Anda di halaman 1dari 25

BAB III

KASUS KELOLAAN

GAMBARAN KASUS
Ny. E usia 23 tahun sebagai ibu rumah tangga yang tinggal kelurahan
Pelintung, Kota Dumai, bersama suaminya. Ny. E sedang hamil anak pertama (G1
P0 A0 H0) dengan usia kehamilan 8 minggu. Pada tanggal 30 Oktober 2023 Ny. E
datang ke UGD Puskesmas Medang Kampai, Dumai pada pukul 09.00. Saat
dilakukan pengkajian pasien mengeluh pusing, badan lemas, mual dan muntah.
Ny.E mual muntah sebanyak kurang lebih 10x dan setiap makan Ny. E muntah.
Mual dan muntah dirasakan sejak pukul 18.00 tanggal 29/10/2023. Ny.E
mengatakan mencoba makan namun baru suapan pertama langsung muntah
sehingga membuat Ny. E merasa lemas. Ny. E mengatakan BAK dan BAB
normal. Pagi sebelum ke puskesmas Ny. E sudah BAB 1x. Ny. E mengatakan
tidak ada penyakit keturunan seperti hipertensi dan DM.
Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg,
nadi 130x/i, pernafasan 22 x/i, suhu 36,8 C, BB: 60 kg, TB: 162 cm. Wajah
tampak pucat, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik. Hidung simetris kiri
kanan dan tidak ada pernapasan cuping hidung. Mukosa bibir pucat dan kering,
Tidak dilakukan pemeriksaan Leopold karena kehamilan masih Trimester 1.
A. Pengkajian Keperawatan

Tabel 3. Deskripsi Pengkajian Keperawatan


Identitas Klien Hasil Pengkajian

Inisial Klien Ny. E


Tanggal lahir 09/05/1999
Usia 23 tahun
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Agama Islam
Pendidikan SMP
Suku Batak
Status Pernikahan Menikah/Kawin
Alamat Desa Pelintung, Kota Dumai
Diagnosa Medis
G1 P0 A0 H0 Usia Kehamilan 8 Minggu

1. Riwayat
1. Haid pertama kali pada usia 13 tahun haid teratur dengan siklus
Ginekologi
menstruasi 30 hari ke bulan selanjutnya, haid berlangsung antara
2. Riwayat KB 5-7 hari. Pasien mengatakan haid teratur dan lancar

2. Tidak pernah KB sebelumnya


Riwayat Kehamilan
1. HPHT: 24/07/2023
saat ini
2. Taksiran Partus: 01/05/2024

3. BB Sebelum hamil: 58kg

4. TD sebelum hamil: 120/80 mmHG


Data Umum
1. Status Obstetrik: G1 P0 A0 H0
Kesehatan saat ini
2. Usia Kehamilan: 8 minggu

3. Keadaan umum: Baik

4. Kesadaran: Composmentis , GCS 15

5. BB/TB: 60kg/162cm
6. LILA: 27cm
Tanda-tanda vital
1. TD: 100/70 mmHg

2. RR: 22x/i

3. HR: 130x/i

4. S: 36,8C

5. SPO2: 98%
Pemeriksaan Fisik 1. Rambut : Bersih, rambut panjang, tidak ada rontok
(Head to Toe)
2. Mata: Normal, konjungtiva anemis (-) ikterik (-/-).

3. Wajah : Pucat

4. Hidung: Simetris, tidak ada gangguan, tidak terpasang oksigen

5. Mulut: Mukosa bibir kering

6. Gigi: Gigi bersih

7. Telinga: Bersih tidak ada serumen , tidak ada gangguan pendengaran.

8. Leher: Tidak ada benjolan/pembengkakan

9. Dada :

 Inspeksi: payudara simetris, areola hitam, puting menonjol

 Palpasi: teraba hangat, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri


tekan

 Perkusi: sonor,

 Auskultasi: lup-dup

10. Paru-paru: Pergerakan dinding dada simetris, bentuk dada


normal, bunyi paru vesikuler.

11. Abdomen: tidak ada lesi/pembengkakan, bising usus (+), tidak


ada nyeri tekan
12. Genitalia: Normal, tidak ada keputihan

13. Ekstremitas

 Atas: Normal, akral hangat, oedem (-), CRT <3 detik

 Bawah: Normal, akral hangat, oedem (-).


Eliminasi 1. BAK: 5-6 kali sehari
2. BAB: 1x sehari
Klien mengatakan tadi malam tidurnya nyenyak, tidak ada terganggu.
Istirahat dan
Kenyamanan

Mobilisasi dan Pasien mampu berjalan sendiri.

latihan
Nutrisi dan Cairan Asupan nutrisi sebelum sakit Ny. E makan 2-3x sehari, makan teratur dan
selalu minum air putih cukup

Keadaan Mental 1. Adaptasi Psikologis: Ny. E mengatakan semenjak hamil


sesekali mudah marah terhadap suaminya.

2. Penerimaan Terhadap kehamilan: Ny. E mengatakan menerima


dengan baik apa yang sekarang sedang dialami, dan bahagia atas
kehamilan anak pertamanya

3. Pola hidup yang meningkatkan resiko kehamilan: Ny. E


mengatakan selalu menjaga kehamilannya dengan baik, mengurangi
aktivitas yang berat, dan menjaga pola makan.

Saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh pusing, badan lemas,


Riwayat
mual dan muntah. Dalam semalaman Ny.E mual muntah sebanyak kurang
Kesehata n
lebih 7x dan setiap makan Ny. E muntah. Mual dan muntah dirasakan
Sekarang
sejak malam pukul 18.00. Ny.E mengatakan mencoba makan namun baru
suapan pertama langsung muntah sehingga membuat Ny. E merasa lemas.
Ny. E mengatakan BAK dan BAB normal. Pagi sebelum ke puskesmas
Ny. E sudah BAB 1x. Ny. E mengatakan tidak ada penyakit keturunan
seperti hipertensi dan DM.
Riwayat Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dan tidak
Kesehatan pernah keguguran sebelumnya
Dahulu
Riwayat Pasien mengatakan ibunya dahulu juga pernah mual-muntah parah
Kesehata n sampai di infus dan tidak ada mempunyai penyakit keturunan seperti
Keluarga hipertensi dan DM

Riwayat Status Obstetrik: G1 P0 A0 H0


Obstetri KB: Pasien mengatakan belum pernah KB

Data Pasien mengatakan cemas terhadap kondisinya karena sedang hamil anak
Psikososial pertama, dan cemas jika tidak bisa menjaga kondisi kehamilannya.
dan
Lingkungan
Medikasi/Obat- Obat-obatan yang digunakan:
obatan yang - IVFD DS 5% 20 tts/i
Digunakan - Inj. Metoclopramide/8 jam
- Piridoksin/B6 2x1 (oral)
Persiapan
1. Senam Hamil: Ny. E mengatakan belum pernah mengikuti kelas
persalinan
hamil
2. Rencana Tempat Melahirkan: Ny. E mengatakan belum tahu
rencana melahirkan dimana
3. Perlengkapan Kebutuhan Bayi dan Ibu: Ny. E mengatakan belum
ada mempersiapkan
4. Kesiapan Mental Ibu dan Keluarga: Ny. E mengatakan karena baru
anak pertama sesekali mudah tersinggung dan cemas akan
kondisinya.
5. Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani nyeri,
proses persalinan: Ny. E mengatakan belum mengerti mengenai
tanda-tanda melahirkan, cara penanganan nyeri dan proses
persalinan.
6. Perawatan Payudara: Ny. E mengatakan belum mengetahui
mengenai perawatan payudara.

