Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER

NAMA : ZIKRI ALFRIDHO SURYADI


NIM : 1910117162
KELAS : A / REGULER B
SEMESTER : II [DUA]
MATA KULIAH : HUKUM DAGANG
DOSEN : THADEUS YUS, S.H., M.P.A.

JAWABAN :
1. a. Perdagangan adalah suatu aktifitas yang terjadi antara penjual dan pembeli, sehingga
terjadinya pertemuan antara dua kepentingan. Untuk itu, diperlukan suatu aturan hukum yang
mengatur aktifitas perdagangan tersebut guna melindungi tiap individu/perusahaan yang
saling berkepentingan satu sama lain. Selain itu, hukum dagang sangat diperlukan karena
terjadinya kondisi kelangkaan dimana adanya kebutuhan manusia yang tak terbatas sedangkan
sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut cukup terbatas. Dilain sisi,
pentingnya aturan hukum didalam perdagangan adalah untuk :
1) Menghindari penyalahgunaan dalam aktivitas perdagangan
2) Menghindari terjadinya penipuan yang merugikan pihak tertentu
3) Menghindari terjadinya pemerasan dalam dunia dagang
4) Perlindungan terhadap hak cipta
Dengan demikian, maka terlihat jelas hukum dalam perdagangan ini sangat penting untuk
diterapkan.
Hukum Dagang mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga agar lalu lintas
perdagangan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Peran hukum dagang adalah melindungi
kepentingan-kepentingan tertentu antara penjual dan pembeli serta menjadi alat pemerintah
dalam menjaga kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi.
Keuntungan dari banyaknya hukum yang mengatur perdagangan adalah pemerintah dapat
mengawasi dan mengatur jalannya lalu lintas perdagangan guna mencegah adanya pihak-
pihak tertentu yang dirugikan. Kerugian-nya adalah apabila terlalu banyak aturan hukum yang
mengatur soal perdagangan, maka ekonomi masyarakat akan melambat karena terlalu dibatasi
dan bergantung pada kebijakan pemerintah.
b. Hal ini dipengaruhi oleh faktor perkembangan pasar dimana dalam prakteknya terjadi
kegagalan pasar akibat pemenuhan kebutuhan pasar yang tidak optimal termasuk didalamnya
penyediaan barang publik, mengendalikan eksternalitas seperti munculnya dampak
lingkungan akibat industri serta mendorong kompetisi/persaingan pasar yang sehat. Dalam hal
ini pemerintah berperan sebagai pengatur dan pengawas jalannya perdagangan guna
melindungi optimalisasi pasar yang dapat berdampak pada ekonomi nasional. Apabila tidak
ada campur tangan pemerintah, perdagangan menjadi tidak stabil dan kontrol pasar menjadi
lepas kendali. Akibatnya terjadilah Resesi dan berkembang menjadi Depresi seperti peristiwa
The Great Depression yang pernah melanda Amerika pada tahun 1929-1939.

2. a. Traktat adalah perjanjian yang dibuat antara pihak yang terlibat dan dapat dijadikan dasar
hukum. Dalam perdagangan, perjanjian diperlukan guna mempertemukan kepentingan-
kepentingan untuk saling memenuhi kebutuhan masing-masing dan menghindari adanya
pihak yang dirugikan. Dalam hukum, Traktat/perjanjian ini diakui sebagai dasar hukum yang
mengikat antara pihak yang menyepakati (Pacta Sun Servanda).
a. Karena KUHD adalah undang-undang yang sudah digunakan sejak zaman kolonial Belanda
dan menjadi acuan dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. KUHD memuat aturan-aturan
secara terperinci berdasarkan hukum dagang yang dibuat oleh Perancis. Dan dalam hal ini
Indonesia masih menggunakan KUHD sebagai dasar hukum perdagangan sesuai pasal 1
aturan peralihan UUD 1945 , yang berbunyi “segala peraturan perundang-undangan yang ada
masih tetap berlaku selama belum diadakannya aturan yang baru menurut undang-undang
dasar ini”

3. a. Dalam menyelesaikan masalah terdapat beberapa solusi, diantaranya


1) Peringatan. Pihak yang haknya telah dilanggar dapat memberikan peringatan kepada pihak
yang melakukan wanprestasi, di mana peringatan ini disebut dengan istilah somasi.
2) Somasi. Dalam hukum perdata, Somasi tercermin dari ketentuan pada Pasal 1238
KUHPerdata dan Pasal 1243 KUHPerdata. Di mana dalam Pasal 1238 KUHPer disebutkan
bahwa Si berutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan sebuah akta
sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya sendiri, ialah jika ini menetapkan,
bahwa si berutang harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yg ditentukan. Lebih lanjut,
pada Pasal 1243 KUHPerdata diatur bahwa tuntutan atas wanprestasi suatu perjanjian
dapat dilakukan apabila yang melakukan wanprestasi telah diberikan peringatan bahwa ia
telah melalaikan atau tidak melaksanakan kewajibannya, namun tetap melalaikan
kewajibannya. Peringatan inilah yang lebih dikenal dengan istilah somasi. Perihal berapa
jumlah somasi yang seharusnya diberikan juga tidak diatur secara tegas, sehingga hal ini
tergantung dari pihak yang memberikan somasi.
3) Ganti Rugi. Untuk melindungi para pihak dalam perjanjian, ketika salah satu pihak telah
melakukan wanprestasi, pihak yang melakukan wanprestasi dapat dimintakan untuk
memberikan ganti kerugian terhadap pihak lainnya sebagai akibat dari wanprestasi yang
dilakukannya. Dalam hukum kontrak, ada dua kejadian yang menimbulkan ganti rugi yaitu
ganti rugi karena wanprestasi dan ganti rugi akibat melawan hukum. Ganti rugi
wanprestasi merupakan bentuk ganti rugi yang dibebankan kepada debitur yang tidak
memenuhi isi perjanjian yang telah dibuat. Sedangkan ganti rugi akibat melawan hukum
adalah suatu bentuk ganti rugi yang dibebankan kepada orang yang melakukan perbuatan
yang bertentangan dengan hak orang lain. Lain halnya dengan wanprestasi, seseorang
dapat mengajukan klaim ganti rugi apabila haknya telah dilanggar meskipun sebelumnya
tidak ada perjanjian diantara keduanya.
b. Penyelesaiaan diluar pengadilan lebih efektif dalam penaganan masalah sengketa
perdagangan yang terjadi di masyarakat biasa. Penyelesaian ini lebih mengutamakan
komunikasi dan pendekatan yang efektif guna mencari solusi dalam penyelesiaan sengketa
Perdagangan yang terjadi di masyarakat. Sedangkan penyelesaian melalui pengadilan lebih
baik digunakan untuk penanganan sengketa yang melibatkan masyarakat secara luas,
perusahaan besar dan pemerintah yang keputusannya dapat berdampak pada stigma publik
secara luas. Hal ini harus merujuk pada ketentuan hukum yang berlaku.

4. a. Dokumen perusahaan diperlukan untuk menjamin kepastian hukum. Dokumen perusahaan


merupakan bukti adanya hak dan kewajiban serta bukti adanya kegiatan usaha suatu
perusahaan. Dengan adanya dokumen perusahaan dapat menjadikan perusahahaan lebih
efektif dan efisien dalam mengelola usaha yang dijalankan. Di dalam UU No. 8 Tahun 1997
tentang dokumen perusahaan tersebut dinyatakan bahwa setiap perusahaan harus/wajib
membuat dan menyimpan setiap jenis dokumen untuk menjamin kepastian hukum dan
melindungi kepentingan para pihak dalam suatu hubungan hukum. Dokumen keuangan
perusahaan memiliki nilai guna penting bagi berbagai pihak yang terkait dengan keberadaan
dan perkembangan perusahaan seperti pemilik usaha ataupun pemegang saham, pengurus
perusahaan, pemerintah, bahkan masyarakat (rakyat) karena dampak hidup dan perkembangan
perusahaan akan dirasakan oleh semua pihak tersebut. Oleh karena itu semua bentuk kegiatan
pengelolaan dokumen harus dilakukan dengan jelas, penuh kesadaran, tidak sekedar
dipandang sebagai rutinitas tetapi penuh kesungguhan. Keefektifan dan efisiensi yang optimal
dari pengelolaan dokumen keuangan perusahaan harus menjadi kiblat setiap pimpinan,
arsiparis atau dokumentalis dalam melaksanakan tugasnya. Profesionalitas dan kompetensi
mereka dalam bekerja, dan sarana prasarana yang disediakan oleh perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan pengelolaan dokumen akan menentukan tingkat keefektifan
dan efisiensi. Oleh karena itu pimpinan puncak perusahaan perlu menaruh perhatian untuk
melakukan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia yang bertanggungjawab
terhadap pengelolaan dokumen keuangan dan dokumen lainnya dengan serius, benar dan
berkelanjutan. Agar dengan demikian dokumen keuangan dan dokumen perusahaan lainnya
dapat memberikan kontribusi yang berarti (signifikan) bagi semua pihak yang berkepentingan.

b. Dalam aspek ekonomi, pendirian suatu perusahaan dapat berdampak pada perekonomian
negara dan menjadikan tingkat pasar lebih optimal. Dengan adanya suatu perusahaan/badan
usaha maka perekonomian menjadi maju dan kesejahteraan dapat dicapai. Terlebih apabila
perusahaan/badan usaha tersebut melibatkan masyarakat.
Dalam aspek hukum, perusahaan/badan usaha dapat memberikan kontribusi hukum dengan
membantu pelaksanaan jalannya lalu lintas perdagangan. Dengan melihat perkembangan
pasar, maka pemerintah dapat menentukan kebijakan hukum dagang sebagai alat pengawas
dan kontrol di dalam lalu lintas perdagangan.

5. Kerugian BUMN Persero adalah kerugian negara. Karena modal BUMN Persero tersebut bersal
dari negara. Oleh karena itu, Direksi wajib bertanggung jawab terhadap ruginya BUMN Persero
tersebut. Terhadap BUMN yang berbentuk Persero berlaku segala ketentuan dan prinsip-prinsip
yang berlaku bagi perseroan terbatas sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”). Ini sebagaimana terdapat dalam Pasal 11 UU
BUMN jo. Pasal 3 UU BUMN beserta penjelasannya. Dengan demikian, segala peraturan yang
berlaku terhadap perseroan terbatas berlaku juga untuk BUMN yang berbentuk Persero selama
tidak diatur oleh UU BUMN. Sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 1 angka 1 UUPT,
perseroan terbatas merupakan badan hukum yang merupakan persekutuan modal. Dengan
demikian Persero yang dalam pengaturannya merujuk pada UUPT, juga merupakan badan
hukum. Dalam buku Prof. Subekti, S.H. yang berjudul “Pokok-Pokok Hukum Perdata” pada hal.
21 dijelaskan antara lain, badan hukum merupakan subyek hukum layaknya perorangan yang
dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan-perbuatan hukum layaknya manusia. Badan
hukum tersebut juga memiliki kekayaan sendiri, dapat bertindak dalam lalu lintas hukum dengan
perantaraan pengurusnya, serta dapat digugat dan juga menggugat di muka Hakim. Dengan
memiliki kekayaan sendiri, maka kekayaan badan hukum terpisah dari kekayaan pendirinya yang
melakukan penyertaan di dalam badan hukum tersebut. Ini berarti bahwa berdasarkan pengertian
BUMN itu sendiri dan ketentuan dalam UUPT, yang mana BUMN yang berbentuk Persero
merupakan badan hukum, maka kekayaan Persero dan kekayaan negara merupakan hal yang
terpisah. Dengan adanya pemisahan kekayaan, ini berarti kerugian yang dialami oleh BUMN
tidak dapat disamakan dengan kerugian negara. Kerugian BUMN hanyalah akan menjadi
kerugian dari BUMN itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai