Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

PERTANYAAN DISKUSI

PENYEDIAAN AIR BERSIH

Dosen Pengampu:
Muh. Fajaruddin Natsir, SKM., M.Kes.

Disusun Oleh :
Kelompok 5

Anggota:
A.Dian Mustika Anugrah K011221001
Al-Munawwar Syamsuddin K011221011
Syaibah Abdullah K011221015
A. Tiara Az zahra Arfa Malla K011221020
Nurul Wahyuni K011221023
Faradiba Febriyanti K011221035
Komang Mirnawati K011221043
Febbylenfi S.P K011221046
A. Rania Adlia K011221047

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
PERTANYAAN DISKUSI

Silahkan baca artikel ini

https://news.republika.co.id/berita/rzaz3u370/warga-kekurangan-air-bersih-di-bogor-mulai-
terserang-diare

1. Salah satu solusi yang ditawarkan pada aritkel tersebut adalah PHBS, menurut
kelompok Anda, apa kendala yang dihadapi dalam penerapan solusi tersebut dan
bagaimana mengatasinya?, Selain penerapan PHBS, apakah ada solusi lain yang bisa
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut di kabupaten Bogor?

Jawab :

Kendala Penerapan PHBS

Yang menjadi kendala dalam penerapan PHBS khususnya kegiatan cuci tangan
menggunakan sabun sebelum dan setelah makan pada artikel yaitu karena terjadi musim
kemarau di Kabupaten Bogor. Hal tersebut mengakibatkan kurangnya ketersediaan air,
khususnya air bersih. Selain itu kurangnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan
PHBS juga menjadi kendala.

Cara Mengatasi Kendala Penerapan PHBS

Untuk mengatasi kekurangan air, sebaiknya pemerintah memberikan bantuan


berupa air bersih ke daerah-daerah yang kekurangan air bersih selain itu perlu adanya
sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat bahwa PHBS penting untuk diterapkan
agar tidak mudah terserang diare ataupun penyakit lain.

Solusi Lain Dalam Permasalahan Diare

Tidak ada solusi lain selain penerapan PHBS karena dalam melaksanakan
PHBS sudah mencakup kegiatan menjaga pola makan, minum banyak cairan, dan
sanitasi lingkungan yang dapat membantu meminimalisir terjadinya diare.
2. Bagaimana perubahan iklim dan pemanasan global dapat mempengaruhi
perkembangan dan siklus hidup vector pembawa penyakit, dan apa implikasinya
terhadap kejadian penyakit yang berhubungan dengan water related insect vektor?

Jawab :

Pemanasan global terjadi cepat dan mengakibatkan perubahan iklim, yang


memiliki dampak besar bagi kesehatan manusia. Berbagai dampak yang ditimbulkan
yaitu peningkatan kejadian penyakit yang ditularkan melalui vektor (vector-borne
diseases), melalui air (water-borne diseases), maupun melalui makanan (foodborne
diseases).

Perubahan iklim dapat memicu perkembangbiakan penyakit tular vektor karena


berkaitan dengan suhu, kelembaban udara dan curah hujan. Perubahan iklim
berpengaruh terhadap siklus hidup nyamuk dan intensitas hisapan nyamuk. Hal ini
karena nyamuk termasuk dalam ectothermic, yaitu suhu tubuh tergantung dengan suhu
lingkungan (temperatur ambien). Tahapan siklus hidup yang rentan terhadap perubahan
iklim adalah larva ke dewasa. Peningkatan suhu akan mempercepat proses
perkembangan larva nyamuk menjadi dewasa. Perubahan iklim juga akan mempercepat
nyamuk betina dewasa untuk mencerna darah yang dihisap, sehingga intensitas
penghisapan akan semakin tinggi. Hal ini berakibat ke peningkatan frekuensi penularan
penyakit.

Perubahan iklim termasuk temperatur, presipitasi, angin, dan sinar matahari.


Perubahan tersebut mempengaruhi tingkat survival, reproduksi atau distribusi agen
penyakit, sehingga membuat agen penyakit tersebut dapat beradaptasi
terhadap lingkungan.
3. Dari sekian banyak dampak Kesehatan yang bisa timbul akibat kekurangan mineral
pada air, apa dampak kesehatan yang paling serius yang dapat terjadi dan bagaimana
solusi yang paling efektif untuk mengatasi masalah kekurangan mineral dalam
sumber air minum?

Jawab :

Air minum mengandung beragam mineral, antara lain magnesium, kalsium,


natrium, dan selenium. Berkat kandungan inilah air mineral memiliki banyak manfaat
yang baik untuk tubuh. Kekurangan mineral dalam air minum dapat menyebabkan
beberapa masalah kesehatan jangka panjang.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Badan Kesehatan Dunia (WHO),


mengonsumsi air yang tidak mengandung mineral dapat meningkatkan risiko
osteoporosis, hipertensi, serangan jantung, dan hipotiroid. Selain itu, hilangnya
elektrolit dalam air dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.

Berikut beberapa dampak kesehatan yang mungkin timbul akibat kekurangan


mineral dalam air:

• Karies gigi: Kekurangan fluoride dalam air dapat meningkatkan risiko terjadinya
karies gigi.
• Osteoporosis: Kekurangan kalsium dan magnesium dapat berkontribusi pada
pengembangan osteoporosis, yang melemahkan tulang dan meningkatkan risiko
patah tulang.
• Masalah kesehatan kardiovaskular: Kekurangan magnesium dan kalsium dalam air
dapat terkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
• Tekanan darah tinggi: Kekurangan natrium atau kalium dapat berkontribusi pada
peningkatan tekanan darah.
• Gangguan pertumbuhan dan perkembangan: Anak-anak yang mengalami
kekurangan mineral mungkin mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.
• Gangguan ginjal: Kekurangan kalsium dan magnesium dapat berkontribusi pada
pembentukan batu ginjal.
• Masalah pencernaan: Kalsium dan magnesium membantu dalam fungsi otot,
termasuk otot usus. Kekurangan mineral ini dapat menyebabkan masalah
pencernaan.

Berikut beberapa solusi yang paling efektif untuk mengatasi masalah


kekurangan mineral dalam sumber air minum:

1. Menjaga fungsi dan kinerja otot : Air mineral kaya akan magnesium, suatu zat yang
dapat membantu menjaga kondisi otot dan membuat kinerjanya bekerja secara baik.
Ini disebabkan magnesium adalah salah satu mineral penting untuk tubuh yang
dapat membuat otot rileks dan dapat berkontraksi dengan baik.
2. Melancarkan saluran pencernaan : Kandungan sulfat pada air mineral dapat
membantu melancarkan sistem pencernaan pada tubuh. Sulfat diketahui dapat
melancarkan kinerja pada pankreas untuk melepaskan enzim seperti amilase,
protease, dan lipase yang membuat proses pencernaan makanan menjadi lebih
lancar.
3. Menurunkan berat badan : Air mineral diketahui dapat membantu proses
pembakaran kalori yang ada pada dalam tubuh, sehingga dapat membantu
melancarkan proses penurunan berat badan. Sebuah penelitian pada wanita gemuk
membuktikan bahwa air mineral dapat membantu menurunkan berat badan lebih
banyak. Penelitian ini menunjukan bahwa mengonsumsi air mineral lebih dari 1
liter per hari nya selama 12 bulan dapat membantu menurunkan berat badan hingga
2 kilogram.
4. Menjaga tekanan darah tetap normal : Kandungan magnesium yang pada pada air
mineral mempunyai berbagai manfaat untuk tubuh. Salah satunya ialah menjaga
tingkat tekanan darah agar tetap pada tingkat yang normal. Dari sebuah studi yang
dilakukan, diketahui bahwa penderita hipertensi yang memiliki kadar magnesium
rendah, ketika mengonsumsi satu liter air mineral yang mengandung magnesium,
tekanan darahnya jadi menurun.
4. Menurut kelompok Anda, apakah sanitasi yang buruk terutama di beberapa negara
berkembang menjadi penyebab utama penyebaran penyakit water borne disease?
Bagaimana cara mengatasi tantangan ini?

Jawab :

Ya, sanitasi yang buruk pada negara berkembang dapat menjadi penyebab
utama water borne Disease karena sanitasi yang buruk seperti kekurangan jamban atau
saluran pembuangan dapat Menyebabkan patogen itu masuk ke dalam air. Cara
mengatasi tantangan ini adalah peningkatan pengawasan dalam pengolahan air minum.
Peningkatan pengelolaan pengolahan air kotor, Perlindungan terhadap sumber air,
Perlindungan terhadap makanan, tindakan surveilans ( untuk melakukan pencatatan
terhadap kejadian penyakit penyebab water borne disease) dan Peningkatan
penyuluhan kesehatan masyarakat terkait peningkatan sanitasi.

5. Apakah faktor-factor Pendidikan, ekonomi, social, dan budaya mempengaruhi


penyebaran penyakit water based disease? Bagaimana strategi pencegahan dan
pengelolaan penyakit water based disease yang terkait dengan factor-factor ini?

Jawab :

Pendidikan : Kurangnya pendidikan dapat mengakibatkan kurangnya kesadaran tentang


praktik kebersihan dan pentingnya penggunaan air bersih. Pada kelompok masyarakat
yang mempunyai pengetahuan yang rendah mengenai praktik menyimpan, mengolah
dan menggunakan air bersih memiliki resiko yang lebih besar mengalami masalah
kesehatan. Strategi pencegahan yang dilakukan mencakup upaya penyuluhan dan
edukasi masyarakat mengenai cara yang tepat untuk menyimpan, mengolah, dan
menggunakan air bersih dengan benar.

Ekonomi : Status ekonomi seseorang dapat berpengaruh pada akses ke air bersih.
Orang-orang atau kelompok dengan tingkat ekonomi yang rendah mungkin
menghadapi keterbatasan dalam mencapai sumber air bersih yang aman. Strategi
pencegahan dapat mencakup upaya untuk menginvestasikan dalam pembangunan
infrastruktur air bersih agar semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk
mengaksesnya.
Sosial : Daerah yang padat penduduknya memiliki potensi risiko penyebaran penyakit
yang lebih tinggi karena risiko kontaminasi saluran air yang lebih besar.Penting untuk
memberikan pendidikan dan mengimplementasikan praktik pengelolaan limbah yang
efisien. Strategiya yaitu Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan fasilitas
sanitasi, seperti toilet dan tempat cuci tangan, serta pendidikan masyarakat tentang
pentingnya mencuci tangan, pembuangan limbah yang benar, dan kebersihan diri.

Budaya : Adat istiadat khusus, seperti menggunakan air sungai yang mungkin
terkontaminasi dalam upacara keagamaan, bisa menjadi faktor yang berperan dalam
penyebaran penyakit air. Strategi : Diperlukan pendidikan dan upaya advokasi yang
memperhatikan nilai-nilai budaya dan sensitivitas untuk menggantikan praktik-praktik
berisiko ini dengan alternatif yang lebih aman.

6. Apakah ada perbedaan geografis dalam tingkat kontaminasi air oleh mineral logam
berat? bagaimana faktor geografis ini mempengaruhi pencegahan dan penangangan
penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air diberbagai wilayah? jelaskan dan
sertakan sumber referensi yang digunakan?

Jawab :

Ya, terdapat perbedaan geografis dalam tingkat kontaminasi air oleh mineral
logam berat di berbagai wilayah. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor geologis,
geografi, aktivitas industri, pertanian, dan faktor manusia lainnya. Mineral logam berat
seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), kadmium (Cd), arsenik (As), dan lainnya dapat
masuk ke dalam sumber air melalui proses alami atau aktivitas manusia.

Faktor-faktor geografis yang mempengaruhi kontaminasi air oleh mineral


logam berat meliputi:

1. Geologi Wilayah: Beberapa wilayah memiliki endapan alami dari mineral logam
berat yang dapat mempengaruhi tingkat kontaminasi air tanah dan permukaan.

2. Aktivitas Pertambangan: Daerah dengan industri pertambangan yang aktif memiliki


risiko lebih tinggi terhadap kontaminasi air oleh logam berat seperti timbal, kadmium,
dan merkuri.
3. Aktivitas Industri: Pabrik-pabrik dan industri yang menggunakan logam berat dalam
proses produksi mereka dapat menyebabkan pencemaran air jika pengelolaan
limbahnya tidak tepat.

4. Pemakaian Pestisida: Pertanian yang menggunakan pestisida atau pupuk yang


mengandung logam berat dapat menyebabkan pencemaran air melalui aliran
permukaan atau infiltrasi ke dalam tanah.

5. Debu dan Pencemaran Udara: Partikel-partikel logam berat dari pencemaran udara
dapat jatuh ke dalam air dan tanah, menyebabkan kontaminasi.

Faktor-faktor geografis ini dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat di


berbagai wilayah. Kontaminasi air oleh mineral logam berat dapat berkontribusi pada
penyakit-penyakit serius seperti keracunan timbal, keracunan merkuri, dan masalah
kesehatan lainnya. Dalam penanganan penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air,
faktor geografis harus diperhitungkan, termasuk tingkat kontaminasi air dan akses
masyarakat terhadap air bersih yang aman.

Anda mungkin juga menyukai