“RPP_KEARSIPAN_XAP” 28 | 62
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar (KD)
3.2 Memahami Norma, Standar, Prosedur, dan Kaidah Kearsipan
4.2 Mempresentasikan Norma, Standar, Prosedur, dan Kaidah Kearsipan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.2.1 Menjelaskan undang-undang kearsipan
3.2.2 Mengemukakan peranan arsip, fungsi, tujuan, dan masalah kearsipan
3.2.3 Menguraikan syarat-syarat pegawai arsip
4.2.1 Melakukan identifikasi kajian norma, standar, prosedur, dan kaidah kearsipan
4.2.2 Mempresentasikan norma, standar, prosedur, dan kaidah kearsipan
D.Tujuan Pembelajaran
E.Materi Pembelajaran
1. Undang-undang Kearsipan
2. Peranan Arsip, fungsi, tujuan, dan masalah kearsipan
3. Syarat-syarat Pegawai Arsip
(Terlampir)
F. Pendekatan, Model, dan Metode
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 29 | 62
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode Pembelajaran : Presentasi, diskusi, tanya jawab dan praktek.
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Ke - 2
Langkah-Langkah Pembelajaran
Waktu
1. Pendahuluan
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
2. Melakukan pengkondisian peserta didik
10
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Menit
4. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan
5. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
6. Melakukan Pre test.
2. Kegiatan Inti
A. Pemberian rangsangan Mengamati
(Stimulation); Peserta didik mengamati berbagai macam
gambar yang berkaitan dengan undang-
undang kearsipan, peranan arsip, serta
fungsi arsip.
Peserta didik membaca buku mengenai
materi ajar undang-undang kearsipan,
peranan arsip, serta fungsi arsip.
Guru mengajak peserta didik untuk
melakukan tukar pendapat yang berkaitan
dengan gambar yang ditampilkan 155
Guru mengajak peserta didik menyimpulkan Menit
topik yang akan dipelajari.
B. Pernyataan/identifikasi Menanya
masalah (problem Peserta didik bertanya tentang hal-hal yang
statement) menarik dan relevan dengan materi dan
tayangan yang disajikan oleh guru (gambar)
Peserta didik melakukan identifikasi antara
lain:
Undang-undang kearsipan,
Peranan arsip,
Fungsi arsip.
C. Pengumpulan data (Data Mengumpulkan informasi
Collection) Peserta didik mengidentifikasi terkait: alat
dan ATK yang dibutuhkan dalam membuat
presentasi, bahan materi yang akan disajikan
Peserta didik mengumpulkan data-data
tentang materi undang-undang kearsipan,
peranan arsip, serta fungsi arsip.
Peserta didik menentukan kelompok diskusi
Guru memberikan tugas peserta didik
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 30 | 62
memilih kelompok diskusi
Guru meminta peserta didik melakukan
browsing di internet mencari dari berbagai
sumber untuk materi undang-undang
kearsipan, peranan arsip, serta fungsi arsip.
D. Pembuktian (verification) Menalar
Guru mempersilahkan siswa secara
berkelompok untuk membuat kesimpulan
mengenai materi yang dikaji.
Siswa secara berkelompok membuat
kesimpulan terhadap materi yang dikaji.
Siswa (perwakilan kelompok)
mempresentasikan hasil kesimpulannya di
depan kelas secara bergiliran mengenai
materi yang dikaji.
Siswa dari kelompok lain menanggapi
presentasi dari kelompok lain
Siswa antar kelompok berdiskusi untuk
menghasilkan kesimpulan yang paling tepat.
E. Menarik kesimpulan Mengkomunikasikan
(generalization) Setelah selesai, setiap kelompok secara
bergiliran mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya. Ditunjuk satu orang
perwakilan kelompok untuk menyampaikan
hasil pembahasan.
Setiap peserta didik /kelompok lain
mengungkapkan pendapat, ide dan
tanggapan secara bebas
Peserta didik membuat kesimpulan materi
pembelajaran dengan dibantu guru
Guru memberikan tugas mandiri membuat
kesimpulan mengenai undang-undang
kearsipan, peranan arsip, serta fungsi arsip.
3. Penutup (15 menit)
1. Secara bersama-sama siswa diminta untuk menyimpulkan tentang materi undang-undang
kearsipan, peranan arsip, serta fungsi arsip.
2. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil
pembelajaran.
3. Guru memberikan evaluasi (post test) dan menyuruh siswa secara individu untuk
mengerjakannya.
4. Peserta didik diberi tugas praktek membuat kesimpulan hasil pembelajaran secara
individu.
5. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan kepada peserta didik untuk
mempelajari materi berikutnya.
6. Guru menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa penutup.
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 31 | 62
2. Pertemuan ke – 3
Langkah-Langkah Pembelajaran
Waktu
1. Pendahuluan
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
2. Melakukan pengkondisian peserta didik
10
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Menit
4. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan
5. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
6. Melakukan Pre test.
2. Kegiatan Inti
A. Pemberian rangsangan Mengamati
(Stimulation); Peserta didik mengamati berbagai macam
gambar yang berkaitan dengan menganalisis
pengenalan tentang tujuan, masalah
kearsipan, dan syarat-syarat pegawai arsip.
Peserta didik membaca buku mengenai
materi ajar tujuan, masalah kearsipan, dan
syarat-syarat pegawai arsip
Guru mengajak peserta didik untuk
melakukan tukar pendapat yang berkaitan
dengan gambar yang ditampilkan 155
Guru mengajak peserta didik menyimpulkan Menit
topik yang akan dipelajari.
B. Pernyataan/identifikasi Menanya
masalah (problem Peserta didik bertanya tentang hal-hal yang
statement) menarik dan relevan dengan materi dan
tayangan yang disajikan oleh guru (gambar)
Peserta didik melakukan identifikasi antara
lain:
Tujuan,
Masalah kearsipan,
Syarat-syarat pegawai arsip.
C. Pengumpulan data (Data Mengumpulkan informasi
Collection) Peserta didik mengidentifikasi terkait: alat
dan ATK yang dibutuhkan dalam membuat
presentasi, bahan materi yang akan disajikan
Peserta didik mengumpulkan data-data
tentang materi tujuan, masalah kearsipan,
dan syarat-syarat pegawai arsip.
Peserta didik menentukan kelompok diskusi
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 32 | 62
Guru memberikan tugas peserta didik
memilih kelompok diskusi
Guru meminta peserta didik melakukan
browsing di internet mencari dari berbagai
sumber untuk materi tujuan, masalah
kearsipan, dan syarat-syarat pegawai arsip.
PENILAIAN PENGETAHUAN
ESSAY URAIAN
KISI-KISI SOAL
KUNCI JAWABAN
1. Dalam kehidupan sosial, manusia dilengkapi dan diikat oleh norma-norma agar perilaku
dalam menjalankan kehidupannya menjadi tertib. Norma atau kaidah yang ada secara garis
besar dapat dibedakan menjadi norma umum dan norma khusus. Norma umum kelakuan
manusia meliputi norma sopan santun, moral dan norma hukum.Salah satu perbedaan antara
norma hukum dengan norma lainnya adalah adanya sanksi. Sanksi dimuat dalam suatu
norma hukum yang bertujuan untuk menyeimbangkan adanya kewajiban dan larangan, agar
suatu peraturan dapat ditegakkan. Sanksi juga dapat dipergunakan sebagai upaya pemaksa
bagi pelaku hukum untuk berbuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dengan kata lain
agar membuat ”jera” dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh suatu peraturan. Ini
akan lebih tampak pada sanksi hukum pidana dimana pelaku kejahatan dapat dipidana
penjara, bahkan ada yang dipidana seumur hidup atau pidana mati. Di dalam hukum
kearsipan juga terdapat sanksi pidana, yakni dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 1971
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan, yang tertuang dalam pasal 11.
2. PERANAN KEARSIPAN
Kearsipan memegang peranan penting bagi kelancaran jalannya organisasi, yaitu
sebagai sumber informasi dan sebagai pusat ingatan bagi organisasi. Mengingat arti
pentingnya pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang cukup besar terhadap kearsipan.
Hal ini terbukti dengan diperlukannya beberapa peraturan perundangan yang mengatur
tentang kearsipan Nasional.
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 35 | 62
Inti pengertain arsip adalah kumpulan warkat yag disimpan secara sistematis agar
apabila diperlukan dapat ditemukan secara tepat dan cepat.Oleh karena itu arsip mempunyai
peranan sebagai berikut :
Sebagai pusat informasi, maksudnya setiap arsip dapat membantu ingatan
seseorang tentang suatu naskah tertentu.
Sebagai sumber dokumentasi, maksudnya arsip dapat dipergunakan oleh
pimpinan organisasi dalam rangka pengambilan keptusan secara tepat tentang
masalah yang sedang dihdapi.
Sebagai bukti resmi untuk pertanggungjawaban penyelanggaraan Administrasi.
3. FUNGSI KEARSIPAN
Dalam UU No. 7 tahun 1971 pasal 2 dinyatakan bahwa fungsi arsip dibedakan atas 2
yakni :
a) Arsip dinamis adalah arsip yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan,
pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan, kebangsaanpada umumnya atau
dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi negara.
Arip dinamis dibedakan atas :
o Arsip aktif
Arsip yang dipergunakan secara terus menerus dalam kegiatan kantor. Arsip ini
masih sering dikeluarkan untuk keperluan tertentu.
o Arsip semi aktif
Arsipyang frekuensi penggunaannya sudah menurun, tapi kadang-kadang masih
diperlukan.
o Arsip abadi
Arsip yang disimpan selama-lamanya.
b) Arsip statis adalah arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk
perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun untuk
penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara.
Lebih lanjut dalam penjelasan ditambahkan bahwa arsip merupakan suatu yang hidup,
tumbuh dan terus berubah seirama dengan tata kehidupan masyarakat maupun
pemerintah. Pasal 2 ini menegaskan adanya dua jenis sifat dan arti arsip secara
fungsional, yakni :
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 36 | 62
- Arsip dinamis sebagai arsip yang senantiasa masih berubah nilai dan artinya
menurut fungsinya
- Arsip statis sebagai arsip yang sudah mencapai taraf nilai yang abadi khusus sebagai
bahan pertanggungjawaban nasional/pemerintah
Dari keterangan diatas dapat kita simpulkan bahwa fungsi arsip dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Sebagai alat untuk membantu ingatan bagi seseorang atau organisasi
Sebagai sumber informasi
Sebagai alat pembuktian untuk masa sekarang dan masa yang akan datang
Dapat menggambarkan kejadian-kejadian masa lalu
Arsip dapat dipelajari untuk menunjang penelitian dan mengembangkan ilmu
pengetahuan
Sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 37 | 62
1. Terampil menggunakan macam macam sistem filling
2. Terampil memilih dan menyeleksi warkat
3. Terampil menyimpan berbaai warkat/arsip
4. Terampil menemukan kembali arsip yang dibutuhkan (1/2 menit untuk 1 arsip)
5. Terampil menggunakan peralatan yang dipergunakan dalam kearsipan
6. Terampil mengetik berbagai kartu/ formulir yang dipakai
7. Terampil menggunakan alat bantu kearsipan yang lainnya
Syarat Kepribadian Pegawai Arsip
a) Loyalitas
b) Sabar, ramah, periang
c) Ketekunan dan kerajinan
d) Ketelitian
e) Kerapihan
f) Jujur dan dapat menyimpan rahasia
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 38 | 62
Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai
1. Nilai 4 : Jika sesuai kunci jawaban dan ada pengembangan jawaban
2. Nilai 3 : Jika Jawaban sesuai kunci jawaban
3. Nilai 2 : Jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban
4. Nilai 1 : Jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban
Contoh Pengolahan Nilai
IPK No. Soal Skor Penilaian 1 Nilai
3.2.1 1 100
3.2.2 2 100
3.2.2 3 100 Nilai Perolehan KD pengetahuan : rerata dari
3.2.3 4 100 nilai IPK
NILAI = Skor Perolehan X 100
100
400/4 = 100 skor perolehan
PENILAIAN KETERAMPILAN
4.2. Mempresentasikan Norma, Standar, Prosedur, dan Kaidah Kearsipan
Keterampilan Portofolio Penyelesaian tugas Daftar cek atau skala Terlampir
(baik individu penilaian (rating
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 39 | 62
maupun kelompok) scale) yang
Saat diskusi dilengkapi rubrik
Keterangan :
Remidial
Diberikan kepada siswa yang belum mencapai nilai KKM atau belum tuntas pada
remidial akan diberikan pendalaman materi yang belum tuntas di luar jam pelajaran.
Pengayaan
Diberikan kepada siswa yang memiliki nilai terbaik (sudah tuntas) pada pengayaan akan
diberikan materi yang ditingkatkannya lebih tinggi/lebih sukar.
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 16
Suswati, M.Pd
NIP.196510191991032007
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 41 | 62
NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KAIDAH KEARSIPAN
A. NORMA KEARSIPAN
Sanksi Dalam Hukum Kearsipan
Dalam kehidupan sosial, manusia dilengkapi dan diikat oleh norma-norma
agar perilaku dalam menjalankan kehidupannya menjadi tertib. Norma atau kaidah
yang ada secara garis besar dapat dibedakan menjadi norma umum dan norma khusus.
Norma umum kelakuan manusia meliputi norma sopan santun, moral dan norma
hukum.Salah satu perbedaan antara norma hukum dengan norma lainnya adalah
adanya sanksi. Sanksi dimuat dalam suatu norma hukum yang bertujuan untuk
menyeimbangkan adanya kewajiban dan larangan, agar suatu peraturan dapat
ditegakkan.
Sanksi juga dapat dipergunakan sebagai upaya pemaksa bagi pelaku hukum
untuk berbuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dengan kata lain agar membuat
”jera” dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh suatu peraturan. Ini akan lebih
tampak pada sanksi hukum pidana dimana pelaku kejahatan dapat dipidana penjara,
bahkan ada yang dipidana seumur hidup atau pidana mati. Di dalam hukum kearsipan
juga terdapat sanksi pidana, yakni dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 1971
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan, yang tertuang dalam pasal 11. Selain
UUN Nomor 7 tahun 1971 juga terdapat undang-undang tentang kearsipan yaitu
Undang-undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan Undang-undang
(Terlampir).
B. STANDAR KEARSIPAN
1. Standar Folder Arsip
Spesifikasi
Bahan
Bahan folder arsip terbuat dari lembar kertas manila karton sesuai dengan:
SNI 14-0155-1998, Kertas Map.
SNI 14-1558-1989, Cara Uji Ketahanan Kertas dan Karton terhadap Jamur.
SNI 14-0499-1989, Cara Uji Daya Serap Air (Coobb) Kertas dan Karton.
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 42 | 62
SNI 14-0932-1989, Kekasaran Nilai Pemampatan dan Daya Tembus Udara
Kertas dan Karton (Metode Bendtsen).
SNI 14-0697-1989, Noda dan Pulp,Kertas dan Karton.
SNI 14-0935-1989, Cara Uji Kekakuan Kertas dan Karton(Metode Taber).
SNI 14-0496-1989, Cara Uji Kadar AirPulp, Kertas dan Karton.
SNI 14-0437-1989, Cara Uji Ketahanan Tarik dan Daya Regang Lembaran
Pulp, Kertas dan Karton (Metode Kecepatan Pembebanan tetap).
SNI 14-0435-1989, Cara Uji Tebal Lembaran Pulp, Kertas dan Karton.
Keadaan Lembaran
Rata, tidak kaku, tidak berlubang dan tidak kusut.
Klasifikasi
Menurut Ukurannya
Menurut ukurannya dibedakan atas folder besar dan folder kecil :
No Jenis Ukuran No Jenis Ukuran1
Folder Besar (A - B) = 26 1 Folder Kecil (A - B) = 11
(B - E) = 9 (B - E) = 9
(C - D) = 8 (C - D) = 3.5
(D - E) = 2 (D - E) = 2
(E - F) = 23 (E - F) = 10
(A - G) = 23 (A - G) = 10
(G - F) = 35 (G - F) = 15
Bentuk
Bentuk folder seperti map dengan tab atau bagian menonjol disebelah kanan atas
yang berfungsi sebagai tempat untuk menuliskan kode/indeks. Sifat Tampak
Permukaan bebas dari cacat, perubahan bentuk, sobekan- Sobekan, lekukan-
lakukan. Bagian sudut-sudut bekas pemotongan yang mungkin mudah tersentuh
oleh tangan manusia harus bebas dari ketajaman-ketajaman. Folder arsip mudah
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 43 | 62
digerakkan,diambil, dan ditempatkan kembali. Warna dasar folder arsip
ditentukan sesuai kebutuhan instansi.
Rancang Bangun
Fungsi
Cara Penggunaan
Setiap folder dapat menampung arsip 3 cm atau lebih kurang 150 lembar
kertas. Satu folder digunakan untuk satu subyek atau satu berkas dengan
maksimal 150 lembar. Apabila satu folder tidak memadai untuk meyimpan
arsip dengan subyek atau berkas yang sama, maka dapat digunakan lebih
dari satu folder.
Satu folder minimal diisi 5 lembar arsip.
Folder diletakkan pada posisi dibelakang guide/sekat dalam laci Filling
Cabinet atau boks arsip.
Garis atau lipatan skor folder dipergunakan sesuai dengan ketebalan atau
jumlah arsip yang disimpan.
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 44 | 62
Murah
Penyimpanan arsip inaktif harus murah karena fungsi dan frekwensi
penggunaannya sudah menurun.
Luas
Ruang simpan arsip inaktif didesain luas, untuk dapat menampung volume arsip
inaktif yang relatif banyak di setiap instansi.
Aman
Penyimpanan arsip inaktif harus dapat menjamin keamanan dari gangguan
manusia yang tidak berwenang, gangguan binatang, dan gangguan alam termasuk
iklim tropis.
Mudah Diakses
Penyimpanan arsip inaktif menjamin setiap arsip dapat diakses secara cepat, tepat,
aman dan murah.
Lokasi
Lokasi gedung penyimpanan arsip berada di daerah yang jauh dari segala
sesuatu yang dapat membahayakan atau mengganggu keamanan fisik dan
informasi arsip.
Lokasi Gedung Penyimpanan Arsip Inaktif dapat berada di lingkungan kantor
atau di luar lingkungan kantor.
Lokasi Gedung Penyimpanan Arsip Inaktif relative murah dari pada di daerah
perkantoran.
Hindari daerah/lingkungan yang memiliki kandungan polusi udara tinggi.
Hindari daerah atau lokasi bekas hutan dan perkebunan.
Hindari daerah atau lokasi rawan kebakaran.
Hindari daerah atau lokasi rawan banjir.
Hindari daerah atau lokasi yang berdekatan dengan keramaian/pemukiman
penduduk atau pabrik.
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 45 | 62
Lokasi mudah dijangkau untuk pengiriman, penggunaan maupun transportasi
pegawai dan mudah diakses.
Tata Ruang
Tata ruang gedung penyimpanan arsip inaktif pada dasarnya dapat dibagi 2
(dua) yaitu ruangan kerja dan ruangan penyimpanan arsip inaktif.
Ruangan kerja merupakan ruangan yang digunakan untuk kegiatan menerima
arsip yang baru dipindahkan, membaca arsip inaktif, mengolah arsip inaktif,
memusnahkan arsip yang tidak bernilai guna, ruangan fumigasi dan ruangan-
ruangan lain yang digunakan untuk bekerja.
Tata ruang untuk ruangan kerja disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan
instansi, namun tetap memperhatikan fungsi-fungsi kegiatan sebagaimana
tersebut diatas.
Ruang penyimpanan arsip inaktif digunakan khusus untuk menyimpan arsip
sesuai dengan tipe dan medianya yang suatu saat akan dimusnahkan.
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 46 | 62
Apabila fasilitas proteksi arsip vital dan arsip permanen suatu instansi berada
di gedung penyimpanan arsip inaktif, maka ruang penyimpanan didesai khusus
yang tahan api dan memiliki suhu serta kelembaban.
Arsip-arsip media baru seperti foto, film, video, rekaman suara, dan media
simpan arsip elektronik dapat disimpan di ruangan tersebut diatas.
Kecuali ruangan kerja dan ruangan penyimpanan arsip inaktif dimungkinkan
adanya ruangan-ruangan yang lain seperti cafeteria, toilet, mushola, untuk
memebrikan kenyamanan bagi pengguna arsip. Fasilitas semacam ini sangat
tergantung dari kemampuan instansi.
Beban Muatan
Beban muatan ruang penyimpanan arsip inaktif didasarkan pada berat rak dan
arsip yang disimpan. Kekuatan lantai ruangan simpan harus mempertimbangkan
berat rak dan arsip. Sebagai dasar perhitungannya adalah sebagai berikut :
Satuan volume arsip adalah meter linear (ML’)
1 Meter Linear (ML’) arsip rata-rata = 50 kg
1 M3 arsip rata-rata = 600 kg
1 M3 arsip = 12 meter linear (ML’) arsip
Berat beban arsip dan peralatan rak konvensional rata-rata 1.200 kg per meter
persegi.
Berat beban rak compact shelfing/roll o’pact : 2.400 kg per meter persegi.
Apabila ruang simpan arsip seluas 10 meter persegi penuh dengan rak
konvensional dan arsip, maka berat bebannya mencapai 1.200 kg x 10 =
12.000 kg. Dengan demikian, konstruksi lantai bangunan harus mampu
menahan beban minimal sebanyak 12.000 kg.
Luas ruang simpan arsip inaktif pada dasarnya sangat tergantung pada kondisi
dan kemampuan instansi.
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 47 | 62
Rata-rata setiap 200 M2 ruang simpan arsip dengan ketinggian 260 cm dapat
menyimpan 1.000 meter linear arsip dengan menggunakan rak konvensional
(rak statis, stationary stacks).
Penyimpanan dengan rak yang padat (compact shelfing, roll o’pact, mobile
stacks, rak bergerak) dapat menyimpan 1.800 meter linear arsip.
Untuk mengatasi masalah suhu dan kelembaban secara teknis dapat dilakukan
dengan cara :
Rayap dan segala macam varietasnya sering merusak bangunan yang terbuat
dari kayu, oleh karena itu bangunan tempat penyimpanan arsip inaktif
dianjurkan untuk tidak menggunakan kayu.
Lantai bangunan dianjurkan untuk disuntik dengan DDT atau Gammexane
atau Penthachlorophenol hingga kedalaman 50 cm, karena rayap pada
umumnya hidup dalam tanah sampai pada kedalaman 50 cm.
Angin
Pondasi gedung didesain secara kuat untuk mendukung dinding yang kuat
sehingga mampu menahan terpaan angin kencang dan hujan deras.
Jendela-jendela dan pintu-pintu diperkuat dengan metode tertentu untuk
mencegah terpaan hujan deras dan tampiasnya air.
Rak
Tinggi rak (rak statis) disesuaikan dengan ketinggian atap ruang penyimpanan
arsip inaktif.
Ruang penyimpanan arsip inaktif dengan ketinggian atap 260-280 cm
dipergunakan rak arsip setinggi 200-220 cm.
Jarak antara rak dan tembok 70-80 cm.
Jarak antara baris rak yang satu dengan baris rak yang lainnya 100-110 cm.
Rak arsip sebaiknya terbuat dari metal yang tidak mudah berkarat.
Keuntungan dan kerugian penggunaan roll o;pact adalah sebagai berikut :
- Penggunaan roll o’pact lebih banya dapat menampung volume arsip yang
disimpan.
- Penggunaan roll o’pact tidak dapat diakses secara bersamaan.
- Ukuran roll o’pact tidak dapat menyesuaikan dengan ketinggian ruangan
karena sudah standar.
- Roll o’pact relatif lebih mahal.
- Penggunaan roll o’pact diperlukan konstuksi beban muatan lebih kuat.
- Penggunaan roll o’pact tidak menjamin sirkulasi udara berjalan dengan lancar.
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 49 | 62
- Rak, peralahan dan perlengkapan lainnya harus dijamin aman, mudah diakses
dan terlindung dari hama.
Boks
Gunakan boks arsip berukuran kecil (37 x 9 x 27 cm) atau ukuran besar
( 37x19x27 cm) dan atau sesuai kebutuhan.
Boks arsip dibuat dari bahan karton gelombang dan memiliki lubang sirkulasi
udara, memiliki penutup untuk menjamin kebersihan.
Hindari penggunaan boks dari bahan plastic karena menyebabkan lembab.
Keamanan Arsip
Pencegahan dan penanggulangan bahaya api/kebakaran :
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 50 | 62
Pemeliharaan dengan menggunakan kapur barus, tymol fostoxin,
paradecrolobensin.
Menjaga kebersihan ruangan
Tidak dipernenankan membawa makanan dan minuman ke dalam ruang
penyimpanan arsip
Tidak diperkenankan merokok di dalam ruang penyimpanan arsip.
Spesifikasi
Bahan
Boks Arsip terbuat dari Karton Gelombang, yaitu karton yang dibuat dari
beberapa lapisan kertas medium bergelombang dengan kertas lainer sebagai
penyekat dan pelapisnya, sesuai dengan (SNI 14-0094-1996, Spesifikasi Kertas
Medium). Keadaan LembaranRata, tidak kotor, tidak berlubang dan tidak kisut.
Klasifikasi
Berdasarkan besarnya nilai Ketahanan Tekan Lingkar pada arah silang mesin dan
Ketahanan Tekan Datar Kertas Medium Bergelombang, kertas medium dibagi
menjadi dua kelas, yaitu kelas A dan kelas B.
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 51 | 62
A 112 0,18 - 0,20 11,2 (110) 11,2 (110) 125 0,20 -
0,23 12,5 (123) 12,4 (122) 150 0,24 - 0,27 15,0 (147)
14,7 (145)
Berdasarkan Ukuran
Bentuk
Bentuk Boks Arsip adalah kotak empat persegi panjang. Untuk menjamin adanya
sirkulasi udara pada setiap boks arsip, harus memiliki lubang ventilasi udara.
Ventilasi udara dibuat dengan cara melubangi sisi depan dan belakang boks arsip.
Lubang ventilasi udara untuk boks besar berdiameter 3 cm, untuk boks kecil
berdiameter 2,5 cm.
Coklat
Coklat Muda
Biru Muda
Warna lain yang tidak menyilaukan atau terlalu gelap
Rancang Bangun
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 52 | 62
Garis Lipatan menggunakan"tato"(guratan) tanpa melukai bahan dasar.
Lubang ventilasi udara dibuat dengan alat pelobang.
Gesekan tutup dan buka boks relative mudah dilakukan.
Ukuran garis potongan dan garis lipatan untuk boks arsip kecil (ukuran 9 cm)
Fungsi
Fungsi Boks Arsip yaitu untuk menyimpan arsip(didalam folder) sehingga arsip
mudah disimpan dan ditemukan kembali secara efektif dan efisien.
Cara Penggunaan
Boks Arsip memiliki kapasitas yang berbeda sesuai dengan lebar boks Arsip.
Setiap boks arsip kecil diisi maksimal 8 cm. dan untuk boks arsip besar diisi
maksimal 18 cm.
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 53 | 62
Surat-surat yang akan disimpan pada map (file) harus menunjukkan adanya
pelepas surat yang berupa disposisi.
b. Menetapkan Judul Surat
Dalam menetapkan judul surat yang akan disimpan baik itu surat masuk atau
surat keluar perlu diberikan judul surat dengan menggunakan kata tangkap
(caption)
c. Pemberian Kode
Pemberian kode pada surat yang akan disimpan memudahkan penyimpanan
pada map atau laci arsip dan juga memudahkan pada saat penemuan kembali
arsip.
d. Menyiapkan Kartu Tunjuk Silang
Biasanya ditemukan nama-nama orang yang sama atau judul surat lebih dari
satu. Untuk memudahkan penyimpanan dan menghindari kesalahpahaman
dalam penyimpanan arsip maka dibuatkan kartu tunjuk silang.
a. Buku agenda tunggal : Yaitu buku agenda yang memuat daftar surat
masuk sekaligus surat keluar dalam suatu
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 54 | 62
format.
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 55 | 62
Prosedur Tata Naskah
Tata naskah adalah suatu kegiatan administrasi di dalam memelihara dan
menyusun data-data dari semua tulisan mengenai segi-segi tertentu dari suatu
persoalan pokok secara kronologis dalam sebuah berkas.
3. Prosedur Filing
Prosedur filing adalah langkah-langkah atau tahap-tahap yang ditempuh untuk
menfile warkat atau arsip. Prosedur tersebut meliputi:
a. Pengumpulan warkat, yaitu pengumpulan warkat-warkat yang telah digunakan
dari seluruh bagian yang ada pada suatu organisasi.
b. Pemeriksaan, warkat-warkat yang telah terkumpul diperiksa apakah memang
benar-benar sudah siap untuk dijadikan file. Pendataan, selanjutnya warkat-
warkat tadi didata atau diinventarisasi.
c. Pengindekan, adalah penentuan klasifikasi penyimpanan warkat, sehingga
warkat dapat ditempatkan pada klasifikasinya yang tepat atau sesuai.
d. Pengkodean, yaitu pemberian kode sesuai dengan klasifikasinya. Kode ini
biasanya berupa tanda khusus yang akan dituliskan pada warkat yang
bersangkutan. Penempatan kode penyimpanan ini harus seragam, baik bentuk
maupaun tempatnya.
e. Sorting, setelah diberi tanda atau kode, warkat-warkat dikumpulkan
berdasarkan klasifikasinya. Hal ini untuk memudahkan proses berikutnya.
f. Penyimpanan, yaitu penempatan warkat sesuai dengan klasifikasi dan kodenya
pada tempat penyimpanan.
