Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PRAKTIKUM 1 LBM 2 BLOK 30

FASKES PUSKESMAS

Dosen Pembimbing SGD : Friska Realita, S.SiT., M.Kes

Disusun oleh : Kelompok SGD 2

1. Cici Monika Sari (32102000027)


2. Suci Indah Permata (32102000065)
3. Rizki Amalya S. (32102000047)
4. Dian Salsabila (32102000057)
5. Reza Diska R. (32102000046)
6. Sulastri (32102000059)
7. Ratna Fadila P. (32102000071)
8. Citra Mutiara J. (32102000028)
9. Fatya Angesti N. (32102000032)
10. Khusnu Ummil U. (32102000036)

FAKULTAS KEDOKTERAN PRODI KEBIDANAN UNIVERSITAS


ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN PELAJARAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.

BismillahirrohmanirrohimAlhamdulillahhirobbil’alamin. Puji dan syukur seraya


dilimpahkan kehadirat-Nya yakni Allah SWT. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Feskes Kesehatan” dengan tepat waktu.

Adapun tugas ini disusun guna memenuhi tugas praktikum 1 pada LBM 2 blok 30
Faskes kesehatan. Dalam pembuatan makalah ini penulis bertujuan untuk memberitahukan
kepada pembaca tentang “Faskes Kesehatan”. Tak lupa pula penulis mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Friska Realita , S.SiT., M.Kes selaku pembimbing pada praktikum ini.

Untuk itu semua saran dan kritik yang sifatnya membangun, penulis terima dengan
tangan terbuka. Besar harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi semua untuk menambah ilmu pengetahuan. Aamiin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Semarang, 21 Oktober 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................................. 4
BAB II........................................................................................................................................ 6
PEMBAHSAN ........................................................................................................................... 6
1. Dasar hukum ................................................................................................................... 6
2. Sejarah perkembangan .................................................................................................... 6
3. Definisi puskesmas ......................................................................................................... 7
4. Wilayah kerja .................................................................................................................. 7
5. Peranan kerja ................................................................................................................... 7
6. Kedudukan puskesmas .................................................................................................... 7
7. Pelayanan Kesehatan masyarakat ................................................................................... 7
8. Organisasi puskesmas ..................................................................................................... 8
9. Program pokok masyarakat............................................................................................. 9
10. Fasilitas penunjang ...................................................................................................... 9
11. Jangkauan pelayanan Kesehatan ................................................................................... 10
12. Stratifikasi puskesmas................................................................................................... 11
13. Perencanaan mikro ........................................................................................................ 13
14. Lokakarya mini puskesmas ........................................................................................... 14
15. Supervisei...................................................................................................................... 16
16. SP2TP ........................................................................................................................... 17
BAB III .................................................................................................................................... 21
PENUTUP ............................................................................................................................... 21
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya


kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya

Fasilitas Kesehatan atau yang dapat disebut juga fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan suatu alat atau tempat yang digunakan dalam menjalankan upaya
pelayanan kesehatan, baik dari segi promotif, preventif, kuratif, dan juga rehabilitatif
(Kementrian Kesehatan, 2016).

kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh masih


tergolong sangat rendah, sehingga fasilitas kesehatan memiliki peran yang sangat
penting dalam membantu setiap individu dalam melakukan pemeliharaan kesehatan,
pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana dasar Hukum puskesmas


2. Bagaimana sejarah perkembangan puskesmas
3. Apa Definisi Puskesmas
4. Apa saja wilayah kerja Puskesmas
5. Begaimana Peran Puskesmas
6. Apa Kedudukan Puskesmas
7. Bagaimana Pelayanan Kesehatan Puskesmas
8. Bagaimana Organisasi Puskesmas
9. Bagaimana Program Pokok Puskesmas
10. Apa saja Fasilitas Penunjang Puskesmas
11. Bagaimana Jangkauan Pelayanan Kesehatan
12. Bagaimana Stratifikasi Puskesmas
13. Apa Perencanaan Mikro
14. Bagaimana Lokakarya Mini Puskesmas
15. Bagaimana Supervisi Puskesmas
16. Bagaimana SP2TP Puskesmas

C. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas praktikum 1 lbm 2 blok 30


2. Untuk mengetahui bagaimana dasar Hukum puskesmas
3. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan puskesmas
4. Untuk mengetahui apa Definisi Puskesmas
5. Untuk mengetahui apa saja wilayah kerja Puskesmas
6. Untuk mengetahui begaimana Peran Puskesmas
7. Untuk mengetahui apa Kedudukan Puskesmas
8. Untuk mengetahui bagaimana Pelayanan Kesehatan Puskesmas
9. Untuk mengetahui bagaimana Organisasi Puskesmas
10. Untuk mengetahui bagaimana Program Pokok Puskesmas
11. Untuk mengetahui apa saja Fasilitas Penunjang Puskesmas
12. Untuk mengetahui agaimana Jangkauan Pelayanan Kesehatan
13. Untuk mengetahui agaimana Stratifikasi Puskesmas
14. Untuk mengetahui apa Perencanaan Mikro
15. Untuk mengetahui bagaimana Lokakarya Mini Puskesmas
16. Untuk mengetahui bagaimana Supervisi Puskesmas
17. Untuk mengetahui bagaimana SP2TP Puskesmas
BAB II

PEMBAHSAN

1. Dasar hukum

Dalam peran puskesmas memiliki dasar hukum yang menjadi landasan


pelaksanaannya antara lain Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan,
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas dan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas. Dari
dasar hukum tersebut maka dapat diketahui bahwa dasar-dasar dalam menjalankan
peran puskesmas.

Dari dasar hukum tersebut tujuannya adalah meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka
Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan
membina dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan
terjangkau oleh masyarakat. Selain itu juga dibutuhkannya tenaga kesehatan untuk
membantu dalam mencapai tujuan derajat kesehatan masyarakat yang tinggi. Karena
tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan.

2. Sejarah perkembangan

Sejarah dan perkembangan puskesmas di Indonesia mulai dari didirikannya berbagai


institusi kesehatan seperti balai pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak, serta
diselenggarakannya berbagai upaya kesehatan seperti usaha hygiene dan sanitasi lingkungan
yang masing – masing berjalan sendiri–sendiri.

Pada pertemuan Bandung Plan (1951), dr. J. Leimena mencetuskan pemikiran


untuk mengintegrasikan berbagai institusi. Upaya tersebut di bawah satu pimpinan agar
lebih efektif dan efisien. Konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Konsep pelayanan
yang terintegrasi lebih berkembang dengan pembentukan team work dan team
approach dalam pelayanan kesehatan (1956). Gagasan ini dirumuskan sebagai konsep
pengembangan sistem pelayanan kesehatan kesehatan tingkat primer dan membentuk
unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di setiap kecamatan
yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969 - 1970.

Penggunaan istilah Puskesmas pertama kali dimuat pada Master Plan of


Operation for Strengthening National Health Service in Indonesia Tahun 1969. Dalam
dokumen tersebut, disebutkan puskesmas terdiri atas 3 tipe puskesmas (tipe A, tipe B,
tipe C). kemudian dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional ke III tahun 1970
menetapkan hanya ada satu tipe puskesmas dengan 6 kegiatan pokok.

Perkembangan selanjutnya lebih mengarah pada penambahan kegiatan pokok


seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan
pemerintah keinginan program ditingkat pusat, sehingga kegiatan berkembang menjadi
18 kegiatan pokok, bahkan DKI Jakarta mengembangkan menjadi 21 kegiatan pokok.
Melalui rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan
kesehatan tingkat pertama ke dalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

3. Definisi puskesmas

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (PERMENKES
RI, 2019).

4. Wilayah kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi
apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab
wilayah kerja dibagi antara puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep
wilayah (desa/kelurahan atau RW), masing-masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggung jawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota
(Depkes RI, 2004)

5. Peranan kerja

Peranan PUSKESMAS adalah sebagai berikut :


1. Pengembangan upaya kesehatan
2. Pembinaan upaya kesehatan
3. Pelayanan upaya kesehatan

6. Kedudukan puskesmas

1. Sistem kesehatan nasional , sebagai sarana kesehatan (perorangan dan masyarakat)


strata pertama
2. Sistem kesehatan kota/kabupaten, unit pelaksana teknis (UPT) dinas
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kota/kabupaten
3. sistem pemerintah daerah, unit pelaksana teknis dinas kesehatan kab/kota yang
merupakan unit struktural pemda kab/kota.

7. Pelayanan Kesehatan masyarakat

1. Puskesmas pembantu, yaitu unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi
menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam ruang lingkup
wilayah yang lebih kecil
2. Puskesmas Keliling, yaitu unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi
dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan,
peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari Puskesmas.
Fungsinya menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan Puskesmas
dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.
Kegiatan Puskesmas Keliling adalah:
• Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah
terpencil yang tidak terjangkau oleh pelayanan Puskesmas atau
Puskesmas Pembantu, 4 hari dalam satu minggu.
• Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa.
• Dipergunakan sebagai alat transpor penderita dalam rangka
rujukan bagi kasus gawat darurat.
• Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio-
visual
3. Bidan Desa
4. Posyandu, merupakan kegiatan keterpaduan antara Puskesmas dan masyarakat di
tingkat desa yang diwujudkan dalam bentuk Pos Pelayanan Terpadu. Semula
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat sekaligus
memperoleh pelayanan KB dan kesehatan Dalam pengembangannya Posyandu
dapat dibina menjadi forum komunikasi dan pelayanan di masyarakat, antara sektor
yang memadukan kegiatan pembangunan sektoralnya dengan kegiatan masyarakat,
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memecahkan masalah melalui
alih teknologi. Satu Posyandu sebaiknya melayani sekitar 100 balita (120 kepala
keluarga), atau sesuai dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat.

8. Organisasi puskesmas

Struktur adalah kerangka dasar suatu objek. Organisasi merupakan sekelompok


individu dengan tujuan yang sama. Struktur organisasi Puskesmas tergantung dari
kegiatan dan beban tugas masing-masing puskesmas.Penyusunan struktur organisasi
Puskesmas dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten / kota, sedangkan penetapannya
dilakukan dengan peraturan daerah. Struktur organisasi Puskesmas beserta uraian
tugasnya adalah sebagai berikut :
1. Kepala Puskesmas sebagai unsur pimpinan, mempunyai tugas pokok dan fungsi
untuk memimpin, mengawasi dan mengkoordinasi kegiatan Puskesmas yang dapat
dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.
2. Unit Tata Usaha sebagai unsur pembantu pimpinan, mempunyai tugas pokok dan
fungsi di bidang :
a. Data dan informasi
b. Perencanaan dan penilaian
c. Keuangan
d. Umum dan kepegawaian
3. Unsur pelaksana, yaitu unit yang terdiri atas tenaga atau pegawai dalam jabatan
fungsional. Jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas tiap daerah.
Terdiri atas unit I, II, III, IV, V, VI, VII.
a. Unit I, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan
kesejahteraan ibu dan anak, Keluarga Berencana dan perbaikan gizi.
b. Unit II, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan
pencegahan dan pemberantasan penyakit terutama imunisasi, kesehatan
lingkungan dan laboratorium.
c. Unit III, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan
kesehatan gigi dan mulut, serta kesehatan tenaga kerja dan lanjut usia (lansia).
d. Unit IV, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga, kesehatan
jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya
e. Unit V, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan di
bidang pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan
penyuluhan kesehatan masyarakat.
f. Unit VI, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan
pengobatan rawat jalan dan rawat inap (Puskesmas perawatan).
g. Unit VII, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan pengelolaan
farmasi.

9. Program pokok masyarakat

Program pokok, merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib


dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program Pokok pelayanan
kesehatan di Puskesmas yaitu:
1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif), yaitu bentuk pelayanan kesehatan
untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seorang pasien
dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang
diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan
2. Promosi Kesehatan, yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan
untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan
penyuluhan (individu, kelompok maupun masyarakat).
3. Pelayanan KIA dan KB, yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di
Puskesmas yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan
Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan
bayi dan balita.
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular, yaitu program
pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular
penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).
5. Kesehatan Lingkungan, yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di
puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya
sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat.
6. Perbaikan Gizi Masyarakat, yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan
gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,
Peningkatan Surveilans Gizi, dan Pemberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.

10. Fasilitas penunjang

Dalam memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh puskesmas


membutuhkan fasilitas penunjang, sebagai berikut :
1. Bidan Desa. Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatannya,
ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung
jawab langsung kepada kepala puskesmas. Wilayah kerja bidan desa adalah satu
desa dengan jumlah penduduk rata rata 3000 jiwa. Tugas utama bidan desa adalah
membina peran serta masyarakat melalui pembinaan posyandu dan pembinaan
kelompok dasawisma, di samping itu memberikan pelayanan langsung di posyandu
dan pertolongan persalinan di rumah penduduk. Selain itu, juga menerima rujukan
masalah kesehatan anggota keluarga dasawisma untuk diberi pelayanan seperlunya
atau dirujuk lebih lanjut ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih
mampu dan terjangkau secara rasional
2. Puskesmas Pembantu, yang lebih sering dikenal sebagai Pustu atau Pusban, adalah
unit pelayanan kesehatan sederhana dan berfungsi menunjang serta membantu
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup
wilayah yang lebih kecil.Kerja puskesmas pembantu diperkirakan meliputi 2-3
desa, dengan sasaran penduduk antara 2.500 jiwa hingga 10.000 jiwa. Puskesmas
pembantu merupakan bagian integral dari puskesmas, atau setiap puskesmas
memiliki beberapa puskesmas pembantu di dalam wilayah kerjanya. Namun, ada
kalanya puskesmas tidak memiliki puskesmas pembantu, khususnya di daerah
perkotaan
3. Puskesmas Keliling. Merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi
dengan kendaraan beroda empat atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan,
peralatan komunikasi, serta sejumlah tenaga dari puskesmas. Puskesmas keliling
berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan puskesmas
dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan
puskesmas keliling.
a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah
terpencil atau sulit dijangkau oleh pelayanan puskesmas.
b. Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa.
c. Dapat dipergunakan sebagai alat transportasi pasien rujukan bagi kasus
darurat.
d. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio
visual.
4. Puskesmas perawatan adalah puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan
fasilitas untuk menolong pasien gawat darurat, baik berupa tindakan operatif
terbatas maupun rawat inap sementara. Kriteria :
a. Puskesmas terletak kurang lebih 20 km dari rumah sakit.
b. Puskesmas mudah dicapai dengan kendaraan bermotor.
c. Puskesmas dipimpin oleh seorang dokter dan telah mempunyai tenaga
yang memadai.
d. Penduduk wilayah kerja puskesmas dan penduduk tiga wilayah
puskesmas disekitarnya berjumlah 20.000 jiwa per puskesmas.
Pemerintah daerah bersedia menyediakan dana rutin yang memadai.

11. Jangkauan pelayanan Kesehatan

Berdasarkan SPM SNI 03-1733-1989, jangkauan pelayanan dari puskesmas


adalah 5 km. Dengan metode buffer yang ada pada aplikasi SIG dapat dihasilkan
daerah-daerah yang terjangkau ataupun daerah yang belum terjangkau dengan adanya
puskesmas di Banyumanik.
Dalam peta di atas dapat disimpulkan bahwa jangkauan pelayanan puskesmas
yang ada di Banyumanik dapat menjangkau sampai ke luar daerah Banyumanik. Daerah
yang berwarna kuning merupakan daerah yang terjangkau berdasarkan jangkauan SPM
yaitu berjarak 5 km dari lokasi puskesmas. Jangkauan yang masih dapat terlayani tidak
hanya dalam Kota Semarang tetapi juga sampai ke luar kota yaitu Kabupaten
Semarang. Daerah Kabupaten Semarang yang dapat terjangkau berdasarkan metode
tersebut yakni Kecamatan Ungaran Timur. Namun, dengan metode yang sama juga
didapat hasil daerah Kecamatan Banyumanik yang belum terjangkau.
Apabila dikaji dengan peta persebaran penduduk dengan peta jangkauan
pelayanan maka dapat diketahui bahwa daerah yang tidak terlayani merupakan daerah
yang termasuk dalam pemukiman jarang penduduk. Tidak hanya itu saja tetapi juga
jalan utama yang ada hanya satu dan tidak memotong permukiman tersebut. Sehingga
tidak perlu menambah fasilitas puskesmas untuk memenuhi jangkauan pelayanan agar
semua daerah Kecamatan Banyumanik terlayani.

12. Stratifikasi puskesmas

Stratifikasi puskesmas adalah upaya untuk melakukan penilaian prestasi kerja


puskesmas, dalam rangka perkembangan fungsi puskesmas sehingga dalam rangka
fungsi puskesmas dapat dilaksanakan lebih terarah.Hal ini diharapkan dapat
menimbulkan gairah kerja, rasa tanggung jawab dan kreatifitas kerja yang dinamis
melalui pengembangan filsafat mawas diri.
1. Tujuan dari diadakannya stratifikasi puskesmas yaitu :
a. Umum. Mendapatkan gambaran tentang tingkat pengembangan fungsi
puskesmas secara berkala dalam rangka pembinaan dan pengembanganya.
b. Khusus. Mendapatkan gambaran secara menyeluruh perkembangan puskesmas
dalam rangka mawas diri, mendapatkan masukan untuk perencanaan puskesmas
dalam waktu mendatang, mendapatkan informasi tentang masalah dan
hambatan pelaksanaan puskesmas sebagai masukan untuk pembinaan lebih
lanjut
2. Pengelompokan Strata dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Strata I Puskesmas dengan Prestasi kerja Baik (warna hijau)
b. Strata II Puskesmas dengan Prestasi kerja Cukup (warna kuning)
c. Strata III Puskesmas dengan Prestasi kerja Kurang(warna merah)
3. Sasaran dari stratifikasi puskesmas adalah :
a. Puskesmas tingkat kecamatan
b. Puskesmas tingkat kelurahan ( puskesmas pembantu )
c. Unit-unit kesehatan lain
d. Pembinaan peran serta masyarakat
4. Ruang lingkup stratifikasi puskesmas dikelompokan dalam empat aspek yaitu:
a. Hasil kegiatan puskesmas dalam bentuk cakupan dari masing-masing kegiatan
b. Hasil dan cara pelaksanaan manajemen puskesmas
c. Sumber daya yang tersedia di puskesmas
d. Keadaan lingkungan yg mempengaruhi hasil kegiatan puskesmas
5. Berdasarkan hasil pelaksanaan hasil stratifikasi puskesmas ada 3 area yang perlu di
bina, yaitu :
a. Sebagai wadah pemberi pelayanan. Pembinaan ini diarahkan terhadap fasilitas
fisik, pelaksanaan manajemen dan kemampuan tenaga kerja.
b. Pelaksanaan program-program sektor kesehatan maupun lintas sektoral yang
secara langsung maupun tidak langsung menjadi tanggung jawab puskesmas
dalam pelaksanaan maupun sarana penunjang.
c. Peran serta masyarakat untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan
produktif. Pembinaan kemampuan puskesmas dalam membina peran serta
masyarakat di bidang kesehatan perlu ditingkatkan.
6. Pelaksanaan Stratifikasi
a. Mencakup seluruh aspek puskesmas meliputi puskesmas pembantu, puskesmas
keliling, hasil pembinaan peran serta masyarakat misal posyandu.
b. Kegiatan stratifikasi mencakup pengumpulan data, pengolahan data, dan analisa
masalah dan penentuan langkah penanggulangan.
c. Melaksanakan setahun sekali secara menyeluruh dan serentak di semua
puskesmas dan bertahap sesuai dengan jenjang administrasi sampai ke pusat.
1. Di tingkat Puskesmas. Dilaksanakan sendiri oleh masing-masing puskesmas
dan merupakan kegiatan mengukur kemampuan penampilan puskesmas
dalam rangka mawas diri. Dengan tujuan agar kepala puskesmas dan staf
mengetahui kelemahan dan masalah yang dihadapi untuk berusaha
memperbaikinya.
2. Di tingkat Dinas Kesehatan Dati II / Kandep. Menghimpun laporan hasil
stratifikasi puskesmas untuk diolah dan dianalisis sehingga mendapatkan
gambaran keadaan dan fungsi masing-masing puskesmas dalam wilayahnya
dalam rangka pembinaan dan pengembangannya.
3. Di tingkat Dinas Kesehatan Dati I / Kanwil / Pusat. Menghimpun laporan
hasil stratifikasi dari masing-masing dinas kesehatan dati II untuk diolah dan
dianalisis sehingga mendapatkan gambaran tingkat perkembangan fungsi
puskesmas di wilayah masing-masing kabupaten kodya (propinsi) dalam
rangka pembinaan dan pengembangannya tahun yang akan datang
d. Menentukan Strata puskesmas dengan pendekatan kuantitatif untuk mengukur
variabel
e. Penetapan waktu kegiatan
1. Tingkat Puskesmas : Pengumpulan data Desember – Januari, pengolahan data
Awal Februari, Peninjauan Dinkes DT II Januari-Februari, Konsultasi
kabupaten Akhir Februari, Analisa masalah, rencana Awal Maret
penanggulangan, penyusun laporan, dan laporan ke Dati II Pertengahan Maret
2. Dati II : Pengumpulan data/rekap Maret-April, Checking on the spot
Pertengahan April, Analisa masalah, menyusun rencana Akhir April
Penanggulangan, dan Kirim ke provinsi dan kirim umpan Permulaan Mei
balik ke puskesmas
3. Dati I : Pengumpulan laporan / rekapitulasi Mei, Analisa masalah dan
menyusun rencana Mei-Juni, Kirim ke pusat Akhir Juni, dan Kirim umpan
balik ke dati II Permulaan Juli
4. Pusat : Penerimaan laporan/rekapitulasi dan Juli rencana penanggulangan
masalah, Pertemuan evaluasi pelaksanaan Agustus stratifikasi 27 propinsi di
pusat, Pengelolaan data dan analisa masalah Agustus, Distribusi laporan yang
bersangkutan Akhir Agustus, Menyusun rencana penanggulangan September,
Kirim umpan balik ke hasil stratifikasi Oktober Nasional.
7. Tahap-Tahap Stratifikasi
a. Tahap I. Pendataan dan pemetaan dalam tiga kelompok strata I, II, dan III
b. Tahap II. Analisa hasil pendataan dan pemetaan serta sektor-sektor yang
menghambat dan menunjang
c. Tahap III. Rencana pemecahan masalah pada semua tingkat yaitu rencana kerja
atau rencana pembinaan untuk meningkatkan kemampuan puskesmas berdasar
hasil analisa dan masalah yang dijumpai di semua tingkat.

13. Perencanaan mikro

IMP adalah suatu pendekatan perencanaan dan penganggaran dari program


kesehatan dasar terintegrasi di tingkat Puskesmas yang memaksimalkan penggunaan
semua sumber daya, baik tenaga, waktu, fasilitas dan biaya, untuk memastikan bahwa
semua anggota masyarakat seluruh kampung terlayani secara rutin dan
berkesinambungan.
14. Lokakarya mini puskesmas

Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas diselenggarakan dalam 2 (dua) tahap yaitu:


1. Lokakarya Mini Bulanan yang Pertama Lokakarya Mini Bulanan yang Pertama
merupakan Lokakarya penggalangan Tim diselenggarakan dalam rangka
pengorganisasian untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan Puskesmas (RPK).
dilaksanakan Pengorganisasian sebagai penentuan penanggungjawab dan pelaksana
setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja. Seluruh program kerja dan wilayah
kerja Puskesmas dilakukan pembagian habis kepada seluruh petugas Puskesmas,
dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya. Pelaksanaan Lokakarya
Mini Bulanan yang pertama adalah sebagai berikut:
a. Masukan : Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang
peran, tanggung jawab staf dan kewenangan Puskesmas, Informasi tentang
kebijakan, program dan konsep baru berkaitan dengan Puskesmas, dan
Informasi tentang tata cara penyusunan rencana kegiatan (Plan Of Action =
POA) Puskesmas.
b. Proses : Inventarisasi Puskesmas kegiatan termasuk kegiatan lapangan/
daerah binaan, Analisis beban kerja tiap petugas, Pembagian tugas baru
termasuk pembagian tanggung jawab daerah binaan, dan Penyusunan
rencana kegiatan (Plan Of Action = POA) Puskesmas tahunan berdasarkan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas (RPK).
c. Keluaran : Rencana kegiatan (Plan Of Action = POA) Puskesmas tahunan,
Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA,
Matriks pembagian tugas dan daerah binaan.
2. Lokakarya Mini Bulanan Rutin
Lokakarya Bulanan Puskesmas ini diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari
Lokakarya Mini Bulanan yang pertama Lokakarya Bulanan Rutin ini dilaksanakan
untuk memantau pelaksanaan POA Puskesmas, yang dilakukan setiap bulan secara
teratur.

Penanggungjawab penyelenggaraan Lokakarya Mini Bulanan adalah Kepala


Puskesmas, yang dalam pelaksanaannya dibantu staf Puskesmas dengan
mengadakan rapat kerja seperti biasanya. Fokus utama Lokakarya Mini Bulanan
Rutin adalah ditekankan kepada masalah pentingnya kesinambungan arah dan
kegiatan antara hal-hal yang direncanakan, pelaksanaannya serta hasilnya, agar
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tersebut dapat berhasil guna dan berdaya guna.
Pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas adalah sebagai berikut:
a. Masukan : Laporan hasil kegiatan bulan lalu, Informasi tentang hasil rapat di
Kabupaten/Kota, Informasi tentang hasil rapat di Kecamatan, dan Informasi
tentang kebijakan program dan konsep baru
b. Proses : Analisis hambatan dan masalah, antara lain dengan mempergunakan
PWS, Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan kepatuhan
terhadap standar pelayanan, dan Merumuskan alternatif pemecahan masalah
c. Keluaran : Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan dan Rencana kerja bulan
yang baru
Setelah dipahami tujuan dari Lokakarya dan dari tahapan kegiatan tersebut diatas
dapat diketahui materi yang akan diberikan/ dibahas, maka selanjutnya untuk dapat
menyelenggarakannya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pengarah : Kepala Puskesmas
2. Peserta : Seluruh petugas Puskesmas, termasuk petugas Puskesmas Pembantu
dan Bidan di Desa.
3. Waktu : Waktu pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan disesuaikan dengan
kondisi dan situasi Puskesmas serta kesepakatan dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Misalnya pada awal bulan atau hari Sabtu minggu pertama
atau hari lain yang dianggap tepat. Demikian halnya dengan waktu
penyelenggaraan diatur oleh Puskesmas, misalnya penyelenggaraan pada jam
10.00-15.00.
Prinsip yang harus dipegang adalah bahwa Lokakarya Mini Bulanan
dilaksanakan dengan melibatkan seluruh petugas Puskesmas, tanpa
mengganggu aktivitas pelayanan serta dapat tercapai tujuan.
4. Acara : Pada dasarnya susunan acara Lokakarya Mini Bulanan bersifat dinamis
dapat disusun sesuai dengan kebutuhan, ketersediaan waktu dan kondisi
Puskesmas setempat. Sebagai contoh susunan acara Lokakarya Mini adalah
sebagai berikut:
a. Lokakarya Mini Bulanan Yang pertama disebut juga dengan Lokakarya
Penggalangan Tim
1. Pembukaan
2. Dinamika kelompok
3. Pengenalan program baru
4. POA Puskesmas
5. Analisa beban kerja petugas
6. Pembagian tugas dan desa binaan
7. Kesepakatan untuk melaksanakan rencana kerja baru
b. Lokakarya Mini Bulanan Rutin
1. Pembukaan
2. Dinamika Kelompok; menumbuhkan motivasi
3. Pengenalan program baru
4. Inventarisasi kegiatan bulan lalu
5. Analisa pemecahan masalah dan pemecahan
6. Penyusunan kegiatan bulan yang akan datang
7. Pembagian tugas bulan yang akan datang
8. Kesepakatan untuk melaksanakan rencana kerja baru
5. Tempat : Puskesmas, apabila tidak Diupayakan agar Lokakarya Mini dapat
diselenggarakan di memungkinkan dapat menggunakan tempat lain yang
lokasinya berdekatan dengan Puskesmas. Ruang yang dipakai hendaknya cukup
untuk menampung semua peserta
6. Persiapan : Sebelum pertemuan diadakan perlu persiapan yang meliputi :
a. Pemberitahuan hari tanggal dan jam.
b. Pengaturan tempat sebaiknya seperti huruf "Ü".
c. Papan tulis spidol dan kertas lembar balik. C.
d. Rencana Kerja Harian bulan lalu
e. Membuat visualisasi hasil pelaksanaan kegiatan bulan lalu
dibandingkan dengan target bulanan per Desa Antara lain menggunakan
PWS
f. Buku catatan/notulen Rapat Dinas Kesehatan dan Rapat Lintas
Sektor/Kecamatan.
g. Materi Pelajaran dan alat peraga yang digunakan
h. Formulir Rencana Kerja Bulanan secukupnya.

15. Supervisei

1. Supervisi Puskesmas adalah upaya pengarahan dengan cara mendengarkan alasan


dan keluhan tentang masalah dalam pelaksanaan dan memberikan petunjuk serta
saran-saran dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi pelaksana, sehingga
meningkatkan daya guna dan hasil guna serta kemampuan pelaksana dalam
melaksanakan upaya kesehatan puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya program upaya kesehatan puskesmas sesuai dengan pedoman
pelaksanaan.
b. Kekeliruan dan penyimpangan dalam pelaksanaan dapat diluruskan kembali.
c. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
d. Meningkatnya hasil pencapaian pelayanan kesehatan.
3. Ruang Lingkup
Mencakup bimbingan di tingkat puskesmas oleh Kepala Puskesmas kepada para
pelaksana kegiatan di wilayah kerjanya. Bimbingan mencakup :
a. Masukan (input) : Sarana dan prasarana, Anggaran, Ketenagaan, dan
Perlengkapan administrasi
b. Proses : Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pedoman kerja
c. Keluaran (output) : Hasil kegiatan yang berupa cakupan pelayanan.
Supervisi dilaksanakan terhadap tenaga teknis dan tenaga masyarakat, dalam bentuk
a. Pertemuan di dalam puskesmas. Pembimbingan yang dilakukan menyangkut
kegiatan teknis maupun administrasi dan penambahan pengetahuan.
b. Kunjungan lapangan yang dilakukan terhadap : Petugas kesehatan termasuk
bidan desa, Kader kesehatan, dan Sarana pelayanan (puskesmas pembantu,
posyandu).
c. Pelaksanaan pembimbingan : Dokter puskesmas dan Staf puskesmas
d. Sasaran pembinaan : Staf puskesmas sebagai pelaksana kegiatan lapangan dan
Tenaga sukarela (kader, dasa wisma)
e. Waktu pelaksanaan : Terhadap staf pelaksana puskesmas dilaksanakan minimal
satu bulan sekali, atau sewaktu-waktu jika ada masalah, Tenaga desa (kader
kesehatan, dasa wisma) minimal sebulan sekali, atau sesuai dengan kesepakatan
bersama, Bimbingan terhadap posyandu minimal 3 bulan sekali, Melalui
laporan tertulis mengenai pelaksanaan kegiatan dari pelaksana. Paling lambat 1
minggu setelah kegiatan, dan Format bimbingan yang digunakan sesuai dengan
pedoman yang ada yang telah diterbitkan oleh Departemen Kesehatan.

16. SP2TP

Puskesmas adalah institusi terdepan di jajaran kesehatan dan merupakan


fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berpeluang berinteraksi langsung
dengan masyarakat dan lingkungannya. Untuk itu Puskesmas memiliki peran strategis
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya kesehatan
perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat.
Secara administratif Puskesmas berada pada struktur organisasi Pemerintah
Kabupaten / Kota dan memiliki tanggung jawab terhadap satu wilayah kerja tertentu.
Secara teknis Puskesmas bertanggung jawab kepada Kementerian Kesehatan.untuk
melaksanakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan Puskesmas meliputi upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
Penyelenggaraan Puskesmas memerlukan keterpaduan antara manajemen
institusi, manajemen klien / pasien dan manajemen wilayah / program. Perpaduan
ketiga unsur manajemen ini yang kemudian dikenal dengan “manajemen Puskesmas”.
Untuk mengoptimalkan kinerja Puskesmas diperlukan dukungan data dan informasi
baik primer maupun sekunder. Pemenuhan kebutuhan data dan informasi yang baik,
benar serta berkelanjutan diperlukan sistem pencatatan dan pelaporan yang handal dan
dinamis. Mengingat bervariasinya kebutuhan data dan informasi guna mendukung
manajemen Puskesmas, maka diperlukan rancang bangun sistem pencatatan dan
pelaporan terpadu yang efektif dan efisien.
Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas yang kemudian dikenal
dengan sebutan SP2TP adalah serangkaian kegiatan Puskesmas untuk
mendokumentasikan, memanfaatkan dan menyampaikan laporan tentang pelaksanaan
kegiatan dan hasilnya kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
telah ditetapkan.
1. Tujuan Khusus SP2TP
a. Tercatatnya semua data kegiatan dan hasil kegiatan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas secara baik, benar, teratur dan berkelanjutan
b. Diperolehnya kesamaan pengertian tentang SP2TP meliputi definisi
operasional, tata cara pengisian formulir, pengolahan data menjadi informasi,
dan mekanisme pelaporannya.
c. Tertatanya alur data di tingkat Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Propinsi dan Pusat
d. Dilaporkannya data dan variabel yang menjadi kebutuhan manajemen di setiap
jenjang administrasi kesehatan
e. Tertatanya mekanisme pencatatan di tingkat Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
dan Bidan di desa
f. Terolahnya data dan variabel bersumber dari pencatatan Puskesmas menjadi
informasi yang bermanfaat bagi manajemen Puskesmas sendiri dan manajemen
kesehatan di setiap jenjang administrasi diatasnya.
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup di dalam penyelenggaraan SP2TP terdiri dari beberapa komponen
sebagai berikut :
a. Kebijakan dalam penyelenggaraan SP2TP
1. Dukungan kebijakan Pemerintah Kabupaten / Kota dalam
penyelenggaraan SP2TP diperlukan untuk menjamin berlangsungnya
sistem secara berkelanjutan. Dukungan kebijakan dimaksud adalah
adanya pengelola SP2TP secara definitif pada struktur organisasi Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota dan Puskesmas. Dukungan Kebijakan
tertuang dalam bentuk Peraturan Daerah dan Surat Keputusan Bupati /
Walikota.
2. Dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dalam penyelenggaraan
SP2TP diperlukan untuk menjamin SP2TP tetap berdaya guna dan
berhasil guna dalam mendukung manajemen Kesehatan. Dukungan
Dinas Kesehatan dimaksud adalah komitmen dan konsistensi dalam
dalam penyelenggaraan SP2TP yang disertai dengan keberpihakan
pemanfaatan data dalam manajemen.
b. Kegiatan dalam penyelenggaraan SP2TP
1. Pengumpulan data. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan
mengambil dan atau meminta data dari jaringan Puskesmas, Jejaring
Puskesmas, lintas program dan lintas sektor.
2. Pencatatan data. Kegiatan pencatatan dilakukan dengan mencatat hasil
pengamatan, pengukuran dan atau penghitungan pada setiap langkah /
tahapan kegiatan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP)
yang telah dibakukan.
3. Pengolahan data. Kegiatan pengolahan terdiri dari serangkaian kegiatan
yang terdiri dari :
• Validasi data yaitu untuk melihat kebenaran dan keterkaitan data
dengan program yang dilaksanakan.
• Tabulasi atau pengelompokan data dilakukan sesuai dengan
kebutuhan program. Pengelompokan dapat dilakukan
berdasarkan lokasi/alamat, kelompok umur, Jenis Kelamin, latar
belakang pekerjaan dll.
• Pelaporan atau pembuatan laporan adalah kegiatan untuk
menyusun sekumpulan data hasil pencatatan untuk disampaikan
kepada pihak terkait sebagai bentuk pertanggungjawaban dan
atau pemberitahuan atas kegiatan dan hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan.
• Analisis data adalah kegiatan statistic yang dilakukan untuk
mengetahui dan mengukur hubungan antar dua variabel atau
lebih sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kinerja program.
• Penyajian data dilakukan dalam bentuk seminar dan atau
penyusunan profil Puskesmas dengan maksud untuk
memberitahukan status kesehatan wilayah kerja Puskesmas dan
kinerja Puskesmas kepada pihak terkait dan masyarakat
4. Sasaran
a. Individu. Data yang dicatat secara orang perorang lengkap mulai
dari identitas, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan
data yang terkait dengan status kesehatannya.
b. Keluarga. Data yang dicatat secara keluarga termasuk adanya
masalah kesehatan di keluarga tersebut dan faktor risiko yang
mengancam kesehatan anggota keluarga dimaksud;
c. Kelompok. Data yang dicatat berdasarkan aktivitas sekelompok
orang untuk mencapai tujuan tertentu sehingga sekelompok
orang tersebut mempunyai faktor risiko sama terkait dengan
aktivitasnya.
d. Institusi. Data yang dicatat berdasarkan fungsi yang
diselenggarakan oleh institusi dimaksud sehingga
memungkinkan pengguna mendapatkan faktor risiko yang dapat
merugikan kesehatannya.
4. Data
a. Berdasarkan sumber data
1. Data Primer : Data yang dikumpulkan dari pencatatan kegiatan dan hasil
kegiatan yang dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan program di Puskesmas
dengan tujuan Mengukur kinerja Puskesmas, Memantau masalah kesehatan
di wilayah kerja Puskesmas berdasarkan besaran cakupan kegiatan program
dan besaran angka kejadian penyakit dan Merencanakan langkah–langkah
promotif dan preventif
2. Data Sekunder : Data yang dikumpulkan dari hasil kegiatan lintas sektor
dengan maksud untuk mengetahui karakteristik wilayah kerja Puskesmas
berdasarkan tingkat kesulitan dan heterogenitas sasaran pelayanan /penduduk
dan mengetahui beban kerja Puskesmas berdasarkan besaran sasaran baik
sasaran Individu, Keluarga, Kelompok maupun Institusi
b. Berdasarkan jenis data
1. Data dasar Puskesmas meliputi : Identitas Puskesmas, Karakteristik
Puskesmas, Sasaran Program Puskesmas dan Potensi Sumber daya
Puskesmas.
2. Data kegiatan dan hasil kegiatan program UKM esensial meliputi : Promosi
kesehatan, Kesehatan lingkungan, Gizi masyarakat, Kesehatan Ibu, Anak dan
Keluarga Berencana, dan Pencegahan dan pengendalian penyakit.
c. Data kegiatan dan hasil kegiatan program UKM pengembangan
Yang dimaksud dengan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
di Puskesmas adalah :
1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
2. Upaya Kesehatan Lansia
3. Upaya Kesehatan Jiwa Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat
5. Bina Upaya Pengobat tradisional Komplementer
6. Bina Upaya Kesehatan Olahraga
7. Dan program lain yang di kembangkan sesuai dengan kekhususan wilayah
kerja Puskesmas.
d. Data kegiatan dan hasil kegiatan program Upaya Kesehatan Perseorangan
Yang dimaksud dengan upaya kesehatan perorangan di Puskesmas meliputi :
17. Pengobatan dan pemulihan kesehatan termasuk Gigi dan IGD
18. Data pertolongan kesehatan (Persalinan dan KB)
19. Data Konseling kesehatan (Gizi, Sanitasi, KB dll )
20. Data Pemeriksaan kesehatan (Umum dan khusus)
Sekumpulan data primer perseorangan yang dalam pengolahan dan atau analis
dapat memberikan gambaran tentang besaran masalah penyakit yang terjadi di
wilayah kerja Puskesmas menurut lokasi (desa), gender, golongan umur,
pekerjaan dll sesuai dengan kebutuhan.
e. Data obat dan sediaan kesehatan
1. Obat-obatan
2. Sediaan farmasi
3. Alat penunjang Kesehatan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya

Fasilitas Kesehatan atau yang dapat disebut juga fasilitas pelayanan


kesehatan merupakan suatu alat atau tempat yang digunakan dalam
menjalankan upaya pelayanan kesehatan, baik dari segi promotif, preventif,
kuratif, dan juga rehabilitatif
DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman, E. S. (2021). Manajemen kesehatan: Teori dan praktik di puskesmas. Ugm Press.

Nugraheni, R., & Syaiful, A. M. (2022). Pelaksanaan Program Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu (SP2TP) Puskesmas Pesantren II. Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan IMELDA,
7(2), 154-160.

BPS Kota Semarang. 2012. “Kecamatan Banyumanik dalam Angka 2012”, dalam
http://semarangkota.bps.go.id/. Diunduh Kamis, 27 November 2014.

Amiruddin, M., & Yusuf, M. (2017). Pelaksanaan Teknik Supervisi Pada Pelayanan Kesehatan. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan, 2(3).

Fatimah, S. (2019). Faktor Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas. HIGEIA (Journal of


Public Health Research and Development), 3(1), 121-131.

Basith, Z. A., & Prameswari, G. N. (2020). Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas. HIGEIA
(Journal of Public Health Research and Development), 4(1), 52-63.

Ekasari, R., Pradana, M. S., Adriansyah, G., Prasnowo, M. A., Rodli, A. F., & Hidayat, K. (2017). Analisis
Kualitas Pelayanan Puskesmas Dengan Metode Servqual. Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan,
Komunikasi Dan Pemikiran Hukum Islam, 9(1), 86-93.

Anda mungkin juga menyukai