Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM IPA

Modul 1 KP 1 Ciri-ciri Makhluk Hidup Bag.2 Gerak pada Tumbuhan


Modul 1 KP 3 Pertumbuhan Bag.1 Perkembangan tumbuhan okulasi atau
menempel
Modul 2 KP 1 Bag.5 Ekosistem darat
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Paktikum IPA di SD dengan tutor :
Sri Suharti, S.Pd., M.PFIS.

DISUSUN OLEH :
Kelompok 1 (Kelas B)

Intan nurlina (857487146)


Yadi Supriadi (
Sri Mardiaty (
Lanny Herliany
Rosana Amelia
Hana Asri Maulidina
Imas Fitri Handayani
Gisennita Aliffia Putri
Ahmad Ginanjar .M
Lusia Nadya Rukmana
Eka Asri Nurhakim
Sovi Mulyati

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(PGSD-S1 MASUKAN SARJANA)
POKJAR CICALENGKA
UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2023
MODUL 1 KP 1 CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP
(Bag.2 GERAK PADA TUMBUHAN )
Tujuan Percoban
1. Mendeskripsikan pengaruh jenis sentuhan terhadap lamanya penutupan daun
tanaman putri malu (gerak Seismonasti
2. Mendeskripsikan pengaruh jenis sentuhan terhadap jumlah daun yang menutup (Gerak
Seismonasti
3. Mendeskripsikan pengaruh cahaya matahari terhadap reaksi daun tanaman putri malu
(Gerak Niktinasti)
Alat Dan Bahan :
1. Seismonasti dan niktinasi
2. Tanaman putri malu dalam wadah bekas aqua 2 buah
3. Kardus dilapisi kertas hitam 1 buah
4. Stop watch atau jam 1 buah
5. Alat-alat tulis dan penggaris.

Landasan Teori :
Adapun secara umum, makhluk hidup memiliki ciri-ciri seperti
bernafas,bergerak,peka terhadap rangsangan, memerlukan makanan, tumbuh dan
berkembang, dapat bereproduksi, ekskresi, serta mampu untuk beradaptasi dengan tempat
tinggal nya.
Tumbuhan sebagai makhluk hidup juga melakukan gerak. Namun, gerak yang
dilakukan oleh tumbuhan tidak seperti yang dilakukan oleh hewan maupun manusia. Gerakan
pada tumbuhan sangat terbatas. Gerakan yang dilakukan oleh tumbuha n hanya dilakukan
pada bagian tertentu. Misalnya bagian ujung tunas, bagian ujung akar, ataupun pada bagian
lembar daun tertentu (Ferdinand, 2003 dalamRuma nta, 2019).
Nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh rangsang. Gerak ini
disebabkan oleh adanya perubahan tekanan turgor akibat pemberian rangsang. Karena tidak
dipengaruhi oleh arah sehingga tidak ada nasty positif atau negatif.
Tumbuhan yang mengalami gerak nasty adalah tumbuhan putrid malu, atau dalam
Bahasa latin nya adalah (mimosa pudica). Pada tanaman putrid\ malu, memiliki dua macam
kepekaan, yakni terhadap sentuhan (seismonasti) dan terhadap intens itas cahaya matahari
atau melakukan gerakan tidur pada malam hari (niktinasti).

Macam-macam gerak nasti:


Seismonasti
Seismonasti adalah gerak pada tumbuhan karena adanya rangsangan berupa getaran.
Daun putrid malu saat disentuh akan menutup, reaksi menutupnya daun putrid malu
dikarenakan adanya perubahan tekanan turgor akibat pemberian rangsang. Dengan jenis
sentuhan yang berbeda, maka reaksi daun putrid malu pun berbeda-beda. Jika disentuh secara
halus, daun putrid malu menutup secara perlahan mulai dari pangkal daun sampai ujung
daun. Saat disentuh dengan sentuhan sedang, daun langsung menutup dari pangkal daun
hingga tengah disusul dengan bagian ujung. Sedangkan jika disentuh dengan sentuhan kasar,
daun dan tangkai langsung menutup sekaligus.

Niktinasi
Niktinasti (rangsang berupa gelap), merupakan gerak tidur pada tumbuhan yang
disebabkan karena keadaan gelap. Proses niktinasti banyak terjadi pada tumbuha n berdaun
majemuk.
Cara Kerja :
Seismonasti
Sediakan alat dan bahan yang diperlukan seperti :
1. wadah aqua bekas yg sudah dipotong yang berisi tanaman putrimalu
2. lembar kerja
3. alat-alat tulis dan penggaris.

Caranya :
Carilah tanaman putrimalu ukuran sedang selanjutnya anda ambil tanaman tersebut dengan
menyodoknya dengan skop atau alat lainnya sehingga tanaman tersebut dapat anda pindahkan
kedalam wadah tanpa mengganggu bagian akarnya.
Letakkan pohon putrimalu yang telah anda siapkan diatas meja, selanjutnya lakukan sentuhan
halus hingga sentuhan yang paling kasar terhadap daun-daun putrimalu tersebut dengan
menggunakan penggaris.

Niktinasti
Sediakan dua buah tumbuhan putrimalu
Berilah tanda A pada wadah pertama dan tanda B pada wadah kedua.
Letakkan wadah A ditempat terang dan terbuka
Simpanlah wadah B dan tutuplah dengan menggunakan kotak karton atau kardus yang kedap
cahaya dengan hati-hati agar tidak menyentuhnya.
Biarkan wadah B tertutup selama lebih kurang setengah jam.
Setelah ditutup lebih kurang setengah jam, bukalah dengan hati-hati( tidak menyentuh
tanamannya).
Amatilah apa yang terjadi dengan daun putri malu tersebut dan bandingka n dengan daun
putrimalu pada wadah A.

Hasil Pengamatan
Seismonasti
Tabel 1.2
Hasil pengamatan Seismonasti
No. Jenis sentuhan pada daun Reaksi daun putrimalu Keterangan
putrimalu (Mimosa pudica) (Mimosa pudica)
1 Halus Daun putrimalu (Mimosa Daun tidak menutup
pudica) yang disentuh secara atau tidak terjadi reaksi
halus menggunakan penggaris apa-apa
maka daun akan menutup
sedikit saja pada bagian
yangdisentuh.
2 Sedang Daun putrimalu (Mimosa Daun akan membuka
pudica) yang disentuh secara kembali setelah 3menit
sedang dengan menggunakan berlalu.
penggaris akan menutup
dibagian yang terkena sentuhan,
sedangkan daun pada bagian
batang yang lain tidak ikut
menutup.

3 Kasar Daunputrimalu (Mimosa Daun akan membuka


pudica) yang disentuh dengan kembali setelah 8menit
menggunakan penggaris secara berlalu.
kasar akan menutup secara
sempurna, bahkan daun yang
ada dibagian batang lainnya
juga ikut menutup secara
sempurna

Niktinasti

Tabel 1.3
Hasil pengamatan Niktinasti

Reaksi daun putrimalu (Mimosa pudica)

No. Pot putrimalu (Mimosa pudica)


Mula-mula 𝟏⁄𝟐jam kemudian

1 wadah A
Daun terbuka Daun tetap terbuka
Disimpan di tempat terang
2 wadah B

Ditutup dengan penutup yang Daun terbuka Daun mengatup


kedap cahaya( kardus yang
dilapisi kertas hitam )
Lampiran foto kegiatan praktikum:

Foto setelah ditutup menggunakan kardus selama 30 menit

Pertanyaan
1. Sebutkan dua jenis tanaman lain yang dapat melakukan niktinasi! Jelaskan alasan
anda memilihnya.
2. Apa perbedaan antara seismonasti dan niktinasti pada percobaan yang telah anda
lakukan !

Pembahasan
Dalam pembahasan tentang gerak pada tumbuhan, kali ini yang diamati adalah tanaman
putrimalu. Pada prosedur percobaan diatas, Terdapat tiga reaksi yang berbeda saat daun
putrimalu (Mimosa pudica) di sentuh menggunakan penggaris secara halus, sedang dan kasar.
Daun putrimalu (Mimosa pudica) akan menutup sedikit atau bahkan bisa tidak menutup sama
sekali apabila di sentuh secara halus, sedangkan jika daun putrimalu (Mimosa pudica)
disentuh secara sedang maka daun akan menutup secara cepat dan sempurna namun hanya
daun yang terkena sentuhan saja yang bereaksi sedangkan daun yang ada dibagian batang
yang lainnya tidak bereaksi sama sekali dalam arti tetap utuh terbuka dan tidak menutup.

Sedangkan Pada saat di sentuh secara kasar, daun putrimalu (Mimosa pudica) seluruh daun
yang ada pada bagian batang yang lain pun ikut menutup secara sempurna tidak hanya daun
yang disentuh saja yang menutup sempurna. Dan reaksi ini terjadi karena adanya getaran di
batang putrimalu (Mimosa pudica), oleh sebab itulah putrimalu (Mimosa pudica) salah satu
tumbuhan yang sangat peka terhadap rangsangan maupun getaran.

Keras dan halusnya getaran sentuh yang diberikan mempengaruhi kecepatan menutup daun
putrimalu. Semakin keras getaran sentuh, maka kecepatan menutup daun putrimalu akan
semakin cepat, begitu pula sebaliknya semakin halus getaran sentuh yang diberikan maka
kecepatan menutup daun putrimalu akan semakin lambat.

Jawaban Pertanyaan
Lamtoro atau petai cina dalam bahas latin( Leucaenaleucocephala )atau yang kita kenal petai
selong. Kenapa saya memilihnya, karena tanaman ini banyak tumbuh di Indonesia walaupun
tumbuhan ini berasal dari benua amerika dan tanaman ini hamper mirip dengan putrimalu
dari segi daunnya. Kemudian petai cina ini
memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia salah satunya adalah diabetes mellitus
sedangkan manfaat lainnya adalah mampu menahan erosi.
Tanaman kedua adalah pohon turi atau kembang turi atau dalam Bahasa latinnya (Sesbania
Grandiflora). Kenapa saya memilih tanaman ini, karena masih banyak masyarakat di
Indonesia yang masih kurang mengetahui manfaat dari kembang turi. Padahal pada bunga
kembang turi banyak mengandung kalsium, zatbesi, zat gula, vit A serta vit B.
Perbedaan antara seismonasti dan niktinasi adalah jika seismonasti merupakan gerak
tumbuhan akibat adanya rangsangan sentuhan sehingga mengakiba tkan tanaman tersebut
menjadi menutup. Sedangkan niktinasti merupakan gerak tumbuhan akibat adanya factor
cahaya (gelap). Jadi seperti di percobaan dengan menggunakan tanaman putrimalu terdapat
dua faktor yang mempengaruhi gerak pada tumbuhan.

Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan dapat di simpulka n bahwa gerak
pada tumbuhan putrimalu bisa terjadi karena adanya rangsangan atau sentuhan yang di sebut
seismonasti dan gerak karena adanya factor dari cahaya( gelap) yang membuat tumbuhan
putrimalu bisa bergerak membuka dan menutup. Dari hasil pengamatan yang dilakukan,
untuk mengetahui rangsangan dari pohon putrimalu, kita bisa menggunakan 3 cara untuk
mengetahuinya, yaitu dengan sentuhan secara halus, sedang dan kasar.

Kesulitan Yang Dialami Dalam Melakukan Percobaan


Kendala yang dialami dalam melakukan percobaan adalah pada saat melakukan perbandingan
sentuhan antara sentuhan halus, sedang dan kasar pada putrimalu.

Daftar Pustaka
Rumanta, mamandkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang-Selatan: Univers itas Terbuka.
https://id.scribd.com/doc/60695050/pengamatan-perilaku-mimosa-pudica-putri-mali
https://www.generasibiologi.com/2018/04/mekanisme-gerak-tigmonasti-putri-malu.html
( diakses 16 Oktober 2023).
D. Daftar Pustaka : Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri
MODUL 1 KP 3
PERTUMBUHAN (Bag. 1 Perkembangan tumbuhan, okulasi atau menempel)

Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Pada Kacang Merah


Tujuan :
Mengamati pertumbuhan dan perkecambahan kacang merah
Alat dan bahan
Biji kacang merah 6 buah.
Botol berbahan plastic 2 buah
Kapas secukupnya
Landasan teori

Semua makhluk hidup mengalami proses pertumbuhan dan perkembagan untuk


keberlangsungan hidupnya.
“Pertumbuhan merupakan proses yang ditandai oleh adanya pertambahan ukuran, volume,
dan berat suatu organisme. Sedangkan pekembangan secara umum merupakan suatu proses
menuju keadaan yang lebih sempurna. Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
selain ditentukan oleh faktor genetik, juga ditentukan oleh kondisi lingkungan, seperti
cahaya, air, makanan dan temperature. Perkembangbiakan merupakan salah satu ciri makhluk
hidup guna kelangsungan hidupnya. Hewan tumbuh dan berkembangbiak secara generative
dan vegetative. Perkembangbiakan generative terjadi melalui berbagai cara. Seperti
membelah diri, bertunas, fragmentasi. Sedangkan pada tumbuhan dengan menggunakan akar
rimpang, geragih, dan umbi. Sealin itu perkembangbiakan vegetative buatan pada tumbuhan
dapat terjadi melalui stek, cangkok, dan menempel” (Rumanta, 2019:1.16)
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume dan jumlah sel yang mengakibatkan
bertambah besarnya organisme. Pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya pembelahan
mitosis, dan bersifat irreversible artinya organisme yang tumbuh tidak akan kembali lagi ke
bentuk semula. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor
faktor yang terdapat dalam tubuh organisme, seperti sifat genetika yang ada dalam gen dan
hormon yang merangsang pertumbuhan (Istamar, 2003).

Perkembangan adalah suatu proses kemajuan yang terjadi secara berangsur angsur dari
komplesitas rendah ke kompleksitas tinggi, serta adanya proses diferensisasi. Perkembangan
dinyatakan dalam beberapa cara, mulai dari bagian tertentu suatu tanaman sampai jumlah
total perkembangan tanaman. Pada tanaman, aktivitas perkembangan yang vital ini banyak
tumpang tindih. Pertumbuhan apikal pada ujung akar dan ujung batang mendahului
morfogenesis dan diferensiasi. Tetapi pembesaran batang terjadi karena pembesaran sel sel
setelah morfogenesis dan diferensisasi berlangsung (Champbell, 2002).

Pada tumbuhan terdapat hormon hormon seperti hormon auksinuntuk pemanjangan dan
diferensiasi sel. Hormon sitokinin untuk pertumbuhan, perkembangan, dan perbungaan.
Hormon
giberelin untuk pertumbuhan, pemanjangan, dan perkembangan. Asamabsisat untuk stomata.
Dan hormon etilen untuk pematangan buah (Yandaru, 2003).

Proses perkecambahan perlu memperhatikan beberapa rambu-rambu seperti yang dikatakan


Istamar Syamsuri (2004) Perkecambahan memerlukan suhu yang tepat untuk aktivitas enzim.
Perkecambahan tidak dapat berlasung ada suhu yang tinggi karena akan meruksak ensim.
Baik dilakukan dalam keadaan gelap. Perkecambahan mudah mengalami keruksakan pada
intensitas cahaya yangtinggi.
Prosedur Percobaan
Rendamlah biji kacang merah dalam air semalaman.
Lipatlah kertas saring sehingga lebarnya setinggi dasar sampai leher botol selai. Bila perlu
potonglah kelebihnnya.
Gulunglah kertas saring dan masukkan ke dalam botol selaisehingga menempel pada dinding
botol bagian dalam

