Anda di halaman 1dari 83

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

GERAK PADA TUMBUHAN

ERVINA ANGGRAINI, S.Pd

NIM : 855777035

UPBJJ PALEMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : ERVINAANGGRAINI____________________________________
NIM/ID Lainnya : 855777035_____________________________________
Program Studi : PGSD
: SD Negeri 55
Nama Sekolah
Prabumulih_____________________________________

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

Nama(Gelar) : ETTY NURMALA FADILLAH, S.Pd,


M.Pd____________________________________
Nip/Id Lainnya : 0204039101/18004711______________________________________
Instansi Asal : Universitas Muhammadiyah Palembang
Nomor Hp : 0823-7111-1143______________________________________
Alamat Email : Ettynurmala43@gmail.com______________________________________
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : ERVINA ANGGRAINI……………………………


NIM : 855777035……………………………
Program Studi : PGSD……………………………

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya sendiri dan saya
tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku
dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya apabila
dikemudian hari ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Prabumulih, 2 November 2021


Yang membuat pernyataan

ERVINA ANGGRAINI
GERAK PADA TUMBUHAN

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mengamati gerak seismonasti pada tumbuhan putri malu
(mimosa pudica)
2. Untuk mengetahui reaksi gerak putri malu (mimosa pudica) dengan
berbagai jenis sentuhan
3. Mendeskripsikan pengaruh jenis sentuhan terhadap lamanya penutupan
daun tanaman putri malu (gerak Seismonasti)
4. Mendeskripsikan pengaruh jenis sentuhan terhadap jumlah daun yang
menutup (Gerak Seismonasti)
5. Mendeskripsikan pengaruh cahaya matahari terhadap reaksi daun
tanaman putri malu (Gerak Niktinasti)
6. Mendeskripsikan pengaruh letak pot tanaman terhadap arah
pertumbuhan daun tanaman kacang hijau (Gerak Geotropisme negative)

II. ALAT DAN BAHAN


Alat :
 Mistar
 Pena
 Buku
 Pot bunga
 Cangkir plastic bekas
 Kamera
 Sekrup
Bahan
 Tumbuhanputrimalu (Mimosapudica)
 Kacang hijau
III. LANDASAN TEORI
Tanaman Putri malu atau tanaman yang memiliki nama latin
Mimosa Pudica Linn merupakan tanaman yang tumbuh liar dan melimpah
di negara Indonesia.Karena habitat tanaman yang dapat tumbuh di berbagai
tempat maka terdapat nama-nama berbeda di masing-masing daerah
tumbuh. Putri malu termasuk tanaman berduri yang tergolong dalam
tanaman berbiji tertutup (angiospermae). Mimosa Pudica Linn berasal dari
kata mimic yang memiliki arti daun yang sensitif dan pudica yang
bermakna malu, menyusut, dan mengundurkan diri. Tanaman putri malu
juga termasuk spesies asli dari Amerika Serikat dan Amerika Tengah,
namun saat ini tanaman tersebut dikategorikan sebagai tanaman
pantropikal(Namita et al., 2012).
Tanaman putri malu (Mimosa Pudica Linn) memiliki daun
majemuk berganda dua, jumlah anak daun setiap sirip terdiri dari 5-26
pasang. Anak daun memiliki bentuk memanjang dan lancet serta memiliki
ujung runcing dan membulat pada pangkal daunnya. Tepi daun rata dan
permukaan atas maupun bawahnya licin dengan panjang daun 6-16 mm,
dan lebar 1-3 mm. Umumnya daun putri malu berwarna hijau dengan
bagian tepi memiliki warna ungu. Ciri khas dari daun tanaman putri malu
(Mimosa Pudica Linn) adalah respon melipat daun apabila mendapat
rangsangan sentuh (Haq, 2009).
Seismonasti adalah gerak nasti karena pengaruh rangsang berupa
sentuhan. Contoh seismonasti adalah gerak menutupnya daun putri malu
(Mimosa pudica) didiamkan agak lama, daun tersebut akan membuka
kembali. Gerak tersebut sebagai tanggapan atas reaksi yang datang dari
luar, sedangkan arah gerakannya tidak ditentukan oleh arah datangnya
rangsang (Nurlailah, 2012).
Geotropisme adalah gerakan bagian tumbuhan karena pengaruh
gravitasi (gaya tarik) bumi. Apabila arah pertumbuhan tersebut ke atas,
maka termasuk geotropisme negatif. Akan tetapi, apabila arah pertumbuhan
menuju kebawah berarti termasuk gerak geotropisme positif. Contoh
geotropisme positif adalah pertumbuhan akar yang selalu menuju kebawah
atau kedalam tanah (Nurlailah, 2012). Niktinasti adalah gerak nasti karena
kondisi gelap. Contohnya gerak menutupnya daun majemuk (lamtoro, turi)
karena cahaya gelap. Gerak niktinasti (nyktos
= malam) adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang
dari lingkungan di malam hari. Contoh gerak niktinasti adalah gerak
menutupnya daun tumbuhan yang tergolong tumbuhan polong
(Leguminoceae) pada menjelang malam hari. Gerak ini disebabkan oleh
perubahan tekanan turgor sel-sel pada jaringan di dalam persendian daun
(Nurlailah, 2012).

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


A. Seismonasti
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Memindahkan tumbuhan putri malu (mimosa pudica) dari tanah ke dalam
pot bunga.
3. Meletakkan pot tanaman putri malu yang telah disediakan di atas meja,
melakukan sentuhan halus, agak kasar dan kasar pada daun putri malu
menggunakan penggaris.
4. Mengamati reaksi daun putri malu yang disentuh dan mencatatnya pada
tabel pengamatan.Melakukan pengamatan gerak pada seismonasti dengan
menggunakan mistar
5. Catat dan foto hasil pengamatan

B. Niktinasti
1. Menyediakan dua buah pot tanaman putri malu, memberikan tanda A pada
pot pertama dan tanda B pada pot kedua.
2. Meletakkan pot A di tempat terang/terbuka.
3. Menyimpan pot B di atas meja dan menutupnya dengan menggunakan
kotak karton atau kardus yang kedap cahaya dengan hati-hati agar tidak
menyentuhnya.
4. Membiarkan pot B tertutup selama lebih kurang setengah jam (30 menit).
5. Setelah ditutup lebih kurang setengah jam, membuka dengan hati-hati
(tidak menyentuh tanamannya).
6. Mengamati apa yang terjadi dengan daun putri malu pada pot B dan
membandingkan dengan daun putri malu pada pot A.
7. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan
C. Geotropisme negative
1. Menanam tanaman kacang hijau pada pot A dan pot B, 1 minggu
sebelum kegiatan praktikum IPA.
2. Meletakkan pot A secara vertikal dan pot B secara horizontal.
3. Mengamati pertumbuhan kacang hijau setiap hari.
4. Mencatat pertumbuhan kacang hijau pada tabel pengamatan
V. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1.2.
Hasil pengamatan seismonasti
Jenis sentuhan pada Reaksi daun putri
No Keterangan
daun putri malu malu (mimosa pudica)
Daun putri malu
1. Halus Menutup lambat dan
(mimosa pudica) saat
sedikit
disentuh dengan
sentuhan yang halus
maka reaksi yang
ditimbulkan menutup
sangat lambat dan
sedikit.
Daun putri malu
2. Sedang (mimosa pudica) saat
Menutup sedikit cepat

disentuh dengan
sentuhan yang sedang
maka reaksi yang
ditimbulkan menutup
sedikit lebih cepat dari
sentuhan halus.
Daun putri malu
3. Kasar (mimosa pudica) saat Menutup sangat cepat
disentuh dengan
sentuhan yang kasar
maka reaksi yang
ditimbulkan menutup
sangat cepat..

\
Tabel 1.3.
Hasil Pengamatan Niktinasti
No Pot putri malu Reaksi daun putri malu
Mula-mula ½ jam kemudian
1. Disimpan di tempat terang Daun terbuka Daun terbuka
2. Ditutup dengan penutup Daun terbuka Daun tertutup
yang kedap cahaya

Tabel 1.4.
Hasil pengamatan geotropisme negatif
Jenis pot Pengamatan hari ke Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
A 0.4 1.5 2.6 2.8 3.5 4.0 4.1 Batang tumbuh tegak
B 0.5 1.5 2.6 3.5 4.1 5.4 6.2 Batang tumbuh membelok
mengikuti cahaya matahari
(menjauhi titik pusat bumi)

VI. PERTANYAAN DAN JAWABAN


Pertanyaan
1. Mengapa tumbuh an putri malu (mimosa pudica) yang di letakan di
dalampot harus dilakukan pada hari-hari sebelum melakukan
penelitian?
2. Mengapa putrid malu akan mati setelah di pindahkan dari habitat
aslinya ke dalam
Pot?
3. Tumbuhan putri malu seperti apa yang mesti di pilih untuk bisa di
letakan kedalam pot?
Jawaban :
1. Ketika ingin melakukan penelitian terhadap gerakan tumbuhan putri
malu maka harus di lakukan jauh-jauh hari terlebih dahulu sebagai
upaya untuk mengetahui Apakah tumbuhan tersebut dapat hidup
kembali seperti aslinya atau tidak.
2. Putri malu akan mati apa bila di pindah kan ke Pot karena dpt di
pengaruhi oleh Beberapa faktor yaitu:1. Faktor habitatnya apabila kita
ingin melakukan Pemindahan tumbuhan putri malu dari asli nya maka
harus di perhatikan testurtanahnya,apakah tanahnya tersebut
mengandung pasir atau tanah. 2. Faktorkesalahan saat mengambil
tumbuhan putri malu dari aslinya harus di sekupbersama akar-akarnya
ketika akan di pindahkan ke pot. 3. Apabila kitamengambil putri malu
secara paksa dan akan merusak akar nya.
3. 1).Mengambil tumbuhan tersebut sudah harus menjalar, dan jalarannya
belum terlalu panjang dan jangan lupa beserta akar nya.
2).Jangan mengambil putri malu terlalu tua & rimbun apa lalagi sampai
akarnya terpotong oleh benda tajam seperti pisau.
3).Setelah di pindahkan dalam pot tumbuhan putri malu tersebut di
letakan di tempat yang rindang jangan terlalu sering di siram dengan air.

VII. PEMBAHASAN
Pada pengamatan gerak pada tumbuhan putri malu (mimosa
pudica) dengan menggunakan 3 jenis sentuhan yaitu halus, sedang dan
kasar. Tumbuhan putri malu (mimosa pudica) yang diberi perlakuan
sentuhan secara halus menimbulkan reaksi yang sangat lambat, daun dari
putri malu (mimosa pudica) tidak menutup semuanya dan menutup lambat
bahkan disentuh sampai 3 kali daunnya baru menutup. Tumbuhan putri
malu (mimosa pudica) yang diberi perlakuan sentuhan secara sedang
memberikan reaksi yang berbeda dengan sentuhan halus. Gerak yang
ditimbulkan tumbuhan putri malu (mimosa pudica) lebih cepat bereaksi
yaitu daunnya menutup dengan sekali sentuhan namun hanya bagian daun
yang menimbulkan reaksi.Pada tumbuhan putri malu (mimosa pudica) yang
diberikan perlakuan sentuhan yang kasar menimbulkan reaksi yang sangat
berbeda dengan sentuhan halus dan sedang. Reaksi yang ditimbulkan
tumbuhan putri malu (mimosa pudica) sangat cepat. Semua daun menutup
sangat cepat, daun-daun yang berada di batang lain ikut menutup.Reaksi
yang ditimbulkan tumbuhan putri malu (mimosa pudica) karena adanya
getaran hal ini lah putri malu (mimosa pudica) disebut dengan tumbuhan
yang peka terhadap rangsangan ataupun getaran. Jenis sentuhan halus,
sedang dan kasar yang diberikan pada tumbuhan putri malu (mimosa
pudica)sangat mempengaruhi gerak tumbuhan tersebut. semakin kasar
sentuhan maka semakin cepat reaksi yang ditimbulkan dari tumbuhan ini.
Pada pengamatan niktinasti yang diberi dua perlakuan yaitu
disimpan di tempat yang terang dan ditutup dengan penutup yang kedap
cahaya. Reaksi daun putrid malu yang ditimbulkan pada kedua perlakuan
tersebut berbeda. Namun pada reaksi mula-mula daun putri malu sama-sama
membuka kemudian dibiarkan selama 30 menit daun putrid malu yang di
tempat terang tidak menimbulkan reaksi apa-apa, daunnya tetap terbuka
sedangkan daun putrid malu pada tempat yang ditutup daunnya
menimbulkan reaksi yaitu menutup. Hal ini karena Niktinasi (nyktos =
malam) merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh suasana gelap,
sehingga disebut juga gerak tidur. Selain disebabkan oleh suasana gelap,
gerak “tidur” daun-daun tersebut dapat terjadi akibat perubahan tekanan
turgor di dalam persendian daun.Pengamatan niktinasti pada tumbuhan putri
malu, dengan menyimpan putri malu di tempat terang atau terbuka dan
membandingkannya dengan putri malu yang diletakkan di tempat tertutup
atau kedap cahaya. Pada tumbuhan putri malu yang berada di tempat kedap
cahaya, daun-daun putri malu tersebut mulai mengatup. Hal-hal yang
menyebabkannya sama seperti yang terjadi pada saat gerak tidur pada
tumbuhan putri malu.
Pada pengamatan geotropisme negatif dilakukan selama 7 hari dan
terdapat dua pot berisi kacang hijau yang diamati. Pada pot A diletakkan
secara normal atau vertical sedangkan pada pot B diletakkan secara
horizontal mengarah ke cahaya matahari. Pada pot A mengalami
pertumbuhan normal dengan panjang batang nya tumbuh secara normal.
Untuk pot B pertumbuhan batangnya, tumbuh lebih cepat dan mengikuti
cahaya matahari.

