Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris dengan letaknya yang sangat strategis yaitu
pada zona khatulistiwa, maka termasuk salah satu negara yang memiliki kekayaan
alam yang berlimpah terutama dalam bidang pertanian. Jamur merupakan salah
satu komoditi pertanian yang sangat diminati oleh masyarakat terutama
diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat terbatas untuk memenuhi
permintaan konsumen setiap harinya. Jamur tiram biasanya di manfaatkan untuk
sebagai bahan pangan,karena kandungan gizi yang sangat tinggi. Menurut
Suriawiria (2002), kandungan protein di dalam jamur tiram putih berkisar antara
19% sampai 35%, lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein pada
beras dan gandum, namun relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan
kandungan protein pada susu dan kedelai. Media yang biasa digunakan yaitu
serbuk gergaji kayu sengon yang mempunyai kandungan selulosa 49%, lignin
26,8%, pentosa 15,6%, abu 0,6% dan silika 0,2% (Martawiyaja et. al., 2005).
Serbuk gergaji kayu jati merupakan limbah yang masih jarang dimanfaatkan,
dalam media budidaya jamur biasanya menggunakan serbuk gergaji kayu sengon.

Jamur tiram atau dalam bahasa latin disebut Pleurotus ostreatus merupakan salah
satu jamur konsumsi yang bernilai tingi. Beberapa jenis jamur tiram yang biasa
dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia yaitu jamur tiram putih (P.ostreatus),
jamur tiram merah muda P.flabellatus), jamur tiram abu-abu (P. sajor caju), dan
jamur tiram abalone (P.cystidiosus). Pada dasarnya semua jenis jamur ini
memiliki karateristik yang hampir sama terutama dari segi morfologi, tetapi secara
kasar, warna tubuh buah dapat dibedakan antara jenis yang satu dengan dengan
yang lain terutama dalam keadaan segar (Kementerian Pertanian, 2010).

Jamur tiram merupakan jamur yang rendah kalori dan kaya akan mineral dan
vitamin. Merujuk dari Aida (2022) bahwa setiap 100 gram jamur tiram memiliki
nutrisi yang terkandung di dalamnya yakni:
1. Kalori: 33
2. Protein: 3 gram
2

3. Lemak: 0,4 gram


4. Karbohidrat: 6 gram
5. Serat makanan: 2,3 gram
6. Kalium: 420 miligram
7. Folat: 38 mikrogram
8. Niasin: 5 miligram
9. Asam pantotenat: 1,3 miligram
10. Riboflavin: 0,3 miligram.
Nutrisi yang terkandung dalam jamur tiram, memiliki beberapa manfaat yaitu:
1. Antioksidan tinggi
2. Membantu Kesehatan Jantung.
3. Menurunkan Resiko Kanker
4. Mengontrol Kadar Gula Darah.

Dari uraian diatas, muncul ide kreatif dengan menjadikan jamur tiram menjadi
olahan atau produk lain yaitu Rendang. Ide ini berawal dari kondisi masyrakat
saat ini yang banyak menderita kolesterol. Kolesterol merupakan salah satu
penyakit yang menyebabkan kematian, selain kanker. Oleh karena produk ini
untuk membantu masyarakat yang ingin mengkonsumsi rending namun takut akan
terkena penyakit kolesterol.

1.2. Alasan yang Mendasari

Jamur merupakan tumbuhan yang dapat dibudidayakan maupun ditemukan di


alam liar. Saat ini, banyak masyarakat yang sudah melakukan budidaya jamur
tiram. Namun, masyarakat hanya memanen dan menjual tanpa mengolah produk
tersebut. Jamur tiram yang biasa ditemui diolah menjadi sayur atau makanan
ringan seperti jamur krispi. Untuk itu, diperlukan inovasi baru dalam mengolah
jamur tersebut sehingga penyajian jamur tidak monoton. Inovasi dari jamur tiram
adalah dengan mengolah menjadi rendang, sehingga menjadi makanan yang sehat,
bergizi, serta memiliki rasa yang mampu mengundang selera. Oleh sebab itu
peluang usaha dari pengolahan jamur tiram ini sangat besar karena jamur tiram
yang sudah dibudidayakan sehingga sangat mudah untuk ditemukan.

1.3. Urgensi Kegiatan

Urgensi kegiatan dari program PKM Kewirausahaan ini yaitu :


1. Mengolah jamur tiram menjadi produk berdaya jual tinggi.
3

2. Mengambil peluang usaha dengan mengkreasikan jamur tiram menjadi rendang


sehingga menjadi pilihan masyarakat yang takut akan kolesterol.
3. Menciptakan suatu jenis produk yang berbahan dasar jamur tiram.

1.4. Identifikasi Peluang Usaha

Pesaing dari produk olahan jamur tiram ialah produk-produk sejenis yang banyak
dijajakan dipasaran, namun karena produk yang berbahan dasar protein nabati dari
jamur tiram sangat jarang di jumpai dipasaran dan inovasi yang dilakukan dengan
memanfatkan jamur tiram menjadi rendang yang terbilang unik, sehingga
konsumen dapat menjadikan produk olahan ini menjadi prospektif kedepannya.
Dari segi pemasaran, bisa memasarkan dengan cara online seperti whatsapp,
facebook, twitter, instagram, line, dan media sosial lainnya.

1.5. Masalah yang Menjadi Prioritas

Permasalahan yang menjadi prioritas pada pembuatan produk ini adalah


persaingan yang ada di pasaran. Persaingan yang terjadi yaitu produk-produk
yang sejenis masih mendominasi pasar, pada umumnya berupa rendang berbahan
dasar daging. Sehingga butuh promosi yang lebih agar produk ini dapat bersing
dengan produk-produk pesaing.

1.6. Luaran

Luaran yang diharapkan dari Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan


(PKM-K) berjudul “Peluang Usaha Industri Rumahan dengan Memanfaatkan
Jamur Tiram yang Diolah Menjadi Rendang” adalah :u
1. Mengolah jamur tiram menjadi produk lain.
2. Mengkreasikan ide pemikiran tentang pengolahan jamur tiram menjadi
sebuah produk yang bertambah nilai jualnya.

1.7. Manfaat Kegiatan

Manfaat dari kegiatan PKM-K ini adalah sebagai berikut :


1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menciptkan ide kreataif dan dapat berkarya dalam
berwirausaha dan dapat menciptakan suatu team work antar mahasiswa
4

sehingga dapat menggunakan waktu luang untuk kegiatan positif tanpa


mengganggu tugas utama sebagai mahasiswa.
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui pengolahan jamur tiram menjadi makanan
rendang sehingga dapat mengedukasi masyarakat bahwa jamur tiram menjadi
salah satu produk peluang usaha yang menguntungkan.
5

BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1. Kondisi Umum yang Menimbulkan Gagasan Usaha

Rendang yang biasa terbuat dari daging sapi sekarang bisa digantikan dengan
rendang yang terbuat dari jamur tiram. Hal ini merupakan suatu alternatif
pengganti protein yang harganya relatif lebih murah dan tak kalah nilai gizinya
disbanding kandungan daging sapi. Harga pasar daging sapi berkisar 110.000 -
130.000 kg-nya sedangkan untuk jamur tiram hanya 25.000– 30.000/ kg. Dalam
100 gram daging sapi terdapat 26 % kandungan protein sedangkan pada jamur
tiram kering kandungan proteinnya berkisar 10,5-30,4 %. Selain itu jamur tiram
juga memiliki kelebihan lainyakni dapat menurunkan kolesterol karena
kandungan lemaknya yang rendah,merupakan anti bakteri, anti tumor , juga bisa
bermanfaat mengobati berbagai penyakit diabetes dan lever. Jamur tiram juga baik
untuk pencernaan karena kandungan serat yang tinggi. Bahkan dalam 100 gram
jamur rebus mengandung 2,2 gram serat. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan
serat sebanyak 9% dalam tubuh setiap hari.

Produk olahan jamur tiram ini adalah suatu inovasi yang dilakukan untuk
mengolah jamur menjadi suatu produk yang bernilai lebih. Produk olahan jamur
tiram ini merupakan hasil kreatifitas yang dapat menciptakan sumber pendapatan
tambahan. Segmentasi konsumen dari produk ini adalah semua kalangan
masyarakat, khususnya pecinta rendang namun takut akan kolesterol.

2.2. Potensi dan Peluang

Indonesia adalah Negara agraris yang memiliki kekayaan alam berlimpah. Oleh
karena itu, jamur tiram adalah produk yang sangat mudah kita jumpai. Hal
tersebut dikarenakan jamur tiram merupakan tanaman yang dapat tumbuh liar
dialam maupun dibudidayakan. Mudahnya jamur tiram dijumpai oleh masyarakat
sehingga jamur tiram dapat diolah dan menjadi salah satu peluang usaha yang
mudah untuk dikembangkan.
6

2.3. Peluang Keberlanjutan Usaha

Dari analisis yang telah dilakukan, usaha ini memiliki peluang keberlanjutan.
Walaupun usaha ini memiliki pesaing produk-produk yang sejenis dipasaran.
Namun produk olahan jamur tiram berupa rendang ini jarang ditemui di pasar.

Keberlanjutan usaha dapat dilihat pada tabel biaya produksi, penjualan,


keuntungan dan R/C ratio, bahwa berdasarkan perhitungan untuk 1 kali produksi
usaha olahan jamur tiram menjadi randang ini sudah mendapatkan laba atau
untung.

Tabel 1. Biaya Produksi


Bahan Volume Satuan Penggunaan Harga Jumlah
Jamur Tiram 1 kg 1 25.000 25.000
Kelapa 5 butir 5 5.000 25.000
Cabai Merah 250 gr 1 10.000 10.000
Bawang Merah 250 gr 0,25 10.000 2.500
Bawang Putih 250 gr 0,5 9.000 4.500
Jahe 250 gr 0,15 4.000 600
Laos 250 gr 0,15 4.000 600
Kunyit 250 gr 0,15 2.500 375
Daun Salam 1 ikat 0,15 2.500 375
Daun Jeruk 1 ikat 0,1 3.000 300
Sereh 1 ikat 0,1 4.000 400
Merica 1 ons 0,15 15.000 2.250
Kemiri 100 gr 0,15 8.000 1.200
Pala 3 butir 0,01 5.000 50
Ketumbar 1 ons 0,05 4.000 200
Baskom 2 pcs 2 15.000 30.000
Saringan Santan 1 pcs 1 10.000 10.000
Parut 1 pcs 1 10.000 10.000
Minyak 2 liter 0,05 34.000 1.700
Gas 1 tabung 0,5 20.000 10.000
Tenaga Kerja 2 orang 0,5 60.000 30.000
Toples 200 ml 30 pcs 0,6 25.000 15.000
Toples 500 ml 30 pcs 0,3 30.000 9.000
Gula 500 gr 0,15 7.000 1.050
royco/micin 1 pcs 0,01 2.000 20
Garam 1 pcs 0,01 5.000 50
Wajan 1 pcs 1 20.000 20.000
Spatula 1 pcs 1 10.000 10.000
Jumlah 220.170
7

Tabel 2. Penjualan
20 kotak kecil 10.000
kotak
30 pcs 10 besar 15.000
Hasil Produksi
kotak kecil 200.000
Jumlah kotak
besar 150.000
Total 350.000

Tabel 3. Keuntungan
Hasil Produksi 350.000
Untung 129.830
Biaya Produksi 220.170

Tabel 4. R/C Ratio


Hasil Produksi 350.000
R/C Ratio 1,59
Biaya Produksi 220.170
8

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Teknik Pembuatan Produk

3.1.1. Cara Pembuatan

Pembuatan rendang dengan bahan dasar jamur tiram ini dilakukan dengan cara
digulai. Bahan yang telah dihaluskan, digoreng hingga mengeluarkan aroma
wangi rempah-rempah. Setelah digoreng, masukkan santan tunggu hingga
mendidih kemudian masukkan bahan dasar rendang.

3.1.2. Pengemasan

Produk yang telah diolah kemudian dikemas. Dalam olahan jamur tiram menjadi
rendang ini memiliki 2 ukuran kemasan, yaitu ukuran toples kecil (200 ml) dan
ukuran toples besar (500 ml). Kemudian kedua kemasan ini dijual dengan harga
yang berbeda yaitu Rp10.000 untuk toples kecil dan Rp15.000 untuk toples besar.

3.1.3. Pemasaran

Telah banyak jenis sushi yang bisa dijumpai di berbagai pusat perbelanjaan,
seperti pasar, departement store dan mall. Namun dari sekian banyak tempat
perbelanjaan seperti itu membuat lebih banyak pilihan dan kurang real karena
tidak bisa mencoba dan memadukan dengan selera yang sesuai dengan konsumen.
Oleh sebab itu, masyarakat harus tau tentang keberadaan produk kami. Untuk itu,
kami telah menyusun strategi pemasaran. Tahapan-tahapannya sebagai berikut:
1. Pengembangan produk
Rendang Jamur memang telah banyak dijumpai di berbagai pusat
perbelanjaan. Namun kami memberikan rasa yang berbeda dan tampak lebih
menarik serta lebih unik dengan bahan-bahan yang baru.rendang jamur ini
akan menambah citarasa baru di dunia kuliner.
2. Pengembangan wilayah pemasaran
Area pemasaran utama adalah di sekitar daerah tempat tinggal
kami.Contohnya di area kampus. Promosi dilakukan melalui kelompok-
kelompok kecil sampai pada tingkat yang lebih tinggi.
3. Kegiatan promosi
9

