Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

GERAK NASTI PADA TUMBUHAN

Oleh:
Made Allan Theja Kurniawan (2213041018)

Kelas:
III B Pendidikan Biologi

Dosen Pengampu:
Ajeng Purnama Henny, M. Pd.

JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2023
GERAK NASTI PADA TUMBUHAN

I. Judul
Gerak Nasti pada Tumbuhan
II. Tujuan
Untuk mengetahui nasti sebagai gerak tanggap terhadap stimulan dari luar pada
tanaman Mimosa pudica.
III. Landasan Teori
Tanaman Putri Malu, juga dikenal dengan nama ilmiah Mimosa Pudica
Linn, adalah tanaman yang berkembang dengan subur di Indonesia. Selain itu,
tanaman ini juga dikenal dengan sinonim nama ilmiah Mimosa Asperata
Blanco. Karena kemampuannya untuk tumbuh di berbagai jenis habitat,
tanaman ini memiliki sejumlah nama yang berbeda di setiap wilayah di
Indonesia. Misalnya, di Minangkabau, tanaman ini dikenal sebagai tanaman
rebah bangun, sementara di Manado disebut sebagai tanaman daun kaget-
kaget, dan di Jawa, masyarakat setempat menyebutnya sebagai kucingan
(Syahid, 2009). Putri malu adalah salah satu jenis tanaman berduri yang masuk
dalam kategori angiospermae atau tanaman berbiji tertutup (Inayati, 2015).
Mimosa Pudica Linn memiliki asal-usulnya dari kata "mimic," yang
menggambarkan daun yang responsif, dan "pudica," yang mengacu pada sifat
malu, penyusutan, dan penarikan diri (Abirami et al., 2014). Awalnya, tanaman
putri malu berasal dari Amerika Serikat dan Amerika Tengah, namun saat ini
telah mengadopsi status sebagai tanaman pantropis (Namita et al., 2012).
Dalam pandangan Fauziah (2012: 54), gerak nasti adalah gerakan yang
terjadi pada tumbuhan yang tidak ditentukan oleh arah datangnya rangsangan,
melainkan dipengaruhi oleh faktor internal tanaman itu sendiri, seperti tekanan
turgor. Tekanan turgor adalah tekanan yang mendorong membran sel
tumbuhan, bakteria, fungi, dan sel protista yang tidak memiliki dinding sel
terhadap dinding sel. Tekanan ini menghasilkan keadaan sel yang tegang dan
disebabkan oleh aliran osmosis air dari area dengan konsentrasi terlarut yang
lebih tinggi. Sel tumbuhan bergantung pada tekanan ini untuk
mempertahankan bentuk mereka. Namun, pada hewan yang tidak memiliki
dinding sel, fenomena ini tidak ditemukan, dan mereka harus secara aktif
memompa air keluar atau berada dalam larutan isotonik tanpa tekanan osmosis.
Ketika ujung daun putri malu disentuh, hal ini mengakibatkan
pergerakan air menjauhi area yang disentuh. Pergerakan air ini mengakibatkan
berkurangnya kadar air di area yang tersentuh, mengakibatkan penurunan
tekanan turgor. Sebagai akibatnya, daun putri malu akan menutup dan tampak
seperti layu (Harahap, 2012). Nasti adalah respons gerak pada tumbuhan yang
terjadi karena perubahan tekanan turgor, yaitu tekanan yang mendorong
membran sel terhadap dinding sel. Perubahan tekanan ini merupakan penyebab
gerakan pada tumbuhan. Walaupun gerakannya merupakan respons terhadap
rangsangan, arah gerakan tumbuhan tidak dipengaruhi oleh arah datangnya
rangsangan.
Kecepatan penutupan daun putri malu dipengaruhi oleh intensitas dan
karakteristik getaran saat disentuh. Semakin intensitas getaran sentuhnya lebih
kuat, maka daun putri malu akan menutup dengan lebih cepat, sebaliknya, jika
getaran sentuhnya lebih lembut, kecepatan penutupan daun putri malu akan
berkurang. Di samping itu, luas permukaan yang terkena sentuhan juga
memiliki pengaruh pada kecepatan penutupan daun putri malu. Ketika
permukaan yang terkena sentuhan lebih luas, hal ini menghasilkan gaya yang
lebih besar dan akibatnya meningkatkan kecepatan penutupan daun putri malu.
Sebaliknya, jika permukaan yang terkena sentuhan lebih kecil, gaya yang
dihasilkan juga menjadi lebih kecil, yang mengakibatkan penutupan daun putri
malu menjadi lebih lambat.
Daun putri malu cepat menutup setelah tersentuh. Daun tumbuhan ini
menunjukkan sensitivitas terhadap sentuhan dan perubahan suhu. Daun-daun
ini menutup hampir seketika setelah rangsangan diterima, yang mirip dengan
respons refleks saraf pada manusia. Namun, mekanisme ini sebenarnya
melibatkan pergerakan air masuk dan keluar dari sel-sel. Pada pangkal setiap
tangkai daun putri malu dan beberapa tumbuhan polong lainnya, terdapat
struktur yang disebut pulvinus, yang merupakan sebuah bonggol yang berisi
sel-sel besar dengan banyak rongga.

IV. Alat dan Bahan


1. Tanaman Mimosa pudica
2. Stopwatch
3. Penggaris
4. Korek api
V. Prosedur Kerja
1. Menanam Mimosa pudica dalam pot dengan kondisi pertumbuhan yang baik
atau bisa langsung dari tempat aslinya tanpa memindahkan.
2. Memberikan sentuhan terhadap daun Mimosa pudica pada bagian ujung,
tengah, dan pangkal tangkai majemuk.
3. Mengamati respon gerak yang diberikan oleh daun Mimosa pudica dan berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk menutup dengan sempurna semua daunnya
yang memberi respon terhadap sentuhan yang diberikan.
4. Membiarkan daun Mimosa pudica kembali ke kondisi semula dan mencatat
waktu yang diperlukan untuk melakukan hal tersebut.
5. Melakukan perlakuan di keesokan harinya dengan menggunakan rangsangan
panas dari api, dengan cara mendekatkan api ke daun Mimosa pudica tetapi
jangan sampai mengenai tanaman.
6. Mengamati berapa lama daun kembali ke posisi normal, lalu membandingksn
dengan perlakuan sentuhan.
7. Menulis dan menyimpulkan hasil percobaan dengan mendeskripsikannya serta
membuat grafik.
VI. Hasil Praktikum
Hasil praktikum pengamatan gerak nasti pada tumbuhan Mimosa pudica disajikan
pada tabel 1.
a) Tabel 1. Pengamatan gerak nasti pada tumbuhan Mimosa pudica.
No Pemberian Perlakuan Waktu Menutup (s) Waktu Membuka (s)
1 Sentuhan Ujung Daun 04.35 detik 04.34 menit
2 Sentuhan Tengah Daun 06.15 detik 03.34 menit
3 Sentuhan Pangkal Daun 06.36 detik 03.18 menit
4 Rangsangan Api 02.89 detik 18.15 menit
b) Grafik 1. Pengamatan gerak nasti pada tumbuhan Mimosa pudica.

Gerak Nasti
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Waktu menutup (s) Waktu Membuka (m)

Ujung Daun Tengah Daun Pangkal Daun Api


VII. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, terungkap bahwa tanaman putri
malu atau Mimosa pudica sangat responsif terhadap rangsangan. Hasil penelitian ini
terekam dalam tabel dan grafik yang telah disajikan, yang menunjukkan bahwa sentuhan
sebagai rangsangan mendapat respon pembukaan dan penutupan daun yang lebih cepat.
Sementara itu, pemberian rangsangan berupa api juga menghasilkan respon pembukaan
yang cepat, namun memerlukan lebih banyak waktu untuk penutupan daun.
Selanjutnya, untuk lebih merinci hasil pengamatan, dapat diuraikan sebagai berikut.
Ketika diberikan perlakuan pertama berupa sentuhan pada ujung daun Mimosa pudica,
waktu yang diperlukan untuk mendapatkan respons penutupan daun adalah sekitar 04.35
detik, dan daun menutup dengan sempurna dalam waktu sekitar 04.34 menit. Sementara
itu, pada perlakuan kedua yang melibatkan sentuhan pada bagian tengah daun Mimosa
pudica, waktu respons penutupan lebih lama, sekitar 06.15 detik, tetapi daun membuka
dengan sempurna dalam waktu 03.34 menit. Selanjutnya, pada perlakuan ketiga yang
melibatkan sentuhan pada pangkal daun, waktu respons penutupan bahkan lebih lama lagi,
yakni sekitar 06.36 detik, tetapi daun membuka dengan sempurna dalam waktu 03.18
menit. Terakhir, pada perlakuan keempat yang melibatkan rangsangan api di sekitar
Mimosa pudica, waktu penutupan paling cepat dengan kisaran waktu 02.89 detik, namun
waktu yang dibutuhkan untuk membuka daun secara sempurna paling lama, yakni sekitar
18.15 menit.
Berdasarkan analisis data dari pengamatan yang telah dijelaskan sebelumnya,
terlihat bahwa Mimosa pudica merespons rangsangan dengan berbagai hasil yang
bervariasi. Dalam konteks ini, menciptakan rangsangan dengan menggunakan api di sekitar
daun terbukti menjadi cara tercepat bagi tanaman ini untuk menutup daun, sementara untuk
membuka kembali daun dengan sempurna, dibutuhkan waktu yang lebih lama.

PERTANYAAN
1. Sebutkan dan jelaskan setiap jenis gerak nasti
Jawab:
• Epinasti; Gerak membengkoknya organ tumbuhan ke bawah sebagai respon
terhadap gaya gravitasi bumi.
• Hiponasti; Gerak membengkoknya organ tumbuhan ke atas.
• Termonasti; Gerak nasti yang diinduksi oleh stimulus berupa perubahan suhu
yang signifikan
• Hidronasti; Gerak melipat atau menggulungnya daun guna beradaptasi terhadap
kondisi kekeringan (minim air).
• Niktinasti; Gerak "tidur" pada tumbuhan yang bangun di pagi hari dan kemudian
melipat (tidur) pada sore atau malam hari secara berirama sebagai bentuk interaksi
antara lingkungan dan waktu biologis.
• Seismonasti atau Tigmonasti; Gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan
berupa goyangan atau sentuhan.
2. Termasuk kategori apakah gerak nasti yang ditunjukkan daun tumbuhan mimosa
pudica pada proyek mandiri?
Jawab:
Percobaan dilakukan pada tanaman putri malu (Mimosa pudica) menunjukkan
gerak seimonasti, di mana reaksi menutupnya daun putri malu dipengaruhi oleh
rangsangan berupa goyangan atau sentuhan.
3. Apa yang menyebabkan terjadinnya mekanisme gerak nasti pada daun
tumbuhan mimosa pudica?
Jawab:
Gerak tigmonasti atau seismonasti pada tanaman putri malu (Mimosa pudica)
dipengaruhi oleh rangsang berupa sentuhan. Tumbuhan putri malu memberikan
respon yang sangat cepat yaitu sekitar 0,1 detik setelah rangsang diberikan.
Penyebaran reaksi terhadap rangsang yang diberikan ke bagian atas dan bawah
tumbuhan, berjalan antara 40-50 cm/detik. Jika ujung daun putri malu disentuh,
maka akan terjadi aliran air yang menjauhi daerah sentuh. Adanya aliran air ini
menyebabkan kadar air di daerah sentuh berkurang, sehingga tekanan turgornya
mengecil. Akibatnya daun putri malu akan menutup dan tampak seperti layu.

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum tentang gerak nasti pada tumbuhan Mimosa pudica, dapat
disarikan bahwa terdapat gerak nasti yang menghasilkan respons daun Mimosa pudica
terhadap empat perlakuan yang berbeda. Temuan ini sesuai dengan teori gerak nasti yang
menjelaskan bahwa respon terjadi ketika rangsangan diberikan, dalam kasus ini dengan
menggunakan Mimosa pudica yang diberi perlakuan di ujung, tengah, pangkal, dan dengan
rangsangan api. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa kemampuan daun untuk menutup dan
membuka dengan sempurna bervariasi tergantung pada jenis perlakuan yang diterapkan.
IX. Daftar Pustaka

Abirami, S. K. G., Mani, K. S., Devi, M. N., & Devi, P. N. (2014). Them
antimicrobial activity of mimosa pudica l. International Journal of
Ayurveda and Pharma Research, 2(1), 105-108.
Harahap, Fauziah. 2012. Fisiologi Tumbuhan. Medan: Unimed Press.

Inayati. 2015. Efektivitas Gel Ekstrak Daun Putri Malu (Mimosa pudica Linn)
sebagai Hand Sanitizer. Laporan Penelitian. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Yogyakarta.

Namita, P., Rawat Mukesh. 2012. Medicinal Plants Used As Antimicrobial Agents:
A Review. International Research Journal of Pharmacy, 3 (1): 31-40

Syahid, M. A. N. (2010). Pengaruh ekstrak putri malu (mimosa pudica, linn.)


Terhadap mortalitas ascaris suum, goeze in vitro.

Anda mungkin juga menyukai