Materi Sesi 6
Materi Sesi 6
Konsep dasar JIT diperkenalkan pertama kali oleh the executive vice
president dari Toyota Motor Company, Taiichi Ohno, dan mulai
diterapkan kurang lebih tahun 1970. Tahun 1980, konsep JIT tersebut
mulai banyak dikenal secara luas, terutama di negara-negara barat.
Manajemen
Kualitas
Just In
Just In Time
Time
PENGERTIAN DAN PERAN JIT DALAM MANAJEMEN KUALITAS
Menurut Youssef (1994), strategi yang digunakan dalam JIT tersebut didasarkan pada :
Produksi secara campur merata (mixed production), dengan cara menghasilkan beberapa macam
produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan;
Pengurangan waktu persiapan (setup times), dengan cara mengadakan hubungan yang dekat dengan
sedikit pemasok;
Tanggap terhadap hubungan dengan pemasok, dengan cara satu kali pemesanan bahan baku namun
pengirimannya mengikuti kebutuhan proses produksi;
Kualitas pada sumbernya (quality-at-the-source), dengan cara mengerjakan segala sesuatu dengan baik
sejak awal proses;
Penekanan pada aliran proses, dengan cara proses produksi menurut permintaan pelanggan (pull
system);
Orang sebagai penyelesai masalah (people as problem solvers), dengan melibatkan seluruh personil
dalam organisasi atau perusahaan untuk menangani permasalahan secara bersama-sama dan
menggunakan tim lintas fungsi.
Manajemen
Kualitas
Just In
Just In Time
Time
STRATEGI IMPLEMENTASI JIT PADA SEKTOR MANUFAKTUR
Penerapan JIT pada industri manufaktur membutuhkan strategi penerapan yang dimulai dari pembelian, tata letak pabrik,
sistem produksi, hingga pengendalian kualitas.
Strategi Penerapan JIT dalam Sistem Produksi:
Perlu persiapan dan dukungan dari semua pihak yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan.
Penemuan sistem produksi yang tepat, yaitu dengan sistem tarik (pull system) yang bertujuan memenuhi
kebutuhan dan harapan pelanggan dengan menghilangkan sebanyak mungkin pemborosan.
Susunan lini produksi, yaitu dalam satu lini produksi harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua
kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu lini produksi tersebut dapat
menghemat biaya, biaya bahan, biaya persediaan, dan sebagainya.
Susunan sel-sel kerja yang menghemat biaya, tenaga, perhatian, dan waktu pembuatan barang, yaitu U-cell.
Merancang tata letaknya (layout) yang tepat untuk proses produksi yang menganut filosofi JIT.
Pengurangan lead time, yaitu jarak antara pemesanan barang sampai dengan barang datang. Sehingga
perusahaan harus memperhatikan jadwal produksi.
Membangun stabilitas sistem yang bertujuan agar produk yang dihasilkan standar.
Menggunakan sistem tarik (pull system)
Bersahabat atau bekerja sama dengan pemasok.
Mengadakan perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
Manajemen
Kualitas
Just In
Just In Time
Time
STRATEGI IMPLEMENTASI JIT PADA SEKTOR MANUFAKTUR
Menurut Heizer dan Render (2014), manfaat utama setelah dapat menerapkan JIT ini antara lain:
Persediaan berkurang. JIT bukan zero inventory melainkan small lot size atau minimasi persediaan.
Perbaikan kualitas, yaitu membuat hanya produk yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.
Pengurangan biaya, yaitu mengurangi biaya-biaya yang timbul akibat melakukan kegiatan yang tidak menambah nilai atau
manfaat bagi suatu produk.
Pengurangan ruang yang dibutuhkan. Perbedaan tata letak untuk perusahaan yang berproduksi dalam skala besar dan
perusahaan yang menggunakan JIT dapat dilihat pada Gambar 6.2 dan Gambar 6.3.
Pengurangan lead time (jangka waktu pemesanan barang sampai dengan kedatangan barang).
Peningkatan produktivitas.
Fleksibilitas lebih besar, yaitu dalam keahlian karyawan, jumlah unit yang dihasilkan, jumlah bahan baku yang harus
datang, dan sebagainya.
Hubungan dengan pemasok menjadi lebih baik.
Kegiatan penjadwalan dan pengendalian lebih sederhana, karena sangat tergantung keinginan pelanggan.
Peningkatan kapasitas, yang dapat dilakukan setelah pangsa pasar meningkat dan profit tinggi.
Pemberdayaan sumber daya manusia semakin baik dengan filosofi kualitas, yaitu mengadakan perbaikan secara terus-
menerus dan berkesinambungan.
Variasi produk lebih banyak mengikuti keinginan pelanggan.
Manajemen
Kualitas
Just In
Just In Time
Time
STRATEGI IMPLEMENTASI JIT PADA SEKTOR LAYANAN
Penerapan JIT pada industri jasa juga memperhatikan beberapa hal penting dan khusus yang membedakan industri jasa
dari industri manufaktur
Menurut Schniederjans (1993), ada beberapa kriteria layanan atau jasa yang dapat menggunakan JIT, antara lain:
2. Sistem jasa menghasilkan output yang bervariasi dan 5. Sistem jasa tidak dapat menghasilkan produk
tidak standar masal.
4. Sistem Jasa membutuhkan kedekatan hubungan dengan 7. Pengukuran dalam sistem jasa bersifat subyektif
pelanggan
Manajemen
Kualitas
Just In
Just In Time
Time
PENGUKURAN KINERJA YANG DIDUKUNG JIT
Penyampaian kepada
Untuk organisasi atau perusahaan pelanggan
yang melaksanakan filosofi Just In
time, ukuran kinerja tersebut Kualitas
antara lain: (Hendricks, 1994).
Produktivitas
Kinerja keuangan
Manajemen
Kualitas
Just In Time
SISTEM MRP DAN JIT DALAM CONTINUOUS IMPROVEMENT
Six sigma sebagai sistem manajemen Tingkat seberapa bagus proses produksi atau
layanan, dilihat dari seberapa banyak produk atau
six sigma bisa dipakai juga sebagai sistem praktek layanan yang dihasilkan sesuai dengan ekspektasi
manajemen yang berfokus pada empat bidang, yaitu: pelanggan
Memahami siapa pelanggannya dan apa saja
kebutuhannya. Six sigma sebagai teknik atau metode
Menyeleraskan strategi dan proses-proses inti dalam
perusahaan atau organisasi untuk memenuhi Dalam memecahkanan suatu masalah, six sigma menyediakan
kebutuhan tersebut. metode yang dikenal dengan Define Measure Analyze Improve
Menggunakan analisis data secara rinci untuk and Control (DMAIC). Define adalah memvalidasi masalah.
memahami dan meminimalkan variasi atau Measure adalah mengukur masalah tersebut. Analyze adalah
penyimpagan pada proses inti, yaitu proses produksi mencari sumber atau akar permasalahan. Improve adalah
atau layanan. menentukan, memprioritaskan, dan mengimplementasi solusi
Infrastruktur yang kuat untuk menjamin berjalannya dari tiap masalah yang sudah tervalidasi. Sementara itu,
aktivitas perbaikan dalam organisasi dapat mencapai Control adalah menjaga agar solusi yang sudah diterapkan
hasil atau kinerja yang lebih baik tetap berjalan agar permasalahan tidak muncul kembali.
Manajemen
Kualitas
Konsep Six Sigma
KONSEP SIX SIGMA
Keuntungan penerapan six sigma berbeda untuk tiap perusahaan, tergantung pada usaha
yang dijalankannya. Biasanya Six Sigma membawa perbaikan pada hal-hal berikut ini:
Pengurangan biaya
Perbaikan produktivitas
Pertumbuhan pangsa pasar
Retensi pelanggan
Pengurangan waktu siklus
Pengurangan cacat
Pengembangan produk / jasa
Manajemen
Kualitas
Konsep Six Sigma
KONSEP SIX SIGMA
Define (D)
Langkah ini adalah langkah operasional awal dalam program peningkatan kualitas six sigma. Pada tahap define
ada 2 hal yang perlu dilakukan yaitu mendefinisikan proses inti perusahan dan endefinisikan kebutuhan spesifik
kebutuhan pelanggan.
Measure (M)
Pada langkah yang kedua dalam tahapan operasional pada program peningkatan kualitas six sigma terdapat 3
hal pokok yang dilakukan yaitu menentukan karakteristik kualitas kunci, mengembangkan rencana
pengumpulan data, dan mengukur baseline kinerja.
Analyze (A)
Analyze merupakan langkah operasional ketiga dalam program peningkatan kualitas. Pada tahap ini, tiga hal
yang perlu dilakukan yaitu menentukan stabilitas dan kemampuan proses, menentukan target kinerja dari
karakteristik kualitas kunci, dan mengidentifikasi sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitas.
Manajemen
Kualitas
Konsep Six Sigma
LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN SIX SIGMA
Improve (I)
Setelah sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitas teridentifikasi, maka perlu dilakukan penetapan
rencana tindakan untuk melakukan peningkatan kualitas six sigma. Untuk mengembangkan rencana tindakan
tersebut dapat menggunakan metode 5W (what, who, why, where, dan when) dan 2H (how, how much). Tim
Proyek dapat menggunakan metode pendekatan dengan menggunakan alat sepert: diagram CEDAC (Cause
Effect Diagram with Additional Curve) atau FMEA (Failure Mode and Effect Analysis).
Control (C)
pada pendekatan six sigma, perlu dilakukan pengawasan untuk meyakinkan bahwa hasil yang diiginkan sedang
dalam proses pencapaian. Hasil tahap improve harus diterapkan dalam kurun waktu tertentu untuk dapat
dilihat pengaruhnya terhadap kualitas produk yang dihasilkan.
Manajemen
Kualitas
Konsep Six Sigma
PENERAPAN SIX SIGMA UNTUK KEMAMPUAN PROSES
Untuk membangun lean organization, maka perusahaan perlu mengunakan beberapa hal berikut ini:
Teknik JIT untuk mengurangi semua persediaan.
Membangun sistem yang membantu karyawan menghasilkan kesempurnaan setiap waktu.
Mengurangi kebutuhan ruangan dengan meminimalkan jarak penyampaian.
Mengembangkan partnership dengan pemasok sehingga mampu memahami permintaann pelanggan.
Mengedukasi pemasok agar bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
Mengeliminasi semua kegiatan yang tidak menghasilkan nilai tambah. Penanganan bahan, persediaan,
inspeksi, dan pengerjaan ulang merupakan kegiatan-kegiatan yang tidak ada nilai tambahnya.
Mengembangkan karyawan dengan cara menyusun desain pekerjaan, pelatihan, kerja tim, meningkatkan
komitmen karyawan, dan pemberdayaan karyawan.
Membuat pekerjaan lebih menantang, mendorong tanggung jawab karyawan.
Membangun fleksibilitas karyawan melalui cross-training dan pengurangan klasifikasi jabatan.
Manajemen
Kualitas
Lean Management
PULL SYSTEM
Pull System
Pull system merupakan sistem yang digunakan dalam lean operations untuk menghasilkan
produk atau memberikan layanan kepada pelanggan semua hal yang sesuai dengan
permintaan pelanggan. Oleh karena itu, proses produksi atau layanan tidak akan
mendahului permintaan pelanggan. Pull system dibantu oleh kartu perintah pengerjaan
atau pemindahan barang yang dikenal dengan kanban.
Manajemen
Kualitas
Lean Management
MENGHILANGKAN PEMBOROSAN
Pemborosan dapat terjadi pada persediaan, pembelian atau pengadaan, dan penjadwalan. Oleh karena itu,
prinsip persediaan JIT harus dilaksanakan. Menurut Hernandez (1993), yang merupakan prinsip persediaaan
JIT adalah:
Mengurangi jumlah barang yang datang.
Menghilangkan persediaan penyangga atau yang sering kita kenal dengan persediaan pengaman.
Mengurangi biaya pembelian atau pemesanan barang. Hal ini didukung dengan jumlah pemesanan
dalam jumlah besar tetapi barang yang datang ke perusahaan tersebut sesuai dengan kebutuhan
perusahaan tersebut.
Memperbaiki penanganan bahan atau barang.
Tercapainya persediaan dalam jumlah kecil (small lot size)
Mendapatkan pemasok yang dapat dipercaya.
Manajemen
Kualitas
Lean Management
MEMPERBAIKI ALIRAN PROSES PRODUKSI
Untuk dapat menata proses produksi dengan baik maka perlu lima disiplin di tempat kerja yang kita kenal
dengan istilah 5 S, yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke.
seiri atau pemilahan, yaitu disiplin di tempat kerja dengan cara melakukan
pemisahan berbagai alat atau komponen di tempatnya masing-masing sehingga
untuk mencarinya nanti bila diperlukan akan lebih mudah. Atau dikatakan
manajemen stratifikasi dan menangani penyebab. Kegiatan ini meliputi:
Membuang barang yang tidak diperlukan.
Menangani penyebab kotoran dan kebocoran.
Membersihkan ruangan.
Menangani barang yang cacat dan rusak.
Membersihkan daerah sekitar pabrik.
Mengatur gudang.
Manajemen
Kualitas
Lean Management
MEMPERBAIKI ALIRAN PROSES PRODUKSI
Menurut Oakland (1994), ada beberapa prinsip manajemen kualitas JIT antara lain:
Memelihara pengendalian proses dan membuat semua orang bertanggung jawab terhadap tercapainya
kualitas.
Meningkatkan pandangan manajemen terhadap kualitas.
Terpenuhinya pengendalian kualitas produk dengan tegas.
Memberikan wewenang kepada karyawan untuk mengadakan pengendalian kualitas produk.
Menghendaki koreksi terhadap cacat produk oleh para karyawan.
Tercapainya inspeksi 100 % terhadap kualitas produk.
Terpenuhinya pemeliharaan secara rutin oleh karyawan.
Perbaikan kualitas secara terus-menerus.
Tercapainya komitmen terhadap pengendalian kualitas jangka panjang.
Manajemen
Kualitas
EKMA4265