Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun paper Tugas Pengantar Ilmu
Kedokteran Hewan Tradisional ini dengan baik. Paper ini berisi tentang A Systematic Review of
Complementary and Alternative Veterinary Medicine: “Miscellaneous Therapies”. Kami sangat
berharap semoga paper ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan, kami berharap lebih jauh lagi agar paper ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan
pembaca sehari-hari.
Dalam penyusunan paper ini, penulis menyadari bahwa hasil paper ini masih jauh dari
kata sempurna. Sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sekalian.
Jimbaran, 14 Oktober 2023
Kelompok 4
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 3
BAB II............................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN............................................................................................................................. 4
2.1 Aromaterapi......................................................................................................................... 4
2.2 Terapi Emas......................................................................................................................... 4
a. Indikasi Klinis.................................................................................................................. 5
b. Efek Klinis....................................................................................................................... 5
2.3 Homeopati............................................................................................................................5
a. Konsultasi dan evaluasi pasien.........................................................................................6
b. Pemilihan obat................................................................................................................. 6
c. Pengenceran dan pengadukan.......................................................................................... 6
d. Pemberian obat.................................................................................................................6
e. Prinsip hukum minim.......................................................................................................6
2.4 Terapi Lintah........................................................................................................................ 7
2.5 Terapi Lumpur..................................................................................................................... 7
2.6 Terapi Saraf.......................................................................................................................... 8
2.7 Mesoterapi............................................................................................................................8
2.8 Terapi Suara......................................................................................................................... 9
2.9 Terapi Getaran......................................................................................................................9
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................ 11
3.2 Saran...................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aromaterapi
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki keanekaragaman obat di dunia.
Sebanyak 40.000 jenis flora yang ada di dunia terdapat 30.000 jenis dapat dijumpai di Indonesia
dan 940 jenis diantaranya diketahui berkhasiat sebagai obat dan telah dipergunakan dalam
pengobatan tradisional secara turun-temurun oleh berbagai etnis di Indonesia. Jumlah tumbuhan
obat tersebut sekitar 90% dari jumlah tumbuhan obat yang terdapat di kawasan Asia (Masyhud,
2010). Salah satu dari sekian banyak tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional adalah
tanaman serai wangi (Cymbopogon nardus L). Serai wangi merupakan salah satu tanaman yang
memiliki banyak manfaat, hasil penyulingan daun dan batang serai diperoleh minyak atsiri dalam
dunia perdagangan dikenal dengan nama Citronella Oil senyawa utama penyusun minyak serai
yaitu sitronelol. Sitronelol dan geraniol, komponen ini menentukan intensitas bau harum
(Arianto, dkk, 2018) dan tanaman yang lainya yang mengandung minyak atsiri yaitu salah
satunya ada jeruk nipis.
Aromaterapi merupakan istilah modern yang dipakai untuk proses penyembuhan kuno
yang menggunakan sari tumbuhan aromatik murni. Tujuanya adalah untuk meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran dan jiwa. Sari tumbuhan yang dipakai melalui
berbagai cara pengolahan dan dikenal dengan minyak esensial atau minyak atsiri (Nurcahyo,
2016).
4
Para peneliti kedokteran modern melakukan riset lebih intensif menyangkut khasiat emas
dalam penyembuhan penyakit, Emas suntik, paling sering digunakan untuk mengobati
osteoarthritis.
a. Indikasi Klinis
Indikasi Klinis yang diperuntukan untuk terapi ini adalah dalam dua seri kasus, anjing dan
kucing dengan tumor kelenjar susu alami diobati dengan terapi fototermal plasmonik (PPTT)
berbantuan nanorod emas, tanpa kelompok kontrol. Dalam satu seri kasus pada anjing, kabel
emas digunakan untuk mengobati serangan epilepsi. Empat studi yang tersisa, semua RCT,
menyelidiki efek manik emas atau implantasi kawat untuk anjing dengan osteoarthritis (OA).
b. Efek Klinis
Hasil histopatologis menunjukkan penurunan tingkat kanker dan remisi tumor. Studi kejang
(dengan risiko bias tinggi) menunjukkan tidak ada perubahan dalam rekaman EEG tetapi
perubahan yang signifikan pada pemilik melaporkan jumlah kejang antara periode pengobatan
dan kontrol.
2.3 Homeopati
Homeopati merupakan salah satu bentuk terapi alternatif dan juga merupakan salah
satu bentuk ilmu kesehatan tradisional. Tidak hanya pada manusia, homeopati juga dapat
diterapkan pada hewan. Homeopati adalah metode terapi yang melibatkan penggunaan zat
yang menghasilkan gejala yang serupa dengan penyakitnya. Pada metode terapi ini,
dipercaya juga bahwa semakin rendah dosis obatnya, semakin tinggi efektivitasnya. Hal ini
merupakan prinsip kerja homeopati sendiri yang dikenal dengan nama “like cures like”.
Sayangnya, homeopati masih dinilai kontroversial karena mekanismenya yang masih
“kurang jelas”.
5
a. Konsultasi dan evaluasi pasien
Pada tahap ini, dilakukan pengecekan dan konsultasi secara menyeluruh tentang
kondisi pasien, gejala yang dimiliki, dan riwayat penyakit. Tidak sampai situ, gejala
emosional dan psikologis juga diperhatikan.
b. Pemilihan obat
d. Pemberian obat
Pasien menerima obat dalam bentuk tetes cair atau tablet yang telah diencerkan.
6
2.4 Terapi Lintah
Terapi Lintah atau hirudoterapi adalah pengobatan menggunakan lintah obat.
mengatasi kelainan sistem saraf, masalah gigi dan kulit,meringankan nyeri, mengobati
peradangan, serta infeksi. Gigitan lintah itu akan meninggalkan bekas berbentuk huruf Y,
yang nantinya akan sembuh tanpa bekas luka. Lintah yang digunakan untuk pengobatan
adalah jenis Hirudo. Pada Kualitas Studi penelitian ini ditunjukan satu studi kohort
retrospektif yang melibatkan 57 kuda diidentifikasi.
Indikasi klinis pada studi tersebut menggambarkan pengobatan dengan 117 aplikasi
lintah dengan berbagai jenis protokol pengobatan, pada 57 kuda dengan laminitis. Skala
Obel menilai kemanjuran pengobatan. Berdasarkan studi tersebut menunjukkan efek klinis
pada terapi ini adalah sebanyak 84% kuda menunjukkan perbaikan klinis setelah perawatan,
berdasarkan studi bias risiko tinggi ini. Contoh Studi Kasus pada terapi ini adalah
penggunaan terapi lintah pada anjing. Anjing lahir dengan kelainan jantung yang disebut
patent ductus arteriosus (PDA), yaitu kelainan jantung yang terjadi saat duktus arteriosus
dan gagal menutup setelah lahir. PDA-nya tidak ditemukan sampai tekanan di jantungnya
berubah, dan aliran darah melalui PDA nya berbalik. Lalu ada juga studi kasus yang
membahas tentang PCV normal untuk seekor anjing adalah 37-55%, namun pasien anjing
tersebut memiliki PCV 75-80%.Setelah dilakukan terapi lintah pertamanya. Empat lintah
digunakan dan berhasil mengurangi sel darah merah ke persentase yang aman.
7
sumber melaporkan bahwa perawatan lumpur memiliki efek positif dan tahan lama pada
persendian dan gerakan.
2.7 Mesoterapi
Mesoterapi adalah teknik non-bedah non-invasif yang menggunakan injeksi mikro
sediaan farmasi dan homeopati, ekstrak tumbuhan, vitamin, dan bahan lain ke dalam lemak
subkutan. Satu RCT yang melibatkan 15 anjing dan satu studi kohort retrospektif yang
melibatkan 20 anjing diidentifikasi. Kualitas Studi dari terapi ini ditunjukan pada studi RCT
dinilai memiliki risiko bias sedang dan studi retrospektif 5 memiliki risiko sedang hingga
tinggi, karena desain studi dan jumlah peserta yang rendah.
Indikasi klinis metode ini digunakan pada anjing untuk mengobati sakit punggung kronis.
Pada variabel hasil menunjukan Respon terhadap pengobatan, diukur dengan Canine Brief
Pain Inventory (CBPI) dan Hudson Visual Analogue Scale (HVAS), dievaluasi sebelum
pengobatan, setelah 15 hari, dan setelah satu, dua, tiga, empat, dan lima bulan.
Efek klinis Saat membandingkan hasil CBPI dalam studi RCT (dengan risiko bias
sedang), tidak ada perbedaan yang ditemukan antara kelompok perlakuan (TG) dan
kelompok kontrol pada awal hingga dua dan lima bulan. Perbedaan diamati pada bagian
CBPI setelah penghentian carprofen: pada tiga bulan untuk Pain Interference Score (PIS)
8
dan Pain Severity Score (PSS) dan pada empat bulan untuk PIS dan PSS, dengan kelompok
TG memiliki hasil yang lebih baik secara keseluruhan. Tidak ada perbedaan yang
didaftarkan dengan HVAS. Dalam studi retrospektif (dengan risiko bias yang tinggi), tidak
ada perbedaan yang diamati antar kelompok.
9
darah sebagai ukuran hasil, menunjukkan penurunan nilai gamma-glutamyltransferase, kortisol
serum, dan kreatininase, tetapi tidak ada perubahan pada variabel terdaftar lainnya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
metode Complementary and Alternative Veterinary Medicine (CAVM) menggunakan model
penjelasan untuk mekanisme kerja dan efek klinisnya yang berbeda dari pengobatan
konvensional. Dari hasil semua penelitian dan studi kasus yang dipublikasi menunjuka bawa
rata-rata metode terapi tersebut memiliki resiko bias sedang ke tinggi dimana hal ini disebabkan
karena jumlah peserta yang rendah. Metode CAVM bermacam-macam ini, juga menunjukan
efektivitas yang berbeda-beda tergantung dengan tindakan dan individu hewan uji.
3.2 Saran
Teks
11
DAFTAR PUSTAKA
YARAMIŞ, Ç. P., Issautier, M. N., & SAKA, S. U. (2016). Homeopathic treatments in 17 horses
with stereotypic behaviours. Kafkas Univ. Vet. Fak. Derg, 22, 793-799.
Anna Bergh, Irene Lund, Anna Bostrom, Heli Hyytainen, Kjell Asplund, Department of Clinical
Medicine, University of Helsinki, P.O. Box 57, 00014 Helsinki, Finland, and Department
of Public Health and Clinical Medicine, Umeå University, SE 901 87 Umeå, Sweden.
https://www-mdpi-com.translate.goog/2076-2615/11/12/3356?_x_tr_sl=id&_x_tr_tl=en&
_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=wapp.
12