Promosi merupakan bagian dari proses pemasaran. Promosi sangat


mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan suatu usaha. Kami melakukan
promosi produk kami pada tahap awal melalui mulut ke mulut. Selanjutnya
dilakukan juga promosi melalui media sosial yang kini marak di dunia maya

3.2. Tahapan Pekerjaan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan produk ini yaitu jamur tiram, kelapa,
cabai merah, bawang merah, bawang putih, jahe, laos, kunyit, daun salam, daun
jeruk, sereh, merica, kemiri, ketumbar, dan pala. Alat yang digunakan adalah
toples berukuran 200 ml dan 500 ml, parut, pisau, baskom, saringan, sendok, dan
alat penggorengan.

Prosedur pembuatan produk olahan dari jamur tiram menjadi rendang ini sebagai
berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.
2. Rebus jamur tiram sampai layu, peras airnya dan suwir-suwir.
3. Haluskan semua bumbu-bumbu.
4. Parut kelapa dan kemudian diperas untuk diambil santannya.
5. Siapkan wajan, tumis bumbu yang sudah dihaluskan.
6. Tambahkan daun salam, daun jeruk, sereh dan laos yang di geprek.
7. Setelah tercium aroma wangi rempah-rempah, masukkan santan dan tunggu
hingga mendidih.
8. Masukkan jamur tiram.
9. Tambahkan penyedap seperti gula, garam, royco atau micin.
10. Masak hingga santan kering dan berminyak.
11. Angkat dan tunggu dingin, kemudian rendang dapat dikemas kedalam toples.

3.3. Pencapaian Tujuan Program

Pencapaian tujuan dari program ini adalah agar terciptanya produk rendang jamur
tiram yang mampu bersaing dengan produk-produk sejenis. Selain itu agar
mahasiswa dapat mengembangkan seni dalam bidang kewirausahaan.
10

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya

Anggaran biaya yang dibutuhkan dalam program ini adalah :

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

Peralatan penunjang (Kompor, gas,


toples, parut, pisau, baskom,
saringan santan, wajan, spatula,
minyak, dan gas), bahan (Bawang
1 merah, bawang putih, jahe, laos, 500.000
kunyit, daun salam, daun jeruk,
sereh, merica, kemiri, pala,
ketumbar, gula, royco/micin,
garam).

Bahan habis pakai (Jamur tiram,


2 200.000
kelapa, dan cabai merah).

Perjalanan (Belanja alat dan bahan,


3 1.000.000
promosi, dan Pemasaran).

Lain-lain (biaya proposal,


4 2.000.000
publikasi, administrasi, dll)

Jumlah 3.700.000
11

4.2. Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan dalam program ini adalah:


Bulan ke
PelaksanakaanKegiatan 1 2 3 4

Pencarian data dan studi literature


Persiapan dan pengadaan alat dan
bahan
Produksi
Promosi
Pemasaran
Evaluasi penjualan
Konsultasi
Pelaporan
12

DAFTAR PUSTAKA

Aida, Nur Rohmi. 2022. Apa Saja Kandungan Gizi pada Jamur Tiram, Adakah
Manfaatnya untuk Kesehatan?. Artikel.
https://www.kompas.com/tren/read/2022/12/23/063100565/apa-saja-
kandungan-gizi-pada-jamur-tiram-adakah-manfaatnya-untuk-kesehatan-?
page=all diakses pada 04 Juli 2023 pukul 21.30 WIB.

Kementerian pertanian. 2010. Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya


Jamur Tiram. Artikel.
https://ppid.pertanian.go.id/doc/1/Budidaya/Budidaya%20Jamur
%20Tiram.pdf diakses pada 04 Juli 2023 pukul 20.30 WIB

Martawijaya, et.al. 2005. Atlas Kayu Indonesia. Badan Penelitian dan


Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Bogor.

Suriawiria, U. 2002. Budidaya Jamur Turam. Yogyakarta. Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai