JAWABAN :
1. a. Perdagangan adalah suatu aktifitas yang terjadi antara penjual dan pembeli, sehingga
terjadinya pertemuan antara dua kepentingan. Untuk itu, diperlukan suatu aturan hukum yang
mengatur aktifitas perdagangan tersebut guna melindungi tiap individu/perusahaan yang
saling berkepentingan satu sama lain. Selain itu, hukum dagang sangat diperlukan karena
terjadinya kondisi kelangkaan dimana adanya kebutuhan manusia yang tak terbatas sedangkan
sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut cukup terbatas. Dilain sisi,
pentingnya aturan hukum didalam perdagangan adalah untuk :
1) Menghindari penyalahgunaan dalam aktivitas perdagangan
2) Menghindari terjadinya penipuan yang merugikan pihak tertentu
3) Menghindari terjadinya pemerasan dalam dunia dagang
4) Perlindungan terhadap hak cipta
Dengan demikian, maka terlihat jelas hukum dalam perdagangan ini sangat penting untuk
diterapkan.
Hukum Dagang mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga agar lalu lintas
perdagangan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Peran hukum dagang adalah melindungi
kepentingan-kepentingan tertentu antara penjual dan pembeli serta menjadi alat pemerintah
dalam menjaga kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi.
Keuntungan dari banyaknya hukum yang mengatur perdagangan adalah pemerintah dapat
mengawasi dan mengatur jalannya lalu lintas perdagangan guna mencegah adanya pihak-
pihak tertentu yang dirugikan. Kerugian-nya adalah apabila terlalu banyak aturan hukum yang
mengatur soal perdagangan, maka ekonomi masyarakat akan melambat karena terlalu dibatasi
dan bergantung pada kebijakan pemerintah.
b. Hal ini dipengaruhi oleh faktor perkembangan pasar dimana dalam prakteknya terjadi
kegagalan pasar akibat pemenuhan kebutuhan pasar yang tidak optimal termasuk didalamnya
penyediaan barang publik, mengendalikan eksternalitas seperti munculnya dampak
lingkungan akibat industri serta mendorong kompetisi/persaingan pasar yang sehat. Dalam hal
ini pemerintah berperan sebagai pengatur dan pengawas jalannya perdagangan guna
melindungi optimalisasi pasar yang dapat berdampak pada ekonomi nasional. Apabila tidak
ada campur tangan pemerintah, perdagangan menjadi tidak stabil dan kontrol pasar menjadi
lepas kendali. Akibatnya terjadilah Resesi dan berkembang menjadi Depresi seperti peristiwa
The Great Depression yang pernah melanda Amerika pada tahun 1929-1939.
2. a. Traktat adalah perjanjian yang dibuat antara pihak yang terlibat dan dapat dijadikan dasar
hukum. Dalam perdagangan, perjanjian diperlukan guna mempertemukan kepentingan-
kepentingan untuk saling memenuhi kebutuhan masing-masing dan menghindari adanya
pihak yang dirugikan. Dalam hukum, Traktat/perjanjian ini diakui sebagai dasar hukum yang
mengikat antara pihak yang menyepakati (Pacta Sun Servanda).
a. Karena KUHD adalah undang-undang yang sudah digunakan sejak zaman kolonial Belanda
dan menjadi acuan dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. KUHD memuat aturan-aturan
secara terperinci berdasarkan hukum dagang yang dibuat oleh Perancis. Dan dalam hal ini
Indonesia masih menggunakan KUHD sebagai dasar hukum perdagangan sesuai pasal 1
aturan peralihan UUD 1945 , yang berbunyi “segala peraturan perundang-undangan yang ada
masih tetap berlaku selama belum diadakannya aturan yang baru menurut undang-undang
dasar ini”
b. Dalam aspek ekonomi, pendirian suatu perusahaan dapat berdampak pada perekonomian
negara dan menjadikan tingkat pasar lebih optimal. Dengan adanya suatu perusahaan/badan
usaha maka perekonomian menjadi maju dan kesejahteraan dapat dicapai. Terlebih apabila
perusahaan/badan usaha tersebut melibatkan masyarakat.
Dalam aspek hukum, perusahaan/badan usaha dapat memberikan kontribusi hukum dengan
membantu pelaksanaan jalannya lalu lintas perdagangan. Dengan melihat perkembangan
pasar, maka pemerintah dapat menentukan kebijakan hukum dagang sebagai alat pengawas
dan kontrol di dalam lalu lintas perdagangan.
5. Kerugian BUMN Persero adalah kerugian negara. Karena modal BUMN Persero tersebut bersal
dari negara. Oleh karena itu, Direksi wajib bertanggung jawab terhadap ruginya BUMN Persero
tersebut. Terhadap BUMN yang berbentuk Persero berlaku segala ketentuan dan prinsip-prinsip
yang berlaku bagi perseroan terbatas sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”). Ini sebagaimana terdapat dalam Pasal 11 UU
BUMN jo. Pasal 3 UU BUMN beserta penjelasannya. Dengan demikian, segala peraturan yang
berlaku terhadap perseroan terbatas berlaku juga untuk BUMN yang berbentuk Persero selama
tidak diatur oleh UU BUMN. Sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 1 angka 1 UUPT,
perseroan terbatas merupakan badan hukum yang merupakan persekutuan modal. Dengan
demikian Persero yang dalam pengaturannya merujuk pada UUPT, juga merupakan badan
hukum. Dalam buku Prof. Subekti, S.H. yang berjudul “Pokok-Pokok Hukum Perdata” pada hal.
21 dijelaskan antara lain, badan hukum merupakan subyek hukum layaknya perorangan yang
dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan-perbuatan hukum layaknya manusia. Badan
hukum tersebut juga memiliki kekayaan sendiri, dapat bertindak dalam lalu lintas hukum dengan
perantaraan pengurusnya, serta dapat digugat dan juga menggugat di muka Hakim. Dengan
memiliki kekayaan sendiri, maka kekayaan badan hukum terpisah dari kekayaan pendirinya yang
melakukan penyertaan di dalam badan hukum tersebut. Ini berarti bahwa berdasarkan pengertian
BUMN itu sendiri dan ketentuan dalam UUPT, yang mana BUMN yang berbentuk Persero
merupakan badan hukum, maka kekayaan Persero dan kekayaan negara merupakan hal yang
terpisah. Dengan adanya pemisahan kekayaan, ini berarti kerugian yang dialami oleh BUMN
tidak dapat disamakan dengan kerugian negara. Kerugian BUMN hanyalah akan menjadi
kerugian dari BUMN itu sendiri.