VIII. KESIMPULAN
Seismonasti adalah gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh
rangsang berupa getaran. Niktinasti adalah gerak pada tumbuhan yang
dipengaruhi oleh rangsang berupa gelap. Sedangkan geotropisme adalah
gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh gravitasi bumi (jika arah
pertumbuhan menjauhi titik pusat bumi disebut geotropisme negatif).
IX. DAFTAR PUSTAKA

Haq, A.S. 2009. Pengaruh Ekstrak Herba Putri Malu (Mimosa pudica Linn.)
Terhadap Efek Sedasi Pada Mencit Balb/C. Karya Tulis Ilmiah Strata
Satu.Universitas Diponegoro : Indonesia.

Namita, P. Rawat Mukesh. 2012. Medicinal Plants Used As Antimicrobial Agents:


A Review. International Research Journal of Pharmacy, 3 (1): 31-40.

Nurlailah. 2020. Efektivitas Penerapan Model Ropes (Review, Overview,


Presentation, Exercise, Summary) Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam
Mata Pelajaran Biologi Pada Pokok Bahasan Gerak Pada Tumbuhan SMP
Neg.1 Bulukumpa Kab. Bulukumba. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Alauddin : Makassar.

X. KESULITAN (SARAN DAN MASUKAN)


Kesulitan yang dialami pada saat melakukan pengamatan gerak pada
tumbuhan ialah sulit memindahkan daun putri malu dari tanah ke dalam pot, hal
ini karena daun putri malu sulit tumbuh. Kesulitan lainnya adalah pada
pengamatan geotropisme negatif yaitu menumbuhkan kacang hijau dalam waktu 7
hari dan terus diamati setiap hari.
XI. FOTO / VIDEO PRATIKUM
a) Seismonasti
Sentuhan halus Sentuhan sedang
Sentuhan kasar

b) Niktinasti
c) Geotropisme negatif
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

SIMBIOSIS

ERVINA ANGGRAINI, S.Pd


NIM : 855777035

UPBJJ PALEMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
SIMBIOSIS

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mengidentifikasi simbiosis parasitisme di lingkungan sekitar
2. Untuk MengidentifikasiSimbiosis Komensalisme di lingkungan sekitar.
3. Untuk Mengidentifikasi Simbiosis Mutualisme di lingkungan sekitar

II. ALAT DAN BAHAN


a. Alat-alat tulis
b. Lembar pengamatan
c. Lingkungan sekitar

III. LANDASAN TEORI


Dalam suatu ekosistem selalu terjadi hubungan saling
ketergantungan antara makhluk hidup dengan makhluk hidup dan dengan
lingkungannya. Suatu bentuk hubungan yang sangat erat antara satu spesies
makhluk hidup dengan dengan spesies makhluk hidup lainnya yang hidup
disebut simbiosis.
Simbiosis berasal dari bahasa Yunani sym yang berarti dengan dan
biosis yang berarti kehidupan. Simbiosis merupakan interaksi antara dua
organisme yang hidup berdampingan. Simbiosis merupakan pola interaksi
yang sangat erat dan khusus antara dua makhluk hidup yang berlainan
jenis. Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion.
Menurut Dwidjoseputro (1994), simbiosis mutualisme adalah bila
dua spesies makhluk hidup, hidup bersama masing – masing mendapat
keuntungan dan kedua populasi dapat berkembang dengan baik. Menurut
Susanto P, Sarjan dan Handayani (2004 : 42) ,simbiosis parasitisme adalah
hubungan antara dua jenis mahkluk hidup dimana yang satu beruntung dan
yang lain dirugikan.
Menurut Susanto P, Sarjan dan Handayani (2004 : 41 ) simbiosis
komensalisme adalah hubungan antara dua mahkluk hidup dimana salah
satu mendapat untung, sedangkan yang lain tidak dirugikan dan tidak pula
diuntungkan
Dari beberapa pendapat di atas, dapat kita tarik kesimpulan
bahwasannya simbiosis memiliki tiga jenis yakni : Simbiosis mutualisme
yang sifatnya menguntungkan bagi kedua belah pihak makhluk hidup,
kemudian simbiosis parasitisme yang memiliki sifat hanya menguntungkan
satu belah pihak sedangkan yang lain dirugikan, dan yang terakhir
simbiosis komensalisme yang bersifat menguntungkan satu belah pihak
tetapi yang lain tidak merugi.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


a) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
b) Pergilah kelingkungan sekitar tempat tinggal anda, jika ada pergilah ke
kebun atau hutan terdekat.
c) Cobalah identifikasi beberapa simbiosis parasitisme yang terjadi antara
hewan dengan tumbuhan, antara hewan dengan hewan, atau antara
tumbuhan dengan tumbuhan.
d) Temukan setidaknya 5 hubungan yang terjadi
e) Tuliskan hasil identifikasi anda pada lembar kerja (tabel 1.7)
f) Cobalah analisis makhluk hidup mana yang dirugikan dan mana yang
diuntungkan
g) Jenis keuntungan dan kerugian apa yang terjadi pada hubungan simbiosis
tersebut?
h) Tuangkan hasilnya dengan melengkapi tabel 1.7
V. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1.7.
Hasil pengamatan simbiosis parasitisme

No Jenis hubungan Pihak yang dirugikan Pihak yang diuntungkan


Jenis Jenis Jenis Jenis keuntungan
makhluk kerugian makhluk
hidup hidup
1. Nyamuk pada Manusia Gatal-gatal Nyamuk Menghisap/mendapat
manusia darah
2. Lalat pada sapi Sapi Gatal-gatal Lalat Menghisap darah
3. Benalu pada pohon Pohon Makanan Benalu Menyerap makanan
mangga mangga berkurang
4. Kutu pada anjing Anjing Gatal-gatal Kutu Menghisap darah
5. Tali putri pada Pohon Menghambat Tali putri Menyerap makanan
pohon tetehan tetehan pertumbuhan
6. Cacing kremi pada Manusia Sakit perut Cacing Menyerap makanan
manusia Dan gatal keremi
anus

Tabel 1.8.
Hasil pengamatan simbiosis komensalisme
No. Jenis hubungan Pihak yang diuntungkan Jenis mahluk
simbiosis Jenis mahluk Jenis hidup yang tidak
hidup keuntungan diuntungkan
atau dirugikan
1 Sirih dan tumbuhan Sirih Mendapat
inangnya tempat tinggi
untuk
Tumbuhan Inang
memperoleh
cahaya
matahari
2 Anggrek dengan Anggrek Mendapat
Pohon Randu tempat tinggi Pohon mangga
untuk
memperoleh
cahaya
matahari
3 Tumbuhan paku Tumbuhan Tumbuhan
dan pohon jati Paku paku bisa
mendapatkan
sinar matahari Pohon Jati
untuk
melaksanakan
fotosintesis.
4 Udang dan Udang Mendapatkan
Mentimun Laut sisa –sisa
Timun Laut
makanan dari
timun laut
5 Tumbuhan Paku Tumbuhan Mendapatkan
Tanduk Rusa dan paku tanduk cahaya Tumbuhan
Inangnya rusa matahari yang inangnya
lebih baik.

Tabel 1.9.
Hasil pengamatan simbiosis mutualisme
No. Jenis hubungan Pihak I yang Pihak II yang
simbiosis diuntungkan diuntungkan
Jenis Jenis Jenis Jenis
mahluk keuntungan mahluk keuntungan
hidup hidup
1 Semut rang-rang dan Semut rang Dapat Tumbuhan Melindungi
tumbuhan rang membuang tumbuhan
sarang pada dari serangan
tumbuhan hama.
2 Kupu-kupu dengan Kupu-kupu Mendapat Bunga Membantu
tanaman berbunga nektar dari penyerbukan
bunga
3 Ular sawah dan Ular sawah Makan tikus Petani Hama tikus
petani sawah berkurang
4 Lebah dengan bunga Lebah Mendapat Bunga Membantu
nektar dari penyerbukan
bunga
5 Kerbau dan burung Burung Mendapat Kerbau Badannya
jalak jalak makanan menjadi
berupa kutu bersih dari
dari badan kutu
kerbau

VI. PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Simbiosis Parasitisme
1).Diantara hubungan parasitisme yang anda temukan, adakah yang
menyebabkan kematian pada inangnya ? Jelaskan !
Jawaban :Pada hubungan di atas ada hubungan yang dapat
mengakibatkan kematian misalnya hubungan antara nyamuk, sel
kanker dan manusia. Nyamuk aides aygepty dapat menyebabkan
penyakit demam berdarah. Jika terlambat mendapat pertolongan maka
dapat mengakibatkan kematian, nyamuk cikungunya dapat
mengakibatkan kelumpuhan pada manusia, begitu juga sel kanker, jika
mencapai stadium akhir dapat menyebabkan kematian

2).Apakah hubungan kutu anjing dengan anjing merupakan hubungan


simbiosis parasitisme? Jelaskan !
Jawaban : Hubungan antara kutu anjing dan anjing merupakan
hubungan parasitisme, karena kutu anjing diuntungkan
dengan cara menghisap darah anjing. Sedangkan anjing
dirugikan karena darahnya berkurang dan menderita
gatal-gatal (penyakit kulit).
2. Simbiosis Komensalisme
Apakah hubungan komensalisme dalam kadar tertentu dapat
menyebabkan kerugian pada inangnya ? Jelaskan dan berikan
contohnya!
Jawaban : Simbiosis komensalisme jika terjadi berlebihan juga
akan dapat merugikan pihak lain. Misalnya anggrek
yang ditanam dua, tiga, atau lebih pada satu pohon
mangga juga dapat menghambat pertumbuhan pohon
mangga atau berkurangnya produktivitas buah mangga
karena intensitas cahaya matahari yang diperoleh
menjadi berkurang

3. Simbiosis Mutualisme
Di dalam tubuh kita sebenarnya banyak terjadi simbiosis , coba anda
sebutkan beberapa contoh mutualisme yang ada di tubuh kita !
Jelaskan keuntungan bagi organisme tersebut dan apa pula
keuntungannya bagi tubuh kita!
Jawaban : a. Escherichia Coli dan Manusia
Hasil simbiosis mutualisme ini adalah E coli yang
terdapat dalam usus besar manusia mendapatkan
keuntungan berupa makanan sedangkan manusia
mendapatkan keuntungan berupa proses pembusukan
makanan sehingga mudah dikeluarkan dari tubuh
manusia, selain itu manusia diuntungkan dengan adanya
pembentukan vitamin K yang dapat dimanfaatkan oleh
tubuh manusia.
X. Bakteri Bacillus brevis, Bacillus subtilis, dan
Bacillus polymyxa menghasilkan zat antibiotik pada
tubuh.

VII. PEMBAHASAN
1) Simbiosis Parasitisme
Tabel 1.1 menunjukkan adanya hubungan parasitisme antara dua makhluk
hidup. Hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup dimana yang satu pihak
dirugikan dan pihak yang lain diuntungkan. Adanya simbiosis parasitisme
sangat diperlukan guna menjaga kelangsungan hidup organisme didalam suatu
ekosistem.
Hubungan antara kutu pada rambut manusia yaitu kutu memperoleh
keuntungan dikarenakan ia mendapat makaanan dengan cara menghisap darah
dari kulit manusia. Sedangkan manusia rugi manusia merasa dirugikan karena
gara-gara dihisap darahnya. Selain itu kehadirang kutu sangat mengganggu karena
menyebabkan rasa gatal dan tidak nyaman.
Selanjutnya ,pola interaksi benalu dan inangnya yaitu pohon mangga juga
termasuk salah satu contoh simbiosis parasitisme. Benalu sesungguhnya
memiliki klorofil dan dapat melakukan proses fotosintesis secara mandiri.
Namun ia mengambil alih air dan unsur hara (mineral) yang berasal dari pohon
mangga. Hal ini mengingat benalu tak punyai akses akar yang menuju ke tanah.