D. KAIDAH KEARSIPAN
Hilangnya beberapa arsip milik negara, polemik aset negara karena tidak
didukung kepemilikan arsip, sulitnya menemukan kembali arsip dengan cepat dan
tepat di sebuah organisasi, penumpukan arsip disembarangan tempat, pengelolaan
arsip yang tidak sesuai kaidah-kaidah kearsipan merupakan permasalahan kearsipan
yang sangat kompleks di republik ini. Salah satu indikator tata kelola pemerintahan
yang baik ditentukan dengan tata kelola pengarsipan yang baik pula. Oleh karenanya
negara wajib hadir untuk mewujudkan tata kelola kearsipan modern. Undang-undang
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 56 | 62
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan pasal 6 ayat 1 mengamanatkan bahwa
penyelenggaraan kearsipan nasional merupakan tanggung jawab Arsip Nasional
Republik Indonesia (ANRI) sebagai penyelenggara kearsipan nasional.
Penyelenggaraan kearsipan nasional meliputi penetapan kebijakan, pembinaan
kearsipan dan pengelolaan arsip yang didukung oleh sumber daya manusia, prasarana
dan sarana, serta sumber daya lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Guna mewujudkan budaya tertib arsip dan penyelenggaraan kearsipan
nasional berjalan secara optimal dibutuhkan pengawasan kearsipan untuk mengawal
dan mengawasi penyelenggaraan kearsipan di negara ini.
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 57 | 62
beriringan dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah Pasal 373 yang mengamanatkan bahwa :1) Pemerintah Pusat melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
provinsi, 2) Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota, 3)
Pembinaan dan pengawasan secara nasional dikoordinasikan oleh Menteri.
Koordinasi ANRI dengan Lembaga Kearsipan Daerah dalam hal pengawasan
kearsipan merupakan strategi yang efektif dan efisien, mengingat banyaknya objek
pengawasan di tingkat kabupaten/kota di seluruh Indonesia. “Karena efektivitas dan
efesiensi pelaksanaan, kita coba mengikuti konsep undang-undang pemerintahan
daerah dalam pengawasan ke daerah yaitu kita mendelegasikan kewenangan
pengawasan ke kabupaten/kota”.
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 58 | 62
Tim Pengawas Kearsipan ANRI di lapangan memperoleh banyak temuan dan
permasalahan-permasalahan terkait dengan belum tertibnya budaya pengarsipan.
“banyak lembaga yang belum menyusun empat pilar pengelolaan arsip dinamis (Tata
Naskah Dinas, Klasifikasi Arsip, Jadwal Retensi Arsip, dan Sistem Klasifikasi
Keamanan dan Akses Arsip)”, terang Kepala Pusat Akreditasi Rudi Anton.
Permasalahan lain yang muncul antara lain seringnya mutasi di lembaga kearsipan
daerah yang akan diandalkan sebagai pembina maupun pengawas sangat tinggi,
sehingga SDM yang baru menggeluti dunia kearsipan berjalan kurang optimal. Hasil
temuan-temuan permasalahan kearsipan yang mendasar atau signifkan akan
disampaikan kepada Wakil Presiden dalam bentuk Laporan Hasil Pengawasan
Kearsipan Nasional (LHPKN).
Selain masalah SDM, salah satu temuan yang cukup signifikan untuk turut
serta menjadi sebab pengelolaan arsip yang kurang baik adalah sarana dan prasarana
yang tidak memadai/standar. Adalah sangat naif mengharapkan pengelolaan arsip
statis akan berjalan dengan baik manakala sarana utama yaitu Depot Arsip Statis tidak
tersedia pada LKD Provinsi.
E. PERANAN KEARSIPAN
Kearsipan memegang peranan penting bagi kelancaran jalannya organisasi,
yaitu sebagai sumber informasi dan sebagai pusat ingatan bagi organisasi. Mengingat
arti pentingnya pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang cukup besar terhadap
kearsipan. Hal ini terbukti dengan diperlukannya beberapa peraturan perundangan
yang mengatur tentang kearsipan Nasional.
Inti pengertain arsip adalah kumpulan warkat yag disimpan secara sistematis
agar apabila diperlukan dapat ditemukan secara tepat dan cepat.Oleh karena itu arsip
mempunyai peranan sebagai berikut :
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 59 | 62
Sebagai pusat informasi, maksudnya setiap arsip dapat membantu ingatan
seseorang tentang suatu naskah tertentu.
Sebagai sumber dokumentasi, maksudnya arsip dapat dipergunakan oleh
pimpinan organisasi dalam rangka pengambilan keptusan secara tepat tentang
masalah yang sedang dihdapi.
Sebagai bukti resmi untuk pertanggungjawaban penyelanggaraan Administrasi.
F. FUNGSI KEARSIPAN
Dalam UU No. 7 tahun 1971 pasal 2 dinyatakan bahwa fungsi arsip dibedakan atas 2
yakni :
a. Arsip dinamis adalah arsip yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan,
pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan, kebangsaanpada umumnya atau
dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi negara.
Arip dinamis dibedakan atas :
o Arsip aktif
Arsip yang dipergunakan secara terus menerus dalam kegiatan kantor. Arsip ini
masih sering dikeluarkan untuk keperluan tertentu.
o Arsip semi aktif
Arsipyang frekuensi penggunaannya sudah menurun, tapi kadang-kadang masih
diperlukan.
o Arsip abadi
Arsip yang disimpan selama-lamanya.
b. Arsip statis adalah arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan,
penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun untuk
penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara.
Lebih lanjut dalam penjelasan ditambahkan bahwa arsip merupakan suatu yang hidup,
tumbuh dan terus berubah seirama dengan tata kehidupan masyarakat maupun
pemerintah. Pasal 2 ini menegaskan adanya dua jenis sifat dan arti arsip secara
fungsional, yakni :
- Arsip dinamis sebagai arsip yang senantiasa masih berubah nilai dan artinya
menurut fungsinya
- Arsip statis sebagai arsip yang sudah mencapai taraf nilai yang abadi khusus sebagai
bahan pertanggungjawaban nasional/pemerintah
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 60 | 62
Dari keterangan diatas dapat kita simpulkan bahwa fungsi arsip dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Sebagai alat untuk membantu ingatan bagi seseorang atau organisasi
Sebagai sumber informasi
Sebagai alat pembuktian untuk masa sekarang dan masa yang akan datang
Dapat menggambarkan kejadian-kejadian masa lalu
Arsip dapat dipelajari untuk menunjang penelitian dan mengembangkan ilmu
pengetahuan
Sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 61 | 62
4) Memberikan imbalan dan penghargaan kepada para petugas dibidang kearsipan
Menurut Drs. The Liang Gie, masalah masalah pokok dibidang kearsipan yang umumnya
dihadapi oleh instansi-instansi bertalian dengan hal-hal berikut:
Tidak dapat menemukan kembali secara cepat arsip suatu surat yang diperlukan oleh
pimpinan instansi atau suatu organisasi
Bertambahnya surat-surat kebagian arsip tanpa ada penyusutannya sehingga tempat
dan peralatannya tidak lagi mencukupi
Tata kerja dan peralatan kearsipan tidak mengikuti perkembangan ilmu kearsipan
modern akibat pegawai-pegawai arsip tidak terampil dan kurangnya bimbingan yang
teratur
Masalah kearsipan yang biasa dijumpai dalam instansi
Tidak dapat atau sulit menemukan kembali arsip dengan cepat dan tepat saat
diperlukan
Membiasakan menumpuk arsip pada sembarangan tempat pada hal arsip itu harus
segera disimpan
Kurang menyadari arti penting suatu arsip bagi organisasi
Peminjaman arsip oleh pihak lain tidak melalui prosedur yang benar atau terlalu lama
Penyusutan arsip secara serampangan
Petugas arsip kurang terampil
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 63 | 62
3. Telah mengikuti kursus administrasi
4. Memiliiki sertifikat mengetik atau komputer
5. Mempunyai pengetahuan yang berhubungan dengan kearsipan
6. Paham singkatan-singkatan yang lazim dipakai dalam organisasi
7. Mengetahui masing masing bagian yang terdapat dalam organisasi sekalogus tugas
tugas umum
8. Dapat membaca surat dengan cepat dan mengerti istilah dan maksud surat tersebut
9. Mengetahui struktur organisasi dan peraturannya dan petugasnya
10. Memiliki pengetahuan tentang koresponden
11. Mengetahui relasi relasi organisasi
Syarat Keterampilan
1. Terampil menggunakan macam macam sistem filling
2. Terampil memilih dan menyeleksi warkat
3. Terampil menyimpan berbagai warkat/arsip
4. Terampil menemukan kembali arsip yang dibutuhkan (1/2 menit untuk 1 arsip)
5. Terampil menggunakan peralatan yang dipergunakan dalam kearsipan
6. Terampil mengetik berbagai kartu/ formulir yang dipakai
7. Terampil menggunakan alat bantu kearsipan yang lainnya
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 64 | 62
e. Tekun dan rajin
f. Mengetahui seluk beluk organisasi dan orang-orang yang ada hubungan
dengan tugasnya
g. Mengetahui ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan
kearsipan
“RPP_KEARSIPAN_XAP” 65 | 62