Anda di halaman 1dari 1

HARI MINGGU BIASA XXV

(Minggu, 24 September 2023)

“Iri hatikah engkau karena Aku murah hati?” Pertanyaan ini menjadi sebuah refleksi
bagi kita yang terkadang iri dan tidak senang dengan suatu hal yang diperoleh oleh
orang lain. Kita seakan banyak tahu tentang konsep keadilan, mengkritik karena
tidak sesuai dengan keinginan kita bahkan memprotes dengan segala cara agar hal
itu sesuai dengan kainginan dan konsep yang ada dalam pikiran kita. Hal itu sering
kali muncul dalam kehidupan kita setiap hari; mungkin dalam pekerjaan kita di
mana siapa pun dan apapun yang dilakukan ia tetap mendapat gaji yang sama atau
kita juga iri dengan orang yang mungkin tidak serajin saya datang ke Gereja tapi ia
selalu diberikan keuntungan dan banyak hal lainnya. Hal itu membuat kita
cenderung memberontak dan mulai berargumen mengenai konsep keadilan.
Akhirnya kita lupa bahwa kemurahan hati Allah jauh berbeda dengan konsep
pikiran kita. Kita menganggap bahwa orang fasik tak layak diampuni. Kita juga
seakan tahu takaran kelayakan seseorang mendapat sebuah ganjaran. Padahal,
rancangan Tuhan bukanlah rancangan manusia, dan jalan manusia bukanlah jalan
Tuhan, atau cara manusia bukanlah cara Allah. Karena sesungguhnya jalan Tuhan
menjulang di atas jalan atau cara manusia. Begitu pula dengan rancangan dan
rencana Tuhan jauh di atas rancangan manusia. Namun di samping itu,
pengampunan dan kasih Allah akan selalu dinyatakan kepada setiap orang yang
berseru kepada-Nya dan senantiasa berusaha bekerja untuk menghasilkan buah.
Karena dengan demikian, kemurahan Tuhan akan memenuhi setiap orang. Begitu
juga dengan kita yang beriman ini hendaklah kita belajar menjadi murah hati sama
seperti Bapa yang sungguh murah hati bagi kita umat-Nya. Jangan khawatir, Allah
telah menyediakan bagian bagi setiap orang yang sesuai dengan kebaikan dan
kemurahan hati-Nya dan Janganlah iri hati, karena Tuhan tahu apa yang terbaik
untuk setiap umat-Nya.

Anda mungkin juga menyukai