FORMAT PENGKAJIAN Anak Ok
FORMAT PENGKAJIAN Anak Ok
Sesak nafas meningkat sejak satu hari sebelum masuk rumah sakit.
KELUHAN UTAMA
Batuk berdahak sejak tiga minggu sebelum masuk rumah sakit. Demam tinggi sejak 4 hari sebelum dirawat
di rumah sakit. anak tidak mampu mengeluarkan dahakSejak tanggal 6 oktober ( satu hari sebelum masuk
rumah sakit) anak mengalami sesak nafas dan terus meningkat
Anak dengan regresi perkembangan sejak usia dua tahun dan mengalami immobilisasi sejak saat itu.
riwayat kejang (epilepsi intractable)
O O
Genogram
Ket :
: Laki-laki O : Perempuan
©/ : Klien
/O : Meninggal O
: Menikah ╫ : Cerai
: Saudara
: Tinggal serumah
C
O
III. RIWAYAT IMUNISASI
BCG ☑ Simpulan :
HB0 ☑
Polio ☑ lengkap sesuai usia
☑1 ☑2 ☑3 ☑4
tidak lengkap
DPT, HB, HiB ☑ 1 ☑2 ☑3
Campak ☑
IV. RIWAYAT PERKEMBANGAN
Hasil Penilaian Perkembangan anak dengan
Denver II/ KPSP (coret salah satu) Tidak dilakukan pengkajian karena anak berusia 7 tahun
*(Lampirkan Grafik Perkembangan) 6 bulan.
Kesimpulan :
V. Lingkungan
No Kategori Skor
0 1 2
1 Face (wajah) Tidak ada ekspresi Terkadang Sering menggertakan
khusus, senyum meringis/menarik diri dagu dan mengatupkan
rahang
2 Leg (kaki) Normal, rileks Gelisah, tegang Menendang, kaki
tertekuk,
melengkungkan
punggung
3 Acitivity Berbaring tenang, Menggeliat, tidak bisa Kaku atau menghentak
(aktivitas) posisi normal, mudah diam, kaku mengerang
bergerak
4 Cry (menangis) Tidak menangis Merintih, merengek, Terus menangis,
kadang-kadang berteriak, sering
mengeluh mengeluh
5 Consability Rileks Dapat ditenangkan Sulit dibujuk
(konstability) dengan sentuhan,
pelukan, bujukan,
dapat diahlihkan
Skor total : 0
Data lain : -
j. Dada
- Toraks Inspeksi :simetris
Perkusi : timpani
Asidosis Respiratorik
Hipoksemia
GDS meningkat
(___________________________)
Nama lengkap & tanda tangan
ANALISA DATA
Data Objektif :
1. Ada bunyi nafas tambahan
(ronkhi)
2. Adanya nafas cuping hidung
3. Pasien dengan penurunan
kesadaran
4. Pasein terpasang ventilator
5. Gcs 4 ( stupor)
6. Takikardi, Nadi 144x/Menit
7. PH : 7,34
8. PaCO3 : 79 (meningkat)
9. PaO2 : 48 (menurun)
10. HCO3 : 42 (meningkat)
11. GDS : 163 (meningkat)
12. SPO2 : 74% (menurun)
Data Objektif :
1. Suhu 37.7
2. Demam hilang timbul
3. Kulit teraba hangat
4. Pasien tampak berkeringat
5. Nadi takikardi : 144x/ menit
Senin/23 Gangguan Pertukaran gas Pemantauan Respirasi (I.01014) 1. Memonitor S:
Oktober pertukaran gas b.d (L.01003) Observasi: frekuensi, irama, (pasien dengan penurunan
▪ Monitor pola nafas, monitor saturasi
2023 perubahan oksigen
kedalaman, dan kesadaran)
membrane Setelah dilakukan ▪ Monitor frekuensi, irama, kedalaman upaya napas
alveolus-kapiler tindakan keperawatan dan upaya napas 2. Memonitor pola O:
(D.0003) selama 3x24 jam maka ▪ Monitor adanya sumbatan jalan napas Pasien masih
pertukaran gas nafas 3. Memonitor mengalami penurunan
Terapeutik
meningkat dengan ▪ Atur Interval pemantauan respirasi
kemampuan batuk kesadaran
kriteria hasil : sesuai kondisi pasien efektif GCS : 4 (E2M1V1)
Edukasi 4. Memonitor adanya Stupor
1. Tingkat kesadaran ▪ Jelaskan tujuan dan prosedur produksi sputum SPO2 : 78%
meningkat pemantauan 5. Memonitor adanya
▪ Informasikan hasil pemantauan, jika RR : 26 x per menit
2. Dyspnea menurun perlu
sumbatas jalan Masih terdengar bunyi
3. Bunyi napas napas napas tambahan
tambahan menurun Terapi oksigen (I.01026) 6. Memonitor saturasi (ronkhi)
4. Napas cuping Observasi: oksigen Tampak pasien napas
hidung menurun ▪ Monitor kecepatan aliran oksigen 7. Memonitor nilai
▪ Monitor posisi alat terapi oksigen cuping hidung
5. PCO2 membaik AGD
▪ Monitor tanda-tanda hipoventilasi Takikardia 145 x per
6. PO2 membaik ▪ Monitor integritas mukosa hidung 8. Mengatur interval
menit
7. Takikardia akibat pemasangan oksigen pemantauan
membaik Terapeutik: respirasi sesuai per
▪ Bersihkan sekret pada mulut, hidung A:
8. pH arteri membaik 1 jam
dan trakea, jika perlu - Masalah pertukaran gas
9. Pola napas 9. Mendokumentasika
▪ Pertahankan kepatenan jalan napas belum teratasi
membaik ▪ Berikan oksigen jika perlu n hasil pemantauan
Edukasi P:
▪ Ajarkan keluarga cara menggunakan
O2 di rumah - Intervensi dilanjutkan
Kolaborasi
▪ Kolaborasi penentuan dosis oksigen
CATATAN PERKEMBANGAN
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Diagnosis Perencanaan Implementasi Evaluasi
Tanggal Keperawatan Luaran Intervensi
Selasa/24 Gangguan Pertukaran gas Pemantauan Respirasi (I.01014) 1. Memonitor S:
Oktober pertukaran gas b.d (L.01003) Observasi: frekuensi, irama, (pasien dengan penurunan
▪ Monitor pola nafas, monitor saturasi
2023 perubahan oksigen
kedalaman, dan kesadaran)
membrane Setelah dilakukan ▪ Monitor frekuensi, irama, kedalaman upaya napas
alveolus-kapiler tindakan keperawatan dan upaya napas 2. Memonitor pola O:
(D.0003) selama 3x24 jam maka ▪ Monitor adanya sumbatan jalan napas Pasien masih
pertukaran gas nafas 3. Memonitor mengalami penurunan
Terapeutik
meningkat dengan ▪ Atur Interval pemantauan respirasi
kemampuan batuk kesadaran
kriteria hasil : sesuai kondisi pasien efektif GCS : 4 (E2M1V1)
1. Tingkat kesadaran Edukasi 4. Memonitor adanya Stupor
meningkat ▪ Jelaskan tujuan dan prosedur produksi sputum SPO2 : 79%
2. Dyspnea menurun pemantauan 5. Memonitor adanya
▪ Informasikan hasil pemantauan, jika RR : 22 x per menit
3. Bunyi napas sumbatan jalan Masih terdengar bunyi
perlu
tambahan menurun napas napas tambahan
4. Napas cuping Terapi oksigen (I.01026) 6. Memonitor saturasi (ronkhi)
hidung menurun Observasi: oksigen Tampak pasien napas
5. PCO2 membaik ▪ Monitor kecepatan aliran oksigen 7. Memonitor nilai
▪ Monitor posisi alat terapi oksigen cuping hidung
6. PO2 membaik AGD
▪ Monitor tanda-tanda hipoventilasi Takikardia 149 x per
7. Takikardia ▪ Monitor integritas mukosa hidung 8. Mengatur interval
menit
membaik akibat pemasangan oksigen pemantauan
8. pH arteri membaik Terapeutik: respirasi sesuai per
▪ Bersihkan sekret pada mulut, hidung A:
9. Pola napas 1 jam
dan trakea, jika perlu - Masalah pertukaran gas
membaik 9. Mendokumentasika
▪ Pertahankan kepatenan jalan napas belum teratasi
▪ Berikan oksigen jika perlu n hasil pemantauan
Edukasi P:
▪ Ajarkan keluarga cara menggunakan
O2 di rumah - Intervensi dilanjutkan
Kolaborasi
▪ Kolaborasi penentuan dosis oksigen
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Diagnosis Perencanaan Implementasi Evaluasi
Tanggal Keperawatan Luaran Intervensi
Rabu/25 Gangguan Pertukaran gas Pemantauan Respirasi (I.01014) 1. Memonitor S:
Oktober pertukaran gas b.d (L.01003) Observasi: frekuensi, irama, (pasien dengan penurunan
▪ Monitor pola nafas, monitor saturasi
2023 perubahan oksigen
kedalaman, dan kesadaran)
membrane Setelah dilakukan ▪ Monitor frekuensi, irama, kedalaman upaya napas
alveolus-kapiler tindakan keperawatan dan upaya napas 2. Memonitor pola O:
(D.0003) selama 3x24 jam maka ▪ Monitor adanya sumbatan jalan napas Pasien masih
pertukaran gas nafas 3. Memonitor mengalami penurunan
Terapeutik
meningkat dengan ▪ Atur Interval pemantauan respirasi
kemampuan batuk kesadaran
kriteria hasil : sesuai kondisi pasien efektif GCS : 5 (E3M1V1)
1. Tingkat kesadaran Edukasi 4. Memonitor adanya Stupor
meningkat ▪ Jelaskan tujuan dan prosedur produksi sputum SPO2 : 80%
2. Dyspnea menurun pemantauan 5. Memonitor adanya
▪ Informasikan hasil pemantauan, jika RR : 22 x per menit
3. Bunyi napas sumbatas jalan Tidak terdengar bunyi
perlu
tambahan menurun napas napas tambahan
4. Napas cuping Terapi oksigen (I.01026) 6. Memonitor saturasi (ronkhi)
hidung menurun Observasi: oksigen Tidak tampak napas
5. PCO2 membaik ▪ Monitor kecepatan aliran oksigen 7. Memonitor nilai
▪ Monitor posisi alat terapi oksigen cuping hidung
6. PO2 membaik AGD
▪ Monitor tanda-tanda hipoventilasi Takikardia 144 x per
7. Takikardia ▪ Monitor integritas mukosa hidung 8. Mengatur interval
menit
membaik akibat pemasangan oksigen pemantauan
8. pH arteri membaik Terapeutik: respirasi sesuai per
▪ Bersihkan sekret pada mulut, hidung A:
9. Pola napas 1 jam
dan trakea, jika perlu - Masalah pertukaran gas
membaik 9. Mendokumentasika
▪ Pertahankan kepatenan jalan napas teratasi sebagian
▪ Berikan oksigen jika perlu n hasil pemantauan
Edukasi P:
▪ Ajarkan keluarga cara menggunakan
O2 di rumah - Intervensi dihentikan
Kolaborasi
▪ Kolaborasi penentuan dosis oksigen
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Diagnosis Perencanaan Implementasi Evaluasi
Tanggal Keperawatan Luaran Intervensi
Senin/23 Bersihan jalan Bersihan jalan napas Manajemen jalan napas 1. Memonitor pola S:
Oktober napas tidak efektif (L.01001) (I.01011) napas (pasien dengan penurunan
2023 b.d hipersekresi 2. Memonitor bunyi kesadaran)
jalan napas, Setelah dilakukan Observasi: napas tambahan
adanya jalan napas tindakan keperawatan ▪ Monitor pola napas 3. Memonitor sputum O:
buatan (ETT) selama 3x24 jam maka ▪ Monitor bunyi napas 4. Melakukan Pasien masih
(D.0001) bersihan jalan napas tambahan penghisapan lendir mengalami penurunan
meningkat dengan ▪ Monitor sputum (suction) kesadaran sehingga
kriteria hasil : (jumlah,warna,aroma) 5. Berkolaborasi tidak mampu batuk
1. Batuk efektif Terapeutik pemberian efektif
meningkat ▪ Pertahankan kepatenan ventilator GCS : 4 (E2M1V1)
2. Produksi sputum jalan napas 6. Berkolaborasi Stupor
menurun ▪ Posisikan semi fowler atau pemberian Produksi sputum masih
3. Dyspnea menurun fowler bronkodilator berlebih
4. Frekuensi napas ▪ Lakukan fisioterapi dada, (nebulisasi) Masih terdengar bunyi
membaik jika perlu napas tambahan
5. Pola napas ▪ Lakukan penghisapan (ronkhi)
membaik lendir kurang dari 15 detik Pasien masih terpasang
▪ Berikan oksigen, jika perlu ventilator
Edukasi SPO2 : 78%
▪ Anjurkan asupan cairan
RR : 26 x per menit
2000ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
A:
Kolaborasi
- Masalah bersihan jalan
▪ Kolaborasi pemberian
napas belum teratasi
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
P:
- Intervensi dilanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Diagnosis Perencanaan Implementasi Evaluasi
Tanggal Keperawatan Luaran Intervensi
Selasa/24 Bersihan jalan Bersihan jalan napas Manajemen jalan napas 1. Memonitor pola S:
Oktober napas tidak efektif (L.01001) (I.01011) napas (pasien dengan penurunan
2023 b.d hipersekresi 2. Memonitor bunyi kesadaran)
jalan napas, Setelah dilakukan Observasi: napas tambahan
adanya jalan napas tindakan keperawatan ▪ Monitor pola napas 3. Memonitor sputum O:
buatan (ETT) selama 3x24 jam maka ▪ Monitor bunyi napas 4. Melakukan Pasien masih
(D.0001) bersihan jalan napas tambahan penghisapan lendir mengalami penurunan
meningkat dengan ▪ Monitor sputum (suction) kesadaran sehingga
kriteria hasil : (jumlah,warna,aroma) 5. Berkolaborasi tidak mampu batuk
1. Batuk efektif Terapeutik pemberian efektif
meningkat ▪ Pertahankan kepatenan ventilator GCS : 4 (E2M1V1)
2. Produksi sputum jalan napas 6. Berkolaborasi Stupor
menurun ▪ Posisikan semi fowler atau pemberian Produksi sputum masih
3. Dyspnea menurun fowler bronkodilator berlebih
4. Frekuensi napas ▪ Lakukan fisioterapi dada, (nebulisasi) Masih terdengar bunyi
membaik jika perlu napas tambahan
5. Pola napas ▪ Lakukan penghisapan (ronkhi)
membaik lendir kurang dari 15 detik Pasien masih terpasang
▪ Berikan oksigen, jika perlu ventilator
Edukasi SPO2 : 79%
▪ Anjurkan asupan cairan
RR : 22 x per menit
2000ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
A:
Kolaborasi
- Masalah bersihan jalan
▪ Kolaborasi pemberian
napas belum teratasi
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
P:
- Intervensi dilanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Diagnosis Perencanaan Implementasi Evaluasi
Tanggal Keperawatan Luaran Intervensi
Rabu/25 Bersihan jalan Bersihan jalan napas Manajemen jalan napas 1. Memonitor pola S:
Oktober napas tidak efektif (L.01001) (I.01011) napas (pasien dengan penurunan
2023 b.d hipersekresi 2. Memonitor bunyi kesadaran)
jalan napas, Setelah dilakukan Observasi: napas tambahan
adanya jalan napas tindakan keperawatan ▪ Monitor pola napas 3. Memonitor sputum O:
buatan (ETT) selama 3x24 jam maka ▪ Monitor bunyi napas 4. Melakukan Pasien masih
(D.0001) bersihan jalan napas tambahan penghisapan lendir mengalami penurunan
meningkat dengan ▪ Monitor sputum (suction) kesadaran sehingga
kriteria hasil : (jumlah,warna,aroma) 5. Berkolaborasi tidak mampu batuk
1. Batuk efektif Terapeutik pemberian efektif
meningkat ▪ Pertahankan kepatenan ventilator GCS : 5 (E3M1V1)
2. Produksi sputum jalan napas 6. Berkolaborasi Stupor
menurun ▪ Posisikan semi fowler atau pemberian Produksi sputum masih
3. Dyspnea menurun fowler bronkodilator berlebih
4. Frekuensi napas ▪ Lakukan fisioterapi dada, (nebulisasi) Tidak terdengar bunyi
membaik jika perlu napas tambahan
5. Pola napas ▪ Lakukan penghisapan (ronkhi)
membaik lendir kurang dari 15 detik Pasien masih terpasang
▪ Berikan oksigen, jika perlu ventilator
Edukasi SPO2 : 80%
▪ Anjurkan asupan cairan
RR : 22 x per menit
2000ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
A:
Kolaborasi
- Masalah bersihan jalan
▪ Kolaborasi pemberian
napas teratasi sebagian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
P:
- Intervensi dihentikan
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Diagnosis Perencanaan Implementasi Evaluasi
Tanggal Keperawatan Luaran Intervensi
Senin/23 Hipertermia b.d Termoregulasi Manajemen hipertermia 1. Mengidentifikasi S:
Oktober proses penyakit (L.14134) (I.015506) penyebab (pasien dengan penurunan
2023 (D.0130) Observasi: hipertermia kesadaran)
Setelah dilakukan ▪ Identifikasi penyebab 2. Memonitor suhu
tindakan keperawatan hipertermia (mis. dehidrasi, tubuh O:
selama 3x24 jam maka terpapar lingkungan panas, 3. Memonitor T : 36,6 derajat C
termoregulasi membaik penggunaan inkubator) haluaran urine Pasien sudah diberikan
dengan kriteria hasil : ▪ Monitor suhu tubuh 4. Menyediakan obat penurun panas
1. Menggigil ▪ Monitor kadar elektrolit lingkungan yang Suhu tubuh pasien
menurun ▪ Monitor haluaran urine dingin menurun
2. Suhu tubuh ▪ Monitor komplikasi akibat 5. Melepaskan Kulit pasien teraba
membaik hipertermia pakaian dan diganti tidak panas lagi
3. Suhu kulit Terapeutik: dengan selimut Nadi : 145 x per menit
membaik ▪ Sediakan lingkungan yang 6. Mengompres dahi, takikardi
dingin leher, dan dada Suhu tubuh pasien
▪ Longgarkan atau lepaskan masih turun-naik
pakaian
▪ Basahi dan kipasi A:
permukaan tubuh - Masalah termoregulasi
▪ Berikan cairan oral teratasi sebagian
▪ Hindari pemberian
antipiretik atau asprin P:
Edukasi - Intervensi dilanjutkan
▪ Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
▪ Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Diagnosis Perencanaan Implementasi Evaluasi
Tanggal Keperawatan Luaran Intervensi
Selasa/24 Hipertermia b.d Termoregulasi Manajemen hipertermia 1. Memonitor suhu S:
Oktober proses penyakit (L.14134) (I.015506) tubuh (pasien dengan penurunan
2023 (D.0130) Observasi: 2. Memonitor suhu kesadaran)
Setelah dilakukan ▪ Identifikasi penyebab kulit
tindakan keperawatan hipertermia (mis. dehidrasi, 3. Memonitor O:
selama 3x24 jam maka terpapar lingkungan panas, haluaran urine T : 37 derajat C
termoregulasi membaik penggunaan inkubator) 4. Menyediakan Kulit pasien teraba
dengan kriteria hasil : ▪ Monitor suhu tubuh lingkungan yang sedikit panas
1. Menggigil ▪ Monitor kadar elektrolit dingin Nadi : 145 x per menit
menurun ▪ Monitor haluaran urine takikardi
2. Suhu tubuh ▪ Monitor komplikasi akibat Suhu tubuh pasien
membaik hipertermia masih turun-naik
3. Suhu kulit Terapeutik:
membaik ▪ Sediakan lingkungan yang A:
dingin - Masalah termoregulasi
▪ Longgarkan atau lepaskan teratasi sebagian
pakaian
▪ Basahi dan kipasi P:
permukaan tubuh - Intervensi dilanjutkan
▪ Berikan cairan oral
▪ Hindari pemberian
antipiretik atau asprin
Edukasi
▪ Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
▪ Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Diagnosis Perencanaan Implementasi Evaluasi
Tanggal Keperawatan Luaran Intervensi
Rabu/25 Hipertermia b.d Termoregulasi Manajemen hipertermia 1. Memonitor suhu S:
Oktober proses penyakit (L.14134) (I.015506) tubuh (pasien dengan penurunan
2023 (D.0130) Observasi: 2. Memonitor kesadaran)
Setelah dilakukan ▪ Identifikasi penyebab haluaran urine
tindakan keperawatan hipertermia (mis. dehidrasi, 3. Menyediakan O:
selama 3x24 jam maka terpapar lingkungan panas, lingkungan yang T awal : 38,1 derajat C
termoregulasi membaik penggunaan inkubator) dingin T akhir : 36,8 derajat C
dengan kriteria hasil : ▪ Monitor suhu tubuh 4. Melepaskan Kulit pasien teraba
1. Menggigil ▪ Monitor kadar elektrolit pakaian dan diganti hangat
menurun ▪ Monitor haluaran urine dengan selimut Suhu tubuh pasien
2. Suhu tubuh ▪ Monitor komplikasi akibat 5. Mengompres dahi, masih turun-naik
membaik hipertermia leher, dan dada Pasien sudah diberikan
3. Suhu kulit Terapeutik: obat penurun panas
membaik ▪ Sediakan lingkungan yang
dingin A:
▪ Longgarkan atau lepaskan - Masalah termoregulasi
pakaian teratasi sebagian
▪ Basahi dan kipasi
permukaan tubuh P:
▪ Berikan cairan oral - Intervensi dihentikan
▪ Hindari pemberian
antipiretik atau asprin
Edukasi
▪ Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
▪ Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu