Anda di halaman 1dari 18

MA KALAH DASAR-DASAR PENERJEMAHAN AL-QURAN DAN

HADITS

“TEKNIK MENERJEMAHKAN FI’IL”

Dosen pengampu: Abd. Khaliq, MA

Disusun oleh:
Ibnu Fathin Ad-dzikro 221410036
Ikhsan Fajar Mualim 221410054

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS PTIQ JAKARTA
2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah “Teknik Penerjemahan Fi’il”
Solawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad
saw. yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur'an dan sunah untuk
keselamatan umat di dunia. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Abdul Khaliq, MA. selaku dosen pembimbing mata
kuliah Dasar-dasar penerjemah Al-quran Dan Hadits yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini tentu tidak luput dari kesalahan maupun
kekurangan dan juga kesalahan baik berupa kesalahan bahasa penuturan maupun
kurang lengkapnya sumber dan juga informasi yangt dituturkan. Kami harap,
makalah ini dapat menjadi jembatan pemahaman untuk kita semua agar menjadi
lebih baik secara keilmuan dan juga akhlak. Amin.

Jakarta, 20 oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………......iii
BAB I………………………………………………………………………...1
A.Latar Belakang………………………………………………….....1
B.Rumusan Masalah………………………………………….……...2
C.Tujuan Masalah………………………………………….………...2
BAB II………………………………………………………………………..3
A.Fi’il Ttsulasi Mujarrod………………………………………….…3

B.Fi’il Ruba’i Mazid………………………………………………....4

C.Fi’il Khumasi Mazid………………………………………………5

D.Fi’il Sudasi Mazid…………………………………………………7

E.Fi’il Mabni Ma’lum………………………………………….….....8

F.Fi’il Mabni Majhul…………………………………………………9

G.Praktek menerjemahahkan Surat An-Nur Ayat 44-45……………10

BAB III……………………………………………………………………...12

A.Kesimpulan……………………………………………………….12

B.Kritik dan Saran…………………………………………………..12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Al-Quran merupakan kitab suci yang diturunkan kepada umat Islam sebagai
pedoman hidup. Al-Quran menurut para ulama adalah kalam Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril dalam mutawatir yang ditulis
dalam mushaf di awal surat Al-Fatihah dan di akhir surat An-Nas dan membacanya
adalah ibadah. Al-Quran juga merupakan mukjizat yang tidak akan pudar seiring
berjalannya waktu dan isinya akan relevan di segala waktu dan tempat.
Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab, seperti yang difirmankan Allah SWT
dalam Al-quran yang berbnyi

‫اَّنۤا َاۡن َز ۡل ٰن ُه ُقۡر ٰء ًنا َعَر ِبًّيا َّلَعَّلُك ۡم َتۡع ِق ُلۡو َن‬
“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Kitab Suci) berupa Al-
Qur’an berbahasa Arab agar kamu mengerti” (Qs. Yusuf : 2)
Al-Quran memang diturunkan sebagai petunjuk dan pedoman hidup umat
Islam, namun tidak semua umat Islam di dunia memahami bahasa Arab, sehingga
dalam hal ini, Menerjemahkan Al-Quran dari bahasa Arab ke bahasa lain sangatlah
penting. agar umat Islam non-Arab dapat memahami makna ayat-ayat Al-Quran.
Untuk menerjemahkan Al-Quran, seorang penerjemah harus menguasai
banyak keterampilan agar tidak terjadi kesalahan penerjemahan, salah satunya
adalah keterampilan bahasa Arab yang mantap. Dan salah satu keterampilan bahasa
Arab yang wajib dikuasai adalah bagaimana menerjemahkan Fi'il dalam Al-Qur'an.
Makalah ini akan menjelaskan bagaimana menerjemahkan Fi'il dalam Al-Qur'an.

iv
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Fi’il Tsulasi Mujarrod


2. Apa itu Fi’il Ruba’I Mazid
3. Apa itu Fi’il Khumasi Mazid
4. Apa itu Fi’il Sudasi Mazid
5. Apa itu Fi’il Mabni Ma’lum
6. Apa itu Fi’il Mabni Majhul

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui Apa itu Fi’il Tsulasi Mujarrod


2. Mengetahui Apaitu Fi’il Ruba’i Mazid
3. Mengetahui Apaitu Fi’il Khumasi Mazid
4. Mengetahui Apa itu Fi’il Sudasi Mazid
5. Mengetahui Apa itu Fi’il Mabni Ma’lum
6. Mengetahui Apa itu Fi’il Mabni Majhul

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. F i’ il Tsulâtsî Mujarrad

Fi’il Tsulasi Mujarrod adalah setiap kata kerja yang huruf asalnya ada 3
huruf, dan tidak ada huruf tambahan padanya. Seperti fi’il dzahaba “ ‫”َذَه َب‬

(pergi)yang mengikuti wazan fa’ala-yaf’alu “


‫َيْف َع ُل‬-‫”َفَع َل‬, kata ini adalah contoh

tsulatsi mujarrad karena ia terdiri dari 3 huruf asli, yakni dzal “‫”ذ‬, ha’ “‫”ه‬, dan ba’

“‫ ”ب‬tanpa adanya huruf tambahan. 1

Contoh fi’il tsuasi mujarrad lainnya seperti kata kataba “ ‫( ”َك َتَب‬menulis),

mengikuti wazan fa’ala-yaf’ulu “


‫َيْف ُع ُل‬-‫”َفَع َل‬, fi’il ini juga termasuk kategori tsulatsi
mujarrad lantaran tersusun atas tiga huruf asli, yakni kaf “‫”ك‬, ta’ “‫”ت‬, dan ba’ “

‫ ”ب‬serta ditiadakan dari huruf zaidah (tambahan).


Sedangkan kata-kata yang masuk dalam kategori ini terdiri dari 6 bab, yaitu:

bab mauzun wazan

I
‫َنَص َر َيْنُصُر‬ ‫َفَعَل َيْف ُعُل‬
‫ِع‬
‫َض َر َب َيْض ِر ُب‬
II
‫َفَعَل َيْف ُل‬
III
‫َفَتَح َيْف َتُح‬ ‫َفَعَل َيْف َعُل‬
IV ‫ِل‬ ‫ِع‬
‫َع َم َيْع َلُم‬ ‫َف َل َيْف َعُل‬
V
‫َحُسَن ْحَيُسُن‬ ‫َفُعَل َيْف ُعُل‬
VI ‫ِس‬ ‫ِس‬ ‫ِع ِع‬
‫َح ُب ْحَي ُب‬ ‫َف َل َيْف ُل‬
“Aku menulis catatan-catatan penting di buku khusus”
‫ِم‬ ‫ِج‬
‫َه َذ ا َمْس ٌد َك ِبْيٌر َبْيَد َأَّنُه ْمَل ْحَيُس ْن َتْع ْيُر ُه‬
“Ini adalah masjid yang besar, hanya saja belum dikelola dengan baik”

1
(https://www.nahwushorof.id/search/label/Nahwu, diakses pada 20 oktober 2023,20.17)
vi
Pada contoh pertama, kata aktubu “ ‫ ”َأْك ُتُب‬adalah fi’il tsulatsi mujarrad (bab
1) berbentuk mudhari’ yang memuat dhamir mutakallim (orang pertama/pembicara)
dan hukumnya adalah muta’addi. Hal ini dapat kita lihat pada lafadz an-nushusha “

‫ ”الُّنُص ْو َص‬yang terjatuh setelahnya, yakni dibaca nashab berkedudukan menjadi


maf’ul bih atau sesuatu yang dijadikan sasaran dari pekerjaan menulis

Sedangkan pada kalimat kedua, kata lam yahsun “ ‫ْن‬


‫ ”ْمَل ْحَيُس‬adalah contoh
fi’il tsulatsi mujarrad (bab 5) yang hanya memiliki ma’mul marfu’ sebagai fa’il-nya
saja, yaitu lafadz ta’miiruhu “‫”َتْع ِم ْيُر ُه‬. Artinya, fi’il ini berlaku lazim (tidak
membutuhkan obyek yang menjadi pokok pembicaraan atau sasarannya).
Contoh Tsulatsi Mujarrad dalam Al-Qur’an:
Ada banyak sekali contoh fi’il tsulatsi mujarrad yang bisa kita jumpai baik dalam
Al-Qur’an maupun kalimat sehari-hari., berikut contoh-contoh tsulatsi mujarrad
dalam Al-Qu’ran lengkap :
Contoh tsulatsi mujarrad dalam QS. Al-Fatihah:
‫ِع‬
‫ِإَّياَك َنْع ُبُد َو ِإَّياَك َنْس َت ُني‬
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta
pertolongan). QS. Al-Fatihah ayat 5.
‫ِق‬ ‫ِد‬
‫اْه َنا الِّص َر اَط اْلُمْس َت يَم‬
“Tunjukanlah kami jalan yang lurus”.QS.Al-Fatihah ayat 6.

B. Fi”il Rubai Mazid


Fi’il Ruba’i Mazid ialah kalimah yang fi’il madzinya memuat huruf lebih
dari empat huruf, dengan rincian yang empat berupa huruf asal sedang yang lain
berupa huruf tambahaan. Adapun huruf tambahan tersebut berupa; hamzah qotho’,
tadl’if dan alif.2 Fi’il tsulatsi mazid ruba’i ini terbagi atas 3 bab yaitu;

WAZAN MAUZUN
‫َتَف ْع َلَل َيَتَف ْع َلُل َتَف ْع ُلًال‬ ‫َتَد ْح َرَج َيَتَد ْح َرُج َتَد ْح ُر َج ًا‬

2
Anwar, Moch., Ilmu Sharaf / KH. Moch. Anwar, Bandung: Sinar Biru Algensindo, 1996
Hamid Abdul Manaf, Pengantar Ilmu Shorof, Nganjuk: Fathul Mubtadiin, 1993

vii
‫اْفَعْنَلَل َيْف َعْنِلل اْفِعْنالًال‬ ‫اْح َر َجْنَم ْحَيَر َجْنُم اْح ِر َجْناَم ًا‬

‫افَعَلَّل َيْف َعِلُّل اْفِعالًال‬ ‫اْقَش َعَّر َيْق َش ِعُّر اْقِش ْع َر اَر ًا‬

Contoh:

1.Wazan
‫ َتَف ْع َل َل‬ditambah ta’, seperti ‫( َت َد ْخ َرَج‬menjadi terguling),
asalnya ‫( َدْخ َرَج‬tergulingkan).

2.Wazan " ‫ِا‬ ‫ِا‬


‫ " ْفَعْنَلَل‬memasukkan hamzah dan nun, seperti halnya " ‫" ْخ َر َجْنَم‬, yang
berarti "berkumpul", setelah sebelumnya " ‫"َخ ْر َج َم‬, yang berarti "berkumpul".

‫ِا‬ ‫ِا‬
3.Wazan ‫ ْفَعَل َّل‬ditambah hamzah kedua dan takrar lam fi'il, seperti ‫ْقَش َعَّر‬
(sangat mengerut), awalnya ‫( َقْش َعَر‬mengerut).
Secara garis besar fi’il ruba’i mazid dibagi menjadi dua, yaitu:
1.Fi’il ruba’i mazid khumasi
2. Fi’il ruba’i mazid sudasi

C. Fi’il Khumasi Mazid


Fi’il Khumasi Mazid adalah kalimat fi’il madhi yang terdiri dari lima huruf,
empat berupa huruf asal dan yang satu huruf berupa huruf ziyadah atau tambahan.3.

Contoh: ‫َجَتْلَبَب‬
Adapun huruf tambahan yang terdapat pada fi’il ruba’i mazid khumasi
hanya terdapat satu huruf saja, yaitu: ta’ berada di awal. Jadi bab yang disebut ‫َباَب‬
‫الَّتَف ْع َلَل‬
4

3
Andika , ( https://www.san3kalongbm.com/p/about.html ,diakses pada 22 oktober 2023, 21:20)
4
Andika , ( https://www.san3kalongbm.com/p/about.html ,diakses pada 22 oktober 2023, 21:19)
viii
Pada bab ini, fi’il ruba'i mujarod yang diikuti wazan
‫ َتَف ْع َل َل‬dengan
menambahkan huruf ta' di awal mempunyai dua faidah yaitu:

1.Menunjukkan arti muthawa’ah dari wazan ‫َفْع َل َل‬, Contoh: ‫َدْخ َر َج ْت اَحلَج َر‬
‫ َفَتَد ْخ َرَج‬Saya mengglindingkan batu maka menggelindinglah batu itu.
2.Menunjukkan arti sama dengan arti mujarrodnya, Contoh: ‫َتْألأل‬

‫ الُّز َج اَج‬Kaca itu mengkilat. Lafad ‫ َتْألأل‬maknanya sama dengan maknanya


lafadz ‫( ْألأل‬ruba’i mujarrod).

Fi’il tsulatsi yang diilhaqkan (disamakan) dengan ‫َتَد ْخ َرَج‬


Adapun fi’il tsulatsi dapat disamakan dengan kata ‫ َت َد ْخ َر َج‬dengan
menambahkan dua huruf ta' dan huruf wawu / mim / ya' / tadl'if. Ini memiliki dua
faidah, yaitu:

1.Menunjukkan arti muthawa’ah dari lafadz yang ilhaq pada ‫ َدْخ َرَج‬,
Contoh: ‫ َج ْلَبْبُت َز ْي ًد ا َفَتَج ْلَبَب‬Saya pakaikan baju kurung pada zaed, maka zaed
berbaju kurunglah dia.

2. Menunjukkan faedah tasybih artinya fa’il menyerupai asal fi’il, Contoh: ‫َتَش ْيَطَن‬
‫ َعْمٌر و‬Umar berbuat seperti perbuatan syaetan.

Adapun fi’il tsulatsi mulhaq dengan ‫ َتَد ْخ َرَج‬jumlahnya ada 7 bab, yaitu:

‫َتَف ْع َلى َتَف ْع َيَل َتَف ْع َو َل َتَف ْيَعَل َمَتْف َعَل َتَف ْع َو َل َتَف ْع َلَل‬
Bab I
‫َتَف ْع َلَل‬
Pada bab ini ditandai dengan fi’il madhi yang terdapat lima huruf dengan
menambahkan huruf ta’ dipermulaan dan huruf yang sejenis dengan lam fi’il
akhirnya.

Contoh: ‫َج ْلَبْبُت َز ْي ًد ا َفَتَج ْلَبَب‬ Artinya: Aku pakaikan baju pada zaed, maka
berbajulah dia.

Bab II
‫َتَف ْو َعَل‬

ix
Sedangkan untuk bab kedua ini ditandai dengan fi’il madhi yang memuat lima huruf
dengan menambahkan huruf ta’ dipermulaan dan huruf wawu diantara fa’ dan ‘ain
fi’il.

Contoh: ‫َج ْو َرُبُت َز ْي ًد ا َفَتَج ْو َرَب‬ Artinya:Aku pakaikan kaos kaki pada zaed,
maka berkaos kakilah dia.

Bab III
‫َمَتْف َعَل‬
Bab yang ketiga ini ditandai dengan fi’il madhi yang memuat lima huruf dengan
menambahkan huruf ta’ dan mim dipermulaan fi’il.

Contoh: ‫ َمَتْس َك َن َز ْيٌد‬Artinya: Zaed menjadi miskin.

Bab IV
‫َتَف ْيَعَل‬
Untuk bab yang keempat ini fi'il madhinya berjumlah lima hurufdengan tambahan
huruf ta' diawal fi'il dan huruf ya’ diantara fa’ dan ‘ain fi’il.

Contoh: ‫َتَش ْيَطَن َز ْيٌد‬ Artinya: Zaed melakukan perbuatan yang dimakruhkan.

Bab V ‫َتَف ْع َو َل‬


Bab kelima pada fi’il madhi jumlah hurufnya ada lima huruf, dengan tambahan ta’
diawal dan huruf wawu diantara ‘ain dan lam fi’il.

Contoh: ‫َتَر ْه َو َك َز ْيٌد‬ Artinya: Zaed berjalan dengan sombong.

Bab VI ‫َتَف ْع َيَل‬

Bab keenam dengan tanda yang berada pada fi’il madhi memiliki lima huruf dengan
menambahkan huruf ta’ diawal dan huruf ya’ diantara ‘ain dan lam fi’il. Dijelaskan
pada kitab kafawi halaman 37 bahwa bab ini menurut hasil istiqro’nya ulama’ tidak
ada maka dari itu sangat wajar kalau bab ini jarang sekali disinggung dalam kitab
syarah.5

Contoh: ‫َتَش رَيَف‬ Artinya: memetik.

Bab VII ‫َتَف ْع َلى‬

Bab terakhir yakni ditandai dengan fi’il madhi yang mana fi'il tersebut memuat lima
huruf dengan menambahkan huruf ta’ dipermulaan dan huruf ya’ diakhirnya.

5
Andika , ( https://www.san3kalongbm.com/p/about.html ,diakses pada 22 oktober 2023, 21.22)
x
Contoh: ‫ْلَق ى‬
‫ َس ْلَق ْيُتُه َفَتَس‬Artinya: Saya menidurkan dengan terlentang, maka
tidurlah ia dengan terlentang.

D. Fi’il Sudasi Mazid


Fi’il Sudasi Mazid adalah kalimah yang fi’il madhinya memiliki enam
huruf, diantaranya empat berupa
huruf asal dan yang dua berupa huruf tambahan atau ziyadah.6
‫ِا‬
Contoh: ‫ ْخ َر َجْنَم‬disebut dengan sudasi karena keseluruhan jumlah hurufnya
ada enam.
Untuk Fi'il Ruba'i Mazid ini mempynyai huruf tambahan 2, maka mempunyai bab
2,yaitu:

1.Hamzah washol yang ada dipermulaan dan huruf nun setelah ‘ain fi’il ( َ‫ِاْفع‬

‫) ْنَلَل‬
2.Hamzah washol beserta tadl’if lam fi’ilnya ( ‫ِا‬
‫) ْفَعَلَّل‬.
‫ِا‬
Bab I
‫ْفَعْنَلَل‬
‫ِا‬
Rubai mujarrod dipindah mengikuti wazan
‫ ْفَعْنَلَل‬dengan menambahkan
hamzah washol dipermulaan dan huruf nun setelah ‘ain fi’il, mempunyai faidah:
muthawa’ah dari wazan
‫َفْع َلَل‬ (ruba’i mulhaq).

‫ِال ِب‬
Contoh: ‫ َخ ْر ْمَجُت ا َل َفاْخ َر َجْنَم‬Artinya: Saya mengumpulkan unta maka
berkumpulah unta itu.
‫ِا‬
‫ ْخ َر َجْنَم‬.Adapun
Fi’il Tsulatsi Mujarrod yang diilhaqkan (disamakan) pada
fi’il tsulatsi mujarod yang disamakan (diilhaqkan) dengan lafad ‫( ِاْخ َر َجْنَم‬ruba’i mazid
sudasi) ini mempunyai dua bab, yaitu: ‫ِاْفَعْنَل ِاْفَعْنَلى‬
‫َل‬
‫ِا‬
Bab I
‫ْفَعْنَلَل‬
‫ِا‬
Fi’il tsulatsi diilhaqkan (disamakan) pada ‫ْخ َر َجْنَم‬ dengan menambahkan huruf
hamzah washol dan huruf nun setelah ‘ain fi’il serta tadl’if lam fi’ilnya, mempunyai
faedah mutowa’ah dari fi’il lazim.

6
Andika , ( https://www.san3kalongbm.com/p/about.html ,diakses pada 22 oktober 2023, 21.24)
xi
‫ِا‬
Contoh:
‫َز ْيٌد ْقَعْنَس َس‬ Artinya: Zaed sangat mengedek

Didalam kitab Talhis pada halaman 49 dijelaskan bahwa bab ini selain
‫ِا‬
berfaedah mutowa’ah juga berfaedah mubalaghoh. Lafadz
‫ ْقَعْنَس َس‬dengan ziadah
(tambahan) hamzah dan nun berfaedah mutowa’ah dan mubalaghoh sebagaimana
‫ِا‬
dalam ‫ ْخ َر َجْنَم‬, sedangkan tadl’if berfaedah ilhaq.
Bab II ‫ِاْفَعْنَلى‬

‫ِا‬
Fi’il tsulatsi diilhaqkan (disamakan) pada ‫ ْخ َر َجْنَم‬dengan menambahkan huruf
hamzah washol dipermulaan, huruf nun setelah ‘ain fi’il dan huruf ya’ diakhir
kalimah, mempunyai faedah mutowa’ah dari fi’il lazim (‫)َفْع َلى‬

‫ِا‬
Contoh: ‫ْس َلْنَق ى َز ْيٌد‬ Artinya: Zaed tidur dengan terlentang.

‫ِا‬
Bab III
‫ْفَعَلّل‬
‫ِا‬
Fi’il rubai mujarrod dipindah ikut wazan ‫ ْفَعَلَّل‬dengan menambahkan hamzah washol
dipermulaan dan tadl’if lam fi’ilnya, mempunyai faidah: memubalaghahkan makna
fi’il lazim.
‫ِا‬
Contoh: ‫ْقَش َعَّر اِجْلْلُد‬ Artinya: Kulit itu sangat mengerut.

E.Fi’il Mabni Ma’lum


Sebelum memasuki contoh fi'il majhul dan ma'lum, mari kita lihat definisi fi'il
majhul dan ma'lum.
Fi’il mabni ma’lum adalah fi’il yang disebutkan fa’ilnya atau bisa disebut kata kerja
aktif dalam bahasa Arab.7
Contoh:
“Allah menciptakan manusia dalam keadaan lemah.”

‫َخ َلَق اُهلل اِإْل ْنَس اَن َض ِعْيًف ا‬

“Guru menulis pelajaran” ‫َيْك ُتُب اْلُم َد ِّر ُس الَّد ْر َس‬

7
Tatung Mustari, (https://hahuwa.blogspot.com/p/tentang.html ,diakses pada 22 oktober 2023,21.27)
xii
‫ِم‬
“Amir memberi makanan kepada Ahmad” ‫َأْع َطى َعا ٌر َأَمْحَد َطَعاًم‬
Ketiga fi’il di atas termasuk fi’il ma’lum karena terdapat fa’ilnya.

Contoh fi’il mabni ma’lum di dalam al-quran :

-Al-Baqarah: 11 ‫ِإَمَّنا ْجُتَزْو َن َم ا ُكْنُتْم َتْع َم ُلوَن‬

-At-Tahrim ‫ِإَمَّنا ْجُتَزْو َن‬


‫َم ا ُكْنُتْم َتْع َم ُلون‬

- An-Nas: 5 ‫اَّلِذ ي ُي ْس ِو يِف ُصُد وِر‬


‫َو ُس‬
‫الَّناِس‬

F. Fi’il Mabni Majhul


Fi’il Mabni Majhul adalah fi'il yang dibuang fa'ilnya, dan maf'ul bih
menempati fa'il, yang disebut naibul fa'il atau kata kerja pasif 8. Contoh:

“Manusia diciptakan dalam keadaan lemah” ‫ُخ ِلَق اِإْل ْنَس اُن َض ِعْيًف ا‬

“pelajaran di tulis” ‫ُيْك َتُب الَّد ْر ُس‬


“Ahmad diberi makanan” ‫ُأْع ِط َي َأَمْحُد َطَعاًم ا‬
Fi’il mabni ma’lum bisa berubah menjadi mabni majhul dengan cara:
1. Membuang fa’ilnya
2. Fi’ilnya harus mutaaddi
Yang dimaksud fi’il mutaaddi adalah fi’il yang membutuhkan muf’ul untuk
menyempurnakan maknanya.
3.Mengubah harakat pada fi’ilnya dengan ketentuan9:

‫َض َر َب ←ُضِر َب‬


‫َّل‬
‫ُتُس ِّلَم ←َتَس َم‬
‫ِا‬ ‫ِف‬
‫ُاْس ُتْغ َر ← ْس َتْغَف َر‬
8

9
Tatung Mustari, (https://hahuwa.blogspot.com/p/tentang.html ,diakses pada 22 oktober 2023,21.30)
xiii
Fi’il madhi ajwaf atau yang ain fi’ilnya huruf illat maka ain fi’ilnya diganti menjadi
ya’ sukun dan dikasrahkan huruf sebelum ya’. Contoh:
‫ِق‬
‫َقاَل ← ْيَل‬
‫َز اَد← ِز ْيَد‬
Fi’il mudhari’ menjadi mabni majhul dengan didhammahkan huruf pertamanya dan
difathahkan huruf kedua terakhir. Contoh:

‫ُيْك ِر ُم← ُيْك َر ُم‬


‫ِم‬
‫ْجَيَت ُع← ْجُيَتَمُع‬
‫َّل‬
‫ُيَعِّلُم← ُيَع ُم‬
Fi’il mudhari’ yang huruf kedua terakhirnya adalah wawu atau ya’ maka ditukar
menjadi alif. Contoh:

‫ُيَق اُل ← َيُقْو ُل‬


‫ِف‬
‫َيْس َت ْيُد ← ُيْس َتَف اُد‬
Contoh Fi’il Mabni Majhul dalam Al-Quran

Al-Baqarah: 11 ‫َو ِإَذا ِقيَل ُهَلْم اَل ُتْف ِس ُد وا يِف اَأْلْر ض‬

‫َّل‬
Al-Baqarah: 24 ‫َفاَّتُقوا الَّناَر ا يِت َو ُقوُدَه ا الَّناُس‬
‫ِع ِل ِف‬ ‫ِحْل‬
‫َو ا َج اَر ُة ُأ َّد ْت ْلَك ا ِر يَن‬
Al-Ikhlash: 3 ‫ْمَل َيِلْد َو ْمَل ُيوَلْد‬

G. Praktek Menerjemahkan Surat QS.An-nur Ayat 44-45

1). Surat An-Nur ayat 44

‫يَُق ِّل الّٰل ُه اَّلْي الَّنَه اَۗر ِاَّن ْيِف ٰذ ِلَك َلِعْب ًة ُاِّلوىِل اَاْلْبَص اِر‬
‫َر‬ ‫َل َو‬ ‫ُب‬

xiv
●Terjemahan kemenag:” Allah terus mengganti malam yang gelap dengan siang
yang cerah, menghasilkan panas dan dingin. Dalam hal ini, orang-orang yang hati
dan pikiran mereka tajam pasti akan menemukan pelajaran berharga tentang
kekuatan dan anugerah Allah.10

●Terjemahan UII Gus Baha: “Allah juga memutarkan malan dan siang ,sungguh
semua itu merupakan pelajaran bagi yang mempunyai penglihatan cerdik

●Terjemahan Quraisy Syihab: “Allah mengubah silih berganti panjang, pendek,


permulaan, dan akhir dari siang dan malam. Sesungguhnya, hal itu menawarkan
pelajaran bagi orang-orang yang sadar dan bijaksana. Dengan cara ini, mereka
semua beriman kepada Allah.

2). Surat An-Nur ayat 45

‫ِش‬ ‫ِم‬ ‫ِش ٰل ِر‬ ‫ِش ٰل ِن ِم‬ ‫ِم‬ ‫ٍة‬ ‫ّٰل‬


‫َو ال ُه َخ َلَق ُك َّل َد ۤاَّب ِّم ْن َّم ۤاٍۚء َف ْنُه ْم َّم ْن ْمَّي ْي َع ى َبْط هٖۚ َو ْنُه ْم َّمْن ْمَّي ْي َع ى ْج َلْي َو ْنُه ْم َّم ْن ْمَّي ْي‬
‫َعٰٓلى َاْر َبٍۗع ْخَيُلُق الّٰل ُه َم ا َيَش ۤاُۗء ِاَّن الّٰل ه‬
‫ٍء ِد‬
‫َعٰل ى ُك ِّل َش ْي َق ْيٌر‬
●Terjemahan kemenag: Pada ayat ini, Allah mengarahkan manusia untuk melihat
berbagai jenis dan bentuk hewan. Dia telah membuat semua jenis hewan dari air.
Karena sebagian besar unsur-unsur tubuh hewan terdiri dari air, jelas bahwa air
adalah dasar kehidupan hewan. Jika tidak ada air, hewan tidak dapat hidup. Di
antara hewan-hewan itu ada yang melata, bergerak dengan perutnya seperti ular, dan
ada yang berjalan dengan dua kaki dan empat kaki, bahkan ada yang memiliki
banyak kaki. Namun, hewan-hewan ini tidak disebutkan dalam ayat ini karena Allah
menerangkan bahwa Dia menciptakan semua yang Dia inginkan, termasuk hewan
dengan banyak kaki.

● Terjemahan Quraisy syihab:” Dengan kehendak-Nya, Allah menciptakan segala


sesuatu. Semua jenis hewan diciptakan dari asal yang sama, yaitu air, jadi tidak ada
satu pun hewan yang tidak memerlukan air. Setelah itu, hewan-hewan itu bervariasi
dalam jenis, potensi, dan ciri-ciri lainnya. Sebagian hewan berjalan di atas perutnya,
seperti ikan atau binatang merangkak lainnya; sebagian lainnya berjalan di atas
kedua kakinya, seperti manusia dan burung; dan ada juga jenis hewan yang berjalan
10
(https://quranhadits.com/quran/24-an-nur/an-nur-ayat-44/ , diakses pada 22 oktober 2023 21.32)
xv
di atas empat kaki, seperti binatang. Dengan cara apa pun yang Dia inginkan, Dia
membuat makhluk.menunjukkan kekuatan dan pengetahuan-Nya; Dia adalah Zat
yang berkehendak memilih dan Mahakuasa atas segala sesuatu.

●Terjemahan Jalalain : “Dan Allah menciptakan segala jenis hewan yaitu makhluk
hidup dari air khusus sperma sehingga sebagian dari hewan tersebut berjalan dengan
perutnya) seperti ulat bulu dan lainnya dan ada pula yang berjalan dengan dua kaki)
seperti manusia dan burung sementara sebagian lagi berjalan berkaki empat seperti
binatang liar dan ternak. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki, sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.11

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Fi’il Tsulasi Mujarrod adalah setiap kata kerja yang huruf asalnya ada 3 huruf, dan
tidak ada huruf tambahan padanya.

11
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-24-an-nur/ayat-45 ,diakses pada 22 oktober2023,21:34
xvi
Fi’il Ruba’i Mazid ialah kalimah yang fi’il madzinya memuat huruf lebih dari
empat huruf, dengan rincian yang empat berupa huruf asal sedang yang lain berupa
huruf tambahaan. Adapun huruf tambahan tersebut berupa; hamzah qotho’, tadl’if
dan alif.
Fi’il Khumasi Mazid adalah kalimat fi’il madhi yang terdiri dari lima huruf, empat
berupa huruf asal dan yang satu huruf berupa huruf ziyadah atau tambahan.
Fi’il Sudasi Mazid adalah kalimah yang fi’il madhinya memiliki enam huruf,
diantaranya empat berupa huruf asal dan yang dua berupa huruf tambahan atau
ziyadah.\
Fi’il mabni ma’lum adalah fi’il yang disebutkan fa’ilnya atau bisa disebut kata kerja
aktif dalam bahasa Arab.
Fi’il Mabni Majhul adalah fi'il yang dibuang fa'ilnya, dan maf'ul bih menempati fa'il,
yang disebut naibul fa'il atau kata kerja pasif.

B. Kritik dan Saran


Sekiranya dalam makalah kami ini terdapat kesalahan maka kami mohon dari
teman-teman dan bapak dosen untuk memberikan kritikan yang bersifat membangun
dan dapat dijadikan acuan sehingga ke depannya kami dapat membuat makalah yang
lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Unisi, Tim FIAI. "NAHWU SHARAF UNTUK PERGURUAN TINGGI." (2019).


Anwar, Moch., Ilmu Sharaf / KH. Moch. Anwar, Bandung: Sinar Biru Algensindo,
1996
Hamid Abdul Manaf, Pengantar Ilmu Shorof, Nganjuk: Fathul Mubtadiin, 1993

xvii
https://www.nahwushorof.id/search/label/Nahwu
https://www.san3kalongbm.com/2022/02/pengertian-fiil-rubai-mazid-khumasi-
dan.html
https://hahuwa.blogspot.com/2020/03/contoh-fiil-mabni-majhul-dan-malum-di.html
https://quranhadits.com/quran/24-an-nur/an-nur-ayat-44/ ,
]https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-24-an-nur/ayat-45 ,

xviii

Anda mungkin juga menyukai