B. Analisa Data
Tabel 4. Analisa Data Keperawatan
Jenis Data Etiologi Masalah Keperawatan

DS: Hipovolemia b.d


Peningkatan hormone HCG,
- Ny.E mengatakan kekurangan cairan aktif
progesterone dan esterogen
mengeluh mual dan
muntah dirasakan
sejak pukul 18.00-pagi Penurunan pengosongan
- Ny.E mengatakan lambung
setiap makan atau
suapan pertama sudah
Peningkatan tekanan gaster
langsung muntah
- Ny.E mengatakan
badan lemas karena Nausea (mual muntah)
tidak ada masuk
makanan
Dehidrasi
- Ny. E mengatakan
muntah kurang lebih
Kekurangan cairan berlebih
10x
- Ny. E mengatakan
tidak ingin makan Hipovolemia
karena takut muntah
DO:
- Ny.E terlihat lemas
- Ny. E terlihat Pucat
- Membran mukosa
kering
- BB 60kg
- TD: 100/70 mmHg
- Nadi: 130x/menit
- RR: 22x/m
DS: Ansietas
Kehamilan
- Pasien mengatakan
cemas dengan
Perubahan psikologis
kondisinya karena
anak pertama `
- Pasien mengeluh Khawatir akan kondisi
pusing kehamilan
DO:
- Pasien tampak
Ansietas
bingung
- Pasien tampak
gelisah
- Pasien Tampak
Tegang
- Pasien terlihat sulit
berkonsentrasi
- Kontak mata kurang
- TD: 100/70 mmHg
- Nadi: 130x/menit-
- RR: 22x/m
DS: Defisit pengetahuan
Pendidikan
- Pasien menanyakan
apakah mual muntah
Perubahan fisiologis selama
ada hubungannya
masa kehamilan
dengan kondisi
kehamilannya
- Pasien mengatakan Kurang terpapar informasi
belum tahu mengenai mengenai perawatan kehamilan
tanda bahaya
kehamilan trimester 1
- Pasien mengatakan
belum tahu tentang
kebutuhan nutrisi
untuk trimester 1

DO:
- Pasien tampak
bingung
- Kontak mata kurang

C. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1

Hipovolemia

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan status cairan membaik dengan


kriteria hasil:
 Perasaan lemas Manajemen Hipovolemia
menurun Observasi
 Membrane mukosa  Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi
membaik meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun,
 Berat badan tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane
membaik mukosa kering, volume urin menurun, hematocrit
meningkat, haus, lemah)
 Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
 Hitung kebutuhan cairan
Edukasi
 Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
 Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
 Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi untuk
mengatasi mual (relaksasi dengan aromaterapi lavender,
lemon dan dengan minuman jahe)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian pemberian cairan IV isotonis (mis.
NaCl, RL), jika perlu
 Kolaborasi pemberian pemberian cairan IV hipotonis (mis.
Glukosa 2,5%, NaCl 0,4% ), jika perlu
2 Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
situasional Tindakan keperawatan Observasi:
3x24 jam diharapkan  Identifikasi saat tingkat
tingkat ansietas menurun, ansietas berubah
dengan kriteria hasil:  Identifikasi kemampuan
 Konsentrasi mengambil keputusan
membaik  Monitor tanda-tanda ansietas
 Pola tidur Terapeutik
membaik  Ciptakan suasana teraupetik
 Perilaku gelisah untuk menumbuhkan
menurun kepercayaan
 Verbalisasi  Temani pasien untuk
kebingungan mengurangi kecemasan, jika
menurun memungkinkan
 Verbalisasi  Pahami situasi yang
khawatir akibat membuat ansietas
kondisi yang  Dengarkan dengan penuh
dihadapi menurun perhatian
 Perilaku tegang  Gunakan pendekatan yang
menurun tenang dan meyakinkan
 Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
Edukasi
 Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin
dialami
 Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
 Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien
 Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
 Latih teknik relaksasi
3 Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Perawatan
keperawatan selama 3x24 Kehamilan
jam diharapkan tingkat Observasi
pengetahuan membaik,  Identifikasi kesiapan dan
dengan kriteria hasil: kemampuan menerima
 Kemampuan
menjelaskan informasi
pengetahuan suatu  Identifikasi pengetahuan
topik meningkat tentang perawatan masa
 Pertanyaan tentang kehamilan
masalah yang Terapeutik
dihadapi menurun  Sediakan materi dan media
 Persepsi yang pendidikan kesehatan
keliru terhadap  Jadwalkan pendidikan
masalah menurun kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
 Jelaskan perubahan fisik dan
psikologis masa kehamilan
 Jelaskan perkembangan janin
 Jelaskan ketidaknyamanan
selama kehamilan
 Jelaskan kebutuhan nutrisi
kehamilan
 Jelaskan kebutuhan aktivitas
istirahat
 Jelaskan tanda bahaya
kehamilan
 Jelaskan sistem dukungan
selama kehamilan
 Ajarkan cara mengatasi
ketidaknyamanan selama
kehamilan
 Anjurkan ibu rutin
memeriksakan kehamilannya
D. Implementasi dan evaluasi keperawatan

Tanggal dan Diagnosa Implementasi Evaluasi (SOAP)


(jam) keperawatan
30/10/2023 Hipovolemia b.d Manajemen Hipovolemia S:
(08.00 -22.00 kehilangan cairan Observasi  Ny.E mengatakan
WIB) aktif  Melakukan selama di ruangan
pemeriksaan TTV rawat inap muntah
 Mengidentifikasi tanda 4x
dan gejala hipovolemia  Ny.E mengatakan
(mengecek frekuensi badan terasa lemas
nadi, membran  Ny.E mengatakan
mukosa, dan tekanan baru minum sekitar
darah) 1botol mineral
 Mengidentifikasi 500ml
intake cairan klien
O:
 Mengevaluasi teknik
 Ibu tampak pucat
farmakologi pemberian
lemas
obat mual dan muntah
 Mukosa bibir kering
(Inj. Metoclopramide/8
dan pucat
jam)
 TD: 110/80 mmHg
Terapeutik
 N: 90 x/i
 Melakukan pemberian  RR: 20x/i
infus Ds 20ttsx/i  S: 36,7C
Edukasi
 Menganjurkan keluarga A: Masalah keperawatan
untuk membantu klien belum teratasi
memperbanyak asupan
cairan oral sebanyak
2L/Hari, secara P: Intervensi dilanjutkan
bertahap sedikit tapi untuk memonitor intake
sering. dan output cairan klien.

30/10/2023 Ansietas b.d krisis Reduksi Ansietas S:


(08.00 -22.00 situasional Observasi:  Ny.E mengatakan
WIB) masih cemas
 Mengidentifikasi saat
dengan kondisinya
tingkat ansietas
karena masih
berubah
muntah
 Mengidentifikasi
 Ny. E selalu
kemampuan
bertanya apakah
mengambil keputusan
janinnya baik-baik
 Memonitor tanda-
saja
tanda ansietas

Terapeutik O:
 Ny. E terlihat
 Menciptakan suasana
cemas
teraupetik untuk
 Ny. E terlihat
menumbuhkan
tegang
kepercayaan
 Ny. E terlihat
 Menemani pasien
kurang
untuk mengurangi
berkonsentrasi
kecemasan
 TD: 110/80
 Memahami situasi
mmHg
yang membuat ansietas
 N: 90 x/i
 Mendengarkan dengan
 RR: 20x/i
penuh perhatian
 S: 36,7C
 Menggunakan
pendekatan yang
A: Masalah keperawatan
tenang dan
belum teratasi
meyakinkan
 Memotivasi P: Intervensi dilanjutkan
mengidentifikasi untuk memonitor
situasi yang memicu kecemasan pasien
kecemasan

Edukasi

 Menginformasikan
secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan
prognosis
 Menganjurkan
keluarga untuk tetap
bersama pasien
 Melatih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan (Terapy
music)
 Melatih teknik
relaksasi (Terapi Nafas
dalam)

30/10/2023 Defisit Pengetahuan Edukasi Perawatan S:


(08.00 -22.00 b.d kurang Kehamilan  Ny.E mengatakan
WIB) terpaparnya faham tentang
Observasi
informasi bahaya selama
 Mengidentifikasi kehamilan
kesiapan dan  Ny. E mengatakan
kemampuan menerima faham tentang
informasi kebutuhan nutrisi
 Mengidentifikasi selama masa
pengetahuan tentang
perawatan masa kehamilan
kehamilan  Ny. E mengatakan
faham kapan saja
Terapeutik
harus
 Menyediakan materi
memeriksakan
dan media pendidikan
kandungannya.
kesehatan
 Menjadwalkan O:
pendidikan kesehatan
 Ny. E terlihat
sesuai kesepakatan
antusias
 Memberikan
 Ny. E kooperatif
kesempatan untuk
 Ny. E terlihat
bertanya
fokus
Edukasi

 Menjelaskan A: Masalah keperawatan


perubahan fisik selama belum teratasi
kehamilan
 Menjelaskan P: Intervensi dilanjutkan
perkembangan janin (pendkes mengenai
 Menjelaskan ketidaknyamanan selama
ketidaknyamanan masa kehamilan trimester
selama kehamilan 1)
 Menjelaskan
kebutuhan nutrisi
kehamilan
 Menjelaskan
kebutuhan aktivitas
istirahat
 Menjelaskan tanda
bahaya kehamilan
 Menjelaskan sistem
dukungan selama
kehamilan
 Menganjurkan ibu
rutin memeriksakan
kehamilannya

31/10/2023 Hipovolemia b.d Manajemen Hipovolemia S:


08.00-14.00 kehilangan cairan Observasi  Ny.E mengatakan
aktif  Melakukan tidak ada terasa mual
pemeriksaan TTV dan tidak ada
 Mengidentifikasi tanda muntah
dan gejala hipovolemia  Ny.E mengatakan
(mengecek frekuensi badan tidak selemas
nadi, membran kemarin
mukosa, dan tekanan  Ny.E mengatakan
darah) minum 1 liter lebih
 Mengidentifikasi air mineral
intake cairan klien
O:
 Mengevaluasi teknik
 Ny.E terlihat lebih
farmakologi pemberian
segar
obat mual dan muntah
 Mukosa bibir tidak
(Inj. Metoclopramide/8
pucat
jam)
 TD: 110/70 mmHg
Terapeutik
 N: 98% x/i
 Melakukan pemberian  RR: 21x/i
infus Ds 20ttsx/i  S: 36,8C
Edukasi
 Menganjurkan A: Masalah keperawatan

keluarga untuk teratasi

membantu klien
memperbanyak asupan P: Intervensi
cairan oral sebanyak diberhentikan
2L/Hari, secara
bertahap sedikit tapi
sering.

31/10/2023 Ansietas b.d krisis Reduksi Ansietas S:


08.00-14.00 situasional Observasi:  Ny.E mengatakan
tidak cemas lagi
 Mengidentifikasi saat
karena kondisi
tingkat ansietas
sudah membaik
berubah
 Ny. E senang
 Mengidentifikasi
karena sudah
kemampuan
diperbolehkan
mengambil keputusan
pulang
 Memonitor tanda-
tanda ansietas
O:
Terapeutik  Ny. E terlihat
senang
 Menciptakan suasana
 Ny. E terlihat
teraupetik untuk
berkonsentrasi
menumbuhkan
 TD: 110/70
kepercayaan
mmHg
 Menemani pasien
 N: 98% x/i
untuk mengurangi
 RR: 21x/i
kecemasan
 Memahami situasi  S: 36,8C

yang membuat ansietas


A: Masalah keperawatan
 Mendengarkan dengan
teratasi
penuh perhatian
 Menggunakan
P: Intervensi dihentikan
pendekatan yang
tenang dan
meyakinkan
 Memotivasi
mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan

Edukasi

 Menganjurkan
keluarga untuk tetap
bersama pasien

31/10/2023 Defisit Pengetahuan Edukasi Perawatan S:


08.00-14.00 b.d kurang Kehamilan  Ny.E mengatakan
terpaparnya faham tentang
Terapeutik
informasi ketidaknyamanan
 Menyediakan materi
selama kehamilan
dan media pendidikan
kesehatan O:
 Menjadwalkan
 Ny. E terlihat
pendidikan kesehatan
antusias
sesuai kesepakatan
 Ny. E kooperatif
 Memberikan
 Ny. E terlihat
kesempatan untuk
fokus
bertanya
Edukasi A: Masalah keperawatan
teratasi
 Menjelaskan
ketidaknyamanan
P: Intervensi dihentikan
selama kehamilan
(Ny. E pulang pukul
 Menjelaskan
14.00).
kebutuhan nutrisi
kehamilan
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan pada kasus ini dilakukan di ruang rawat ianp


puskesmas Dumai pada tanggal 30-31 Oktober 2023. Pada pembahasan kasus ini
peneliti akan memperlihatkan hasil laporan kasus asuhan keperawatan pada Ny.E
dengan diagnosa medis hyperemesis gravidarum. Kegiatan yang dilakukan meliputi
pengkajian keperawatan, penegakkan diagnosa keperawatan, menyusun intervensi
keperawatan, melakukan implementasi dan melakukan evaluasi keperawatan pada
pasien Ny.E.

A. Pengkajian
Dalam pengkajian keperawatan ini didapatkan Ny. E Ny. E usia 21 tahun
sebagai ibu rumah tangga yang tinggal kelurahan Pelintung, Kota Dumai, bersama
suaminya. Ny. E sedang hamil anak pertama (G1 P0 A0 H0) dengan usia
kehamilan 8 minggu. Pada tanggal 30 Oktober 2023 Ny. E datang ke UGD
Puskesmas Medang Kampai pada pukul 09.00. Saat dilakukan pengkajian pasien
mengeluh pusing, badan lemas, mual dan muntah. Ny.E mual muntah sebanyak
kurang lebih 10x dan setiap makan. Menurut Tiran, (2018) mual dan muntah yang
dirasakan ibu hamil cenderung akan membuat mereka menjadi lebih lemah dan
akan meningkatkan kecemasaan terhadap kejadian yang lebih parah. Masalah
psikologis juga berperan pada parahnya mual dan muntah serta perkembangan
hiperemesis gravidarum.
Sesuai teori Khayati (2013), menyatakan mual dan muntah saat hamil, yang
bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai
mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan. Muntah yang
berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa pusing, lemas. Pada
pengkajian Ny.E berdasarkan klasifikasi termasuk dalam hiperemesis gravidarum
tingkat 2 dengan tanda gejala yang ada pada yaitu muntah lebih 10 kali dalam
sehari, lidah mengering, wajah pucat, mukosa bibir kering dan pucat, haus berat,
pusing dan lemas, nadi lemah dan cepat (takikardi), penurunan berat badan,
oliguria, bilirubin dan aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan penderita.
Menurut Atiqoh, 2022 klasifikasi hiperemesis gravidarum terbagi menjadi : grade
I, grade II dan grade III sesuai dengan keluhan yang dirasakan oleh klien.

B. Diagnosa Keperawatan
Pada penelitian ini diagnosa keperawatan utama yang ditegakkan pada pasien
Ny. E adalah Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif, dikarenakan klien muntah
dan mual kurang lebih 10 kali. Pemeriksaan fisik pada klien wajah tampak pucat,
mukosa bibir kering dan pucat. Kondisi tersebut mengacu pada kehilangan cairan
tubuh (dehidrasidan/atauhipovolemia) yang terjadi ketika ekskresi cairan melebihi
asupan cairan, misalnya karena asupan cairan yang tidak mencukupi dan muntah
yang berlebihan.
Diagnosa keperawatan kedua yang diangkat adalah ansietas b.d krisis
situasional, didapatkan data subjektif yaitu pasien mengatakan cemas dengan
kondisinya karena kehamilan anak pertama, pada data objektif pasien tampak
bingung, gelisah, tegang, sulit berkonsentrasi, kontak mata kurang, TD: 100/70
mmHg, nadi: 130x/menit- dan RR: 22x/m.
Diagnosa ketiga yang diangkat yaitu defisit pengetahuan b.d kurang
terpaparnya informasi, didapatkan data subjektif yaitu, pasien menanyakan apakah
mual muntah ada hubungannya dengan kondisi kehamilannya, pasien mengatakan
belum tahu mengenai tanda bahaya kehamilan trimester 1 dan belum tahu tentang
kebutuhan nutrisi untuk trimester 1, pada data objektif didapatkan pasien tampak
bingung dan kontak mata kurang.

C. Intervensi Keperawatan
Perencanaan pada diagnosa keperawatan keperawatan hipovolemia b.d
kekurangan cairan aktif, intervensi keperawatan yang dilakukan pada pasien
dengan diagnosa hipertermia b.d dehidrasi bertujuan agar suhu tubuh berada
pada rentang normal. Rencana keperawatan yang dilakukan adalah manajemen
hipertermia, seperti monitor suhu tubuh, identifikasi penyebab hipertermia
(dehidrasi, monitor komplikasi akibat hipertermia, sediakan lingkungan yang
dingin, longgarkan atau lepaskan pakaian pasien, berikan cairan oral, berikan
oksigen (jika perlu), anjurkan tirah baring, dan kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena.
Perencanaan pada diagnosa keperawatan ansietas b.d krisis situasional,
intervensi yang dilakukan pada pasien ansietas bertujuan untuk menurunkan
tingkat ansietas menurun. Rencana keperawatan yang dilakukan adalah
identifikasi saat tingkat ansietas berubah, identifikasi kemampuan mengambil
keputusan, monitor tanda-tanda ansietas, ciptakan suasana teraupetik untuk
menumbuhkan kepercayaan, temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan, pahami situasi yang membuat ansietas, dengarkan dengan
penuh perhatian, gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan, motivasi
mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan, jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami. informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis, anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan, latih teknik
relaksasi.
Perencanaan pada diagnosa keperawatan defisit pengetahuan b.d kurang
terpaparnya informasi. Intervensi yang dilakukan pada pasien defisit
pengetahuan bertujuan untuk meningkatkan tingkat pengetahuan yaitu
identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi, dentifikasi
pengetahuan tentang perawatan masa kehamilan, sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan, jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan,
berikan kesempatan untuk bertanya, jelaskan perubahan fisik dan psikologis
masa kehamilan, jelaskan perkembangan janin, ketidaknyamanan selama
kehamilan, kebutuhan nutrisi kehamilan, kebutuhan aktivitas istirahat, tanda
bahaya kehamilan, sistem dukungan selama kehamilan, cara mengatasi
ketidaknyamanan selama kehamilan dan anjurkan ibu rutin memeriksakan
kehamilannya.

D. Implementasi dan Evaluasi


Keperawatan Rohmah & Walid (2012) Implementasi adalah realisasi
rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Implementasi
keperawatan adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan asuhan keperawatan
dalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
1. Pada masalah pertama yaitu hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif,
implementasi yang sudah diberikan adalah memeriksa tanda dan gejala
hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, membrane
mukosa kering dan pucat, meningkat, dan lemah). Mengidentifikasi intake
cairan klien. Mengevaluasi penggunaan teknik farmakologi untuk mengatasi
mual dan menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral serta
menganjurkan menghindari perubahan posisi mendadak. Hasil yang
didapatkan pada implementasi hari pertama dan kedua pasien mengatakan
sudah diberikan teknik farmakologi untuk mengurangi mual/muntah, yaitu
pemberian inj. Metoclopramide/8 jam selama 2 hari, pada hari kedua pasien
tidak ada keluhan mual muntah dan pasien di istirahatkan dirumah.
2. Pada masalah kedua yaitu ansietas b.d krisis situasional, implementasi yang
sudah diberikan adalah mengidentifikasi saat tingkat ansietas berubah,
kemampuan mengambil keputusan, memonitor tanda-tanda ansietas,
menciptakan suasana teraupetik untuk menumbuhkan kepercayaan,
menemani pasien untuk mengurangi kecemasan, memahami situasi yang
membuat ansietas, mendengarkan dengan penuh perhatian, menggunakan
pendekatan yang tenang dan meyakinkan, memotivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu kecemasan, menginformasikan secara faktual
mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis, menganjurkan keluarga
untuk tetap bersama pasien, melatih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan (Terapy music, melatih teknik relaksasi (Terapi nafas dalam
untuk mengurangi kecemasan), implementasi dilakukan selama 2 hari yaitu
pada tanggal 30-31 oktober 2023. Pada hari kedua pasien mengatakan tidak
ada perasaan cemas karena kondisi membaik dan sudah dibolehkan untuk
pulang.
3. Pada masalah ketiga yaitu defisit pengetahuan b.d kurang terpaparnya
informasi, implementasi yang sudah diberikan selama dua hari yaitu terkait
edukasi perawatan selama masa kehamilan. Seperti, mengidentifikasi
kesiapan dan kemampuan menerima informasi, pengetahuan tentang
perawatan masa kehamilan, menyediakan materi dan media pendidikan
kesehatan, menjelaskan perubahan fisik selama kehamilan, perkembangan
janin, ketidaknyamanan selama kehamilan, kebutuhan nutrisi selama
kehamilan, kebutuhan aktivitas istirahat, tanda bahaya kehamilan, sistem
dukungan selama kehamilan dan ibu rutin untuk rutin memeriksakan
kehamilannya. Hasil evaluasi dari diagnosa defisit pengetahuan didapatkan
pasien faham dan mengerti mengenai perawatan selama masa kehamilan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah menguraikan beberapa bab mengenai asuhan keperawatan pada
Ny.E dengan hyperemesis gravidarum pada tanggal 30-31 Oktober 2023, maka
dengan ini dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Pengkajian asuhan keperawatan pada klien dengan penderita hyperemesis
gravidarum di ruang rawat inap puskesmas Medang Kampai, Dumai.
Pengkajian yang didapatkan Ny.E mengatakan mual muntah dan tidak bisa
masuk makanan sedikitpun. Dalam sehari mual muntahnya kurang lebih 10
kali. Dan pasien terlihat lemas dan pucat. Serta, Ny. E cemas terhadap kondisi
janinnya yang masih muda, kehamilan pertama, dan Ny. E belum mengetahui
mengenai perawatan selama masa kehamilan.
2. Diagnosa asuhan keperawatan pada klien dengan hyperemesis gravidarum di
ruang rawat inap puskesmas Medang Kampai, Dumai yaitu: Hipovolemia b.d
kehilangan cairan aktif, Ansietas b.d krisis situasional dan Dedfisit
pengetahuan b.d kurang terpaparnya informasi.
3. Perencanaan asuhan keperawatan pada klien dengan hyperemesis gravidarum
di ruang rawat inap puskesmas Medang Kampai, Dumai, semua perencanaan
dapat diterapkan pada tinjauan kasus.
4. Implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan hyperemesis gravidarum
di ruang rawat inap puskesmas Medang Kampai, Dumai, dilakukan sesuai
dengan kebutuhan dan keadaan yang dialami oleh Ny.E.
5. Evaluasi pada klien dengan hyperemesis gravidarum di ruang rawat inap
puskesmas Medang Kampai, Dumai dengan diagnosa utama Hipovolemia b.d
kehilangan cairan aktif dapat disimpulkan bahwa masalah sudah teratasi karena
pada pengkajian dan evaluasi hari kedua Ny.E tidak merasakan mual dan tidak
muntah saat makan.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa agar dapat mencari informasi dan memperluas
wawasan mengenai klien dengan hyperemesis gravidarum karena dengan
adanya pengetahuan dan wawasan yang luas mahasiswa akan mampu
mengembangkan diri dalam masyarakat dan memberikan pendidikan kesehatan
bagi masyarakat mengenai hyperemesis gravidarum, dan fakor-faktor
pencetusnya serta bagaimana pencegahan untuk kasus tersebut.
2. Bagi Institusi
Bagi institusi pelayanan kesehatan, memberikan pelayanan dan
mempertahankan hubungan kerja yang baik antara tim kesehatan dan pasien
yang ditujukan untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai