Anda di halaman 1dari 33

Manajemen

JUST IN TIME, SIX SIGMA Kualitas


& LEAN MANAGEMENT
Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk
bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk
mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi
yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen-
komponen lainnya

Materi yang Pelajari:


by : Suhdi JIT, dan hubungan JIT dan TQM
konsep JIT, implementasi
konsep six sigma dan penggunaan konsep six sigma
untuk kemampuan proses
konsep lean management atau lean operations dan
penerapan lean operations tersebut untuk perusahan
manufaktur dan layanan
INISIASI 6
By : SUHDI
Manajemen
JUST IN TIME, SIX SIGMA Kualitas
& LEAN MANAGEMENT

TIK , setelah mempelajari materi ini


Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan:
Pengertian dan Peran JIT dalam Manajemen Kualitas.
Implikasi Strategik Sistem JIT.
Strategi Implementasi JIT pada Sektor Manufaktur.
by : Suhdi
Strategi Implementasi JIT pada Sektor Layanan.
Pengukuran Kinerja yang Didukung JIT.
Sistem MRP dan JIT dalam Continuous Improvement.
Konsep Six Sigma.
Langkah-Langkah Melakukan Six Sigma.
Penerapan Six Sigma untuk Kemampuan Proses.
Konsep Lean Management.
Membangun Lean Organization.
Manajemen
Kualitas
Just In
Just In Time
Time
PENGERTIAN DAN PERAN JIT DALAM MANAJEMEN KUALITAS

Menurut Voss (1992), ada beberapa alasan mengapa kita harus


belajar dan memahami Just In Time ini, yaitu:
Untuk mempelajari kembali bagaimana memenangkan
persaingan, terutama dari pesaing semacam perusahaan-
perusahaan Jepang.
Menghindari berbagai kesulitan seperti dalam industri-
industri di Amerika.
Memperbaiki kualitas produk, produktivitas, dan layanan
pelanggan.
.

Konsep dasar JIT diperkenalkan pertama kali oleh the executive vice
president dari Toyota Motor Company, Taiichi Ohno, dan mulai
diterapkan kurang lebih tahun 1970. Tahun 1980, konsep JIT tersebut
mulai banyak dikenal secara luas, terutama di negara-negara barat.
Manajemen
Kualitas
Just In
Just In Time
Time
PENGERTIAN DAN PERAN JIT DALAM MANAJEMEN KUALITAS

Just In Time mendasarkan pada delapan kunci


utama, yaitu:
1. menghasilkan produk sesuai dengan jadwal yang
didasarkan pada permintaan,
2. memproduksi dalam jumlah kecil (small lot size),
3. menghilangkan pemborosan,
4. memperbaiki aliran produksi,
5. menyempurnakan kualitas produk,
6. orang-orang yang tanggap,
7. menghilangkan ketidakpastian, dan
8. penekanan pada pemeliharaan jangka panjang..
Manajemen
Kualitas
Just In
Just In Time
Time
PENGERTIAN DAN PERAN JIT DALAM MANAJEMEN KUALITAS

Big JIT merupakan suatu filosofi manajemen operasi yang


berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua
aspek kegiatan-kegiatan produksi perusahaan
Just In
Time
Little JIT menekankan pada penjadwalan, persediaan, dan
penyediaan barang maupun jasa di mana dan kapan
dibutuhkan
Manajemen
Kualitas
Just In
Just In Time
Time
PENGERTIAN DAN PERAN JIT DALAM MANAJEMEN KUALITAS

Sasaran utama Just In Time adalah meningkatkan


produktivitas sistem produksi atau operasi dengan
cara menghilangkan semua macam kegiatan yang
tidak menambah nilai bagi suatu produk.
Sasaran sistem JIT menitikberatkan pada continuous
improvement untuk mencapai biaya produksi yang lebih
rendah, tingkat produktivitas yang lebih tinggi, kualitas
dan reliabilitas produk yang lebih baik, memperbaiki
waktu penyerahan produk akhir dan memperbaiki
hubungan kerja antara pelanggan dengan pemasok
Manajemen
Kualitas
Just In
Just In Time
Time
PENGERTIAN DAN PERAN JIT DALAM MANAJEMEN KUALITAS

Sinergi dalam TQM dan JIT

JIT dan TQM merupakan filosofi yang hubungannya seperti dua


sisi sekeping mata uang logam, yang harus berjalan seiring.
JIT tidak dapat dilaksanakan bila perusahaan tersebut tidak
melaksanakan TQM dan sebaliknya.
Keduanya merupakan filosofi untuk menghilangkan pemborosan
dengan mencegah kesalahan sejak awal
Manajemen
Kualitas
Just In
Just In Time
Time
PENGERTIAN DAN PERAN JIT DALAM MANAJEMEN KUALITAS Sinergi dalam TQM dan JIT
TQM JIT
Lingkup Company-wide customer, subkontraktor Manufacturing centered, subkontraktor
Kegiatan strategik yang penting Strategik Strategik
Manajerial Manajerial
Operasional Operasional
Sasaran Laba, kepuasan pelanggan, kualitas total Pengurangan biaya dan perbaikan produktivitas dengan
pengurangan pemborosan
Prinsip Kesenangan pelanggan, manajemen berdasarkan fakta, perbaikan terus- JIT (produk/ jasa yang epnting ketika dibutuhkan
menerus dan berkesinambungan, partisipasi Jidoka = otonomasi
Elemen-elemen Dukungan dan komitmen manajemen puncak Kanban (kartu)
Kebijakan manajemen Kelancaran produksi
Partisipasi setiap departemen Small lot size production
Partisipasi setiap orang
TQM yang didukung organisasi Pengurangan persiapan (set-up)
Benchmarking Operator yang multi fungsi
Manajemen lintas fungsi Staf yang fleksibel = sedikit operator
Manajemen operasi sehari-hari
Pengendalian proses statistik, tujuh alat pengendalian kualitas Operasi yang standar
Jaminan kualitas dari penelitian dan pengembangan hingga puran jual Pengurangan labor force
Pendidikan dan pelatihan pengendalian kualitas Poka-yoke yang mudah dan aman
Gugus kualitas, kerja tim Automatic line stop
Sistem biaya kualitas Line stop authority = otonomi dan tidak ada penghalang.
Standarisasi
Diagnosis kualitas oleh manajemen puncak
Manajemen
Kualitas
Just In
Just In Time
Time
IMPLIKASI STRATEGIK SISTEM JIT

Menurut Youssef (1994), strategi yang digunakan dalam JIT tersebut didasarkan pada :
Produksi secara campur merata (mixed production), dengan cara menghasilkan beberapa macam
produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan;
Pengurangan waktu persiapan (setup times), dengan cara mengadakan hubungan yang dekat dengan
sedikit pemasok;
Tanggap terhadap hubungan dengan pemasok, dengan cara satu kali pemesanan bahan baku namun
pengirimannya mengikuti kebutuhan proses produksi;
Kualitas pada sumbernya (quality-at-the-source), dengan cara mengerjakan segala sesuatu dengan baik
sejak awal proses;
Penekanan pada aliran proses, dengan cara proses produksi menurut permintaan pelanggan (pull
system);
Orang sebagai penyelesai masalah (people as problem solvers), dengan melibatkan seluruh personil
dalam organisasi atau perusahaan untuk menangani permasalahan secara bersama-sama dan
menggunakan tim lintas fungsi.
Manajemen
Kualitas
Just In
Just In Time
Time
STRATEGI IMPLEMENTASI JIT PADA SEKTOR MANUFAKTUR
Penerapan JIT pada industri manufaktur membutuhkan strategi penerapan yang dimulai dari pembelian, tata letak pabrik,
sistem produksi, hingga pengendalian kualitas.
Strategi Penerapan JIT dalam Sistem Produksi:
Perlu persiapan dan dukungan dari semua pihak yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan.
Penemuan sistem produksi yang tepat, yaitu dengan sistem tarik (pull system) yang bertujuan memenuhi
kebutuhan dan harapan pelanggan dengan menghilangkan sebanyak mungkin pemborosan.
Susunan lini produksi, yaitu dalam satu lini produksi harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua
kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu lini produksi tersebut dapat
menghemat biaya, biaya bahan, biaya persediaan, dan sebagainya.
Susunan sel-sel kerja yang menghemat biaya, tenaga, perhatian, dan waktu pembuatan barang, yaitu U-cell.
Merancang tata letaknya (layout) yang tepat untuk proses produksi yang menganut filosofi JIT.
Pengurangan lead time, yaitu jarak antara pemesanan barang sampai dengan barang datang. Sehingga
perusahaan harus memperhatikan jadwal produksi.
Membangun stabilitas sistem yang bertujuan agar produk yang dihasilkan standar.
Menggunakan sistem tarik (pull system)
Bersahabat atau bekerja sama dengan pemasok.
Mengadakan perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
Manajemen
Kualitas
Just In
Just In Time
Time
STRATEGI IMPLEMENTASI JIT PADA SEKTOR MANUFAKTUR
Menurut Heizer dan Render (2014), manfaat utama setelah dapat menerapkan JIT ini antara lain:
Persediaan berkurang. JIT bukan zero inventory melainkan small lot size atau minimasi persediaan.
Perbaikan kualitas, yaitu membuat hanya produk yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.
Pengurangan biaya, yaitu mengurangi biaya-biaya yang timbul akibat melakukan kegiatan yang tidak menambah nilai atau
manfaat bagi suatu produk.
Pengurangan ruang yang dibutuhkan. Perbedaan tata letak untuk perusahaan yang berproduksi dalam skala besar dan
perusahaan yang menggunakan JIT dapat dilihat pada Gambar 6.2 dan Gambar 6.3.
Pengurangan lead time (jangka waktu pemesanan barang sampai dengan kedatangan barang).
Peningkatan produktivitas.
Fleksibilitas lebih besar, yaitu dalam keahlian karyawan, jumlah unit yang dihasilkan, jumlah bahan baku yang harus
datang, dan sebagainya.
Hubungan dengan pemasok menjadi lebih baik.
Kegiatan penjadwalan dan pengendalian lebih sederhana, karena sangat tergantung keinginan pelanggan.
Peningkatan kapasitas, yang dapat dilakukan setelah pangsa pasar meningkat dan profit tinggi.
Pemberdayaan sumber daya manusia semakin baik dengan filosofi kualitas, yaitu mengadakan perbaikan secara terus-
menerus dan berkesinambungan.
Variasi produk lebih banyak mengikuti keinginan pelanggan.
Manajemen
Kualitas
Just In
Just In Time
Time
STRATEGI IMPLEMENTASI JIT PADA SEKTOR LAYANAN
Penerapan JIT pada industri jasa juga memperhatikan beberapa hal penting dan khusus yang membedakan industri jasa
dari industri manufaktur

Menurut Schniederjans (1993), ada beberapa kriteria layanan atau jasa yang dapat menggunakan JIT, antara lain:

1. Sistem jasa menghasilkan produk yang bersifat intangible.

2. Sistem jasa menghasilkan output yang bervariasi dan 5. Sistem jasa tidak dapat menghasilkan produk
tidak standar masal.

6. Sistem jasa adalah padat karya dan mendekati


3. Sistem jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan
pelanggan

4. Sistem Jasa membutuhkan kedekatan hubungan dengan 7. Pengukuran dalam sistem jasa bersifat subyektif
pelanggan
Manajemen
Kualitas
Just In
Just In Time
Time
PENGUKURAN KINERJA YANG DIDUKUNG JIT
Penyampaian kepada
Untuk organisasi atau perusahaan pelanggan
yang melaksanakan filosofi Just In
time, ukuran kinerja tersebut Kualitas
antara lain: (Hendricks, 1994).

Ukuran kinerja Fleksibilitas

Produktivitas

Kinerja keuangan
Manajemen
Kualitas
Just In Time
SISTEM MRP DAN JIT DALAM CONTINUOUS IMPROVEMENT

Hubungan antara JIT, MRP, dan MRP II

Pada dasarnya MRP dengan JIT berbeda, bahkan berlawanan.


Bila JIT berproduksi berdasarkan pesanan atau permintaan pelanggan, namun MRP
lebih pada pemenuhan proses produksi untuk usaha perakitan (assembling).
MRP masih mentolerir adanya lead time dan stock on hand, sementara JIT tidak.
Sedangkan MRP II diciptakan untuk dapat mendukung JIT.
MRP II biasanya digunakan bersama dengan penerapan JIT pada industri manufaktur
untuk berproduksi mengikuti pull production system.
Oleh karena itu, pengintegrasian keduanya disebut sebagai sistem MRP II/ JIT.
Manajemen
Kualitas
Just In
Just In Time
Time
SISTEM MRP DAN JIT DALAM CONTINUOUS IMPROVEMENT

Perbandingan Sistem MRP II, JIT, dan MRP II/JIT


Karakteristik Sistem MRP II Sistem JIT Sistem MRP II/ JIT
File Material Multi-level Single-level Multi dan/ atau Single level
Penyimpanan Dalam departemen atau work centers Dalam work centers Dalam departemen dan/ atau pusat kerja
Penjadwalan Induk Produksi Penjadwalan tetap untuk periode Rata-rata penjadwalan fleksibel untuk memenuhi Penjadual tetap dan atau fleksibel
(MPS) perencanaan ke depan (a forward planning perubahan permintaan pelanggan (a current period
system) planning system)
Periode perencanaan minimum satu minggu Periode perencanaan minimum satu hari Periode perencanaan minimum satu ming-gu dan
/ atau satu hari
Berdasarkan permintaan dan peramalan Berdasarkan permintaan Berdasarkan permin-taan dan / atau pera-malan
Menggunakan sistem persediaan dorong Menggunakan sistem persediaan tarik (pull system) Menggunakan sistem persediaan dorong dan/
(push system) atau tarik
Tipe operasi Terutama Intermittent Terutama Continuous Intermittent dan/ atau continuous
Tipe Laporan pengendalian On-line dan detail Observasi fisik dengan beberapa program aplikasi On-line dan detail, tetapi mampu mendu-kung
manajemen komputer untuk sistem JIT dan bar coding sistem JIT dan persediaan dengan bar coding
Penghitungan persediaan On-line dan detail Sistem kartu fisik dengan beberapa program aplikasi On-line dan detail, dapat mendukung sistem
komputer pemasukan data
Berdasarkan permintaan persediaan Berdasarkan audit kartu kanban secara fisik selama On-line, berdasarkan data base yang ter-kumpul
sebelum produksi dimulai produksi berlangsung yang meng-gunakan kebutuhan persediaan untuk
pro-duksi MRP dan perubahan persediaan untuk
produksi JIT
Manajemen
Kualitas
Konsep Six Sigma
KONSEP SIX SIGMA

Dalam istilah bisnis


six sigma didefinisikan sebagai strategi
perbaikan bisnis untuk menghilangkan
pemborosan, mengurangi biaya karena
menghasilkan kualitas yang buruk, dan
memperbaiki efektivitas dan efisiensi semua
kegiatan operasi, sehingga mampu memenuhi
kebutuhan dan harapan pelanggan
(Antony & Banuelas, 2001).
Beberapa ahli mengartikan six sigma dengan
beberapa pemahaman, yaitu sebagai sistem
manajemen, sebagai alat ukur, dan sebagai teknik.
Manajemen
Kualitas
Konsep Six Sigma
KONSEP SIX SIGMA Six sigma sebagai alat ukur

Six sigma sebagai sistem manajemen Tingkat seberapa bagus proses produksi atau
layanan, dilihat dari seberapa banyak produk atau
six sigma bisa dipakai juga sebagai sistem praktek layanan yang dihasilkan sesuai dengan ekspektasi
manajemen yang berfokus pada empat bidang, yaitu: pelanggan
Memahami siapa pelanggannya dan apa saja
kebutuhannya. Six sigma sebagai teknik atau metode
Menyeleraskan strategi dan proses-proses inti dalam
perusahaan atau organisasi untuk memenuhi Dalam memecahkanan suatu masalah, six sigma menyediakan
kebutuhan tersebut. metode yang dikenal dengan Define Measure Analyze Improve
Menggunakan analisis data secara rinci untuk and Control (DMAIC). Define adalah memvalidasi masalah.
memahami dan meminimalkan variasi atau Measure adalah mengukur masalah tersebut. Analyze adalah
penyimpagan pada proses inti, yaitu proses produksi mencari sumber atau akar permasalahan. Improve adalah
atau layanan. menentukan, memprioritaskan, dan mengimplementasi solusi
Infrastruktur yang kuat untuk menjamin berjalannya dari tiap masalah yang sudah tervalidasi. Sementara itu,
aktivitas perbaikan dalam organisasi dapat mencapai Control adalah menjaga agar solusi yang sudah diterapkan
hasil atau kinerja yang lebih baik tetap berjalan agar permasalahan tidak muncul kembali.
Manajemen
Kualitas
Konsep Six Sigma
KONSEP SIX SIGMA

Keuntungan penerapan six sigma berbeda untuk tiap perusahaan, tergantung pada usaha
yang dijalankannya. Biasanya Six Sigma membawa perbaikan pada hal-hal berikut ini:
Pengurangan biaya
Perbaikan produktivitas
Pertumbuhan pangsa pasar
Retensi pelanggan
Pengurangan waktu siklus
Pengurangan cacat
Pengembangan produk / jasa
Manajemen
Kualitas
Konsep Six Sigma
KONSEP SIX SIGMA

Kelebihan-kelebihan yang dimiliki six sigma dibanding metode lain adalah:


Six sigma jauh lebih rinci daripada metode analisis berdasarkan statistik. Six sigma
dapat diterapkan di bidang usaha apa saja mulai dari perencanaan strategi sampai
operasional hingga layanan pelanggan dan maksimalisasi motivasi atas usaha.
Six sigma sangat berpotensi diterapkan pada bidang jasa atau non manufaktur
disamping lingkungan teknikal, misalnya seperti bidang manajemen, keuangan,
pelayanan pelanggan, pemasaran, logistik, teknologi informasi dan sebagainya.
Dengan six sigma dapat dipahami sistem dan variabel mana yang dapat dimonitor dan
direspon balik dengan cepat.
Six sigma sifatnya tidak statis. Bila kebutuhan pelanggan berubah, kinerja sigma akan
berubah.
Manajemen
Kualitas
Konsep Six Sigma
LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN SIX SIGMA

Langkah-langkah dalam menerapkan six sigma:

Define (D)
Langkah ini adalah langkah operasional awal dalam program peningkatan kualitas six sigma. Pada tahap define
ada 2 hal yang perlu dilakukan yaitu mendefinisikan proses inti perusahan dan endefinisikan kebutuhan spesifik
kebutuhan pelanggan.
Measure (M)
Pada langkah yang kedua dalam tahapan operasional pada program peningkatan kualitas six sigma terdapat 3
hal pokok yang dilakukan yaitu menentukan karakteristik kualitas kunci, mengembangkan rencana
pengumpulan data, dan mengukur baseline kinerja.
Analyze (A)
Analyze merupakan langkah operasional ketiga dalam program peningkatan kualitas. Pada tahap ini, tiga hal
yang perlu dilakukan yaitu menentukan stabilitas dan kemampuan proses, menentukan target kinerja dari
karakteristik kualitas kunci, dan mengidentifikasi sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitas.
Manajemen
Kualitas
Konsep Six Sigma
LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN SIX SIGMA

Langkah-langkah dalam menerapkan six sigma:

Improve (I)
Setelah sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitas teridentifikasi, maka perlu dilakukan penetapan
rencana tindakan untuk melakukan peningkatan kualitas six sigma. Untuk mengembangkan rencana tindakan
tersebut dapat menggunakan metode 5W (what, who, why, where, dan when) dan 2H (how, how much). Tim
Proyek dapat menggunakan metode pendekatan dengan menggunakan alat sepert: diagram CEDAC (Cause
Effect Diagram with Additional Curve) atau FMEA (Failure Mode and Effect Analysis).
Control (C)
pada pendekatan six sigma, perlu dilakukan pengawasan untuk meyakinkan bahwa hasil yang diiginkan sedang
dalam proses pencapaian. Hasil tahap improve harus diterapkan dalam kurun waktu tertentu untuk dapat
dilihat pengaruhnya terhadap kualitas produk yang dihasilkan.
Manajemen
Kualitas
Konsep Six Sigma
PENERAPAN SIX SIGMA UNTUK KEMAMPUAN PROSES

Penerapan konsep six sigma membutuhkan


dukungan manajemen puncak dan ketepatan dalam
penggunaan sumber daya, serta pemberian
pelatihan (Halliday, 2001)

Paradoks manajemen six sigma dapat dinyatakan


bahwa untuk memcapai kinerja six sigma, perusahaan
harus mengurangi kemampuan penyimpangan proses
dengan membangun variasi dan kelebihan proses
dalam organisasi (Pyzdek, 2001)
Manajemen
Kualitas
Konsep Six Sigma
PENERAPAN SIX SIGMA UNTUK KEMAMPUAN PROSES
Menurut Eckes (2000), ada beberapa penyebab kegagalan pelaksanaan six sigma, terutama karena tidak
mau mengadakan perubahan, khususnya dalam hal:
Teknik, yang disebabkan orang-orang menemui kesulitan dalam memahami teknik statistik untuk
mendapatkan informasi. Pendidikan dan keterlibatan sangat diperlukan dalam mengatasi hal ini.
Politik, yang didasarkan pada mencari solusi untuk diterapkan. Strategi untuk menghindarinya
adalah pemenuhan kebutuhan akan perubahan dan menunjukkan bagaimana perubahan
memberikan manfaat bagi semua orang.
Individu, yang meliputi karyawan yang mendapatkan tekanan sebagai hasil dari masalah-masalah
pribadi yang tidak berhubungan dengan organisasi. Strategi yang dapat digunakan untuk
mengatasinya adalah mengurangi beban kerja karyawan.
Organisasi, yang terjadi bila organisasi memegang teguh pada nilai-nilai lama. Hal ini dapat diatasi
bila ada komunikasi yang baik dari pimpinan mengenai nilai-nilai yang mendukung manfaat six
sigma.
Manajemen
Kualitas
Lean Management
KONSEP LEAN MANAGEMENT

Lean management atau lean operation menawarkan kepada pelanggan dengan


secara tepat apa yang pelanggan inginkan, tanpa pemborosan, dan melalui
proses perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
lean operations lebih berfokus eksternal atau berfokus pada pelanggan
Lean operations dikendalikan oleh aliran kerja yang dikenal dengan istilah tarikan
Konsep Lean permintaan pelanggan (the pull of the customer’s order
Manajemen Lean operations berarti mengidentifikasi nilai pelanggan dengan menganalisis
semua kegiatan yang diperlukan untuk menghasilkan produk dan
mengoptimalkan seluruh proses dari sudut pandang pelanggan
lean operations lebih menekankan pada memahami pelanggan.
memahami apa yang pelanggan inginkan dan menjamin bahwa input dari
pelanggan serta umpan balik dari pelanggan merupatan titik awal bagi lean
operations
Manajemen
Kualitas
Lean Management
KONSEP LEAN MANAGEMENT

Bila JIT cenderung berfokus internal, lean operations


apa bedanya lebih berfokus eksternal atau berfokus pada
pelanggan.
JIT dan lean JIT lebih menekankan pada penyelesaian masalah,
operations? sedangkan lean operations lebih menekankan pada
memahami pelanggan
Manajemen
Kualitas
Lean Management
MEMBANGUN LEAN ORGANIZATION

Untuk membangun lean organization, maka perusahaan perlu mengunakan beberapa hal berikut ini:
Teknik JIT untuk mengurangi semua persediaan.
Membangun sistem yang membantu karyawan menghasilkan kesempurnaan setiap waktu.
Mengurangi kebutuhan ruangan dengan meminimalkan jarak penyampaian.
Mengembangkan partnership dengan pemasok sehingga mampu memahami permintaann pelanggan.
Mengedukasi pemasok agar bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
Mengeliminasi semua kegiatan yang tidak menghasilkan nilai tambah. Penanganan bahan, persediaan,
inspeksi, dan pengerjaan ulang merupakan kegiatan-kegiatan yang tidak ada nilai tambahnya.
Mengembangkan karyawan dengan cara menyusun desain pekerjaan, pelatihan, kerja tim, meningkatkan
komitmen karyawan, dan pemberdayaan karyawan.
Membuat pekerjaan lebih menantang, mendorong tanggung jawab karyawan.
Membangun fleksibilitas karyawan melalui cross-training dan pengurangan klasifikasi jabatan.
Manajemen
Kualitas
Lean Management
PULL SYSTEM

Pull System

Pull system merupakan sistem yang digunakan dalam lean operations untuk menghasilkan
produk atau memberikan layanan kepada pelanggan semua hal yang sesuai dengan
permintaan pelanggan. Oleh karena itu, proses produksi atau layanan tidak akan
mendahului permintaan pelanggan. Pull system dibantu oleh kartu perintah pengerjaan
atau pemindahan barang yang dikenal dengan kanban.
Manajemen
Kualitas
Lean Management
MENGHILANGKAN PEMBOROSAN

Pemborosan dapat terjadi pada persediaan, pembelian atau pengadaan, dan penjadwalan. Oleh karena itu,
prinsip persediaan JIT harus dilaksanakan. Menurut Hernandez (1993), yang merupakan prinsip persediaaan
JIT adalah:
Mengurangi jumlah barang yang datang.
Menghilangkan persediaan penyangga atau yang sering kita kenal dengan persediaan pengaman.
Mengurangi biaya pembelian atau pemesanan barang. Hal ini didukung dengan jumlah pemesanan
dalam jumlah besar tetapi barang yang datang ke perusahaan tersebut sesuai dengan kebutuhan
perusahaan tersebut.
Memperbaiki penanganan bahan atau barang.
Tercapainya persediaan dalam jumlah kecil (small lot size)
Mendapatkan pemasok yang dapat dipercaya.
Manajemen
Kualitas
Lean Management
MEMPERBAIKI ALIRAN PROSES PRODUKSI

Untuk dapat menata proses produksi dengan baik maka perlu lima disiplin di tempat kerja yang kita kenal
dengan istilah 5 S, yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke.

seiri atau pemilahan, yaitu disiplin di tempat kerja dengan cara melakukan
pemisahan berbagai alat atau komponen di tempatnya masing-masing sehingga
untuk mencarinya nanti bila diperlukan akan lebih mudah. Atau dikatakan
manajemen stratifikasi dan menangani penyebab. Kegiatan ini meliputi:
Membuang barang yang tidak diperlukan.
Menangani penyebab kotoran dan kebocoran.
Membersihkan ruangan.
Menangani barang yang cacat dan rusak.
Membersihkan daerah sekitar pabrik.
Mengatur gudang.
Manajemen
Kualitas
Lean Management
MEMPERBAIKI ALIRAN PROSES PRODUKSI

seiton atau penataan, yaitu disiplin di tempat kerja


dengan melakukan penyimpanan fungsional dan
membuang waktu untuk mencari barang. Kegiatan ini
seiso atau pembersihan, yaitu disiplin di tempat
meliputi:
kerja dengan melakukan pembersihan sebagai
Memberikan tempat khusus pada semua barang.
pemeriksaan dan tingkat kebersihan. Kegiatan ini
Ada standar pengarsipan.
meliputi:
Adanya papan pengumuman yang rapi.
Membuat pembersihan dan pemeriksaan lebih
Penempatan fungsional untuk material, suku cadang,
mudah.
kartu, rak, perkakas, peralatan, dan lain-lain.
Setiap orang adalah penjaga dan pembersih
gedung.
Melakukan pemeriksaan kebersihan dan koreksi
masalah kecil.
Membersihkan tempat yang tidak diperhatikan
orang.
Manajemen
Kualitas
Lean Management
MEMPERBAIKI ALIRAN PROSES PRODUKSI

seiketsu atau pemantapan atau perawatan, yaitu


manajemen visual dan pemantapan 5 S. Kegiatan ini
meliputi: pemberian tanda, pengumuman, label,
pengaturan kabel, kode dan sebagainya secara benar

shitsuke atau pembiasaan, yaitu pembentukan


kebiasaan dan tempat kerja yang berdisiplin. Kegiatan ini
meliputi: pembersihan bersama, manajemen ruangan
umum, dan tanggungjawab individual.
Manajemen
Kualitas
Lean Management
MENYEMPURNAKAN KUALITAS PRODUK

Menurut Oakland (1994), ada beberapa prinsip manajemen kualitas JIT antara lain:
Memelihara pengendalian proses dan membuat semua orang bertanggung jawab terhadap tercapainya
kualitas.
Meningkatkan pandangan manajemen terhadap kualitas.
Terpenuhinya pengendalian kualitas produk dengan tegas.
Memberikan wewenang kepada karyawan untuk mengadakan pengendalian kualitas produk.
Menghendaki koreksi terhadap cacat produk oleh para karyawan.
Tercapainya inspeksi 100 % terhadap kualitas produk.
Terpenuhinya pemeliharaan secara rutin oleh karyawan.
Perbaikan kualitas secara terus-menerus.
Tercapainya komitmen terhadap pengendalian kualitas jangka panjang.
Manajemen
Kualitas
EKMA4265

Anda mungkin juga menyukai