Tumbuhan inang seperti pohon mangga dirugikan sebab separuh dari hasil
penyerapan akar digunakan untuk perkembangan tanaman benalu.
Saat awal-awal tumbuhan mie miean bersimbiosis dengan tumbuhan teh -
tehan , tumbuhan mie –miean hanya membelit, melilit, dan kemudian hanya
sedikit mengisap sari makanan dari tumbuhan teh – tehan . Kebutuhan nutrisi,
air, dan mineral untuk melanjutkan kehidupannya diambil dari tumbuhan inang.
Semakin lama tumbuhan mie – miean tidak hanya “sedikit menghisap” nutrisi
dari inangnya. Bahkan, tumbuhan mie-miean juga dapat beradu memperebutkan
area dan pembagian cahaya matahari dengan inangnya. Hal tersebut sangat
menganggu tumbuhan inang yaitu teh tehan dalam fotosintesis. .
Demam berdarah adalah hasil salah satu simbiosis parasitisme yang
terjadi antara manusia dengan nyamuk. Nyamuk yang terlibat dalam kasus ini
adalah jenis nyamuk Aides Aegypti yang akan menyerang saluran darah pada
manusia. Hal tersebut terkadang tidak manusia sadari, mengetahui jenis nyamuk
ini hampir sama dengan jenis nyamuk yang biasanya menyerang mereka
sehingga terkadang dibiarkan begitu saja. Tentunya kejadian ini sangat
merugikan manusia karena bisa menyebabkan kematian dan memberi
keuntungan bagi nyamuk untuk menyebarkan penyakit serta berkembang biak.
Contoh simbiosis parasitisme yang terakhir dapat kita temukan pada pola
interaksi antara jamur panu dengan manusia. Jamur panu mendapatkan
keuntungan karena ia memperoleh tempat hidup sekaligus makanan dari
penyerapan protein di kulit manusia. Manusia dalam hal ini mendapat kerugian
karena merasa gatal dan ketidaknyamanan

2) Simbiosis Komensalisme
Contoh simbiosis komensalisme yang kedua adalah interaksi antara
tanaman anggrek dengan pohon mangga Dalam hal ini, tanaman anggrek akan
melekat atau merambat pada pohon mangga dengan tujuan untuk mendapatkan
air, sinar matahari dan senyawa lainnya. Semuanya dibutuhkan untuk
melaksanakan fotosintesis. Cara tanaman anggrek mendapatkan air adalah
dengan menyerap air dan juga mineral yang terdapat pada kulit pohon mangga
tersebut. Selain itu, juga sanggup menyerap dari batang yang telah lapuk.
Kejadian ini sebetulnya untung bagi tanaman anggrek, akan tetapi tidak memberi
pengaruh apapun bagi pohon mangga.
Tumbuhan sirih yang merupakan salah satu jenis tanaman yang kerap
ditemukan di lingkungan sekitar kita. Tanaman ini merupakan salah satu contoh dari
simbiosis komensalisme. Dalam hal ini tumbuhan sirih akan tumbuh dengan cara
merambat dan menyesuaikan dengan tanaman yang ditempatinya atau tanaman inangnya.
Tujuan tumbuhan sirih selanjutnya tidak lain adalah untuk mendapatkan sinar matahari
yang memadai agar bisa dilakukan proses fotosintesis pada tumbuhan. Hal ini pastinya
akan memberi tambahan keuntungan bagi tanaman sirih, akan tetapi tidak memberi
dampak apa pun bagi tanaman inangnya.
Cara merambat dan menyesuaikan dengan tanaman yang ditempatinya atau
tanaman inangnya. Tujuan tumbuhan sirih selanjutnya tidak lain adalah untuk
mendapatkan sinar matahari yang memadai agar bisa dilakukan proses fotosintesis pada
tumbuhan. Hal ini pastinya akan memberi tambahan keuntungan bagi tanaman sirih, akan
tetapi tidak memberi dampak apa pun bagi tanaman inangnya.
Pada tumbuhan paku yang melekat pada tumbuhan jati ini serupa halnya
dengan 2 contoh sebelumnya. Dimana tanaman paku akan melekat pada tanaman
jati. Hal ini dilakukan agar tumbuhan paku bisa mendapatkan sinar matahari
untuk melaksanakan fotosintesis demi kelangsungan hidupnya. Tanaman jati
sendiri yang dijadikan sebagai tempat menempelnya tentu tidak mendapatkan apa
apa dari tumbuhan paku.
Tanaman paku tanduk rusa merupakan tanaman yang unik terkecuali
diamati dari faktor bentuk daunnya, perihal ini membawa dampak beberapa orang
menjadikannya sebagai tanaman hias untuk ditanaman pekarangan tempat tinggal
mereka. Jika diamati di dalam lingkungan kurang lebih kita, tentu dulu
menyaksikan tanaman paku tanduk rusa yang melekat erat di pohon inangnya.
Dalam persoalan ini, paku rusa punyai karakter yang serupa dengan tanaman
anggrek, yaitu mereka akan melekat atau ditempelkan pada suatu pohon dengan
obyek untuk mendapatkan sinar matahari yang lebih baik dan beberapa bahan lain
untuk fotosintesis. Meskipun tanaman ini melekat di suatu pohon, akan tetapi
tanaman ini tidak merugikan tanaman yang ditempelinya sebab tidak menyita
cadangan makanan dari tanaman yang ditempelinya.
Hubungan yang selanjutnya adalah interaksi antara udang dengan
mentimun laut Pada persoalan kali ini seekor udang akan mendekati timun laut
dan hidup diatasnya agar bisa mendapatkan makanan yang berasal dari sisa
makanan yang ada disekitar timun laut. Dalam perihal ini, udang mendapatkan
keuntungan dengan menyita sisa makanannya. Akan tetapi timun laut tidak
dirugikan sama sekali dengan kehadirannya.

3) Simbiosis Mutualisme
Makna kata “mutual” adalah saling. Sehingga simbiosis mutualisme
adalah suatu interaksi antara 2 makhluk hidup yang saling menguntungkan kedua
belah pihak. Jadi ketika terjadi interaksi antara 2 makhluk hidup yang berbeda,
maka keduanya akan mendapatkan manfaat dari. Pada umumnya makhluk hidup
yang melakukan simbiosis mutualisme akan mengalami kerugian, apabila tidak
melakukan simbiosis. Oleh karena itu kehadiran makhluk hidup lain menjadi
begitu penting bagi dirinya.
Contoh simbiosis mutualisme yang pertama adalah interaksi antara kupu-
kupu dengan bunga. Kupu-kupu pada umumnya menyukai memakan sari manis
atau nektar pada bunga. Sedangkan bunga sebagai organ reproduksi pada
tumbuhan terbantu karena serangga cantik ini membantu menyebarkan serbuk
sari. Ketika kupu-kupu hinggap di bunga, kakinya akan menyentuh bagian putik
dan benang sari pada bunga. Sehingga mengakibatkan serbuk sari menempel
pada putik dan terjadi proses penyerbukan pada bunga.
Selain kupu-kupu terdapat serangga lain seperti lebah yang bisa membantu
proses penyerbukan pada bunga agar lebih maksimal. Lebah biasanya hinggap
pada bunga karena ingin memperoleh madu atau nektar sebagai makanannya.
Keberadaan lebah ini dapat membuat proses penyerbukan pada bunga bisa
berlangsung dengan mudah. Sehingga bunga diuntungkan dengan kehadiran
lebah yang hinggap pada dirinya.
Semut Rang Rang adalah serangga yang biasa kita jumpai pada tanaman-
tanaman buah seperti mangga, nangka, dan lain-lain. Mungkin bagi kita
keberadaan semut ini sangat mengganggu karena membuat kita kesulitan
mengambil buah dari pohon. Namun keberadaan semut ini sangat
menguntungkan tumbuhan-tumbuhan tersebut. Hal ini dikarenakan semut
Rangrang akan melindungi tumbuhan dari serangan hama yang merusak
tanaman. Semut Rang - Rang memperoleh keuntungan karena dapat membuat
sarang pada tumbuhan. Sehingga ketika terdapat hama yang menyerang
tumbuhan tersebut, artinya hama itu menyerang sarang semut Rang Rang.
Serangga kecil ini pun tidak akan tinggal diam sehingga dia akan menyerang
balik hama yang menyerang tumbuhan.
Selain hewan hewan diatas, ada simbiosis antara ular sawah dan petani.
Ular sawah memakan tikus. Tikus adalah hewan yang sangat merugikan karena
memakan padi petani di sawah. Menurunnya populasi tikus disawah karena
dimangsa oleh ular sawah sangat memberi keuntungan bagi para petani sehingga
petani dapat meningkatkan produksi panen padinya.
Simbiosis yang terakhir adalah hubungan antara kerbau dan burung jalak.
Hubungan antara keduanya sangatlah unik, mengingat tubuh kerbau yang besar
ini sangat nyaman sekali dihinggapi oleh kawanan burung jalak. Dalam interkasi
kali ini, burung jalak akan mencari makanannya yang berupa kutu yang banyak
ditemukan pada tubuh kerbau yang besar tersebut. Disisi lain, kerbau yang
jarang membersihkan dirinya tersebut merasa beruntung dengan kehadiran
burung jalak tersebut. Hal ini dikarenakan burung jalak tersebut dapat
mengurangi kutu yang terdapat pada tubuhnya dan tentunya membuat kerbau
menjadi lebih nyaman.

VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Simbiosis parasitisme adalah hubungan dua spesies makhluk hidup yang
berbeda dimana pihak yang satu mendapat untung dan merugikan pihak
yang lain. Simbiosis parasitisme berpengaruh buruk pada tumbuhan yang
ditumpanginya. Namun parasit tidak akan membunuh tumbuhan inanngya (
tumbuhan yang ditumpanginya ) karena kalau inangnya mati, maka
parasitnya juga akan mati karena kekurangan makanan.
2. Simbiosis komensalisme adalah dua spesies makhluk hidup dimana yang
satu diuntungkan, sedangkan yang lainnya tidak diuntungkan atau
dirugikan. Simbiosis komensalisme ini juga dapat berpengaruh buruk bagi
tumbuhan yang ditumpanginya jika terjadi terus – menerus karena dapat
menghambat pertumbuhan atau berkurangnya produktivitas tumbuhan
inangnya.
3. Simbiosis mutualisme adalah hubungan dua spesies makhluk hidup yang
hidup bersama dan saling menguntungkan satu sama lain.

IX. DAFTAR PUSTAKA


. .Dwidjoseputro. (1994).Ekologi, Manusia dengan Lingkungannya. Jakarta :
Erlangga
Susanto P.,dkk. (2004).Sains untuk SD dan MI kelas 4. Klaten : CV Sahabat
Jkimball. http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/S/Symbiosis.html
(diakses tanggal 12 April 2018)
Rumanta, Maman dkk. 2014. Materi Pokok Praktikum IPA di SD. Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka.

X. KESULITAN (SARAN DAN MASUKAN)


kesulitan yang dialamai selama pengamatan simbiosis adalah mengamati objek
yang bergerak seperti kutu pada rambut dan hewan.
XI FOTO / VIDEO PRATIKUM
Simbiosis Parasitisme

Kutu dengan Manusia Pohon mangga dengan


benalu

Tumbuhan mie miean dengan tetehan Manusia dengan Nyamuk

Jamur panu dan manusia

Simbiosis Komensalisme

Sirih dan tumbuhan


inangnya

Anggrek dengan Pohon Randu


Tumbuhan paku dan pohon jati Tumbuhan Paku Tanduk Rusa
dan Inangnya

Udang dan Mentimun Laut


simbiosis Mutualisme

Bunga dan kupu – kupu Lebah dengan bunga

Semut rang-rang dan tumbuhan Kerbau dan burung


jalak

Ular sawah dan petani


LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN, DAN PERKEMBANGBIAKAN


MAKHLUK HIDUP

NAMA : PRILLY PRISCILLA NIM: 855778298

ERVINA ANGGRAINI, S.Pd

NIM : 855777035

UPBJJ PALEMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN, DAN PERKEMBANGBIAKAN
MAKHLUK HIDUP

I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari Percobaan ini yaitu untuk mengamati struktur bunga serta
mengindentifikasi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan secara vegetatif alami.

II. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu ; 1) Loup, 2) Pinset, 3)
Pisau/Silet,4) Alat-alat tulis, 5) lembar pengamatan, 6) cangkul kecil atau sekop.
Bahan praktikum ini yaitu ; 1) Bunga Sepatu, 2) tumbuhan yang ada disekitar

III. LANDASAN TEORI


Alat perkembangbiakan pada tumbuhan dibedakan dalam dua golongan, yaitu
yang bersifat vegetatif dan generatif. Alat perkembangbiakan generatif tersebut bentuk
dan susunannya berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan, tetapi bagi tumbuhan yang
berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai
bunga. Pada bunga inilah terdapat bagian-bagian yang setelah terjadi peristiwa persarian
(penyerbukan) dan pembuahan akan menghasilkan bagian tumbuhan yang disebut buah,
yang di dalamnya terkandung biji dan biji inilah yang nanti akan tumbuh menjadi
tumbuhan baru.
Bunga merupakan organ reproduktif pada tumbuhan. Berdasarkan tipenya, bunga
dibagimenjadi bunga tunggal dan bunga majemuk. Pada bunga tunggal, satu tangkai
hanyamendukung satu bunga, sedangkan pada bunga majemuk, satu tangkai mendukung
banyak bunga.Bagian-bagian bunga tunggal terdiri atas tangkai bunga (pedicel), dasar
bunga(wadah),kelopak(tampuk),mahkota (daun mahkota), benang sari(benang sari),dan
putik(putik).Bagian-bagian bunga majemuk terdiri atas ibu tangkai bunga (peduncle),
daun pelindung(brak), daun tangkai(bracteola),tangkai daun dan bunga (Lubis, M.,
2013).
Tanaman bunga kembang sepatu banyak ditemui di dataran rendah maupun
dataran tinggi. Biasanya ditemukan di halaman rumah sebagai tanaman hias. Khasiat dari
kembang sepatu ini antibakteri seperti bisul, antiradang, batuk, panas, infeksi saluran
kemih, menormalkan siklus haid, ekspektoran, dan menghentikan perdarahan (Dalimarta,
2005).
Bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis L) ialah tanaman semak suku Malvaceae
yang berasal dari daerah Asia Timur serta banyak di tanam untuk tanaman hias di daerah
subtropis dan tropis. Bunga sepatu yang memiliki bunga berwarna merah, selain sebagai
tanaman hias, bunga sepatu dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat untuk batuk,
sariawan, demam, dan juga digunakan untuk bahan pewarna (Siregar & Nurlela, 2011).

Kembang sepatu berbunga tunggal yang keluar dari ketiak daun, 1–4 cm panjang
tangkai bunganya, serta menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng. Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda, Memiliki warna bunga yang
bervariasi, seperti putih, merah muda, kuning, jingga dan kombinasi warna–warna
tersebut. Pembungaan berlangsung sepanjang tahun, bunga hanya bertahan mekar 1–2
hari. Bunga tersusun atas 5 mahkota, 5 calyx, 15 tangkai sari dan 1 buah bakal buah yang
memiliki banyak ruang. Kembang sepatu merupakan tanaman yang memiliki daya
adaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh baik di daerah subtropis maupun tropis
(Dalimartha, 2005).
Perkembangbiakan secara vegetatif yaitu perkembangbiakan melalui bagian dari
tumbuhan itu sendiri. Perbanyakan vegetatif alami terjadi jika tunas aksilar tumbuh
menjadi pucuk lateral dan mampu mengembangkan akarnya sendiri (akar adventif).
Struktur-struktur tanaman yang memungkinkan digunakan untuk perbanyakan vegetatif
alami meliputi umbi lapis, rhizoma/akar rimpang, geragih/stolon, umbi batang, daun dan
tunas/anakan.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


Adapun cara kerja dari praktikum ini yaitu :
Perkembangbiakan seksual pada tumbuhan (Struktur Bunga)
1. Amatilah bagian-bagian bunga dengan tanpa merusaknya, perhatikan bagian
kelopak, mahkota, benang sari, putik, dan dasar bunganya.
2. Gambarlah hasil pengamatan dan lengkapi keterangan gambar.
3. Amatilah bagian kelopaknya. Catatlah bentuk dan warna kelopak yang diamati.
4. Amati pula mahkota bunganya. Catat bentuk dan warnanya.
5. Untuk mengamati benang sari, Anda harus menyiingkirkan bagian mahkota
bunga. Hitunglah jumlah benang sari yang ada. Apakah benang sari melekat
pada mahkota bunga? Catat hasil pengamatan Anda. Dengan menggunakan
kaca pembesar amati bagian kepala sari (anthera). Apakah anda melihat adanya
serbuk sari yang bentuknya mirip debu pada kepala sari?
6. Amatilah bagian putik yang biasanya terletak di bagian tengah bunga. Catatlah
bagaimana bentuk putik bunga tersebut. Perhatikan bagian ovarium, tangkai
putik dan kepala putiknya.
7. Buatlah gambar struktur putik, meliputi ovarium, tangkai putik dan kepala

putik.

4. 2 Perkembangbiakan Vegetatif Alami


1. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Pergilah ke kebun yang ada di sekitar tempat tinggal anda
3. Carilah jenis-jenis tanaman yang melakukan perkembangbiakan vegetatif alami
(misalnya : dengan cara bertunas, akar rimpang, geragih, dan umbi)
4. Galilah tanaman, jika anda ingin menyakinkan umbi atau akar rimpang
5. Gambarkan morfologi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan vegetatif
alami tuangkan hasilnya pada lembar kerja

V. HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil pengamatan dari praktikum perkembangbiakan seksual bunga yaitu ;

Mahkota Bunga
Tangkai Benang Sari
Benang Sari

Kepala Sari Tangkai Benang Sari

Tangkai Putik Kepala Putik

Kelopak Bunga Ovarium/bakal biji


Dasar Bunga
Tangkai Bunga
Adapun hasil pengamatan dari praktikum Perkembangbiakan Vegetatif Alami
yaitu
;
Tabel Hasil Pengamatan
No. Nama tumbuhan dan jenis Gambar tumbuhan dengan perkembangbiakan
perkembangbiakan Aseksual
Aseksual
1. Pisang (tunas)

Sumber :
https://www.ilmusiana.com/2019/08/cara-
perkembangbiakan-tumbuhan.html diakses 28 Oktober
2021
2. Cocor bebek (tunas
Adventif)

Sumber: :
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/665/jbptunikompp-
gdl-lesikahnim-33212-10-unikom_l-i.pdf diakses 28
Oktober 2021
3. Kentang (umbi batang)

Sumber :
https://www.ilmusiana.com/2019/08/cara-
perkembangbiakan-tumbuhan.htmldiakses 28 Oktober
2021
4. Bawang merah (umbi lapis)

Sumber: :
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/665/jbptunikompp-
gdl-lesikahnim-33212-10-unikom_l-i.pdf diakses 28
Oktober 2021
5. Kunyit (Rhizoma)

Sumber:
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/665/jbptunikompp-
gdl-lesikahnim-33212-10-unikom_l-i.pdfdiakses 28
Oktober 2021

VI. PERTANYAAN
1) Berapa buah benang sari bunga sepatu yang anda amati ?
Jawab : 57 buah benang sari
2) Apa fungsi benang sari dan putik ? jelaskan!
Jawab :
Benang sari berfungsi sebagai alat perkembangbiakan jantan, sedangkan putik
sebagai alat perkembangbiakan betina. Jika tidak ada benang sari atau putik, tidak
akan terjadi proses pembuahan, yang diawali proses penyerbukan dimana menempel
DNA jatuhnya benang sari ke kepala putik.

VII. PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan,bunga kembang sepatu(Hibiscus rosa sinensis Linn) ini
merupakan bunga tunggal. Bunga ini memiliki bagian-bagian yang kompleks seperti
kelopak,mahkota, benang sari, dan putik, sehingga disebut dengan bunga lengkap.
Bunga kembangsepatu(Hibiscus rosa sinensis Linn)tumbuh pada ketiak daun. Bunga
ini disebut juga dengan bunga sempurna karena memiliki benang sari dan putik.Mahkota
bunga kembang sepatu(Hibiscus rosa sinensis Linn)memiliki 5 mahkota berwarna merah.
Kelopak bunga sepatu ini memiliki 6 kelopak. Benang sari pada bunga yang diamati
berjumlah 57 buah dan terdapat serbuk sari pada kepala sari.
Perkembangbiakan generatif terjadi pada tumbuhan berbiji dan melalui proses
penyerbukan atau persarian. Penyerbukan adalah peristiwa menempelnya serbuk sari di
kepala putik pada bunga kembang sepatu.
Tunas yaitu tunas-tunas yang berasal dari tumbuhan induk tumbuh menjadi
tumbuhan baru. Contoh : Pisang, Bambu, Nanas, Pakis haji, Palem, Umbi Batang yaitu
batang yang tumbuh kedalam tanah kemudian menggembung membentuk umbi untuk
menyimpan cadangan makanan yang berbentuk zat tepung. Contoh : Kentang, Ketela
rambat. Tunas daun atau adventif adalah tunas yang tepi daunnya terdapat tunas
(bertunas). Tunas dapat menjadi tumbuhan baru. Contohnya : cocor bebek.Umbi lapis
mempunyai struktur berlapis – lapis dan di dalamnya terdapat tunas yang nantinya akan
tumbuh menjadi tanaman baru. Tetapi tunas yang berasal dari ketiak daun akan
membentuk tunas yang berbentuk siung. Contoh : Bawangmerah, bawang bombay,
bawang putih, bunga bakung, bunga tulip. Akar tinggal (Rhizoma) yaitu batang yang
tumbuh didalam tanah secara mendatar dan bercabang – cabang seperti akar. Tunas baru
tumbuhan ini tidak pernah lepas meninggalkan induknya sehingga tumbuh bergandengan.
Contoh : Kunyit, Temu lawak, lengkuas, jahe.

VIII. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah ;
Bunga Sempurna adalah bungayang memilki putik dan benang sari. Bunga ini
disebut juga bunga hermafrodit. Terdapat 5 mahkota bunga dan 57 benang sari pada hasil
pengamatan praktikum kali ini.
Perkembangbiakan vegetatif alami adalah perkembangbiakan melalui bagian dari
tumbuhan itu sendiri. Perkembangbiakan vegetatif alami yang diamati pada praktikum ini
meliputi tunas, tunas adventif, rhizome, umbi batang, dan umbi lapis.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Lubis, M. 2013. Laporan Praktikum Biologi Bunga dan Buah. Online.
https://www.academia.edu/9030968/LAPORAN_PRAKTIKUM_BIOLOGI_TEN
TANG_BUNGA_DAN_BUAH diakses 26 Oktober 2021.

Dalimarta, S. 2005. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, hal 49-51. Puspa Swara : Jakarta.

Siregar, Y.D.I. and Nurlela, N. 2011. Ekstraksi dan uji stabilitas zat warna alami dari
bunga kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis L) dan bunga rosela (Hibiscus
sabdariffa L). Jurnal Kimia VALENSI, 2(3).
X. KESULITAN
Adapun kesulitan yang dialami pengamat pada saat melakukan pengamatan ini
yaitu keterbatasan sumber tumbuhan yang diamati.
XI. FOTO PRAKTIKUM
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
PADA TUMBUHAN

ERVINA ANGGRAINI, S.Pd


NIM : 855777035

UPBJJ PALEMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
PADA PERKECAMBAHAN

I. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati pertumbuhan dan perkecambahan kacang ijo.

II. ALAT DAN BAHAN


Biji kacang ijo 6 buah

Botol selai 3 buah

Kertas saring secukupnya

Kertas label secukupnya

Gunting 1 buah

Kapas

Air

Cara Kerja

1. Lakukan seleksi kacang hijau yang baik dengan cara merendam selama 1-2 jam. Biji
yang tenggelam adalah biji yang baik yang bias digunakan untuk percobaan.

2. Siapkan 3 botol bersih, kemudian lapisi bagian bawahnya dengan kapas dan dibasahi
dengan air secukupnya.

3. Masukan masing-masing 10 biji terpilih dan tutup bagian dengan aluminium foil.

4. Lakukan perlakuan pada botol sebagai berikut :

a. Botol 1, tutup alumunium foil sehingga tidak ada cahaya yang masuk kedalam botol.

b. Botol 2, ditutup alumunium foil tetapi diberi lubang sedikit pada pinggiran botol.

c. Botol , dibiarkan terbuka.

5. Biarkan ketiga botol tersebut dan amati setelah 1 minggu.

6. Buat hasil pengamatan dalam bentuk table.


III. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Perkecambahan
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki
kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian
kecambah yang terdapat didalam biji, misalnya radikula dan plumula. Tahapan perkecambahan adalah
perkembangan bij berhubungan dengan aspek kimiawi.
Proses tersebut meliputi beberapa tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormon dan enzim,
hidrolisis cadangan makanan, pengiriman bahan makanan terlarut dan hormone ke daerah titik tumbuh
atau daerah lainnya, serta asimilasi (fotosintetis). Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi
melalui mikropil. Air yang masuk kedalam kotiledon membengkak. Pembengkakan tersebut pada
akhirnya menyebabkan pecahnya testa. Awal perkembangan disahului aktifnya enzim hidrolase
(protease, lipase, dan karbohidrase) dan hormone pada kotiledon atau endosperma oleh adanya air.
Enzim protease segera bekerja mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asalm amino digunakan
untuk membuat molekul protein baru bagi membrane sel dan sitoplasma.
Timbunan pati di uraikan menjadi maltosa kemudian menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan
diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk membuat dinding sel bagi sel-sel yang baru. Bahan makanan
terlarut berupa maltosa dan asam amino akan berdifusi ke embrio. Semua proses tersebut memerlukan
energi. Biji memperoleh energi melalui pemecahan glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa
yang berasal dari timbunan pati menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari, plumula
tumbuh di atas permukaan tanah. Daun pertama membuka dan mulai melakukan fotosintesis. Pengertian
perkecambahan ini tidak hanya dipakai khusus untuk biji tetapi juga dipakai untuk bagian tumbuhan
lainnya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan


Secara visual dan morfologis suatu biji yang berkecambah, umumnya ditandai dengan terlihatnya
akar atau daun yang menonjol keluar dari biji. Tumbuhnya tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain :

1. Air
Air berfungsi agar tanaman tetap segar dan tidak layu serta sebagai media reaksi kimia dalam sel,
menunjang fotosintesis dan menjaga kelembapan. Bila tanaman kekurangan air, akan mengakibatkan
tanaman menjadi kering,kekurangan nutrisi. Kelebihan air juga membuat tanaman akan terhambat dan
kemungkinan terburuk tanaman akan mati.

2. Suhu
Suhu yang baik untuk tumbuhan adalah 30⁰C. Semakin tinggi suhu yang ada di lingkungan suatu
tumbuhan, maka semakin laju transpirasi dan semakin rendah kandungan air pada tumbuhan sehingga
proses pertumbuhan semakin lambat dan perlakuan tumbuhan pada suhu yang rendah memacu
pertumbuhan ruas yang lebih panjang dari pada perlakuan tanaman di suhu yang tinggi. Fungsi dari suhu
sendiri adalah untuk aktivitas enzim serta kandungan air dalam tubuh tumbuhan.

3. Oksigen
Oksigen berfungsi sebagai respirasi sel-sel akar yang akan berkaitan dengan penyerapan unsur
hara. Bila oksigen yang tumbuhan dapat hanya sedikit, maka pertumbuhan pada tumbuhan akan
terhambat karena akan susah dalam penyerapan unsur hara dalam tanah.

4. Cahaya
Tanaman yang diletakkan di tempat yang teduh, akan tumbuh dengan ciri-ciri : berdaun hijau tua,
pertumbuhannya lebih lambat namun stomatanya berjumlah sedikit namun ukurannya besar,
perakarannya tidak terlalu lebat. Berbeda dengan tanamana yang ditanam di tempat yang mendapatkan
banyak cahaya, maka tanaman itu akan mempunyai ciri-ciri : berdaun hijau muda, stomatanya akan
berjumlah banyak namun berukuran kecil, perakarannya lebih lebat dan pertumbuhannya lebih cepat.
Beberapa proses dalam perkembangan tanaman yang dikendalikan oleh cahaya antara lain :
perkecambahan, perpanjangan batang, perluasan daun, sintesis klorofil, gerakan batang, gerakan daun,
pembukaan bunga dan dominasi tunas.

5. Pengaruh cahaya terhadap tumbuhan


Cahaya berpengaruh terhadap proses fotoperiodisme dan fototropisme pada tumbuhan.
Fotoperiodisme, merupakan respon tumbuhan terhadap periode penyinaran cahaya matahari.
Fotoperiodisme pada tumbuhan dikendalikan oleh fitokrom (sterling B. Hendrik).
Banyaknya cahaya yang diperlukan tidak selalu sama pada setiap tumbuhan. Umumnya, cahaya
menghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin (suatu hormon
pertumbuhan). Hal ini dapat kita lihat pada tumbuhan yang berada di tempat gelap lebih cepat tinggi
daripada tumbuhan yang berada di tempat terang. Pertumbuhan yang cepat di tempat gelap disebut
etiolasi.
Fototropisme merupakan respons tumbuhan berupa gerak sebagian tubuh terhadap cahaya.
Contohnya gerak batang kecambah kea rah datangnya cahaya. Gerak fototropisme dipengaruhi oleh
kadar hormone auksin pada ujung batang. Hormon auksin berperan dalam pemmanjangan batang. Auksin
akan hancur jika terkena sinar matahari pertumbuhannya akan terhambat.

IV. HASIL DAN ANALISIS


Hasil Percobaan

Perlakuan Tinggi tanaman


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Botol 1 25,5 18,5 22 20 26,5 19 24 28 6,5 2,5

Botol 2 33 16,5 28,5 20 27,5 22 11,5 24 16,5 20,5

Botol 3 20 22 15,5 1 1,5 - - - - -

1. Analisa Data
a) Botol 1 : semua berhasil tumbuh, 2 biji mengalami gangguan pertumbuhan ( biji ke
9 dan 10). Dari hasil tersebut diperoleh rata rata tinggi 19,25 cm.
b) Botol 2 : semua berhasil tumbuh dengan sempurna. Dari hasil penelitian tersebut
diperoleh rata-rata tinggi 22 cm.
c) Botol 3 : 5 biji berhasil tumbuh, 5 biji gagal (4 tidak tumbuh, 1 berjamur) serta 2 dari 5 biji yang
tumbuh mengalami gangguan pertumbuhan. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh rata-rata
tinggi 22 cm.

V. PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Pada hari ke berapa akar kecambah kacang ijo mulai tumbuh?
2. Perhatikan arah pertumbuhan akar setiap kecambah tersebut, adakah yang arah pertumbuhannya
keatas? Mengapa dmikian?
Jawabannya:
1. Akar kacang hijau mulai tumbuh 1 hari ketika sudah masa perendaman semalam.
2. Arah pertumbuhan akar setiap kecambah

VI. PEMBAHASAN

Pertumbuhan pada sisi tumbuhan yang disinari oleh matahari akan terjadi secara lambat karena,
adanya hormon auksin dihambat oleh matahari. Tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya
matahari pertumbuhannya menjadi sangat cepat. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor dari
dalam dan faktor dari luar. Perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon.
Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari
atau yang disebut fototropisme.
Dalam keadaan tidak ada cahaya, auksin merangsang perpanjangan sel-sel sehingga kecambah di
tempat gelap tumbuh lebih panjang namun dengan kondisi pucat kekuningan, kurus, dan daunnya tidak
berkembang. Sedangkan pada kecambah yang tumbuh di tempat terang, auksin mengalami kerusakan
sehingga pertumbuhan kecambah terhambat. Laju tumbuh memanjang pada kecambah tersebut dengan
segera berkurang sehingga batang lebih pendek, namun tumbuh lebih kokoh, daun berkembang
sempurna, dan berwarna hijau.
Botol 1 (tertutup) menghasilkan tanaman dengan akar lebih panjang, batang kurang kuat, tumbuh
lebih cepat. Hal ini disebabkan kelembaban dalam botol cukup tinggi serta tidak bisa berfotosintesis.
Botol 3 (terbuka) menghasilkan tanaman dengan akar lebih pendek, tumbuh lebih lambat, batang lebih
kuat, tetapi beberapa mati. Hal ini mungkin disebabkan karena banyak pengaruh yang dapat merusak
tanaman dari luar masuk ke botol. Botol 2 (setengah terbuka) menghasilkan tanaman dengan cirri-ciri
peralihan anatara botol 1 dan 3. Hasil percobaan terdapat kesalahan terjadi kesalahan yang seharus nya
rata – rata tinggi botol tertutup lebih tinggi. Kesalahan kemungkinan di sebabkan oleh bahan penutup
atau air atau biji yang kurang baik.

KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa perkecambahan
banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya, hormon, dan sedikit faktor lain yang mempegaruhinya. Diamati
dari faktor cahaya, dibuktikan bahwa kacang hijau yang ditempatkan didaerah yang kurang gelap, akan
menghasilkan pertumbuhan kacang hijau yang lebih cepat dibandingkan dengan kaca kacang hijau yang
diletakkan ditempat yang terang. Dengan itu, hormon auksin yang dipengaruhi tanpa cahaya matahari
akan merangsang perpanjangan sel-sel pada titik tumbuh primer. Tetapi, kondisi tumbuhan yang baik
akan dialami oleh kacang hijau dengan pengaruh cahaya lebih banyak. Yaitu tumbuh lebih kokoh,
daunnya berkembang sempurna, dan berwarna hijau. Hanya saja, batangnya lebih pendek dari
pertumbuhan kacang hijau ditempat gelap. Sedangkan kondisi tumbuhan yang kurang baik dialami oleh
kacang hijau yang tumbuh tanpa pengaruh cahaya matahari. Yaitu batangnya lebih cepat tinggi, daunnya
tidak mengandung klorofil, dan berwarna kuning. Jadi, dapat disimpulkan bahwa cahaya memperlambat
atau menghambat pertumbuhan kacang hijau, dan hal tersebut terjadi karena cahaya dapat menguraikan
auksin.

SARAN
Sebelum penanaman, terlebih dahulu dilakukan perendaman untuk memecah doremansi (Masa
berhentinya pertumbuhan akibat kondisi lingkungan yang tidak sesuai) biji itu sendiri. Memilih biji
kacang yang masih segar sehingga dapat memaksimalkan penelitian. Kondisi pencahayaan lebih
dimaksimalkan baik penempatan ditempat terang, maupun penempatan ditempat gelap. Jadi, sebaiknya
perendaman lebih dimaksimalkan agar berhasil memecahkan dormansi biji yang akan ditanam. Sehingga
kesalahan pengamatan lebih dapat diminimalisir. Memilih biji kacang yang masih segar sehingga dapat
memaksimalkan penelitian. Kondisi pencahayaan lebih dimaksimalkan baik penempatan ditempat terang,
maupun penempatan ditempat gelap. Dan juga dapat dilakukan penimbangan biji sehingga kesalahan
pada percobaan dapat diminimalisirkan.

DAFTAR PUSTAKA
Rumanta Maman, dkk. 2021. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. Cet.31.
http://makalahpengaruhcahayaterhadaptanaman.blogspot.com/
http://shawolmyword.blogspot.com/2012/11/laporan-praktikum-biologi.html
http://kecambahkacanghijau.blogspot.com/
http://imaairana.wordpress.com/pengaruh-intensitas-cahaya-terhadap-pertumbuhan-kacang-hijau

FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM


LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
PADA HEWAN

ERVINA ANGGRAINI, S.Pd


NIM : 855777035

UPBJJ PALEMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
PADA LALAT BUAH

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengamati Pertumbuhan dan perkembangan lalat buah (Drosophila sp) dari telur
sampai imago (dewasa).
2. Mengetahui lamanya siklus hidup lalat buah
Catatan:
Siklus hidup Drosophila sp.
Adapun siklus hidup Drosophila sp adalah sebagai berikut. Telur Drosophila sp
berbentuk lonjong dengan panjang _+0,5 mm. Setelah telur menetas akan berbentuk
larva. Larva tumbuh membesar dengan beberapa kali pergantian kulit. Larva besar
kemudian akan bergerak menuju tutup botol dan lama-lama pergerakannya melamban
dan siap menjadi pupa. Pupa biasanya akan menempel pada dinding kaca dekat
sumbat botol dan pada kertas saring. Mula-mula pupa berwarna kuning, kemudian
menjadi coklat tua dan akhirnya menetas menjadi imago (lalat dewasa).

II. ALAT DAN BAHAN


1. Plastik transparan pembungkus ukuran besar 1 buah.

2. Botol selai 3 buah.

3. Pisang ambon secukupnya.

4. Tape ketela pohon secukupnya.

5. Sendok makan 1 buah.

6. Kertas saring secukupnya.

7. Lalat buah (Drosophila sp) +_20 ekor.

Cara Kerja:

1. Membuat medium lalat buah

Untuk setiap botol selai diperlukan _+ 2 sendok makan penuh medium. Jadi untuk
percobaan ini diperlukan _+ 6 sendok makan penuh medium. Dengan demikian anda
dapat memperkirakan banyaknya medium yang akan dibuat. Cara membuat medium
alat buah ikutilah prosedur berikut.

a. sediakan alat penumbuk/blender jika ada, pastikan alat-alat tersebut dalam keadaan
bersih.
b. haluskan pisang ambon yang sudah ranum dan tape ketela pohon dengan
perbandingan 6 pisang : 1 tape menggunakan penumbuk atau blender.

c. sesudah medium tercampur rata dan halus, masukkan ke dalam botol selai, masing-
masing 2 sendok makan dan ratakanlah.

d. masukkan kertas saring steril atau kertas tissu yang suudah ada lipat ke dalam setiap
botol kultur (botol selai).

2. Menangkap Lalat Buah

Lalat buah merupakan sejenis lalat yang ukurannya jauh lebih kecil dari lalat
rumah. Lalat buah biasanya banyak ditemukan di tempat sampah. Mereka bisa
berkerumun pada buah-buahan yang membusuk di tong sampah, mungkin karena ituah
disebut lalat buah. Untuk menangkapnya lakukan langkah-langkah berikut:

a. persiapkanlah botol selai dan tutupnya serta kantong plastik besar.

b. pergilah ke tempat di mana terdapat tong sampah/tumpukan sampah.

c. Setelah sampai di tempat sampah, kembangkanlah kantong plastik besar dengan


mulut plastik terbuka lebar dan anda pegang pada pangkalnya kemudian arahkan
mulut plastik ke mulut tong samppah terbuka dan buatlah kejutan dengan cara
memukul atau mengguncang-guncang tong sampah.

d. biasanya lalat buah akan beterbangan dan akan terperangkap ke dalam kantong
plastik yang anda pegang. Setelah terlihat ada yang terperangkap tutuplah mulut
kantong plastik dengan cepat sehingga beberapa ekor lalat buah sekarang terperangkap
dalam kantong plastik.

3. Mengkultur lalat buah

Setelah botol kultur medium dan lalat buah siap, maka selanjutnya dilakukan
pembiakan, dengan cara sebagai berikut:

a. masukan lalat buah yang terperangkap dalam plastik tadi dengan hati-hati ke dalam
botol kultur, pekerjaan ini agak sulit dan mintalah bantuan teman. Jika anda kesulitan
biuslah lalat buah yang ada dalam plastik tersebut dengan ether/chloroform yang
dimasukkan bersama segumpal kapas. Setelah tampak terbius tumpahkanlah di atas
sehelai kertas. Selagi terbius masukkan ke dalam botol kultur lebih kurang 20 ekor
lalat buah. Hati-hati jangan sampai terendam/terkena medium. Jadi sebaiknya
diletakkan di atas kertas saring. Biasanya dalam waktu lebih kurang 5 menit lalat buah
akan siuman.
b. sebelum lalat buah siuman tutuplah botol kultur dengan plastik dan ikatlah dengan
karet gelang.

c. tusuk-tusuklah tutup plastik dengan jarum pentol agar ventilasinya baik.

d. tempatkanlah botol kultur di tempat yang teduh dan aman.

e. amatilah biakan setiap pagi dan sore hari secara teratur. Misalnya: setiap jam 08.00
dan jam 18.00. Pengamatan meliputi kapan timbul telur, larva, pupa, pupa berubah
warna, dan keluarnya lalat dewasa/imago.

II. LANDASAN TEORI


Pengamatan ini dilaksanakan pada 18 Oktober 2021 – 26 Oktober 2021.
Masing-masing praktikum melakukan percobaan dan pengamatan sendiri-sendiri di
rumah. Botol kultur disimpan dalam ruangan dengan suhu 25°C - 27°C. Kondisi
lingkungan tersebut masih dalam rentang optimal untuk pertumbuhan dan
perkembangan lalat Drosophilla sp.
Pada praktikum ini dilakukan pemeliharaan dan pengamatan terhadap
siklus hidup Drosophila. Drosophila melanogaster (Lalat buah) merupakan sejenis
lalat buah yang biasa terdapat di buah-buahan dan biasanya digunakan sebagai objek
dalam percobaan genetika karena daur hidupnya sangat cepat. Selain itu, lalat ini
sangat subur yang betina dapat menghasilkan ratusan telur yang dibuahi dalam
hidupnya yang pendek (Kimball, 2001).
Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari
dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai
pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24
jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan (Silvia,
2003)
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut
perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan
imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada
perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003).
Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya
diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua
setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina
meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari
(Silvia, 2003).
III. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Sediakan botol kultur yang berisi medium.


2. Lalat buah ditangkap dengan menggunakan buah-buahan yang ranum sebagai pemancing .
Setelah lalat buah berkumpul di atas buah-buahan tersebut, lalat buah ditangkap dengan
menggunakan plastik.

3. Lalat buah yang sudah ditangkap dengan plastik, dipindahkan ke dalam botol kultur dan
botol ditutup dengan menggunakan busa.

4. Botol kultur diberi label berisi keterangan tanggal, waktu, dan tempat penangkapan lalat
buah dan nama penangkap lalat buah.

5. Pembiakkan lalat diamati setiap 2, 3, 4 atau 6 jam sekali setiap harinya serta dicatat
pertumbuhan yang terjadi .
IV. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Jumlah Parentum, Keturunan Pertama (F1)

No Jumlah Lalat Buah Tanggal Praktikum

Parentum F1

1 12 87 18 – 26 Oktober

Tabel 2. Kronologi Pertumbuhan F1 Lalat Buah

Jam Hari Stadium


0 0 Telur diletakan
0-24 0-1 Embrio
24 1 Menetas (instar I)
72 3 Pergantian kulit 1 (instar II)
98 4 Pergantian kulit 2 (instar III)
120 5 Pembentukan puparium
123 5 Pergantian kulit prepupal (instar IV)
141 6 Pupa: penampakan kepala, sayap, kaki
164 7 Pigmentasi mata
213 9 Imago keluar dari pupa dengan sayap
terlipat
215 9 Sayap merentang sampai bentuk

Tabel 3. Siklus Hidup Lalat Buah Drosophila sp

Hari Hasil pengamatan


Perubahan/ Hari/tangg
Pertumbuha a l
n

0-1 Telur (embrio) Berwarna titik-titik putih 18 Oktober 2021


dan yang menempel pada
dinding botol dan sumber
makanan.
1 Telur berubah Berwarna putih, memiliki 19 Oktober 2021
menjadi instar segmen seperti cacing
larva (instar 1) yang bergerak lambat.

2-3 Instar Ukurannya lebih besar 20 Oktober 2021


larva dibanding instar 1, terlihat
membesar warna kehitaman pada bagian
anterior larva (mulut larva).
(instar 2)
4 Instar larva 21 Oktober 2021
warna hitam yang muncul
lebih besar dari
pada mulut larva lebih jelas,
hari
gerakannya lebih cepat.
sebelumnya
(larva instar 3)
5 Instar larva 22 Oktober 2021
Tidak ada lagi pergerakan,
berubah menjadi
pada tubuh larva muncul
prepupa (instar
selaput dan tubuhnya
4)
memendek
6 kutikulanya mulai mengeras 23 Oktober 2021
prepupa menjadi
seperti cangkang berwarna
pupa
agak kecoklatan dan tidak
bergerak.
7-8 ukuran relatif lebih kecil 24-25 Oktober
Pupa menjadi
dan sayap belum terbentang 2021
imago
sempurna
9 lalat dewasa Sayap telah terbentang 26 Oktober 2021
sempurna, bergerak aktif
dalam medium (terbang).

V. PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Pada hari ke berapa lalat buah meletakkan telur-telurnya ?


2. Pada hari ke berapa pupa dan lalat dewasa terjadi ?
Jawabannya:
1. Lalat buah meletakkan telur-telurnya pada hari pertama
2. Pupa dan lalat dewasa terjadi pada hari ke-6 dan hari ke-8

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dilakukan pemeliharaan dan pengamatan terhadap siklus hidup Drosophila.
Drosophila melanogaster (Lalat buah) merupakan sejenis lalat buah yang biasa terdapat di buah-buahan dan
biasanya digunakan sebagai objek dalam percobaan genetika karena daur hidupnya sangat cepat. Selain itu, lalat
ini sangat subur yang betina dapat menghasilkan ratusan telur yang dibuahi dalam hidupnya yang pendek
(Kimball, 2001).
Drosophila tersebut dibiakkan dengan media pisang tape dengan perbandingan 8:1. Fungsi tape dalam
medium ini adalah sebagai sumber karbohidrat bagi Drosophila.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan siklus hidup Drosophila yaitu telur – larva – pupa-
imago. Pada pengamatan Drosophila, menghasilkan telur yang berbentuk oval. Menurut Borror (1992)
menyatakan bahwa telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi
sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Korion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai tipis.
Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut. Kemudian pada tahap larva terjadi dua kali
pergantian kulit dan periode di antara masa pergantian kulit dinamakan stadium instar. Di akhir stadium instar,
larva keluar dari media makanan menuju ke tempat yang lebih kering untuk berkembang menjadi pupa. Tahap
pupa berlangsung sekitar 2 hari sampai 4 hari. Lalat dewasa yang baru keluar dari pupa sayapnya belum
mengembang, tubuhnya berwarna bening. Kemudian akan berkembang hingga tahap imago.
Hal ini sesuai dengan pendapat Ashburner (1985) yang menyatakan bahwa saat larva Drosophila
membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap
disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium
(bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak
aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa. Sehingga dari pengamatan sempurna, yaitu dari
telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III – pupa – imago. siklus hidup Drosophila ini dapat diketahui
bahwa metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorphosis.
Gambar1. perkembangan lalat buah

Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode.

Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda

menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini,

larva tidak berhenti-berhenti untuk makan (Silvia, 2003)

Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan

postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan

perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat

dewasa (Silvia, 2003).

Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di

permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa

dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin

maksimum 400-500 buah dalam 10 hari (Silvia, 2003).

Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali

dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang

spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003).

Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai

ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan

yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva

sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan

jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga)

makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke

atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Jika dapat

diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting)

yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar: dari larva instar 1 ke instar II, dari larva
instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago (Ashburner, 1985).

Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak

saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa

biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini larva

akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar

ludah dan kemudian membentuk pupa.

Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi

keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4 Formasi pupa ditandai

dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa)

menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak

aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985)

Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman

yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut

anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa

(Silvia, 2003).

Drosophila melanogaster dewasa dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 13 hari.

Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum terbentang.

Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma

dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan.

Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur.

Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat

berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan

jaringan embrio (Borror, 1992)

Tahapan-tahapan yang terjadi pada siklus hidup Drosophila dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Menurut Shorrocks (1972) faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus
hidup Drosophila melanogaster diantaranya sebagai berikut:

1. Suhu Lingkungan

Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8 - 11 hari dalam kondisi ideal.

Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25 - 28°C. Pada suhu ini lalat akan mengalami

satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180°C, waktu yang

diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18 -

20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril.

2. Ketersediaan Media Makanan

Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila

kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva

berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal

berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat

menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur - telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah

makanan yang dimakan oleh larva betina.

3. Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan

4. Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak terlalu padat.

Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun sebaiknya tidak terlalu

banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophila melanogaster dengan kondisi ideal

dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat) individu dewasa dapat hidup sampai

kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat akan

menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian pada

individu dewasa.

5. 4. Intensitas Cahaya

6. Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami

pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.


7. Pada praktikum ini juga dilakukan pengamatan untuk membedakan Drosophila jantan dan

Drosophila betina menggunakan mikroskop. Setelah melakukan pengamatan diperoleh

bahwa ukuran Drosophila betina memiliki ukuran tubuh yang lebih besar daripada

Drosophila jantan. Ujung abdomen tumpul pada Drosophila jantan sedangkan

Drosophila betina memiliki ujung abdomen runcing. Pada ujung abdomen Drosophila

jantan terdapat bintik hitam yang tidak dimiliki oleh Drosophila betina. Selain itu,

terdapat 5 segmen pada Drosophila jantan dan memiliki sex comb pada bagian tungkai,

sedangkan Drosophila betina memiliki 7 segmen dan tidak memiliki sex comb pada

tungkai depan.

KESIMPULAN

Siklus hidup Drosophila memiliki 4 fase yaitu telur, larva, pupa dan imago. Siklus hidup

Drosophila berlangsung selama kurang lebih 9 hari. Penggunaan Drosophila dalam percobaan ini karena

daur hidupnya sangat cepat dan lalat ini sangat subur yang betina dapat menghasilkan ratusan telur yang

dibuahi dalam hidupnya yang pendek. Siklus hidup Drosophila dipengaruhi beberapa faktor yaitu suhu,

intensitas cahaya, ketersediaan makanan dan tingkat kepadatan tempat tinggal. Perbedaan Drosophila

jantan dan Drosophila betina dapat diketahui berdasarkan ukuran tubuh, ujung abdomen, segmen

abdomen dan ada tidaknya sex comb pada tungkai depan.

DAFTAR PUSTAKA
Ashburner, Michael. 2002. Drosophila Genomics and Speciation. http://www.gen.cam.ac.uk/Research/ashburner. diakses
tanggal 22 April 2014
Borror.J.D,Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga.
Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada Press.
Campbell, N.A. 2002. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Chairunnissa, Mutiara. 2012. Pengamatan Drosophila melanogaster. (Online). http://katahatimutiara. wordpress. com
/2012/09 /25/ pengamatan- drosophila-melanogaster/ diakses tanggal 22 April 2014.
Kimball, J.W. 2001. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Shorrocks, B. 1972. Drosophila. London: Ginn & Company Limited.
Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida Terhadap Perkembangan Larva
Drosophila. Bandung: Jurusan Biologi Universitas Padjdjaran.
V. KESULITAN (SARAN DAN MASUKAN)

Agar praktikum berjalan dengan tertib dan lancar, ada baiknya alat dan
bahan dibawa dengan lengkap. Agar saat proses pencatatan lebih mudah dan
terstruktur. Format laporan untuk praktikum sebaiknya dibuat jangan terlalu
dekat sebelum hari praktikum berlangsung.

XI . FOTO / VIDEO PRATIKUM


LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
EKOSISTEM

ERVINA ANGGRAINI, S.Pd


NIM : 855777035

UPBJJ PALEMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
EKOSISTEM

VI. TUJUAN PERCOBAAN


4. Membandingkan komponen-komponen yang terdapat pada ekosistem
darat alami dan buatan.
5. Mengamati komponen-komponen yang terdapat pada ekosistem
perairan
6. Menentukan rantai makanan, jarring-jaring makanan, dan piramida
ekologi dalam ekosistem darat dan ekosistem perairan.

