................................................................................................................18
3.1 Simpulan..........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah yang dihadapi saat ini, terkait dengan keberadaan kurikulum 2013, adalah masih
kurangnya pemahaman para pelaksana pendidikan yaitu guru-guru dalam memahami kurikulum
2013 khususnya yang berkaitan dengan penilaian atau asesmen. Secara spesifik adalah tentang
kemampuan penyusunan instrumen penilaian berbasis High order thinking skills (HOTS). Hal ini
terlihat dalam kegiatan PPL mahasiswa di sekolah dasar dan pada kegiatan sertifikasi guru
melalui program PPG (Program Pendidikan Profesi Guru).

Para guru maupun calon guru masih mengalami kesulitan dalam menyusun instrumen
berbasis HOTS. Pentingnya instrumen asesmen/penilaian dalam kegiatan proses pembelajaran
merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius, mengingat penilaian adalah bagian integral
yang tidak terpisah dari proses pembelajaran. Dalam merancang instrumen asesmen yang dapat
mendorong peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis bukanlah hal yang
mudah. Hasil penelitian menemukan bahwa 55 % soal-soal tes yang digunakan oleh 36 guru
yang mengajar matematika, IPA, IPS, bahasa, pada tingkat sekolah dasar sampai menengah,
sebagian besar guru tidak merancang instrumen yang mengukur higher order thinking skills.
Instrumen yang digunakan cenderung hanya mengukur kemampuan mengingat fakta. (Burns,
1985, Boyd, 2008). Higher order thinking skills adalah keterampilan siswa pada tingkatan 4
(analyzing) sampai 6 (creating) pada Taxonomy Bloom ranah kognitif. Sebagai upaya untuk
meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar, diperlukan pelatihan dalam merancang

instrumen penilaian berbasis HOTS.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian penilaian pembelajaran berbasis HOTS?
2. Apa kaidah penilaian pembelajaran berbasis HOTS?
3. Bagaimana langkah-langkah penyusunan soal berbasis HOTS?
4. Bagaiman pengembangan soal HOTS ( Higher Order Thinking Skill)?
5. Bagaimana peran penilaian berbasis HOTS?
6. Apa karakter dan jenis-jenis penilaian HOTS?

4
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Inovasi Pembelajaran IPS SD
2. Untuk menambah wawasan baik bagi penulis maupun pembaca tentang merancang
dan Menyusun alat penilaian berbasis HOTS dalam pembelajaran IPS SD
3. Sebagai media dan bahan pembelajaran mata kuliah inovasi pembelajaran IPS SD
program studi Pendidikan guru sekolah dasar

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS


Penilaian pembelajaran merupakan sebuah proses dalam mengukur dan mengevaluasi
pembelajaran, yang dimana guru mengukur atau mengevaluasi kemampuan peserta didik
menggunakan tes. Sebelum melaksanakan penilaian sebaiknya harus melakukan suatu
pengukuran, yaitu membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Kaitannya dengan
pembelajaran berarti mengukur pemahaman terhadap materi yang telah diberikan
dalam bentuk suatu tes.

Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis,


logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai metakognitif
yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi, mendesain, dan
memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan
berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks tertentu. Keterampilan
HOTS (Higher Order Thinking Skills) atau biasa disebut dengan keterampilan berpikir tingkat
tinggi adalah proses berpikir yang mengharuskan murid untuk mengembangkan ide-ide dalam
cara tertentu yang memberi mereka pengertian dan implikasi baru. Limpan
menggambarkan berpikir tingkat tinggi melibatkan berpikir kritis dan kreatif yang
dipandu oleh ide-ide kebenaran yang masing-masing mempunyai makna. Berpikir kritis
dan kreatif saling ketergantungan, seperti juga kriteria dan nilai-nilai, nalar dan emosi.

Dalam penilaian berbasis HOTS, soal-soal di dalamnya memuat pada konteks


asesmen yang mengukur kemampuan mentransfer suatu konsep ke konsep lainnya, kemudian
memproses dan menerapkan informasi, lalu mencari kaitan dari berbagai informasi yang
berbeda-beda, selanjutnya menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan
kemudian menelaah ide dan informasi secara kritis. Meskipun demikian, soal-soal
yang berbasis HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soal yang hanya mengingat,
namun penilaian berbasis HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekadar

6
mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan
(recite).

HOTS Higher Order Thinking Skill adalah Cara berpikir pada tingkat yang lebih tinggi
daripada memahami dan menghafal atau menceritakan kembali sesuatu yang diceritakan orang
lain atau yang dijelaskan guru dalam proses belajar mengajar.

Dalam HOTS ada 3 Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah


a) Menganalisis yaitu siswa memiliki kemampuan Menspesifikasi aspek-aspek/elemen, baik itu
materi pembelaranan atau apaun, yang dia dapat dan terjadi dalam proses pembelajaran.
Kemampuan yang dimiliki oleh siswa adalah kemampuan dalam membandingkan,
memeriksa, dan mengkritik.
b) Mengevaluasi, Mengambil keputusan sendiri tentang apa yang akan atau tidak dia lakukan.
Kemampuan siswa yang harus dimiliki adalah kemampuan melakukan evaluasi, kemampuan
menilai atau memberikan penilaian terhadap semua hal yang ada disekelilingnya,
kemampuan dan keberanian untuk menyanggah, kemampuan memutuskan, kemampuan
memilih, dan kemampuan untuk mendukung atau memberikan dukungan terhadap sesuatu
hal yang dipilih.
c) Mengkreasi Mengkreasi ide/gagasan sendiri. Diharapkan siswa memiliki kemampuan
mengkonstruksi, kemampuan mendesain, kemampuan berkreasi, kemampuan
mengembangkan keilmuan yang didapat, kemampuan menulis, serta kemampuan
memformulasikan konsep konsep baru.

Beberapa kemampuan siswa yang dihasilkan oleh pembelajaran berbasis penilaian HOTS
Higher Order Thinking Skill tersebut adalah kemampuan kognisi pada level tiga atau yang
dikenalkan dengan istilah level kognisi 3 (LK 3). Pada umumnya soal-soal HOTS menggunakan
stimulus yang bersumber pada situasi nyata. Soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan
pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor).
Yang dimaksud kunci jawaban disini ialah jawaban yang benar atau paling benar, sedangkan
jawaban pengecoh merupakan jawaban yang tidak benar tetapi sepintas kelihatan benar,
memungkinkan seseorang terkecoh untuk memilihnya apabila tidak menguasai bahannya/materi
pelajarannya dengan baik. Sehingga membutuhkan kecermatan siswa dalam memilih jawaban
yang merupakan kunci jawaban.

7
Masing-masing guru mata pelajaran hendaknya kreatif mengembangkan soal-soal HOTS
sesuai dengan KI-KD yang memungkinkan dalam mata pelajaran yang diampunya. Wawasan
guru terhadap isu-isu global, keterampilan memilih stimulus soal, serta kemampuan memilih
kompetensi yang diuji, merupakan aspek-aspek penting yang harus diperhatikan oleh guru, agar
dapat menghasilkan butir-butir soal yang bermutu.

2.2 Kaidah Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS

Penulisan instrumen penilaian berbasis HOTS memiliki beberapa kaidah. Menurut modul
yang disusun oleh (Widana, 2017) terdapat beberapa kaidah dalam penulisan instrumen berbasis
HOTS. Penulisan instrumen dilihat dari tiga aspek yang mencakup aspek materi yaitu aspek
kontruksi, serta aspek bahasa.

Hidayat mengemukakan bahwa perangkat yang harus disiapkan dalam perencanaan


pembelajaran yaitu:

1. Memahami kurikulum,
2. Menguasai bahan ajar,
3. Menyusun program pengajaran,
4. Melaksanakan program pengajaran,
5. Menilai program pengajaran dan hasil proses pembelajaran yang telah dilaksanakan

Jadi dalam merumuskan perencanaan pembelajaran dan penilaian HOTS tidak lepas dari
perencanaan RPP untuk mencapai tujuan pembelajaran dan penilaian HOTS. Dengan
menggunakan RPP bertujuan sebagai pola dasar dalam mengatur tugas peserta didik,
memudahkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran agar dalam proses pembelajaran
dan penilaian akhir saling berkaitan Dalam mengembangkan HOTS diperlukan kemampuan guru
untuk merencanaan dan mengelola pembelajaran yang efektif dalam mengajarkan peserta didik
baik dalam berpikir secara logis, sikap, maupun keterampilan. Guru yang efektif adalah guru
yang memiliki persiapan dan pelaksanaan pembelajaran yang sistematis, persiapan tersebut dapat
dirancang dan juga disusun dalam perangkat pembelajaran.

Penerapan penilaian berbasis higher order thingking skill dalam sebuah pembelajaran maka
seorang guru harus mengusai penilaian aspek pengetahuan. Aspek pengetahuan (KI-3) diukur
melalui tes, baik test lisan atau test tulis. Test lisan berupa sejumlah pertanyaan yang telah

8
disiapkan, dijawab secara lisan oleh siswa. Test tulis terdiri dari dari dua model yaitu objektif
dan non objektif. Model soal objektif seperti Pilihan Ganda, menjodohkan, Benar-Salah (BS),
dan isian singkat. Sedangkan non objektif yaitu soal uraian. Dalam kaitannya dengan soal HOTS,
tipe soal yang digunakan adalah soal Pilihan Ganda dan uraian.
2.3 Langkah-Langkah Penyusunan Soal Berbasis HOTS
Menurut Ariyana & Bestary (2018: 53) terdapat tiga karakteristik soal berbasis HOTS
yaitu soal berbasis HOTS dapat mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi, menggunakan
permasalahan yang terdapat pada lingkungan sekitar, dan menggunakan jenis soal dengan bentuk
variasi.

1. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi


Kemampuan berpikir tingkat tinggi mencakup kemampuan pemecahan masalah, berpikir
kritis, kratif, kemampuan membuat keputusan, serta kemampuan memberikan pendapat.
Karakteristik soal berbasis HOTS merupakan kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan
yang mengandung banyak alternatif penyelesaian walaupun belum mendapatkan penjelasan
sebelumnya (Senk dkk dalam Ernawati, 2016:210). Kemudian Goodson dkk (dalam Ernawati,
2016: 211) menjelaskan proses berpikir tingkat tinggi memiliki keadaan yang beragam sehingga
harus dapat menyertakannya dalam penerapan. Dengan demikian berdasarkan pendapat-pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa HOTS (Kemampuan berpikir tingkat tinggi) merupakan
kemampuan yang mengikut sertakan pemikiran dengan berfikir secara kritis schingga dapat
menganalisis, mengevaluasi, menanggapi, memecahkan permasalahan walaupun pembelajaran
belum menjelaskan cara atau konsep untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

2. Menggunakan Permasalahan yang menarik yang terdapat pada lingkungan sekitar


(kontekstual)
Dalam penilaian berbasis HOTS penilaian melibatkan keadaan dalam kehidupan sehari- hari
sehingga siswa diharapkan dapat menerapkan pengetahuan atau konsep dasar yang telah
dianjurkan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya di lingkungan sekitar.
Permasalahan yang nyata yang diajarkan yaitu masalah ekonomi, Kesehatan, lingkungan alam
dan perkembangan teknologi saat ini. Penjelasan tersebut meliputi kemampuan mahasiswa untuk
menghubungakan, menerapkan dan mengaplikasikan konsep yang digunakan dalam
memecahkan permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Adapun ciri penerapan

9
kontekstual yaitu permasalah diambil dari permasalahan yang ada di lingkungan sekitar yang
memiliki beberapa penyelesaian yang dapat dijadikan pilihan untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut.

3. Menggunakan jenis soal dengan bentuk bervariasi


Menggunakan jenis soal dengan bentuk yang variasi bertujuan untuk memberikan informasi
tes secara detail, terperinci dan menyeluruh tentang kemampuan siswa sebagai peserta pada
penilaian. Penilaian yang diberikan secara objektif dapat memberikan hasil yang valid terhadap
tolak ukur kemampuan siswa.

Penyusunan soal umumnya memiliki kecenderungan untuk menulis soal-soal yang menuntut
perilaku ingatan karena mudah dalam penulisan soalnya dan materi yang hendak ditanyakan juga
mudah diperoleh secara langsung dari buku pelajaran. Soal-soal yang mengukur ingatan kurang
memberi dorongan kepada peserta didik untuk belajar lebih giat dalam mempersiapkan dirinya
lebih kreatif di masa depan. Peserta didik perlu diberi soal-soal yang menuntut proses berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skill atau HOTS). Level kognitif yang diukur pada soal-soal
HOTS berada pada level 3 yang mengukur proses berpikir penalaran dan logika (reasoning).
Adapun langkah-langkah penyusunan soal HOTS sebagaimana tercantum pada Buku Panduan
Penilaian HOTS yang diterbitkan oleh Kemdikbud (2018 : 17-18) sebagai berikut:

a. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS


Terlebih dahulu guru-guru memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS. Tidak semua
KD dapat dibuatkan model-model soal HOTS. Guru-gur u secara mandiri atau melalui
forum KKG/MGMP dapat melakukan analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan soalsoal
HOTS.
b. Menyusun kisi-kisi soal
Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk para guru dalam menulis butir soal
HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan untuk memandu guru dalam:
a) memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS
b) merumuskan IPK
c) memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji
d) merumuskan indikator soal
e) menentukan level kognitif

10
f) Menentukan bentuk soal dan nomor soal
c. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual
Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong peserta didik untuk
membaca stimulus. Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah dibaca oleh
peserta didik. Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan
kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong peserta didik untuk membaca.
Dalam konteks Ujian Sekolah, guru dapat memilih stimulus dari lingkungan sekolah atau
daerah setempat.
d. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS. Kaidah
penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada
umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan
bahasa relatif sama. Setiap butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format terlampir.
e. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban
Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman penskoran atau
kunci jawaban. Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian. Sedangkan kunci
jawaban dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/ salah,
ya/tidak), dan isian singkat.

Terdapat beberapa jenis soal yang dapat dipakai dalam penyusunan soal berbasis HOTS
yang juga digunakan PISA pada model pengujian menurut Nafiah (Dalam Rohim, 2019:439)
yaitu:

1. Tes objektif (pilihan berganda), yaitu jenis instrument dimana pada soal terdiri pilihan-
pilihan jawaban pada setiap soal, walaupun soal berbentuk pilihan berganda tetapi soal harus
tetap berbasis HOTS dan berkaitan dengan permasalahan di lingkungan sekitar.
2. Tes benar-salah (pilihan ganda kompleks) yaitu jenis instrumen yang bertujuan agar
mengetahui seberapa besar pemahaman siswa terhadap permasalahan secara keseluruhan
dengan mengaitkan kalimat-kalimat yang sesuai dan harus berkaitan dengan permasalahan
di lingkungan sekitar.

11
3. Tes isian singkat (essay) yaitu jenis instrumen yang meminta siswa memberikan jawaban
dengan melengkapi soal dengan cara memberikan isian berupa kata atau angka yang sesuai
dengan soal.
4. Tes uraian yaitu jenis instrument yang meminta siswa untuk memberikan jawaban yang
sesuai secara terurai dengan menjelaskan pernyataan dari jawaban yang diberikan yang
berkaitan baik secara konsep maupun berdasarkan pendapat dari dirinya.

2.4 Pengembangan Soal HOTS ( Higher Order Thinking Skill )

Dalam pengembangan soal HOTS membutuhkan kriteria yang berbeda, baik dari segi soal
maupun materi. Bentuk teknis penulisan soal HOTS yang baik dapat berbentuk pilihan ganda
atau uraian, dan umumnya sama seperti dalam bentuk soal tingkat rendah, tetapi terdapat
beberapa hal yang membuatnya berbeda. Beberapa metode yang dapat digunakan sebagai
pedoman untuk menulis butir soal yakni, penulis memerlukan pemikiran berfikir tingkat tinggi
dan materi yang ditanyakan dapat diukur dengan perilaku sesuai dengan ranah kognitif Bloom
pada level analisis, sintesis dan evaluasi, serta setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan
(stimulus) dan sol mengukur kemampuan berpikir kritis.
Agar butir soal yang ditulis sesuai dengan berfikir tingkat tinggi, maka pertanyaan yang
disajikan harus berdasar kepada pertanyaan (stimulus) yang berbentuk sumber bacaan seperti
teks bacaan, paragraf, teks drama, penggalan novel atau cerita atau dongeng, puisi, kasus,
gambar, grafik, foto, rumus, tabel, daftar kata atau symbol, contoh, peta, film, atau suara yang
direkam. Berikut beberapa contoh keterampilan berfikir kritis dan contoh indikator penyajian
soalnya adalah sebagai berikut;
1. Fokus terhadap Pertanyaan, Dalam hal ini indikator yang disajikan adalah sebuah masalah
atau problem, aturan, dan hasil. Selanjutnya peserta didik dapat menentukan masalah
utama, kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas, kebenaran argumen atau
kesimpulan.
2. Analisis Argumen, Disajikan sebuah deskripsi situasi atau suatu argumentasi dan peserta
didik dapat menyimpulkan argumentasi secara cepat, memberikan alasan yang mendukung
dan memberikan alasan tidak mendukung argumen yang disajikan.

12
3. Pertimbangan yang Dapat Dipercaya, Disajikan teks argumentasi dan interpretasinya,
selanjutnya peserta didik dapat menentukan bagian yang dapat dipertimbangkan untuk
dapat dipercaya, serta memberikan alasannya.
4. Pertimbangkan Laporan Observasi, Disajikan deskripsi konteks atau laporan observasi dan
peserta didik dapat mempercayai atau tidak terhadap laporan dan memberikan alasan yang
relevan.
5. Membandingkan Kesimpulan, Disajikan suatu pernyataan yang dapat diasumsikan kepada
peserta didik dengan satu kesimpulan yang benar dan logis, selanjutnya dapat
membandingkan kesimpulan yang sesuai dengan pernyataan yang disajikan atau
kesimpulan yang harus diikuti.
6. Menentukan Kesimpulan, Dapat disajikan sebuah pemyataan yang diasumsikan kepada
peserta didik dengan benar atau dengan satu kemungkinan kesimpulan, selanjutnya dapat
menentukan kesimpulan yang ada itu benar atau tidak, dan memberikan alasannya.
7. Mempertimbangkan Kemampuan Induksi, Dapat disajikan sebuah pernyataan, informasi
atau data, dan beberapa kemungkinan kesimpulan, selanjutnya peserta didik dapat
menentukan sebuah kesimpulan yang tepat dan memberikan alasannya.
8. Penilaian, Disajikan suatu situasi, pernyataan masalah, dan kemungkinan penyelesaian
masalahnya, selanjutnya peserta didik dapat menentukan solusi yang mana yang paling
tepat untuk memecahkan masalah yang disajikan, dan dapat memberikan alasannya.
9. Definisi Konsep, Disajikan pernyataan mengenai situasi dan argumentasi, serta peserta
didik dapat mendefinisikan konsep yang dinyatakan dengan sesuai.
10. Definisi Asumsi, Disajikan argumentasi, beberapa pilihan sehingga peserta didik dapat
menentukan sebuah pilihan yang tepat sesuai dengan asumsi.
11. Mendeskripsikan, Disajikan sebuah teks persuasif, atau argumentasi, peserta didik dapat
mendeskripsikan pernyataan yang dihilangkan.

2.5 Peran Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS


Soal-soal HOTS bertujuan untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi Dalam
melakukan Penilaian, guru dapat menyisipkan beberapa butir soal HOTS. Berikut dipaparkan
beberapa peran soal-soal HOTS dalam meningkatkan mutu Penilaian.

1. Mempersiapkan kompetensi peserta didik menyongsong abad ke-21

13
Penilaian yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan diharapkan dapat membekali peserta
didik untuk memiliki sejumlah kompetensi yang dibutuhkan pada abad ke-21. Secara garis besar,
terdapat 3 kelompok kompetensi yang dibutuhkan pada abad ke-21 (21st century skills) yaitu: a)
memiliki karakter yang baik (beriman dan taqwa, rasa ingin tahu, pantang menyerah, kepekaan
sosial dan berbudaya, mampu beradaptasi, serta memiliki daya saing yang tinggi); b) memiliki
sejumlah kompetensi (berpikir kritis dan kreatif, problem solving, kolaborasi, dan komunikasi);
serta e) menguasai literasi mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber- sumber
pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori.

Penyajian soal-soal HOTS dalam Penilaian dapat melatih peserta didik untuk mengasah
kemampuan dan keterampilannya sesuai dengan tuntutan kompetensi abad ke-21 di atas. Melalui
penilaian berbasis pada soal-soal HOTS, keterampilan berpikir kritis (creative thinking and
doing), kreativitas (creativity) dan rasa percaya diri (learning self reliance), akan dibangun
melalui kegiatan latihan menyelesaikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-
hari (problem-solving).

2. Memupuk rasa cinta dan peduli terhadap kemajuan daerah


Dalam Penilaian guru diharapkan dapat mengembangkan soal- soal HOTS secara kreatif
sesuai dengan situasi dan kondisi di daerahnya masing- masing. Kreativitas guru dalam hal
pemilihan stimulus yang berbasis permasalahan daerah di lingkungan satuan pendidikan sangat
penting Berbagai permasalahan yang terjadi di daerah tersebut dapat diangkat sebagai stimulus
kontekstual.Dengan demikian stimulus yang dipilih oleh guru dalam soal-soal HOTS menjadi
sangat menarik karena dapat dilihat dan dirasakan secara langsung oleh peserta didik.Di samping
itu, penyajian soal-soal HOTS dalam ujian sekolah dapat meningkatkan rasa memiliki dan cinta
terhadap potensi-potensi yang ada di daerahnya.Sehingga peserta didik merasa terpanggil untuk
ikut ambil bagian untuk memecahkan berbagai permasalahan yang timbul di daerahnya.

3. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik


Pendidikan formal di sekolah hendaknya dapat menjawab tantangan di masyarakat sehari-
hari. Ilmu pengetahuan yang dipelajari di dalam kelas, agar terkait langsung dengan pemecahan
masalah di masyarakat.Dengan demikian peserta didik merasakan bahwa materi pelajaran yang
diperoleh di dalam kelas berguna dan dapat dijadikan bekal untuk terjun di masyarakat.
Tantangan-tantangan yang terjadi di masyarakat dapat dijadikan stimulus kontekstual dan

14
menarik dalam Penilaian, sehingga munculnya soal-soal berbasis soal-soal HOTS, yang
diharapkan dapat menambah motivasi belajar peserta didik.

4. Meningkatkan mutu Penilaian


Penilaian yang berkualitas akan dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dengan
membiasakan melatih siswa untuk menjawab soal-soal HOTS, maka diharapkan siswa dapat
berpikir secara kritis dan kreatif. Ditinjau dari hasil yang dicapai dalam US dan UN, terdapat 3
kategori sekolah yaitu: (a) sekolah unggul, apabila rerata nilai US lebih kecil daripada rerata UN;
(b) sekolah biasa, apabila rerata nilai US tinggi diikuti dengan rerata nilai UN yang tinggi dan
sebaliknya nilai rerata US rendah diikuti oleh rerata nilai UN juga rendah; dan (c) sekolah yang
perlu dibina bila rerata nilai US lebih besar daripada rerata nilai UN.

Masih banyak satuan pendidikan dalam kategori sekolah yang perlu dibina. Indikatornya
adalah rerata nilai US lebih besar daripada rata-rata nilai UN. Ada kemungkinan soal-soal buatan
guru level kognitifnya lebih rendah daripada soal-soal pada UN. Umumnya soal-soal US yang
disusun oleh guru selama ini, kebanyakan hanya mengukur level 1 dan level 2 saja. Penyebab
lainnya adalah belum disisipkannya soal-soal HOTS dalam US yang menyebabkan peserta didik
belum terbiasa mengerjakan soal-soal HOTS. Di sisi lain, dalam soal-soal UN peserta didik
dituntut memiliki kemampuan mengerjakan soal-soal HOTS. Setiap tahun persentase soal-soal
HOTS yang disisipkan dalam soal UN terus ditingkatkan. Sebagai contoh pada UN tahun
pelajaran 2015/2016 kira-kira terdapat 20% soal-soal HOTS. Olch karena itu, agar rerata nilai
US tidak berbeda jauh dengan rerata nilai UN, maka dalam penyusunan soal-soal US agar
disisipkan soal-soal HOTS.

2.6 Karakter dan Jenis-Jenis Penilaian HOTS


Selain penilai terhadap kognisi dalam kurikulum 2013 juga dikembangkan penilaian kedua
ranah lainnya dalam bentuk HOTS juga yaitu penilaian pada sikap dan penilaian keterampilan.
Penilaian sikap dan keterampilan serta penilaian koknisi memiliki karakteristi yang berbeda.

a. Penilaian Sikap

Sikap terdiri dari dua jenis, yaitu sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2). Instrumen utama
penilaian sikap adalah instrumen observasi sedangkan penilaian diri, dan penilaian antarteman
menjadi instrumen penilaian pendukung. Pada penilaian sikap, diasumsikan semua peserta didik

15
bersikap baik. Adapun ketika ada peserta didik yang memiliki sikap sangat baik atau perlu
bimbingan, hal tersebut ditulis pada jurnal oleh guru. Sikap yang sangat baik, misalnya si Fulan
pada hari anu tanggal sekian, jam sekian menemukan sebuah dompet di toilet sekolah, dan
menyerahkannya kepada petugas piket untuk diumumkan siapa pemilik dompet tersebut.
Sedangkan sikap yang perlu bimbingan, misalnya si Badu pada hari anu, tanggal sekian dan jam
sekian membuang sampah sembarangan.

Penilaian sikap peserta didik oleh guru menggunakan lembar observasi dan dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran. Adapun jurnal, penilaian diri, dan penilaian antarteman dilakukan
sewaktu-waktu. Penilai sikap bisa menjadi bagian dari penilaian proses, misalnya pada saat
diskusi kelompok guru berkeliling dan mengamati dan aktivitas peserta didik selama diskusi
berlangsung.

b. Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan dilakukan melalui penilaian praktik, produk, dan proyek. Hal tersebut
disesuaikan dengan IPK yang telah ditentukan pada RPP danssuai dengan model pembelajaran
yang digunakan. Penilaian yang relevan dengan penilaian keterampilan yaitu KD-KD pada KI-
4, misalnya menyusun laporan, percobaan di laboratorium, praktek membaca Alquran, praktek
salat, praktek olah raga, praktek menari, praktek membuat sebuah karya, praktek menulis puisi,
praktek membaca atau menulis puisi, dan sebagainya. 210 Mufatihatut taubah Elementary Vol.
7 No. 2 Juli-Desember 2019 Intinya, pada saat penilaian keterampilan, peserta didik harus
mampu memperlihatkan penguasaannya dalam melakukan sebuah gerakan, mempresentasikan
sebuah laporan, atau menghasilkan sebuah produk. Dalam penilaian praktek, guru membuat
instrumen penilaian disertai dengan rubrik disesuaikan dengan indikator yang akan dinilai.

Dengan mengenal karakter dan jenis-jenis penilaian HOTS, guru diharapkan dapat
mengembangkan beragam instrumen penilaian yang dapat memotret kompetensi peserta didik,
sehingga semangat penilaian otentik, yaitu penilaian yang objektif, apa adanya dalam mengukur
aspek pengetahuan, sikap, dan pengetahuan dengan menggunakan berbagai instrumen penilaian
yang relevan dapat terwujud. Proses menilai memang bukan hal yang mudah, tetapi hal ini
menjadi sebuah tanggung jawab dari seorang guru profesional.

16
2.7

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari uraian pembahasan dapat disimpulan bahwa

18
DAFTAR PUSTAKA

Putri, Rati Syafiana. & Sanjaya, Wiwit. & Fitriaa Yanti. (2023). Penyusunan Instrumen
Penilaian Hots dalam Pembelajaran IPS Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi. Vol 23, No. 2

Taubah, Mufatihatut. (2019). Penilaian HOTS dan Penerapannya Di SD/MI. Jurnal Institut
Agama Islam Negeri Kudus. Vol 7, No. 2

Studocu. (2023). Menyusun Alat Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS.


https://www.studocu.com/id/document/universitas-pendidikan-indonesia/evaluasi-
pembelajaran/menyusun-alat-penilaian-pembelajaran-berbasis-hots/46391246, diakses pada
September 2023.

19

Anda mungkin juga menyukai