Sisipkan 6 biji kacang merah pada botol selai. Tambahkan air secukupnya sehingga kertas
saring tetap basah (kira-kira 1/10nya)
Simpanlah sediaan ditempat terang tetapi tidak terkena sinar matahari langsung selama 2
minggu. Jika air tampak berkurang (kertas saring mengering) tambahkan air secukupnya
kertas saring tetap basah tetapi permukaan air tidak merendam biji.
Amatilah perkecambahan dan pertumbuhan biji-biji tumbuhan dari sediaan tersebut.
Pertanyaan
Pada hari ke berapa akar kecambah kacang merah mulai tumbuh?
Perhatikan arah pertumbuhan akar setiap kecambah tersebut. Adakah yang arah
pertumbuhannya ke atas? Mengapa demikian?
Jawaban :

Pada hari ke – 2 mulai terlihat perubahannya


Tidak, ada petumbuhan akar ke bawah terus menuju kelembapan.
Pembahasan
Tabel 1.10
Hasil pengamatan pertumbuhan dan perkecambahan biji kacang merah

Tabel Hasil Pengamatan

Hari ke Gambar pertumbuhan kecambah Panjang Keterangan


kacang merah Akar Batang
1 0 mm 0 mm Belum terlihat

2 10 mm 3 mm Sudah mulai berkecambah, akar


terlihat
3 23 mm 10 mm Kacang terangkat, akar semakin
menuju ke bawah
Berdasarkan pada hasil praktim IPA di atas memperlihatkan pada hari ke 0, dimana kacang
merah baru diletakkan, belum terlihat perubahan apapun. Kacang merah masih utuh bulat.

Pada hari pertamapun masih menunjukkan reaksi yang sama, belum terlihat pertumbuhan dan
perkembangan dari kacang merah tersebut.
Pada hari ke 2 kacang merang mulai terangkat, akar semakin menuju ke bawah, dengan
panjang akar 10 mm dan batang 3mm.

pada hari ke 3 Kacang terangkat, akar semakin menuju ke bawah, dengan ukuran panjang
akar 23 mm dan batang 10 mm.

Kendala
Pada saat menentukan panjang ukuran akar dan batangnya itu perlu kejelian dan ketelitian.
Jika ingin hasil yang lebih maksimal meneliti perubahannya harus dalam jangka waktu yang
lama
Kesimpulan

Berdasarkan hasil prakikum pertumbuhan dan perkembangan kacang merah memperlihatkan


bahwa pertumbuhan kacang merah terlihat dengan ditandai dengan adanya ukuran, volume,
dan berat kacang merah tersebut. Semakin hari semakin berkembang menuju keadaan yang
lebih sempurna. Dari waktu ke waktu semakin tumbuh kebawah menuju kelembaban (kadar
air)
Pertumbuhan dan perkembangan ditentukan oleh beberapa faktor yaitu : faktor genetic dan
faktor ekternal. Faktor genetic diantaranya hormone, faktor ekternal seperti suhu udara,
tanah, nutrisi, cahaya, air, makanan dan temperature sangat mempengaruhi faktor
perkembangan dan pertumbuhannya. Dan pertumbuhan dan perkembangan organisme
merupakan hasil dari pembelahan sel, pembesaran sel serta diferensiasi sel.
Kecambah tidak dapat berlangsung dengan suhu yang tinggi, karena suhu yang tinggi dapat
merusak enzim. Pertumbuhan baik dilakukan pada keadaan yang gelap. Jika cuaca diluar
panas maka kelembaban perlu dinaikan / ditambahkan. Begitupun sebaliknya jika cuaca
sedang dingin maka kadar kelembabannya perlu diturunkan. Hal ini berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan kacang merah tersebut. Akar tumbuh menuju kelembaban
serta daun, batang akan menuju sumber cahaya .
Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetative alami dan vegetative buatan
Vegetative alami

A. Tujuan
Mengidentifikasi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan vegetative alami

B. Alat dan Bahan

Alat-alat tulis dan lembar pengamatan.


Tumbuhan yang ada di sekitar anda.
Cangkul kecil atau sekop.

C. Prosedur

Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.


Pergilah ke kebun yang ada di sekitar tempat tinggal anda.
Carilah jenis-jenis tanaman yang melakukan perkembangbiakan vegetative alami (misalnya:
dengan cara bertunas, akar rimpang, geragih, dan umbi).
Galilah tanaman, jika anda ingin meyakinkan umbi atau akar rimpang.
Gambarkan morfologi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan vegetatif alami.

D. Hasil Pengamatan
Tabel Perkembangan aseksual alami pada tumbuhan
E. Pembahasan

Tunas, tumbuh dari batang yang terdapat di dalam tanah. Tunas muda menjadi tumbuhan
baru dan tumbuh di sekitar induknya. Tunas tidak bergantung pada induknya. Walaupun
induknya ditebang, tunas akan terus tumbuh.
Akar tinggal, merupakan batang yang seluruhnya berada dan tumbuh menjalar di permukaan
tanah. Tunas tumbuh di setiap buku-buku kara tinggal.
Umbi akar, merupakan akar yang membesar yang berisi cadangan makanan. Jika ditanam
bersama dengan pangkal batang maka akan tumbuh tunas.
Umbi lapis, seperti pelepah daun berlapis-lapis. Perkembangbiakan umbi lapis dimulai
dengan tumbuhnya siung pada tunas yang paling luar. Diawal pertumbuhannya, siung
mengambil makanan dari induknya. Ketika siung telah berdaun dan berakar, siung dapat
membuat makanannya sendiri dengan proses fotosintesis.
F. Kesimpulan
Jadi, perkembangbiakan vegetative alami dapat terjadi melalui akar tinggal, tunas, umbel
lapis, umbi akar, dan sebagainya.

Perkembangbiakan Vegetative Buatan Dengan Cara Menyambung, Okulasi, Dan


Mencangkok.

A. Tujuan
Terampil melakukan perkembangbiakan vegetative buatan dengan cara menyambung,
okulasi, dan mencangkok.

B. Alat dan Bahan


1. Guntik stek
2. Pisau tajam
3. Tanah gembur dan humus
4. Plastik/sabut kelapa
5. Tanaman untuk keperluan stek, okulasi, nyambung, dan cangkok
6. vaselin

C. Prosedur
1. Okulasi (menempel)

Tentukan jenis tanaman yang akan ditempel.


Tentukan pula jenis tanaman yang masih muda dengan diameter batang ± 1 cm (sebesar jari
kelingking) dan berasal dari biji serta mempunyai sifat batang dan perakaran yang kuat, untuk
dijadikan batang bawah.
Buat torehan persegi panjang dengan ukuran 1,5 x 2 cm pada batang bawah.
Ambil kulit yang berisi mata tunas dari ranting tanaman yang akan ditempel dengan ukuran
yang sama dengan torehan pada batang bawah.
Tempelkan kulit bertunas pada batang bawah dan ikat dengan tali rafia dan tutuplah dengan
celah-celah yang ada dengan menggunakan vaselin.
Setelah tunas baru tumbuh, bukalah tali pengikatnya dan potonglah bagian atas dari tanaman
bawah.
2. Menyambung

Carilah tanaman bawah (root stock) kira-kira sebesar jari kelingking.


Potonglah batang tersebut secara miring dengan jarak lebih kurang 5 cm dari permukaan
tanah dan beri sedikit sayatan pada potongan tersebut.
Ambillah ranting tanaman yang sejenis yang mempunyai sifat-sifat yang kita inginkan dan
ukurannya kira-kira sama dengan ukuran batang bawah dan dipotong dengan kmeiringan
yang sama dengan kemiringan potongan batang bawah dan diberi sedikit sayatan pada
potongan batang bawah tersebut.
Sambungkan ranting tersebut dengan batang bawah, lalu ikat dengan menggunakan sloptip
transparan atau tali rapia.
Buang ranting pada tanaman bawah dan jagalah tanaman tersebut agar tidak terkena sinar
matahari terlalu banyak.
3. Mencangkok

Tentukan jenis tanaman yang anda inginkan untuk dicangkok, syaratnya memiliki cambium
dan mudah anda jumpai.
Pilihlah cabang yang akan dicangkok dengan diameter ± 2,5 cm dan tidak berpenyakit.
Kulit cabang tanaman tersebut sepanjang ± 10 cm dan berjarak 10-15 cm dari pangkal
cabang.
Buanglah kambiumnya dengan cara mengoreknya sampai bersih.
Biarkan mongering selama 6-2 jam.
Tutuplah bagian yang terbuka tersebut dengan tanah yang gembur dicampur kompos
secukupnya.
Bungkuslah dengan sabut kelapa atau plastik dan ikatlah kedua ujungnya

D. Hasil Pengamatan
1. Menempel (okulasi)
No. Kondisi tempelan hari ke :
0 Keadaan awal
1 Belum ada perubahan
2 Belum ada perubahan
3 Belum ada perubahan
4 Belum ada perubahan
5 Belum ada perubahan
6 Belum ada perubahan
7 Mulai terllihat adanya perubahan
8 Mata tunas mulai merekat
9 Mata tunas mulai tumbuh mengencang
10 Mata tunas tumbuh semakin mengencang, kemudian tunas tumbuh

2. Menyambung (enten)
No. Kondisi tempelan hari ke :
0 Keadaan awal
1 Belum ada perubahan
2 Belum ada perubahan
3 Belum ada perubahan
4 Belum ada perubahan
5 Belum ada perubahan
6 Belum ada perubahan
7 Mulai terlihat perubahan
8 Mulai terlhat daun
9 Daun terlihat bertambah
10 Daun semakin bertambah dan lebar

3. Mencangkok
No. Kondisi tempelan hari ke :
0 Keadaan awal
1 Belum ada perubahan
2 Belum ada perubahan
3 Belum ada perubahan
4 Belum ada perubahan
5 Belum ada perubahan
6 Belum ada perubahan
7 Sedikit merekat dan mulai menyatu dengan batang lama
8 kambium menyatu dengan kedua batang
9 Akar baru Nampak jelas
10 Menunggu akar kuat, kemudian siap dipindahkan

E. Pembahasan
Pada percobaan tersebut, tumbuhan dapat dikembangbiakkan dengan cara buatan (vegetative
buatan) diantaranya dengan menempel (okulasi), menyambung (enten), dan mencangkok.
Pada percobaan, butuh waktu yang agak lama untuk mengetahu hasil, seperti pada kegiatan
menempel, pada minggu pertama belum terlihat perubahan, tapi memasuki minggu kedua
terlihat sedikit perubahan, dimana tunas terlihat mulai tumbuh dan mengencang, hal ini juga
terjadi pada kegiatan menyambung dan mencangkok.

Hasil tempelan, sambungan, atau cangkokan bisa dipindahkan pada pot lain dengan melihat
seberapa kuat hasil cangkokan tersebut, jika dirasa sudah kuat, bisa dipindahkan pada pot
lain. Pada perkembanbiakan tersebut ada syarat tertentu, misalnya menempel dilakukan pada
batang yang kuat dan mata tunas memiliki sifat serupa dengan tumbuhan yang akan
ditempeli. Dalam mencangkok dibutuhkan tumbuhan yang sudah memiliki kambium.
F. Kesimpulan
Jadi, perkembangbiakan tidka hanya terjadi secara alami, tapi juga bisa menggunakan cara
lain yang disebut dengan vegetatif buatan. Contoh dari vegetative buatan yaitu menempel,
menyambung, dan mencangkok. Dengan cara-cara tersebut, dapat dihasilkan produk baru dan
juga bisa meningkatkan kualitas tumbuhan seperti yang diinginkan.
G. Jawaban Pertanyaan

Agar tidak terkena tangan atau kotoran.


Karena tanaman bawah merupakan kultur jaringan yang rentan pada serangan hama.
Minggu ke 2 dan 3 tunas atau daun pada percobaan menyambung mengalami pertumbuhan.
Sekitar minggu ke 2 dan 3 (28-35 hari) sambungan sudah menyatu dengan kuat.
Agar kambium tetap kering, sehingga bisa menghasilkan cangkokan yang baik.
Pada minggu ke 2 dan 3 (sekitar 20-30 hari) sudah terlihat akar cangkokan, dan bisa
dipindahkan ke pot lain pada umur minggu ke 4 atau 5, akar sudah kuat dan siap dipindahkan
ke pot lain.
Referensi:
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
https://www.ilmiahku.com/2019/05/laporan-praktikum-perkembangbiakan-tumbuhan.html
(Diakses 16 Oktober 2023)
MODUL 2 KP 1
MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA
Bag. 5 EKOSISTEM DARAT

EKOSISTEM DARAT
TUJUAN
Membandingkan komponen-komponen yang terdapat pada ekosistem darat alami dan buatan.

LANDASAN TEORI
Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara komponen biotik dengan komponen
abiotik. Komponen biotik terdiri dari makhluk hidup yang hidup di ekosistem tersebut.
Sedangkan komponen abiotik meliputi udara, air, dan tanah. Macam-macam ekosistem bisa
kamu kenali berdasarkan proses terjadinya, yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan.
Ekosistem sendiri merupakan kesatuan komunitas dan lingkunga n hidupnya yang saling
berinteraksi dan membentuk hubungan timbal balik.
Cacing tanah merupakan salah satu makrofauna tanah yang mempunyai peranan sangat
penting dalam besarnya erosi dan limpasan permukaan serta mampu menjaga kesuburan
tanah. Aktivitas cacing penggali tanah menghasilkan lubang-lubang dalam tanah yang dapat
memperbaiki aerasi tanah dan membantu pertumbuhan akar. Selain itu, aktivitas cacing juga
dapat menyuburkan tanah misalnya dengan kotoran/ kascing yang dihasilkan. Melihat
pentingnya peran cacing dalam tanah, maka perlu dilakuka n pengamatan

ALAT DAN BAHAN


Lembar pengamatan
alat tulis
Loup/kaca pembesar
Aplikasi Barometer
Lingkungan sekitar

CARA KERJA
Tentukan ekosistem darat alami di sekitar tempat tinggal atau sekolah tempat anda mengajar
yang akan kita amatikomponen-komponennya.
Setelah anda temukan tempatnya, kemudian amati komponen-komponen abiotiknya meliputi
suhu udara, pencahayaan, angin, jenis/warna tanah.
Untuk mengetahui suhu udara gunakan barometer, sementara untuk mengetahui keadaan
pencahayaan, angin, atau tanah anda dapat memperkirakannya.
Tabel komponen abiotik ekosistem darat alami
Komponen Kondisi/Keadaan
Abiotik

Tanah Tidak Bergerak

Air Tidak Bergerak

Batu Tidak Bergerak

Cahaya Terang

Setelah mengamati komponen abiotik, perhatikan komponen biotiknya. Catat semua makhluk
hidup yang ada di ekosisistem tersebut.

Mulailah mencatat jenis tumbuhan sebagai produsen yang ada:


Pohon singkong,rumput,pohon kopi.

Catat semua jenis hewan sebagai konsumen yang ada :


Belalang,semut,ulat,lebah

Amati lebih teliti hewan hewan kecil yang mungkin terdapat didalam tanah, atau pada sela
sela daun atau batang gunakan kaca pembesar jika perlu komponen Biotik Ekosistem Darat
Alami

Jenis Jenis Hewan Pengurai


Tumbuhan

Pohon singkong Ulat Bakteri

Pohon kopi Semut Cacing

Rumput Belalang Bakteri

sebagai pembanding, tentukan suatu ekosistem darat buatan yang ada disekitar tempat tinggal
atau sekolah tempat mengajar anda.
Lakukan kegiatan diatas
Tabel Komponen Abiotik Ekosistem Darat Buatan
Komponen Abiotik Kondisi/Keadaa n

Tanah Tidak Bergerak


Vas Bunga Tidak Bergerak

Angin Semilir

Cahaya Terang

Tabel Komponen Biotik Ekosistem Darat


Jenis Tumbuhan Jenis Hewan Pengurai

Rumput Belalang Bakteri

Pohon rambutan Semut Bakteri

Pohon mangga Ulat Bakteri

Pohon pisang Ulat Bakteri

Bunga Belalang Cacing

Hasil Pengamatan
Komponen abiotik ekosistem darat alami

No. Komponen abiotic Kondisi/keadaan


1. Suhu 30°C
2. Cahaya Cukup
3. Angin Semilir
4. Tanah Subur
5. Air Cukup

Komponen biotik ekosistem darat alami

No. Jenis tumbuhan Jenis hewan Pengurai


1. Pohon Singkong Nyamuk Ulat
2. Pohon bambu Kupu-kupu Cacing
3. Pohon kopi Lebah Bakteri
4. Gulma Lalat Jamur
5. Tanaman kunyit Capung Rayap
6. Pete cina Burung
7. Katak

Komponen abiotik ekosistem darat buatan

No. Komponen abiotic Kondisi/keadaan


1. Suhu 33°C
Komponen biotik
ekosistem darat 2. Cahaya Terang buatan
3. Angin Agak kencang
4. Tanah Berair
5. Air Banyak
No. Jenis tumbuhan Jenis hewan Pengurai
1. Padi Capung Cacing
2. Pohon pisang Berudu Siput
3. Gulma Ikan kecil Lumut
4. Katak Serangga
5. Belut

Pembahasan
Ekosistem darat yang di teliti pada penelitian kali ini berasal dari komponen abiotik
dan biotik. Komponen abiotik dapat berupa benda mati atau apa saja yang tidak hidup yang
ada dalam ekosistem tersebut. Sedangkan komponen biotik merupakan komponen yang
berupa makhluk hidup yang terdapat pada ekosistem tersebut. Dari hasil pengamatan terdapat
bermacam-macam komponen biotik dan abiotik.
Pada ekosistem darat alami komponen biotik yang didapat dari pengamatan adalah
pohon singkong, pohon bambu, pohon kopi, gulma, tanaman kunyit, nyamuk, kupu-kupu,
lebah, lalat, capung, burung, ulat, cacing, bakteri jamur dan rayap. Sedangkan komponen
abiotik yang di dapat dari ekosistem darat alami adalah suhu 30°C, cahaya cukup, angin
semilir, tanah subur dan air yang cukup.
Pada ekosistem darat buatan komponen biotik yang di dapat adalah tanaman padi,
pohon pisang, gulma, capung, berudu, ikan kecil, katak, belut, cacing, siput, lumut dan
serangga. Sedangkan komponen abiotik yang di dapat dari ekosistem darat buatan adalah
suhu 33°C, cahaya terang, angin agak kencang, tanah berair dan air yang mengalir.
Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi
matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya, dan kandungan air dalam tanah. Cahaya dan
tumbuhan saling berinteraksi, cahaya matahari ditangkap oleh tumbuhan untuk membantu
proses fotosintesis. Hasil dari fotosintesis yang berupa oksigen digunaka n untuk respirasi
tumbuhan itu sendiri dan oraganisme lain.dengan ini terbentuklah hubungan timbal balik
antara komponen biotik dan komponen abiotik.
Fungsi cacing tanah bagi ekosistem yang pertama adalah perannya bagi struktur
tanah.Cacing tanah mengubah struktur lingkungan mereka. Berbagai jenis cacing tanah dapat
membuat liang horizontal dan vertikal, beberapa di antaranya bisa sangat dalam di tanah.
Liang ini membuat pori-pori di mana oksigen dan air dapat masuk dan karbon dioksida dapat
meninggalkan tanah. Cacing tanah, khususnya kotorannya juga sangat penting di tanah dan
bertanggung jawab atas beberapa struktur remah tanah yang halus.
Dekomposisi tanah
Cacing tanah memainkan peran penting dalam memecah bahan organik mati dalam proses
yang dikenal sebagai dekomposisi. Dekomposisi melepaskan nutrisi yang dikurung dalam
tumbuhan dan hewan yang mati dan membuatnya siap untuk digunakan oleh tumbuhan
hidup.

Cacing tanah melakukan ini dengan memakan bahan organik dan memecahnya menjadi
potongan-potongan kecil yang memungkinkan bakteri dan jamur memakannya dan
melepaskan nutrisi.an makro fauna tanah yang berperan penting sebagai penyelaras
berlangsungnya ekosistem yang sehat bagi biota tanah, hewan dan manusia. Cacing tanah
selama ini diketahui sebagai makhluk yang berguna untuk menyuburkan tanah dan
sebagaimakanan ternak. Fungsi cacing tanah terhadap kesuburan tanah yaitu sebagai bahan
mineralyang dicerna oleh cacing tanah dan dikembalikan ke dalam tanah dalam bentuk nutrisi
yang mudah dimanfaatkan oleh tanaman, selain itu kotoran cacing tanah juga kaya akan
unsur hara.
Peran cacing tanah terhadap sifat fisik tanah yaitu dapat memperbaiki drainase di dalam
tanah.

Kesimpulan
Proses interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya meliputi aliran energi, rantai
makanan, siklus biogeokimiawi, perkembanagan dan pengendalian. Setiap ekosistem di dunia
ini mempunyai struktur umum yang sama, yaitu adanya enam komponen seperti tersebut di
atas, dan adanya interaksi antarkomponen-kompo nen tersebut. Jadi baik itu ekosistem alami
(daratan, perairan) maupun ekosistem buatan (pertanian, perkebunan), semuanya mempunyai
kesamaan. Pada pengamatan uji coba yang dilakukan pada cacing kita dapat mengetahui
bahwa fungsi cacing dalam ekosistem alami dan buatan adalah sebagai pengurai.

Daftar Pustaka
Laporan Praktikum Ekosistem Darat (Praktikum IPA di SD) - MEDIA ILMU (ilmiahku.com)
Laporan Praktikum Biologi Ekosistem Biotik dan Abiotik (academia.co.id)
(Diakses 16 Oktober 2023)

Kesulitan: Akses untuk menuju lokasi pengamatan cukup jauh


Saran dan masukan: Cari lokasi pengamatan yang mudah untuk di akses
RANTAI MAKANAN, JARING-JARING MAKANAN DAN PIRAMIDA EKOLOGI
Tujuan
Menentukan rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida ekologi dalam ekosistem darat

Alat dan Bahan


Alat tulis
Lingkungan sekitar

Landasan Teori
Rantai makanan berasal dari organism autrotofik, yaitu berupa tumbuh-tumbuha n. Organisme yang memakan
tumbuhan disebut Herbivora (konsumen sekunder), yang memakan herbivora disebut karnivora (konsumen
sekunder) dan yang memakan konsumen sekunder adalah konsumen tersier.
Tingkatan organisme dalam rantai makanan disebut tingkat trofik. Tingkat trofik pertama yaitu produsen
(tumbuhan). Kumpulan dari beberapa rantai makanan disebut dengan jaring- jaring makanan. Dengan kata lain
rantai makanan yang saling menjalin dengan kompleks.

Prosedur percobaan
1. Perhatikan data pada tabel 2.2 atau tabel 2.4 dari percobaan 1 (pilih salah satu).
2. Buatlah bagan rantai makanan pertama dari komponen biotiknya, mulai dari tumbuhan sebagai produsen
pada urutan pertamanya.
3. Tentukan jenis hewan pertama sebagai komponen 1 (herbivor) pada urutan kedua. Selanjutnya tentukan jenis
hewan kedua sebagai konsumen 2 (karnivor) pada urutan ketiga, dan seterusnya.
4. Buat beberapa bagan rantai makanan sesuai dengan urutannya, sehingga semua jenis tumbuhan maupun
hewan yang ada sudah terdapat di dalamnya.
5. Dari beberapa rantai makanan yang sudah ada dan saling berinteraksi, buatlah jaring-jaring makanannya.
6. Bagan semua rantai makanan dan jaring makanan dibuat pada gambar 2.1 dan gambar 2.2.
7. Dari bagan semua rantai makanan yang ada pada ekosistem ini, kelompokkan komponen biotiknya ke dalam
tingkat trofik.
8. Catat data tersebut pada tabel 2.7 dalam lembar kerja.
9. Dari data tabel pada 2.7 buat bagan piramida ekoliginya berdasarkan kelompok tingkat trofik komponen
biotiknya pada gambar 2.3 dalam lembar kerja.
Hasil Pengamatan
Padi → ulat → burung → pengurai
Padi → belalang → katak → ular → pengurai
Padi → tikus → ular → pengurai

Bagan jaring-jaring makanan pada ekosistem darat

Jaring jaring makanan pada ekosistem darat

No Tingkat topik pengurai


1 2 3 4 Bakteri
1 Padi Ulat Burung Bakteri
2 Padi Belalang Katak Ular Bakteri
3 Padi Tikus Ular Bakteri

ular
Trofik 4 Konsumen 3

burung,
Trofik 3 katak, Konsumen 2

Trofik 2
ulat, belalang, Konsumen 1

padi/tanama produsen
Trofik 1
Pertanyaan
Komponen apakah yang sama-sama terdapat pada ekosistem darat maupun ekosistem
perairan? Jelaskan!
Ditinjau dari data yang diperoleh, pada ekosistem mana lebih banyak jenis komponen
biotiknya? Mengapa demikian?
Jawaban :
Komponen abiotik yaitu, suhu, cahaya, angin, tanah dan air. Jumlah komponen air di
ekosistem darat lebih sedikit dibanding dengan ekosistem perairan.
Ekosistem darat lebih banyak biotiknya, karena jenis makhluk hidupnya lebih
komplek/luas/banyak.

Pembahasan
Di dalam ekosistem terjadi interaksi antara komponen abiotik dengan komponen biotik.
Sumber utama yaitu terdapat dari matahari dan tumbuhan berwarna hijau sebagai penerima
radiasi dan mengubahnya sebagai sumbermakanan. Oleh sebab itu produsenya terletak pada
tumbuhan. Perpindahan energi dari makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang
lainnya melalui proses rangkaian urutan makanan dan dimakan maka dari itu disebut sebagai
rantai makan.

Kesimpulan
Dapat kita simpulkan dari pengamatan tersebut bahwa dalam suatu ekosistem terjadi interaksi
antara individu dengan individu yang lainnya. Tujuannya interaksi adalah untuk
mempertahankan kelangsungan hidup individu tersebut.

Daftar Pustaka http://gurupintar.com/threads https://www.ruangguru.com


(Diakses 16 Oktober 2023)

Anda mungkin juga menyukai