Anda di halaman 1dari 15

INFEKSI HIV

DAN
REAKSI IMUNOLOG CELL TRANSCRIPTASE

Kelompok 3
Dini Agustini
210677659
Prila Khairunnisa
2106776994 PROTEASE HIV
Vahlufi Eka Putri
2106677331
SUB TOPIK

01 02 03

Jenis-jenis Fungsi limfosit Pengertian masa


receptor infeksi CD4 dan jendela (window
HIV makrofag period)
01
JENIS JENIS RECEPTOR
INFEKSI HIV
RESEPTOR HIV...
Reseptor utama infeksi HIV-1 adalah CD4, ko-reseptor
seperti CCR5 dan CXCR4. Sasaran Infeksi HIV-1 adalah
pada sel imun CD4+ yang meliputi sel T CD4+, dendritic
cell (DC), makrofag, monosit, timosit, dan sel microglia.
HIV-1 juga menginvasi usus, menurunkan jumlah sel T
CD4+ dan menyebabkan kerusakan jaringan limfoid. HIV
terus bereplikasi dan menghindari respons antivirus host,
Hal tersebut mengakibatkan terjadinya penurunan respons
imun, dan terjadi dominasi virus (Levy, 2009).
Chimeric antigen receptor (CAR)
Chimeric antigen receptor (CAR) merupakan reseptor sintetik yang
dimodifikasi untuk memiliki spesifisitas yang arbitrer ketika disisipkan
pada sel efektor imun, seperti sel T. Komponen primer dari CAR terdiri
atas tiga domain: ekstraseluler, transmembran, dan intraseluler.
Karakteristik utama dari domain ekstraseluler atau ektodomain terletak
pada single-chain Fragment variant (scFv) yang merupakan hasil fusi dari
rantai berat dan ringan dari immunoglobulin berfungsi sebagai daerah
peptide sinyal dan rekognisi antigen sehingga mampu mengenali dan
mengikat epitop dari target dengan afinitas yang tinggi.
Gambar 3.
Kapasitas proliferasi (kiri) dan
kesintasan jangka panjang (kanan)
dari sel T CAR ganda dibandingkan
dengan kontrol

Gambar 2.
Konstruk tiga generasi dari CAR

Gambar 4.
Penurunan viremia akut
dengan sel T CAR ganda
secara signifikan
dibandingkan dengan
kelompok tanpa perlakuan.
02
Fungsi Limfosit CD4 dan Makrofag
2. Fungsi Limfosit CD4 dan Makrofag
● Sel limfosit CD4 ini merupakan koreseptor yang akan membantu T-cell reseptor (TCR) dengan APC
(antigen presenting cell). Peningkatan CD4 dengan membentuk TCR dengan menarik enzym, yang
disebut tyrosine kinase, yang merupakan bagian yang penting dalam signaling cascade yang terktifasi T-
sel.
● Membantu mengidentifikasi dan menghancurkan pathogen penyebab infeksi, termasuk bakteri, jamur,
dan virus.
● Meregulasi sistem imun agar berjalan dengan baik, dengan mekanisme merangsang sistem imun
spesifik berupa menginduksi aktivitas makrofag, fagosit untuk khemotaksis dan proses fagositosis benda
asing.
● Memberi sinyal pada sel-sel imun lain terkait adanya bahaya dari patogen yang masuk ke tubuh.
● Menginduksi sel imun lain untuk memicu respon imun dengan mengeluarkan sitokin setelah mengenali
antigen. Fungsi ini juga dikenal sebagai pengatur utama respons imun dalam tubuh.
● Merangsang sel B (limfosit B) untuk menghasilkan antibodi
dan produksi antibodi (dalam sistem imun spesifik humoral).
● Meningkatkan presentasi antigen dan kostimulasi DC
(Dendritic cell).
● Mengatur sel CD8+ dan NK untuk membunuh sel sasaran
yang terkena virus (dalam mekanisme fungsi seluler).
● Memainkan peran sentral dalam produksi kadar IL-2 dan
aktifasi limfosit T CD4+ dengan afinitas tinggi melalui
interaksi dengan receptor IL-2 yaitu IL-2R.
● Pemeriksaan CD4 dilakukan untuk mengetahui status imun
dan perkembangan penyakit pada seseorang yang terinfeksi
HIV.
Makrofag memiliki peranan yang penting agar
sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi dengan
baik. Fungsi utama dari makrofag ini diantaranya:

● Sel yang berperan utama dalam menjalankan


fungsi imun bawaan dan adaptif. Efektor imun
yang poten ini berperan penting dalam
mengeliminasi patogen melalui proses
fagositosis dan produksi spesies oksigen dan
nitrogen reaktif.
● Menginisiasi respon inflamasi
● Menstimulasi respon imun adaptif
● Menjaga homeostasis jaringan
● Menjaga perkembangan jaringan dan
memperbaiki jaringan yang rusak.
● Memiliki kemampuan menghancurkan
organisme intraseluler, misalnya kandida
albikans dan toksoplasma gondii.
PERIODE JENDELA
Pengertian Masa Jendela (Window Period)
Tahapan infeksi HIV menjadi AIDS pada masa inkubasi menurut
International Labour Organization (ILO) 2011 dan Dewi (2013) adalah
sebagai berikut : 2.
1. Tahap AIDS
Tahap Jendela (Simptomatik/
(Window Period) Pembesaran
Kelenjar Limfe)
3.
Masa HIV Tidak
Bergejala
(Asimtomatik)
1. Tahap Jendela 2. Tahap AIDS
(Window Period) (Simptomatik/Pembesaran
Kelenjar Limfe)
02

Terjadinya penurunan sel T-4


dibawah 200/mikroliter, karena
sistem imun individu sudah
berkurang maka muncul gejala

01 03 penyakit ikutan (opportunistik)


yang dimulai dengan keringat
berlebih pada malam hari, diare
terus menerus dan flu
Belum muncul gejala secara fisik, tubuh masih berkepanjangan kemudian pada
berfungsi secara normal namun sudah mampu tahap stadium lanjut muncul
menularkan HIV kepada orang lain. Tahap ini radang paru-paru, kanker kulit,
3. Masa HIV Tidak
berlangsung sekitar 5-10 tahun infeksi otak dan gejala
Bergejala
opportunistik lainnya
(Asimtomatik)
REFERENSI
Budiarti, R. (2018). HIV Infection: Immunopathogenesis and Risk Factor to Fishermen. Oceana Biomedicina Journal, 1(1), 25-43.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). HIV Window Period. 2022. Tersedia di : https://www.cdc.gov/hiv/basics/hiv-testing/hiv-window-period.html

Hadi, S., & Triyuliati, T. Kadar IFN-γ (fungsi TH-1 CD4+) dan IL-4 (Fungsi TH-2 CD4+) pada Penderita Artritis Lepra. MEDIA MEDIKA INDONESIANA, 44(4), 44-48.

Khotimah Khotimah, Indra Frana Jaya KK, Kirana Patrolina Sihombing, dkk. 2022. Penyakit Gangguan Sistem Tubuh. Makassar. Yayasan Kita Menulis. Tersedia di :
https://www.google.co.id/books/edition/Penyakit_Gangguan_Sistem_Tubuh/VDJtEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1

Muhammad, Arrayyan & Nursabur, Bistamy Muhammad.2021. Potensi Sel T CAR CD4 Ganda Sebagai Imunoterapi Mutakhir Terhadap HIV-AIDS: Sebuah Tinjauan
Pustaka. Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjajaran, Sumedang DOI: 10.6084/m9.figshare.14306918.v1

Sampepajung, R. D. (2019). HUBUNGAN ANTARA JUMLAH LIMFOSIT TCD4+ DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF PADA PASIEN TERINFEKSI HIV
(Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).

Savira, M. (2017). Imunologi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dalam Kehamilan. Jurnal Ilmu Kedokteran (Journal of Medical Science), 8(1), 1-7.

Siregar, F. M. (2019). Immunosenescence: Penuaan Pada Sel Makrofag. Jurnal Ilmu Kedokteran (Journal of Medical Science), 13(1), 14-22.

Sukowati, E. G. (2011). PENGARUH PEMBERIAN EICOSAPENTAENOIC ACID (EPA) TERHADAP JUMLAH SEL T CD4 PADA PASIEN KARSINOMA MAMAE
STADIUM III YANG MENDAPATKAN KEMOTERAPI (Doctoral dissertation, Diponegoro University).

Wangko, S., & Karundeng, R. (2014). Komponen sel jaringan ikat. JURNAL BIOMEDIK: JBM, 6(3).

Widiyanti, M., & Hutapea, H. (2015). Hubungan Jumlah Cluster of Differentiation 4 (CD4) dengan Infeksi Oportunistik Pada Pasien HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) DOK II Jayapura. Jurnal Biologi Papua, 7(1), 16-21.
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai