KASUS KELOLAAN
GAMBARAN KASUS
Ny. E usia 23 tahun sebagai ibu rumah tangga yang tinggal kelurahan
Pelintung, Kota Dumai, bersama suaminya. Ny. E sedang hamil anak pertama (G1
P0 A0 H0) dengan usia kehamilan 8 minggu. Pada tanggal 30 Oktober 2023 Ny. E
datang ke UGD Puskesmas Medang Kampai, Dumai pada pukul 09.00. Saat
dilakukan pengkajian pasien mengeluh pusing, badan lemas, mual dan muntah.
Ny.E mual muntah sebanyak kurang lebih 10x dan setiap makan Ny. E muntah.
Mual dan muntah dirasakan sejak pukul 18.00 tanggal 29/10/2023. Ny.E
mengatakan mencoba makan namun baru suapan pertama langsung muntah
sehingga membuat Ny. E merasa lemas. Ny. E mengatakan BAK dan BAB
normal. Pagi sebelum ke puskesmas Ny. E sudah BAB 1x. Ny. E mengatakan
tidak ada penyakit keturunan seperti hipertensi dan DM.
Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg,
nadi 130x/i, pernafasan 22 x/i, suhu 36,8 C, BB: 60 kg, TB: 162 cm. Wajah
tampak pucat, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik. Hidung simetris kiri
kanan dan tidak ada pernapasan cuping hidung. Mukosa bibir pucat dan kering,
Tidak dilakukan pemeriksaan Leopold karena kehamilan masih Trimester 1.
A. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat
1. Haid pertama kali pada usia 13 tahun haid teratur dengan siklus
Ginekologi
menstruasi 30 hari ke bulan selanjutnya, haid berlangsung antara
2. Riwayat KB 5-7 hari. Pasien mengatakan haid teratur dan lancar
5. BB/TB: 60kg/162cm
6. LILA: 27cm
Tanda-tanda vital
1. TD: 100/70 mmHg
2. RR: 22x/i
3. HR: 130x/i
4. S: 36,8C
5. SPO2: 98%
Pemeriksaan Fisik 1. Rambut : Bersih, rambut panjang, tidak ada rontok
(Head to Toe)
2. Mata: Normal, konjungtiva anemis (-) ikterik (-/-).
3. Wajah : Pucat
9. Dada :
Perkusi: sonor,
Auskultasi: lup-dup
13. Ekstremitas
latihan
Nutrisi dan Cairan Asupan nutrisi sebelum sakit Ny. E makan 2-3x sehari, makan teratur dan
selalu minum air putih cukup
Data Pasien mengatakan cemas terhadap kondisinya karena sedang hamil anak
Psikososial pertama, dan cemas jika tidak bisa menjaga kondisi kehamilannya.
dan
Lingkungan
Medikasi/Obat- Obat-obatan yang digunakan:
obatan yang - IVFD DS 5% 20 tts/i
Digunakan - Inj. Metoclopramide/8 jam
- Piridoksin/B6 2x1 (oral)
Persiapan
1. Senam Hamil: Ny. E mengatakan belum pernah mengikuti kelas
persalinan
hamil
2. Rencana Tempat Melahirkan: Ny. E mengatakan belum tahu
rencana melahirkan dimana
3. Perlengkapan Kebutuhan Bayi dan Ibu: Ny. E mengatakan belum
ada mempersiapkan
4. Kesiapan Mental Ibu dan Keluarga: Ny. E mengatakan karena baru
anak pertama sesekali mudah tersinggung dan cemas akan
kondisinya.
5. Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani nyeri,
proses persalinan: Ny. E mengatakan belum mengerti mengenai
tanda-tanda melahirkan, cara penanganan nyeri dan proses
persalinan.
6. Perawatan Payudara: Ny. E mengatakan belum mengetahui
mengenai perawatan payudara.
B. Analisa Data
Tabel 4. Analisa Data Keperawatan
Jenis Data Etiologi Masalah Keperawatan
DO:
- Pasien tampak
bingung
- Kontak mata kurang
C. Intervensi Keperawatan
Hipovolemia
Terapeutik O:
Ny. E terlihat
Menciptakan suasana
cemas
teraupetik untuk
Ny. E terlihat
menumbuhkan
tegang
kepercayaan
Ny. E terlihat
Menemani pasien
kurang
untuk mengurangi
berkonsentrasi
kecemasan
TD: 110/80
Memahami situasi
mmHg
yang membuat ansietas
N: 90 x/i
Mendengarkan dengan
RR: 20x/i
penuh perhatian
S: 36,7C
Menggunakan
pendekatan yang
A: Masalah keperawatan
tenang dan
belum teratasi
meyakinkan
Memotivasi P: Intervensi dilanjutkan
mengidentifikasi untuk memonitor
situasi yang memicu kecemasan pasien
kecemasan
Edukasi
Menginformasikan
secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan
prognosis
Menganjurkan
keluarga untuk tetap
bersama pasien
Melatih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan (Terapy
music)
Melatih teknik
relaksasi (Terapi Nafas
dalam)
membantu klien
memperbanyak asupan P: Intervensi
cairan oral sebanyak diberhentikan
2L/Hari, secara
bertahap sedikit tapi
sering.
Edukasi
Menganjurkan
keluarga untuk tetap
bersama pasien
A. Pengkajian
Dalam pengkajian keperawatan ini didapatkan Ny. E Ny. E usia 21 tahun
sebagai ibu rumah tangga yang tinggal kelurahan Pelintung, Kota Dumai, bersama
suaminya. Ny. E sedang hamil anak pertama (G1 P0 A0 H0) dengan usia
kehamilan 8 minggu. Pada tanggal 30 Oktober 2023 Ny. E datang ke UGD
Puskesmas Medang Kampai pada pukul 09.00. Saat dilakukan pengkajian pasien
mengeluh pusing, badan lemas, mual dan muntah. Ny.E mual muntah sebanyak
kurang lebih 10x dan setiap makan. Menurut Tiran, (2018) mual dan muntah yang
dirasakan ibu hamil cenderung akan membuat mereka menjadi lebih lemah dan
akan meningkatkan kecemasaan terhadap kejadian yang lebih parah. Masalah
psikologis juga berperan pada parahnya mual dan muntah serta perkembangan
hiperemesis gravidarum.
Sesuai teori Khayati (2013), menyatakan mual dan muntah saat hamil, yang
bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai
mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan. Muntah yang
berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa pusing, lemas. Pada
pengkajian Ny.E berdasarkan klasifikasi termasuk dalam hiperemesis gravidarum
tingkat 2 dengan tanda gejala yang ada pada yaitu muntah lebih 10 kali dalam
sehari, lidah mengering, wajah pucat, mukosa bibir kering dan pucat, haus berat,
pusing dan lemas, nadi lemah dan cepat (takikardi), penurunan berat badan,
oliguria, bilirubin dan aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan penderita.
Menurut Atiqoh, 2022 klasifikasi hiperemesis gravidarum terbagi menjadi : grade
I, grade II dan grade III sesuai dengan keluhan yang dirasakan oleh klien.
B. Diagnosa Keperawatan
Pada penelitian ini diagnosa keperawatan utama yang ditegakkan pada pasien
Ny. E adalah Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif, dikarenakan klien muntah
dan mual kurang lebih 10 kali. Pemeriksaan fisik pada klien wajah tampak pucat,
mukosa bibir kering dan pucat. Kondisi tersebut mengacu pada kehilangan cairan
tubuh (dehidrasidan/atauhipovolemia) yang terjadi ketika ekskresi cairan melebihi
asupan cairan, misalnya karena asupan cairan yang tidak mencukupi dan muntah
yang berlebihan.
Diagnosa keperawatan kedua yang diangkat adalah ansietas b.d krisis
situasional, didapatkan data subjektif yaitu pasien mengatakan cemas dengan
kondisinya karena kehamilan anak pertama, pada data objektif pasien tampak
bingung, gelisah, tegang, sulit berkonsentrasi, kontak mata kurang, TD: 100/70
mmHg, nadi: 130x/menit- dan RR: 22x/m.
Diagnosa ketiga yang diangkat yaitu defisit pengetahuan b.d kurang
terpaparnya informasi, didapatkan data subjektif yaitu, pasien menanyakan apakah
mual muntah ada hubungannya dengan kondisi kehamilannya, pasien mengatakan
belum tahu mengenai tanda bahaya kehamilan trimester 1 dan belum tahu tentang
kebutuhan nutrisi untuk trimester 1, pada data objektif didapatkan pasien tampak
bingung dan kontak mata kurang.
C. Intervensi Keperawatan
Perencanaan pada diagnosa keperawatan keperawatan hipovolemia b.d
kekurangan cairan aktif, intervensi keperawatan yang dilakukan pada pasien
dengan diagnosa hipertermia b.d dehidrasi bertujuan agar suhu tubuh berada
pada rentang normal. Rencana keperawatan yang dilakukan adalah manajemen
hipertermia, seperti monitor suhu tubuh, identifikasi penyebab hipertermia
(dehidrasi, monitor komplikasi akibat hipertermia, sediakan lingkungan yang
dingin, longgarkan atau lepaskan pakaian pasien, berikan cairan oral, berikan
oksigen (jika perlu), anjurkan tirah baring, dan kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena.
Perencanaan pada diagnosa keperawatan ansietas b.d krisis situasional,
intervensi yang dilakukan pada pasien ansietas bertujuan untuk menurunkan
tingkat ansietas menurun. Rencana keperawatan yang dilakukan adalah
identifikasi saat tingkat ansietas berubah, identifikasi kemampuan mengambil
keputusan, monitor tanda-tanda ansietas, ciptakan suasana teraupetik untuk
menumbuhkan kepercayaan, temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan, pahami situasi yang membuat ansietas, dengarkan dengan
penuh perhatian, gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan, motivasi
mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan, jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami. informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis, anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan, latih teknik
relaksasi.
Perencanaan pada diagnosa keperawatan defisit pengetahuan b.d kurang
terpaparnya informasi. Intervensi yang dilakukan pada pasien defisit
pengetahuan bertujuan untuk meningkatkan tingkat pengetahuan yaitu
identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi, dentifikasi
pengetahuan tentang perawatan masa kehamilan, sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan, jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan,
berikan kesempatan untuk bertanya, jelaskan perubahan fisik dan psikologis
masa kehamilan, jelaskan perkembangan janin, ketidaknyamanan selama
kehamilan, kebutuhan nutrisi kehamilan, kebutuhan aktivitas istirahat, tanda
bahaya kehamilan, sistem dukungan selama kehamilan, cara mengatasi
ketidaknyamanan selama kehamilan dan anjurkan ibu rutin memeriksakan
kehamilannya.
A. Kesimpulan
Setelah menguraikan beberapa bab mengenai asuhan keperawatan pada
Ny.E dengan hyperemesis gravidarum pada tanggal 30-31 Oktober 2023, maka
dengan ini dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Pengkajian asuhan keperawatan pada klien dengan penderita hyperemesis
gravidarum di ruang rawat inap puskesmas Medang Kampai, Dumai.
Pengkajian yang didapatkan Ny.E mengatakan mual muntah dan tidak bisa
masuk makanan sedikitpun. Dalam sehari mual muntahnya kurang lebih 10
kali. Dan pasien terlihat lemas dan pucat. Serta, Ny. E cemas terhadap kondisi
janinnya yang masih muda, kehamilan pertama, dan Ny. E belum mengetahui
mengenai perawatan selama masa kehamilan.
2. Diagnosa asuhan keperawatan pada klien dengan hyperemesis gravidarum di
ruang rawat inap puskesmas Medang Kampai, Dumai yaitu: Hipovolemia b.d
kehilangan cairan aktif, Ansietas b.d krisis situasional dan Dedfisit
pengetahuan b.d kurang terpaparnya informasi.
3. Perencanaan asuhan keperawatan pada klien dengan hyperemesis gravidarum
di ruang rawat inap puskesmas Medang Kampai, Dumai, semua perencanaan
dapat diterapkan pada tinjauan kasus.
4. Implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan hyperemesis gravidarum
di ruang rawat inap puskesmas Medang Kampai, Dumai, dilakukan sesuai
dengan kebutuhan dan keadaan yang dialami oleh Ny.E.
5. Evaluasi pada klien dengan hyperemesis gravidarum di ruang rawat inap
puskesmas Medang Kampai, Dumai dengan diagnosa utama Hipovolemia b.d
kehilangan cairan aktif dapat disimpulkan bahwa masalah sudah teratasi karena
pada pengkajian dan evaluasi hari kedua Ny.E tidak merasakan mual dan tidak
muntah saat makan.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa agar dapat mencari informasi dan memperluas
wawasan mengenai klien dengan hyperemesis gravidarum karena dengan
adanya pengetahuan dan wawasan yang luas mahasiswa akan mampu
mengembangkan diri dalam masyarakat dan memberikan pendidikan kesehatan
bagi masyarakat mengenai hyperemesis gravidarum, dan fakor-faktor
pencetusnya serta bagaimana pencegahan untuk kasus tersebut.
2. Bagi Institusi
Bagi institusi pelayanan kesehatan, memberikan pelayanan dan
mempertahankan hubungan kerja yang baik antara tim kesehatan dan pasien
yang ditujukan untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang optimal.