Anda di halaman 1dari 2

SBAR dalah Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit yang terdiri dari

Situation, Background, Assessment, Recommendation. Metoda komunikasi ini digunakan pada


saat perawat melakukan timbang terima (handover) ke pasien.

Keuntungan dari penggunaan metoda SBAR

 Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif.


 Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat paham akan kondisi
pasien.
 Memperbaiki komunikasi sama dengan memperbaiki keamanan pasien.

Skenario

Kasus

Seorang sedang merawat pasien dengan identitas Tn.I berumur 42 tahun masuk Rumah Sakit
dr.Soebandi pada tanggal 28 maret 2020, no rekam medik 61611, sudah 3 hari perawatan diruang
melati, dengan diagnosa medis : Post Operasi Apendiksitis. pasien mengeluh Nyeri tetap ada
selama dirawat dibagian bekas operasi, ditangan pasien terpasang infuse NaCl 10 tetes/menit,
kesadaran composmentis. Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 15, ureum 237
mg/dl. Saat dilakukan pengkajian. Tanda-tanda vital TD: 100/80 mmHg, Nadi 60 kali/menit, RR
26 kali/menit dan T : 37,0 derajat Celsius.

Perintah :

Lakukan komunikasi SBAR TBaK untuk melaporkan keadaan pasien tersebut kepada dokter via
telpon!

Catatan:

Dokter memberikan instruks berikan obat antiemetic parenteral untuk mengurangi rasa nyeri.
Lanjutkan latihan tarik nafas, observasi tanda-tanda vital per 12 jam.

Dialog komunikasi SBAR


 Perawat (ELLA CENDRIKA) : Assalamualaikum, mohon maaf menganggu waktunya.
Apakah benar ini dengan dokter mutia?
 Dokter (MUTIA) : Waalaikum iya benar
 Perawat (ELLA CENDRIKA) :Saya perawat Ella dari ruang Melati Rumah Sakit
dr.Soebandi ingin melaporkan keadaan pasien yang bernama Tn.I umur 42 tahun, tanggal
masuk sudah 3 hari perawatan, diagnosa medis : Post Operasi Apendiksitis.Nyeri tetap
ada selama dirawat dibagian bekas operasi pasien terpasang infuse NaCl 10 tetes/menit,
kesadaran composmentis. Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 15, ureum
237 mg/dl. Saat dilakukan pengkajian. Tanda-tanda vital TD: 100/80 mmHg, Nadi 60
kali/menit, RR 26 kali/menit dan T : 37,0 derajat Celsius.
 Dokter (MUTIA) : Iya sus, ada apa ?
 Perawat (ELLA CENDRIKA) : Tn. I, merasakan nyeri berat pada bekas operasinya
dikarenakan pasien mengkonsumsi makanan pedas ketika makan malam semalam. Saya
sudah menganjurkan pasien latihan tarik nafas untuk mengurangi rasa nyerinya dan saya
berikan analgesik.
 Dokter (MUTIA) : Tolong terapi latihan tarik nafas diteruskan ya sus. Berikan juga obat
antiemetic parenteral untuk mengurangi rasa nyeri di bekas operasi bapak tersebut.
 Perawat (ELLA CENDRIKA) : Baik dok, saya ulangi rekomendasi dari dokter. Latihan
tarik nafas diteruskan dan berikan obat antiemetic parenteral untuk mengurangi rasa
nyeri, observasi tanda-tanda vital per 12 jam.
 Dokter (MUTIA) : Ya sus, benar
 Perawat (ELLA CENDRIKA) : Baik dokter terimakasih atas waktunya, asalamualaikum.
 Dokter (MUTIA) : iya sama-sama suster, Waalaikumsalam.

Anda mungkin juga menyukai