VII. ALAT DAN BAHAN


Alat Tulis
Kaca pembesar
Barometer
Lingkungan sekitar
Thermometer

VIII. LANDASAN TEORI

Ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang


menyangkut proses interaksi dari organism dengan lingkungannya
meliputi aliran energi, rantai/jarring makanan, siklus biogeokimiawi,
perkembangan dan pengendalian.
Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi,
mengingat di dalamnya tercakup organisme dan komponen abiotik yang
masing-masing saling memengaruhi. Ekosistem juga mempunyai ukuran
yang beraneka ragam besarnya bergantung kepada tingkat organisasinya
(Irwan, 2007). Ditinjau dari bentuknya, terdapat dua jenis ekosistem, yaitu
ekosistem alami dan ekosistem buatan.
Ekosistem darat, atau teresterial, adalah semua organisme hidup
dan lingkungan fisiknya pada sebidang tanah tertentu. Ekosistem darat
merupakan komunitas organisme berbasis darat dan interaksi komponen
biotik dengan abiotik di area tertentu. Contoh ekosistem darat termasuk
tundra, taigas, hutan gugur beriklim sedang, hutan hujan tropis, padang
rumput, dan gurun (Sridiandi, 2020).
Komponen Biotik dan Abiotik Komponen biotik adalah segala
sesuatu di alam yang bersifat hidup. Komponen biotik dapat dibagi
menjadi produsen, konsumen dan pengurai. Komponen abiotik adalah
segala sesuatu yang bersifat tidak hidup, tetapi diperlukan untuk
kelangsungan hidup makhluk hidup.
Komponen abiotik meliputi faktor-faktor iklim (suhu, udara
tekanan, kelembaban, angin curah hujan) dan faktor-faktor tanah (jenis
tanah, struktur dan tekstur tanah, derajat keasaman atau Ph, kandungan
mineral dan air, serta dalamnya permukaan air tanah). Tanpa adanya salah
satu komponen tersebut, maka keseimbangan ekosistem akan terganggu.

IX. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Menentukan ekosistem darat alami di sekitar tempat tinggal atau sekolah yang
akan kita amati komponen-komponenya.
2. Setelah menemukan tempatnya, kemudian amati komponenkomponen
abiotiknya meliputi
suhu udara, pencahayaan, angin, dan jenis/warna tanah.
3. Untuk mengetahui suhu udara gunakan barometer, sementara untuk
mengetahui keadaan
pencahayaan, angin, atau tanah dapat diperkirakan saja.
4. Mencatat semua data pada Tabel 1.1 dalam Lembar Kerja.
Setelah mengamati komponen abiotik, perhatikan komponen biotiknya. Catatlah
semua
makhluk hidup yang ada di ekosistem tersebut.
6. Mulailah mencatat jenis tumbuhan sebagai produsen yang ada di ekosistem
tersebut.
7. Mencatat semua jenis hewan sebagai konsumen yang ada di ekosistem tersebut,
baik yang
tetap maupun yang hanya singgah (hewan terbang).
8. Mengamati secara lebih teliti hewan-hewan kecil yang mungkin terdapat di
dalam
tanah/dekat permukaan, atau pada sela-sela daun/batang. Menggunakan kaca
pembesar jika
perlu.
9. Mencatat semua data pada Tabel 2.1 dalam Lembar Kerja.
10. Sebagai pembanding, tentukan suatu ekosistem darat buatan yang ada di sekitar
tempat
tinggal atau sekolah.
11. Melakukan semua kegiatan dari nomor 2 sampai dengan nomor 8 seperti di
atas. Kemudian
semua data dicatat pada Tabel 2.2 dan 2.3 dalam Lembar Kerja.
12. Membuat kesimpulan umum tentang perbedaan pada kedua tipe ekosistem
tersebut.

X. HASIL PENGAMATAN
1. Ekosistem Darat

Tabel 2.1.
Komponenabiotic ekosistem darat alami

No Komponen abiotic Kondisi/ keadaan


1 Cahaya Cukup

2 Angin Semilir

3 Tanah Subur

4 Suhu 20℃

5 Air Jernih

Tabel 2.2
Komponen biotik ekosistem darat alami

Jenis
No Jenis hewan Penguraian
Tumbuhan
1 Ilalang Belalang Bakteri
2 Rumput teki Ular Rayap
3 Putri malu Ulat kaki seribu Bakteri
4 Pohon kamboja Katak Jamur
5 Pohon pinus Burung Elang Cacing
Tabel 2.3
Komponen Abiotik Ekosistem Darat buatan

No. Komponen abiotic Kondisi/ keadaan

1 Cahaya Cukup

2 Angin Semilir

3 Tanah Hitam lembab

4 Suhu 27℃

5 Air Mengalir sedikir

Tabel 2.4
Komponen biotik ekosistem darat buatan

Jenis
No Jenis hewan Penguraian
Tumbuhan
1 Gulma Ular Jamur
2 Mawar Kupu-kupu Cacing
3 Tebu Burung Bakteri
4 Rumput teki Katak Cacing
5 Pohon pisang Tikus Cacing

Tabel 2.5
Komponen abiotic ekosistem perairan

No KomponenAbiotik Kondisi/keadaan
1 Cahayamatahari Redup
2 Tanah Gembur
3 Udara Sejuk
4 Air sungai Keruh berwarna hijau
5 Angin semilir
Tabel 2.6
Komponenbiotikekosistemperairan

No Jenistumbuhan Jenishewan Pengurai


1 Ecenggondok Jangkrik Bakteri
2 Lumut Ikan Cacing
3 Melati air Katak jamur
4 Paku Kadal Bakteri
5 Rumput Ular Bakteri
XI. PERTANYAAN DAN JAWABAN
a. Ekosistem darat
1. Jelaskan alasan mengapa Komponen biotik pada ekosistem darat alami lebih
banyak dibandingkan dengan ekosistem darat buatan ?
Karena Ekosistem darat alami jumlah populasi, dan jenis makhluk hidupnya
tidak dikendalikan oleh manusia.
2. Apa arti komponen biotik dan abiotic?
Komponen biotik merupakan semua komponen makhlukhidup dalamekosistem
seperti hewan dan tumbuhan sedangkan komponen abotik merupakan
segalabendamati baik bersifat fisik dan kimia yang memengaruhisuatu
ekosistem.
b. Ekosistem perairan
1. Jelaskan menurut pendapat Anda perbedaan apa yang tampak jelas antara
ekosistem darat dengan ekosistem perairan?
Perbedaan antara ekosistem darat dan ekosistem perairan adalah terlihat jelas dari
komponen abiotiknya. Komponen tersebut mempunyai jumlah yang paling
banyak ekosistem. Jika di dalam ekosistem darat terdapat banyak tanah, namun di
dalam tersebut adalah terdapatnya air yang banyak pada ekosistem perairan.
Perbedaan antara ekosistem darat dengan ekosistem perairan :
• Komponen abiotik utama ekosistem darat adalah tanah, sedangkan komponen
abiotik yang utama pada ekosistem perairan adalah Air. • Penyusun komponen
biotik pada ekosistem darat adalah Makhluk hidup yang hanya bisa bertahan
hidup di daratan, sedangkan penyusun komponen biotik pada ekosistem perairan
merupakan Makhluk hidup yang hidupnya di air dan ada pula makhluk hidup
yang dapat hidup di darat dan di air, yaitu hewan amfibi.

XII. PEMBAHASAN
a. Ekosistem Darat
Hubungan antara timbal balik antara komponen biotik dan komponen
abiotik yang terjadi pada alam seperti pada hutan merupakan ekosistem darat
alami. Hal ini tidak ada campur tangan manusia. Sedangkan pertumbuhan
biotiknya tidakdikendalikan oleh manusia.hubungan timbal balik antara
komponen biotik dan komponen abiotik yang terjadi disawah merupakan
ekosistem buatan dimana disitu terdapat ikut campur tangan manusia.
b. Ekosistem Perairan
Ekosistem adalah dimana pada suatu kawasan yang didalamnya terdapat
unsure biotik (hidup) dan abiotik (tak hidup) terjadi hubungan timbal balik
antara unsur-unsur tersebut membentuk sistem ekologi. Ekosistem Air adalah
ekosistem yang lingkungannya di dominasi air sebagai habitat makhluk hidup
yang ada di dalamnya Dari pengamatan, ciri-ciri ekosistem air antara lain
penetrasi cahaya kurang dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam
tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang. Organisme yang hidup di air
adalah jenis ikan ikanan dan amfibi. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti paku,
mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup
di habitat air. Gambar Ekosistem Perairan Pada kegiatan percobaan ini, Saya
tidak menggunakan barometer untuk mengukur suhu udara dan kaca pembesar
untuk mengamati binatang – binatang kecil dikarenakan peralatan tersebut
tidak tersedia di tempat Saya mengajar.

XIII. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa Ekosistem darat alami dan buatan
memiliki komponen abiotik yang sama, ada air, tanah dan udaranya.
Hanya berbeda pada komponen biotiknya. Ekosistem darat alami tidak
dikendalikan jumlah populasinya. Atau biasa dikatakan penyusun
Ekosistem darat alami lebih lengkap diband ingkan ekosistem darat
buatan.
Dari pengamatan pada lingkungan sekitar tentang ekosistem
peraiaran disimpulkan ekosistem perairan merupakan suatu ekosistem
yang komponen abiotiknya yaitu air merupakan suatu komponen yang
jumlahnya paling banyak dibandingkan dengan komponen-komponen
lainnya

XIV. DAFTAR PUSTAKA


https://www.ilmiahku.com/2019/05/laporan-praktikum-ekosistem-darat.html
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri
http://seputarpengertian.blogspot.com/2017/06/pengertian-ekosistem-akuatik-
danjenisnya.html
https://www.kompasiana.com/ramadhanfikri9179/5b8801d06ddcae158338dca4/ma
cam-macam-ekosistem-air
XV. KESULITAN (SARAN DAN MASUKAN)

Agar praktikum berjalan dengan tertib dan lancar, ada baiknya alat dan
bahan dibawa dengan lengkap. Agar saat proses pencatatan lebih mudah dan
terstruktur. Format laporan untuk praktikum sebaiknya dibuat jangan terlalu
dekat sebelum hari praktikum berlangsung

XI . FOTO / VIDEO PRATIKUM

https://youtube.com/shorts/iSHdSN1RZqs?feature=share

https://youtu.be/hGKnKhGx-hY
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

PENCEMARAN LINGKUNGAN

NADILA APRIANTI

ERVINA ANGGRAINI, S.Pd

NIM : 855777035

UPBJJ PALEMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
PENCEMARAN LINGKUNGAN

I. TUJUAN PERCOBAAN
 Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati pengaruh deterjen
terhadap pertumbuhan akar bawang merah dan mengamati pengaruh
deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau.

II. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu :
1. Timbangan
2. sendok teh
3. Gelas Plastik 7 buah
4. mistar
5. kertas label
6. pengaduk,
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu
1) Deterjen bubuk
2) Bawang merah
3) Kacang hijau

III. LANDASAN TEORI


Manusia, sebagaimana organisme lainnya selalu dicemari oleh
lingkungannya sebagai akibat dari kegiatan manusia itu sendiri dan oleh kejadian
alam. Manusia dan organisme hidup menghasilkan limbah dari proses
pencernaan dan metabolisme tubuhnya. Mereka mengambil sesuatu (bahan baku
atau sumber daya) dari lingkungan untuk keperluan keluarganya, seperti untuk
permukiman, pakaian makanan, dan membuang sisa-sisa yang tidak dibutuhkan
ke alam. Pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat, mengakibatkan adanya
kebutuhan yang terus meningkat dengan cepat pula. Di lain pihak sumber daya
alam yang tersedia seperti air, udara, dan lahan yang ada di permukaan bumi ini
jumlahnya tetap.
Manusia ingin terus meningkatkan kualitas hidupnya, mereka memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan mengembangkan industri. Manusia menggunakan
bahan kimia untuk meningkatkan produksi pangan agar kebutuhan pangan dapat
terpenuhi. Manusia memanfaatkan teknologi nuklir untuk memenuhi kebutuhan
energi, artinya mereka memanfaatkan teknologi dan hasil teknologi untuk
kepentingannya secara berlebihan. Akibatnya limbah yang dihasilkannya tidak
mampu diuraikan kembali oleh alam sehingga terjadilah pencemaran.
Adanya bahan pencemar atau polutan dalam sebuah ekosistem dapat
menimbulkan masalah pencemaran. Masalah pencemaran adalah keadaan yang
terjadi sebagai akibat dari adanya bahan pencemar di suatu ekosistem yang dapat
dinetralisasikan. Sesungguhnya secara alami ekosistem memiliki potensi untuk
melakukan pemurnian kembali bahanbahan pencemar yang ada sehingga
keseimbangan, keserasian, dan keharmonisan kehidupan tetap terjaga. Alam
memiliki jasad renik yang berperan sebagai pengurai.
Masalah pencemaran terjadi bila jumlah bahan pencemar atau kandungan
bahan pencemar dalam suatu lingkungan melampaui batas kemampuan
ekosistem untuk memulihkannya sendiri atau dengan istilah lain melampaui
daya dukung lingkungan. Bahan pencemar di alam dapat dilihat dari bahaya
yang dapat ditimbulkan bagi manusia atau makhluk hidup lain memiliki sifat
yang berbeda-beda. Bahan pencemar tersebut dapat bersifat racun, radioaktif,
karsinogenik, serta dapat pula bersifat patogenik yang membahayakan kesehatan
dan kehidupan manusia.
Banyak bahan pencemar yang mudah diuraikan atau dinetralisasi oleh
alam, namun banyak juga bahan pencemar yang tidak bisa dinetralisasi oleh
alam. Bahan pencemar yang tidak bisa dinetralisasi oleh alam, di antaranya ada
yang tidak bisa dinetralisasi oleh teknologi yang ditemukan oleh manusia pada
dewasa ini. Untuk jenis bahan pencemar tersebut harus dicegah masuknya ke
dalam lingkungan hidup (Subardan Rochmad, 2019).

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


 Prosedur percobaan praktikum pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar
bawang merah (Allium cepa) yaitu :
1. Sediakan larutan deterjen bubuk 100%, pengenceran 50%, pengenceran 25%,
pengenceran
12,5%, pengenceran 6,25%, pengenceran 3,1%,serta kontrol berupa air ledeng.
Lalu simpan larutan yang telah di beri label.
 Label 1 = 100%
 Label 2 = 50%
 Label 3 = 25%
 Label 4 = 12,5%
 Label 5 = 6,25%
 Label 6 = 3,1%
 Label kontrol = air ledeng/PDAM.
1. Cara menyediakan larutan
 Larutkan 1 gr deterjen bubuk dalam air ledeng/PDAM hingga 1000
mL. Beri label 100%
 Ambil 500 mL larutan deterjen 100%, tambahkan air ledeng hingga
1000 mL. Beri label 50%
 Ambil 500 mL larutn deterjen 50%, tambahkan air ledeng 1000 mL.
Beri label 25%
 Ambil 500 mL larutan deterjen 25%, tambahkan air ledeng higga 1000
mL. Beri label 12,50%
 Ambi 500 mL larutan deterjen 12,5%, tambahkan air ledeng hingga
1000 mL. beri label 6,25%
 Ambil 500mL larutan deterjen 6,25%, tambahkan air ledeng hingga
1000 mL, beri tabel 3,10%
2. Sediakan bawang merah berukuran sama memiliki diameter hampir sama dengan diameter lubang
tabung reaksi berjumlah 14 buah.Kupas kulit epidermis untuk menghindari bahan kimia tersisa
yang terdapat di kulit epidermis tersebut. Kupas juga bagian akar primordialyang berwarna
kecoklatan dari bawang merah tersebut. Hati-hati agar lingkaran primordial itu tetap tersisa untuk
pertumbuhan akar.
3. Isikan larutan deterjen yang sudah di sediakan ke dalam tabung reaksi hingga penuh. Tiap
konsetrasi larutan yang sama diisikan kedalam 2 tabung reaksi.
4. Letakkan bawang merah dengan posisi calon akar primordial letakkan di bawah hingga menyentuh
larutan deterjen.
5. Letakkan pula bawang merah dengan posisi yang sama dengan bawang merah lain di atas tabung
kotrol (yang hanya berisi air ledeng/PDAM)
6. Amati pertumbuhan akarnya setiap 24 jam, bila larutannya tampak berkurang tambah hingga
penuh
7. Setelah 72 jam, angkat bawang merah lalu hitung Panjang akarnya. Rata-ratakan panjang akar
yang diperoleh untuk setiap perlakuan. Bila ada panjang akar yang mecolok perbedaannya
diabaikan (tidak usah dirata-ratakan). Tuliskan hasil pengamatan anda.
8. hitung hambatan pertumbuhannya untuk setiap konsentrasi larutan dengan menggunakan rumus :

𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒓 𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍−𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒓 𝒌𝒐𝒏𝒔𝒆𝒏𝒕𝒓𝒂𝒔𝒊


IG= 𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒓 𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍 𝒙𝟏𝟎𝟎
9. buatlah grafik IG 50/hambatan pertumbuhannya
 Prosedur percobaan praktikum pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan kacang
hijau yaitu :

1. Menyediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,50%, 6,25%, 3,10%,


serta kontrol berupa air ledeng. Lalu simpan cairan dengan gelas kimia yang
telah diberi label sebagaiberikut.
a. Label 1 = 100%
b. Label II = 50%
c. Label III = 25%
d. Label IV = 12,5%
e. Label V = 6,25%
f. Label VI = 3,1%
g. Label = air
Kontrol ledeng/PD
AM

2. Menyediakan tujuh gelas lain, kemudian memberi label kontrol, I, II, III, IV,
V, dan VI. Masing-masing diberi lingkaran kertastissu.
3. Memasukkan kacang hijau ke dalam air pada gelas Plastik. Buanglah kacang
yang mengapung, sementara kacang hijau yang tenggelam yang digunakan
dalam penelitianini.
4. Dari kacang hijau yang terpilih, ambil 10 butir lalu rendam dalam larutan I,
10 butir dalam larutan II, 10 butir dalam larutan III, 10 butir dalam larutan
IV, 10 butir dalam larutan V, 10 butir dalam larutan VI, dan 10 butir dalam
larutan kontrol (air ledeng/PDAM). Biarkan rendaman selama 5menit.
5. Mengatur kacang hijau dalam gelas kimia dengan label yang sesuai. Atur
yang baik agar hilium mengarahkebawah.
6. Mengisi gelas kimia yang telah diisi kacang hijau tersebut dengan larutan
yang berlabel sama, kira-kira 100mL.
7. Menutup ke tujuh gelas kimia dengan kertas timah sehingga tidak ada
cahaya yang dapat masuk.
8. Melakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Pada setiap
pengamatan, diukur panjang akar dengan mistar dari luar gelas piala.
Kacang hijau yang tidak tumbuh akarnya dianggap memiliki panjang akar =
0 mm. Jika pada pengamatan dua hari (48 jam) tidak tumbuh akarnya (0
mm), dianggap kacang hijau mati.
9. Membuat grafik rata-rat pertumbuhan kecambah per konsentrasi setelah
24 jam dan 48 jam (Grafik 1.1.) dengan menggunakan warna yang berbeda.
Misal 24 jam dengan warna merah, 48 jam dengan warnahitam.

V. HASIL PENGAMATAN
Tabel 2.9
Pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar bawang merah

Rata-rata panjang
No Konsentrasi IG (%)
akar
1 kontrol 3 0
2 3.1 % 2 30
3 6,25% 1 60
4 12,50% 0,5 83
5 25% 0 100
6 50% 0 100
7 100% 0 100

Grafik 2.1
Grafik hambatan pertumbuhan akar bawang merah

120

100

80

60 IG (%)
Rata-rata panjang akar

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7
Tabel 2.10
Pengaruh deterjen terhadap tumbuhan
Konsentrasi Larutan Deterjen
Hari ke-1 (24 jam)
No 6,25
100% 50% 25% 12,5% % 3,1% Kontrol
1. 0,07 0,8 1,8 1,5 3,7 4,6 5,5
2. 0 0,4 1,3 1,5 3,1 4,4 5,3
3. 0 0,6 1,7 1,9 3,5 4,1 5
4. 0,4 0,6 1,5 2,1 3,3 4,4 5,5
5. 0 0,7 1,3 1,9 3,2 4,3 5,7
6. 0 0,7 1,8 2 2,7 4 5,7
7. 0,4 0,8 1,5 2,1 3,5 4 5,3
8. 0 0,7 1,7 2,5 3,1 3,4 4,8
9. 0,2 0,4 1,2 2,2 3,6 3,9 5,1
10. 0 0,8 1,6 2,1 3,2 3,5 5,7
Jumlah 0,7 3.7 12.2 16.4 29.6 43.68 53,6
Rata-rata 0,07 0,37 1,22 1,64 2.96 43.68 5,36

Konsentrasi Larutan Deterjen


Hari ke-2 (24 jam)
No 6,25
100% 50% 25% 12,5% % 3,1% Kontrol
1. 0,2 0,8 1,8 1,5 3,7 4,6 5,5
2. 0,5 0,4 1,3 1,5 3,1 4,4 5,3
3. 0,3 0,6 1,7 1,9 3,5 4,1 5
4. 0,4 0,6 1,5 2,1 3,3 4,4 5,5
5. 0 0,7 1,3 1,9 3,2 4,3 5,7
6. 0 0,7 1,8 2 2,7 4 5,7
7. 0,4 0,8 1,5 2,1 3,5 4 5,3
8. 0 0,7 1,7 2,5 3,1 3,4 4,8
9. 0,2 0,4 1,2 2,2 3,6 3,9 5,1
10. 0 0,8 1,6 2,1 3,2 3,5 5,7
Jumlah 2 6,5 15,4 19,8 32,9 40,6 53,6
Rata-rata 0,2 0,65 1,54 1,98 3,29 4,06 5,36
6000%
Konsentrasi Larutan
5000% Deterjen 100%
Konsentrasi Larutan Deterjen 50%
4000% Konsentrasi Larutan Deterjen 25%
Konsentrasi Larutan
3000% Deterjen 12,50%
Konsentrasi Larutan Deterjen 6,25
2000% Konsentrasi Larutan Deterjen 3,10%

1000%

0%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Grafik 2.2.
Grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi pada 24 jam

VI. PERTANYAAN
1. Berapa konsentrasi larutan deterjen minimum yang menghentikan proses
peetumbuhan akarnya ?
Jawab :
Konsentrasi larutan deterjen minimum yang menghentikan proses pertumbuhan akar
bawang merah adalah 50%
2. Apa fungsi larutan 0 (kontrol)
Jawab :
Fungsi larutan 0 (kontrol) untuk mengetahui perkembangan dan perbedaan
larutan yang memakai deterjen apakah ada perbedaan yang terjadi pada bawang
merah tersebut ternyata ada perbedaan ketika larutan tersebut tidak memiliki
pencemaran deterjen yang terjadi bawang memiliki akar yang panjang.

VII. PEMBAHASAN
Limbah domestik yang selama ini sering kali digunakan dalam kehidupan
sehari-hari adalah deterjen. Deterjen mengandung zat -zat yang berbahaya.
Mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap manusia dan
lingkungannya. Percobaan ini menggunakan tanaman bawang merah karena bawang
merupakan salah satu tanaman yang sangat mudah diamati karena bisa langsung
diamati dengan bantuan mikroskop dan tahapan pembelahan selnya bisa terlihat
jelas. Bagian yang digunakan adalah akar karena pada akar primordial merupakan
meristem yang masih berkembang dengan baik sehingga masih mudah untuk
diamati.
Dari data pengamatan dapat dilihat bahwa makin tinggi konsentrasi deterjen
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan akar primordial bawang merah.
Pada hasil pengamatan terlihat beberapa akar tumbuh tidak optimal pada
konsentrasi pada 3,1%, 6,25%, 12,5% 25%, 50%. Sedangkan pada konsentrasi 75%
dan 100% tidak terjadi pertumbuhan sama sekali. Tetapi pada kontrol (air ledeng)
terjadi pertumbuhan yang sangat cepat.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, pada hari pertama (24 jam) di
larutan deterjen dengan konsentrasi 100% rata-rata panjang akar kecambah adalah
0,07 cm dan terdapat 6 biji kacang hijau yang tidak mengalami perkecambahan. Pada
larutan 50% rata-rata panjangnya adalah 0,37 cm, larutan 25% rata-rata panjangnya
adalah 1,22 cm, larutan 12,5% rata-rata panjangnya adalah 1,64 cm, larutan 6,25%
rata-rata panjangnya adalah 2,96 cm, dan larutan 3,1% rata-rata panjangnya adalah
3,68 cm. Sementara pada larutan kontrol, dengan menggunakan air sumur sebagai
pembanding, panjang akar mencapai 4,88 cm.
Pada hari kedua, setelah 48 jam terdapat 4 kacang hijau yang tidak
mengalami perkecambahan di larutan 100%. Tetapi semua kacang hijau mengalami
pertambahan panjang pada akarnya di semua jenis larutan. Dimulai dari larutan
100% yang pada hari pertama 0,07 cm menjadi 0,2 cm,
larutan50%dari0,37cmmenjadi0,65cm,danlarutan25%dari1,22cmnmenjadi 1,54 cm.
Larutan 12,5% yang semula 1,64 cm menjadi 1,98 cm dan larutan 6,25% semula
2,96 cm menjadi 3,29 cm. Sedangkan larutan 3,1% panjang hari kedua menjadi 4,06
cm dari 3,68 cm. Kemudian untuk larutan kontrol mengalami pertambahan sebanyak
0,48 cm menjadi 5,36 cm.

VIII. KESIMPULAN
Pada dasarnya, pertumbuhan membutuhkan air. Maka, pemberian air terhadap
tanaman khususnya bawang merah dan kacang hijau perlu diperhatikan. Karena, bila
air terkontaminasi deterjen dalam kadar berapapun akan memberikan pengaruh
terhadap pertumbuhan bawang merah. Perlu diketahui bahwa air deterjen merupakan
limbah yang mempunyai berbagai dampak negative terhadap pertumbuhan ataupun
perkembangan tumbuhan. Jadi, deterjen menghambat pertumbuhan tumbuhan.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Rochmad, S. 2019. Pencemaran Lingkungan. Universitas Terbuka : Tangerang Selatan.
https://www.ilmiahku.com/2019/05/Laporan-Praktikum-Pengaruh-Deterjen-Terhadap-
Pertumbuhan-Akar-Bawang-Merah.html

X. SARAN
1. Dalam melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan percobaan di tempat
yang sekiranya tidak ada sesuatu yang mengganggu sehingga percobaan akan
aman dan berhasil.
2. Dalam mengukur panjang akar, harus dilakukan secara teliti.
3. Dalam melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas bawang merah
yang akan diteliti dan memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan
apa yang ingin diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.
4. Seharusnya limbah deterjen tidak boleh dibuang sembarangan, seperti ke sungai
karena dapat menggangu ekosistem sekitarnya

XI. FOTO PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai