Dosen Pengampu :
Dr. Ulfia Rahmi, M.Pd.
Dr. Lili Dasa Putri, M.Pd.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhaanahu wa Ta’ala yang telah memberikan penulis
kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
akhirat nanti. Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan
serta kekurangan didalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian, apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen pengampu matakuliah Filsafat
September 2023
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..1
A. Latar Belakang………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………………...………………………………….…...1
C. Tujuan……………………………………………………………………… .1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………2
B. Misteri kehidupan………………………………………………………..….....4
iii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan
segala sesuatunya secara mendalam dan sungguh-sungguh, serta radikal
sehingga mencapai hakikat segala situasi tersebut. Pendidikan adalah upaya
mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik, karenanya
pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan,
organis, dinamis, guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan, melalui filsafat
kependidikan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi
mengenai masalah-masalah pendidikan..
B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Kontroversi dilematis seperti apa yang berkaitan dengan pendekatan
Individualistik?
2. Apa yang dimaksud dengan misteri dunia?
3. Apa saja karakteristik biologis yang dimiliki manusia ?
C. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah :
1. Mengetahui apa saja kontroversi dilematis yang berkaitan dengan
pendekatan Individualistik
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan misteri dunia
3. Mengetahui apa saja karakteristik biologis yang dimiliki manusia
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
mungkin juga berseberangan (berlawanan) dengan materi-materi tersebut,
ataupun hubungan-hubungan tersebut membatasi materi.
Pemikiran ini, pada abad setelahnya menjadi objek yang ditentang
oleh beberapa filosof seperti, David Hume dan lainnya. Hal inilah yang
menjadikan timbulnya kontra terhadap filsafat dengan menggunakan
pendekatan individualistik. Lain hal dengan timbulnya pro dari beberapa
kalangan mengenai pendekatan individualistik ini, seringkali ketika seseorang
mendengar tentang individualisme orang cenderung menganggap bahwa ini
adalah suatu paham yang negatif dan berhubungan dengan kesombongan,
keserakahan, egoisme, persaingan yang tidak sehat, dan sebagainya.
Pandangan semacam ini bagi mereka suatu hal yang begitu sempit dalam
memahami paham individualisme, bagi kalangan yang tidak men- judge
negatif pendekatan individualisme, terlebih dahulu mereka memahami arti
individualisme
3
Perlu diperhatikan bahwa paham dengan pendekatan individualistik ini
tidak menolak adanya (kumpulan) masyarakat Pandangan ini melihat bahwa
masyarakat adalah koleksi (kumpulan) dari individu-individu, tidak lebih dan
tidak kurang. Dari uraian tersebut diharapkan kita tidak lagi dilema dalam
memahami pendekatan individualistik yang pada akhimya menimbulkan
kontroversi berkepanjangan tanpa mendapatkan suatu titik temu dari
permasalahan tersebut. Dalam hal ini yang paling penting adalah bagaimana
kita menghargai suatu pemahaman yang masing-masing manusia berbeda.
B. Misteri Kehidupan
Menurut KBBI misteri adalah sesuatu yang masih belum jelas (masih
menjadi teka-teki; masih belum terbuka rahasianya, arti lain yaitu kenyataan
yang begitu luhur sehingga secara mendasar melampaui daya tangkap
manusia; apa pun yg semakin dapat dimengerti atau dihayati, tetapi tidak
permah ditangkap seluruhnya sehingga tetap merupakan rahasia menyangkut
kehadiran atau kegiatan Ilahi.
Ada satu pernyataan dari para ahli bahwa filsfaat adalah suatu
ketidaktuntasan atau suatu fragmen yang tidak utuh. Sedikit mengacu pada
pendapat Eran Dorfman dalam bukunya “philosofy an an AS” menurutnya
berfilsafat merupakan suatu hal yang paradoksal. Jika kita berfilsafat, kita
ingin mendeskripsikan realitas sebagaimana adanya, namun agar dapat
mendeskripsikannya kita harus mengambil jarak antar realitas itu sehingga
kita tidak akan memilikinya secara utuh. Maksudnya berfilsafat bukan berarti
kita mengetahui semua yang terkandung di alam semesta dengan seutuhnya,
namun melalui filsafat kita berusaha untuk mencari tahu apapun tanpa adanya
batasan termasuk misteri kehidupan di dunia ini.
Walaupun filsafat adalah kegiatan olah nalar, yang sebenarnya
digumuli disana adalah kebutuhan terdalam ruh dalam dinamika jatuh
bangunya pengalaman; kebutuhan mendasar atas makna dan arah kehidupan,
kebutuhan tentang bagaimana misteri-misteri kehidupan bisa dijelaskan dan
dipahami, kebutuhan untuk mengerti apa yang sesungguhnya yang diinginkan
oleh jiwa itu sendiri.
Seringkali pada titik terdalam ruh tersentuh dan terisi bukan oleh hal-
hal material, bukan oleh kekuasaan atau kedudukan, bukan pula oleh
kesuksesan, melainkan oleh rasa penasaran, petualangan pencarian, keharuan,
keheranan, kekaguman yang seiring demikian misterius. Oleh karena itu,
4
dalam berfilsafat kita dapat berusaha untuk mencari tahu tentang
misteri kehidupan.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakekatnya merupakan
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam lapangan pendidkan.
Oleh karena bersifat filosofis, dengan sendirinya fisafat pendidikan ini
hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan
Pendidikan. Dalam memahami pendekatan individualistik agar tidak
menimbulkan kontroversi yang paling penting adalah bagaimana kita
menghargai suatu pemahaman yang masing-masing manusia berbeda.
B. Saran
Selain melalui makalah yang telah permakalah tampilkan, disarankan
agar pembaca mencari lebih lanjut terkait materi ini dari sumber – sumber
lainnya sehingga akan lebih baik lagi dalam memahami materi.
6
DAFTAR PUSTAKA